10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi
Salah satu yang terpenting dari seorang Public Relations adalah
komunikasi untuk menjalin hubungan dengan publik internal dan eksternal.
Mencari definisi komunikasi, tentunya terlebih dahulu harus memahami makna
kata komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common).
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu
communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama-sama12.
Banyak definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, salah satu
pengertian komunikasi yang dikutip dalam buku Effective Public Relations oleh
Scott M. Cutlip adalah proses timbal balik (resporokal) pertukaran sinyal untuk
memberi informasi, membujuk, atau memberi perintah, berdasarkan makna yang
sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks
sosialnya13.Di dalam komunikasi harus terjadi kesamaan arti dan makna dalam
penyampaian pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dengan
komunikan.
Komunikasi
sering
dipandang
sebagai
cara
dasar
untuk
mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi
seperti persepsi, pemahaman, dan motivasi.
12 Wiryanto,
13
Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta, PT. Grasindo, 2004) Hal. 5 Scott M. Cutlip, Effective Public Relation. (Jakarta, Kencana Media Group 2006) Hal. 225
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11 Dengan komunikas pada umumnya dimaksudkan proses pengoperan
lambang-lambang yang mengandung arti, sebagaimana menjadi pokok penelitian
dari ilmu komunikasi14.Komunikasi tidak hanya sekedar menyampaikan kata-kata
atau berbicara saja tetapi komunikasi dapat dilakukan dengan gesture atau symbol
seperti yang dinyatakan oleh Rosady Roeslan dalam bukunya Kiat dan Strategi
Kampanye Public Relations, “ Komunikasi adalah penyampaian informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan,
dan
sebagainya
dengan
menggunakan
lambanglambang atau kata-kata, gambar, bialangan, grafik, dan lain-lain. 15
Komunikasi selalu mengandung unsur pengiriman dan unsur pesan yang
bertujuan mengadakan persamaan dalam mengartikan pesan. Komunikasi yang
berarti proses penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang memiliki arti
yaitu komunikasi yang ditujukan untuk komunikan dengan maksud mencapai
kebersamaan dan diharapkan memperoleh umpan balik.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan secara lisan, tulisan maupun
pengoperasian lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan yang
bertujuan untuk mencapai kebersamaan serta untuk mengubah perilaku seseorang.
Komunikasi di dalam organisasi memegang peranan yang sangat penting. Suatu
organisasi tidak akan ada tanpa adanya komunikasi. Jika tidak ada komunikasi
maka kerjasama pun tidak mungkin tercipta karena orang-orang tidak bisa
mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya.
14
15
Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam teori dan Praktek (Jakarta, Binacipta, 1988) Hal. 3
Rosady Roeslan, Kampanye Public Relation (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,1997) Hal. 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai
dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk
menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau
tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes. Sebagian keputusan bersifat
emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Semakin
penting keputusan yang akan dibuat, semakin hati-hati tahapan yang dilalui untuk
membuat keputusan. Kecuali bila keputusan itu bersifat reaksi emosional,
keputusan itu biasanya melibatkan proses informasi, berbagi informasi, dan dalam
banyak kasus, persuasi, karena kita tidak hanya perlu memperoleh data, namun
sering juga untuk memperoleh dukungan atas keputusan kita.16
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi
mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup sendiri-sendiri
yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan
diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk
kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial
dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.17
16 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Rosdakarya 2001). Hal. 5 17
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 2.1.2 Komunikasi Organisasi
Menurut Dedy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. 18 Komunikasi dilakukan
sesuai dengan suasana dan tempatnya seperti membahas lelucon di masjid terasa
kurang sopan, begitu pula dalam organisasi disesuaikan dalam etika
berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun
setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
menafsirkan suatu pertunjukan. Karena fokus kita adalah komunikasi di antara
anggota-anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut
penelaah atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut
menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan
ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan
berlainan yang menghubungkan mereka; yang pikiran, keputusan, dan perilakunya
diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan “aturan-aturan” ; yang mempunyai
gaya berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempresepsi iklim komunikasi
berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan
informasi yang berbeda pula ; yang lebih menyukai dan menggunakan jenis,
bentuk dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang
mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan
penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi
efektif.19
18
Ibid,Hal 102
R,Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001)
Hal 32
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 Beberapa macam komunikasi dalam organisasi menurut Wursanto dalam
buku-buku dasar ilmu organisasi yaitu :
1) Menurut segi sifatnya komunikasi terbagi atas komunikasi lisan dan
komunikasi tertulis dimana komunikasi lisan merupakan komunikasi yang melalui
ucapan kata-kata atau kalimat, melalui apa yang dikatakan dan bagaimana
mengatakannya. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang tidak dapat
dipisahkan oleh jarak yang sifatnya tatap muka (face to face communication)
dengan media wawancara, ceramah, rapat, symposium, lokakarya,dll
b. Komunikasi lisan secara tidak langsung ialah komunikasi lisan yang
dipisahkan oleh jarak (Tidak tatap muka) dengan menggunakan media
telepon,intercom, interpon.
c. Komunikasi non verbal ialah komunikasi yang melalui berbagai isyarat
atau signal non verbal dengan menggunakan media ekspresi, gerak isyarak, gerak
posisi badan yang disebut body language yang menyatakan perasaan seseorang.
Komunikasi
tertulis
atau
tecetak
adalah
komunikasi
dengan
mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung
arti), yang tertulis
a. Media tertulis intern, ialah media tertulis atau tercetak yang hanya
dipergunakan di dalan organisasi, misalnya surat dinas, nota dinas, surat
keputusan, intruksi, pegumuman, bulletin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 b. Media tertulis ekstern, ialah media komunikasi tertulis yang
dipergunkan oleh organisasi untuk berhubungan dengan organisasi atau pihak lain
seprti surat kabar, selebaran, spanduk, majalah.
2) Dari segi arahnya di dalam organisasi komunikasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi ke atas, Komunikasi kebawah, Komunikasi diagonal kebawah,
Komunikasi diagonal keatas, komunikasi horizontal, Komunikasi satu arah, dan
Komunikasi dua arah yaitu :18
1. Komunikasi keatas ( Upward Communication ), yaitu komunikasi
berlangsung dari bawahan ke atasan, atau dari suatu organisasi yang lebih rendah
dengan satuan organisasi yang lebih rendah dengan satuan organisasi yang lebih
tinggi.
2. Komunikasi kebawah ( Downward Communication), yaitu komunikasi
yang berlangsung dari pimpinan kepada bawahan. Media yang dipergunakan
dalam komunikasi ke atas misalnya laporan (baik laporan lisan maupun tertulis),
keluhan, pendapat, dan saran sedangkan media yang digunakan ke bawah adalah
dengan menggunkan Memo/ Nota, Buku pedoman, Perintah, Teguran, Pujian.
3. Komunikasi diagonal ke bawah, adalah komunikasi yang berlangsung
dari seorang pimpinan dengan pejabat atau pimpinan yang lebih rendah. atau
tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Media yang dipergunakan
menggunakan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Antara atasan dan bawahan tidak ada hubungan hirarki tetapi hanya
hubungan kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 4. Komunikasi diagonal ke atas, adalah komunikasi yang berlangsung
antara pejabat yang lebih rendah (bawahan) dengan pejabat atau pimpinan yang
lebih tinggi.
5. Komunikasi horisontal, adalah komunikasi antara pimpinan atau pejabat
yang setingkat dalam suatu organisasi, misalnya komunikasi antara kepala biro
dengan kepala biro, Kepala bagian dengan kepala bagian.
6. Komunikasi satu arah ( one way communication ), adalah komunikasi
yang tidak mendapat respon dari pihak penerima informasi (komunikan).
Komunikasi satu arah ini berlangsung top-down, cepat dan efisien tetapi tidak
memberikan kepuasan bagi komunikan.
7. Komunikasi dua arah ( two way communication ), adalah komunikasi
yang berlangsung secara timbal balik. Komunikator mendapatkan respon, umpan
balik atau feedback dari pihak komunkan sehingga muncul saling pengertian
kedua belah pihak.
3) Dalam organisasi juga komunikasi dapat dilihat dari segi lawannya yaitu
komunikasi satu lawan satu, satu lawan banyak, kelompok lawan satu, kelompok
lawan kelompok dengan pengertiannya sebagai berikut:
1. Komunikasi satu lawan satu, adalah komunikasi antar-pribadi.
Komunikasi ini dapat terjadi antara semua anggota organisasi dengan pimpinan
organisasi atau antara bebeapa orang pimpinan organisasi dengan beberapa orang
bawahannya dengan pimpinanya.
2. Komunikasi satu lawan banyak, adalah komunikasi antara seseorang
dengan beberapa orang dalam kelompok.Komunikasi ini dapat berlangsung antara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 seorang pimpinan dengan para bawahannya pada saat pimpinan memberikan
penjelasan tentang kebijaksanaan yang akan ditempuh organisasi.
3. Komunikasi banyak lawan satu, adalah komunikasi antar kelompok
dengan seseorang. Komunikasi ini tejadi antara semua anggota organisasi dengan
pimpinan organisasi.
4. Komunikasi kelompok lawan kelompok adalah komunikasi antara
sekelompok pegawai/ karyawan dengan kelompok pegawai/ karyawan yang lain.
Komunikasi yang demikian biasanya dalam rangka mendapatkan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi kerja antar unit, antar satuan kerja dalam organisasi.
4) Sedangkan dari segi keresmiannya di dalam organanisasi komunikasi terbagi
atas komunikasi formal,dan informal yaitu:
1. Komunikasi Formal, adalah komunikasi yang terjadi di antara para
anggota organisasi. Komnunikasi ini berhubungan erat dengan proses
penyelenggaraan kerja dan bersumber dari perintah-perintah resmi, sehingga
komunikasi formal mempunyai sanksi resmi.
2. Komunikasi Informal, adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi tapi tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi.
Komunikasi informal dapat dilakukan oleh anggota organisasi atas kehendak
sendiri. Komunikasi ini dapat dilakukan oleh para pejabat, para bawahan, dan para
pegwai dengan menyimpang dari struktur organisasi formal. Komunikasi formal
disebut juga grape vine.20
20
Ibid, Hal. 159
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 Dari macam-macam komunikasi di atas dalam organisasi melibatkan
banyak faktor, antara lain dapat mencakup seperti atasan dan bawahan, pesan
berupa instruksi meliputi bentuk, isi, dan cara penyampaiannya, saluran atau alat
yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat
yang terjadi, serta situasi/ kondisi pada saat dalam sebuah organisasi harus
terdapat sebuah proses komunikasi yang berpengaruh pada gaya komunikasi.
2.2 Public Relations
Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.21
Dari definisi di atas menempatkan Public Realations sebagai sebuah fungsi
manajemen, yang berarti bahwa manajemen disemua organisasi harus
memerhatikan Public Relations. Definisi ini juga mengidentifikasi pembentukan
dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi
dengan public sebagai basis moral dan etis dari profesi Public Relations. Dengan
perkataan lain Public Relations adalah “fungsi manajemen yang menilai sikap
masyarakat, mengidentifikasi karsa dan tingkah laku individu ataupun suatu
organisasi
terhadap
kepentingan
umum,
kemudian
merencanakan
dan
melaksanakan suatu program aksi untuk mendapatkan pengertian dari masyarakat
dengan tujuan agar diterima oleh masyarakat. Sesuai dengan fungsinya, Public
21
Scott M. Cutlip, Effective Public Relation (Jakarta, Kencana Media Group 2006) Hal. 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 Relations adalah memiliki arti strategis dalam membantu suatu orgsnisasi dan
masyarakatnya untuk menyesuaikan satu sama lain.22
Dalam bentuknya yang paling maju, Public Relations adalah bagian proses
perubahan dan pemecahan masalah di organisasi yang dilakukan secara ilmiah .
Praktisi Public Relations jenis ini menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada
untuk melakukan proses empat langkah pemecahan masalah yaitu :
1) Mendefinisikan Masalah (atau peluang), Langkah pertama ini mencakup
penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku pihakpihak
yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada
dasarnya ini adalah fungsi intelegen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar
untuk semua langkah dalam proses pemecahan masalah dengan menentukan “Apa
yang terjadi saat ini?”
2) Perencanaan dan Pemograman, Informasi yang dikumpulkan dalam langkah
pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program public, strategi
tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan
mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program
organisasi. Langkah ke 2 ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus
kita ubah, dan apa yang harus kita katakan?”
3)
Mengambil
Tindakan
dan
Berkomunikasi,
Langkah
ke
3
adalah
mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang di desain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai
22
Direktorat Pembinaan Humas Departemen Penerangan RI, Bunga Rampai Kehumasan, Hal. 97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah ” Siapa yang harus
melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
4) Mengevaluasi Program, Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan
penilaian atas persiapan, implementasi , dan hasil dari program penyesuaian akan
dilakukan sembari program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau
dihentikan setelah menjawab pertanyaan ” Bagaimana keadaan kita sekarang atau
seberapa baik langkah yang kita lakukan?”
Masing-masing langkah tersebut adalah penting, namun proses itu dimulai
dengan pengumpulan data data untuk mendiagnosis masalah. Informasi dan
pemahaman yang terbentuk di langkah pertama akan mendorong dan memandu
langkah berikutnya dalam proses tersebut. Dalam praktiknya tentu saja diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi tidak dipisahkan secara tegas seperti itu
sebab proses ini berkelanjutan dan bersiafat siklis dan diaplikasikan dalam seting
yang dinamis.23
2.3 Komunikasi Internal dan Komunikasi Eksternal
Dari definisi dan pengertian fungsi Public Relation yang bertujuan untuk
membangun, mempertahankan hubungan baik organisasi maka komunikasi yang
dilakukan juga harus dibangun baik antara khalayak internal dan eksternal.
Berkomunikasi dengan publik internal oleh Public Relations ada banyak
cara yang tergantung pada imajinasi dan kreatifitas professional Public Relations
Komunikasi Internal bisa dilakukan dengan lisan,melalui media elektronik
23
Scott M. Cutlip, Effective Public Relations (Jakarta, Kencana Media Group 2006) Hal. 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 intranet, visual dan tulisan. Dan biasanya komunikasi internal di organisasi ini
dilakukan untuk pernyataan visi,misi,memberikan kebijakan, mensosialisasikan
karyawan baru ke dalam kultur organisasi. Sama halnya dengan komunikasi
eksternal yang dilakukan publik eksternal yang dilakukan juga membutuhkan
kekreatifan professional Public Relations. Komunikasi Ekternal bisa dilakukan
dengan mengunakan media massa, cetak, elekronik, bisa juga menggunakan
billboard, spanduk, brosur .
24
Tergantung dengan program-program yang
dilakukan oleh praktisi Public Relations.
2.4 Publik Internal dan Publik Eksternal
Pemahaman terhadap khalayak adalah sangat penting, karena pada
akhirnya publikasi kehumasan akan disajikan pada khalayak. Khalayak atau
Public terbagi atas Publik Internal dan Publik eksternal yaitu :
a. Publik Internal yaitu warga intansi, pegawai instansi. Walaupun telah
terikat oleh ketentuan birokrasi dan hierarki, tetapi aspirasi publik internal
perlu didengar dan diperhatikan, disampaikan pada pimpinan, karena
pembinaan dan penanganan yang tepat akan membuahkan hasil seperti
sense of belonging.
b. Publik Eksternal yaitu khalayak di luar instansi, masyarakat yang punya
minat terhadap pelaksanaan tugas-tugas instansi, dan seluruh warga
masyarakat. Dalam instansi pemerintah, maka semua hasil kerja dan
prestasi yang dicapai pada akhirnya dipersembahkan kepada masyarakat.
24
Ibid, Hal. 270
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 Karena itu masyarakat pantas tahu dan mengerti tentang apa yang sedang
dikerjakan oleh instansi berkenan dan biasanya tahu dan mengerti itu
kelak kembali menjadi support, peranserta, partisipasi,dan sense of
belonging yang sangat diperlukan.25
2.5 Gaya Komunikasi
Di dalam berkomunikasi Internal, Eksternal, Individu, Kelompok dalam
organisasi akan menimbulkan bermacam-macam gaya komunikasi. Gaya
komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu
organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang lain terhadap
pesan organisasional yang disampaikan.26
Dari definisi di atas, dapat ditekankan bahwa gaya komunikasi merupakan
seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu
situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku
komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu
dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan
bergantung pula pada maksud si pengirim dan harapan dari penerima.
Pidato-pidato para pemipin, baik pria maupun wanita dapat menunjukan
bukti sukses para pemimpin dalam waktu-waktu yang krisis. Kepemimpinan yang
transaksional dan transformasional dapat mencapai sukses. Pidato transaksional
dapat membuat pengikutnya mengetahui bahwa peringatan-peringatan itu tidak
25
26
Direktorat Pembinaan Humas Departemen Penerangan RI, Bunga Rampai Kehumasan, hal 50
S. Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1996) Hal. 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 penting dan mengajak para pengikutnya yang implusif bahwa pemecahan yang
sederhana itu dapat diterima. Pidato dapat secara sukses mencari penyelesaian
yang popular dan lebih mudah apabila ada masalah dalam suatu organisasi.27
Hal tersebut di atas berhubungan dengan gaya komunikasi pemimpin yaitu
perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, dengan
kata lain cara atau bagaimana seorang pimpinan atau atasan berkomunikasi dalam
suatu kelompok atau organisasi tertentu. Gaya komunikasi pemimpin pada satu
kelompok yang lain tergantung pada kharakteristik kelompok yang dipimpinnya.
2.5.1 Macam-Macam Gaya Komunikasi
Dalam buku Teori Komunikasi yang disusun oleh S, Djuarsa Sendjaja
terdapat enam gaya komunikasi yaitu the controlling style, the equalitarian style,
the structuring style, the dynamic style, the relinquishing style, dan the withdrwal
style, dengan penjelasan seperti berikut :28
1.The Controling Style,
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya suatu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one way
communicators. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan
pandangan negative orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
27
28
Surapto dkk, Kepemimpinan (Jakarta, Universitas Terbuka,2001) Hal. 6.15
S. Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1996) Hal. 143
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha
menjual gagasan agar dibicarakan bersama, namun lebih pada usaha menjelaskan
kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style communicators
ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak
efektif dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini tidak jarang bernada negatif sehingga
menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2.The Equalitarian Style,
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun yang bersifat dua arah (two
way trafic of communications). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi
dilakukan
secara
terbuka.
Artinya
setiap
anggota
organisasi
dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks santai dan
informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi
serta kemampuan yang membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam
konteks pribadi maupun dalam lingkup hubunagn kerja. The equalitarin style ini
akan lebih memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini
efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya
komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungngya tindak berbagi informasi di
antara para anggota dalam suatu organisasi.
3.The Structuring Style,
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan lebih
memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan
jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan
prosedur yang berlaku dalam organisai tersebut. Stogdill dan Coons dari Bureau
of Business Research of Ohio State Universitiy, menemukan dimensi dari
kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Insiasi atau Iniating
Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiation) strktur
yang efisien adalah orangorang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal
guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan
jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang muncul.
4.The Dynamic Style,
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-orinted). The dynamic style of communications
ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi
para wiraniaga (salesmen atau saleswomes).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 Tujuan utama gaya komunikasi agresif ini adalah menstimulasi atau
merangsang pekerja untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya
komunikasi ini cukup efektif digunakan dalm mengatasi persoalan-persoalan yang
bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa pegawai atau bawahan
mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis
tersebut.
5.The Relinquishing Style,
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi
perintah meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan
mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komuniksi ini akan efektif ketika
pengirim
pesan
atau
sender
sedang
bekerjasama
dengan
orang-orang
berpengetahuan atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6.The Whitdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan cari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.29
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the
equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal,
sementara tiga gaya komunikasi lainnya stucturing, dynamic dan relinguishing
dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
29
Opchit, Teori Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1998) Hal. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir, controlling dan withdrawal
mempunyai
kecenderungan
menghalangi
berlangsungnya
interaksi
yang
bermanfaat dan produktif.30
TABEL II.1
TABEL GAYA KOMUNIKASI
GAYA
Controlling
Equalitarian
Structuring
Dynamic
Relinguishing
Withdrawal
KOMUNIKATOR
Controlling
Memberi perintah,
butuh
perhatian
orang lain
Akrab, hangat
MAKSUD
TUJUAN
Mempersuasi orang Menggunakan
lain
kekuasaan
dan
wewenang
Menstimulasi orang
lain
Objektif,
tidak Mensistemisasi
memihak
lingkungan kerja,
memantapkan
struktur
Mengendalikan,
Menumbuhkan
agresif
sikap
untuk
bertindak
Bersedia menerima Mengalihkan
gagasan orang lain tanggung
jawab
kepada orang lain
Independen
atau Menghindari
berdiri sendiri
komunikasi
Menekankan
pengertian bersama
Menegaskan
ukuran, prosedur,
aturan yang dipakai
Ringkas,
singkat
Mendukung
pandangan orang
lain
Mengalihkan
persoalan
(Sumber : Sasa Djuarsa Senjaya. 2007. Teori Komunikasi., hal. 4.19)
Berdasarkan uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of
communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga
komunikasi lainnya : structuring style, dynamic dan reliquinshing dapat
digunakan secara strtegis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
30
Ibid, hal.4.18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
28 organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir : controlling dan withdrwal
mempunyai
kecenderungan
menghalangi
berlangsungnya
interaksi
yang
bermanfaat serta produktif.
2.6 Pemimpin
Baik atau tidak, berhasil dan tidaknya manajemen dalam suatu organisasi
atau perusahaan tergantung pada gaya komunikasi yang telah di jelaskan di atas
yang dimiliki oleh para pemimpin untuk memberikan arahan pada bawahannya.
Pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara - cara yang memperlancar
produktifitas, moral yang tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja
berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan
kesinambungan dalam organisasi.31
Dalam praktik, kepemimpinan sudah ada semenjak manusia hidup
berkeloompok. Namun demikian sebagai ilmu, kepemimpinan baru mendapat
perhatian sejak timbulnya manajemen ilmiah (scientific management) yang
dipelopori oleh Federic Winslow Tylor. Di Indonesia masalah kepemimpinan
baru berkembang sejak berdirinya Lembaga Administrasi Negara (LAN) tahun
1957.32
Dalam pengambilan keputusan, orang biasanya mencari orang yang dapat
dipercaya untuk dijadikan pemimpin yang mengambil keputusan (opinion leader)
31
Thomas Gordon, Kepemimpinan Yang Efektif (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.1986) Hal.
111
32
Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta, Penerbit Andi. 2002) Hal. 196
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 sehingga pemimpin tersebut mempunyai pengaruh yang besar tehadap keputusan
yang telah diambil pada orang-oarang disekitarnya.33
Jadi kepemimpinan merupakan aktivitas atau kegiatan, suatu hal yang
bersifat dinamis, yang dilakukan oleh pemimpin. Apabila kepemimpinan
menyangkut aktifitasnya maka pemimpin berhubungan dengan person atau
orangnya; orang yang menjalankan kepemimpinan.
2.7
Motivasi Kerja
Motivasi kerja sesungguhnya merupakan proses psikologis dalam mana
terjadi interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan
persoalan.
Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, keinginan yang ada didalam diri
manusia yang mengaktifkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku pada
pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan pekerjaannya. Hakikat dari motivasi
kerja dalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik dari pada
lainnya didalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
34
Motivasi
merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang untuk berperilaku
tertentu dan melalui perilaku ini mengharapkan akan memperoleh sesuatu yang
diinginkan atau dibutuhkan.
Motivasi kerja dapat diukur untuk pekerjaan dan juga untuk organisasi.
Demikian pula, suasana motivasi kerja juga dapat ditaksirkan; suasana yang pada
umumnya dikembangkan oleh suatu organisasi.
33
34
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta, Binacipta. 1988) Hal. 76
Husein,Umar Metode Riset Komunikasi Organisasi,Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak
untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja
menghasilkan uang maupun yang tidak. Motivasi kerja yang dimiliki seorang
pekerja berbeda-beda tentunya, dan juga berfluktuasi. Ada pekerja yang selalu
terlihat semangat bekerja karena menginginkan kenaikan gaji atau promosi
jabatan, hal tersebut tentunya wajar wajar saja. Motivasi kerja pun bisa naikturun.
Tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada pada titik maksimal.
Kadangkala, seorang pekerja dapat mengalami penurunan kinerja karena
kejenuhan dalam bekerja, atau bisa saja karena pelbagai permasalahan yang
dihadapinya.
2.7.1
Unsur-unsur Pembentukan Motivasi
Adapun unsur-unsur yang dapat membentuk motivasi meliputi tiga hal,yaitu :35
1. Upaya yang merupakan intensitas. Bila seseoran mempunyai motivasi,ia
akan sekuat tenaga dan upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang
baik.
2. Tujuam organisasi, yaitu dorongan yang ada pada diri karyawan
hendaknya diarahkan pada tujuan-tujuan organiasasi.
3. Kebutuhan, apabila suatu kebutuhan tidak perpuaskan akan dapat
menimbulkan pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
35
37 Ibid,Hal 166
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download