Himbara Tak Setuju Bank Pembangunan

advertisement
bisnis/finansial
kilas
G-20 Susun Standar
Perlindungan Nasabah
JAKARTA — Pertemuan menteri
keuangan dan gubernur bank
sentral kelompok negara G-20 di
Washington, DC, Amerika Serikat, membahas perlunya standar perlindungan nasabah jasa
keuangan. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia
Difi Ahmad Johansyah mengungkapkan G-20 menugasi Financial
Stability Board dan Organization
for Economic Cooperation and
Development untuk merumuskan mekanisme penyelesaian
sengketa nasabah dan bank, regulasi terkait dengan pelanggaran SOP produk keuangan, serta
peningkatan transparansi dan
edukasi nasabah. ● FEBRIANA FIRDAUS
Anggaran Tiga K/L
Dipotong
JAKARTA — Tiga kementerian
dan lembaga negara mendapat
sanksi pemotongan anggaran
Rp 1,6 miliar karena tak memaksimalkan belanja anggaran
2010. Ketiganya adalah Kementerian Hukum Rp 897 juta;
Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Rp
159 juta; serta Perpustakaan
Nasional Rp 584 juta.
Wakil Menteri Keuangan Any
Ratnawati mengatakan pemotongan anggaran itu dilakukan
untuk mendorong kinerja.
● IRA GUSLINA
KAMIS, 21 APRIL 2011
Himbara Tak Setuju
Bank Pembangunan
Menteri Mustafa
memilih
mengoptimalkan
bank-bank BUMN.
JAKARTA — Himpunan
Bank-bank Negara (Himbara) tak setuju pemerintah membentuk lembaga
keuangan baru sebagai
bank pembangunan Indonesia. Ketua Himbara Gatot Suwondo mengatakan
membentuk bank bukan
perkara sederhana.
“Memangnya gampang
bikin bank, modalnya siapa
yang nanggung, bagaimana
dengan sumber daya manusianya?” kata Gatot setelah
mengikuti pembukaan pameran Inacraft di Jakarta
Convention Center kemarin.
Pernyataan itu disampaikan Gatot menanggapi
usul Ketua Kamar Dagang
dan Industri Suryo B. Sulistyo mendirikan Bank
Pembangunan yang khusus
membiayai proyek-proyek
infrastruktur dengan bunga murah dan jangka
panjang. Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono me-
respons dengan meminta
Kadin mengajukan proposal resmi.
Seperti diketahui, Indonesia pernah membentuk
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Bank yang
didirikan negara di era
1970-an itu ditugasi membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan
jangka menengah dan
jangka panjang di sektor
manufaktur, transportasi,
dan pariwisata.
Bapindo berawal dari
Bank Industri Negara yang
didirikan pada 1951. Ketika
krisis
moneter
pada
1997/1998 menghantam Indonesia, Bapindo termasuk
salah satu yang kolaps. Pada
Juli 1999,sebagai bagian dari penyelamatan perbankan
nasional, Bapindo dimerger
dengan tiga bank lainnya
membentuk Bank Mandiri.
Gatot mengatakan pihak
bankir belum diajak berdialog mengenai wacana
tersebut. Meski belum
mendapatkan konsep dari
Kadin, Himbara cenderung
menolak
pembentukan
bank baru.
Bank-bank pemerintah
yang ada saat ini, menurut
Gatot, masih mampu membiayai proyek infrastruktur. “Tanpa disuruh, kami
siap. Masalahnya, tinggal
ada atau tidak debitor dan
proyeknya?” ucap Direktur
Utama Bank BNI ini.
Ia membantah kabar
perbankan nasional saat
ini mematok bunga tinggi
dan menghindari pembiayaan proyek pembangunan
infrastruktur berjangka
panjang. Mahalnya biaya
pembangunan infrastruktur, kata Gatot, tak semata
karena pengaruh bunga
bank yang tinggi.
Menteri Badan Usaha
Milik Negara Mustafa
Abubakar
mengatakan
pembentukan bank pembangunan perlu kajian serius. “Sedang kami pelajari,” katanya di kantor
Menteri Koordinator Perekonomian kemarin.
Mustafa mengatakan pemerintah condong mengoptimalkan bank-bank negara yang sudah ada diarahkan lebih berfokus pada pembiayaan infrastruktur. ● MUHAMMAD TAUFIK | IRA GUSLINA |
FEBRIANA FIRDAUS
B2
Batasan Bunga
Kartu Kredit Dibahas
JAKARTA — Asosiasi Kartu
Kredit Indonesia (AKKI)
mengusulkan penurunan bunga kartu kredit. Hal itu dibahas AKKI dan Bank Indonesia dalam penyusunan
standardisasi aturan penagihan utang kartu kredit
yang akan dimasukkan dalam revisi Peraturan Bank
Indonesia.
“Sebenarnya memang sudah lama Bank Indonesia
mendorong bunga kredit turun agar tidak mencekik nasabah,” kata General Manager AKKI Steve Martha ketika dihubungi kemarin. AKKI
dan Bank Indonesia melakukan pembahasan tertutup di
Bandung, Jawa Barat.
Steve mengatakan bunga
kredit tanpa agunan tersebut
bisa ditekan hingga level 2-3
persen per bulan. Saat ini bunga kartu gesek yang mencapai 3-4 persen itu sering kali
membuat nasabah menunggak cicilan utangnya.
Sebelumnya, Kepala Biro
Hubungan Masyarakat Bank
Indonesia Difi Ahmad Johansyah menjelaskan, bunga
kartu kredit per tahun minimal bisa mencapai 30 persen.
Hal ini diakibatkan penetapan bunga kredit minimal 2,5
persen per bulan.
Bahkan ada bank yang menawarkan bunga hingga 3,5
persen sehingga total bunga
mencapai 42 persen. Selain
itu, nasabah masih dibebani
tambahan biaya lain, seperti
meterai. Pembayaran melalui
ATM yang juga dikenai biaya
sering tak disadari nasabah.
“Nasabah terkejut saat mengetahui tagihan kartu kredit
plus bunganya,”kata Difi.
Direktur Utama Bank BNI
Gatot Suwondo mengatakan
pengetatan aturan kartu kredit tak akan mempengaruhi
target kinerja bank. “Kami
oke-oke saja,” kata Gatot setelah menghadiri pembukaan
pameran Inacraft di Jakarta
Convention Center kemarin.
Wakil Direktur Utama
Bank BCA Jahja Setiatmadja
juga mengaku tidak keberatan. Pengetatan aturan akan
menjadikan bank lebih berhati-hati memilih nasabah
kartu kredit. Meski demikian,
ia meminta adanya masa peralihan minimal satu tahun.
● FEBRIANA FIRDAUS | ANANDA BADUDU |
MUHAMMAD TAUFIK
IKLAN
Download