rencana kerja dan syarat-syarat

advertisement
 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Penelitian
Dalam
rangka
menyelenggarakan
pemerintahan
di
daerah,
Pemerintah
Daerah
wajib
mengatur
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan di daerahnya dengan menganut asas otonomi dan tugas
pembantuan. Pada pelaksanaannya diarahkan untuk mempercepat terciptanya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan serta peningkatan
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Upaya
peningkatan
efesiensi
dan
efektivitas
tersebut
harus
memperhatikan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang mengatur bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/ Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Dengan adanya perubahan mendasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan telah merubah tata pemerintahan yang ada sebelumnya, baik
menyangkut perubahan dan pergeseran tata pemerintahan maupun
menyangkut hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah.
Paradigma
baru
yang
berkembang
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan saat ini, melalui desentralisasi, berdasarkan pada nilai-nilai
-
2
demokratisasi, pemberdayaan dan pelayanan, menuju pada suatu Pemerintah
Daerah yang memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan dan
mampu mengembangkan potensi yang ada, sehingga dapat memberikan
kualitas pelayanan publik yang prima kepada masyarakat di daerah.
Salah satu pengaruh terbesar adalah dengan diterapkannya kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah. Konsekuensi dari kebijakan tersebut
adalah semakin meningkatnya peran pemerintah daerah dalam pengelolaan
pembangunan di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dibutuhkan peningkatan sinergitas dengan tingkat Pusat, antar SOPD
Provinsi, Kabupaten/Kota, Dunia Usaha dan pihak terkait.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan
Daerah
diamanatkan
bahwa
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Berdasarkan hal tersebut
Pemerintah Daerah dituntut untuk melaksanakan pengelolaan keuangan
daerahnya masing-masing.
Dengan ditetapkannya pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
yang dilanjutkan dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
maka muncul hak dan kewajiban Pemerintah Daerah yang dapat dinilai
dengan uang sehingga memerlukan pengelolaan keuangan dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan daerah.
-
3
Sistem pengelolaan keuangan daerah tersebut merupakan subsistem
dari sistem pengelolaan keuangan Negara yang merupakan elemen pokok dari
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah.
Semua
peraturan
perundang-
undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Negara maupun
daerah pada prinsipnya ingin agar pengelolaan keuangan dikelola secara
efektif dan efisien melalui tata kelola pemerintahan yang baik dengan tiga
pilar utamanya yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipatif.
Dalam penyelenggaraan pengeloaan keuangan daerah, Kepala
Daerah ditetapkan sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah yang pada pelaksanaannya dapat mendelegasikan sebagian atau
seluruh kekuasaannya kepada para pejabat di daerahnya. Kekuasaan
pengelolaan
keuangan
daerah
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pengawasan
keuangan daerah.
Prinsip yang digunakan dalam pendelegasian sebagian atau seluruh
kekuasaan pengeloaan keuangan daerah tersebut adalah dengan menggunakan
prinsip pemisahan kewengangan antara yang memerintahkan, menguji dan
yang menerima atau yang mengeluarkan uang.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa proses
pengelolaan keuangan daerah dibagi dalam 5 (lima) kelompok, yaitu :
1. Penyusunan Rancangan APBD
2. Dokumen Pelaksanaan APBD
-
4
3. Pelaksanaan dan Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran
4. Akuntansi Keuangan Daerah
5. Pelaporan Pelaksanaan APBD
Salah satu upaya dalam meningkatkan efektivitas di bidang
pengelolaan keuangan daerah,
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal
Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri membangun sebuah aplikasi
yaitu aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D).
Penulis menganggap bahwa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (S.I.P.K.D) merupakan fenomena yang sedang berkembang saat ini
khususnya di lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang diharapkan
mampu meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah.
Menurut Sub Direktorat Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah,
Direktorat
Pelaksanaan
dan
Pertanggungjawaban
Keuangan
Daerah,
Direktorat Jenderal Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) adalah aplikasi terpadu
yang digunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah untuk meningkatkan
efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan
daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan,
akuntabel dan auditable.
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) juga
merupakan fasilitas dari Kementerian Dalam Negeri untuk pemerintah daerah
di bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka menguatkan
persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam
-
5
penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-
undangan.
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D)
dibangun seiring dengan adanya tuntutan yang sangat besar dari masyarakat
agar organisasi-organisasi sektor publik melakukan kegiatannya dilakukan
dengan cara yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien dengan
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial. Selain itu adanya tuntutan
agar memperhitungkan dampak negatif akibat dari aktivitas yang dilakukan.
Dengan diterapkannya Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (S.I.P.K.D) juga diharapkan mampu meningkatkan kinerja keuangan
pemerintah daerah. Adapun penilaian kinerja keuangan pemerintah daerah
mempunyai maksud dan tujuan yaitu untuk mengetahui aktivitas pemerintah
daerah dalam menjalankan kegiatannya berupa pembangunan dan pelayanan
masyarakat yang tertuang dalam laporan keuangan.
Penulis memilih objek penelitian pada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alasan bahwa penulis juga
merupakan pegawai di lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat dan melakukan Kerja Praktik di Dinas tersebut. Selain itu
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat juga telah
menerapkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D)
sejak tahun anggaran 2010.
Penerapan
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(S.I.P.K.D) menarik perhatian penulis sehingga penulis ingin mengertahui
-
6
apakah ada pengaruh dari penerapan
Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) terhadap kinerja keuangan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, sehingga penulis memilih judul
“PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH (S.I.P.K.D) TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA
BARAT”.
B.
Perumusan Masalah Penelitian
Sesuai dengan judul yang diajukan penulis yaitu “Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D)
Terhadap Kinerja Keuangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat”, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (S.I.P.K.D) pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat?
2.
Bagaimana kinerja keuangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat?
3.
Apakah ada pengaruh dari penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) terhadap kinerja keuangan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat?
-
7
C.
Batasan Masalah Penelitian
Disebabkan adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan teori-teori
serta supaya penelitian ini dapat dilakukan lebih mendalam, maka tidak
semua masalah yang telah dirumuskan akan di teliti. Dengan demikian
penulis memberi batasan, yaitu di mana akan dilakukan penelitian, variable
apa saja yang akan diteliti, dan adakah pengaruh satu variabel terhadap
variabel lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan membahas
masalah-masalah yang berhubungan dengan:
1. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (S.I.P.K.D)
2. Penerapan
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(S.I.P.K.D) pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat.
3. Pengukuran kinerja keuangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan metode value for money.
4. Pengaruh penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(S.I.P.K.D) terhadap kinerja keuangan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat.
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan suatu
sistem yang dibangun oleh Pemerintah yaitu Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) dalam kaitannya dengan kinerja keuangan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat.
-
8
E.
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Akuntansi Manajemen
Pemerintahan dan dapat dipergunakan dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
Selain itu penulis juga berharap supaya penelitian ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak yang terkait, yaitu :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media dalam
memperdalam ilmu pengetahuan di bidang Akuntansi khususnya
bidang Akuntnasi Manajemen Pemerintahan. Selanjutnya penulis juga
berharap dengan dilikukannya penelitian ini dapat mengetahui
mengenai
pengaruh
penerapan
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) terhadap kinerja keuangan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat.
2. Bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (S.I.P.K.D) pada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan sebagai
dasar untuk peneliltian lanjutan, referensi dan pembanding bagi
-
9
mereka yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
-
penerapan
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Keuangan
(S.I.P.K.D) terhadap kinerja keuangan Pemerintah Daerah.
Daerah
Download