(ALYXIA REINWARDTII Bl.).

advertisement
JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH
ISSN : 2302 - 8226
STUDY OF AGROECOLOGY, MORPHOLOGY AND
PULASARI (ALYXIA REINWARDTII Bl.).
1)
DOMESTICATION
2)
Amitha Imania , Bambang Pujiasmanto , Trijono Djoko Sulistijo
1)
2)
2)
Undergraduate Student of Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, the University of
Sebelas Maret (UNS) in Surakarta
Lecturer Staff at Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, the University of Sebelas
Maret (UNS) in Surakarta
Contact Author : [email protected]
ABSTRACT
Pulasari has not been utilized optimally, it was caused by the lack of information on Pulasari
cultivation. This study aimed to examine the morphology and agroecology by using vegetation
analysis to determine the critical value and distribution patterns of Pulasari. Domestication efforts
were also made to assess the success of Pulasari cultivation. The results showed that the
morphology of plants Pulasari with about 1-1.5 years old was elongated oval-shaped leaves, included
in a single leaf, tapered leaf tip, leaf base rounded but form the left and right are not the same, flat leaf
edges. Stems rounded shape, smooth on young stems (green color) and woody on older plants
(brown color). Has interest compound rate of 4-6 per-clusters. Pulasari has black ripe fruit, while
Pulasari seeds are brown and hard texture. Root fibers have brown color. Pulasari random distribution
pattern, with a low population density of about 5 individuals per plot and Important Value Index (IVI)
13,30. Agroecological conditions of the original habitat has average soil temperature 21⁰ C, soil
moisture 51,6%, air temperature 22,5⁰ C, relative humidity 83,5%, light intensity 899 FC, soil pH 6,75,
soil organic matter 10,60%. Pulasari require physical treatment (skin peeled seed) to makes the
process of imbibition easier. Appropriate planting medium used for sand at Pulasari germination is
malang sand, as compared to husk fuel and ferns.
Keywords: vegetation analysis, Pulasari, Alyxia reinwardtii, morphology, distribution patterns,
agroecological, domestication
JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH
Imania Amitha, Pujiasmanto Bambang, Sulistijo TD (2013) Study of agroecology, morphology and domestication
pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). J Agron Res 2(4):1-9
Imania Amitha, Pujiasmanto Bambang, Sulistijo TD (2013) Kajian agroekologi dan morfologi serta domestikasi
tumbuhan pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). J Agron Res 2(4):1-9
PENDAHULUAN
termasuk
Perkembangan industri herbal medicine
alam
penggunaan
(Departemen
obat-obat
bahan
Kesehatan
2007).
dan health food di Indonesia dewasa ini
Dewasa ini, banyak perusahaan farmasi
meningkat
mengolah
dengan
pesat.
Pemanfaatan
obat-obat
dimodifikasi
jenis
berlanjut
serbuk,
tablet,
cair
sehubungan dengan kuatnya keterkaitan
Banyak
alasan
mengapa
bangsa Indonesia terhadap tradisi memakai
bahan alam ini kembali dilirik, salah satunya
obat tradisional. Kecenderungan ini telah
adalah
meluas
perilaku manusia dan perkembangan pola
ke
akan
seluruh
terus
dunia
dan
dikenal
sebagai gelombang hijau baru (new green
perubahan
lanjut
yang
sumberdaya alam hayati, khususnya dari
biofarmaka,
lebih
tradisional
dalam
maupun
obat
bentuk
simplisia.
dengan
lingkungan
hidup,
penyakit.
wave) atau tren gaya hidup kembali ke alam
Sebagai negara tropis, Indonesia sudah
(back to nature). Bahkan WHO menjelaskan
memiliki kekayaan sumber daya alam yang
bahwa hingga 65 % dari penduduk negara-
salah
negara
menggunakan
Beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat
pengobatan tradisional dimana didalamnya
hanya bisa tumbuh di Indonesia, karena
maju
telah
satunya
adalah
tumbuhan
obat.
1
Imania et al.
Juli, 2013
Indonesia beriklim tropis tetapi memiliki
sampel
daerah
sampling. Metode penetapan petak contoh
bersuhu
sebagaimana
rendah.
Namun,
diketahui
bahwa
dan
berdasarkan
analisis
purposive
vegetasi
yang
random
digunakan
meningkatnya industri obat tradisional belum
adalah metode transek (jalur). Pada garis
diimbangi
dengan
transek dibuat 4 petak pengamatan seluas
(simplisia)
petak sampel minimum (10m x 10m).
secara
ketersediaan
optimal
bahan
baku
tanaman bepotensi obat di alam. Iklim yang
Domestikasi
sesuai dan kondisi tanah yang cocok
generatif menggunakan biji dan vegetatif
menentukan
buatan
mutu
tanaman
obat
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
stek
batang.
dihasilkan. Tidak semua jenis tanaman
Perancangan
dapat tumbuh di segala tempat. Apabila
morfologi dan domestikasi menggunakan
dapat tumbuh pun, maka hasil produksinya
analisis deskriptif.
tidak
akan
maksimal
dan
penelitian
cara
agroekologi,
kandungan
metabolit sekunder yang terkandung di
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam tanaman obat tersebut akan menjadi
Kondisi Agroekologi Tumbuhan Pulasari
rendah.
pada Habitat Asli
Pulasari merupakan tumbuhan obat asli
Tumbuhan
Pulasari
merupakan
Indonesia yang belum dimanfaatkan secara
tumbuhan endemik,
optimal, mungkin hal ini disebabkan oleh
tumbuh secara alami di iklim tropis dengan
kelangkaannya. Perlu diketahui pula, bahwa
ketinggian tempat diatas 1000 m dpl, oleh
manfaat dari tumbuhan ini sangat banyak,
karena itu Pulasari belum pernah ditemukan
diantaranya mengobati demam, disentri,
di dataran sedang hingga rendah yang
kencing nanah, batuk, kejang usus dan
kondisi ekosistemnya tidak sesuai dengan
kanker. Bagian tumbuhan yang digunakan
syarat tumbuh tumbuhan Pulasari. Lokasi
adalah
yang
penelitian berada pada ketinggian 1718 m
tanin,
alkaloid,
dpl di Hutan Pringgondani Desa Blumbang
dan
polifenol
Kelurahan
kulit
mengandung
saponin,
batang
kumarin,
minyak
(cortex)
atsiri
yang hanya dapat
Blumbang
Kecamatan
(Syamsuhidayat dan Hutapea 1981). Perlu
Tawangmangu
suatu upaya untuk dapat membudidayakan
Habitat
tumbuhan Pulasari agar dapat tumbuh dan
berada di ekosistem hutan yang banyak
berproduksi
terdapat pohon besar dan tinggi. Suasana
dengan
baik
serta
dapat
asli
Kabupaten
Pulasari
dan
Tawangmangu
diupayakan sebagai tanaman komersial.
sangat
Upaya peningkatan produksi tanaman ini
Pulasari senang tumbuh melilit pada pohon
dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman
yang
dan perbaikan teknik budidaya.
menunjukkan
METODE PENELITIAN
tumbuhan shade loving atau tumbuhan yang
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan
rimbun
di
Karanganyar.
ukurannya
rindang
lebih
bahwa
mengingat
besar.
Pulasari
Hal
ini
adalah
suka akan naungan.
Pringgondani Tawangmangu Karanganyar
Ketinggian dan kecuraman lereng
Jawa Tengah mulai bulan Maret 2013
mempengaruhi besarnya temperatur, curah
sampai dengan April 2013. Penentuan titik
hujan, ketebalan awan, kelembaban udara,
2
J Agron Res
2(4): 1-9
kecepatan angin, intensitas cahaya dan
Mineral Andisols meliputi dua aspek
penguapan (Steenis 1972 cit. Mianingsih
penting, yaitu mineral fraksi pasir dan
2003).
mineral fraksi liat. Kebanyakan pustaka
Ada hubungan yang erat antara pola
berisi keterangan mengenai mineral liat,
iklim dengan distribusi tanaman sehingga
sedangkan mineral fraksi pasir tidak banyak
beberapa klasifikasi iklim didasarkan pada
tidak banyak ditemukan, padahal mineral
dunia
Tanaman
fraksi pasir penting bagi penentuan asal dari
dipandang sebagai sesuatu yang kompleks
Andisols. Tanah andisol mempunyai unsur
dan peka terhadap pengaruh iklim misalnya
hara yang cukup tinggi hasil dari abu
pemanasan,
penyinaran
vulkanik. Tanah ini sangat subur sehingga
matahari, dan lain-lainnya. Tanpa unsur-
tanah jenis ini baik untuk ditanami. Selain
unsur iklim ini, pada umumnya pertumbuhan
unsur
tanaman akan tertahan, meskipun ada
kandungan zat-zat organik yang berada di
beberapa
dapat
lapisan tengah dan atas sementara pada
menyesuaikan diri untuk tetap hidup dalam
bagian tanah sangat sedikit unsur hara dan
periode yang cukup lama jika kekurangan
zat organiknya. Selain itu, tanah ini mampu
salah satu faktor tersebut di atas. Iklim tidak
mengikat air dalam jumlah yang tinggi,
hanya mempengaruhi tanaman tetapi juga
kandungan karbonnya juga lebih tinggi
dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang lebat
dibandingkan tanah yang lain (Tan 1984).
tumbuhtumbuhan.
kelembaban,
tanaman
yang
hara,
tanah
andisol
memiliki
dapat menambah jumlah kelembaban udara
melalui transpirasi
(Odum 1993).
Tabel 1. Data iklim mikro habitat asli tumbuhan
Pulasari
Andisols tidak saja memiliki sifat kandungan
bahan organik yang tinggi, bobot isi rendah,
daya menahan air tinggi, total porositas
Jenis
tanah
pada
habitat
asli
tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur
tumbuhan asli Pulasari di Tawangmangu
konsistensinya, kurang plastis dan tidak
adalah andisols atau andosols atau dapat
lengket (Tan 1984).
juga
disebut
tanah
hitam.
Tanah
ini
termasuk jenis tanah yang mempunyai
kelembaban tanah arid (sangat kering).
Tanah jenis ini kerap ditemui di daerah
dataran tinggi. Andisols cenderung menjadi
tanah
yang
seringkali
cukup
produktif,
dimanfaatkan
hingga
untuk
pengembangan pertanian tanaman pangan
dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan.
Curah hujan tahunan rata – rata 277,04 mm
dengan curah hujan tertinggi pada bulan
3
Imania et al.
Juli, 2013
Desember
sebesar
577,52
mm
dan
terendah pada bulan Agustus sebesar 20,65
hutan penghasil kayu utama yang berasal
dari Indonesia.
mm.
Kayu Suren ini tergolong kayu keras
kualitas utama, istimewa karena memiliki
Analisis Vegetasi Tumbuhan Pulasari
batang lurus, berdiameter besar, tinggi,
pada Habitat Asli
bebas cabang, minim cacat mata kayu
Hasil
dan
(karena
atau
pruning, yaitu pembebasan cabang pohon)
vegetasi suatu ekosistem dengan komunitas
alami secara swadaya dan mandiri. Dan di
tumbuh-tumbuhannya
diperlukan
antara tegakan Suren yang sudah tumbuh
untuk berbagai kepentingan, salah satunya
besar dan gagah, tumbuh anakan Suren
adalah dapat
yang lemah. Menariknya, keberadaan pohon
investigasi
suatu
pengamatan
masyarakat
tumbuhan
sangat
mengetahui
komposisi vegetasinya
struktur dan
yang
berguna
Suren
memiliki
kemampuan
besar itu justru melindungi anakan Suren
untuk pengenalan karakteristik ekologi suatu
(yang
lemah)
sehingga
anakan
Suren
ekosistem dengan suatu analisis vegetasi
terbantu tumbuh dengan keberadaan Suren
(Smeins dan Slack 1982).
besar (Tata et al. 2008).
Berdasarkan hasil analisis vegetasi
untuk herba pada seluruh petak, Pulasari
memiliki indeks nilai penting (INP) yang
sangat
rendah.
Dapat
disimpulkan
tumbuhan ini tidak memiliki peranan penting
dalam komunitas karena kontribusi yang
diberikan sangat kecil. Sedangkan indeks
nilai
penting
tertinggi
Dicranopteris
ditunjukkan
dichotoma
(Pakis
oleh
Andam)
dengan nilai 24,09. Menurut Barbour et al.
(1987)
menyimpulkan
setiap
tumbuhan
Nilai INP yang tinggi menunjukkan
merupakan hasil dari kondisi tempat dimana
bahwa nilai kerapatan relatif dan dominasi
tumbuhan itu hidup, sehingga tumbuhan
relatif juga tinggi. Berdasarkan hasil analisis
dapat
vegetasi untuk pohon, indeks nilai penting
lingkungan.
(INP) tertinggi ditunjukkan oleh spesies
Pakis
dijadikan
sebagai
Andam
banyak
indikator
tumbuh
di
Shorea sp. (Suren) dengan nilai 56,8 (Tabel
tempat-tempat teduh, lembab, dan subur di
3), sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia,
wilayah
Pringgondani,
Pakis Andam sering dijumpai di tebing-
tumbuhan Suren mempunyai peranan yang
tebing di sekitar Sumatera, Jawa dan
penting dalam ekosistem tersebut. Suren
Kalimantan
merupakan salah satu pohon yang sering
hingga
dililit oleh Pulasari. Seringkali tumbuhan
mencapai 3 – 10 kaki. Tumbuhan ini mudah
Pulasari nampak diujung tumbuhan Suren.
dikenal karena peletakan daunnya yang
sekitar
hutan
Suren merupakan salah satu jenis tumbuhan
4
dengan
2.800
m
ketinggian
dpl.
Tingginya
tempat
dapat
J Agron Res
menyirip
2(4): 1-9
berjajar
dua
bercabang
mendua
permukaan
bawah
dan
tangkainya
(dikotom).
daunnya
Pada
terdapat
Pulasari adalah acak. Hal ini kemungkinan
disebabkan kondisi lingkungan masih stabil,
tidak terjadi kompetisi antar individu.
stomata atau bintil-bintil yang berfungsi
Penyebaran organisme secara acak terjadi
sebagai alat pernapasan. Andam ternyata
apabila
masuk
(Heddy S dan Kurniati 1996). Penyebaran
dalam
pengganggu),
beberapa
jenis
gulma
karena
tempat
(tanaman
kehadirannya
sering
lingkungan
homogen/seragam
di
secara acak jarang terjadi di alam dan dapat
mendominasi
terjadi apabila lingkungan sangat seragam
permukaan tanah sehingga tumbuhan lain
dan
tidak
ada
kecendrungan
untuk
yang berada di dekatnya menjadi terhambat
berkelompok. Penyebaran seragam terjadi
pertumbuhannya (Bayaso 2012).
apabila kompetisi antar individu sangat
Berdasarkan hasil analisis vegetasi
hebat atau ada organisme positif yang
untuk rumput, indeks nilai penting tertinggi
mendorong pembagian ruang yang sama.
ditunjukkan oleh Hierochloe edorota atau
Berkelompok dengan bermacam derajat
sering dikenal sebagai Holy grass dengan
merupakan pola yang paling umum ddalam
nilai 112,87. Dapat disimpulkan bahwa
populasidan
spesies
apabila dipandang dari sudut individu. Akan
ini
mempunyai
peranan
bagi
ekosistem ini.
hampir
merupakan
aturan
tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran
Tidak banyak vegetasi rumput yang
berkelompok mendekati acak.
ditemui pada lokasi penelitian. Hal ini
Dalam ekosistem yang mempunyai
disebabkan oleh intensitas cahaya yang
keanekaragaman tinggi, populasi cenderung
rendah pada habitat asli Pulasari karena
dikendalikan secara biologi dan seleksi
banyaknya vegetasi pohon yang tumbuh
alam. Faktor negatif ataupun positif bagi
mendominasi tempat tersebut, sedangkan
populasi adalah ketidak tergantungan pada
rumput akan tumbuh subur pada tempat
kepadatan (density independent), apabila
yang banyak terkena sinar matahari.
pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya
populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi
tidak berarti selalu. Ketergantungan pada
kepadatan (density dependent),
pengaruhnya
pada
populasi
apabila
merupakan
fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor
biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya)
tetapi tidak selalu (Odum 1993).
Morfologi Tumbuhan Pulasari
Tumbuhan
Pulasari
(Alyxia
reinwardtii) merupakan famili Apocynaceae.
Tumbuhan berbiji yang berbunga, memiliki
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
berbagai organ diantaranya daun, batang,
diketahui bahwa pola sebaran tumbuhan
5
Imania et al.
Juli, 2013
cabang (primer dan sekunder), bunga, buah,
batang akan bersifat volubilis (membelit)
biji dan akar.
pada tumbuhan lain tanpa menjadi benalu.
Menurut Steenis et al. (1975) famili
Apocynaceae
merupakan
tumbuhan
Sulit membedakan antara batang primer dan
sekunder.
bergetah, tidak berduri dan berduri tempel,
Bunga
termasuk
bunga
majemuk
tidak memanjat dengan akar udara, Memiliki
(berbentuk tandan dengan 4-6 bunga),
daun tunggal yang berhadapan (dalam
terletak di ujung batang (flos terminalis) dan
karangan), bertepi rata atau bergerigi tak
di ketiak daun, panjang tangkai bunga + 1
jelas, dan tulang daunnya menyirip serta
cm, mahkota berwarna kuning kehijauan
memiliki bunga majemuk berwarna kuning
kemudian
emas.
keputihan
berubah
saat
menjadi
menua,
kelopak
kuning
bunga
berwarna hijau tua.
Buah berbentuk bulat dengan warna
hijau
yang
kemudian
teksturnya
berubah
sangat
menjadi
keras,
ungu
tua
(sekilas terlihat hitam) dan lembek saat buah
mulai menua, memiliki diameter + 1 cm.
Termasuk buah sejati atau buah telanjang
(fructus nodus).
Biji berbentuk bulat dengan panjang
sekitar 1-1,5 cm dan diameter 0,5 cm, kulit
biji keras berwarna coklat dan terdapat garis
yang membujur dari ujung hingga pangkal
biji. Apabila dikupas, maka biji bagian dalam
Bentuk
daun
elliptic
(oval
memanjang), termasuk dalam daun tunggal,
ujung daun berbentuk apiculate, pangkal
daun oblique, bertulang daun rectinervis,
tepi daun integer, daging daun herbaceous,
permukaan daun nitidus dan berduduk daun
opposite. Warna daun hijau muda untuk
daun muda dan hijau tua untuk daun tua.
Ukuran panjang daun + 5 cm dan lebar + 2
cm.
Batang berbentuk bulat, permukaan
licin pada batang muda, berwarna hijau tua
pada batang muda dan warna coklat pada
batang tua, karena batang tua bersifat
lignosus (berkayu). Arah tumbuh awalnya
erectus (tegak lurus) kemudian saat tua
6
berwarna oranye. Akar serabut dengan
warna coklat.
J Agron Res
2(4): 1-9
Habitus tumbuhan Pulasari dengan
kisaran umur 1-1,5 tahun pada habitat
aslinya (Gambar 3) memiliki tinggi 153 cm
(terhitung dari titik tumbuh hingga ujung
daun tertinggi), diameter batang 0,5 cm,
jumlah cabang primer 1, panjang akar 38 cm
dan jumlah cabang akar 11 buah.
Domestikasi Tumbuhan Pulasari
Tahapan
awal
pengembangan
tumbuhan
dilakukan
dengan
strategi
obat
dapat
pembudidayaan
tumbuhan obat. Domestikasi sebagai proses
perkembangan organisme yang dikontrol
manusia, mencakup pertumbuhan genetik
tumbuhan yang berlangsung berkelanjutan
sejak
dibudidayakan.
mendomestikasi
ialah
Proses
menaturalisasikan
biota ke kondisi manusia dengan segala
kebutuhan
dan
kapasitasnya.
Pada
domestikasi tumbuhan perlu dikaji kondisi
benih,
perubahan
pertumbuhan
morfologi,
dan
laju
perkembangannya.
Mengingat Pulasari adalah tumbuhan
berkhasiat obat endemik
dataran tinggi yang langka dan belum
pernah dibudidayakan, maka sangatlah sulit
mencari bahan tanam berupa biji. Biji yang
dikecambahkan berjumlah 9 biji. Jumlah biji
yang berkecambah hanya 2 biji, sedangkan
7 biji yang lain mengalami busuk jamur yang
terlihat dari hifa jamur berwarna putih dan
tidak berbau yang muncul di atas biji
Pulasari. Hal ini terkait dengan media tanam
yang digunakan.
Berdasarkan penalaran manusia, tumbuhan
di domestikasi dengan beragam cara, mulai
dengan cara yang sederhana hingga cara
yang
sangat
maju
seperti
bioteknologi
(Pujiasmanto 2009).
menggunakan biji dan secara vegetatif
buatan menggunakan stek batang dilakukan
Kecamatan
Jebres
Biji
yang
mampu
berkecambah
ditanam menggunakan media tanam pasir
malang yang cenderung lebih steril dan
memiliki porositas tinggi sehingga baik untuk
biji tanaman Pulasari, sedangkan biji yang
Usaha domestikasi secara generatif
di
daerah tropis
Surakarta
yang
termasuk dataran rendah dengan ketinggian
o
o
95 m dpl dan suhu berkisar antara 30 – 32
C. Penanaman biji dilakukan mulai tanggal
26 April 2013 dan berakhir tanggal 9 Mei
2013, saat akar biji Pulasari muncul untuk
yang pertama kalinya. Pengamatan yang
dilakukan hanya terbatas sampai tahap
busuk ditanam menggunakan media tanam
sekam bakar dan pakis. Media sekam bakar
dan pakis cenderung kurang steril dan
memiliki
daya
simpan
air
yang
besar
sehingga kondisi media lebih basah. Kondisi
lembab seperti ini dapat memicu tumbuhnya
jamur
pada
biji
sehingga
dapat
memperlambat atau bahkan membuat biji
mati. Seperti terjadi pada biji yang sudah
muncul radikula kemudian radikula putus
dari biji karena busuk.
perkecambahan biji.
7
Imania et al.
Juli, 2013
Sedangkan
perbanyakan
buatan
hasil
Pulasari
dengan
percobaan
hijau tua untuk daun tua. Ukuran
secara
vegetatif
panjang daun + 5 cm dan lebar + 2
stek
batang
cara
cm.
menggunakan media tanam pakis belum
b. Batang berbentuk bulat, permukaan
berhasil. Batang mengering sebelum muncul
licin pada batang muda, berwarna
akar. Diduga kondisi lingkungan terutama
hijau tua pada batang muda dan
suhu di tempat perbanyakan tidaklah sesuai.
warna coklat pada batang tua, karena
teknik
batang tua bersifat lignosus (berkayu).
pembibitan secara vegetatif antara lain
Arah tumbuh awalnya erectus (tegak
keturunan yang didapat mempunyai sifat
lurus) kemudian saat tua batang akan
genetik yang sama dengan induknya, tidak
bersifat
memerlukan peralataan khusus, alat dan
tumbuhan lain tanpa menjadi benalu.
teknik yang tinggi kecuali untuk produksi
Sulit
bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak
primer dan sekunder.
Keuntungan
penggunaan
tergantung pada ketersediaan benih/musim
volubilis
(membelit)
membedakan
c. Bunga
termasuk
antara
bunga
batang
majemuk
buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan
(berbentuk
mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam
bunga), terletak di ujung batang (flos
jumlah yang cukup banyak, meskipun akar
terminalis)
yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada
panjang tangkai bunga + 1 cm,
umumnya relatif dangkal, kurang beraturan
mahkota berwarna kuning kehijauan
dan melebar, namun lama kelamaan akan
kemudian berubah menjadi kuning
berkembang dengan baik seperti tanaman
keputihan saat menua, kelopak bunga
dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat
berwarna hijau tua.
bereproduksi dibandingkan dengan tanaman
yang berasal dari biji (Longman 1996).
tandan
pada
dan
di
dengan
ketiak
4-6
daun,
d. Buah berbentuk bulat dengan warna
hijau yang teksturnya sangat keras,
kemudian berubah menjadi ungu tua
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
yang
(sekilas terlihat hitam) dan lembek
dapat
diambil
dari
saat buah mulai menua, memiliki
penelitian ini adalah :
diameter + 1 cm. Termasuk buah
1. Morfologi tumbuhan Pulasari dengan
sejati atau buah telanjang (fructus
nodus).
umur sekitar 1-1,5 tahun adalah :
a. Bentuk
(oval
e. Biji berbentuk bulat dengan panjang
memanjang), termasuk dalam daun
sekitar 1-1,5 cm dan diameter 0,5 cm,
tunggal,
berbentuk
kulit biji keras berwarna coklat dan
oblique,
terdapat garis yang membujur dari
bertulang daun rectinervis, tepi daun
ujung hingga pangkal biji. Apabila
integer, daging daun
dikupas, maka biji bagian dalam
apiculate,
permukaan
daun
ujung
elliptic
daun
pangkal
daun
daun
herbaceous,
nitidus
dan
berduduk daun opposite. Warna daun
hijau muda untuk daun muda dan
8
berwarna oranye.
f. Akar serabut dengan warna coklat.
J Agron Res
2(4): 1-9
2. Pulasari memiliki pola sebaran acak dan
indeks nilai penitng sebesar 13,30.
3. Kondisi agroekologi habitat asli memiliki
rata – rata suhu tanah sebesar 21⁰ C,
kelembaban tanah 51,6 %, suhu udara
Penelitian
Kesehatan
dan
Pengembangan
Heddy S dan Kurniati 1996. Prinsip-prinsip
Ekologi, Suatu Bahasan tentang Kaidah
Ekologi dan Penerapannya. P.T. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 271 hal
22,5⁰ C, kelembaban udara 83,5 %, dan
intensitas cahaya 899 FC, pH tanah 6,75,
Bahan Organik Tanah 10,60 %.
4. Pulasari tidak memerlukan perlakuan
kimia pada biji, cukup mengupas kulit
luarnya untuk membantu proses imbibisi.
Media
tanam
yang
paling
tepat
digunakan untuk mengecambahkan biji
Pulasari adalah pasir malang.
Sedangkan sarn untuk penelitian ini adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian tumbuhan
Pulasari di lokasi lain agar dapat
membandingkan
morfologi
dan
agroekologinya.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai
usaha domestikasi tumbuhan Pulasari
menggunakan kultur jaringan.
3. Perlu
dilakukan
analisis metabolit
sekunder agar mengetahui kandungan
yang ada didalam tumbuhan Pulasari.
DAFTAR PUSTAKA
Barbour MG JH Burke dan WD Pitts 1987.
Terrestrial Plant Ecology. Second
Edition, The Benyamin Cumming
Publishing Company
Bayaso David 2012. Pakis Resam.
http://gadveg659.blogspot.com/2012/03/
pakis-resam.html. Diakses pada 2 Juli
2013 Pukul 17.11 WIB
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2007.
Inventaris
Tanaman
Obat
Indonesia
(I).
Jilid
II.
Jakarta:
Departemen
Kesehatan
RI
dan
Kesejahteraan
Sosial
RI
Badan
Longman KA 1996. Rooting Cutting of
Tropical Tress : Propagations and
Planting
Manuals
Volume
I.
Commonwealth
Science
Council.
London
Odum EP 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Gadjah
Mada
University
Press.
Yogyakarta
Pujiasmanto, Bambang
2009. Strategi
Pengembangan Budidaya Tumbuhan
Obat Dalam Menunjang Pertanian
Berkelanjutan.
Disampaikan
pada
Sidang Senat Terbuka Universitas
Sebelas Maret tanggal 30 April 2009
Smeins FE dan RD Slack 1982.
Fundamental of ecology. Laboratory
manual.
2nd.
ed.
Kendal/Hunt
Publishing Company, Dubuque: 140 hal
Steenis V 1978. Flora. Jakarta. Pradnya
Paramita
Syamsuhidayat SS, Hutapea JR 1981.
Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
Jilid
I,
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan,
Departemen
kEsehatan
Republik
Indonesia, Jakarta
Tan KH 1984. The Andosols in Indonesia.
p.60-63. In: K.H. Tan (ed) Andosols.
Van Nostrand Reinhold Company, New
York
Tata, Hesti L., Gede Wibawa, dan Laxman
Joshi 2008. Penanaman Suren di Kebun
Karet,
World Agroforestry Centre,
ICRAF Southeast Asia, Bogor.
9
Download