19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nodul tiroid sangat sering ditemukan, dengan incidence rate setiap tahunnya berkisar antara 4-8%. Menurut data WHO 2004, karsinoma tiroid jarang terjadi dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh. Karsinoma tiroid biasanya merupakan keganasan sistem endokrin. Dijumpai secara primer pada usia dewasa muda dan pertengahan, dengan sekitar 122.000 kasus baru per tahun di seluruh dunia.2,3 Insidensi di Amerika Serikat sekitar 25-30 kasus per juta penduduk. Karsinoma tiroid menyebabkan 7000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Wanita tiga kali lebih sering terkena daripada pria, mungkin berkaitan dengan ekspresi reseptor estrogen di epitel tiroid neoplastik.4,5 dan dapat muncul pada usia berapa saja, ratarata berusia 40 tahun. Pada kasus karsinoma papiler dilaporkan lebih dari 90% merupakan keganasan tiroid yang menyerang anak-anak. Pada 5-10% kasus, dijumpai riwayat terpapar radiasi pengion pada leher.5,6 Karsinoma tiroid digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan gambaran mikroskopik, yakni papiler, folikular, meduler dan anaplastik. Tipe papiler, folikular dan anaplastik berasal dari epitel folikel tiroid, sedangkan tipe meduler berasal dari sel-sel pensekresi yaitu kalsitonin dan parafolikular (sel C). Campuran antara karsinoma papiler dan folikular dapat juga terjadi, tetapi bersifat persis menyerupai Universitas Sumatera Utara 20 karsinoma papiler murni.4 Selain karsinoma, keganasan komponen non epitelial dan metastasis dari organ lain juga dapat ditemukan pada tiroid.10 Hampir seluruh pasien datang dengan keluhan penyakit pada leher. Penyakit yang berlokasi pada kelenjar tiroid dijumpai pada 67% kasus, tiroid dan lymph node 13%, dan lymph node sendiri sebanyak 20%.6 Biopsi aspirasi jarum halus kelenjar tiroid telah ditetapkan sebagai pemeriksaan diagnostik baku dan lebih disukai untuk mengevaluasi goiter dan merupakan pemeriksaan efektif tunggal untuk diagnosis preoperatif nodul tiroid soliter serta prosedur diagnostik pada nodul tiroid terutama dalam menentukan suatu neoplasma. Juga dapat digunakan sebagai deteksi dini atau skrining pada kanker tiroid. Nilai diagnostiknya bervariasi dimana positive predictive value diagnosis karsinoma papiler mendekati 100%, sedangkan diagnosis suspicious untuk neoplasma folikular hanya 5-10%. Angka negatif palsu didapatkan kurang dari 1% sehingga pemeriksaan ini sering dilakukan dan dapat dipercaya.7,8,9,10,11,12,13 Prinsip utama daripada pelaksanaan biopsi aspirasi jarum halus pada nodul tiroid adalah untuk memilih pasien-pasien yang memerlukan tindakan pembedahan pada kelainan neoplasma atau pengobatan (medikamentosa) pada kelainan fungsional atau peradangan. Biopsi aspirasi jarum halus terbukti dapat mengurangi tindakan pembedahan sampai 20-50%.10,11,12,13 Lesi-lesi tiroid yang kemungkinan dapat diidentifikasi pada sitologi aspirasi antara lain : kista, goiter (colloid goiter), tiroiditis (akut, subakut/de Quervain’s, limfositik/Hashimoto’s disease, Riedel’s struma/fibrosis thyroiditis), tumor (tumor Universitas Sumatera Utara 21 folikular, adenoma folikular, karsinoma folikular), Hűrthle cell tumor (adenoma sel Hűrthle, karsinoma sel Hűrthle), karsinoma lain (papiler dan varian-variannya, meduler, anaplastik/large dan small-cell type), malignant lymphoma, tumor malignan yang jarang dan metastasis tumor.10 Pada satu studi rumah sakit, Boedisantoso pada tahun 1993 melaporkan kasus nodul tiroid di RSCM Jakarta sebesar 50,3%.14,15 Di Medan sendiri tidak ada data statistik resmi mengenai angka kejadian karsinoma tiroid yang relatif banyak ditemukan, sehingga peneliti ingin mencari angka insidensi karsinoma tiroid tersebut pada penderita yang telah menjalani pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik, Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU, sejumlah rumah sakit dan laboratorium swasta di Medan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan adalah relatif masih tingginya angka kejadian karsinoma tiroid di Sumatera Utara pada umumnya dan kota Medan pada khususnya dan peran yang begitu penting dari pemeriksaan sitopatologi untuk menegakkan tipe karsinoma ini, maka sangat dibutuhkan data statistik untuk melihat profil penderita karsinoma tiroid. Universitas Sumatera Utara 22 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui profil penderita karsinoma tiroid primer yang didiagnosis berdasarkan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU, Instalasi Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik Medan, 3 rumah sakit, 2 praktek swasta dokter spesialis Patologi Anatomi dan 2 laboratorium swasta di Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi penderita karsinoma tiroid primer (jenis kelamin, umur) yang datang berobat di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU, Instalasi Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik, 3 rumah sakit, 2 praktek swasta dokter spesialis Patologi Anatomi dan 2 laboratorium swasta di Medan. 2. Mengetahui distribusi tipe sitologi karsinoma tiroid primer. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Untuk memperoleh data tentang karsinoma tiroid primer yang telah dilakukan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU, Instalasi Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik, 3 rumah sakit, 2 praktek swasta dokter spesialis Patologi Anatomi dan 2 laboratorium swasta di Medan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitianpenelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara