BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen pada dasarnya berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannyan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat seseorang dalam pencapaian suatu tujuan. Kemudian dikatakan proses karena di dalam manajemen terdapat beberapa tahapan dalam mencapai tujuan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizationing), pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling). Berikut definisi manajemen menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut : Samsudin (2006), mengemukakan bahwa “manajemen ialah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian 6 (organizining), penyusunan personalia atau karyawan (staffing), pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling)”. Mutiara Sibarani Panggabean (2004), mengatakan bahwa “manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien”. Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi”, Manajemen dapat diartikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”. 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi-fungsi dalam perusahaan, yang dikenal sebagai Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para ahli tentang Manajemen : 7 Menurut Richard L. Daft (2006;144) dalam bukunya ManajemenManajemen. MSDM adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menarik,mengembangkan dan memelihara sebuah angkatan kerja yang efektif dalam sebuah organisasi. Pada intinya MSDM mengarah pada desain dan aplikasi sistem-sistem formal dalam sebuah organusasi untuk memastikan penggunaan secara efektif dan efisien dari bakat manusia untukmencapai tujuan-tujuan organisasional. Dan menurut Eugene McKenna (2003 ; 23) dalambukunya manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia. MSDM adalah memfungsikan organisasi secara efektif dan bersama-sama bergerak secara koorperatif untuk mencapai seluruh tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Garry Desler (2006 ; 5) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia. MSDM adalah proses memperoleh melatih dan menilai serta memberikan Kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan. Drs. H. Melayu S.P Hasibulan (2005;10) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu tewujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 8 Definisi lain menjelaskan manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sumber daya manusia adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource Department. Dalam mengelola sumber daya manusia di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung proses terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Sehingga peran manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai sentral pengelola maupun penyedia sumber daya manusia bagi departemen lainnya. 2.2.1 Fungsi Manajerial dan Operasional Manajemen Sumber DayaManusia Manajemen Sumber Daya Manusiasebenarnya memiliki beberapa fungsi-fungsi, yaitu fungsi manajerial dan operasional. Dimana fungsifungsi tersebut saling terkait satu sama lain, dan aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia yang sangat cocok dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya, yang bertujuan dengan 9 peningkatan produktivitas, kualitas kehidupan kerja dan pelayanan.Adapun dari fungsi manajerial tersebut diantaranya : 1. Fungsi Perencanaan (Planning), merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang dinilai esensial. Karena menyangkut rencana pengelolaan sumber daya manusia organisasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang yang berkaitan dengan operasionalisai organisasi dan kelancaran kerja yang ada didalamnya. 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing), pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. 3. Fungsi Pengarahan (Actuating), adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar dapat bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 4. Fungsi Pengendalian (Controlling), adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apalagi terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, 10 perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan kerja. Disamping itu, Manajemen Sumber Daya Manusia juga memiliki fungsi operasional, diantaranya : 1. Fungsi pengadaan (Procurement), perencanaan adalah suatu proses untuk penentuan rencana atau program kegiatan. Ini merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia didalam suatu usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi yang tepat, baik dan benar. 2. Fungsi Pengembangan (Development) fungsi ini berkaitan sangat erat dalam peningkatan keterampilan dan kemampuan yang diupayakan melalui jalur pelatihan maupun pendidikan terhadap sumber dayamanusia yang ada. Dan juga dilakukan dalam bentuk suatu pengembangan diri untuk semua para karyawan yang berprestasi maupun yang kurang berprestasi. 3. Fungsi kompensasi (Compensation), yaitu pemberian balas jasa baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa finansial maupun non finansial yang layak diberikan kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. 11 4. Fungsi Pengintegrasi (Integration), adalah kegiatan untuk menyatukan kepentingan perusahaaan dan kebutuhan karyawan, gara tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda. 5. Fungsi Pemeliharaan (Maintenance), fungsi ini berkaitan dengan upaya dalam mempertahankan kemauan dan kemampuan minat kerja karyawan yang dilakukan melalui penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan kerja. 6. Fungsi Kedisiplinan (Discipline), merupakan fungsi manajemen sumber manusia yang terpenting dan kunci terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 7. Fungsi Pemberhentian (Separation), adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun atau sebabsebab lainnya. 12 2.2.2 Peran, Fungsi dan Tanggung jawab Sumber Daya Manusia Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab, diantaranya : a. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection) 1) Persiapan Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan (forecast) terhadap pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya. Untuk memperoleh pegawai atau karyawan yang tepat, baik secara 13 kualitas maupun secara kuantitas. Maka diperlukan adanya pengetahuaan yang tantang sumber-sumber tenaga kerja. 2) Perekrutan Tenaga Kerja (Recruitment). Perekrutan adalah suatu proses untuk mencari calon-calon atau kandidat pegawai, karyawan , buruh, manajer, atau tenaga kerja yang baru untuk memenuhi dan mengisi kebutuhan sumber daya manusia pada suatu oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini sangat diperlukanya analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga specification).Deskripsi spesifikasi pekerjaan pekerjaan (job (job description), merupakan penjelasan tentang suatu jabatan beserta tugastugas, kewajiban, wewenang dan lainnnya. Spesifikasi pekerjaan (jobs specification) merupakan informasi tentang persyaratan yang diperlukan setiap karyawan agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik dan benar. 3) Seleksi tenaga kerja (Selection) Seleksi tenaga kerja adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan disebuah organisasi. Tahap awal yang 14 perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup, CV (Curriculum Vitae) milik pelamar kerja. Kemudian dari CV pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja (interview) dan proses seleksi lainnya. Dilakukannya penyeleksian tenaga kerja karena, jika suatu perusahaan atau organisasi tidak memiliki karyawankaryawan yang berkualitas maka sebuah organisasi tersebut memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mancapai keberhasilan. b. Pelatihan dan Pengembangan karyawan (Development) Pelatihan atau pengembangan adalah suatu kegiatan dari sebuah instansi yang maksudnya adalah agar dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para pegawainya. Sesuai dengan yang diinginkan dari perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Dalam melaksanakan pelatihan dan pengembangan dari para pegawai memang memerlukan pengorbanan yang tidak kecil, namun hasil yang diperoleh tentu jauh lebih besar daripada pengorbanan tersebut. 15 Dalam pelatihan tersebut ada beberapa sasaran utama yang ingin dicapai dari perusahaan atau instansi, yang karenanya memungkinkan sasaran lain akan dapat dicapai pula. Adapun keuntungan yang bisa diperoleh setelah sasaran tersebut dapat dicapai yaitu pengurangan pengawasan, peningkatan rasa harga diri, peningkatan kerja sama antara pegawai dan sebagainya. Selain keuntungan yang dapat diperoleh dengan dilaksanakannya pelatihan perlu diketahui efek samping yang mungkin timbul, antara lain; hilangnya sebagian waktu yang produktif, biaya yang terlalu tinggi dan sebagainya. Dalam usaha melakukan pelatihan ada dua cara, yaitu melaksanakan sebelum penempatan dan sesudah penempatan. Dalam pelaksanaan pelatihan tidak ada ketentuan secara mutlak mana yang lebih baik antara melaksanakan pelatihan sendiri atau menyerahkannya kepada pihak ketiga. Semua itu tergantung kepada situasi, kondisi serta tujuan masing-masing. Dalam memilih peserta pelatihan hendaknya didasarkan pada kondisi dari pegawainya. Dan dalam proses pelatihan, suatu metode yang tepat misalnya akan percuma jika instrukturnya tidak menyampaikan pelajaran-pelajaran dengan baik kepada mereka yang diajar. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pelatihan kita harus berhati-hati memilih instruktur. Tenaga kerja yang bekerja 16 pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun tingkat tinggi. c. Memberikan kompensasi (imbalan) dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection) Kompensasi (imbalan) adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. 17 2.3 Motivasi 2.3.1 Pengertian Motivasi Pemberian motivasi adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas dari SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan. Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi adalah masalah yang kompleks dan sangat penting didalam organisasi. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli yang berkenaan tentang teori Motivasi kerja , diantaranya : Menurut Richard L. Draft (2006;363) dalam bukunya Manajemen-Manajemen. internal atau eksternal Motivasi adalah seseorang yang kekuatan-kekuatan membangkitkan antusiasisme dan perlawanan untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu. 18 Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Prilaku Organisasi (2004;166). Motivasi adalah Kesediaan untuk mengeluarka tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Sedangkan menurut Melayu Hasibuan dalam bukunya organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas (2003;95). Motivasi adalah Pemberian daya penggerak yang menciptakan suatu kegairahan keja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja aktif, efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian dalam bukunya teori Motivasi dan Aplikasinya (2004;138). Motivasi adalah Daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian tau ketrampilan. Tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menjalankan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Motivasi adalah proses mempengaruhi, mengarahkan serta 19 mendorong bawahan atau karyawannya agar karyawan tersebut mau melakukan tindakan-tindakan yang menjurus pada pencapaian tujuan perusahaan. 2.3.2 Teori Motivasi Sedangkan teori Motivasi menurut Abraham Maslow, teori motivasi dibagi dalam beberapa jenjang, yang dapat digambarkan sebagai berikut: a. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan-kebutuhan yang biasanya dijadikan titik teori motivasi adalah apa yang disebut dorongandorongan fisiologis. b. Kebutuhan Keselamatan: Apabila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, maka akan muncul beberapa kebutuhan-kebutuhan baru akan keselamatan. c. Kebutuhan Sosial : Disini lebih menekankan pada kebutuhan akan bersosialisasi. d. Kebutuhan Penghargaan: kemampuan akan Kebutuhan kepercayaan pada akan diri keinginan sendiri dan dalam menghadapi dunia dan akan kemerdekaan dan kebebasan 20 e. Kebutuhan akan Perwujudan diri: Kecenderungan seseorang mempunyai keinginan untuk makin lama makin istimewa dan dapat menjadi apa saja menurut kemauannya. 2.3.3 Hierarki Teori Kebutuhan Teori X dan Teori Y Mc.Groger Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa manusia scara tegas dan jelas dapat dibedakan menurut Teori X dan Teori Y Teori X, menyatakan bahwa : a. Rata-rata karyawan malas bekerja b. Umumnya karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal. c. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi. d. Karyawan telah mementingkan dirinya sendiri Teori Y, menyatakan bahwa : 21 a. Rata-rata karyawan itu rajin dalam melaksanakan tugasnya b.Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal c. Karyawan selalu berusaha mencari sasaran organisasi untuk mengembangkan dirinya. Menurut Teori Y, untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama, ketertarikan pada keputusan motivasi positif. 2.3.4 Jenis-jenis Motivasi Keragaman dan kekuatan motivasi bagi seseorang dapat berubah sewaktu-waktu. Keragaman motivasi disebabkan oleh beranekaragamnya keinginan yang ingin dicapai seseorang, sedangkan kekuatan motivasi terjadi karna kepuasan kebutuhan, yakni seseorang telah mencapai keluasan atas kebutuhan yang dimiliki. Secara garis besar motif dapat dibagi tiga, yaitu: a. Motif Primer Beberapa motif yang dikategorikan sebagai motif primer adalah lapar, haus, tidur, seks, dan lain sebagainya. 22 b. Motif Sekunder Motif sekunder erat kaitannya dengan pembelajaran, yang termasuk dalam kategori motif sekunder adalah kekuasaan, Prestasi, Afiliasi atau sosial, keamanan, dan status atau peranan dalam masyarakat. c. Motif Umum Motif ini sering dinamakan motif Pendorong ( The Stimulus Motives) dan yang termasuk didalamnya adalah keingintahuan, Manipulasi, aktifitas dan kasih sayang. 2.3.5 Fungsi Motivasi Beberapa teknik memotivasi kerja karyawan, antara lain sebagai berikut : a. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pegawai Pemenuhan Kebutuhan Pegawai merupakan fundamental yang mendasari prilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja pegawai tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkan. b. Teknik Komunikasi Persuasif 23 Teknik Komunikasi Persuasif ini merupakan salah satuu teknik motivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstralegis. Teknik ini dirumuskan dalam “AIDDAS” A = Attention (Perhatian) I = Interest (Minat) D =Diesire (Hasrat) D =Decision (Keputusan) A =Action (Aksi) S =Satisfaction (Kepuasan) Dalam penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan perhatiannya kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja. Jika telah 24 timbul minatnya, maka tindakan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, Pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas dengan hasil kerjanya. 2.3.6 Tujuan Motivasi Pada umumnya masyarakat tingkat ekonomi rendah, bekerja dengan mendapatkan upah yang tinggi adalah merupakan suatu keputusan tersendiri atau sesuatu yang dapat dibanggakan, sebab dengan upah yang tinggi maka dapat terpenuhi beberapa kebutuhan. Sedangkan masyarakat yang mempunyai tingkat ekonomi yang maju, masalah uph tidaklah dominan menjadi sumber kepuasan kerja, akan tetapi ada faktor lain, contohnya kesempatan untuk maju, kesempatan untuk berkreativitas yang tinggi. Jadi sesuai dengan pernyataan diatas maka tujuan dari motivasi adalah : Beberapa tujuan motivasi antara lain sebagi berikut : (Malayu 2002;145) 1. Untuk meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 25 2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3. Mempertahankan stabilitas karyawan perusahaan.. 4. Untuk kedisiplinan karyawan-karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Untuk meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasikaryawan. 8. Untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya. 10. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahanbaku. 2.4 Kinerja 2.4.1 Pengertian Kinerja Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007), mengemukakan bahwa “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Selain itu, kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. (Rivai & Basri, 2004: 14 ). 26 Dari definisi-definisi tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawan yang dilihat dari beberapa elemen, yaitu kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama guna pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 2.4.2 Penilaian kinerja Untuk mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan khusus. Bernandin dan Russell (2006) mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja , yaitu: 1. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan. 2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, siklus kegiatan yang dilakukan. 3. Timelinness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dihendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersebut untuk kegiatan orang lain. 4. Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan 27 material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya. 5. Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seseorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan. 6. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan. 2.4.3 Tujuan penilaian kinerja Tujuan manajemen kinerja menurut Dermawan Wibisono (2006;2) dalam bukunya Manajemen kinerja yaitu : a. Alat untuk mengkomunikasikan tujuan dan pencapaian. b. Menjamin bahwa perusahaan menggunakan sumber daya secara efisien. c. Fokus pada perbaikan berkelanjutan d. Panduan yang kritis untuk evaluasi efektifitas organisasi 2.4.4 Manfaat penilaian kerja 28 Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan (Rivai & Basri, 2004:55). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah: a. Manfaat bagi karyawan yang dinilai Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah menurut Rivai dan Basri (2004 : 58), antara lain: 1. Meningkatkan motivasi 2. Meningkatkan kepuasan hidup. 3. Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka. 4. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif. 5. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar. 6. Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebihbesar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin. 7. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas. 8. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi. 9. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka mengatasinya. 29 10. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut. 11. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan. 12. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan. 13. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan. b. Manfaat bagi penilai (supervisor/manager/penyelia) Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai dan Basri, 2004 : 60), adalah : 1. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya. 2. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap. 3. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya. 4. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi. 5. Peningkatan kepuasan kerja . 6. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut,rasa gugup, harapan, dan aspirasi mereka. 30 7. Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun dari para karyawan. 8. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan. 9. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para manajer. 10. Sebagai media untuk mengurangi kesejangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan. 11. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada karyawan apa yang sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya,menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan dari manajer. 12. Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan antara pribadi antara karyawan dan manajer. 13. Dapat sebagai sarana menimgkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi. 14. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas kembali. 31 15. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan. C. Manfaat bagi perusahaan Bagi perusahaan, manfaat penilaian (Rivai dan Basri, 2004 : 62), antara lain: 1) Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena : 1. Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan; 2. Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas; 3. Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan. 4. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan; 5. Meningkatkan kualitas komunikasi; 32 6. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan; 7. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan; 8. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap karyawan; 9. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan; 10. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan; 11. Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan; 12. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan; 13. Budaya perusahaan menjadi mapan.Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau berpartisipasi secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih baik; 14. Karyawan yang potensial dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat; 33 15. Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2.5 Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja Anwar Prabu dalam bukunya Evaluasi kinerja SDM (2005;76) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja yang tinggi dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karna motivasi kerjanya rendah. 34