pengaruh penerapan strategi aktif tipe benar salah

advertisement
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE BENAR SALAH
BERANTAI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG
Oleh :
Desi Ristia Sari1, Sudirman2, Liza Yulia Sari3
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat
ABSTRACT
This research is motivated by low yields studying biology students in SMP Muhammadiyah 6 Padang.
It is caused by a number of factors including the learning process in schools tend to be dominated by
the teacher. In the learning process of students just listen and record what the teacher, so that students
are less active in learning. One way to improve learning outcomes is to use True Type Active
Implementation Strategy Against One Chain Biology Learning Outcomes Seventh Grade Students of
SMP Muhammadiyah 6 Padang. This study aimed to reveal the effect of applying an active strategy
completely wrong type of chain to the learning outcomes of students of class VII Biology SMP
Muhammadiyah 6 Padang. This research is an experimental design using a randomized control group
posttest-only design. The population in this study were all seventh grade students of SMP
Muhammadiyah 6 Padang 2013-2014 academic year consists of 6 classes. Sampling using purposive
sampling technique, in order to obtain two classes of samples with the draw of the obtained class as a
class experiment VII1 and VII2 class as the control class. Analysis using t-test with a significance level
of 0.05 corelation. The results of the analysis of data obtained t 3:00 while ttable 1.66. This means t
count> t table, so the hypothesis is accepted. So it can be concluded that the application of an active
strategy completely wrong type of chain can improve learning outcomes in biology students VII SMP
Muhammadiyah 6 Padang.
Keywords: active strategy completely wrong type of chain, learning outcomes
PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu bidang
pendidikan yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Peranan biologi tidak
terbatas pada ilmu pengetahuan alam saja,
tetapi juga meluas ke dalam ilmu pengetahuan
lainnya, maka dari itu siswa perlu memiliki
penguasaan
ilmu
yang
memadai.
Pengembangan ilmu biologi diperlukan
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
yang didalamnya melalui proses pembelajaran
untuk mencapai hasil belajar yang baik. Selain
itu biologi juga merupakan ilmu dasar yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan
dalam menempuh jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Begitu pentingnya peranan
pendidikan, maka pemerintah selalu berupaya
meningkatkan mutu kurikulum, pengadaan
sarana dan prasarana serta meningkatkan
kualitas tenaga pengajar. Meskipun usaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan telah
dilakukan oleh berbagai pihak, namun
kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar
masih rendah.
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
wawancara yang penulis lakukan dengan guru
mata pelajaran Biologi Ibu Ir. Fivemiwati di
SMP Muhammadiyah 6 Padang pada tanggal
21 Oktober 2013, terungkap bahwa nilai ratarata ujian akhir semester II Biologi siswa kelas
VII Tahun Pelajaran 2012/2013 masih jauh di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 72. Terlihat nilai ulangan harian Biologi
materi tentang organisasi kehidupan adalah
pada kelas VII1 72,25 pada kelas VII2 60,29
pada kelas VII3 44,77 dan pada kelas VII4
47,14. Penulis menemukan beberapa masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran
Biologi diantaranya adalah didapatkan bahwa
rendahnya hasil belajar siswa tersebut, salah
satu penyebabnya pembelajaran di sekolah
masih didominasi oleh guru. Guru hanya
mengajar dengan menggunakan metode
ceramah, dan tanya jawab (konvesional) yang
lebih mudah dalam pelaksanaannya tanpa ada
strategi atau metode lain yang akan menunjang
proses pembelajaran.
Proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab (konvesional) mengakibatkan siswa
cenderung merasa bosan dan kurang
termotivasi terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Hal ini siswa tidak dilibatkan aktif
dalam proses pembelajaran, siswa hanya
mencatat apa yang diterangkan oleh guru dan
mengerjakan tugas yang dianggap mudah,
sedangkan tugas yang sukar dibiarkan saja dan
menunggu jawaban dari siswa yang pintar.
Siswa juga melakukan aktifitas lain seperti
bermain handphone, berbicara dengan teman,
juga keluar masuk ketika guru menerangkan,
bahkan siswa suka meribut di dalam kelas
sewaktu pembelajaran sedang berlangsung.
Hal ini tentu akan merugikan siswa, karena
siswa akan mengalami kesulitan dalam
memahami materi. Siswa yang tidak paham
akan
mengalami
kegagalan
dalam
pembelajaran dan hasil belajar bisa menjadi
rendah.
Sebagai komponen utama dalam proses
pembelajaran guru harus lebih mampu
menciptakan suatu kondisi belajar yang
optimal sehingga dapat menantang siswa
untuk berfikir lebih lanjut dan juga dapat
mendorong siswa untuk belajar agar
penguasaan konsepnya semakin baik. Guru
tidak hanya sebagai penyampai materi saja
tetapi guru juga berperan sebagai fasilitator,
mediator dan motivator, untuk memotivasi dan
membimbing siswa. Guru diharapkan lebih
dapat memahami, menguasai dan terampil
dalam menggunakan sumber-sumber belajar,
menerapkan metode dan strategi pembelajaran
yang melibatkan keaktifan siswa secara
menyeluruh, sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa aktif dan membuat lebih
bermakna salah satunya dengan menggunakan
strategi belajar aktif.
Belajar
aktif
merupakan
strategi
pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya
menguasai materi, mendengar dan melihat saja
tetapi siswa diajak untuk turut serta dalam
semua proses pembelajaran. Siswa akan
merasakan suasana yang menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Salah satu strategi belajar aktif yang
dapat memecahkan atau menjadi solusi untuk
memotivasi dan mengaktifkan siswa belajar
adalah strategi benar salah berantai. Strategi
pembelajaran benar salah berantai merupakan
pengembangan dari strategi benar atau salah
pada suatu pernyataan yang materi bahan
bacaannya dimiliki oleh siswa. Strategi ini
dapat menjadikan siswa aktif karena dalam
pembelajarannya mendorong antara siswa
yang satu dengan siswa yang lainnya
kerjasama yaitu kesempatan berdiskusi,
bertanya, membagi pengetahuan dan lain-lain
dalam
menganalisa
suatu
pernyataan.
Pernyataan yang akan dianalisa merupakan
pernyataan materi pelajaran yang diberikan
guru kepada siswa. Pernyataan tersebut
mengandung unsur nilai benar atau salah saja,
sedangkan berantai adalah mengilir atau
memutar dari satu kelompok ke kelompok
berikut secara teratur dan berurutan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. (Zaini,
dkk , 2005:26)
Penelitian yang sama pernah dilakukan
sebelumnya oleh Siska (2013) pada mata
pelajaran matematika dengan judul “Pengaruh
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
benar salah berantai terhadap pemahaman
konsep matematis siswa kelas VII SMPN 2
Linggo Sari”. Penelitiannya mengungkapkan
bahwa hasil belajar siswa matematika dengan
menggunakan pembelajaran aktif tipe benar
salah berantai lebih baik dibandingkan hasil
belajar
siswa
matematika
dengan
menggunakan pembelajaran konvesional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan pengaruh penerapan strategi
aktif tipe benar salah berantai terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VII
SMP
Muhammadiyah 6 Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah 6 Padang kelas VII semester
II pada bulan Maret Tahun Pelajaran
2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Randomized Control Group Only
Design. Pada penelitian ini perlakuan yang
diberikan pada kelas eksperimen adalah
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe tipe
benar salah berantai, sementara pada kelas
kontrol menggunakan metode pembelajaran
ceramah, dan tanya jawab (konvesional).
Secara umum prosedur penelitian dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1. Tahap
Persiapan, menetapkan jadwal penelitian,
mengurus izin penelitian, menentukan
populasi dan sampel, mempersiapkan silabus
yang sesuai dengan kurikulum di sekolah,
menyiapkan
pembelajaran
yang
akan
dipelajari siswa, mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum
memulai penelitian dilakukan pra penelitian
terlebih dahulu di kelas yang sama,
membentuk kelompok berdasarkan jumlah
siswa pada kelas eksperimen untuk
pembelajaran aktif tipe benar salah berantai,
membuat kisi-kisi soal tes hasil belajar,
mempersiapkan instrument penelitian berupa
soal tes akhir yang akan diberikan pada akhir
pokok bahasan. 2. Tahap pelaksanaan
dilakukan pada kedua kelas sampel. 3. Tahap
akhir, memberi tes pada kedua kelas setelah
pembelajaran terakhir guna melihat hasil
perlakuan yang diberikan, mengolah data kelas
sampel, baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, menarik kesimpulan dari hasil
yang didapat sesuai dengan teknik analisis
data yang digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh
penerapan strategi aktif tipe benar salah
berantai terhadap hasil belajar Biologi siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Padang,
dapat dilihat pada Tabel.
Tabel Nilai rata-rata, Uji Normalitas, Uji
Homogenitas, Uji Hipotesis Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
No
Parameter
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Keterangan
1
Rata-rata
X1 = 75,62
X2 = 66,80
X1 > X2
Lo = 0,0908
Lt = 0,886
LO < Lt
Normal
Lo = 0,0581
Lt = 0,886
2
Uji Normalitas
3
Uji
Homogenitas
Fh = 0,78
Ft = 1,69
Fh < Ft
Homogen
4
Uji Hipotesis
Th = 3,00
Tt = 1,66
Th > Tt
H1 diterima
Berdasarkan penelitian dan hasil uji
statistik yang telah dilakukan, dapat dilihat
pada Tabel 1 bahwa hasil belajar Biologi siswa
pada kelas eksperimen yang menerapkan
strategi aktif tipe benar salah berantai lebih
baik dari pada model pembelajaran
konvensional (pembelajaran yang didominasi
metode ceramah dan tanya jawab). Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar
Biologi yang diperoleh dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dimana nilai rata-rata kelas
eksperimen di atas KKM dari 72 menjadi
75,62 sedangkan kelas kontrol 66,80 di bawah
KKM.
Penerapan strategi aktif tipe benar salah
berantai di kelas
eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terlihat mulai dari masing-masing siswa
bekerjasama dalam kelompok menyatukan
pendapat dan pengetahuan yang dimilikinya,
serta kesiapan dan tanggung jawab siswa
dalam menjawab pernyataan yang diberikan
guru, karena pembelajarannya dilaksanakan
dalam kelompok maka secara alami masingmasing kelompok akan memperjuangkan
kelompoknya menjadi yang lebih baik
dibandingkan kelompok lainnya. Belajar aktif
meliputi berbagai cara untuk membuat siswa
aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang
membangun kerja kelompok dan dalam waktu
singkat membuat mereka berpikir tentang
materi pelajaran. (Silberman, 2009: x)
Dalam proses pembelajaran yang
menerapkan strategi aktif tipe benar salah
berantai, setiap siswa mendapatkan pernyataan
yang berbeda dalam satu kelompoknya.
Pernyataan yang diberikan bernilai benar atau
salah, kemudian siswa berdiskusi dengan
anggota kelompok untuk menentukan apakah
pernyataan yang diterima dikelompoknya
bernilai benar atau salah. Selanjutnya
lembaran yang berisi penyataan tersebut digilir
atau diputar dari satu kelompok ke kelompok
berikut secara teratur dan berurutan sampai
akhirnya satu kelompok tetap memiliki satu
helai penyataan. Kemudian guru memanggil
secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, sehingga setiap siswa
memiliki taggung jawab untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan guru.
Pada kelas kontrol nilai hasil belajar
siswa di bawah rata-rata kelas eksperimen. Hal
ini disebabkan pada kelas kontrol siswa
kurang aktif dalam pembelajaran dan masih
terfokus pada penjelasan yang diberikan guru,
adapun diberikan catatan di papan tulis
maupun dibacakan tetapi tidak semua siswa
yang ikut mencatat dan bertanya tentang
materi pembelajaran
kepada guru hanya
sebagian siswa saja yang ikut mencatat dan
bertanya. Hal ini juga disebabkan karena
kurangnya minat siswa untuk belajar.
Pada proses pembelajaran guru hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab (konvesional) mengakibatkan siswa
cenderung merasa bosan dan kurang
termotivasi terhadap materi yang disampaikan
oleh guru, pada saat akhir proses pembelajaran
siswa
disuruh
menyimpulkan
materi
pembelajaran
tidak
ada
yang
mau
menyimpulkan materi pembelajaran, sehinga
hasil belajar siswa kurang bagus dan di bawah
KKM. Komunikasi satu arah kurang
menghidupkan kegiatan siswa belajar.
(Sudjana, 2005:32). Hal ini bearti siswa
kurang
memahami
konsep-konsep
pembelajaran sepenuhnya. Oleh karena itu
siswa menganggap biologi pelajaran yang
sukar dipahami, akibatnya hasil belajar biologi
siswa rendah.
Adapun kendala yang dihadapi pada
saat pelaksanaan
pembelajaran di kelas
eksprimen adalah pada pertemuan pertama
yaitu
ketika
salah
satu
kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas, siswa yang lain meribut di belakang.
Mereka takut tidak mendapatkan giliran dalam
mempersentasikan
hasil
pernyataan
kelompoknya.
Namun,
guru
bisa
menenangkan dengan cara menegaskan bahwa
setiap kelompok akan dapat giliran dalam
mengemukakan pernyataan hasil diskusinya
masing-masing, sedangkan pada kelas kontrol
kendala yang dihadapi adalah siswa di kelas
kontrol banyak diam dan tidak aktif belajar
dan pada saat mengerjakan latihan siswa
kesulitan mengerjakannya, siswa juga sering
keluar
masuk
kelas
selama
proses
pembelajaran berlangsung bahkan ada siswa
yang berkelahi di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Silberman, Melvin, L. 2009. Active Learning
101 Cara Belajar Aktif. Bandung:
Nusa Media dan Nuansa.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung :
Tarsito.
Siska. 2013. Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Benar
Salah
Berantai
Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas VII SMP N 2 Linggo
Sari. Skripsi. Padang: STKIP
PGRI.
Zaini, Hisyam. Munthe, Bermawy dan Aryani,
Sekar Ayu. 2005. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta :
CTSD UIN Sunan Kalijaga.
Download