I. 1.1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu komoditi andalan Provinsi Jawa Barat yang dikenal masyarakat sejak zaman Hindia Belanda (tahun 1860). Melalui sejarah yang panjang, perkebunan teh dibudidayakan dan dikelola oleh perusahaan negara, perusahaan swasta, maupun perkebunan rakyat. Teh memiliki peranan sebagai ekspor andalan selain karet, kopi, dan kelapa sawit. Selain sebagai sumber devisa bagi negara juga secara tidak langsung memberikan sumbangan bagi perekonomian negara dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi petani atau pekebun, karyawan yang bekerja di perkebunan besar, pengusaha, dan pedagang yang bergerak dalam perdagangan teh. Di pasar internasional ada 3 (tiga) golongan teh berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), dan teh oolong (oolong tea). Produksi teh memiliki persyaratan ketat untuk manajemen, pertumbuhan dan pengolahan daun teh, yang digunakan sebagai bahan minum. Kegiatan pemanenan teh merupakan aktivitas yang cukup kritis. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga kerja yang intesif (antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Selain itu, karakteristik teh yang tumbuh di dataran sedang sampai dataran tinggi kadang-kadang mengharuskan pekerja naik turun gunung untuk memetik teh. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan fisik para pekerja. Proses pemanenan teh umumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pekerjaan yang terlalu berat dan melebihi kemampuan pekerja dapat mengakibatkan beban kerja fisik pada pekerja. Beban kerja fisik yang terlalu berat akan dapat menimbulkan kelelahan yang terakumulasi. Faktor manusia sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Pekerja laki-laki dan pekerja perempuan memiliki produktivitas dan kapasitas yang berbeda-beda tergantung jenis kegiatannya. Untuk kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi lebih baik memperkerjakan pekerja perempuan. Untuk kegiatan yang mengeluarkan tenaga yang tinggi lebih cocok dilakukan oleh pekerja laki-laki. Sedangkan untuk kegiatan yang dilakukan secara kontinyu lebih baik dilakukan oleh pekerja perempuan. Aktivitas pemetikan teh ini merupakan gabungan dari ketiga jenis kegiatan tersebut, sehingga kombinasi yang tepat antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan kualitas yang tinggi pula. Analisis beban kerja dalam kegiatan pemanenan teh dapat dilakukan dengan pendekatan analisis denyut jantung, yang kemudian diperoleh nilai beban kerja kualitatif dan kuantitaif. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dilihat adanya perbedaan tingkat beban kerja antara pekerja manual, semi mekanis, dan mekanis sehingga diketahui mekanisme yang paling cocok untuk para pekerja. 1.2 1. 2. 3. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahui tingkat konsumsi energi dan beban kerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual Mengetahui produktivitas (output kerja) pekerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual Membandingkan tingkat beban dan produktivitas kerja antara pekerja laki-laki dan perempuan. 1.3 BATASAN DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian ini terbatas pada analisis tingkat beban kerja pada aktivitas pemetikan teh. Adapun hal yang diperbandingkan adalah pemetikan teh oleh pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Hal lain yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah analisis mengenai tingkat output kerja atau produktivitas kerja para pekerja. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ergonomi dalam meninjau dan menganalisis hal yang ingin diketahui. 2