8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern baik perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct mail, sample gratis, kupon, publisitas dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara keseluruhan, aktivitas-aktvitas yang disebutkan di atas merupakan komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix). Komunikasi pemasaran membahas sejumlah masalah yang saling berkaitan dengan erat, dan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan oleh individu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentrasfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya dari pada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran 9 merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klientnya 6. 2.2. Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Komunikasi dalam kehidupan sosial sehari-hari memiliki peranan penting. Sebagaimana periklanan mampu mengkomunikasikan untuk menampilkan kehebatan produk yang ditawarkan dan mampu menyampaikan pesan iklan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Untuk alasan tersebut periklanan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu tindakan. Pesan iklan dirancang sekreatif mungkin itupun agar mempengaruhi konsumen dengan menggunakan media sebagai media penyampai pesan kepada audience nya. Dalam hal ini media menjadikan periklanan dikategorikan sebagai komunikasi massal yang bersifat bukan pribadi (nonpersonal). Dari pendapat di atas mengenai definisi menurut S John Wringht dalam buku nya advertising adalah : Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layananserta gagasan atau ide-ide kreatif dengan menggunakan media tertentu dalam bentuk informasi persuasif. 7 6 Terence A Shimp, Op.cit., hal 4 7 Dendi Sudiana. Komunikasi Periklanan. Bandung :Remaja Karya. 1996 hal 9. 10 Proses komunikasi yang paling mudah diingat adalah adanya sumber, pesan, saluran dan penerima pesan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh David K Berlo yaitu model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber) adalah pihak yang menciptakan pesan. Message (pesan) adalah terjemahan gagasan ke dalam suatu kode simbolik (bahasa atau isyarat), Channel (saluran) adalah medium yang membawa pesan, receiver (penerima) orang yang menjadi sasaran komunikasi. 8 Sedangkan untuk menggambarkan suatu pengaruh komunikasi terhadap citra merek, dapat dijabarkan melalui model Stimulus Respons, yaitu model komunikasi dasar SOR yang dimodifikasi oleh De Fleur dengan memasukkan unsur organisme untuk membahas komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang perorangan. Unsur-unsur Model Stimulus Organisme Respons dalam hal ini adalah : Message = isi pernyataan yaitu stimulus (S) = perangsang Receiver = penerima yaitu organisme(O) = badan yang hidup Efek = pengaruh yaitu respons (R) = tanggapan. 9 Hubungan antara elemen-elemen tersebut di atas digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1. Model Stimulus Respons S O R Putu Laxman Pendit, Model-Model Komunikasi, Uni Primas, Jakarta, 1985 8 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. 2001 hal 150 9 A Soeharto. Teori Komunikasi 2. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP. 2002 hal 26 11 S (stimulus) : rangsangan, sebuah isi pesan iklan produk yang ditujukan kepada khalayak . O (organisme) : komunikasi, sasaran peneliti mahasiswi yang pernah menonton iklan Kartu Simpati Telkomsel Di Televisi dan menyukai Dance, sehingga timbul membentuk sikap yang positif terhadap merek Kartu Simpati Telkomsel. R (response) : Respon, pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sehingga diharapkan adanya tanggapan positif terhadap merek (citra merek). Model SOR dari de fleur ini menyatakan bahwa komunikasi massa semata-mata merupakan proses mengajak, serta kemampuan mengubah struktur psikologi terhadap khalayak, sehingga mendapat reaksi tingkah laku seperti yang diinginkan. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi pesan iklan Kartu Simpati Telkomsel pada media televisi diharapkan adanya suatu reaksi terhadap rangsangan iklan yang menerpa khalayak. Dalam hal ini media memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan iklan dalam proses komunikasi. Tanpa adanya peran dari media, pesan tidak akan bisa sampai kepada khalayak audience yang diinginkan oleh pengiklan. Oleh sebab itu pula, memilih media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepala khalayak sasaran akan sampai atau tidak. Seringkali dijumpai penyiaran iklan yang disiarkan secara berulang-ulang dengan harapan khalayak akan memperhatikan, mendengarkan dan mengamati pada saat iklan tersebut muncul di televisi. Apabila khalayak memperhatikan iklan 12 tersebut ada kemungkinan khalayak akan mengingat sebagian dari iklan yang ditontonnya. Ini disebabkan oleh terpaan iklan televisi yang terus menerus bertambah. Dalam hal ini pemasang iklan, harus mampu membuat produknya berbeda dengan produk pesaingnya. Sebuah iklan televisi harus menemukan cara yang unik untuk menembus banyaknya iklan yang ditampilkan oleh media, sehingga senantiasa diingat oleh konsumen yang melihatnya, akan lebih baik apabila pemasang iklan jangan terlalu berharap keseluruhan iklannya akan diingat konsumen, karena apabila konsumen dapat mengingat sebagian dari simbol-simbol seperti gambar, endorser selebritis yang digunakan, jalan cerita iklan yang unik dan berbeda, penayangannya yang berulang-ulang akan melibatkan khalayak dalam menciptakan makna iklan. Pada akhirnya jika seseorang mengingat simbol-simbol unik dari konsep iklan tersebut maka akan mendorongnya untuk mengingat dan mengidentifikasi hal-hal penting lainnya yang tertera pada iklan. Selanjutnya dari terpaan iklan ditelevisi ada beberapa indikator yang mempengaruhi efek dari iklan tersebut, yaitu : 1. Frekuensi, adalah beberapa kali anggota audience sasaran terpaparkan oleh media tertentu (bukan iklan) selama periode waktu yang relevan. Artinya, tidak setiap audience yang terpaparkan media juga terpaparkan iklan. 10 2. Intensitas selesai atau tidaknya menonton iklan yang ditayangkan. 3. Durasi adalah berapa lama iklan ditayangkan, durasi dapat dihitung dalam satuan tahun, bulan, minggu, hari, jam dan detik. 11 10 Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosdakarya. 2001 hal 294 13 Selanjutnya, melalui terpaan iklan diharapkan khalayak mengetahui, melihat dan menonton iklan Kartu Simpati Telkomsel di Televisi. Kemudian dilanjutkan dengan teori SOR tentang adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audience. Dengan demikian jelas, bahwa iklan merupakan suatu komunikasi yang di dalamnya ada unsur-unsur yang berperan dalam proses komunikasi periklanan. Dimana ia melibatkan produsen sebagai komunikator, tampilan iklan di media sebagai unsur pesan, media sebagai saluran dan khalayak sebagai khalayak sasaran dari iklan itu sendiri. Dimana iklan merupakan segala bentuk pesan tentang kehebatan produk yang ditawarkan, dimana pesan dalam iklan tersebut dirancang sedemikian rupa agar dapat membujuk dan mempengaruhi khalayak. Melalui iklan ini, tujuan pengiklan adalah menerima kembali keuntungan yang lebih besar dari yang diinvestasikan. Dalam penulisan ini, komunikasi periklanan berperan penting dalam menginformasikan suatu pesan produk kepada khalayak dengan gagasan atau ideide yang kreatif dimana dengan menggabungkan daya tarik pesan emosional yang dapat menarik perhatian khalayak yang melihatnya. Oleh karena itu, komunikasi iklan adalah proses menyampaikan sesuatu kepada orang lain, dan dalam hal ini proses komunikasinya melalui sebuah media yaitu media televisi, dan di dalam televisi itu sendiri terdapat pesan produk yang disampaikan, atau yang kita sebut sebagai iklan. 11 Ibid. 287 14 2.3. Fungsi Iklan Iklan memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi „informasi‟, ia mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya.12 2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi „persuasif‟ ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk untuk perusahaan tersebut.13 3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi „pengingat‟, ia terus menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya 14. 2.4. Unsur-Unsur Periklanan Menurut Renald Kasali dalam membuat suatu iklan televisi atau radio terdapat unsur-unsur yang mendukung dalam membuat dan mendesain iklan dimedia massa yaitu khususnya media elektronik yang dituntut untuk harus sekreatif mungkin. Adapun Unsur-unsur tersebut meliputi : 1. Musik atau Jingle Jingle adalah melodi iklan, musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur yang penting atau utama dalam iklan radio dan televisi 12 15 . Musik atau Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. The Haworth Press , 1999 hal 10 13 Ibid 14 Ibid. 11 15 jingle dalam iklan yang mengiringi sebuah iklan di media massa dapat menunjang keberhasilan sebuah iklan, karena dengan musik atau jingle yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh khalayak yang menonton dan mendengarkannya dalam berbagai kesempatan. 2. Storyboards Storyboards adalah visualisasi yang akan ditampilkan di iklan televisi yang merupakan rangkaian gambaran kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi atau persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan. 3. Copy or Script Script adalah dialog yang ada di dalam iklan yang sering disebut naskah, biasanya script ini digunakan untuk radio, televisi, cinema, drama, teater maupun iklan16. Di Dalam menentukan naskah iklan pada media televisi ada waktu dan formatnya adalah seperti berikut : Waktu Naskah iklan ditelevisi atau radio ditulis dalam kerangka waktu yang terbatas, ukurannya (spot) adalah detik, dan biasanya spot di televisi atau 15 Rhenald Kasali. Managemen Periklanan, konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. 1992 hal 120 16 Nuradi, Wiraksono N, Harimukti K, Felicia U, dan Nani R, Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Matari Advertising PT Gramedia Pustaka Utama. 1996 hal 159 16 radio itu paling sedikit adalah 15 detik, 30 detik dan yang paling lama adalah 60 detik17. Format Penulisan script menggunakan format atau kode etik yang telah dimengerti secara umum oleh komunitas periklanan. 4. Endorser atau Model Iklan Endorser berasal dari kata endose yang berarti menguasakan atau mendukung sedangkan endorser adalah orang yang mendukung 18. Pada iklan, endorser merupakan penggunaan tokoh yang dapat digunakan sebagai penyampai pesan iklan kepada khalayak. 5. Signature Slogan (Strapline) Slogan adalah baris kalimat penutup pada iklan televisi (the pay off line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra merek atau perusahaan. Slogan iklan dapat ditampilkan dalam bentuk audio (voice) saja, visual (tulisan) saja atau sekaligus yaitu dengan menggabungkan kedua-duanya menjadi audio visual (voice dan tulisan) 19. 6. Logo 17 John Jefkins, Jon Yadin & Ros Ordman ”Advertising Frame Works”, England : Financial Times Prentice Hall. 2000 hal 348 18 19 Ibid, hal 460 Burhan Bungin, Imaji Media Massa Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi Dalam Masyarakat Kapitalik . Yogyakarta: Jendela. 2001 hal 163 17 Logo adalah simbol atau identifikasi suatu produk atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali produk tersebut dengan mudah20. 2.5. Endorser Selebriti Endorser adalah seseorang yang mengirim pesan atau mendemonstrasikan produk atau jasa21. Endorser juga dapat didefinisikan sebagai orang yang ditampilkan dalam iklan, baik sebagai announcer, presenter, spokeperson, maupun karakter tertentu. Endorser dapat membentuk brand personality dan brand image. Endorser dapat membentuk simbol-simbol tertentu yang sangat kuat dan kemudian mentransfer simbol tersebut kepada merk yang mereka iklankan. Dalam memilih endorser, harus diperhatikan tingkat kecocokan antara kebutuhan merk dan karakteristik endorser. Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas endorser berhubungan dengan jenis produk yang diiklankan. Penelitian lain menunjukkan bahwa endorser selebriti lebih efektif untuk produk yang mempunyai elemen psikologis dan resiko sosial, meskipun begitu besar pengaruh penggunaan selebriti sebagai endorser suatu produk, tetapi tidak semua dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diperhatikan berbagai aspek dalam penentuan selebriti sebagai endorser. 20 21 Frank Jefkins. Periklanan Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta. 1997 hal 300 Belch, G.E., & Belch M.A. Advertising and Promotion. (5th Edition). New York: McGrawwHill. 2001 hal 285 18 2.5.1. Jenis-Jenis Endorser Yang Digunakan Dalam Iklan Di dalam mempromosikan suatu produk, biasanya para pengiklan menggunakan beberapa pendekatan yaitu salah satunya dengan menggunakan endorser selebriti sebagai faktor pendukung dalam menyampaikan pesan iklan kepada khalayak. Adapun jenis-jenis endorser selebriti itu terdiri dari : 1. Expert Penggunaan tokoh yang memiliki keahlian pada bidang yang relevan dengan produk yang diiklankan. Penggunaan tokoh ahli agar konsumen yakin akan keunggulan teknis produk tersebut. 2. Celebrity Penggunaan artis, penyanyi atau bintang film yang disukai masyarakat luas untuk mengiklankan produk tentang penggunaan artis/bintang ini agar konsumen menyukai produk tersebut seperti mereka menyukai artis/bintang yang mengiklankannya. 3. Prominence Penggunaan tokoh yang dikenal dan dipercaya oleh masyarakat agar konsumen menganggap produk tersebut sebagai produk yang terkenal (seperti tokoh dan produk yang baik/berkualitas karena dipakai oleh tokoh terkenal). 4. Testimonial Penggunaan tokoh yang berasal dari kalangan orang biasa yang dianggap netral (tidak memihak) untuk menyampaikan pernyataan 19 tentang keunggunalan produk . Tujuannya adalah untuk mewujudkan kejujuran produsen atas produk. 5. Teresterial Penggunaan orang biasa tidak komersial sesuai dengan lingkungan dimana produk tersebut dipasarkan. 6. Clientel Penggunaan tokoh yang telah menjadi pelanggan/konsumen dari produk yang diiklankan. 7. Leader Penggunaan tokoh yang merupakan pemimpin pada bidang yang relevan dengan produk yang diiklankan. 8. Accesirist Penggunaan tokoh yang memiliki keunikan tertentu agar konsumen tertarik pada keunikan tersebut. 9. Superiority Penggunaan tokoh yang memiliki keunggulan/prestasi pada bidang tertentu agar konsumen kagum atau tertarik pada iklan yang ditampilkan. Karena penelitian ini menggunakan selebritis sebagai endorsernya, maka akan dijelaskan lebih lanjut mengenai endorser selebriti. Para selebriti adalah kelompok acuan yang paling sering dipakai perusahaan untuk mengiklankan berbagai produk dan jasa. Para selebriti bisa memiliki pengaruh yang kuat kepada konsumen dalam pembelian produk dan jasa serta pemilihan merek. Pengaruh 20 tersebut bisa berbentuk adanya keinginan konsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan para selebriti. Asosiasi atau identifikasi bisa berdasarkan rasa kagum, keinginan untuk mengikuti jejak atau gaya hidup selebriti, dan penghargaan. Ketika konsumen menggunakan merek seperti yang diiklankan para selebriti, konsumen akan berkata “jika ia memakai merek tersebut, berarti merek tersebut baik. Jika saya memakainya, maka saya akan seperti dia” 22. Untuk memaksimalisasi efektifitas sumber,sumber dan produk harus memiliki kesesuaian yang layak 23, sumber yang dimaksud di sini yaitu selebriti jadi dapat dikatakan bahwa dalam memilih selebritis, hal utama yang harus diperhatikan adalah kesesuaian antara produk, target market, dan selebritis yang dipilih. Karena citra dan makna selebritis bagi konsumen sama pentingnya dengan kemampuan mereka dalam menarik perhatian. 2.5.2. Daya Tarik Endorser Daya tarik endorser bukan berarti daya tarik fisik saja, meskipun daya tarik bisa menjadi atribut yang sangat penting. Namun sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri endorser selebritis itu sendiri. Karakteristik itu meliputi kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, poster tubuh dan sebagainya. Satu hal yang penting adalah pengiklan harus berusaha mampu membuat kesamaan dengan khalayak. Hal ini didasarkan atas anggapan bahwa 22 Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002 hal 258. 23 John C Mowen & Michael Minor , Perilaku Konsumen Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga, 2002 hal 410. 21 ketika melihat yang lain sama dengan dirinya dalam hal penggunaan produk, khalayak akan lebih mungkin bereaksi positif. Hal tersebut dikarenakan khalayak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang yang dianggap lebih dari dirinya. Endorser atau selebritis yang dipakai harus dapat menarik perhatian penonton yaitu dengan memfokuskan pada keunikan yang dimiliki oleh endorser itu sendiri. Daya tarik endorser terbagi menjadi dua yaitu : 1. Daya Tarik Endorser Ini mengacu pada penampilan endorser yang menekankan pada keunikan yang endorser miliki untuk produk yang mencakup apa yang dipakai oleh produk tersebut. Seluruh unsur ini dikombinasikan untuk menciptakan suatu pesan menyeluruh yang memberikan mutu daya tarik visual secara optimal. 2. Daya Tarik Praktis Daya tarik ini merupakan efektifitas dan efisiensi suatu endorser yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Contoh kemudahan konsumen untuk mengingat iklan produk tersebut harus diperhatikan pihak distributor, jingle, gerakan, hiburan yang disuguhkan, iklan tersebut memiliki keunikan tersendiri. 2.5.3. Atribut Endorser Pemasar yang menggunakan selebriti sebagai endorser dari mereknya harus mempertimbangkan atribut yang melekat pada selebriti tersebut. Definisi atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak 22 dimiliki oleh objek24. Jadi atribut endorser merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak oleh endorser. Dimana menurut Mowen dan Minor terdapat dua faktor kunci yang mempengaruhi efektifitas proses komunikasi yaitu, karakteristik sumber informasi (endorser) dan karakteristik pesan yang di komunikasikannya. Terence Shimp menggolongkan dua atribut umum dan 5 atribut khusus endorser iklan untuk memfasilitasi efektivitas komunikasi. Secara specifik Shimp mengatakan bahwa : Extensive reaserch has demonstrated that two general attributes, credibility and actractiveness, contribute to an endorser’s effectiveness and that each consists of more distinct subatributes .... we use the acronym TEARS to represent five discrete attributes: Trustworthiness and Expertise are two dimentions of credibility, whereas physical attractiveness, respect and similarity (to target audience) are components of the general concept of attractiveness25. Lima atribut khusus endorser dijelaskan dengan akronim TEARS. Dimana TEARS tersebut terdiri dari trustworthiness and expertise yang merupakan dua dimensi dari credibility; physical attractiveness, respect and similarity merupakan komponen dari konsep umum attractiveness. a. Trustworthiness (dapat dipercaya) Istilah trustworthiness (dapat dipercaya) menurut Shimp adalah : Trustworthiness refers to the honesty, integrity and believabality of a source. Endorser trustworthiness simply reflects tha fact that prospective endorser of a 24 25 Ibid. 312 Terence A Shimp, Integrated Marketing Communication in Advertising & Promotion 6th Edition. South Western: International Student Edition Tompson, 2003 Hal 295-296. 23 brand vary in the degree to which audience members have faith in what they have to say26. Jadi Trustworthiness mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki kejujuran, ketulusan dan dapat dipercaya. Sumber dapat dipercaya (trustworthiness) secara sederhana berarti endorser sebuah merek secara bertingkat membuat audience memiliki kepercayaan pada apa yang mereka katakan. Jika sumber atau endorser tersebut adalah selebriti maka trustworthiness lebih mengarah pada kemampuan selebriti untuk member kepercayaan atau percaya diri pada konsumen suatu produk. Mowen dan Minor para peneliti telah menemukan bahwa keahlian dan kepercayaan memberikan kontribusi independen terhadap efektivitas sumber. Implikasinya adalah bahwa sumber yang dirasakan dipercaya dapat mempengaruhi pemirsa, meskipun sumber tersebut dirasa memiliki keahlian yang relatif sedikit. Sebaliknya sumber yang dirasa tidak dapat dipercaya, jika dirasa memiliki keahlian, paling tidak memiliki kemampuan persuasive. b. Expertice (Keahlian) Expertice (keahlian) menurut shimp adalah : Expertice refer to the knowledge, expertice, or skill possessed by an endorser as they related to the endorser brand27. Keahlian (expertice) mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merk yang 26 Ibid. 296 27 Ibid. 297 24 didukung. Seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang didukungnya akan lebih persuasive dalam menarik audience dari pada seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli. c. Attractiveness (Daya tarik fisik) Istilah attractiveness (daya tarik) menurut shimp adalah : Physical attractiveness refers to the trait of being regarded as pleasant to look at in terms of perticular group’s concept of attractiveness28. Attractiveness (daya tarik fisik) mengacu pada diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik. Seseorang yang menarik dirasakan lebih positif dan merefleksikan merek yang diiklankan secara lebih baik dari pada orang dengan daya tarik rata-rata29. Selain itu Mowen & Minor berpendapat karakteristik endorser harus sesuai dengan produk. Jadi, hipotesis kesesuaian (matchup hypothesis) menyatakan bahwa karakteristik produk yang dominan harus sesuai dengan fitur sumber yang dominan (dalam hal ini endorser)30. Bila khalayak menemukan sesuatu pada ciri pendukung yang mereka anggap menarik, terjadi persuasi melalui suatu proses identifikasi (Identification Process). Yaitu bila penerima menganggap menarik suatu sumber, mereka mengidentifikasi (mencontoh) dengan pendukung dan 28 Terence A Shimp, loc.cit., 29 John C Mowen & Michael Minor , op.cit., hal 405. 30 Ibid. 25 cenderung sekali menerima sikap, perilaku, perhatian atau preferensi sang sumber tersebut31. d. Respect (kualitas dihargai) Istilah respect (kualitas dihargai) menurut Shimp adalah : Respect represent the quality of being admired or even esteemed due to one’s personal qualities and accomplishments32. Respect (kualitas diri) berarti kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas pencapaian personal. Selebritas dihargai karena kemampuan akting mereka, keterampilan berolah raga atau kepribadian dan kualitas argumentasi politiknya. Individu yang dihargai juga secara umum disukai, dan hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan ekuitas merk. Namun dalam penemuan lain Mowen dan Miror menyimpulkan bahwa karakteristik dan kepribadian sumber yang dirasakan berinteraksi dengan sifat alami produk. Oleh karenanya dalam keadaan tertentu orang yang memiliki fisik menarik atau yang sangat menyenangkan mungkin tidak efektif sebagai sumber informasi33. e. Similarity (Kesamaan dengan audience yang dituju) Seorang pendukung dianggap menarik oleh khalayak bila mereka bisa membagi rasa similarity atau familiarity dengannya atau bila mereka hanya 31 Terence A Shimp. 5th Edition. op.cit., 469 32 Terence A Shimp. 6th Edition. op.,cit., 298 33 John C Mowen & Michael Minor , op.cit., 410 26 menyukai si pendukung tanpa melihat apakah keduanya serupa di dalam segala hal34. Kesamaan dengan audience yang dituju (similarity) mengacu pada kesamaan antar endorser dan audience dalam hal umur, gender, etnis, status sosial dan sebagainya. Frans M Royan berpendapat salah satu jalan agar memiliki kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh target pengguna merek, setidaknya selebriti harus mencerminkan personality dari merek yang ingin dibangunnya 35. Tahap akhir dari model tersebut adalah transfer arti dari produk ke konsumen. McCracken dalam Belch dan Belch mengatakan bahwa : tahap akhir ini merupakan tahap yang rumit dan sulit untuk dicapai. Proses konsumen mengambil arti yang dimiliki oleh selebriti yang telah di transfer ke produk mungkin merupakan bagian yang kurang dimengerti dalam proses ini36. 2.6. Definisi Minat Membeli Minat untuk membeli (intentions to buy) adalah meminta para pembeli potensial untuk mengungkapkan kemungkinan mereka akan membeli sebuah 34 Terence A Shimp. 5th Edition. op.cit., 468. 35 Frans M Royan. Marketing Selebrities Selebriti dalam Iklan dan Strategi Selebriti Memasarkan Diri Sendiri. Jakarta : PT Alex Media Komputinndo, 2004 hal. 13 36 Belch, G.E., & Belch M.A. Advertising and Promotion. (5th Edition). New York: McGrawwHill, 2001 hal 281. 27 merek tertentu (berdasarkan skala dari “pasti akan membeli” sampai “pasti tidak akan membeli”) 37. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seseorang konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal inilah yang dimaksud oleh para pemasar dengan membangkitkan minat akan suatu kategori, yang juga disebut usaha menciptakan permintaan primer (primary demand). Setiap pengenalan suatu produk baru akan membawa konsekuensi dan tanggung jawab dari sang inovator untuk membangkitkan keinginan konsumen secara agrersif. Dan para pemasar dalam kategori yang telah mapan perlu melakukan berbagai usaha untuk mempertahankan atau membangun kategori produk mereka. Jika komunikator berhasil menciptakan kesadaran konsumen akan produknya, konsumen akan membentuk sikap (attitudes) positif terhadap produk tersebut dan memungkinkan munculnya minat (intention) untuk membeli produk tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk dimasa yang akan datang. 37 Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana. Pemasaran Strategik Mengupas Topik Utama Pemasaran Strategik, Branding Strategy, Customer Satisfactory, Strategi Kompetitif, Hingga eMarketing. Yogyakarta: Andi. 2008 hal 546. 28 2.6.1. Model AIDA Menurut Rhenald Kasali untuk menimbulkan minat beli konsumen, iklan perlu menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDA, yang terdiri dari38 : 1. Perhatian (Attention) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan antara lain ukuran (size untuk media cetak atau air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full color) tata letak (lay out), jenis-jenis huruf (tipografi) yang ditampilkan serta berbagai suara khusus untuk iklan pada radio dan televisi. 2. Ketertarikan (Interest) Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut maka iklan mengajak khalayak lebih jauh lagi agar berkeinginan untuk tahu lebih jauh. Karena itu penggunaan kata-kata atau kalimat pembuka sebaiknya dapat merangsang orang untuk tahu lebih jauh. 3. Kebutuhan/keinginan (Desire) Setelah berhasil membuat khalayak untuk lebih jauh berkeinginan maka iklan harus dapat menimbulkan minat khalayak untuk memiliki, menggunakan atau melakukan sesuatu. 4. Tindakan (Action) 38 Rhenald Kasali, Managemen Periklanan: Konsep dan aplikasinya di Indonesia. Cetakan IV. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992 hal 83-86. 29 Upaya terakhir untuk membujuk khalayak agar segera melakukan tindakan atau setidak-tidaknya iklan tersebut disimpan dalam ingatan khalayak . Karena penelitian ini hanya sampai pada pembahasan minat beli saja, maka teori AIDA yang akan di bahas pun hanya sampai pada tahap Desire saja.