BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk menghadapi dan mengantisipasi segala situasi agar mampu bertahan dan tetap maju di tengah situasi tersebut, sekaligus dapat mempertahankan atau memperoleh keuntungan kompetitif dengan cara memberikan perhatian penuh pada kegiatan operasional dan finansial perusahaan. Perencanaan dan pengendalian fungsi manajemen ini sangat penting dalam perusahaan karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan perusahaan mencapai tujuannya. Terdapat pendapat yang menyatakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan, diantaranya untuk mencapai keuntungan yang maksimal, memakmurkan pemilik perusahaan dan para pemilik saham dan pendapat terakhir memaksimalkan nilai perusahaan. Ketiga pendapat tersebut sebenarnya secara substantial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Martono, 2012:2). Dalam menganalisis nilai perusahaan, investor biasanya menggunakan dua pendekatan, yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis teknikal dilakukan dengan menganalisis pergerakan saham dan volume transaksi saham pada periode tertentu. Sedangkan analisis fundamental mengalisis nilai perusahaan berdasarkan laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai alat 1 2 pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Javany, 2016). Data yang diperoleh dari laporan keuangan tersebut dapat dijadikan pedoman untuk menilai kesesuaiannya laporan dengan tujuan pendirian perusahaan. Salah satu tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham & Housten,2001:32). Peningkatan nilai perusahaan juga dapat dicapai dengan melihat kemampuan perusahaan beroperasi dan mencapai laba yang ditargetkan. Laba perusahaan merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Melalui pencapaian laba tersebut, perusahaan dapat memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Chandra, (2010) menyatakan hubungan signifikan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan akan terlihat jika melihat tujuan utama setiap perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal, dimana dengan adanya peningkatan laba menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebuah perusahaan juga mengalami peningkatan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan pasti semakin baik pula nilai perusahaannya. Menurut Rahayu, (2010)menyatakan peningkatan nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja keuangan, terutama profitabilitas. Nilai 3 perusahaan dihasilkan yang oleh dipengaruhi perusahaan oleh besar sebagaimana kecilnya profitabilitas dikemukakan oleh yang Harmono, (2011:111) dalam Lanti et al, (2014) bahwa kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui hubungan kausalitas terhadap dimensi profitabilitas perusahaan memiliki nilai perusahaan. Hubungan kausalitas ini menunjukkan bahwa apabila manajemen perusahaan dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal, demikian halnya juga akan berdampak pada keputusan kreditor dalam kaitannya dengan pendanaan perusahaan melalui utang. Adanya pengaruh positif profitabilitas terhadap nilai perusahaan telah dibuktikan oleh Javany (2016) dengan menunjukkan model regresi yang digunakan telah memenuhi uji asumsi klasik. Dari hasil penelitian diketahui Current Ratio (CR) dan Earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ulupui, 2007 (dalam Yenni, 2015) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Mitasari (2014) menyatakan hasil analisis pengujian regresi variabel Nett Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan variabel Current Ratio (CR) berpengaruh negatif terhadap harga saham. 4 Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Lanti et al, (2014) menyatakan bahwa ROA berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Suranta dan Pratana, 2004 serta Kaaro, 2002 (dalam Sigit, 2004) menemukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Cintamy (2013) menyatakan adanya pengaruh positif dari variabel Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan, sedangkan Earning Per Share (EPS) dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan ini menunjukkan adanya faktor lain yang diduga berperan dalam memengaruhi nilai perusahaan. Oleh karena itu penulis memasukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut. CSR merupakan bagian dari strategi bisnis untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang. Akuntabilitas dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya ke para stakeholders. Dengan pelaporan dan pengungkapan CSR, para stakeholders akan dapat mengevaluasi bagaimana pelaksanaan CSR dan memberikan penghargaan/sanksi terhadap perusahaan sesuai hasil evaluasinya. Yenni, (2015) menyatakan bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada 5 single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Selain itu, perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Pentingnya CSR telah diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Dengan demikian, CSR merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan, bukan kegiatan yang bersifat sukarela. Secara umum, undang-undang mengenai CSR di atas merupakan satu hal dalam mendorong setiap perusahaan untuk mulai ikut serta dalam tanggung jawab lingkungan dan sosial. Akan tetapi bila ditilik lebih dalam, peraturan tersebut masih memiliki beberapa kelemahan antara lain kurangnya kejelasan mengenai perusahaan di bidang apa saja yang diwajibkan untuk melakukan CSR, sanksi-sanksi bagi yang tidak melakukan CSR. Menurut Anthony dan Nanik (2015) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan CSR dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai pengungkapannya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rahayu, (2010) yang menunjukkan hasil lain. Penelitian tersebut menggunakan ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan, 78 item pengungkapan sebagai proksi dari CSR dan kepemilikan manajerial sebagai proksi dari GCG.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q 6 (nilai perusahaan). Demikian memengaruhi pengaruh antara juga dengan kinerja pengungkapan keuangan CSR tidak dan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara ROE terhadap Tobins Q, walaupun mempunyai koefisien parameter negatif. Atas ketidakkonsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anthony, Nanik, (2015) dan Rahayu, (2010), penelitian ini ingin membuktikan pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas sebagai variabel yang menunjukkan kinerja keuangan, karena profitabilitas dianggap merupakan salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Rahayu, 2010). Rasio ini dapat memberikan gambaran seberapa efisien perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dengan harta yang dimiliki. Penelitian ini juga menggunakan CSR sebagai variabel pemoderasi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CSR SEBAGAI VARIABEL MODERASI”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang akan diteliti, yaitu: 7 1 Apakah kinerja keuangan Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia? 2 Apakah kinerja keuangan Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia? 3 Apakah pengungkapan CSR mampu memoderasi pengaruh antara kinerja keuangan Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia? 4 Apakah pengungkapan CSR mampu memoderasi pengaruh antara kinerja keuangan Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah terkait latar belakang mengenai penelitian ini dapat dibangun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas yang dimana tujuan masalah akan menjadi hasil akhir dari penelitian ini, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia. 8 b. Untuk mengetahui apakah pengungkapan CSR memoderasi pengaruh antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam saham LQ45 yang tergolong di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil tujuan penelitian ini dapat diuraikan beberapa manfaat sesuai dengan pengkaji atau peneliti selanjutnya yang menjadikan hasil tulisan ini sebagai litelatur atau referensi, adapun manfaat pada penelitian ini antara lain : a. Bagi Teoritis Untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan peneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. b. Bagi Kebijakan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi dan menjadi bahan tambahan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta dalam pelaksanaan CSR. c. Bagi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan referensi atau rujukan guna untuk penelitian selanjutnya mengenai keterkaitan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 9 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini di fokuskan pada kajian dan pembahasan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel moderasi agar terarah dan tidak menyimpang dari materi pokok yang ada. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang tergolong di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel perusahaan yang tergolong anggota tetap dalam Saham LQ45 periode 2012 - 2015.