1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat
pesat dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas organisasi.
Setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta selalu berusaha
untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang
tersedia. Usaha-usaha organisasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berhubungan erat
dengan globalisasi. Dan dalam globalisasi ini tidak dapat dipungkiri akan
mempengaruhi dalam meningkatnya persaingan di semua bidang usaha.
Persaingan ini tidak lagi sebatas kemampuan perusahaan dalam membuat suatu
produk yang istimewa, tetapi juga kemampuan lain, seperti jangkauan penjualan
produk di pasar dunia, standarisasi produk, dan strategi pemasaran produk, hingga
perolehan keuntungan atas penjualan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
perusahaan.
Kemajuan di bidang ekonomi ini mendorong tumbuhnya bisnis baru yang
menjamur dan berkembang pesat di pasaran sesuai dengan selera dan keinginan
dari para konsumen. Salah satu usaha yang berkembang dengan pesat adalah
usaha di bidang tekstil. Tidak dapat dipungkiri bahwa tekstil adalah bahan baku
dalam pembuatan pakaian yang merupakan kebutuhan primer dari manusia
sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dan berdasarkan hal ini tentu saja
konsumen di usaha ini sangatlah besar karena setiap orang akan membutuhkan
produk tersebut. Salah satu
perusahaan tekstil yang tetap dapat eksis dan
berkembang pesat adalah PT. Batik Danarhadi.
Berdasarkan hal tersebut, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan
tersebut dapat menentukan manajemen maupun strategi yang tepat demi
1
2
mempertahankan, menjaga dan meningkatkan taraf hidup perusahaannya. Suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas marketingnya memerlukan suatu media
promosi dan kegiatan lain yang mendukung untuk mengenalkan produk yang
dihasilkan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
diperlukannya suatu
bagian/departemen yang harus dapat bekerja sama dengan pihak lain yang terkait
dalam mengkomunikasikan produk, sehingga dapat melaksanakan peranan dan
tugas-tugasnya. Peranan komunikasi timbal balik tersebut dalam suatu aktivitas
manajemen organisasi atau lembaga masyarakat kini diserahkan atau dilaksanakan
oleh pihak Public Relations/Humas.
Peranan
Public Relations
berpengaruh
besar dalam
menentukan
perkembangan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Public Relations
memiliki peran menciptakan hubungan internal yang kondusif dan menjaga
hubungan karyawan yang harmonis. Di sisi lain Public Relations juga mencakup
hubungan eksternal, dimana Public Relations harus dapat membangun dan
mempertahankan citra positif perusahaan serta membina hubungan baik dengan
media dan menjalin hubungan yang harmonis dengan customer agar perusahaan
yang bersangkutan mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat.
Di masa sekarang public relations di bagi menjadi dua yaitu Marketing
Public Relations (MPR) atau Humas Pemasaran dan Corporate Public Relations
(CPR) atau Humas Perusahaan. Pada saat ini program Marketing Public Relations
adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan
penguasaan pasar. Sedangkan Corporate Public Relations berfungsi untuk
menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada para
konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran adalah salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan di dalam menjalankan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan
Pemasaran suatu perusahaan, apalagi perusahaan yang sudah ternama dan
mempunyai produk-produk yang akrab di telinga masyarakat harus mampu
3
memberikan pengetahuan akan produk yang jelas bagi konsumen. Kegiatan dan
upaya pemasaran yang menarik akan menambah minat konsumen akan produk
tersebut dengan melalui media-media yang ada.
Di era persaingan bebas Public Relations harus bekerja keras untuk dapat
menjaga citra positif perusahaan sehingga para konsumen merasa yakin akan
program dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga para
konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Namun kini kegiatan Public
Relations tidak hanya mencakup menjaga hubungan internal dan eksternal
perusahaan. Hal yang menarik di PT. Batik Danarhadi adalah peran Public
Relations yang besar terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan dan ini di
laksanakan oleh bagian pemasaran atau dapat disebut sebagai Marketing Public
Relations(MPR).
Kegiatan pemasaran di masa sekarang merupakan kegiatan yang sangat
berpengaruh bagi keberlangsungan hidup perusahaaan, karena pemasaran
berhubungan langsung dengan keberhasilan dalam penjualan yang dilakukan. Dan
hasil
dari
pemasaran
ini
mengarah
pada
pembelian
yang
berulang,
perekomendasian kepada pihak lain serta pembelian atau konsumsi yang
meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan maka akan semakin
memantapkan laju pertumbuhan perusahaan dan membantu tercapainya tujuan
perusahaan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua bentuk pemasaran yang
telah diberikan suatu perusahaan akan mendapat keberhasilan. Hambatan yang
terjadi dan yang dialami Marketing Public Relations dalam pelaksanaan
pemasaran akan memberikannya suatu pengalaman dan pengetahuan lebih di
bidang pemasaran. Dengan kemampuan yang dimiliki maka tujuan perusahaan
dapat perlahan-lahan diwujudkan.
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ PERAN MARKETING
PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN PEMASARAN DI PT.
BATIK DANARHADI SURAKARTA
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di
PT. Batik Danarhadi Surakarta ?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi Marketing Public Relations dalam
pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk mengatasi
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi
Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan
pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public
Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik
Danarhadi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Public Relations.
b. Sebagai usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang Public Relations.
5
2. Manfaat Praktis
a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan peran Public
Relations di perusahaan pada umumnya
dan di PT Batik Danarhadi
Surakarta pada khususnya.
b. Sebagai acuan pelaksanaan penelitian sejenis secara mendalam oleh peneliti
lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Menurut Cutlip, Center dan Glen M. Broom dalam Onong Uchjana
Effendy (1993:116) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai
sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau
organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public”.
Dalam Kongres I Asosiasi PR sedunia dikutip dalam Yosal Iriantara
(2004: 5-6) “Public Relations sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis
kecenderungan, memperkirakan konsekuensi-konsekuensi kecenderungan itu,
memberi saran pada pimpinan organisasi dan mengimplementasikan program
aksi yang terencana demi kepentingan organisasi dan kepentingan public”.
Selain itu menurut Frank Jefkins (1996:9) “Public Relations adalah
sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”.
Dari definisi dan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di
simpulkan bahwa Public Relations merupakan salah satu usaha perusahaan
dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi itu
6
dengan publiknya, baik itu kedalam maupun keluar, dengan melalui program
kerja yang terencana.
b. Fungsi Public Relations
Menurut Direktorat Pembinaan Hubungan Masyarakat dan Departemen
Penerangan RI dalam Onong Uchjana Effendy (1993:111-112) merumuskan
fungsi Public Relations sebagai berikut :
1) Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang
segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Public”
yaitu para karyawan;
2) Melakukan hubungan keluar, yaitu pemberian informasi tentang segala
hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Exsternal Public” yaitu
masyarakat pada umumnya;
3) Melakukan penelaahan serta pembinaan Pendapat Umum melalui
hubungan-hubungan khusus dengan unsur-unsur Lembaga Masyarakat;
4) Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan
Kehumasan sebagai medium penerangan;
5) Menyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi serta kerjasama
kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan
penerangan terhadap umum.
Menurut Bertrand R. Carfield dalam Onong Uchjana Effendy (1993: 137)
mengemukakan tiga fungsi Public Relations yakni:
1) Mengabdi kepada kepentingan umum ( It should serve the public’s interest)
2) Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)
3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals
and manners)
Sedangkan menurut Cutlip dan Centre, and Canfield dalam Rosady Ruslan
(2005: 19) fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama .
2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3) Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang
diwakilinya, atau sebaliknya.
4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5) Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
7
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi Public
Relations adalah:
1) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya, baik keluar maupun kedalam.
2) Melayani kepentingan public dengan baik.
3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.
c. Tugas Public Relations
Menurut Djoko Santoso (2004: 6-7) tugas khusus Public Relations
Manajer adalah :
1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas
organisasinya.
2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan citra, kegiatan, reputasi dan kepentingan organisasi dan
menyampaikan setiap informasi yang penting pada pihak manajemen.
3) Memberi nasihat pada pihak manajemen mengenai masalah komunikasi.
4) Menyediakan informasi kepada khalayak perihal organisasinya.
Selain itu menurut Oxley dalam Yosal Iriantara (2004: 6-7) tugas-tugas
Public Relations mencakup:
1) Memberikan saran kepada manajemen tentang semua perkembangan
internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi
dengan publik-publiknya.
2) Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publikpublik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama
terhadap organisasi.
3) Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publikpubliknya; dan
4) Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan
yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi.
Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai tugas
Public Relations adalah:
a) Membantu kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan.
b) Membentuk dan memelihara citra yang baik bagi perusahaan.
c) Memantau pendapat public mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan perusahaan/organisasi.
d. Tujuan PR
8
Menurut M. Linggar Anggoro (2005: 3) “tujuan Public Relations adalah
penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau penyuluhan untuk
menciptakan saling pemahaman”.
Menurut Tony Greener (2002: 4) tujuan Public Relations adalah:
1) Menciptakan reputasi bagi perusahaan-perusahaan dan organisasiorganisasi.
2) Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang
dipilihnya.
3) Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada
organisasi yang mengadakan mereka.
4) Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama
baik perusahaan.
5) Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Djoko Santoso (2004: 14) berpendapat dari sekian
banyak tujuan Public Relations yang pokok adalah :
1) Mengubah citra umum dengan adanya kegiatan-kegiatan baru
perusahaan.
2) Meningkatkan kualitas calon pegawai.
3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat dan membuka pasar
baru.
4) Memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya.
5) Mendidik para konsumen agar lebih efektif dalam memanfaatkan produk
perusahaan.
6) Menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipatori
pimpinan perusahaan dalam kehidupan social.
7) Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor acara.
8) Menyebarluaskan riset yang dilakukan perusahaan.
Selain itu menurut Rachmat Krisyantono (2008:5-17) tujuan Public
Relations antara lain:
1) Menciptakan pemahaman (mutual Understanding) antara perusahaan
dan publiknya.
2) Membangun Citra Korporat (Corporate Image).
3) Membentuk opini public yang favorable (mendukung).
4) Membentuk good will dan kerja sama.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
Public Relations adalah:
1) Menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra baik perusahaan.
2) Melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan citra yang
positif.
3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat.
9
e. Aktivitas Public Realtions
Aktivitas Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008:20-21)
antara lain:
1) Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada
public. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media.
2) Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk
citra. Misalnya stasiun televisi SCTV mengadakan acara SCTV Award.
3) News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis
sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations
Writing), seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain.
4) Community Involvelment, public relations mesti membuat programprogram yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau
masyarakat disekitarnya. Misalnya Hotel Santika setiap memperingati
HUT RI mengadakan perlombaan yang juga di ikuti masyarakat sekitar
hotel.
5) Identity Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina
hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh
publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi public relations. Media
butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh
media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini public.
6) Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan
negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan
misalnya, pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata
sepakat di antara pihak yang bertikai.
7) Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat programprogram yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan social.
Contoh: program public relations “Trans TV Peduli Aceh” yang
memberikan bantuan dana dan pembuatan rumah bagi korban bencan
Tsunami akhir tahun 2004 lalu.
Selain itu, aktivitas PR menurut H. Fayol dalam Rosady Ruslan (2005:2324) adalah sebagai berikut:
1) Membangun identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung
kegiatan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak.
2) Menghadapi krisis, menangani keluhan yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan berusaha untuk memperbaiki lost of image and
damage.
3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan atau public dan mendukung
kegiatan kampanye sosial.
f. Peranan Public Relations
10
Menurut Dozier & Broom dalam Rosady Ruslan (2005: 20-21) peranan
Public Relations dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu:
1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan
tinggi untuk dapat membantu mencarikan solusi yang tepat atas masalah
hubungan dengan public (public relationship) yang sedang atau akan
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.
2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Praktisi PR harus dapat berperan sebagai komunikator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang
menjadi harapan serta keinginan publiknya dan sebaliknya, sehingga
dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung
dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator)
Di sini, peran PR adalah untuk membantu pimpinan perusahaan baik
sebagai Penasehat (adviser) hingga dalam proses pengambilan
keputusan/tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan yang terjadi
secara rasional dan professional.
4) Teknisi Komunikasi (Communications Technician)
Peranan ini menjadi PR sebagai journalist in resident yang hanya
menyediakan layanan teknis komunikasi atau biasa dikenal dengan
method of communications in organizations.
Menurut Kotler dalam Rosady Ruslan (2005: 248-249) peranan Public
Relations adalah:
1) Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang
tengah diluncurkan itu.
2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau
manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan
3) Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor
(advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.
4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik
maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk
upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain
sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan.
6) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan
sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama.
7) Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media PR (House PR
Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan
kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercipta publikasi yang
positif di mata masyarakat/public.
11
8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan
jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan
kepada konsumennya.
9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang
mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis
kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga risiko terjadinya krisis
manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai peran
Public Relations yaitu:
1) Public Relations berperan dalam menciptakan dan membangun citra
positif perusahaan yang diwakilinya di mata public intern dan ekstern.
2) Public Relations berperan sebagai penghubung antara pihak manajemen
dengan public.
3) Public Relations membantu manajemen dalam memberikan solusi atas
masalah yang sedang maupun yang akan timbul di perusahaan.
g. Media Public Relations
Dalam Frank Jefkins(1996:61-62) media-media yang utama bagi kegiatan
humas (Public Relations) adalah :
1) Media pers (press): media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang
beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun
nasional atau bahkan internasional; Koran-koran gratis; majalah-majalah,
yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas
untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan
dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja
dipublikasikan untuk umum.
2) Audio visual: media ini terdiri dari slide dan kaset video, atau bisa juga
film-film dokumenter.
3) Radio: kategori ini meliputi semmua jenis radio, mulai dari yang berskala
lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas
maupun yang dikemas secara khusus.
4) Televisi: sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan
sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga
televisi internasional , termasuk pula sistem-sistem teletex seperti Prestel,
oracle, dan ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan
pemakainya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui
siaran televisi terbatas.
5) Pameran (exhibition): dalam melaksanakan suatu program atau
kampanye humas, para praktisi humas juga sering memanfaatkan acara
eksibisi atau pameran.
12
6) Bahan-bahan cetakan (printed material) yakni berbagai macam bahan
cetakan yang bersifat mendidik, informative, dan menghibur yang
disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tersebut.
7) Penerbitan buku khusus (sponsored books) isi buku ini bisa bermacammacam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk
lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga
mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan
produk atau organisasi itu sendiri.
Klasifikasi media massa dalam Rosady Ruslan (2005: 188-189) adalah:
1) Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian,
tabloid, majalah berita, atau hiburan yang terbitannya secara berkala
tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum.
a) Kelebihan media berita adalah harganya relatif murah, berita lebih
menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar dengan cepat dan efektif,
memiliki jangkauan yang luas.
b) Kekurangannya adalah hanya terjadi komunikasi satu arah, umur atau
jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span).
2) Media elektronik (broadcast media), seperti radio,televisi (milik
pemerintah maupun swasta).
a) Kelebihannya adalah bahwa pesannya mudah diterima dan diingat
pemirsanya (visual lebih hidup), serta kecepatan penyampaian berita
dan daya pengaruhnya cukup tinggi.
b) Kekurangannya adalah harga lebih mahal, pengaruhnya langsung dan
dapat bersifat negatif, penyampaian berita atau pesan tidak
menyeluruh karena jam siarannya harus menghemat waktu.
Media yang digunakan oleh Public Relations dalam menyampaikan pesan
kepada publiknya menurut Rosady Ruslan (2005:211-213) adalah:
1) House Journal
Biasanya digunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi atau
sebagai sarana komunikasi yang bertujuan pada kalangan terbatas seperti
karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya dapat
berbentuk news letter, magazine, tabloid, bulletin, company profile,
annual report, prospectus dan lain sebagainya.
2) Printed Material
Biasanya dapat berbentuk brochure, leaflet, booklet, kop surat, kartu
nama, kartu ucapan selamat, (supplement) kalender dan lain sebagainya.
3) Event (media pertemuan)
Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap
muka langsung (face to face), misalnya presentasi, diskusi panel,
seminar, pameran, dan lain sebagainya.
4) Broadcasting Media dan Internet
Publikasi yang disiarkan melalui siaran radio maupun televisi komersial
milik pemerintah maupun milik swasta termasuk media elektronik dan
komputer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai media
publikasi dan komunikasi Publik Relations.
13
5) Media Sarana Humas/Public Relations
Yaitu media yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan
(corporate identity) yang merupakan symbol perusahaan, logo, warna
standar perusahaan dan kemasan produk, penampilan dan citra lobby
kantor (front office lobby), pakaian seragam (uniform) hingga model
huruf atau logo perusahaan (style of identity mark) sebagai pembeda
dengan kompetitor lainnya.
6) Media Personal
Yaitu media yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan
pertemuan secara langsung (face to face contact) dengan maksud
mengadakan pendekatan personal atau melobi dan kemudian
bernegosiasi sehingga dapat terjadi perundangan untuk mencapai
kesepakatan bersama.
h. Hambatan-hambatan Public Relations
Menurut Kustadi Suhandang (2004:57-59) hambatan terhadap usaha
persuasi Public Relations dapat berupa:
1) Faktor kebisingan (noise factor), hambatan yang berupa suara-suara yang
mengganggu jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasi tidak bisa
diterima sebagaimana mestinya.
2) Faktor Semantik, hambatan yang berupa pemakaian kata atau istilah yang
menimbulkan salah paham atau pengertian.
3) Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang
berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih
bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan.
4) Faktor motivasi, hambatan ini berupa motivasi yang berbeda-beda yang
dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
5) Faktor Prasangka, hambatan terhadap berlangsungnya komunikasi sebab
orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was
dan menentang komunikator atau pembicaranya yang hendak
melancarkan komunikasi.
Selain itu beberapa hambatan yang perlu menjadi program pemikiran PR
menurut Kustadi Suhandang (2004:238), antara lain:
1. Ke dalam
a) Meningkatkan efisien tenaga buruh atau pegawai sebagai sumber daya
manusia.
b) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan buruh atau pegawai.
c) Memelihara kekompakan kerja serta menyalurkan kreatifitas pegawai.
d) Ikut mengawasi dan menjaga perusahaan dari gangguan-gangguan
penyelewengan.
14
e) Menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan kepada
public dengan sebaik-baiknya.
2. Ke luar:
a) Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat
(public), terutama dengan publik di sekitar perusahaan berada.
b) Mengajak masyarakat untuk mau menjadi minded terhadap hasil
produksi perusahaan.
c) Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan.
d) Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan
perusahaan (publisitas, propaganda atau periklanan).
i. Kriteria Yang dimiliki Public Relations Officer (PRO)
Dalam Frank Jefkins (1996:21) Ada 6 kriteria seorang praktisi PR yang
baik, terlepas dari latar belakang pribadinya:
1) Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter
dengan baik.
2) Mampu berkomunikasi dengan baik.
3) Pandai mengorganisir segala sesuatu. Hal ini menuntut suatu kemampuan
perencanaan yang prima.
4) Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam
kehidupan pribadinya.
5) Punya imajinasi. Artinya daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu
membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video,
menyusun rencana kampanye PR yang rinci dan jelas, serta mampu
mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna
memecahkan berbagai masalah.
6) Serba tahu. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi
yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, mau tidak mau iamemang dituntut
untuk menjadi seorang dewa.
Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:122) PR dituntut untuk
memiliki empat kemampuan yaitu:
1) Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi, dan
mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya.
2) Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan
publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya
sebagai target sasarannya.
3) Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, melalui kekuatan
publik relations(power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau
opini publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan
15
organisasi/instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling
menguntungkan.
4) Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi,
saling menghargai, good will, dan lain sebagainya dengan berbagai
pihak, baik publik internal maupun eksternal.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang praktisi Public Relations harus
memiliki beberapa kriteria berikut:
1) Seorang praktisi PR harus memiliki keterampilan dalam bidang jurnalistik.
2) Seorang PR harus berpengetahuan dan berwawasan luas serta pola
berfikirnya berorientasi ke masa depan.
3) Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum dan mampu
menarik perhatian.
4) Harus dapat dipercaya, jujur dalam memberikan informasi atau keterangan
kepada public.
5) Mampu berkomunikasi dengan baik.
2.Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Dalam Anne Gregory (2008:17) menurut Chartered Institute of Marketing
di Inggris mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu proses manajemen yang
bertanggung jawab atas pengidentifikasian, pengantisipasian, dan pemenuhan
kebutuhan pelanggan yang menguntungkan perusahaan”.
Menurut William J. Stanton (1991:7-8) “Pemasaran adalah suatu system
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah usaha
yang dilakukan perusahaan di mulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan
dan keinginan konsumen, menentukan produk yang akan di produksi,
menentukan
harga,
kemudian
menentukan
mendistribusikan produk tersebut pada konsumen.
cara-cara
berpromosi
dan
16
b. Bauran Pemasaran/Marketing Mix
Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:42)
“marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.
Selanjutnya menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH.
(1984:43-44) Marketing Mix dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Produk
Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan
pengembangan produk dan/ jasa yang baik untuk dipasarkan oleh
perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang
ada, menambah produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dpat
mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu,
keputusan-keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian
merk, pembungkusan, warna, dan bentuk produk lainnya.
2) Harga
Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus menentukan harga dasar
dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut
potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan harga.
3) Promosi
Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan
mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan
yang termasuk dalam promosi adalah: periklanan, personal selling,
promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat.
4) Distribusi
Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan
digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan system
distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui
saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar
yang dituju tepat pada waktunya.
c. Pengertian Marketing Public Relations
Menurut Thomas L. Harris dalam Rosady Ruslan (2005:239) “Marketing
Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian
program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut di lakukan
melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang
dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian
pelanggan”.
Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:239-240) “Marketing Public
Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan
kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat di
17
percaya dan melalui kesan-kesan positif yang di timbulkan dan berkaitan
dengan identitas perusahaann atau produknya sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya”.
d. Aktivitas Marketing Public Relations
Dalam Rosady Ruslan (2005:247) program kerja/aktivitas dari Marketing
Public Relations adalah:
1) Peluncuran dan publikasi produk.
2) Iklan layanan masyarakat.
3) Advetorial (artikel sponsor).
4) Special events: promotions & publications programs.
5) Road show, and business presentations, etc.
e. Peranan Marketing Public Relations
Menurut Philip Kotler dalam Rosady Ruslan (2007:139) peranan
Marketing Public Relations adalah sebagai berikut:
1) Membangun kesadaran konsumen
Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story board) atas
produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga konsumen
atau sasaran khalayak (pull strategy) menjadi tertarik.
2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)
Upaya Public Relations adalah bagaimana membangun suatu kredibilitas
korporasi (corporate credibility image) melalui teknik publikasi bekerja
sama dengan pihak media atau pers (editorial contacts) yang terusmenerus.
3) Merangsang wiraniaga dan penyalur
Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga dan
antisiasme penyalur, yaitu mempublikasikan tentang suatu produk atau
jasa yang akan siluncurkan sebelum dipasarkan (push strategy) melalui
kekuatan (power) public relations approach
4) Menekan anggaran promosi
Keuntungan lain dengan memanfaatkan kekuatan public relations dalam
penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan
biayanya lebih murah jika berpromosi melalui iklan komersial tv atau
media cetak.
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan
18
Tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi
orang yang tidak senang iklan tersebut, Public Relations akan
menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel
atau features tentang story board dalam advertorial mengenai produk
atau jasa yang akan di pasarkan sehingga semua informasi atau
pengenalan tentang produk yang diluncurkan akan sampai ke konsumen
secara optimalisasi, efektif, dan efisien dalam menggunakan dana
promosi.
Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992:13) ruang lingkup pekerjaan
Marketing Public Relations adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
Memposisikan perusahaan sebagai “leader” dan “expert”.
Membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen.
Memperkenalkan produk baru.
Menghapus, meluncurkan kembali (relaunch) produk-produk yang
sudah dewasa (mature).
Mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama.
Mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah
dikenal.
Melibatkan/menggerakkan masyarakat terhadap produk kita.
Menjangkau “secondary markets”
Menekan pasar yang lemah.
Memperluas jangkauan iklan.
Menyebarkan berita sebelum beriklan.
Membuat iklan lebih berbunyi (menjadi bahan pembicaraan).
Menjelaskan “product story” dengan lebih detail.
Memperoleh publisitas atas produk-produk yang tidak boleh di
iklankan.
Memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu di
iklankan di TV.
Mengetes konsep pemasaran.
Mengidentifikasikan produk (merk) dengan nama perusahaan.
Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi
perusahaan.
Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force).
Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer).
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam
penelitian, yang diilustrasikan secara menyeluruh dan sistematis setelah memiliki
teori yang mendukung proses penelitian.
Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin mendorong timbulnya
kemajuan di semua bidang usaha terutama di bidang perekonomian. Hal ini
19
membuat laju pertumbuhan ekonomi meningkat cepat dan menumbuhkan bnyak
pasar baru yang sesuai dengan selera dan keinginan dari konsumen. Salah satu
usaha yang berkembang pesat adalah di bidang tekstil.
Dalam setiap persaingan yang dihadapi, perusahaan berupaya melakukan
yang terbaik agar mampu bertahan. Salah satu stategi yang di miliki adalah
dengan meningkatkan peran Public Relations. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Public Relations memiliki peran besar dalam maju tidaknya suatu perusahaan.
Untuk itulah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis komersial sangat
perlu memiliki Public Relations yang membantu dalam melaksanakan kegiatan
manajemen perusahaan. Dan kini Public Relations yang di miliki perusahaan
terdiri dari Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations
(CPR).
Dalam perusahaan yang digunakan sebagai obyek ini penulis melihat
adanya pengaruh yang besar Marketing Public Relations yang mendorong minat
bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam. Peran public relations dalam bauran
pemasaran
adalah
mengkomunikasikan
pesan-pesan
kunci
kepada
masyarakat/konsumen yang menjadi target dalam mata rantai pemasaran untuk
mempengaruhi perilaku pembelian.
Dalam Marketing Public Relation yang di lakukan tidak dapat dipungkiri
bahwa dalam setiap pencapaian tujuan tersebut akan ada hambatan yang di alami,
dan sudah menjadi tugas bagi Marketing Public Relations untuk mencari solusi
yang tepat dalam permasalahan yang dihadapinya.
Dan sebagai hasil dari
kegiatan tersebut adalah perusahaan dapat terus mempertahankan eksistensinya
dan mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan produk yang dimilikinya,
sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan teori diatas penelitian mengenai peran Marketing Public
Relations dalam Pelaksanaan Pemasaran dapat dilihat melalui skema di bawah ini:
20
PERUSAHAAN
Public Relations
Corporate
PublicRelations
Marketing
Public Relations
Pemasaran
Hambatan
Solusi
Tujuan
Perusahaan
tercapai
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam memperoleh data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian,
peneliti melaksanakan penelitiannya di PT. BATIK DANARHADI Surakarta, yang terletak di
21
Jalan Dr. Rajiman No. 164 Singosaren, Kemlayan, Serengan, Surakarta,
Telp.(0271)644126, PO BOX 110
Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :
a. Adanya permasalahan yang terkait dengan topik penelitian tersebut di PT. Batik
Danarhadi Surakarta.
b. Tersedia data yang diperlukan oleh peneliti dan lokasi mudah dijangkau.
c. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan permasalahan yang serupa, dan
adanya keterbukaan dari pihak PT. Batik Danarhadi Surakarta sehingga
memudahkan di dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai dengan
selesainya laporan dalam bentuk skripsi. Diperkirakan dalam jangka waktu selama 5
(lima) bulan yaitu mulai bulan April 2009 sampai Agustus 2009.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Atas dasar telaah teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang ada
dalam penelitian ini, maka peneliti memilih penelitian kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah :
“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
22
dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah”.
Riset kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme (natural setting) artinya
bahwa realitas yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini. Hal tersebut
22
sesuai dengan pendapat HB Sutopo (2002:35) yang menyatakan bahwa “Pada penelitian
kualitatif peneliti berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang
penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat”.
Kemudian Van Mannen dalam HB Sutopo (2002:34) menambahkan bahwa
“Penelitian kualitatif kepentingan pokoknya terletak pada peristiwa nyata dalam dunia
aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada”.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain : latar alamiah, manusia sebagai alat
(instrumen),metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded
theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang
ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahanan data, desain yang
bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Dalam penelitian kualitatif ada tiga macam strategi pendekatan yang digunakan,
yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk
menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat,
penelitian eksploratif
bertujuan untuk menentukan hal-hal yang baru, sedangkan
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata-kata atau
uraian dan penjelasan.
Berdasarkan masalah yang disajikan dalam penelitian ini yang lebih menekankan
masalah proses dan makna (persepsi dan artisipasi), maka jenis penelitian dengan
strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan
mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh
nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi
dalam bentuk angka.
Menurut Mardalis (2007:26), ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Didalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang
sekarang terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara
variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak
23
menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai
dengan variabel-variabel yang diteliti.
2. Strategi Penelitian
Menurut HB Sutopo (2002:11): ”...dalam penelitian kualitatif dikenal juga
adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda”. Di bagian lain HB Sutopo (2002:112)
juga menjelaskan bahwa: ”Secara lebih khusus baik studi kasus tunggal ataupun studi
kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik
penuh...”. Hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Studi Kasus Tunggal
Studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian
tersebut hanya dilakukan pada satu kasus tunggal, bilamana penelitian
tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut
hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subyek).
b. Studi Kasus Ganda
Penelitian ini mempergunakan adanya sasaran (lokasi studi) lebih dari satu
yang memiliki perbedaan karakteristik.
c.Terpancang
Dalam penelitian terpancang, peneliti sudah memiliki dan menentukan
variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya.
d. Holistik Penuh
Dalam penelitian holistik penuh, peneliti sudah memilih dan menentukan fokus
sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi studi kasus tunggal
terpancang, tunggal karena peneliti hanya mengarahkan kegiatan riset pada satu kasus
atau lokasi studi, dalam hal ini peneliti menetapkan objek yang sudah jelas hanya satu
yaitu PT. Batik Danarhadi Surakarta. Sedangkan terpancang karena peneliti terfokus
pada satu pokok permasalahan.
24
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan
kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti
harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan
dikumpulkan dan juga validitasnya.
Menurut Lofland yang di kutip Lexy J. Moleong (2006:157), “ Sumber data utama
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut HB Sutopo (2002:50-54) “Sumber
data penelitian kualitatif dapat berupa nara sumber (informan), peristiwa atau aktivitas,
tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, dokumen dan arsip”.
Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Narasumber (Informan)
Adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang
diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Menurut HB Sutopo
(2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat
penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Peneliti
dan
narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan
tanggapan pada apa yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera
dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa
manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.
Informan pada penelitian ini adalah :
a. Kepala Bagian Marketing Public Relations
b. Pegawai bagian Marketing Public Relations
c. Customer/pelanggan
25
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari
pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana
sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa
sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja
ataupun tidak.
Data atau informasi pada penelitian ini didapat dari pelaksanaan kegiatan
pemasaran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
3. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi
mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali sumber lokasinya baik yang
merupakan tempat maupun lingkungannya.
Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan PT. Batik Danarhadi
Surakarta.
4. Dokumen atau Arsip
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 66) arsip adalah ”dokumen
tertulis (surat, akta, dan sebagainya), lisan (pidato, ceramah, dan sebagainya), atau
bergambar (foto, film, dan sebagainya), dari waktu yang lampau, disimpan dalam media
tulis (kertas), elektronik (pita kaset,pita video, disket komputer, dan sebagainya),
biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, di simpan dan di pelihara di tempat khusus
untuk referensi”.
Sedangkan dokumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 272)
adalah ” Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan
(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); barang cetakan atau naskah yang
26
di kirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dan sebagainya yang dapat di
jadikan bukti keterangan”.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian meliputi segala
bentuk literatur/ pustaka/ arsip dan dokumen operasional yang relevan dengan objek
penelitian.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi
dari berbagai macam sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada
dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi
yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Lexy J. Moleong
(2006:224) berpendapat “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel
bertujuan (purposive sample)”.
Oleh karena itu dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu bentuk penelitian yang pengambilan sampelnya digunakan
untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan agar pemilihan sampel lebih
mengarah pada tujuan penelitian.
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J. Moleong (2006:224-225):
1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik
terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyakbanyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika
satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat
sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk
dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar
fokus penelitian.
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : pada sampel bertujuan
seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan
informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika
tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat
diakhiri. Jadi,kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan
informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.
27
Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Menurut
Suharsimi Arikunto (2006:17) teknik snowball sampling adalah :
“Peneliti memilih responden secara berantai. Jika pengumpulan data dari
responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta agar responden tersebut
memberikan rekomendasi untuk responden ke-2, lalu yang ke-2 juga memberikan
rekomendasi untuk responden ke-3, dan selanjutnya. Proses bola salju ini
berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai
kebutuhan”.
Pada teknik ini peneliti menentukan beberapa informan pokok yang peneliti
pandang mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Selanjutnya jumlah informan
semakin lama semakin bertambah, sesuai dengan yang ditunjuk oleh informan pokok
tersebut. Jadi di dalam menghadapi subjek yang diteliti peneliti tidak memandangnya
sebagai responden tetapi sebagai informan karena yang terpenting adalah informasi
yang diberikan oleh informan (nara sumber), orang yang ditunjuk sebagai sampling di
dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan
pada kenyataan di lapangan penelitiannya. Perlu diperhatikan disini, bahwa jumlah
sampling tidak ditentukan sebab yang penting bukan jumlahnya, tetapi kelengkapan &
kedalaman informasi yang bisa digali.
E. Teknik Pengumpulan Data
Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang
valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu teknik pengumpulan data
yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan
data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid.
Data sangat penting dan diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan
kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu dalam penelitian
memerlukan data yang objektif. Untuk memperoleh data yang objektif perlu
28
diperhatikan cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat
pengumpulan data.
Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006:223) bahwa ”......maka
mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti”. Hal ini
dikarenakan jika ada kesalahan dalam pengumpulan data maka akan sangat
berpengaruh terhadap hasil penelitian. Maka data yang dikehendaki dalam setiap
penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia
yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Lexy J. Moleong (2006:186) menyatakan
pengertian “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Burhan Bungin
(2003:108) menjelaskan pengertian wawancara sebagai berikut : “ Wawancara adalah
proses percakapan yang dimaksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian
kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang di wawancarai
(intervewee)”.
Menurut pendapat Guba dan Lincoln yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
(2006:188-190), pembagian jenis wawancara adalah :
a. Wawancara oleh Tim atau Panel
b. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka
c. Wawancara Riwayat Secara Lisan
d. Wawancara Terstruktur dan Wawancara TidakTerstrukur
Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam
wawancara ini masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung.
Pertanyaannya
telah diformulasikan dan disusun dengan ketat dan diharapkan
responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja pewawancara dan definisi
permasalahan. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal. Jenis ini
dilakukan pada
situasi jika semua sampel yang representatif ditanyai dengan
29
pertanyaan yang sama dan semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pokok-pokok yang dijadikan dasar
pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah
jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang
diwawancarai agar jangan sampai berdusta. Lexy J. Moleong (2006:190).
Wawancara tidak terstruktur karena peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak
diketahuinya. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang
bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan
kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali,
pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Pertanyaan biasanya tidak
disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari
responden. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapn sehari-hari.
Wawancara biasanya berjalan lama dan sering kali dilanjutkan pada kesempatan
beikutnya.
Sehingga dalam penelitian ini peneliti sebagai pewawancara menggunakan
wawancara dengan teknik terstuktur dan tidak terstruktur, yaitu teknik wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan, di buat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian,
sehingga pertanyaan yang diberikan akan lebih terarah. Tetapi
pertanyaan yang
diberikan dapat berkembang sesuai kebutuhan data meskipun pertanyaan tersebut
tidak ada dalam pedoman wawancara. Dan wawancara ini dapat dilakukan beberapa kali
sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan
masalah yang sedang dijelajahi.
2. Observasi
Menurut Kartini Kartono dalam buku Pengantar Metodologi Riset Sosial
(1996:157) “Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Teknik
observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,
30
tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung. (H B. Sutopo, 2002:65).
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia
seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang
lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain.
Pendapat Kartini Kartono (1996:162) menurut cara pelaksanaannya dan tujuan teknik
observasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu :
a. Observasi Partisipasi
Yaitu teknik observasi dimana pengamat benar-benar ikut mengambil bagian
(ikut berpartisipasi) dalam kegiatan yang dilakukan oleh para subjek yang
diobservasi.
b. Observasi Sistematis / berstruktur
Yaitu teknik observasi yang mempunyai struktur atau kerangka yang jelas, di
dalamnya berisikan semua faktor yang diperlukan dan sudah dikelompokkan
dalam kategori dan tabulasi tertentu.
c. Observasi Eksperimental
Yaitu teknik observasi yang dilakukan secara non partisipatif, namun
berstuktur dan sistematis untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan,
timbulnya variabel-variabel dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi
eksperimental yang sengaja diadakan untuk bisa diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi sistematis/berstruktur
dimana peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Menurut
Burhan Bungin (2005:134-135) menyatakan bahwa dalam penelitian berstruktur,
peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang ingin diamati, yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih
dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.
Di samping observasi berstuktuk/sistematis, peneliti juga menggunakan
observasi dengan tidak berpartisipasi (nonparticipant observation), sesuai dengan
pendapat Rosady Ruslan (2003:36) bahwa “dalam pengamatan nonpartisipasi, peneliti
melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak
menjadi bagian dari lingkungan sosial/organisasi yang diamati”
.
31
3. Dokumen
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis
Suharsimi Arikunto( 2006:158). Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis sepert buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar
belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang berkaitan dengan
peristiwa masa kini yang sedang diteliti (H B. Sutopo, 2002:69).
4. Studi Kepustakaan
Menurut Mestika Zed (2004:3) berpendapat bahwa “Riset kepustakaan atau
sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian”
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara
membaca, mempelajari, dan menganalisa isi pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
F. Validitas Data
Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik
pemeriksaan data yang dilakukan adalah dengan triangulasi. Menurut Patton dalam
bukunya Lexy J. Moleong (2006:330) ditegaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
32
Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, HB Sutopo (2002:78-82)
menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi, yaitu :
1) Triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu penelitian dengan
menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data
sejenis.
2) Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data
yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda.
3) Triangulasi peneliti, yaitu cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun
kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitasnya dari
beberapa peneliti.
4) Triangulasi teori, yaitu triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan
yang dikaji.
Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2006:330) mengemukakan
bahwa teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Empat macam triangulasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber
2) Yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif.
3) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan metode
4) Dalam teknik pemeriksaan ini terdapat 2 strategi yaitu : 1) Pengecekan derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2)
Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.
5) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik
6) Teknik ini dengan jalan memanfaatkan peneliti / pengamat lainnya untuk
keperluan pengecekan kembai derajat kepercayaan data.
7) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan teori
Menurut Lincoln dan Guba teknik ini berdasarkan anggapan bahwa fakta
tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah
dengan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode.
Menurut pendapat Lexy J. Moleong (2006:330) hal tersebut dapat dicapai
dengan jalan :
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
33
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannyasecara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah
atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Disamping menggunakan cara triangulasi data tersebut, penelitian ini juga
menggunakan teknik informan review. Review informan sebagai langkah penting dalam
penelitian ini, yakni responden diminta untuk meneliti dan mengontrol pembenaran
hasil wawancara dengan maksud agar responden bisa memperbaiki apabila terdapat
kesalahan dan menambah bila ada yang kurang.
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian
harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan
beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benarbenar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung
pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlukan
teknik pengembangan validitas data. Validitas data dalam penelitian menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi metode serta review informan.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu tiap
komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponen
maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field note. Reduksi
data acapkali tampak pada saat sebelum peneliti memutuskan kerangka konseptual
34
wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pengumpulan data yang mana yang
dipilihnya, dan tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Sebagai bagian dari analisis, maka proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data merupakan hal yang sangat
penting dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan memverifikasikan
kesimpulan final.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan
penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik,
jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam
menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data
disamping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (H B. Sutopo, 2002:91-93).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
35
Kesimpulan/verifikasi
Gambar 2 : Skema Model Analisis Data Interaktif
(Sumber: Miles & Huberman, 1992:20)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini berupa tahap – tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Ada enam tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini
ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian
lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Menyusun rancangan penelitian
b)
Memilih lapangan penelitian
c)
Mengurus perijinan
d)
Menjajaki dan menilai lapangan
e)
Memilih dan memanfaatkan informan
f)
Menyiapkan perlengkapan penelitian (Lexy J. Moleong, 2006 : 127-133).
2. Tahap Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian :
a)
Memahami latar penelitian dan persiapan diri
1) Pembahasan latar penelitian
2) Penampilan
3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan
36
4) Jumlah waktu studi
b)
c)
Memasuki lapangan
1)
Keakraban hubungan
2)
Mempelajari bahasa
3)
Peranan peneliti
Berperan serta sambil mengumpulkan data
1)
Pengarahan batas studi
2)
Mencatat data
3)
Petunjuk tentang cara mengingat data
4)
Kejenuhan, keletihan dan istirahat
5)
Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan
3. Tahap Analisis Data
Analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan,
sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung
maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan tahapan dalam menarik
kesimpulan.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti mulai menyusun hasil laporan
yang telah disusun secara rapi dilanjutkan dengan penggandaan laporan sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data Awal
Pengumpulan
Analisis Data Akhir
Pembuatan
Proposal
Penelitian dan
Perijinan
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan dan
Penggandaan Laporan
37
Gambar 3. Prosedur Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan PT. Batik Danarhadi Surakarta
Berdasarkan Company Profile terbaru dari PT. Batik Danarhadi (2005),
status PT. Batik Danarhadi pada awal berdiri masih berbentuk sebuah industri
batik rumah tangga dan dikenal dengan nama Batik Wongso. Nama tersebut
diambil dari identitas sang pemilik yakni H. Wongsodinomo. Sebagai salah satu
industri batik tertua di Kota Surakarta, keberadaan Batik Wongso menjadi pelopor
bagi industri batik rumah tangga yang lain.
Saat masih berbentuk industri kecil, proses produksi hanya sebatas pada
penyediaan bahan baku dan bahan pengolah batik saja, seperti kain dan obatobatan. Sedangkan proses pembuatannya dilakukan dirumah masing-masing
pekerja yang umumnya berasal dari daerah sekitar.
Setelah
sekian
lama
mampu
mempertahankan
eksistensinya,
kepemimpinan dan kepemilikan perusahaan kemudian diserahkan kepada sang
cucu bernama R. H. Santosa yakni pada tahun 1967. Di bawah kepemimpinan R.
H. Santosa inilah laju perekonomian perusahaan kian meningkat dan sebagai
wujud kemajuannya, status usahapun berubah menjadi industri perorangan.
Kemudian tahun 1984 pihaknya baru mendapatkan pengakuan hukum
resmi dari pemerintah dan diberikan nama PT. Batik Danarhadi. Mengenai asal
usul nama perusahaan tersebut, nama Danarhadi diambil dari panggilan istri R. H.
Santosa yakni Hj. Danarsih yang digabung bersama nama sang mertua yakni Hadi
Priyono.
38
PT. Batik Danarhadi merupakan sebuah perusahaan yang bersifat tertutup
yakni dimana semua saham yang dimiliki perusahaan adalah tidak untuk
diperjualbelikan kepada pihak luar.
Kesuksesan yang diraih PT. Batik Danarhadi sampai sekarang ini
menjadikannya sebagai perusahaan besar yang mampu memiliki 15 cabang di
Indonesia antara lain Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bali,
Padang, Medan, Kediri, Bogor, Cirebon, Ujung Pandang, Bandung dan Batam..
Cabang-cabang perusahaan tersebut hanya berperan sebagai tim pelaksana bidang
akuntansi saja yang berlandaskan pada sistem sentralisasi. Selain penjualan di
rumah-rumah batik, PT. Batik Danarhadi juga melakukan penjualan di luar rumah
batik, antara lain di toko dan supermarket: Matahari, Golden Trully, Sarinah, Sogo
Plaza Indonesia, Bandung Indah Plaza, Bali Plaza Kuta, Galeria Mall, dan lainlain. PT. Batik Danarhadi juga telah mengeksport produknya sampai ke luar
negeri. Pemasaran produk ke luar negeri melalui internet. Ekspor yang di lakukan
PT. Batik Danarhadi sudah sampai ke Eropa, Asia, Australia, dan lain-lain.
Sedangkan di Surakarta sendiri, cabang PT. Batik Danarhadi juga tersebar
di beberapa tempat, terdiri dari Ratu Batik Solo dan Danadi Fashion Muslim,
namun induk dari segala cabang perusahaan terletak di Jl. Radjiman No. 164
Surakarta
2. Tujuan Pendirian Perusahaan
Tujuan yang ingin dicapai PT Batik Danrhadi, mencakup :
a) Pelestarian budaya bangsa Indonesia, yakni pihaknya selalu berupaya
memelihara sebuah tradisi agar senantiasa hidup sepanjang masa, dan hal ini
sesuai dengan penerapan motto “Tradisi Batik Asli”.
b) Pendapatan keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang dihasilkan.
c) Penyejahteraan anggota dan karyawan perusahaan beserta keluarga.
d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sosial antara lain dengan mengurangi
jumlah penggangguran di Indonesia, mencukupi kebutuhan khalayak internal
maupun eksternal, serta tugas-tugas mulia yang lain.
e) Menjadi pelopor dan pemimpin bagi industri batik yang ada di tanah air.
39
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan diwujudkan oleh suatu pernyataan formal mengenai apa
yang ingin dicapai perusahaan sebagai acuan dalam penciptaan formula strategi
bagi misi perusahaan. Adapun visi PT. Batik Danarhadi adalah “Senantiasa
berupaya untuk menjadi sebuah perusahaan yang ramah terhadap lingkungan, dan
professional di bidangnya sebagai sentral mode industri batik tradisional dalam
mempertahankan kelestarian produk budaya nasional.”
Kemantapan visi PT. Batik Danarhadi di dukung oleh slogan perusahaan
berupa “Tradisi Batik Asli”. Hal ini tersirat makna bahwa dimana perusahaan
ingin menunjukkan kesungguhan untuk menjadi sentral mode dalam industri
batik, sekaligus sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian budaya
bangsa. Dan pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh PT. Batik Danarhadi
dengan melalui produk-produk yang telah dihasilkannya, antara lain yakni
pihaknya mampu memproduksi 30% batik tradisional, dan sisanya merupakan
batik-batik kontemporer.
Sedangkan misi perusahaan itu sendiri adalah bagaimana senantiasa
memperhatikan dalam memenuhi dan mengutamakan kepentingan stakeholders.
Bagi sebuah organisasi, keberadaan misi ini sangatlah penting guna memberikan
arah dan kefokusan pada strategi perusahaan. Pada umumnya suatu misi
merupakan wujud penjelasan arti bisnis, visi, tujuan, serta filosofi dalam sebuah
organisasi. Misi bisa juga dikategorikan sebagai visi manajemen yakni mengenai
apa yang ingin di lakukan sebuah organisasi dalam menggapai prospek gemilang
di masa yang akan datang.
Misi PT. Batik Danarhadi belum dapat dinyatakan dengan secara jelas,
namun hal tersebut terlihat pada strategi yang telah dilaksanakan beserta hasil
yang dicapainya. Sehingga dapat diperkirakan bahwa misi perusahaan adalah
“Menjadi produsen batik dan sebagai pelaku bisnis dalam kancah perdagangan
tekstil khususnya kain batik untuk selalu berupaya memberikan kesempatan
40
kepada masyarakat agar dapat memiliki dan berbusana batik yang berkualitas
serta modern”.
Adapun manfaat sebuah misi dibuat adalah untuk mengarahkan strategi
yang diterapkan agar dapat mencapai tujuan seperti yang dicitakan perusahaan,
dan menambah kemampuan daya saing perusahaan. Melalui misi tersebut,
menjadikan PT. Batik Danarhadi semakin terdorong dalam mendekatkan diri
kepada konsumen, antara lain dengan menyediakan rumah-rumah mode (show
room) batik dan outlet-outlet semakin diperbanyak agar masyarakat domestik
maupun manca Negara dapat ikut merasa bangga akan pelestarian budaya
tradisional khususnya kain batik.
4. Struktur Organisasi dalam Perusahaan
Adapun struktur organisasi yang diterapkan PT. Batik Danarhadi adalah
menganut struktur organisasi fungsional. Hal tersebut menjelaskan bahwa dimana
keberadaan Direktur Utama langsung membawahi bagian-bagian yang di
pimpinnya dan mengenai pelaksanaan tugas pada setiap bagian di perusahaan
telah diatur berdasar pembedaan wewenang. Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai hak dan tanggung jawab masing-masing bagian, hal tersebut telah
tergambar dengan rinci pada bagan struktur organisasi di dalam perusahaan.
Mekanisme dan kinerja PT. Batik Danarhadi sangat dipengaruhi oleh
pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-masing bagian di perusahaan,
antara lain meliputi:
a) Direktur Utama
Merupakan pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang bertanggungjawab
atas kelangsungan dan kelancaran perusahaan, serta mengawasi keseluruhan
aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. Dengan kata lain bahwa Dirut harus
bertanggungjawab atas maju dan mundurnya perusahaan yang dipimpinnya.
b) Wakil Direktur
Bertugas sebagai pendamping Dirut dan memonitoring segala aktivitas
pekerjaan manager perusahaan hingga terbentuk sebuah laporan yang dapat
dipertanggungjawabkan langsung kepada Dirut dan memberikan beberapa
41
rekomendasi hasil pekerjaan dari masing-masing bagian keuangan maupun
manager.
c) Seksi Sosial
Seksi sosial merupakan salah satu departemen yang dimiliki PT. Batik
Danarhadi yang bertugas menangani berbagai urusan sosial, antara lain
pemberian bantuan sosial, penerimaan permintaan sumbangan dan lain-lain.
Tujuan utama depertemen sosial ini semata-mata untuk memenuhi keinginan
ppemilik PT. Batik Danarhadi untuk memberikan kontribusi sosial kepada
masyarakat Surakarta khususnya yang membutuhkan.
d) Direktur Keuangan
Bertugas
menerima,
menyimpan, dan
mengeluarkan
uang untuk
kepentingan perusahaan, serta mengurusi pembagian gaji karyawan menurut
sistem yang dipakai dan menyejahterakan karyawan. Dan bertanggungjawab
atas segala masalah keuangan perusahaan dengan diwujudkan dalam sebuah
benttuk laporan keuangan.
e) Direktur Operasional
Tugas-tugas direktur operasional:
1) Mengatur pelaksanaan proses operasional dari perusahaan.
2) Mengontrol serta mengawasi pelaksanaan kerja agar sesuai dengan yang
telah di tetapkan.
f) Administrasi
Bertanggungjawab
menganalisa
keuangan
perusahaan
dalam
data
pembukuan keuangan perusahaan kemudian hasilnya dilaporkan ke Presiden
Direktur. Dan berhak menerima maupun menolak suatu kredit guna
menstabilkan
kondisi
keuangan
perusahaan,
dan
mencatat
kekayaan
perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk pembuatan grafik keuangan
perusahaan.
g) Staff Ahli
Bagian ini terdiri dari karyawan yang mempunyai keahlian-keahlian
khusus, seperti karyawan bagian Research and Development yang menangani
tentang desain produk dan corak produk yang di sukai konsumen. Karyawan
42
lain yang
termasuk staff ahli, seperti keahlian khusus dalam bidang
perpajakan, kepersonaliaan, dan bidang lain yang membutuhkan keahlian
khusus.
h) Logistik/Pengadaan
Bertanggungjawab atas tersedianya hasil produksi yang telah disesuaikan
dengan motif pesanan, dan memelihara persediaan hasil produksi maupun
terhadap perangkat produksi itu sendiri. Kemudian membuat laporan keuangan
berdasarkan faktor pemenuhan barang ataupun bahan yang dibutuhkan pada
waktu proses produksi.
i) Produksi
Bertanggungjawab atas terlaksanannya proses produksi baik secara
kualitas
maupun
kuantitas
hasil
produksi,
dan
menangani
masalah
penyimpanan dan pemeliharaan hasil produksi serta alat-alat produksi. Selain
itu bertugas melaporkan hasil produksi dan mendistribusikannya ke bagian
pemasaran.
j) Penjualan (Sales & Marketing)
Bertanggungjawab mengurusi penjualan dan pemasaran hasil produksi
serta pendistribusiannya ke seluruh cabang atau outlet-outlet yang dimiliki.
Dan bertanggung jawab mengurusi alat-alat dan bahan baku harus sesuai
dengan order bagian pengadaan, dan memeriksa barang-barang yang baru
datang dari pemasok.
Dalam bagian ini terdiri dari bagian :
1) Marketing Public Relations
Marketing Public Relations memiliki 4 orang staff dalam lingkup
pekerjaannya. Memiliki kantor di lantai 2 pada kantor PT. Batik Danarhadi
Surakarta di Jl. Radjiman 164.
2) Rumah-rumah Batik Danarhadi (Showroom)
Untuk di kawasan Solo Batik Danarhadi memiliki 4 buah Rumah Batik
yaitu: Jalan. Dr. Rajiman 164, Jl. Slamet Riyadi 205, Jl. Gatot Subroto 5,
Jl. Honggowongso 78A. karyawan yang di miliki di Showroom kurang
43
lebih berjumlah 30 orang dengan memiliki bagian sebagai pimpinan
showroom, pramuniaga, bagian akuntansi, dll.
3) Departemen Store Counter
Untuk Counter yang ada bisa di bilang hampir di seluruh Departemen
Store di Indonesia PT. Batik Danarhadi telah memilikinya.
4) Distributor
Para distributor dari berbagai daerah yang kemudian akan mengirimkan
pesanan ke daerah pasaran produk Batik Danarhadi.
5) Exsport Departement
Untuk bagian eksport Departement berada di Jl. Slamet Riyadi 205
6) Consignment (konsiliasi)
Yang ini adalah kerjasama Batik Danarhadi dengan berbagai perusahaan
batik yang ada,di Indonesia yang kemudian di distribusikan oleh Batik
Danarhadi yang sudah melalui tahap penyeleksian.
k) Umum dan Personalia
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kantor serta
menyiapkan hal yang dibutuhkan setiap bagian, serta menjamin agar setiap
keperluan kantor dapat terpenuhi pada waktu yang telah ditetapkan.
Menentukan jumlah dan mutu karyawan yang dibutuhkan, menyeleksi
karyawan yang akan diterima, membayar gaji karyawan, mengatur kenaikan
pangkat, memberikan motivasi dan memahami keinginan dan gejolak
karyawan.
5. Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi
a) Kedudukannya dalam Perusahaan
Dalam kedudukan struktur organisasi, posisi Marketing Public Relations
PT. Batik Danarhadi tepat berada di bawah Departemen Penjualan
(Sales&Marketing).
Keberadaan
Marketing
Public
Relations
bertugas
memonitor dan mengevaluasi program promosi agar dapat berjalan secara
sistematis dan terencana dalam mendukung Departemen Pemasaran dalam
mengejar target penjualan.
44
b) Tujuan Komunikasi yang Dilakukan
Tujuan kegiatan yang dilakukan Marketing Public Relations PT. Batik
Danarhadi :
1) Memposisikan merek Batik Danarhadi sebagai produk unggulan di dunia
mode industri khusus batik.
2) Meningkatkan kebanggaan masyarakat akan produk warisan budaya nenek
moyang bangsa Jawa.
3) Mempertahankan kualitas dan menambah kuantitas peranan beserta
keberadaan rumah-rumah (show room) batik juga outlet-outlet yang
berada di seluruh pelosok Indonesia maupun di manca Negara.
4) Memperkokoh citra perusahaan di benak para konsumen maupun
masyarakat pada umumnya.
c) Khalayak Sasaran Kegiatan
Khalayak sasaran kegiatan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi :
1) Publik Internal
Yakni meliputi seluruh staf, karyawan, dewan direksi, dan pemilik PT.
Batik Danarhadi.
2) Publik Eksternal
a) Masyarakat luas pada umumnya, khususnya masyarakat yang
bermukim di daerah yang terdapat rumah-rumah batik maupun kantor
cabang PT. Batik Danarhadi.
b) Para konsumen beserta partner dari PT. Batik Danarhadi yang telah
ada, baik yang berupa perorangan maupun yang berbentuk departemen
atau perusahaan swasta dan juga para calon konsumen.
c) Kalangan media massa (media cetak daerah, media cetak pusat, radio
dan televisi).
d) Kalangan pemerintah setempat.
45
d) Strategi Komunikasi yang Digunakan
Untuk memfokuskan arah kegiatan dan pembagian tugas dengan baik,
maka Public Relations di PT. Batik Danarhadi di bagi menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu:
1) Marketing Public Relations yang mempunyai program dan kegiatan guna
mengoptimalkan tujuan komunikasi dan membantu bagian pemasaran dalam
penjualan.
2) Community Public Relations yang bertujuan untuk memperkokoh citra
bahwa PT. Batik Danarhadi memiliki rasa kepedulian sosial terhadap
masyarakat.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang peneliti kaji yaitu mengenai pelaksanaan
pemasaran yang dilakukan oleh Public Relations maka sebelum melakukan
analisis, peneliti memberikan gambaran mengenai data yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta
Marketing Public Relations dalam melaksanakan peranannya dalam
pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta memiliki peran yang penting karena
dapat mempengaruhi tumbuh kembang perusahaan yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan segala kegiatan pemasaran, Marketing Public Relations tidak bekerja
sendirian karena di PT. Batik Danarhadi Marketing Public Relations berada di
bawah pengawasan secara langsung oleh bagian Penjualan (sales & marketing).
Dan kegiatan Marketing Public Relations yang ada dilaksanakan secara
terkoordinir dari Marketing Public Relations pusat yang ada di Solo, dan diikuti
oleh Marketing Public Relations di cabang-cabang perusahaan PT. Batik
Danarhadi lainnya.
46
a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara
lain:
1) Membangun citra perusahaan
Marketing Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story
board) atas produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga
konsumen atau sasaran menjadi tertarik. Di sinilah Marketing Public
Relations memiliki peran besar dalam menciptakan dan membangun hal
tersebut. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara
tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut:
“Memang salah satu peran kami adalah memberikan suatu kesan yang
baik di mata masyarakat. Dengan salah satu cara adalah memberikan
kualitas akan produk yang kami hasilkan, dan dari kegiatan tersebut tentu
saja akan memberikan image tersendiri bahwa Batik Danarhadi adalah
batik yang memiliki kualitas yang baik. Dan kami terus berupaya
menjaga image yang sudah ada dengan terus melakukan publikasi di
media cetak maupun elektronik. Tujuan yang ada adalah terus
mengingatkan masyarakat akan brand Batik Danarhadi”.
Sedangkan dalam wawancara dengan informan V pada wawancara
tanggal 12 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:
“Saya sudah lama menjadi pelanggan di sini karena saya sudah mengenal
merk Danarhadi sudah dari dulu, dan menurut saya walaupun Danarhadi
memiliki harga yang lebih tinggi di bandingkan dengan batik yang lain,
namun saya mendapatkan produk yang memiliki merk dan kualitas yang
terjamin. Jadi saya sudah merasa cocok dengan Batik Danarhadi”.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Marketing
Public Relations Batik Danarhadi berupaya membangun citra perusahaan
dengan terus melakukan kegiatan pengiklanan produk yang sudah di
lakukan sejak awal dan kini sudah terbentuk image dari hasil publikasi yang
di lakukan.
Salah satu bukti dalam membangun citra perusahaan akan produk
Batik Danarhadi yang berkualitas adalah dengan adanya kunjungan dari
Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di House of Danar Hadi yang
berada di Jl. Slamet Riyadi no.205 beberapa waktu lalu.
47
2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)
Upaya Marketing Public Relations adalah bagaimana membangun
suatu kepercayaan melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak
media atau pers yang terus-menerus. Dan di PT. Batik Danarhadi telah
menjalin kerjasama yang baik di bidang publikasi di media cetak maupun
di media elektronik. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan II
pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kami sudah berkecimpung di dunia bisnis ini sudah cukup lama mbak,
jadi dalam pembangunan suatu kepercayaan dari masyarakat internal dan
eksternal tentu saja di bantu oleh media-media yang ada. Seperti surat
kabar, majalah, radio, dan televisi, juga iklan di Billboard. Dan dalam
proses ini kami terus menjalin kerjasama yang baik. Contohnya dengan
TATV, kami menjadi sponsor untuk pakaian yang digunakan oleh
Presenter Berita, ataupun waktu kita menjadi sponsor di Solo Batik
Fashion beberapa waktu lalu, media pers di Solo melakukan peliputan
dan mengangkat nama Batik Danar Hadi sebagai salah satu sponsornya.
Dari hal-hal seperti itulah kami menjalin kerjasama yang baik dengan
media atau pers”.
Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:
“Kalau dengan media dan pers yang ada, alhamdulillah hubungan pihak
Danarhadi tidak mengalami hambatan, kami selalu mengadakan upaya
untuk menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan kedua belah
pihak, jadi bila kami membutuhkan bantuan maka pers akan bersedia
membantu. Contohnya dengan Solopos, bila kami akan mengadakan
event Fashion misalnya, kami akan menghubungi pihak Solopos untuk
meminta di lakukan peliputan kegiatan. Keuntungannya kami dapat
melakukan publikasi gratis dan Solopos mendapatkan berita”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam segala aktivitasnya
terus berupaya menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak
Danarhadi dengan pers yang bersangkutan.
Salah satu bukti dari kerjasama baik yang terjalin antara pihak Batik
Danarhadi dengan media pers adalah pemberian penghargaan kepada PT.
48
Batik Danarhadi dari pihak Solopos sebanyak 2 kali pada tahun 2004 dan
2009 atas keikut sertaannya menjadi sponsor untuk “Solo Best Brand Index”
yang merupakan sebuah agenda survey pasar tahunan serta pemberian
penghargaan terhadap komoditi terbaik di Solo.
3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan
Marketing Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga
dan antisiasme penyalur, yaitu dengan mempublikasikan tentang suatu
produk atau jasa yang akan diluncurkan sebelum dipasarkan. Hal ini juga di
laksanakan oleh Marketing Public Relations dari PT. Batik Danarhadi. Hal
ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 11
Juni 2009, sebagai berikut:
“Iya mbak, sebelum kami me-launching (meluncurkan) produk,
sebelumnya kami pasti melakukan suatu pengenalan produk, baik dengan
pemasangan iklan/press release di media maupun dengan melakukan
kegiatan fashion show. Jadi untuk para wiraniaga dan penyalur produk
kami tentu saja kan membantu mereka dalam mengenal produk yang
mereka jual”.
Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:
“Kalau untuk produk baru kami selalu melakukan launching produk
untuk memperkenalkan produk tersebut ke pelanggan/konsumen
/masyarakat umum, sehingga produk yang kami luncurkan akan mampu
mendapat tempat di hati para pelanggan/konsumen/masyarakat umum
yang melihatnya. Dan hal ini juga akan membantu kerja wiraniaga dan
penyalur produk yang kami miliki dalam meningkatkan penjualan”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi memiliki aktivitas yang
berupa release produk di media, launching produk, fashion show, dll.
Berfungsi untuk membantu program kerja dari wiraniaga dan penyalur guna
mewujudkan target penjualan yang di tentukan. Salah satu kegiatan dari
Marketing Public Relations adalah fashion show yang menampilkan
rancangan-rancangan dari perancang yang sudah ternama, salah satunya
adalah perancang Danny Wirawan yang di percaya untuk merancang design
49
produk batik Danarhadi. Kemudian kegiatan yang lain adalah memberikan
diskon kepada pemegang kartu kredit Danamon dan BII sebesar 10%-15%
saat melakukan transaksi pembelian produk Batik Danarhadi
4) Menekan anggaran promosi
Dalam pelaksanaan kegiatan publikasinya pihak PT. Batik Danarhadi
tidak selalu menggunakan media cetak maupun elektronik. Keuntungan lain
dengan memanfaatkan kekuatan marketing public relations dalam
penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan
biayanya lebih murah di bandingkan jika berpromosi melalui iklan
komersial tv atau media cetak. Hal tersebut dikemukakan oleh informan II
pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Untuk publikasi yang kami lakukan di luar publikasi iklan komersil dan
mampu menekan anggaran promosi adalah dengan mengikuti/menjadi
sponsor dalam event-event yang ada. Misalnya untuk Solo Batik Festival
kemarin, tanpa kami mengeluarkan biaya untuk berpromosi dan hanya
dengan membantu mensponsori pakaian yang di gunakan untuk fashion
tersebut, kami sudah mendapatkan publikasi yang baik untuk masyarakat
di Solo dan sekitarnya yang menyaksikan”.
Hal senada juga disampaikan oleh informan III pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalo publikasi yang mampu menekan anggaran biasanya kami
melakukan saat melaksanakan fashion dengan menyediakan leaflet,
memasang x-banner di area fashion, dll. Jadi dengan sendirinya para
pengunjung akan mengetahui dan mengingat brand Batik Danarhadi
tanpa kami melakukan promosi dengan harga yang tinggi. Kami juga
menyediakan brosur-brosur dari produk yang kami hasilkan yang tersedia
di showroom-showroom Batik Danarhadi. Salah satu kegiatan promosi
kami yang ringan dalam dana namun memiliki daya tarik yang tinggi,
yaitu adanya House Of Danarhadi yang berupa museum batik, tempat
pembuatan batik tulis, showroom, dan tempat untuk belajar membatik.
House Of Danarhadi di buka untuk umum, dengan biaya Rp. 15.000,untuk pelajar/mahasiswa dan Rp. 25.000,- untuk masyarakat umum. Di
sini akan dapat di lihat proses pembuatan batik tulis dan dapat berjalanjalan mengunjungi museum batik yang dimiliki Batik Danarhadi”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa kegiatan
yang di lakukan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam
50
menekan anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events
yang ada,menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosurbrosur dari produk Batik Danarhadi dan juga dengan adanya House Of
Danarhadi di Jalan Slamet Riyadi 205.
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan
Dikarenakan selera dan keinginan dari konsumen yang berbeda-beda
dan tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi
orang yang tidak senang iklan tersebut, Marketing Public Relations akan
menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau
features tentang story board mengenai produk atau jasa yang akan di
pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang
diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan
efisien dalam menggunakan dana promosi. Seperti diungkapkan oleh
Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut :
“Seperti yang saya ungkapkan tadi mbak, bahwa selain menghemat biaya
promosi, kami juga mengantisipasi dari konsumen-konsumen yang
memang tidak membutuhkan iklan dalam pelaksanaan pembelian.
Contohnya untuk suatu instansi perusahaan yang menginginkan
pemesanan dalam jumlah banyak, kami akam melakukan promosi lebih
detail dan langsung mengenai ragam produk yang kami miliki dan kami
tawarkan. Dan dalam pembelian dengan jumlah besar akan ada
perbedaan harga yang diberikan”.
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh informan III pada
wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:
“Untuk konsumen yang tidak suka iklan, biasanya pelanggan tersebut
akan datang langsung ke showroom yang kami miliki dan bertanya
tentang produk-produk yang ada dan kami juga menyediakan buku
panduan maupun leaflet untuk produk yang kami hasilkan”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing
Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan upaya berupa
penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan secara personal
kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan media cetak maupun
media elektronik.
51
b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta
1) Peluncuran dan publikasi produk.
Dalam dunia usaha yang penuh persaingan, salah satu cara yang di
lakukan oleh Marketing Public Relations adalah dengan terus berupaya
mempublikasikan produk yang di hasilkan agar dapat di kenal dan mampu
membentuk image yang baik untuk perusahaan.
Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan II pada tanggal
12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Salah satu kegiatan dari Marketing Public Relations perusahaan kami
adalah peluncuran dan publikasi produk. Hal ini minimal kami
laksanakan setidak-tidaknya 3 bulan sekali dan dapat terus bertambah
sesuai dengan event-event yang ada. Untuk kegiatan launching dan
publikasi produk biasanya kami mengundang para pelanggan kami dan
juga media pers untuk melakukan peliputan”.
Hal yang senada juga di sampaikan oleh informan IV pada tanggal 18
Juni 2009, sebagai berikut:
“Iya mbak launching (peluncuran) dan publikasi produk memang
aktivitas utama kami, karena salah satu peranan kami di sini adalah
membangun suatu kepercayaan dari para konsumen dan dalam upaya
tersebut kami terus melakukan publikasi, baik di media cetak maupun
elektronik yang berfungsi untuk mengingatkan masyarakat akan brand
Batik Danarhadi”.
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas
Marketing Public Relations salah satunya adalah dengan launching produk
dengan mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke
media cetak dan elektronik.
2) Iklan layanan masyarakat
Iklan layanan masyarakat tentu berguna untuk menimbulkan image di
masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan sosial yang ada
di lingkungannya. Salah satunya adalah dengan memberikan ucapan selamat
atas suatu event, contohnya: Batik Danarhadi memasang ucapan Selamat
52
Hari Raya Idul Fitri pada saat lebaran tanpa berupaya berpromosi mengenai
produknya.
Namun di akui oleh pihak Danarhadi bahwa Batik Danarhadi belum
aktif dalam pemberian iklan layanan masyarakat. Hal ini seperti yang di
ungkapkan oleh Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai
berikut:
“Untuk iklan layanan masyarakat, kami memang belum berpartisipasi
aktif karena kegiatan social masyarakat tersebut sudah ada bagian
tersendiri yang menangani dan dari pihak pimpinan dalam melaksanakan
kegiatan social tersebuttidak menampilkan embel-embel PT. Batik
Danarhadi, jadi kegiatan social yang di laksanakan murni tanpa
mengaharapkan apapun. Contohnya adalah kegiatan pembagian zakat,
penyantunan yayasan, dll”.
3) Special events: promotion & publications programs
Dalam mendukung aktivitas dari bagian penjualan, aktivitas yang di
lakukan dari Marketing Public Relations adalah dengan melakukan kegiatan
promosi produk dan publikasi produk yang di hasilkan. Hal ini seperti yang
di ungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009,
sebagai berikut:
“Kegiatan utama kami memang untuk mempromosikan produk yang di
hasilkan oleh Batik Danarhadi, baik dengan media cetak dan elektronik,
maupun dengan pelaksanaan kegiatan rutin kami maupun special events,
contohnya kami menjadi salah satu sponsor tetap dalam pelaksanaan
events Pemilihan Putra-Putri Solo”.
Hal yang senada di sampaikan oleh Informan IV pada wawancara
tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kegiatan promosi kami merupakan kegiatan utama dari Marketing
Public Relations, dan pelaksanaannya dengan di bantu oleh berbagai
media cetak dan elektronik yang ada dan yang sudah kami jalin
kerjasama yang baik. Selain itu kami juga melaksanakan kegiatan khusus
dalam pelaksanaan promosi seperti menjadi sponsor untuk Solo Batik
Festival beberapa waktu yang lalu”.
53
Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
Marketing Public Relations juga melaksanakan promosi dengan mengikuti
event-event khusus.
c) Media yang digunakan untuk Pelaksanaan Pemasaran oleh Marketing Public
Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta
Dalam melaksanakan berbagai peran serta aktivitasnya Marketing Public
Relations menggunakan beberapa media untuk mendukung kelancaran
kerjanya. Di samping untuk mempermudah pekerjaan, kerjasama ini juga
sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang PT. Batik Danarhadi kepada
instansi-instansi relasi serta sejauh mana keprofesionalan Marketing Public
Relations dalam bekerja. Beberapa media yang di gunakan Marketing Public
Relations dalam melaksanakan aktivitasnya dan perannya di PT. Batik
Danarhadi melalui media cetak, media elektronik .
Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada tanggal 11
Juni 2009 sebagai berikut:
“Media yang di gunakan sebagai sarana promosi di sini banyak seperti
lewat surat kabat Solopos, majalah, brosur, leaflet, spanduk, baliho, press
release, dll. Lalu untuk media elektronik, meliputi radio Solopos FM dan
Metta FM, untuk televisi lokal kita dengan TATV dan internet untuk
publikasi secara untuk luar negeri. Dan kami sejauh ini belum mengalami
kendala yang berarti”.
Hal senada juga di uraikan oleh informan III pada wawancara tanggal 17
Juni 2009 sebagai berikut:
“Kebetulan untuk media yang di gunakan kami tidak memiliki kendala
yang cukup berarti karena kami telah menjalin kerjasama yang lama dan
dalam jangkauan yang lebih luas kami juga menggunakan surat kabar
nasional seperti Kompas dan Televisi-televisi swasta Nasional yang ada”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing Public
Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan berbagai media mulai dari media
cetak hingga media elektronik, dan jaringan dan hubungan yang luas tidak
terbatas pada media lokal saja namun juga nasional bahkan internasional.
54
b) Hambatan Yang Dihadapi Marketing Public Relations Dalam Pelaksanaan
Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Terdapat 2(dua) macam kendala yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi
Surakarta dalam pelaksanaan pemasaran, yaitu hambatan ke dalam (intern) dan
hambatan keluar (ekstern).
a. Hambatan ke dalam (intern)
Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern yang
dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah:
1) Faktor Sumber Daya Manusia
Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia ini
terletak pada kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada
dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya
kemampuan dalam penguasaan design visual. Sedangkan kunci utama
keberhasilan dalam bidang usaha terletak pada bagaimana bentuk
promosi/iklan yang dilaksanakan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh
informan I, pada wawancara tangggal 11 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalau secara pembagian tugas sudah terkoordinir dengan baik namun
masih ada kekurangan dalam kemampuan dari Sumber Daya Manusia
dalam menggunakan computer untuk design visual, sehingga tugas
perancangan secara visual hanya di serahkan pada satu orang saja dan
sebenarnya juga memiliki tanggung jawab di tugas yang lain. Dapat
dikatakan kami juga kekurangan anggota yang khusus menanggani
design visual”.
Hal yang lain juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara
tanggal 12 Juni, sebagai berikut:
“Hambatan yang ada juga kadang-kadang karena kurangnya kesiapan
dari bagian tertentu, contohnya saat akan launching produk tertentu dari
bahan A, namun karena bahan A belum siap maka terjadi penundaan
launching produk”.
55
Berdasarkan wawancara di atas di ketahui bahwa salah satu hambatan
yang ada adalah kurangnya kemampuan penggunaan komputer dan kesiapan
dari faktor Sumber Daya Manusia yang ada.
2) Faktor Budgeting
Pada pembiayaan/ pendanaan untuk kegiatan pemasaran khususnya
promosi memang mendapatkan perhatian dan dana tersendiri dari
perusahaan. Namun tetap saja tidak dapat dipungkiri keterbatasan
pendanaan yang ada akan berpengaruh pada kegiatan pemasaran yang
dilaksanakan.
Hal tersebut seperti dikatakan oleh informan III , pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:
“Hambatan yang lain adalah masalah dana, terkadang saat kami memiliki
ide tentang kegiatan tertentu dari pihak pimpinan menolak dan meminta
penundaan kegiatan dengan alasan penghematan dana”.
Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh informan IV, pada
wawancara tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:
“Iya mbak, kadang-kadang alasannnya adalah karena promosi yang
dilakukan hanya akan membuang-buang uang saja, padahal memang
kegiatannya seperti itu, karena tugas kita adalah menggunakan media
yang ada untuk menciptakan dan membentuk image brand agar dapat di
ingat oleh masyarakat”.
Dari uraian di atas, Public Relations Batik Danarhadi mempunyai
hambatan dan keterbatasan budget dalam merealisasikan program dan
kegiatan yang akan di lakukan.
b. Hambatan ekstern (keluar)
Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang
dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi:
1) Faktor persaingan harga (Price war)
Berada dalam bidang usaha apapun tidak akan terlepas dari suatu
persaingan dimana kepuasan pelanggan menjadi faktor utama. Saat ini
56
industri batik tanah air sedang mengalami perkembangan yang pesat dan
usaha ini semakin menjamur di kalangan masyarakat. Hal tersebut juga
terlihat dari semakin banyaknya penawaran yang di berikan oleh perusahaan
batik selain PT. Batik Danarhadi. Mulai dari harga yang murah hingga motif
dan design yang lebih beragam.
Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 12 Juni 2009,
sebagai berikut:
“Sekarang di Indonesia, terutama di Solo sedang booming batik, karena
itu banyak perusahaan batik baru yang bermunculan dan memberikan
penawaran harga yang lebih rendah”.
Hal tersebut juga disampaikan oleh informan IV, pada wawancara
tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:
“Dulu batik memang tidak digunakan oleh semua orang, tetapi sekarang
penggunaan batik tidak lagi di batasi dan dapat digunakan oleh semua
golongan masyarakat dan usia, apalagi tahun kemarin batik booming, jadi
banyak pesaing yang menurunkan harga maupun memberikan kelebihan
yang lainnya untuk mendapatkan target penjualan atau bahkan melebihi
target penjualan biasanya”.
Berdasarkan data di atas di ketahui bahwa hambatan dari persaingan
harga dengan perusahaan batik lain adalah yang cukup berarti dalam
pelaksanaan peran Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam rangka
menarik minat pelanggan lebih banyak sekaligus meningkatkan penjualan
yang ada.
2) Faktor kebutuhan Pelanggan yang berbeda-beda
Semua pelanggan memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Faktor kebutuhan yang beragam inilah yang
senantiasa berusaha untuk di penuhi oleh PT. Batik Danarhadi, dengan cara
meningkatkan mutu pelayanan dan produk yang dihasilkan serta
menunjukkan kepada para pelanggan bahwa PT. Batik Danarhadi akan
selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi apa yang menjadi
kebutuhan mereka sehingga para pelanggan dapat merasa puas.
57
Hal tersebut seperti yang diuraikan oleh informan I, pada wawancara
tanggal 11 Juni 2009, yaitu:
“Setiap pelanggan memiliki keinginan yang berbeda-beda dan mereka
ingin dipenuhi segala keinginannya, dan tentu saja kami akan berusaha
keras memberikan keyakinan pada para pelanggan bahwa PT. Batik
Danarhadi mampu wewujudkan keinginan dari para pelanggan. Serta
dengan pembuktian akan produk yang kami hasilkan, sehingga dapat
membuat pelanggan yakin dan akan tetap setia”.
Hal serupa di ungkapkan oleh informan III, pada wawancara tanggal
17 Juni 2009 , sebagai berikut:
“Karena pengguna batik sekarang bukan hanya orang tua dan untuk acara
kondangan atau resmi, maka banyak pelangggan yang menginginkan
kami untuk menciptakan design baru sesuai dengan kebutuhan dan selera
pelanggan”.
Berdasarkan uraian di atas, di simpulkan bahwa kegiatan memuaskan
pelanggan adalah prioritas utama dan pelanggan merupakan komponen
utama untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Karena itulah PT. Batik
Danarhadi sebisa mungkin berupaya mewujudkan apa yang menjadi
keinginan dari para pelanggannya.
3) Faktor dari “pihak ketiga”
Kegiatan promosi yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan
produk-produk PT. Batik Danarhadi sekaligus membentuk image brand oleh
PR Batik Danarhadi tidak hanya di lakukan sendiri, tetapi juga menjalin
kerjasama dengan beberapa instansi lain yang bergerak di bidang periklanan
seperti televisi, radio, surat kabar, usaha membuat billboard, dll. Masalah
terbesar yang dihadapi adalah sulitnya ijin untuk memasang iklan di tempat
umum maupun permintaan harga dari pihak advertising yang tinggi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh informan I, pada tanggal 11
Juni 2009, sebagai berikut:
“Sekarang ini di Solo sudah mulai sulit untuk memasang iklan di tempattempat umum, karena dari pihak Pemkot sudah melakukan penertiban
teerhadap tata kota yang kemudian berdampak pada minimnya tempat-
58
tempat yang dapat digunakan untuk memasang iklan, terutama untuk
iklan billboard. Dengan begitu persaingan untuk mendapatkan tempat
iklan semakin tinggi dan yang berani memberikan harga tertinggi yang
akan mendapatkan lokasi tersebut”.
Hal serupa juga di katakan oleh informan II, pada wawancara tanggal
12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalau untuk media cetak dan elektronik di Solo kita sudah menjalin
kerjasama yang baik dan untuk masalah dana yang dibutuhkan tidak
menjadi kendala. Tapi untuk iklan di jalan dan tempat umum itu lah yang
susah, mesti ijin sana-sini dan negosiasi yang lama”.
Dari hasil wawancara di atas salah satu kerjasama yang agak
bermasalah adalah dalam persaingan harga untuk mendapatkan lokasi iklan.
Contohnya: untuk pemasangan billboard di Bandara dibutuhkan negosiasi
harga dengan pihak advertising terlebih dahulu dan dari pesaing-pesaing
yang lain akan di pilih pihak advertising siapa yang berani memnawarkan
harga paling tinggi.
c) Upaya yang dilakukan oleh Marketing Public Relations Dalam Mengatasi
Hambatan-Hambatan
Dalam Pelaksanaan Pemasaran di PT.
Batik
Danarhadi
Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di lapangan, terdapat 2 (dua)
upaya yang di lakukan PT. Batik Danarhadi Surakarta untuk menangani hambatan
yang di hadapi dalam usaha membangun citra perusahaan, yaitu:
a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern (ke dalam)
1) Faktor Sumber Daya Manusia
Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia adalah
bagaimana meningkatkan kualitas serta mengatur karyawan untuk
melakukan kegiatan kerjanya semaksimal mungkin. Usaha yang dilakukan
oleh pihak Batik Danarhadi untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain
dengan penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksaanakan
tugas.
59
Seperti yang di ungkapkan oleh informan I, pada wawancara tanggal
11 Juni 2009, sebagai berikut:
“Usaha yang di lakukan dari kami adalah kita lebih ketat lagi dalam
memberikan deadline untuk pembuatan produk yang akan di gunakan,
sehingga tidak ada keterlambatan yang mengakibatkan ketertundaan
dalm pelaksanaan kegiatan perusahaan”.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara
tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalau menghadapi masalah kemampuan mengoperasikan komputer
untuk visual kami mengadakan berbagai pelathan dan kegiatan-kegiatan
yang dapat mendukung peningkatan kemampuan para karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka”.
Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa upaya yang di lakukan
pihak PT. Batik Danarhadi dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan
dari para karyawan adalah dengan memberikan jadwal deadline yang ketat
dalam produksi dan memberikan pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka.
2) Faktor Budgeting
Masalah budget merupakan masalah yang vital karena tanpa adanya
budget yang mencukupi , maka segala kegiatan seperti promosi dan
pengadaan latihan bagi karyawan jadi terhambat. Dan cara untuk mengatasi
masalah keterbatasan budget tidaklah mudah.
Seperti yang di ungkapkan informan II, pada wawancara tanggal 12
Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalau untuk promosi memang sudah disiapkan anggaran tersendiri,
hanya saja ketika kegiatan yang di ajukan di tolak oleh pimpinan hal
yang bisa di lakuakan hanyalah mengundur dan mencari waktu pengganti
yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut”.
Hal senada juga di sampaikan oleh informan III, pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:
“Untuk kami bagian Marketing Public Relations sebelum mengajukan
usulan kepada pimpinan, kami sudah menyiapkan Plan A dan Plan B dan
hal inilah yang akan di sampaikan kepada pimpinan dan manakah yang di
60
anggap patut dalam pengganggaran dan juga dapat memenuhi keinginan
dari pimpinan”.
b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern(keluar), meliputi:
1) Faktor persaingan Harga (Price War)
Hambatan dari persaingan harga, muncul dari perusahaan-perusahaan
Batik yang mulai tumbuh sekarang ini yang berani menawarkan harga yang
lebih rendah dan macam produk yang lebih beragam. Untuk mengatasi
masalah tersebut PT. Batik Danarhadi menawarkan harga tertentu pada
event-event tertentu.
Hal tersebut di ungkapkan oleh Informan I, pada wawancara tanggal
11 Juni 2009, sebagai berikut:
“Untuk mengatasi persaingan harga, kami bisa memberikan harga-harga
tertentu pada situasi dan kondisi tertentu, misalnya saat hari-hari besar
keagamaan dan pada event-event tertentu agar pelangggan tertarik dan
membeli produk yang ditawarkan. Contohnya pada saat Lebaran Batik
Danarhadi memberikan diskon 10%-50% kepada konsumen”.
Hal yang senada juga di ungkapkan oleh informan V, pada wawancara
tanggal 12 Juli 2009, sebagai berikut:
“Iya mbak, setiap musim liburan atau Lebaran Danarhadi banyak
memberikan diskon. Lumayan lah mbak,dengan kualitas yang bagus
dapat diskon pula”.
Dengan strategi promosi yang dilakukan di harapkan dapat
meningkatkan jumalah pelanggan pada event tertentu. Selain itu usaha
tersebut di maksudkan agar para pelanggan puas dan tetap setia kepada
brand Batik Danarhadi.
Beberapa cara Batik Danarhadi dalam membina hubungan baik
dengan para pelanggan adalah dengan memberikan voucher Rp 150.000,sampai dengan Rp. 500.000,- untuk pelanggan tertentu yang membeli dalam
jumlah besar, pemberian diskon 10%-50%, peragaan busana Batik
Danarhadi dengan menampilkan koleksi-koleksi terbaru dan berkualitas dan
biasanya dilakukan minimal 3x dalam setahun, dan juga bonus pembelian
61
saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu, contoh bonus yang di
berikan adalah payung Batik Danarhadi, mug Batik Danarhadi, dan lainlain.
2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda
Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika membeli
suatu produk batik, yang menjadi kendala adalah bagaimana Batik
Danarhadi mampu meyakinkan para pelanggan bahwa Batik Danarhadi
mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan setiap
pelanggan. Hal seperti itu juga di sampaikan oleh informan II, pada
wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kami di sini beserta seluruh karyawan dari Batik Danarhadi berupaya
memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pelanggan. Setiap
kebutuhan pelanggan akan kami usahakan untuk dipenuhi sesuai dengan
selera dan harga yang pelanggan sediakan. Dan kami selalu berupaya
memberikan rancangan baru dalam motif maupun design”.
Hal serupa juga di sampaikan oleh informan VI, pada wawancara
tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:
“Kalau masalah motif dan design saya senang dengan produk yang di
tawarkan oleh Batik Danarhadi karena selalu mengikuti trend yang ada.
Walaupun untuk harga memang tergolong mahal, tetapi saya puas
dengan kualitas yang sebanding”.
Seluruh karyawan dari Batik Danarhadi selalu melakukan upayaupaya pemberian pelayanan sebaik mungkin bagi para pelanggan. Dengan
terus memberikan inovasi produk batik, baik dari segi motif maupun design
beragam yang di tawarkan yang akan menjadi pilihan dengan apa yang di
inginkan oleh para pelanggan.
Selain usaha-usaha di atas, Batik Danarhadi juga berupaya menjalin
hubungan yang baik dengan para pelanggannya. Batik Danarhadi selalu
berusaha untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggan, serta berusaha
membuat inovasi baru dalam berbagai macam kreasi produk batik yang
dihasilkan., sehingga berbeda dan memiliki ciri tersendiri dan berbeda dari
para pesaingnya.
62
3) Faktor dari “Pihak Ketiga”
Hambatan kerjasama dari pihak ketiga dalam hal pemesanan tempat
iklan seperti billboard memang harus di pikirkan dengan matang-matang
oleh bagian Marketing Public Relations. Untuk itu pihak PT. Batik
Danarhadi telah mencari solusi yaitu dengan instansi yang benar-benar
professional dalam bekerja dan mampu menjalankan program promosi yang
di miliki oleh PT. Batik Danarhadi dengan sebaik-baiknya.
Hal seperti itupun di sampaikan oleh informan II, pada wawancara
tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:
“Dulu untuk negosiasi tempat pemasangan billboard dapat di lakukan
antara pihak terkait dengan kami sendiri, namun sekarang para pihak
terkait sudah mulai menyerahkan wewenang mereka kepada pihak
advertising yang di tunjuk. Untuk itu kami berupaya menjalin hubungan
yang baik dengan berbagai pihak advertising maupun media periklanan
lainnya. Karena mau tidak mau kita saling membutuhkan”.
Dari hasil wawancara di atas upaya yang di tempuh dari Public
Relations dalam menghadapi masalah dengan pihak ketiga adalah dengan
terus menjalin kerjasama dan negosiasi dengan baik.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori
Dalam sub Bab ini, peneliti menganalisa data yang berhasil di kumpulkan
di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan selanjutnya. Di hubungkan
dengan teori yang sudah ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1)
Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di perusahaan,
(2) Hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public Relations dalam
pelaksanaan pemasaran di Perusahaan (3) Upaya yang di lakukan oleh Marketing
Public Relations dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pemasaran di
Perusahaan. Berikut ini peneliti akan menganalisa peran Marketing Public
Relations dalam pelaksanaan pemasaran di Perusahaan, khususnya di PT. Batik
Danarhadi Surakarta.
63
1. Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT.
Batik Danarhadi Surakarta.
a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara
lain:
1) Membangun citra perusahaan
Seperti yang di uraikan oleh Philip Kotler dalam Rosady Ruslan
(2007:139-140), bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah
membangun kesadaran konsumen (citra perusahaan) di mana Marketing
Public Relations berperan untuk terus memberikan kesadaran kepada
konsumen akan produk yang di milikinya.
Hal yang hampir sama juga di sampaikan oleh Rhenald Kasali
(1992:13) bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah
membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen.
Hal seperti ini terlihat dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public
Relations PT. Batik Danarhadi yang terus-menerus menampilkan dan
memberikan kualitas yang terbaik dari produk yang di hasilkan Batik
Danarhadi dan juga terus berupaya untuk memberikan pelayanan kepada
para pelanggan dengan semaksimal mungkin dan terus di dukung oleh
kegiatan publikasi di media cetak dan elektronik yang terus-menerus
sehingga akan menjadi pengingat bagi para konsumen/ pelanggan/
masyarakat akan brand Batik Danarhadi dan terus berupaya membentuk
image yang baik.
2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)
PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari
pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus
menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat
local, nasional, maupun internasional. Hal ini juga di dukung kerjasama
yang baik dari media dan pers karena terus menampilkan berbagai kegiatan
yang positif dari pelaksanaan kegiatan PT. Batik Danarhadi, sehingga
terbentuk image yang baik di mata masyarakat.
64
Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Rusady Ruslan (2007:139-140)
bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah membangun
kredibilitas.
3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan
publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan
melakukan press release maupun fashion show. Jadi hal ini akan membantu
para
wiraniaga
dan
penyalur
produk
Batik
Danrhadi
dalam
memperkenalkan produk yang baru di luncurkan, seperti pengenalan akan
bahan yang di gunakan, corak dan warna yang disediakan, dsb.
Seperti pendapat dari Rhenald Kasali (1992:13) bahwa peran
Marketing Public Relations adalah menyebarkan berita sebelum beriklan
dan mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force).
4) Menekan Anggaran Promosi
Kegiatan promosi yang di lakukan dari pihak Batik Danarhadi tidak
sepenuhnya hanya dengan menggunakan media cetak dan elektronik yang
ada, namun juga ada kegiatan lain yang dilakukan, seperti dengan
mengadakan fashion show rutin di showroom yang di miliki, mengikuti
event-event special seperti; SBC (Solo Batik Carnival), SBF (Solo Batik
Festival), dsb.
Untuk publikasi yang lain dilakukan dengan memasang x-banner di
Rumah-rumah Batik Danarhadi ataupun saat melakukan pameran. Selain xbanner juga di sediakan leaflet atau brosur bagi para pengunjung.
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan.
Karena selera dan kebutuhan yang berbeda-beda dari masing-masing
pelanggan, maka dalam publikasi yang di lakukan pun ada yang di lakukan
berbeda. Salah satunya adalah ketika Marketing Public Relations Batik
Danarhadi dihadapkan pada customer yang menginginkan pengetahuan
akan produk yang di miliki secara lebih detail untuk membeli dalam jumlah
yang banyak dan khusus, maka Marketing Public Relations akan
65
memberikan pelayanan khusus untuk memenuhi keinginan dari customer
tersebut.
b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta
1) Peluncuran dan publikasi produk
Salah satu kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik
Danarhadi adalah launching (peluncuran) dan publikasi produk ke
pelanggan/
konsumen/
masyarakat.
Kegiatan
ini
adalah
untuk
mengenalakan produk yang baru di hasilkan PT. Batik Danarhadi dan
publikasi juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk terus
mengingatkan masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi,
sehingga brand ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke
generasi.
2) Iklan Layanan Masyarakat
Untuk hal yang satu ini diakui dari pihak Danarhadi belum melakukan
secara aktif, namun PT. Batik Danarhadi telah memiliki bagian tersendiri
yaitu seksi social yang mengurus segala kegiatan secara langsung dan
mendetail tentang kegiatan social di masyarakat. Dan dalam pelaksanaan
kegiatan social tersebut dari pihak Danarhadi sama sekali tidak
memberikan embel-embel promosi dalam pelaksanaan kegiatan sosialnya.
Hal ini di tujukan semata-mata sebagai bentuk kepedulian PT. Batik
Danarhadi kepada lingkungan dan masyarakat, khususnya di wilayah
Surakarta.
3) Special events; promotions & publications events
Kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi
adalah promosi, dan dalam kegiatan promosi dan publikasi ini tidak
monoton dengan selalu menggunakan media cetak dan media elektronik
yang ada, namun hal ini juga dilakukan dengan mengikuti special event
yang ada.
Contoh kegiatan special events yang di ikuti adalah; Solo Batik
Carnival (SBC), Solo Batik Festival (SBF), dan Pemilihan Putra-Putri Solo.
Dan untuk bulan Juli ini events yang di ikuti adalah pameran di Singapura
66
dan Inggris, sesuai dengan permintaan dari Kedubes di sana untuk
mengirimkan produk dan staff yang dimilikinya untuk mengikuti event
tersebut.
c) Media yang digunakan Marketing Public Relations dalam pelaksanaan
pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Dalam melaksanakan aktivitasnya Marketing Public Relations PT.
Batik Danarhadi menggunakan berbagai media yang ada untuk mendukung
kelancaran kerjanya. Selain memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
aktivitasnya, penggunaan media yang di gunakan juga memberikan
gambaran
kepada
instansi-instansi
relasi
tentang
sejauh
mana
keprofesionalan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi.
Beberapa media yang digunakan Marketing Public Relations PT.
Batik Danarhadi seperti yang di ungkapkan oleh Frank Jefkins (1996:6162) yaitu; media pers seperti Koran-koran, majalah-majalah, surat kabar,
dsb. Kemudian radio yang di gunakan adalah Metta FM dan Solopos FM,
Televisi lokal yang di gunakan adalah TATV, dan penggunaan Televisi
Nasional di lakukan untuk event/ promosi yang serempak dilakukan
bersama dari seluruh Rumah Batik Danarhadi di Tanah air. Kemudian
pameran yang dilakukan dari berbagai event di daerah, nasional, maupun
internasional. Selanjutnya juga ada bahan cetakan (printed material) berupa
brosur, leaflet, kalender, dsb.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Marketing Public Relations
dalam
pelaksanaan Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta
Seperti yang telah di uraikan dalam Deskripsi permasalahan, terdapat 2
(dua) macam kendala yang dihadapi oleh Marketing Public Relations dalam
pelaksanaan pemasaran Perusahaan, yaitu:
a. Hambatan intern (ke dalam)
Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern
yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah:
67
1) Faktor Sumber Daya Manusia
Hambatan kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada
dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya
kemampuan dalam penguasaan design visual sebenarnya dapat teratasi sejak
awal perekrutan pihak perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada
para karyawan agar terus meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar
dapat di gunakan secara optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga
memberikan
latihan-latihan
untuk
peningkatan
kemampuan
serta
pengembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan mempengaruhi
dalam pola berpikir karyawan dalam bekerja.
Seperti yang di uraikan oleh Kustadi Suhandang (2004:59) tentang
motivasi sebagai salah satu hambatan bagi Public Relations. “Hambatan
yang ada adalah berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan
kekurangannya”.
Selain itu hambatan ke dalam menurut Kustadi Suhandang (2004:238),
salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
buruh atau pegawai.
2) Faktor Budgeting
PT. Batik Danarhadi merupakan salah satu Perusahaan Batik Nasional
yang telah berdiri cukup lama dan tetap mampu eksis dalam tingginya
persaingan yang terjadi. Untuk pendanaan dalam kegiatan pemasaran tentu
saja telah ada penganggaran tersendiri yang di tujukan khusus untuk
membantu kegiatan pemasaran. Salah satu kegiatan pemasaran yang penting
adalah Promosi yang dilakukan. Walaupun dengan pendanaan tersendiri dan
sudah tersedia, tetap saja pembatasan dana yang ada akan menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Promosi.
Hambatan yang terjadi adalah dari pimpinan yang menginginkan
pengeluaran dana seminim mungkin dalam pelaksanaan Promosi yang di
68
lakukan. Sedangkan hambatan yang lain adalah di butuhkannya dana yang
besar dan cukup mahal untuk pemasangan iklan di tempat-tempat umum.
Solusi yang di lakukan bagi pihak Public Relations adalah dengan
meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa yang di
inginkan oleh pimpinan. Dan untuk permasalahan dalam pemasangan iklan,
Public Relations Batik Danarhadi berupaya untuk terus menjalin hubungan
yang harmonis kepada berbagai pihak media yang berubungan dengan
pelaksanaan promosi yang di lakukan.
b. Hambatan ekstern (keluar)
Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang
di hadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi:
1) Faktor Persaingan Harga
Hambatan dari persaingan harga dirasakan tidak terlalu berpengaruh di
PT. Batik Danarhadi. Karena pada dasarnya PT. Batik Danarhadi telah
memiliki jangkauan pasar tersendiri yang terus setia menggunakan produk
Batik Danarhadi yang di hasilkan. Walaupun tidak dapat di pungkiri bahwa
persaingan harga yang terjadi juga berpengaruh pada penjualan produksi
Batik Danarhadi, karena ada pelanggan yang memilih berpindah ke brand
yang lain karena brand tersebut mampu memberikan harga yang lebih
rendah di bandingkan dengan Batik Danarhadi.
Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi
melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,
hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi
yang di gunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah
satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain.
2) Faktor Kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda.
Setiap pelanggan yang membeli produk Batik Danarhadi tentu
memiliki tujuan serta kebutuhan yang berbeda-beda, mulai dari tujuan untuk
membeli pakaian untuk pesta, ke kantor, maupun tujuan yang lain. menurut
69
Kustadi Suhandang (2004:58), salah satu hambatan Public Relations adalah
Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang
berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih
bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan.
Selain itu untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan dari
pelanggan maka masalah inovasi dan keragaman produk yang di tawarkan
juga harus diperhatikan karena jika kualitas yang di berikan baik, maka
kepuasan pelanggan pun tercapai.
Banyaknya kepentingan dan kebutuhan pelanggan yang harus di
wujudkan oleh pihak Batik Danarhadi menjadi salah satu hambatan yang di
miliki. Namun hambatan yang ada semakin membuat PT. Batik Danarhadi
terus berupaya keras agar para pelanggan yang ada yakin bahwa PT. Batik
Danarhadi mampu mewujudkan harapan pelanggan.
3) Faktor dari “pihak ketiga”
Salah satu alternatif yang digunakan dalam mensosialisasikan
program-program yang telah di susun kepada para pelanggan, relasi, hingga
masyarakat luas adalah dengan melalui iklan dengan berbagai media yang
ada, seperti: televisi, radio, surat kabar, pamflet, billboard, dan lain-lain.
Cara ini di gunakan untuk dengan tujuan menumbuhkan citra positif
perusahaan terhadap public eksternal dan masyarakat luas, serta upaya untuk
terus mengingatkan generasi mendatang akan brand PT. Batik Danarhadi,
tidak lupa pula hal ini di lakukan untuk menjalin kerjasama yang harmonis
dengan instansi yang bergerak di bidang periklanan.
Namun terkadang sulit untuk membuat suatu kesepakatan apabila ada
salah satu pihak yang berbelit-belit dan mengharapkan keuntungan besar
dalam kegiatan promosi yang akan di lakukan. Seperti dalam proses
penentuan tempat dan harga dari tempat pemasangan iklan yang di inginkan.
Hingga saat ini PT. Batik Danarhadi masih terus menjalin hubungan yang
harmonis dengan seluruh pihak yang berkepentingan dalam proses promosi
70
yang di laksanakan, sehingga tidak menghambat proses kerjasama yang
berlangsung.
3. Upaya Yang Dilakukan Oleh Marketing Public Relations dalam mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Deskripsi permasalahan ini terdapat 2 (dua) hambatan, yaitu hambatan
internal dan eksternal yang di hadapi oleh Marketing Public Relations dalam
pelaksanaan pemasaran :
a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern, meliputi:
1) Faktor Sumber Daya Manusia
Usaha yang di lakukan untuk memotivasi para karyawan agar terus
memperbaiki kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada
dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya
kemampuan dalam penguasaan design visual adalah dengan cara pihak
perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada para karyawan agar terus
meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar dapat di gunakan secara
optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga memberikan latihan-latihan
untuk peningkatan kemampuan serta pengembangan kepribadian dan secara
tidak langsung akan mempengaruhi dalam pola berpikir karyawan dalam
bekerja.
2) Faktor Budgeting
Faktor budget salah satu alasan yang menjadi hambatan bagi
pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada
PT. Batik Danarhadi dengan keterbatasan dana yang ada tentu saja akan
menghambat upaya Public Relations dalam kegiatan promosi. Untuk
mengatasi hambatan tersebut Public Relations tidak dapat melakukan
banyak hal dan hanya bisa mencari cara lain yaitu dengan meminimkan
pengeluaran yang ada dan di anggap patut.
Seperti pendapat Philip Kotler tentang peranan Marketing Public
Relations dalam Rosady Ruslan (2007:140) adalah menekan biaya promosi
71
iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan
sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern, meliputi:
1) Faktor persaingan harga (Price War)
Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi
melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,
hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi
yang digunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah
satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain.
Dan juga PT. Batik Danarhadi terus berupaya dalam meningkatkan
ragam produk yang dihasilkannya dan juga juga memberikan inovasi dalam
motif dan design Batik yang di milikinya. Hal ini bertujuan agar para
pelanggan yakin bahwa Batik Danarhadi mampu memenuhi apa yang
menjadi keinginan dan harapan mereka.
Hal ini seperti pendapat Rosady Ruslan tentang sarana mencapai
tujuan pemasaran berdasarkan Marketing Mix, yaitu
menentukan harga
produk yang rasional dan kompetitif.
2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda
Menurut Wyckop dalam Rosady Ruslan (2005:276) bahwa tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut adalah untuk memenuhi keinginan pelanggan. Fokus dari hubungan
untuk berbisnis adalah memandang pelanggan sebagai aset jangka panjang
yang akan memberikan masukan terus-menerus selama kebutuhan mereka
terpuaskan.
Usaha tekstil merupakan usaha yang di tuntut untuk dapat memahami
harapan dan keinginan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan semakin
meningkat. Peningkatan dalam penyediaan ragam produk yang beragam
serta design yang terus mengikuti perkembangan adalah salah satu usaha
72
PT. Batik Danarhadi dalam meyakinkan para pelanggan, bahwa segala
keinginan dan kebutuhan mereka yang beragam dapat terpenuhi.
3) Faktor dari “Pihak Ketiga”
Menjalin kerjasama dalam hal apapun terlebih yang menyangkut
masalah bisnis memang harus dipikirkan secara matang mulai dari lokasi
instansi relasi, biaya yang akan di keluarkan setiap kali mengadakan
transaksi kerjasama, hingga pencapaian kesepakatan antara kedua belah
pihak. Sehingga tidak akan terjadi penyelewengan ataupun pelanggaran atas
perjanjian kerjasama yang telah di buat.
Hal yang kini menjadi masalah bagi pihak Marketing Public Relations
PT. Batik Danarhadi adalah sulitnya negosiasi untuk penetapan lokasi iklan
dan dalam penggeluaran dana yang di butuhkan bagi pelaksanaan kegiatan
promosi tersebut. Hingga saat ini pihak PT. Batik Danarhadi terus berupaya
bernegosiasi untuk tempat dan harga yang di keluarkan untuk melakukan
pemasangan iklan billboard di area yang sudah ditentukan.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada data yang telah di kumpulkan dan di analisis, maka
dapat di ambil kesimpulan yang sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah di ajukan, sebagai berikut:
1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta dalam
pelaksanaan pemasaran adalah sebagai berikut :
a) Peran Marketing Public Relations adalah:
1) Membangun citra perusahaan
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi yang terusmenerus menampilkan dan memberikan kualitas yang terbaik dari
73
produk yang di hasilkan Batik Danarhadi dan juga terus berupaya untuk
memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan semaksimal
mungkin
2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)
PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari
pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus
menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di
tingkat local, nasional, maupun internasional.
3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan
publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan
melakukan press release maupun fashion show.
4) Menekan anggaran promosi
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam menekan
anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events yang
ada, menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosur74
brosur dari produk Batik Danarhadi
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan
upaya berupa penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan
secara personal kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan
media cetak maupun media elektronik.
b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta:
1) Launching dan publikasi publik : launching produk dengan
mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke
media cetak dan elektronik. Hal ini berguna untuk mengingatkan
masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi, sehingga brand
ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke generasi.
2) Iklan layanan masyarakat: berguna untuk menimbulkan image di
masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan social yang
ada di lingkungannya.
74
3) Special events: Marketing Public Relations juga melaksanakan
promosi dengan mengikuti event-event khusus.
c) Media yang di gunakan Marketing Public Relations di PT. Batik
Danarhadi Surakarta:
Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan
berbagai media mulai dari media cetak hingga media elektronik, dan
jaringan dan hubungan yang luas tidak terbatas pada media lokal saja
namun juga nasional bahkan internasional. Seperti Koran, majalah, surat
kabar, televisi, radio, dan pelaksanaan event bertaraf nasional maupun
internasional.
2. Beberapa faktor yang dapat menghambat upaya Public Relations dalam
pelaksanaan pemasaran di PT Batik Danarhadi ada 2 (dua) macam yaitu:
a) Hambatan intern :
1) Faktor Sumber Daya Manusia yang kurang dalam penguasaan
penggunaan komputer dan kesiapan dalam pelaksanaan tugas.
2) Faktor
terbatasnya
budgeting
yang
membuat
beberapa
upaya
pelaksanaan kegiatan pemasaran Public Relations menjadi kurang
maksimal seperti pelaksanaan fashion show, penyewaan lokasi
pemasangan iklan, dll.
b) Hambatan ekstern :
1) Adanya hambatan dalam hal persaingan harga (price war).
2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda, sedangkan setiap
pelanggan mengharapkan agar segala kebutuhannya terpenuhi.
3) Faktor dari “pihak ketiga” yang kurang mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan pemasaran dan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
3. Beberapa
upaya
untuk
mengatasi
hambatan-hambatan
pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
dalam
rangka
75
a) Upaya untuk mengatasi hambatan intern:
1) Faktor Sumber Daya Manusia
Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihanpelatihan
untuk
meningkatkan
kemampuan
karyawan
dalam
melaksanakan tugas.
2) Faktor terbatasnya Budgeting
Dengan meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa
yang di inginkan oleh pimpinan.
b) Upaya untuk mengatasi hambatan ekstern:
1) Melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,
hingga pemberian bonus pembelian.
2) Pelaksanaan inovasi dan penambahan keragaman produk yang di
tawarkan yang terus mengikuti perkembangan mode, serta terus
memberikan kualitas hasil produksi yang baik.
3) Menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh pihak yang
berkepentingan dalam proses promosi yang di laksanakan, sehingga
tidak menghambat proses kerjasama yang berlangsung.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas serta beberapa temuan studi dalam penelitian
selama ini, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa peran Marketing Public
Relations dalam mendukung kerja bagian marketing telah berjalan dengan
baik. Bentuk peranan bagian Marketing Public Relations adalah membangun
citra perusahaan. Selain itu
Marketing Public Relations juga membangun
kredibilitas, membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan
penjualannya.
2. Menimbulkan sedikit inspirasi bagi bagian marketing yang bekerja sama
dengan Marketing Public Relations sebagai departemen yang bertanggung
76
jawab dalam pelaksanaan kegiatan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta
agar lebih baik lagi dalam rangka pelaksanaan Marketing.
3. Menimbulkan inspirasi bagi perusahaan untuk lebih giat lagi dalam memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan sekaligus sebagai jalan untuk membangun citra positif
perusahaan di mata public.
C. Saran
Berdasarkan pada simpulan dari hasil penelitian yang di kemukakan pada
bagian terdahulu, maka peneliti mengemukakan saran yang di harapkan dapat
berguna bagi kemajuan Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Adapun saran-saran yang di sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada Pimpinan Bagian Public Relations
a) Dalam menangani kurang optimalnya sumber daya manusia yang ada, maka
pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan dalam penggunaan komputer
untuk meningkatkan kemampuan dalam design visual.
b) Untuk peningkatan mutu kerja karyawan yang terkadang terlambat dan tidak
tepat waktu, pihak perusahaan haruslah terus memberikan motivasi,
pembinaan dan pengawasan agar para karyawan dapt menjalankan tugas dan
kewajibannya secara maksimal.
c) Alangkah baiknya PT. Batik Danarhadi menambah jumlah karyawan bagian
Marketing Public Relations agar karyawan yang ada tidak terlalu banyak
merangkap dalam pekerjaannya. Sehingga pekerjaan yang di lakukan juga
dapat di laksanakan sesuai rencana dan waktu yang di tentukan.
2. Kepada Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surkarta
a) Alangkah baiknya Public Relations mengefisiensikan anggarannya agar
program-program yang di rencanakan dapat terealisasikan. Misalnya untuk
pemasangan billboard di daerah yang strategis, di upayakan negosiasi
semaksimal mungkin untuk menekan biaya yang di keluarkan.
77
b) Public Relations dalam melakukan kegiatan mempromosikan produk Batik
Danarhadi pada event-event tertentu tidak hanya kepada pelanggan yang
sudah ada, tapi juga dapat memberikan potongan harga dari koran-koran
maupun majalah yang tentu akan menarik minat pengunjung dan juga
membuka peluang baru untuk mendapatkan calon pelanggan.
3. Kepada karyawan PT. Batik Danarhadi Surakarta
a) Setiap karyawan harus memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, selain itu para karyawan juga harus selalu berusaha untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan melalui berbagai pelatihan,
baik yang di selenggarakan oleh perusahaan maupun dengan usaha sendiri.
b) Membantu kegiatan Public Relations dalam memberikan informasiinformasi penting mengenai produk dari Batik Danarhadi kepada
masyarakat atau informasi mengenai untuk menjalin kerjasama dengan
pihak perusahaan dengan lebih terbuka dan ramah.
Download