1. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia A. Pengertian bahasa Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masingmasing mempunyaimakna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakiliKumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kitaharus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkataturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa. Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci fonologi, morfologi, sintaksis, semantikdan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal besertaunsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi, B. Fungsi bahasa a. b. c. d. Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi: untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah- indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan. untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis). Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagaimakhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama,mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing.Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya,mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiapujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. Ia memerlukaninformasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.Contoh lain, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi perusahaan tanpainformasi tidak mungkin dapat mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya bahasa juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang. C. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan. a. b. c. d. 1. Bahasa Nasional Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai: Lambang identitas nasional, Lambang kebanggaan nasional, Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan Alat perhubungan antarbudaya dan daerah. 2. Bahasa Negara Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: bahasa resmi negara, b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, c. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan d. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi. a. D. Bahasa Indonesia baku Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yangdipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yangbaku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksuddengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yangtetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam: a. Komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman instansi resmi atau undang-undang; b. Tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-buku ilmu pengetahuan c. Pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; dan pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal. E. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain : a. b. c. d. e. Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata. Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacammacam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku. Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani. f. Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu. g. Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘). h. Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran. Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca. Mengetahui Fungsi Bahasa Secara Umum Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa. Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia. Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu : 1. Fungsi praktis Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari. 2. Fungsi cultural Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan. 3. Fungsi artistic Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra. 4. Fungsi edukatif Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Fungsi politis Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan. Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb: 1. Bahasa sebagai alat komunikasi Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya. 2. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. Mengetahui Fungsi Bahasa Secara Khusus : Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia secara umum Istilahke dudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan pernah kita pakai. Misalnya dalam kalimat “Bagaimana kedudukan dia sekarang?”, “Apa fungsi baut yang Saudara pasang pada mesin ini?”, dan sebagainya. Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secara tersirat kita sudah mengerti maknanya. Hal ini terbukti bahwa kita tidak pernah salah pakai menggunakan kedua istilah itu. Kalau demikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi bahasa? Samakah dengan pengertian yang pernah kita pakai? Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari, yang di dalamnya selalu ada nilainilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia seharihari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu. Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai oleh pemakainya (baca: masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan. Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya. Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan ‘label’ yang dikenakan padanya. Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual), akan dapat ‘memilahmilahkan’ sikap dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Mereka tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui apan dan dalam situasi apa bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa yang lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa (-bahasa) itu akan menjadi terarah. Pemakainya akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur bahasa lain yang ‘masuk’ ke dalamnya. Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsur- unsur yang dianggap merugikannya akan ditolak. Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk menentukan kapan, misalnya, suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak diterima, dan kapan seharusnya ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan- ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa. 2. RAGAM BAHASA Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa. Fungsi Bahasa : 1. Alat komunikasi; 2. Alat ekspresi Diri; 3. Alat adaptasi dan integrasi sosial; 4. Alat kontrol sosial Macam-macam Ragam Bahasa Indonesia A. Berdasarkan media: 1. ragam lisan 2. ragam tulis B. Berdasarkan cara pandang penutur : 1. ragam dialek 2. ragam terpelajar 3. ragam resmi 4. ragam tak resmi C. Berdasarkan topik pembicaraan : 1. ragam bahasa ilmiah; 2. ragam hukum; 3. ragam bisnis; 4. ragam agama; 5. ragam sosial; 6. ragam kedokteran; 7. ragam sastra; Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis (1) : A. Ragam Lisan 1. Memerlukan orang kedua/teman bicara; 2. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu; 3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. 4. Berlangsung cepat; 5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; 6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi; 7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. B. Ragam Tulis 1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; 2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu; 3. Harus memperhatikan unsur gramatikal 4. Berlangsung lambat; 5. Selalu memakai alat bantu; 6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; 7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca. Ragam Bahasa Ilmiah Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah : 1) Bahasa Indonesia ragam baku; 2) Penggunaan kalimat efektif; 3) Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda; 4) Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias; 5) Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; 6) Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea. Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar a. Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya; b. Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten 3.EYD DAN TANDA BACA EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Ejaan membicarakan tentang : penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Macam-macam Ejaan : 1. Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901; 2. Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947; 3. Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958; 4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972. Perbedaan antara Ejaan Van Ophuysen dengan Ejaan Soewandi A. Ejaan Van Ophuysen 1. Huruf j untuk kata : sajang, bajang, pajah, dll. 2. Huruf oe untuk kata: goeroe, boekoe, dll. 3. Tanda diakritik berbentuk koma ain, untuk kata : ta’ , pa’ B. Ejaan Soewandi 1. Huruf oe berubah menjadi u: buku, saku, guru dll. 2. Tanda diakritik berubah menjadi k, seperti : tak, pak. 3. Awalan dan kata depan di & ke ditulis serangkai / digabungkan dengan kata yang mengikutinya. 4. Angka 2 dipakai untuk pemakaian kata ulang. Contoh kata Ejaan Van Ophujsen (1901 – 1947) 1. Khoesoes 2. Djoem’at 3. Ja’ni 4. Pajoeng 5. Tjoejoe 6. Soenji 7. Goeroe 8. Njoenja Ejaan Soewandi ( 1947 – 1972 ) 1. Chusus 2. Djum’at 3. Jakni 4. Pajung 5. Tjutju 6. Sunji 7. Guru 8. Njonja Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD. Hal yang ditekankan pada EYD adalah : 1. Pemakaian huruf 2. Penulisan huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan unsur serapan 5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi Perubahan yang terjadi di EYD dibanding Ejaan Soewandi (1) : 1. Huruf f, v, z, q & x diresmikan pemakaiannya menjadi huruf BI.; 2. Angka 2 untuk kata ulang dihapuskan, untuk penulisannya harus ditulis berulang diikuti tanda hubung; 3. Awalan di & ke ditulis serangkai, dan kata depan di & ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya; Contoh : awalan dan kata depan Awalan di dan ke 1. Didepan; 2. Ditulis; 3. Diundang; 4. Kemudian; 5. Kepada; 6. Kedepan Kata Depan di- dan ke1. Di pasar 2. Di kampus 3. Di meja 4. Ke pasar 5. Ke kampus 6. Ke pasar Perubahan yang terjadi di EYD dibanding Ejaan Soewandi (2) : Beberapa huruf berubah penulisannya : - tj : c = tjukup - cukup - ch : kh = chusus - khusus - nj : ny = njonja- nyonya - sj : sy = sjarat - syarat - dj :j = djalan - jalan -j :y = dajang - dayang Singkatan dan Akronim 1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. 2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata. Lafal Singkatan dan Kata Singkatan Lafal tidak baku Lafal baku 1. AC [ a – se ] [ a – ce ] 2. BBC [ bi – bi – se ] [ be – be- ce ] 3. LNG [ el – en – gi ] [ el – en – ge ] 4. TVRI [ ti – vi- er – i ] [ te – ve - er- i ] 5. MTQ [ em – te – kyu ] [ em – te – ki ] 6. IGGI [ ay– ji – ji – ay ] [ i – ge – ge – i ) 7. IUD [ ay – yu – di ] [ i – u – de ] 8. RCTI [ er– se –te – ay ] [ er – ce – te – i ] Contoh singkatan & akronim Singkatan 1. No : Nomor 2. PT : Perseroan terbatas 3. PT : Perguruan Tinggi 4. BUMN 5. DKI 6. RCTI 7. Kg 8. CV : Curriculum Vitae 9. Dll. Akronim 1. FISIP 2. ISPA 3. KONI 4. Bappenas 5. Kadin 6. Jamsostek 7. Seskoal 8. Dll. 4. DIKSI / PILIHAN KATA Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Ketepatan : dapat mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan; 2. Kesesuaian : kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan keadaan. I. Kata – kata yang memiliki persamaan dibeberapa bagian : a. Sinonim : persamaan arti b. Antonim : lawan arti c. Homonim : persamaan bentuk beda arti d. Homofon : persamaan bunyi beda arti e. Homograf : persamaan bentuk beda arti f. Hiponim : kata turunan dari kata lainnya g. Hipernim : kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya. II. DENOTASI dan KONOTASI : contoh : 1. Ayahnya pekerja di kantor itu. 2. Ayahnya pegawai di kantor itu. 3. Ayahnya buruh di kantor itu. 4. Gadis itu bunga di desanya. 5. Penata bunga itu sedang bekerja. 6. Banyak kupu-kupu beterbangan di malam hari diatas kebun bunga nenek. 7. Kupu – kupu malam itu ditangkap petugas trantib. III. ABSTRAK dan KONGKRIT : contoh : 1. Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior. 2. Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi, prosa, dan kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebebasan yang diberikan pihak universitas. IV. UMUM DAN KHUSUS : Contoh : 1. Perlengkapan kantor yang baru dibeli itu hilang dicuri maling, seperti : komputer, printer, dan pemotong kertas. 2. Penata bunga itu merangkai beraneka bunga seperti : melati, mawar, anyelir dan anggrek di meja panjang itu. 3. Bentuk-bentuk surat dapat dilihat pada buku itu seperti: surat dinas, surat pajak, dan surat pribadi. V. Kata dalam percakapan : JARGON : Kata-kata teknik yang dipakai oleh segolongan/ kelompok tertentu dalam berkomunikasi. Bentuknya bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse. SLANG : kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta karena para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan. VI. PERUBAHAN KATA : Meluas : putra-putri, bapak, ibu, dll. Menyempit : sarjana, kiai, pendeta, dll. Sinestesia : mukanya masam, panjang tangan, bermuka dua, dll. Amelioratif : istri - bini Asosiasi : amplop, sogok. Peyoratif : oknum, gerombolan, antek. 5. KALIMAT Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Unsur-unsur kalimat terdiri dari : Subyek, predikat, obyek, pelengkap dan keterangan. Unsur-Unsur Kalimat 1. Subyek (S) : bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subyek biasanya diisi kata benda, frasa atau klausa; 2. Predikat (P) : bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana subyek (pelaku); 3. Obyek (O) : bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa nominal. Letak obyek (O) selalu dibelakang predikat (P); 4. Pelengkap (Pel) : bagian kalimat yang melengkapi predikat (P) atau obyek (O). Letak pelengkap (Pel) umumnya dibelakang predikat yang berupa verba; 5. Keterangan (Ket) : bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lain. Unsur keterangan (Ket) dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya dalam kalimat bersifat manasuka. Jenis-jenis keterangan : a. Tempat : di, ke, dari, (di) dalam, pada; b. Cara : secara, dengan cara, dengan jalan; c. Waktu : pada, dalam, se-, sebelum, dll; d. Alat : dengan; e. Tujuan : supaya, untuk, bagi, demi; f. : dengan, bersama, beserta; Penyerta g. Penyebaban : karena, sebab; h. Similatif : seperti, bagaikan, laksana. Pola Kalimat Dasar 1. S-P :Saya sedang makan. 2. S-P-O : Saya sedang makan nasi. 3. S-P-Pel. : Saya sedang makan pagi. 4. S-P-Ket. : Saya sedang makan di meja. 5. S-P-O-Pel. : Saya sedang makan nasi goreng. 6. S-P-O-Ket. : Saya makan nasi dengan tempe. 7. S-P-O-Pel-Ket :Saya makan nasi goreng dengan telur dadar. Jenis-jenis Kalimat Kalimat dibedakan menurut : 1. Jumlah klausa 2. Fungsi isinya 3. Kelengkapan unsurnya 4. Susunan subyek predikatnya. Kalimat berdasarkan jumlah klausa Kalimat tunggal : a. kalimat nominal b. kalimat adjektival c. kalimat verbal d. kalimat numerial Kalimat majemuk : a. kalimat majemuk setara b. kalimat majemuk bertingkat Berdasarkan fungsi isinya 1. Kalimat berita / deklaratif 2. Kalimat tanya / interogatif 3. Kalimat perintah / imperatif 4. Kalimat seru / ekslamatif 6.KALIMAT EFEKTIF Kalimat yang benar yang jelas sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dipahami pembaca. Ciri-ciri kalimat: 1. Kesepadanan; 2. Kesejajaran; 3. Ketegasan; 4. Kehematan; 5. Kecermatan; 6. Kepaduan; 7. Kelogisan. 1) Kesepadanan : keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan dicirikan dengan a. Kalimat harus jelas Subjek dan Predikatnya. Kalimat menjadi tidak efektif karena di depan subjek ada kata depan. b. Tidak boleh ada subjek ganda. c. Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. d. Predikatnya tidak didahului kata yang. Contoh kalimat yang tidak sepadan. 1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (salah) 2) Soal itu saya kurang jelas (salah) 3) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.(salah) 4) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.(salah) 2. Kesejajaran/ keparalelan Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang berpararel. contoh: a. b. c. Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di dalam bagasi tibatiba mati. Harga minyak tanah dibekukan atau kenaikan secara wajar. Penyelesaian pembangunan gedung itu menitikberatkan pada merenovasi ruang, penataan taman, dan pemasangan lampu-lampu. 3. Ketegasan / penekanan: suatu perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Ketegasan dapat dilakukan dengan a. Mengubah posisi dalam kalimat. b. Membuat urutan kata secara bertahap. c. Melakukan pengulangan kata / repetisi. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. e. Menggunakan partikel penekan. Contoh dari ketegasan. 1) *Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. *Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negaranya dengan kemampuan yang ada pada dirinya. 2. Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta telah disumbangkannya kepada anak-anak terlantar. 3. Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. 4. Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. 5. Saudaralah yang bertanggung jawab. 4. Kehematan Kehematan kata dapat dilakukan dengan a. Hindari pengulangan subjek contoh : 1) Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat. 2) Dia diangkat menjadi direktur karena dia seorang yang tekun dan rajin. b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata. contoh : Pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2008 Direktur PT Pelangi Utama yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon. c. Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat. Contoh: Menurut hasil penelitian seputar mana-jemen waktu mengemukakan bahwa menerima panggilan telepon saat mengendarai mobil adalah merupakan gangguan yang dapat membuyarkan konsentrasi sehingga dengan demikian akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. 5. Kecermatan : kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat pada pilihan kata. Contoh: a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiahh. b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. c. Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. 6. Kepaduan/koherensi : Pernyataan dalam kalimat dibuat sepadu mungkin sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kepaduan dapat dilakukan dengan a. Kalimat yang dibangun tidak bertele-tele. b. Kalimat mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib. c. Tidak menyisipkan kata daripada atau tentang diantara predikat kata kerja dan objek. 7. Kelogisan: Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh a. Waktu dan tempat kami persilakan. b. Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini. c. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut. Paragraf / Alinea Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasn. Syarat-syarat pembentukan paragraf : 1. Kesatuan : tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran / satu tema Fungsi paragraf : mengembangkan tema. 2. Koherensi / kepaduan = hubungan antara kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan : 1. Unsur kebahasan : a. repetisi b. kata ganti c. kata transisi 2. Perincian dan urutan isi paragraf : a. urutan waktu b. urutan logis c. urutan ruang d. urutan proses e. sudut pandangan/ point of view 3. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/ kalimat utama Unsur- Unsur Kebahasan Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan. Kata ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek pembicaraan. Macam-macam kata ganti : a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian, c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya. 3. Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi. Macam-macam kata transisi : a. berhubungan dengan pertambahan; b. berhubungan dengan perbandingan; c. berhubungan dengan pertentangan; d. berhubungan dengan tempat; e. berhubungan dengan tujuan; f. berhubungan dengan waktu; g. berhubungan dengan singkatan. MACAM - MACAM PARAGRAF Menurut fungsinya a. paragraf pembuka b. paragraf penghubung c. paragraf penutup 2. Menurut posisi kalimat topik : a. paragraf deduktif b. paragraf induktif c. paragraf deduktif – induktif d. paragraf tersebar 3. Berdasarkan sifat isinya : a. paragraf argumentasi b. paragraf narasi c. paragraf persuasi d. paragraf eksposisi e. paragraf deskripsi. Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf mencakup dua hal: a. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan; b. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur. Macam-macam Metode Pengembangan Paragraf 1. Klimaks dan Anti Klimaks 2. Sudut Pandangan / Point of View 3. Proses 4. Perbandingan dan Pertentangan 5. Analogi 6. Contoh 7. Kausal 8. Umum-Khusus / Khusus-Umum 9. Klasifikasi 10. Definisi Luas