patologi anatomi pada sistem respirasi

advertisement
PATOLOGI ANATOMI PADA
SISTEM RESPIRASI
Dr. YENITA, M. BIOMED, SpPA
1
TRAKTUS RESPIRATORIUS
• ATAS: hidung, sinus nasal, faring, laring
Kelainan: kongenital, radang, tumor
• BAWAH: paru
Kelainan: kongenital, radang, tumor
2
Tumor Traktus Respiratorius Atas
•
•
Jinak
- Epitel: papilloma
- Jar. Penyambung: hemangioma,
angiofibroma
Ganas
- terutama: SCC, sering di laring
- KNF
- Adeno ca
3
Karsinoma laring
•
•
•
•
•
2% dari keseluruhan kanker
♂ : ♀ = 7 :1
> 40 th
rokok, alkohol, asbestos
95% jenis SCC
4
A. Karsinoma laring. Lesi yang besar, ulserasi, fungating melibatkan
pita suara dan sinus piriformis. B, Histologi: SCC laring.
5
Diagrammatic comparison of a benign papilloma and an
exophytic carcinoma of the larynx to highlight their quite
different appearances.
6
Karsinoma Nasofaring (KNF)
7
KNF
• KNF unik: - etiologi
- distribusi endemik
- etnik & daerah
resiko penyakit
insiden yang berbeda secara geografis &
etnik berhubungan dengan EBV
8
KNF
• Global, tahun 2000: 65.000 kasus baru &
38.000 †
• Insiden jarang di beberapa negara:
Amerika 1-2 kasus/ 100.000 ♂ & 0,4
kasus/100.00 ♀
• Insiden tinggi pada kelompok etnik
tertentu
• Insiden tertinggi: Cina bagian Selatan >
50/100.000
9
10
• Indonesia (2003): KNF urutan 1 dari semua
tumor ganas primer pada ♂, urutan 8 pada ♀
• Data Lab PA FKUA, RSUP Dr. M. Djamil, RSAM
2006-2008: 45 kasus KNF di wilayah propinsi
Sumbar
• ♂>♀
• Semua umur, puncak umur 40-60 tahun
• Tidak ada gejala spesifik
• > 70% kasus: limfadenopati servikal
11
Klasifikasi Karsinoma Nasofaring
WHO-1 : Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
12
WHO-2 : Nonkeratinizing Carcinoma
13
WHO-3 : Undifferentiated Carcinoma
14
15
• Faktor etiologi utama:
- infeksi EBV
- kerentanan genetik
- lingkungan
16
17
PARU
18
19
Tumor Paru
•
•
•
•
•
•
Benign
Malignant
90-95%: carsinoma
5%: carcinoid
2-5%: mesenchym dan neoplasma lainnya
Kanker terbanyak dan termasuk yg paling
mematikan
• Pada ♂ : 85-90% berhubungan dg merokok (♀
47%)
• Insiden: usia 40-70 th, puncak 50-60th
20
Etiologi dan Patogenesis
• Akumulasi abnormalitas genetik:
Epitel bronkhus normal  neoplasma
A. Merokok
– Merokok  kanker paru
• Jumlah rokok/hari
• Cara merokok  inhalasi
• Lamanya merokok
• Terjadi perubahan histologik epitel yang melapisi trakt. respirasi pada
perokok (Pada SCC: Sq metap  sq displ  ca in situ  ca
invasive)
• > 1200 substansi dlm asap rokok  potensial karsinogen (polyciclic
aromatic hydrocarbon (benzopyrene) inisiator; derivat phenol 
promotor; zat radio aktif lain (polonium 210, carbon 14, potasium-40):
kontaminant (arsen, nikel)
21
B. Industri
– Radiasi ionisasi dosis tinggi
– Uranium  non smoker 4x
 smoker 10 x
– Asbestos (masa laten 10-30 tahun)
 non smoker 5x
 smoker 50-90x
C. Polusi udara
– Polutant atmosfer
– Radon  dosis tinggi  tambang
 dosis rendah  indoor exposure
22
23
D. Molecular genetics
• Paparan terhadap agen tsb  perubahan genetik pada
sel-sel paru  akumulasi  fenotip neoplastik
• Onkogen:
- c-MYC  small cell
- K-RAS  non small cell  late
- EGFR
- HER-2/neu
• Gen supresor tumor
- mutasi p53  small/non small cell
- mutasi RB  small cell
- mutasi p16  non small cell
- multiple loci pada kromosom 3p  early
24
E. Predisposisi genetik
– Polimorfisme pada cytochrome P-450 gene
CYP1A1
F. Lesi prekursor
1. squamous dysplasia & ca in situ
2. atypical adenomatous hyperplasia
3. diffuse idiopathic pulmonary
neuroendocrine cell hyperplasia
25
Manifestasi Klinis
• Batuk (80% kasus): infeksi distal sal nafas
tersumbat oleh tumor
• Hemoptisis (70% kasus): ulserasi tumor pada
bronkhus
• Sesak nafas (60% kasus): ekstensi lokal tumor
• Nyeri dada (40% kasus): mengenai pleura &
dinding dada
• Wheezing (15% kasus): penyempitan sal nafas
26
27
Klasifikasi
Penting  pengobatan
 dasar penelitian epidemiologi
dan biologi
Secara garis besar
1.
2.
3.
4.
Squamous cell carcinoma (25% - 40%)
Adenocarcinoma (25% - 40%)
Small cell carcinoma (20% - 25%)
Large cell carcinoma (10% - 15%)
28
29
• Dalam 2 dekade terakhir insiden Adeno Ca ↑ 
perubahan tipe cigaret (filter tips, kadar tar dan
nikotin ↓  perokok menghirup lebih dalam 
saluran nafas &sel-sel respirasi bag. perifer
• Secara Klinis:
1. Small cell ca
- sering bermetastasis
- High initial respons to chemotherapy
2. Non small cell ca
- jarang bermetastasis
- kurang respon terhadap kemoterapi
30
Morfologi
• Sekitar hilus
• ¾ lesi  bronkhus 1-2-3
• Adeno ca  bronkhiolus terminalis / epitel
alveoli
• SCC: mulai sebagai daerah displasia 
insitu  selang beberapa waktu 
penebalan mukosa daerah kecil (<1cm2)
 erosi epitel / massa tak teratur menjadi
massa intra luminal
31
Lesi prekursor SCC
32
• SCC
Bisa menembus dinding bronkhus 
menginfiltrasi sepanjang jar. peribronkhial
 carina / mediastinum
Massa tumor: - putih abu-abu
- padat / keras
Bisa ada perdarahan/nekrosis (putih
kekuningan & lunak)
Kadang – kadang  cavitasi
33
34
• Erosi epitel  pemeriksaan sitologi
– sputum
– broncho alveolar lavage fluid
– FNAB
• Penyebaran tumor
- lokal
- jauh: melalui jalur limfogen / hematogen
35
36
• Kanker paru menyebar luas ke seluruh tubuh
dalam stadium dini kecuali SCC.
• Sering gejala metastasis merupakan manifestasi
klinis pertama.
• Lokasi metastasis :
- Adrenal: (50%)
- Hati
: ( 30-50%)
- Otak : (20%)
- Tulang : (20%)
37
SQUAMOUS CELL CARCINOMA
• >> ♂, merokok
• Cendrung: centrally in major bronchi
• Histologi
– Karakteristik  Keratinisasi dan / atau Jembatan
Interseluler
– Keratinisasi: horn pearl / Individual cell
– Well, moderate, poorly differentiated
• Mutasi gen p53, Rb,
• CDK inhibitor P16,  tidak aktif  65% tumor
• Overekspresi EGFR, tapi jarang mutasi  80%
• Overeksprasi HER2/ neu  30 %
38
Squamous Cell Carcinoma
39
ADENOCARCINOMA
•
•
•
•
•
•
•
•
Lesi di perifer,smaller
>>♀, nonsmoker
Well diff, glandular, papillary, solid + musin sedikit
80%  mengandung musin
Tumbuh lambat (dibanding SCC)
Metastasis cepat, luas
Daerah sikatriks
Dibanding SCC / small cell (98%) lebih sedikit berhub
dgn merokok
• Mutasi K-RAS mutasi
• Inaktivasi dan mutasi p53, RB, p16
40
VARIAN BRONCHIOLOALVEOLAR
CARCINOMA
• Terminal daerah bronkhioloalveolar
• 1%-9% dari kanker paru
• Perifer  lebih sering multipel nodule, 
menyatu  menyerupai konsolidasi
pnemonia
• mucinous / gray translucent / solid putih
abu-abu
• Ok tumor tidak melibatkan bronkhus
utama, atelektasis dan emfisema jarang
41
• Histologis : Cara Tumbuh “Lepidic” , butterflies sitting on
a fence
tumbuh tanpa mendestruksi struktur alveolar
• Subtipe non mucinous : sel epitel columnar / cuboidal,
jarang menyebar  terapi operasi
• Subtipe mucinous  sel epitel torak tinggi dengan musin
sitoplasmik dan intra-alveolar, tumbuh sepanjang septa
alveolar, menyebar  sukar operasi
• Adeno ca bisa berasal dari atypical adenomatous
hyperplasia  bronchioloalveolar carcinoma
42
43
Adenocarcinoma
44
Bronchioloalveolar carcinoma
45
Bronchioloalveolar carinoma, mucinous
46
SMALL CELL CARSINOMA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Highly malignant, high grade
Paling agresif dari semua kanker paru
Metastasis luas
≠ Surgery
Hubungan erat merokok / 1% non smoker
Bronkhus utama/perifer
Mutasi p53 (50%-80%) dan RB (80%-100%)
BCL2 ↑ (anti-apoptotic gene)
BAX ↓ (pro-apoptotic gene)
47
MIKROSKOPIK:
• Sel kecil, sitoplasma sedikit, batas sel tidak tegas,
bentuk sel bulat, oval,spindle, kromatin inti bergranul
halus (salt and pepper pattern)
• Nukleoli tidak ada / tidak banyak
• Nuclear molding
• Ukuran sel < small resting lymphocyte
• Gland / squamous (-)
• Necrosis (+)
Diduga berasal dari neuroendocrin progenitor cells (neuro
endocrin marker positive, seperti: chromogranin,
synaptophysin)
48
49
50
Small-cell lung carcinoma. A, Nests and cords of round to polygonal cells with
scant cytoplasm, granular chromatin, and inconspicuous nucleoli. Note mitotic
figure in center. B, Cytologic preparation from a case of small-cell carcinoma
demonstrating "nuclear molding" of adjacent cells (arrows). This is a useful
51
feature in bronchioloalveolar lavage samples or fine-needle aspiration specimens
for diagnosing small-cell carcinoma.
LARGE CELL CARCINOMA
• Undifferentiated
• Sel dg inti besar, nukleoli nyata,
sitoplasma sedang
52
53
• Combined ca
+ 10% dr semua ca paru: kombinasi 2/> dr
tipe di atas
54
55
CARCINOID TUMOR
•
•
•
•
1% - 5% dr keseluruhan tumor paru
Usia < 40 th, ♂ ≈♀,
20% - 40% pasien: nonsmoker
Low grade malignant epithelial neoplasm:
- typical: mitosis < 2 / mm², nekrosis (-)
- atypical: mitosis 2-10 / mm², nekrosis (+)
56
A, Bronchial carcinoid growing as a spherical, pale mass (arrow)
protruding into the lumen of the bronchus. B, Histologic appearance
of bronchial carcinoid, demonstrating
small, rounded, uniform cells.
57
TUMOR METASTASIS
Numerous
metastases from
a renal cell
carcinoma
58
MALIGNANT MESOTHELIOMA
•
•
•
•
•
•
•
•
Asal : pleura viseral / parietal
Asbestos
Periode laten 25 – 45 tahun
Lesi yg difus, meluas pada rongga pleura, efusi
pleura ekstensif
Campuran 2 tipe sel: sel epitel & sel stroma
Epithelioid type & sarcomatoid type
Epithelioid mesothelioma dd/ adeno ca paru
Gold standard of diagnosis: electron microscopy
59
Ultrastructural features of pulmonary adenocarcinoma (A), characterized by short, plump
microvilli, contrasted with those of mesothelioma (B), in which microvilli are
60
numerous, long, and slender
Malignant
mesothelioma.
Note the thick,
firm, white
pleural tumor
tissue that
ensheathes
this bisected
lung.
61
A, Malignant mesothelioma, epithelial type. B, Malignant
mesothelioma, mixed type, stained for calretinin
(immunoper-oxidase method). The epithelial component is
strongly positive (dark brown), while the sarcomatoid
62
component is less so.
• Gejala klinis:
- nyeri dada
- sesak nafas
- efusi pleura berulang
63
64
65
Download