Outsourcing Dalam Pengembangan Dan Penerapan Sistem Informasi Pada Organisasi Definisi dari Outsourcing menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Tujuannya agar organisasi dapat lebih berkonsentrasi kepada aktivitas inti bisnisnya dengan mepertimbangkan aspek investasi, risiko, dan efisiensi. Alasan penggunaan outsourcing pada umumnya adalah penghematan biaya (cost saving), lebih fokus pada kegiatan utama (core business), pemanfaatan sumber daya (resource), waktu, dan infrastruktur yang lebih baik. Keunggulan : a. Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri fasilitas SI dan TI. b. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI. c. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis intinya. d. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan. e. Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan. f. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan. penerapan teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. g. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi, sehingga mengurangi resiko kegagalan investasi. Kelemahan : a. Permasalahan pada moral karyawan, penanganan masalah karyawan outsource lebih sulit dibandingkan karyawan tetap. b. Kurangnya kontrol perusahaan pengguna terhadap sistem informasi yang dikembangkan dan terkunci oleh penyedia outsourcing melalui perjanjian kontrak. c. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi akan terbentuk. d. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource. e. Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource. f. Perubahan dalam gaya manajemen. g. Proses seleksi kerja yang berbeda. h. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan outsourcing yaitu : 1. Memahami maksud dan tujuan perusahaan. 2. Memiliki visi dan perencanaan strategis. 3. Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa. 4. Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap hubungan antarperusahaan dan pemberi jasa. 5. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dgn baik. 6. Memelihara komunikasi yang baik dan terbuka dengan individu atau kelompok terkait. 7. Mendapatkan dukungan dan keikutsertaan manajemen. 8. Memberikan perhatian secara berhati-hati pada persoalan yg menyangkut karyawan. Daftar Pustaka http://www.outsource2india.com/why_india/articles/outsourcing-versus-insourcing.asp. http://www.scribd.com/doc/39417324/Membandingkan-an-Sistem-Informasi-Secara-OutsourcingDan-In-Sourcing