JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH ISSN : 2302 - 8226 STUDY OF AGROECOLOGY, MORPHOLOGY AND PULASARI (ALYXIA REINWARDTII Bl.). 1) DOMESTICATION 2) Amitha Imania , Bambang Pujiasmanto , Trijono Djoko Sulistijo 1) 2) 2) Undergraduate Student of Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, the University of Sebelas Maret (UNS) in Surakarta Lecturer Staff at Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, the University of Sebelas Maret (UNS) in Surakarta Contact Author : [email protected] ABSTRACT Pulasari has not been utilized optimally, it was caused by the lack of information on Pulasari cultivation. This study aimed to examine the morphology and agroecology by using vegetation analysis to determine the critical value and distribution patterns of Pulasari. Domestication efforts were also made to assess the success of Pulasari cultivation. The results showed that the morphology of plants Pulasari with about 1-1.5 years old was elongated oval-shaped leaves, included in a single leaf, tapered leaf tip, leaf base rounded but form the left and right are not the same, flat leaf edges. Stems rounded shape, smooth on young stems (green color) and woody on older plants (brown color). Has interest compound rate of 4-6 per-clusters. Pulasari has black ripe fruit, while Pulasari seeds are brown and hard texture. Root fibers have brown color. Pulasari random distribution pattern, with a low population density of about 5 individuals per plot and Important Value Index (IVI) 13,30. Agroecological conditions of the original habitat has average soil temperature 21⁰ C, soil moisture 51,6%, air temperature 22,5⁰ C, relative humidity 83,5%, light intensity 899 FC, soil pH 6,75, soil organic matter 10,60%. Pulasari require physical treatment (skin peeled seed) to makes the process of imbibition easier. Appropriate planting medium used for sand at Pulasari germination is malang sand, as compared to husk fuel and ferns. Keywords: vegetation analysis, Pulasari, Alyxia reinwardtii, morphology, distribution patterns, agroecological, domestication JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH Imania Amitha, Pujiasmanto Bambang, Sulistijo TD (2013) Study of agroecology, morphology and domestication pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). J Agron Res 2(4):1-9 Imania Amitha, Pujiasmanto Bambang, Sulistijo TD (2013) Kajian agroekologi dan morfologi serta domestikasi tumbuhan pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). J Agron Res 2(4):1-9 PENDAHULUAN termasuk Perkembangan industri herbal medicine alam penggunaan (Departemen obat-obat bahan Kesehatan 2007). dan health food di Indonesia dewasa ini Dewasa ini, banyak perusahaan farmasi meningkat mengolah dengan pesat. Pemanfaatan obat-obat dimodifikasi jenis berlanjut serbuk, tablet, cair sehubungan dengan kuatnya keterkaitan Banyak alasan mengapa bangsa Indonesia terhadap tradisi memakai bahan alam ini kembali dilirik, salah satunya obat tradisional. Kecenderungan ini telah adalah meluas perilaku manusia dan perkembangan pola ke akan seluruh terus dunia dan dikenal sebagai gelombang hijau baru (new green perubahan lanjut yang sumberdaya alam hayati, khususnya dari biofarmaka, lebih tradisional dalam maupun obat bentuk simplisia. dengan lingkungan hidup, penyakit. wave) atau tren gaya hidup kembali ke alam Sebagai negara tropis, Indonesia sudah (back to nature). Bahkan WHO menjelaskan memiliki kekayaan sumber daya alam yang bahwa hingga 65 % dari penduduk negara- salah negara menggunakan Beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat pengobatan tradisional dimana didalamnya hanya bisa tumbuh di Indonesia, karena maju telah satunya adalah tumbuhan obat. 1 Imania et al. Juli, 2013 Indonesia beriklim tropis tetapi memiliki sampel daerah sampling. Metode penetapan petak contoh bersuhu sebagaimana rendah. Namun, diketahui bahwa dan berdasarkan analisis purposive vegetasi yang random digunakan meningkatnya industri obat tradisional belum adalah metode transek (jalur). Pada garis diimbangi dengan transek dibuat 4 petak pengamatan seluas (simplisia) petak sampel minimum (10m x 10m). secara ketersediaan optimal bahan baku tanaman bepotensi obat di alam. Iklim yang Domestikasi sesuai dan kondisi tanah yang cocok generatif menggunakan biji dan vegetatif menentukan buatan mutu tanaman obat yang dilakukan dengan menggunakan stek batang. dihasilkan. Tidak semua jenis tanaman Perancangan dapat tumbuh di segala tempat. Apabila morfologi dan domestikasi menggunakan dapat tumbuh pun, maka hasil produksinya analisis deskriptif. tidak akan maksimal dan penelitian cara agroekologi, kandungan metabolit sekunder yang terkandung di HASIL DAN PEMBAHASAN dalam tanaman obat tersebut akan menjadi Kondisi Agroekologi Tumbuhan Pulasari rendah. pada Habitat Asli Pulasari merupakan tumbuhan obat asli Tumbuhan Pulasari merupakan Indonesia yang belum dimanfaatkan secara tumbuhan endemik, optimal, mungkin hal ini disebabkan oleh tumbuh secara alami di iklim tropis dengan kelangkaannya. Perlu diketahui pula, bahwa ketinggian tempat diatas 1000 m dpl, oleh manfaat dari tumbuhan ini sangat banyak, karena itu Pulasari belum pernah ditemukan diantaranya mengobati demam, disentri, di dataran sedang hingga rendah yang kencing nanah, batuk, kejang usus dan kondisi ekosistemnya tidak sesuai dengan kanker. Bagian tumbuhan yang digunakan syarat tumbuh tumbuhan Pulasari. Lokasi adalah yang penelitian berada pada ketinggian 1718 m tanin, alkaloid, dpl di Hutan Pringgondani Desa Blumbang dan polifenol Kelurahan kulit mengandung saponin, batang kumarin, minyak (cortex) atsiri yang hanya dapat Blumbang Kecamatan (Syamsuhidayat dan Hutapea 1981). Perlu Tawangmangu suatu upaya untuk dapat membudidayakan Habitat tumbuhan Pulasari agar dapat tumbuh dan berada di ekosistem hutan yang banyak berproduksi terdapat pohon besar dan tinggi. Suasana dengan baik serta dapat asli Kabupaten Pulasari dan Tawangmangu diupayakan sebagai tanaman komersial. sangat Upaya peningkatan produksi tanaman ini Pulasari senang tumbuh melilit pada pohon dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman yang dan perbaikan teknik budidaya. menunjukkan METODE PENELITIAN tumbuhan shade loving atau tumbuhan yang Penelitian ini dilaksanakan di Hutan rimbun di Karanganyar. ukurannya rindang lebih bahwa mengingat besar. Pulasari Hal ini adalah suka akan naungan. Pringgondani Tawangmangu Karanganyar Ketinggian dan kecuraman lereng Jawa Tengah mulai bulan Maret 2013 mempengaruhi besarnya temperatur, curah sampai dengan April 2013. Penentuan titik hujan, ketebalan awan, kelembaban udara, 2 J Agron Res 2(4): 1-9 kecepatan angin, intensitas cahaya dan Mineral Andisols meliputi dua aspek penguapan (Steenis 1972 cit. Mianingsih penting, yaitu mineral fraksi pasir dan 2003). mineral fraksi liat. Kebanyakan pustaka Ada hubungan yang erat antara pola berisi keterangan mengenai mineral liat, iklim dengan distribusi tanaman sehingga sedangkan mineral fraksi pasir tidak banyak beberapa klasifikasi iklim didasarkan pada tidak banyak ditemukan, padahal mineral dunia Tanaman fraksi pasir penting bagi penentuan asal dari dipandang sebagai sesuatu yang kompleks Andisols. Tanah andisol mempunyai unsur dan peka terhadap pengaruh iklim misalnya hara yang cukup tinggi hasil dari abu pemanasan, penyinaran vulkanik. Tanah ini sangat subur sehingga matahari, dan lain-lainnya. Tanpa unsur- tanah jenis ini baik untuk ditanami. Selain unsur iklim ini, pada umumnya pertumbuhan unsur tanaman akan tertahan, meskipun ada kandungan zat-zat organik yang berada di beberapa dapat lapisan tengah dan atas sementara pada menyesuaikan diri untuk tetap hidup dalam bagian tanah sangat sedikit unsur hara dan periode yang cukup lama jika kekurangan zat organiknya. Selain itu, tanah ini mampu salah satu faktor tersebut di atas. Iklim tidak mengikat air dalam jumlah yang tinggi, hanya mempengaruhi tanaman tetapi juga kandungan karbonnya juga lebih tinggi dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang lebat dibandingkan tanah yang lain (Tan 1984). tumbuhtumbuhan. kelembaban, tanaman yang hara, tanah andisol memiliki dapat menambah jumlah kelembaban udara melalui transpirasi (Odum 1993). Tabel 1. Data iklim mikro habitat asli tumbuhan Pulasari Andisols tidak saja memiliki sifat kandungan bahan organik yang tinggi, bobot isi rendah, daya menahan air tinggi, total porositas Jenis tanah pada habitat asli tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur tumbuhan asli Pulasari di Tawangmangu konsistensinya, kurang plastis dan tidak adalah andisols atau andosols atau dapat lengket (Tan 1984). juga disebut tanah hitam. Tanah ini termasuk jenis tanah yang mempunyai kelembaban tanah arid (sangat kering). Tanah jenis ini kerap ditemui di daerah dataran tinggi. Andisols cenderung menjadi tanah yang seringkali cukup produktif, dimanfaatkan hingga untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan. Curah hujan tahunan rata – rata 277,04 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan 3 Imania et al. Juli, 2013 Desember sebesar 577,52 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 20,65 hutan penghasil kayu utama yang berasal dari Indonesia. mm. Kayu Suren ini tergolong kayu keras kualitas utama, istimewa karena memiliki Analisis Vegetasi Tumbuhan Pulasari batang lurus, berdiameter besar, tinggi, pada Habitat Asli bebas cabang, minim cacat mata kayu Hasil dan (karena atau pruning, yaitu pembebasan cabang pohon) vegetasi suatu ekosistem dengan komunitas alami secara swadaya dan mandiri. Dan di tumbuh-tumbuhannya diperlukan antara tegakan Suren yang sudah tumbuh untuk berbagai kepentingan, salah satunya besar dan gagah, tumbuh anakan Suren adalah dapat yang lemah. Menariknya, keberadaan pohon investigasi suatu pengamatan masyarakat tumbuhan sangat mengetahui komposisi vegetasinya struktur dan yang berguna Suren memiliki kemampuan besar itu justru melindungi anakan Suren untuk pengenalan karakteristik ekologi suatu (yang lemah) sehingga anakan Suren ekosistem dengan suatu analisis vegetasi terbantu tumbuh dengan keberadaan Suren (Smeins dan Slack 1982). besar (Tata et al. 2008). Berdasarkan hasil analisis vegetasi untuk herba pada seluruh petak, Pulasari memiliki indeks nilai penting (INP) yang sangat rendah. Dapat disimpulkan tumbuhan ini tidak memiliki peranan penting dalam komunitas karena kontribusi yang diberikan sangat kecil. Sedangkan indeks nilai penting tertinggi Dicranopteris ditunjukkan dichotoma (Pakis oleh Andam) dengan nilai 24,09. Menurut Barbour et al. (1987) menyimpulkan setiap tumbuhan Nilai INP yang tinggi menunjukkan merupakan hasil dari kondisi tempat dimana bahwa nilai kerapatan relatif dan dominasi tumbuhan itu hidup, sehingga tumbuhan relatif juga tinggi. Berdasarkan hasil analisis dapat vegetasi untuk pohon, indeks nilai penting lingkungan. (INP) tertinggi ditunjukkan oleh spesies Pakis dijadikan sebagai Andam banyak indikator tumbuh di Shorea sp. (Suren) dengan nilai 56,8 (Tabel tempat-tempat teduh, lembab, dan subur di 3), sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, wilayah Pringgondani, Pakis Andam sering dijumpai di tebing- tumbuhan Suren mempunyai peranan yang tebing di sekitar Sumatera, Jawa dan penting dalam ekosistem tersebut. Suren Kalimantan merupakan salah satu pohon yang sering hingga dililit oleh Pulasari. Seringkali tumbuhan mencapai 3 – 10 kaki. Tumbuhan ini mudah Pulasari nampak diujung tumbuhan Suren. dikenal karena peletakan daunnya yang sekitar hutan Suren merupakan salah satu jenis tumbuhan 4 dengan 2.800 m ketinggian dpl. Tingginya tempat dapat J Agron Res menyirip 2(4): 1-9 berjajar dua bercabang mendua permukaan bawah dan tangkainya (dikotom). daunnya Pada terdapat Pulasari adalah acak. Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi lingkungan masih stabil, tidak terjadi kompetisi antar individu. stomata atau bintil-bintil yang berfungsi Penyebaran organisme secara acak terjadi sebagai alat pernapasan. Andam ternyata apabila masuk (Heddy S dan Kurniati 1996). Penyebaran dalam pengganggu), beberapa jenis gulma karena tempat (tanaman kehadirannya sering lingkungan homogen/seragam di secara acak jarang terjadi di alam dan dapat mendominasi terjadi apabila lingkungan sangat seragam permukaan tanah sehingga tumbuhan lain dan tidak ada kecendrungan untuk yang berada di dekatnya menjadi terhambat berkelompok. Penyebaran seragam terjadi pertumbuhannya (Bayaso 2012). apabila kompetisi antar individu sangat Berdasarkan hasil analisis vegetasi hebat atau ada organisme positif yang untuk rumput, indeks nilai penting tertinggi mendorong pembagian ruang yang sama. ditunjukkan oleh Hierochloe edorota atau Berkelompok dengan bermacam derajat sering dikenal sebagai Holy grass dengan merupakan pola yang paling umum ddalam nilai 112,87. Dapat disimpulkan bahwa populasidan spesies apabila dipandang dari sudut individu. Akan ini mempunyai peranan bagi ekosistem ini. hampir merupakan aturan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran Tidak banyak vegetasi rumput yang berkelompok mendekati acak. ditemui pada lokasi penelitian. Hal ini Dalam ekosistem yang mempunyai disebabkan oleh intensitas cahaya yang keanekaragaman tinggi, populasi cenderung rendah pada habitat asli Pulasari karena dikendalikan secara biologi dan seleksi banyaknya vegetasi pohon yang tumbuh alam. Faktor negatif ataupun positif bagi mendominasi tempat tersebut, sedangkan populasi adalah ketidak tergantungan pada rumput akan tumbuh subur pada tempat kepadatan (density independent), apabila yang banyak terkena sinar matahari. pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan (density dependent), pengaruhnya pada populasi apabila merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya) tetapi tidak selalu (Odum 1993). Morfologi Tumbuhan Pulasari Tumbuhan Pulasari (Alyxia reinwardtii) merupakan famili Apocynaceae. Tumbuhan berbiji yang berbunga, memiliki Berdasarkan hasil perhitungan, berbagai organ diantaranya daun, batang, diketahui bahwa pola sebaran tumbuhan 5 Imania et al. Juli, 2013 cabang (primer dan sekunder), bunga, buah, batang akan bersifat volubilis (membelit) biji dan akar. pada tumbuhan lain tanpa menjadi benalu. Menurut Steenis et al. (1975) famili Apocynaceae merupakan tumbuhan Sulit membedakan antara batang primer dan sekunder. bergetah, tidak berduri dan berduri tempel, Bunga termasuk bunga majemuk tidak memanjat dengan akar udara, Memiliki (berbentuk tandan dengan 4-6 bunga), daun tunggal yang berhadapan (dalam terletak di ujung batang (flos terminalis) dan karangan), bertepi rata atau bergerigi tak di ketiak daun, panjang tangkai bunga + 1 jelas, dan tulang daunnya menyirip serta cm, mahkota berwarna kuning kehijauan memiliki bunga majemuk berwarna kuning kemudian emas. keputihan berubah saat menjadi menua, kelopak kuning bunga berwarna hijau tua. Buah berbentuk bulat dengan warna hijau yang kemudian teksturnya berubah sangat menjadi keras, ungu tua (sekilas terlihat hitam) dan lembek saat buah mulai menua, memiliki diameter + 1 cm. Termasuk buah sejati atau buah telanjang (fructus nodus). Biji berbentuk bulat dengan panjang sekitar 1-1,5 cm dan diameter 0,5 cm, kulit biji keras berwarna coklat dan terdapat garis yang membujur dari ujung hingga pangkal biji. Apabila dikupas, maka biji bagian dalam Bentuk daun elliptic (oval memanjang), termasuk dalam daun tunggal, ujung daun berbentuk apiculate, pangkal daun oblique, bertulang daun rectinervis, tepi daun integer, daging daun herbaceous, permukaan daun nitidus dan berduduk daun opposite. Warna daun hijau muda untuk daun muda dan hijau tua untuk daun tua. Ukuran panjang daun + 5 cm dan lebar + 2 cm. Batang berbentuk bulat, permukaan licin pada batang muda, berwarna hijau tua pada batang muda dan warna coklat pada batang tua, karena batang tua bersifat lignosus (berkayu). Arah tumbuh awalnya erectus (tegak lurus) kemudian saat tua 6 berwarna oranye. Akar serabut dengan warna coklat. J Agron Res 2(4): 1-9 Habitus tumbuhan Pulasari dengan kisaran umur 1-1,5 tahun pada habitat aslinya (Gambar 3) memiliki tinggi 153 cm (terhitung dari titik tumbuh hingga ujung daun tertinggi), diameter batang 0,5 cm, jumlah cabang primer 1, panjang akar 38 cm dan jumlah cabang akar 11 buah. Domestikasi Tumbuhan Pulasari Tahapan awal pengembangan tumbuhan dilakukan dengan strategi obat dapat pembudidayaan tumbuhan obat. Domestikasi sebagai proses perkembangan organisme yang dikontrol manusia, mencakup pertumbuhan genetik tumbuhan yang berlangsung berkelanjutan sejak dibudidayakan. mendomestikasi ialah Proses menaturalisasikan biota ke kondisi manusia dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya. Pada domestikasi tumbuhan perlu dikaji kondisi benih, perubahan pertumbuhan morfologi, dan laju perkembangannya. Mengingat Pulasari adalah tumbuhan berkhasiat obat endemik dataran tinggi yang langka dan belum pernah dibudidayakan, maka sangatlah sulit mencari bahan tanam berupa biji. Biji yang dikecambahkan berjumlah 9 biji. Jumlah biji yang berkecambah hanya 2 biji, sedangkan 7 biji yang lain mengalami busuk jamur yang terlihat dari hifa jamur berwarna putih dan tidak berbau yang muncul di atas biji Pulasari. Hal ini terkait dengan media tanam yang digunakan. Berdasarkan penalaran manusia, tumbuhan di domestikasi dengan beragam cara, mulai dengan cara yang sederhana hingga cara yang sangat maju seperti bioteknologi (Pujiasmanto 2009). menggunakan biji dan secara vegetatif buatan menggunakan stek batang dilakukan Kecamatan Jebres Biji yang mampu berkecambah ditanam menggunakan media tanam pasir malang yang cenderung lebih steril dan memiliki porositas tinggi sehingga baik untuk biji tanaman Pulasari, sedangkan biji yang Usaha domestikasi secara generatif di daerah tropis Surakarta yang termasuk dataran rendah dengan ketinggian o o 95 m dpl dan suhu berkisar antara 30 – 32 C. Penanaman biji dilakukan mulai tanggal 26 April 2013 dan berakhir tanggal 9 Mei 2013, saat akar biji Pulasari muncul untuk yang pertama kalinya. Pengamatan yang dilakukan hanya terbatas sampai tahap busuk ditanam menggunakan media tanam sekam bakar dan pakis. Media sekam bakar dan pakis cenderung kurang steril dan memiliki daya simpan air yang besar sehingga kondisi media lebih basah. Kondisi lembab seperti ini dapat memicu tumbuhnya jamur pada biji sehingga dapat memperlambat atau bahkan membuat biji mati. Seperti terjadi pada biji yang sudah muncul radikula kemudian radikula putus dari biji karena busuk. perkecambahan biji. 7 Imania et al. Juli, 2013 Sedangkan perbanyakan buatan hasil Pulasari dengan percobaan hijau tua untuk daun tua. Ukuran secara vegetatif panjang daun + 5 cm dan lebar + 2 stek batang cara cm. menggunakan media tanam pakis belum b. Batang berbentuk bulat, permukaan berhasil. Batang mengering sebelum muncul licin pada batang muda, berwarna akar. Diduga kondisi lingkungan terutama hijau tua pada batang muda dan suhu di tempat perbanyakan tidaklah sesuai. warna coklat pada batang tua, karena teknik batang tua bersifat lignosus (berkayu). pembibitan secara vegetatif antara lain Arah tumbuh awalnya erectus (tegak keturunan yang didapat mempunyai sifat lurus) kemudian saat tua batang akan genetik yang sama dengan induknya, tidak bersifat memerlukan peralataan khusus, alat dan tumbuhan lain tanpa menjadi benalu. teknik yang tinggi kecuali untuk produksi Sulit bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak primer dan sekunder. Keuntungan penggunaan tergantung pada ketersediaan benih/musim volubilis (membelit) membedakan c. Bunga termasuk antara bunga batang majemuk buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan (berbentuk mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam bunga), terletak di ujung batang (flos jumlah yang cukup banyak, meskipun akar terminalis) yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada panjang tangkai bunga + 1 cm, umumnya relatif dangkal, kurang beraturan mahkota berwarna kuning kehijauan dan melebar, namun lama kelamaan akan kemudian berubah menjadi kuning berkembang dengan baik seperti tanaman keputihan saat menua, kelopak bunga dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat berwarna hijau tua. bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Longman 1996). tandan pada dan di dengan ketiak 4-6 daun, d. Buah berbentuk bulat dengan warna hijau yang teksturnya sangat keras, kemudian berubah menjadi ungu tua KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang (sekilas terlihat hitam) dan lembek dapat diambil dari saat buah mulai menua, memiliki penelitian ini adalah : diameter + 1 cm. Termasuk buah 1. Morfologi tumbuhan Pulasari dengan sejati atau buah telanjang (fructus nodus). umur sekitar 1-1,5 tahun adalah : a. Bentuk (oval e. Biji berbentuk bulat dengan panjang memanjang), termasuk dalam daun sekitar 1-1,5 cm dan diameter 0,5 cm, tunggal, berbentuk kulit biji keras berwarna coklat dan oblique, terdapat garis yang membujur dari bertulang daun rectinervis, tepi daun ujung hingga pangkal biji. Apabila integer, daging daun dikupas, maka biji bagian dalam apiculate, permukaan daun ujung elliptic daun pangkal daun daun herbaceous, nitidus dan berduduk daun opposite. Warna daun hijau muda untuk daun muda dan 8 berwarna oranye. f. Akar serabut dengan warna coklat. J Agron Res 2(4): 1-9 2. Pulasari memiliki pola sebaran acak dan indeks nilai penitng sebesar 13,30. 3. Kondisi agroekologi habitat asli memiliki rata – rata suhu tanah sebesar 21⁰ C, kelembaban tanah 51,6 %, suhu udara Penelitian Kesehatan dan Pengembangan Heddy S dan Kurniati 1996. Prinsip-prinsip Ekologi, Suatu Bahasan tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya. P.T. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 271 hal 22,5⁰ C, kelembaban udara 83,5 %, dan intensitas cahaya 899 FC, pH tanah 6,75, Bahan Organik Tanah 10,60 %. 4. Pulasari tidak memerlukan perlakuan kimia pada biji, cukup mengupas kulit luarnya untuk membantu proses imbibisi. Media tanam yang paling tepat digunakan untuk mengecambahkan biji Pulasari adalah pasir malang. Sedangkan sarn untuk penelitian ini adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian tumbuhan Pulasari di lokasi lain agar dapat membandingkan morfologi dan agroekologinya. 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai usaha domestikasi tumbuhan Pulasari menggunakan kultur jaringan. 3. Perlu dilakukan analisis metabolit sekunder agar mengetahui kandungan yang ada didalam tumbuhan Pulasari. DAFTAR PUSTAKA Barbour MG JH Burke dan WD Pitts 1987. Terrestrial Plant Ecology. Second Edition, The Benyamin Cumming Publishing Company Bayaso David 2012. Pakis Resam. http://gadveg659.blogspot.com/2012/03/ pakis-resam.html. Diakses pada 2 Juli 2013 Pukul 17.11 WIB Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Longman KA 1996. Rooting Cutting of Tropical Tress : Propagations and Planting Manuals Volume I. Commonwealth Science Council. London Odum EP 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Pujiasmanto, Bambang 2009. Strategi Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat Dalam Menunjang Pertanian Berkelanjutan. Disampaikan pada Sidang Senat Terbuka Universitas Sebelas Maret tanggal 30 April 2009 Smeins FE dan RD Slack 1982. Fundamental of ecology. Laboratory manual. 2nd. ed. Kendal/Hunt Publishing Company, Dubuque: 140 hal Steenis V 1978. Flora. Jakarta. Pradnya Paramita Syamsuhidayat SS, Hutapea JR 1981. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen kEsehatan Republik Indonesia, Jakarta Tan KH 1984. The Andosols in Indonesia. p.60-63. In: K.H. Tan (ed) Andosols. Van Nostrand Reinhold Company, New York Tata, Hesti L., Gede Wibawa, dan Laxman Joshi 2008. Penanaman Suren di Kebun Karet, World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia, Bogor. 9