BAB II KAJIAN PUASTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Sehingga manajemen itu merupakan suatu proses untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manusia merupakan sumber daya yang paling dalam usaha suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi dengan bakat, karya, kreatifitas dan dorongan. Manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan dapat menggunakan manusia yang tepat untuk pekerjaan yang tepat. Perusahaan juga mampu mengelola sumber daya manusianya untuk kelangsungan hidup perusahaan. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam usaha suatu organisasi untuk mencaai tujuan tertentu. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi dengan bakat, karya, kreatifitas dan dorongan. Manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan dapat menggunakan manusia yang tepat untuk pekerjaan yang tepat. Perusahaan juga mampu mengelola sumber daya manusianya untuk kelangsungan hidup perusahaan. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Beberapa definisi manajemen sumber daya manusia menurut para ahli, diantaranya yaitu: menurut (Garry Dessler, 2011), manajemen sumber daya manusia adala kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Menurut (Hasibuan, 2013) pengertian manajemen sumber daya manusia adalah ilmu seni dan mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu(karyawan). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan karyawan. 2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tiap organisasi, termasuk perusahaan, menetapkan tujuan-tujuan tertentu yang ingin mereka capai dalam setiap manajemen sumber dayanya termasuk sumber daya manusia. Tujuan manajemen sumber daya manusia secara tepat sangatlah sulit untuk dirumuskan karena sifatnya bervariasi dan tergantung pada penahapan perkembangan yang terjadi pada masing-masing organisasi. Ada 4 (empat) tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 1. Tujuan Kemasyarakatan/Sosial Tujuan sosoial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat seraya meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. 2. Tujuan Organisasional Tujuan organisasional manajemen sumber daya manusia adalah sasaran (target) formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Manajemen sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para manajer mencapai tujuan organisasi. 3. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional merupakan untuk mempertahankan kontribusi manajemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajemen sumber daya semakin dituntut menyediakan programprogram rekruitmen, pelatihan, pengembangan yang inovatif serta menemukan pendekatan yang akan menahan dan memotivasi orang-orang terbaik. 4. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi adalah tujuan dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi. Jika tujuan pribadi dan tujuan organisasi tidak cocok atau harmonis, karyawan barangkali memilih menarik diri dari perusahaan. Konflik antara tujuan karyawan dan tujuan organisasi dapat menyebabkan keinginan kerja yang lemah, ketidakhadiran dan bahkan sabotase. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya mengenai peraturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. (Hasibuan, 2007) mengemukakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, seperti halnya fungsi manajemen umum yang meliputi fungsi manajerial dan fungsi operasional, yaitu: 1. Fungsi Manajerial a. Perencanaan (Planning) Adalah keseluruhan proses pemikiran dan pengaturan secara sistematis terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. b. Pengorganisasian(Organizing) Adalah keseluruhan proses pembagian tugas dab tanggung jawab serta wewenang, termasuk pengalokasian sumber-sumber daya dan dana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat di gerakkan secara kompak dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 c. Pengarahan (Directing) Adalah keseluruhan proses pemberian perintah kepada para bawahan untuk melakukan pekerjaan sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan bermanfaat demi tercapainya tujuan organisasi dan tujuan-tujuan lainnya secara efektif dan ekonomis. d. Pengendalian atau pengawasan (Controlling) Adalah proses pengamatan dan pengaturan pelaksanaan sebuah kegiatan organisasi apakah telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. 2. Fungsi Operasional a. Pengadaan tenaga kerja (SDM) Jika dilihat dari fungsi rekruitmen, seorang manajer sumber daya manusia akan bertujuan untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga atau sumber daya manusia yang tepat, sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan. Penentuan sumber daya manusia yang akan dipilih harus benar-benar yang diperlukan, bukan karena ada tenaga tersedia. b. Pengembangan Dengan adanya tenaga atau sumber daya, yang telah diperoleh suatu organisasi, maka perlu diadakan pengembangan tenaga sampai pada taraf tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi itu. Pengembangan sumber daya ini penting, searah dengan pengembangan organisasi. Apabila organisasi itu ingin berkembang maka seyogianya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 c. Kompensasi Kompensasi adalah merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Melalui fungsi ini organisasi memberikan balas jasa yang memadai dan layak kepada karyawan. Hal ini wajar karena karyawan sebagai sumber daya manusia organisasi tersebut telah memberikan jasanya yang besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. d. Pengintegrasian Integrasi adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk rekonsiliasi kepentingan-kepentingan karyawan dalam suatu organiasasi. Telah di sadari bersama bahwa dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sering terjadi benturan kepentingan di antara karyawan atau antara karyawan dengan manajer. Untuk itulah pentingnya fungsi integrasi ini agar diperoleh kesepakatan kembali dalam pelaksanaan kegiatan organisasi e. Pemeliharaan Kemampuan-kemampuan atau keahlian (skill) dari sumber daya manusia yang telah dimiliki oleh suatu organisasi perlu dipelihara (maintenance). Karena kemampuan tersebut adalah merupakan asset yang penting bagi terlaksananya tugas dan tujuan organisasi. Fungsi pemeliharaan ini termasuk juga jaminan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 f. Pemutusan hubungan kerja Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu bekerja pada organisasi tertentu. Pada suatu ketika paling tidak mereka harus memutuskan hubungan kerja dengan cara pensiun. Untuk itu maka tenaga kerja atau karyawan tersebut harus kembali ke masyarakat. B. Kinerja Karyawan 1. Definisi Kinerja Karyawan Sebuah perusahaan menginginkan perkembangan dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Kinerja seseorang merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempu]nyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja adalah sebuah aksi bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berati kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja yang nyata dengan standar kerja yang ditetapkan (Gary Dessler, 2006). Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mngerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Menurut (Garry Dessler, 2011), penialain kerja adalah mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau dimasa lalu yang relatif terhadap standar kinerjanya. Kinerja karyawan bagi perusahaan sangat penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usahanya, karena kinerja karyawan adalah hasil kerja dari karyawan tersebut yang menunjukkan keberhasilan mereka dalam menjalankan tugasnya. Semakin tinggi kinerja karyawan maka semakin baik pula kinerja perusahaan atau instansi tersebut. Menurut (Wilson Bangun, 2012) kinerja karyawan (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratn-persyaratan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kinerja karyawan adalah kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya. 2. Tujuan Kinerja Karyawan Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi karyawan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 a. Tujuan evaluasi Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang karyawan dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kompensasi. b. Tujuan pengembangan Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan pokok dari system penilaian kinerja karyawan adalah sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan perilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Menurut (Mathis dan Jackson, 2012) faktor-faktor yang mempengruhi kinerja sebagai berikut : a. Kemampuan Bagaimana seorang karyawan diberikan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dn kemampuan yang mereka miliki b. Motivasi Suatu dorongan dan semangat yng diberikn perusahan maupun diri sendiri utnuk menambah gairah kerja karyawan dalam bekerja. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 c. Dukungan yang diterima Pemberian dukungan dari perusahaan baik berupa saran penunjang kerja, peltihan maupun penghargaan atas prestasi kerja untuk karyawn yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan Adanya suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang sesuai dengan kemampuan dalam bekerja membuat karyawan menjadi semangat dan akan menambah kinerj karyawan. e. Hubungan dengan organisasi Jika karyawan memiliki hubungan yang baik dengan organisasi akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan akan meningkatkan kinerja karyawan 4. Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan Mengukur kinerja karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan dan dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. kinerja karyawan secara individu dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu (Robbins, 2006:260) dan Yuwalliatin (2006): 1. Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2. Kuantitas Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan Waktu Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dimyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektivitas Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya . 5. Kemandirian Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karywan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. C. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin berasal dari kata dispel yang artinya patuh, patuh baik pada pimpinan maupun kepada aturan. Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkam kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisiplinan organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan dan waridin, 2006). Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peratutan perusahaan dan norma-norma yang berlaku (Rivai dan Ella, 2009). Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya. 2. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja. (Newstrom, 2006) menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah tindakan sumber daya manusia agar terdorong untuk mentaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong sumber daya manusia agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi sumber daya manusia. Disiplin preventif merupakan salah satu sitem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran stndar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan. 3. Disiplin Progresif Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan secara ringkas adalah sebagai berikut: a. Untuk memperbaiki pelanggar. b. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan serupa. c. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif. 4. Tujuan Disiplin Kerja Dalam setiap organisasi memiliki disiplinkerja yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan di organisasi itu sendiri. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka perusahaan mengadakan pendisiplinan. Pendisiplinan sering diartikan macam-macam. Ada yang menganggap bahwa disiplin berbentuk hukuman, ada juga yang berpendapat disiplin adalah suatu kondisi dimana karyawan berprilaku sesuai dengan peraturan perusahaan. Dari pendapat beberapa ahli tampak adanya usaha dari pihak manajemen untuk mendidik guna membentuk dan memperbaiki sikap dan perilaku karyawan sehingga mempunyai kesadaran untuk melakukan peraturan perusahaan. Untuk itu akan lebih tepat juga digunakan istilah pendisiplinan. Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para tenaga kerja, antara lain: a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. b. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 c. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. d. Disiplin kerja yang baik dapat ditegakkan apabila semangat karyawan itu sendiri, kerja yang baik tercermin dengan melihat absensi karyawan, ketepatan waktu kerja, dan terpenuhinya kebutuhan mereka. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan organisasi menurut (Hasibuan:2006) yaitu: a. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakan akan tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh dibawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah. b. Teladan dan Memimpin Teladan dan memimpin sangat berperan dalam menentukan atau panutan pleh para bawahannya. Pimpinan harus member contoh yang baik, kedisiplinan yang baik, jujur, adil serta sesuai dengan perbuatan teladan pimpinan yang baik (kurang berdisiplin, para bawahan pun akan kurang berdisiplin). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 c. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya semakin besar balas jasa, semakin baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil, kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik. d. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 e. Waskat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya. f. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. g. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ demkian, pimpinan akan 27 h. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari Direct Single Relationship, Direct Group Relationship, dan Cross Relationship hendaknya berjalan harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan suasana kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya Human Relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik. 6. Pendekatan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu organisai atau perusahaan (Rivai dan Ella, 2009) yaitu: a. Sanksi pelanggaran ringan Meliputi teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis. b. Sanksi pelanggaran sedang Meliputi peundaan kenaikan gaji, dan penundaan kenaikan jabatan. c. Sanksi pelanggaran berat Meliputi penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian, dan pemecatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 7. Dimensi dan Indikator yang Mempengaruhi Kedisiplinan Dimensi dan Indikator Menurut Singodimendjo dalam Sutrisno (2011) yaitu: a. Taat terhadap aturan waktu Yang meliputi indikator jam masuk kerja, jam pulang kerja, dan jam istirahat kerja yang tepat waktu, sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan atau di organisasi. b. Taat terhadap perusahaan atau organisasi Taat terhadap peraturan di dalam perusahaan atau organisasi seperti peraturan dasar tentang cara berpakaian dan tingkah laku dalam pekerjaan. c. Taat terhadap aturan prilaku dalam pekerjaan Ditunjukkan dengan cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta berhubungandengan unit kerja lain. d. Taat terhadap peraturan lainnya Di perusahaan atau di organisasi aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan atau organisasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 D. Kepuasan Kerja 1. Definsi Kepuasan Kerja Setiap karyawan secara individual mempunyai kaepuasan kerja yang berbeda, sekalipun berbeda dalam tipe pekerjaan yang sama hal ini tergantung tingkat kebutuhannya dan sistem yang berlaku pada dirinya. Robbins (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Menurut (Hasibuan, 2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, desikasi, kecintaan dan kedisiplinan karyawan meningkat. Namun, kepuasan kerja ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus selalu memonitor kepuasan kerja karena hal ini mempengaruhi sikap absensi, perputaran tenaga kerja, kepuasan kerja dan masalah penting lainnya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan atau sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. 2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Apabila karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan betah bekerja pada perusahaan tersebut. Ada lima faktor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 penentu kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) menururt Luthans dan Spector dalam Robbins (2008), yaitu: 1. Pekerjaan itu sendiri Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan kesempatan untuk mendapatkan tanggungj awab. Hal ini menjadi sumber mayoritas kepuasan kerja. Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik yang menentukan kepuasan kerja adalah keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, dan sebagainya. 2. Gaji Menurut penelitian Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, tingkat sejauh mana gaji memenuhi harapanharapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji yang diberikan. Gaji diakui merupakan faktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja. 3. Kesempatan atau promosi Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja, dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 4. Supervisor Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan teknis dan perilaku dukungan. Menurut Locke, hubungan fungsional dan hubungan keseluruhan yang positif memberikan tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan. 5. Rekan kerja Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan terpenuhi dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan. 3. Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan, maka dipelukannya suatu indicator. Terdapat beberapa indicator kepuasan kerja menurut (Triton PB, 2009), yaitu: 1. 2. Tingkat kepuasan terhadap kompensasi atau imbalan yang diterima. a. Tingkat kepuasan terhadap gaji. b. Tingkat kepuasan terhadap dana kesejahteraan. Tingkat kepuasan terhadap kesempatan promosi. a. Tingkat kepuasan terhadap jabatan yang diberikan. b. Tingkat kepuasan atas kesempatan diikutsertakan dalam pendidikan atau pelatihan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 3. Tingkat kepuasan terhadap lingkungan kerja. a. Tingkat kepuasan terhadap kondisi kantor. b. Tingkat kepuasan terhadap rasa aman dan ketegangan. E. Penelitian Terdahulu Dibawah ini terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang bisa menjadi referensi untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. 2. Peneliti Wardana (2008) Judul Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Sekoalah Dasar Negeri Di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. Patmarina dan Pengaruh Disiplin Erisna (2012) Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yang di Mediasi oleh Produktivitas Kerja Perusahaan CV. Laut Selatan Jaya di Bandar Lampung Variabel 1. 2. 3. 4. Motivasi Kerja Disiplin Kerja Pelatihan Kinerja 1. Disiplin Kerja 2. Produktivitas Kerja 3. Kinerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Disiplin Kerja dan Produktivitas kerja karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil perhitungan koefisien penentu disiplin kerja sebesar 64% yang berarti pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja perusahaan sebesar 64% dan pengaruh produktivitas kerja karyawan terhadap kinerja 33 No 3. Peneliti Prayuginingsih (2011) Judul Variabel Pengaruh Motivasi 1. Motivasi dan Kepuasan Kerja 2. Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja 3. Kinerja Buruh Wanita di Gudang Tembakau Tempu Rejo Kecamatan Pakusan Kabupaten Jember. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kesimpulan perusahaan sebesar 64% dan pengaruh produktivitas kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan sebesar 34%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan disiplin kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Produktivitas kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dan disiplin kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Laut Selatan Jaya di Bandar Lampung dapat diterima. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel bebas (Kepuasan Keerja) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). 34 No Peneliti Judul Variabel 4. Sajangbati (2013) Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepuasan Terhadap Kinerja Pegawai PT. Pos Indonesia (Persero) 1. 2. 3. 4. Motivasi Disiplin Kepuasan Kinerja Pegawai 5. Kesuma (2007) Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Kinerja. 1. Lingkungan Kerja 2. Motivasi 3. Budaya organisasi 4. Kepuasan 5. Kinerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kesimpulan Metode Penelitian ini adalah asosiatif analisis linier berganda. Hasil penelitian yang dilakukan secara bersama motivasi, disiplin dan kepuasan berpengaruh terhadap kinerja PT. Pos Indonesia maupun secara parsial motivasi, disiplin dan kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hubungan antara motivasi, disiplin dan kepuasan terhadap ,kinerja karyawan sangat kuat. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja, motivasi juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. 35 No 6. Peneliti Judul Variabel Cong, N.N and Effect of motivation 1. Motivation Van, DN, and job satisfaction 2. Job Satisfaction (2013) on employees 3. Employees performance at Performance Petrovietnam Nghe an Construction Joints Stock Corporation (PVNC). http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kesimpulan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif dan naratif, dilakukan dalam bentuk kuesioner dan analisis data penelitian ini menggunakan SPSS. Penelitian ini mengemukakan bahwa antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 36 F. Rerangka Pemikiran Disiplin Kerja (X1) 1. 2. 3. 4. Taat Terhadap Peratutan Taat terhadap peraturan organisai. Taat terhadap aturan dalam pekerjaan. Taat terhadap peraturan lainnya. Kinerja Karyawan H1 (Y) 1. Kuantitas Kerja 2. Kualias Kerja 3. Pengetahuan Pekeraan 4. Kreatifitas 5. Kerjasama 6. Ketergatungan Kepuasan Kerja H2 (X2) 1. 2. 3. Tingkat kepuasan terhadap kompensasi. Tingkat kepuasan terhadap kesempatan promosi. Tingkat kepuasan terhadap lingkungan kantor Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7. Inisiatif 8. Kualitas Personil 37 1. Pengaruh Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Karyawan Disiplin menjadi suatu hal yang diutamakan di dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya kedisiplinan semua akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya, atau visi dan misinya. Oleh karena itu, disiplin kerja sangat pentimg untuk ditegakkan dalam perusahaan agar para karyawan dalam bekerja sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan. Dengan begitu kinerja karyawan akan maksimal dan tujuan perusahaan tercapai. 2. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kepuasan kerja memiliki peran yang penting dan menonjol bagi setiap perusahaan, karena kepuasan kerja memberikan kontribusi dalam peingkatan kinerja karyawan. Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan harus diperhatikan. Jika seorang karyawan merasakan kepuasan kerja maka akan menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaanya. Sikap positif tersebut ditunjukkan dengan semangat dan disiplin dalam bekerja, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja karyawan. G. Hipotesis Berdasarkan judul penelitian, latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: H1 = displin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. H2 = kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/