1 2 IMPLEMENTASI PERDA KOTA TASIKMALAYA TENTANG EKONOMI SYARIAH DALAM MEWUJUDKAN KOPERASI SEKOLAH BERBASIS SYARIAH Suhendra Asep Suryanto [email protected] [email protected] ABSTRAK Penomena koperasi sekolah sampai saat ini masih beroperasi dengan menggunakan sistem konvensional, yaitu transaksi simpan pinjamnya masih menggunakan konsep bunga Sementara menurut fatwa MUI nomor 1 tahun 2004 tentang bunga bank menyatakan bahwa : 1) Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya; 2) Praktek pembungaan tersebut hukumnya adalah haram, baik dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.Peraturan Daerah (Perda) No.07/2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya pasal pasal 11 ayat 3 secara tegas dan jelas menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap muslim : a). diutamakan menggunakan sistem ekonomi syari’ah; b). dilarang melakukan praktek riba dan/atau ijon; dan c). dalam melakukan usaha jasa pembiayaan keuangan, diutamakan menerapkan sistem ekonomi syari’ah atau membentuk unit usaha syari’ah yang terpisah dari usaha konvensional. Oleh karena it, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui solusi dalam implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode Analytic Network Process (ANP). Dengan metode ini diharapkan dapat melakukan peramalan mengenai cara mengimpelementasikan Perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi yang harus ditempuh untuk mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah adalah sebagai berikut : 1) kebijakan pimpinan sekolah yang sifatnya mendukung berupa anjuran kepada siswa untuk membentuk, serta memanfaatkan koperasi syariah. 2) pembinaan tentang koperasi syariah dari dinas koperasi kepada siswa dan pembimbing koperasi sekolah, artinya bahwa pihak pemerintah melalui dinas koperasi bekerjasama dengan dinas pendidikan mengadakan edukasi atau pembinaan kepada para siswa serta pembina koperasi sekolah tentang koperasi syariah. Keynote : Perda, Koperasi Sekolah, Syariah Islam 3 4 PENDAHULUAN Pembahasantentang ekonomi Islam merupakan suatu hal yang sangat menarik. Kemunculan ekononomi Islam di pandang sebagai sebuah gerakanbaru yang mencoba untuk membuat kontruksi baru sistem ekonomi dengan menyertakan nilai-nilai keadilan yang universal dengan berlandaskan wahyu Tuhan, yaitu al Qur’an dan al Sunnah. Sistem ekonomi Islam ini diyakini sebagai solusi atas kegagalan sistem ekonomi kafitalis dan sosialis yang selama ini dominan dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi dunia yang semakin rumit. Pada hakikatnya ekonomi Islam merupakan pengejawantahan ajaran Islam dalam ruang lingkup muamalah Maliyah sekaligus menepis anggapan bahwa Islam adalah agama yang hanya mengatur persoalanibadah atau komunikasi vertikal antara manusia (mahluk) dengan Allah SWT (khaliq) nya. Apabila ditinjau dari perspektif ajaran Islam maka mengimplementasikan ajaran Islam khususnya praktek lembaga syariah demi untuk menghindari riba adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Di samping itu, umat Islam jelas akan diuntungkan, bukan saja urusan ukhrawi tetapi juga urusan duniawi, secara ekonomi bukan ketika melakukan transaksi dengan prinsip syariah, karena transaksi secara Islami akan menguntungkan kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Terlebih secara hukum positif peluang untuk mengamalkan ajaran Islam dalam bidang keuangan terbuka lebar dengan lahirnya undang-undang yang memberikan dasar untuk berdirinya lembaga keuangan syariah. Untuk kasus di Kota Tasikmalaya terdapat Peraturan Daerah (Perda) No.07/2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya. Dalam bab 5 diatur mengenai pelaksanaan norma-norma dalam kehidupan masyarakat bahwa pasal 5 ayat 1 menyebutkan : Setiap orang wajib melaksanakan ajaran agamanya masing-masing sebagai tuntunan dan pedoman hidup, baik dalam menjalankan kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan 5 bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Ayat 2 nya menyebutkan bahwa dalam upaya mewujudkan ajaran agama sebagai tuntunan dan pedoman hidup, maka setiap orang agar senantiasa menyeru kepada kebajikan dan mencegah hal-hal yang tercela dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan warga masyarakat Kota Tasikmalaya berkewajiban untuk mencegah dan menghindari perbuatan tercela sebagaimana disebutkan pasal 5 ayat 4, yaitu “Setiap orang wajib mencegah dan menghindari perbuatan tercela yang dapat menimbulkan kerugian dan keruntuhan akhlak, moral dan sosial”. Adapun diantara perbuatan tercela tersebut sebagaimana disebutkan pada pasal 5 ayat 5 poin i, yaitu praktek riba, ijon, dan sejenisnya. Pada bagian empat mengenai kegiatan perekonomian pasal pasal 11 ayat 3 secara tegas dan jelas menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap muslim : a). diutamakan menggunakan sistem ekonomi syari’ah; b). dilarang melakukan praktek riba dan/atau ijon; dan c). dalam melakukan usaha jasa pembiayaan keuangan, diutamakan menerapkan sistem ekonomi syari’ah atau membentuk unit usaha syari’ah yang terpisah dari usaha konvensional”.1 Koperasi sekolah adalah bagian dari lembaga keuangan, dimana koperasi tersebut didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswasekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya. Adapun koperasi sekolah juga dapat dimaknai sebagai koperasi yang berada pada lembaga pendidikan lain, selain pendidikan formal, seperti yayasan, lembaga masyarakat, pesantren, dll. 2 Pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. 1 Peraturan daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya 2 https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah, diakses tanggal 14 April 2016 6 Koperasi sekolah sebagai salah satu wahana bagi siswa dalam menempa diri, untuk memiliki dan menumbuhkan sikap wirausaha menjadi sangat penting keberadaanya.3 Penomena koperasi sekolah sampai ini masih beroperasi dengan menggunakan sistem konvensional, yaitu transaksi simpan pinjamnya masih menggunakan konsep bunga Sementara menurut fatwa MUI nomor 1 tahun 2004 tentang bunga bank menyatakan bahwa : 1) Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya; 2) Praktek pembungaan tersebut hukumnya adalah haram, baik dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, penelitian mengenai implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah sangat penting untuk dilakukan, sehingga dapat diketahui kendala dan solusinya. Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan penelitian adalah bagaimana implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah? LANDASAN TEORITIS Koperasi Sekolah Koperasi sekolah merupakan koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri dari guru dan para siswa dimana dibimbing oleh pembimbing yang terdiri dari guru-guru sekolah yang bersangkutan. Koperasi sekolah didirikan dalam rangka menanamkan sikap kemandirian siswa untuk berkembang dan terampil dalam ber-wirausaha. Dan juga menumbuhkan sikap per-caya diri kreatif dan inovatif sehingga setelah lulus 3 Iin Nurbudiyani, Pengembangan Model Kewirausahaan SMK Melalui Koperasi Sekolah, Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 2, Juni 2013, Hal 46 – 53 7 dapat mengembangkan keterampilan ter-sebut, lulusan tidak hanya pencari kerja tetapi dapat membuka lapangan kerja terutama bagi dirinya sendiri. 4 Sebenarnya koperasi sekolah sebagai salah satu bentuk koperasi, dalam operasionalnya tidak berbeda dengan koperasi-koperasi lainnya. Jika koperasi sekolah itu berbasis syariah, maka koperasi sekolah sama dengan koperasi syariah lainnya. Syariah Islam Istilah syariah dalam kontek kajian hokum Islam lebih menggambarkan kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyri’. Pada saat istilah tersebut dipakai dalam pembahasan hukum menjadi bermakna “segala sesuatu yan disyariatkan Allah SWT kepada hamba-hambaNya sebagai jalan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian syariat Islam adalah segala peraturan yang bersumber dari Allah SWT dan RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SAW yang diperuntukan bagi kaum muslimin dan muslimah sebagai pedoman hidup. Kewajiban Menegakkan Syariah Islam Seorang Muslim Berkewajiban Menegakkan Syariat IslamMelaksanakan syariah Islam bagi umat muslim hukumnya adalah wajib ‘ain, baik dalam aspekubudiyyah maupun muamalah (ghoer mahdhah).Contoh : Ubudiyyah : salat, zakat, shaum.Muamalah : nikah, transaksi bisnis, dll. Koperasi Syariah bagian dari Ajaran Islam Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dari aspek yang paling sederhana sampai aspek yang sangat kompleks. Untuk aspek muamalah Islam dapat digambarkan sebagai berikut : 4 Margareta Lilis Lindawati, Suyanto, peran Koperasi Sekolah dalam Meningkatkan Sikap Kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Wonogiri, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 (170-180) 8 Adapun mengenai koperasi syariah merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari keuangan Islam. Oleh karena itu hubungan antara ajaran Islam dengan koperasi syariah (keuangan Islam) dapat digambarkan sebagai berikut : Islam Aqidah Syariah Ibadah Akhlaq Muamalah Ekonomi Islam Keuangan Islam Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/kerjasama. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Oleh sebab itu, makalah ini akan mencoba membahas mengenai koperasi syariah yang berlandaskan kepada syariat islam. Koperasi yang merupakan bagian dari pilar penyokong perekonomian indonesia berkembang seiring dengan perkembangan zaman tidak terkecuali 9 model dan juga bentuk jasa yang diberikan. Agar mampu bersaing dengan lembaga –lembaga ekonomi lainnya koperasi mulai berimprofisasi menjadi berbagai macam namun tidak menghilangkan bentuk dari koperasi itu sendiri yang berbasis pada kerakyatan. Prinsip-prinsip Islam dalam Operasional Koperasi Prinsip syariah Islam yang harus diterapkan dalam operasioanl lembaga keuangan (koperasi) adalah sebagai berikut : 1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya; 2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money); 3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai barang; 4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif, anti maisir (gambling);dan 5. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. atau anti gharar (manipulasi); 6. Larangan menjalankan monopoli; 7. Memberikan dan mengelola zakat. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode Analytic Network Process (ANP). Dengan metode ini diharapkan dapat melakukan peramalan mengenai cara mengimpelementasikan Perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah. Dalam metode Analytic Network Process (ANP), data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara (indepth interview) pada pertemuan pertama dengan pakar koperasi, praktisi koperasi syariah, dan regulator yang memiliki pemahaman tentang koperasi sekolah dan koperasi syariah. Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner pada pertemuan kedua dengan responden. 10 Data siap olah dalam ANP adalah variabel-variabel penilaian responden terhadap masalah yang menjadi objek penelitian dalam skala numerik (Jarkasih, 2008). Peubah yang diamati Pemahaman guru dan siswa mengenai ysriah islam Implementasi tentang ekonomi Perda Ekonomi Pemahaman guru dan siswa mengenai koperasi Syariah dalam sekolah berbasis syariah mewujudkan Kondisi objektif sekolah kopersi sekolah Karakter koperasi sekolah berbasis syariah Strategi sebagai problem solving untuk mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah Peubah yang diamati dalam penelitian ini baru bersifat sementara yang digunakan sebagai pedoman awal dalam proses pengumpulan data melalui interview. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi regulator, Dinas Koperasi dan UMKM kota Tasikmalaya, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, dan 10 orang guru dari berbagai sekolah menengah di Kota Tasikmalaya dan 10 orang siswa dari berbagai sekolah menengah di Kota Tasikmalaya. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan pemahaman responden terhadap permasalahan implementasi perda ekonomi syariah dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah di Tasikmalaya. Jumlah responden sebanyak 24 orang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam metode ANP dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu tahap pertama dengan interview dan tahap kedua menggunakan questioner. Pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa pairwise comparison (pembandingan pasangan) antar elemen dalam cluster untuk mengetahui mana di antara keduanya yang lebih besar pengaruhnya (lebih dominan) dan seberapa 11 besar perbedaannya dilihat dari satu sisi. Skala numerik 1-9 yang digunakan merupakan terjemahan dari penilaian verbal sebagaimana tabel berikut : Tabel 1: Perbandingan Skala Verbal dan Skala Numerik SKALA VERBAL Amat sangat lebih besar pengaruhnya SKALA NUMERIK 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Sangat lebih besar pengaruhnya Lebih besar pengaruhnya Sedikit lebih besar pengaruhnya Sama besar pengaruhnya Sumber : Ascarya (2005) Analisis Data Informasi a. Melakukan Strukturisasi pada Kompleksitas Pada tahap ini peneliti melakukankompleksitas struktur secara hierarkis ke dalam cluster-cluster yang homogen dari faktor-faktor. b. Pengukuran ke dalam skala rasio Pada tahap ini peneliti melakukan pengukuran dalam skala rasio pada semua level terendah dari hierarki/jaringan, termasuk level terendah. Skala rasio ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak hanya digunakan untuk aplikasi pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi lain, seperti untuk aplikasi alokasi sumber daya. c. Sintesis 1) Geometric Mean Geometric mean merupakan jenis penghitungan rata-rata yang menunjukan tendensi atau nilai tertentu dimana memiliki formula sebagai berikut (Ascarya, 2011): (∏ ) √ (3.1) 12 2) Rater Agreement Rater agreement adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) para responden (R1-Rn) terhadap suatu masalah dalam satu cluster. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur rater agreement adalah Kendall’s Coefficient of Concordance (W;0< W≤ 1). W=1 menunjukan kesesuaian yang sempurna (Ascarya, 2011). Untuk menghitung Kendall’s (W), yang pertama adalah dengan memberikan ranking pada setiap jawaban kemudian menjumlahkannya. ∑ (3.2) Nilai rata-rata dari total ranking adalah: ( ) (3.3) Jumlah kuadrat deviasi (S), dihitung dengan formula: ∑ ̅) ( (3.4) Sehingga diperoleh Kendall’s W, yaitu: ( (3.5) ) Jika nilai pengujian W sebesar 1 (W=1), dapat disimpulkan bahwa penilaian atau pendapat dari para responden memiliki kesesuaian yang sempurna. Sedangkan ketika nilai W sebesar 0 atau semakin mendekati 0, maka menunjukan adanya ketidaksesuaian antar jawaban responden atau jawaban bervariatif (Ascarya, 2011). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis dengan menggunakan software super decision berdasarkan konsensus dari para responden yaitu orang yang paling mengetahui kondisi implementasi Perda kota Tasikmalaya tentang tata nilai pada pendirian koperasi sekolah berbasis syariah di tingkat menengah atas, baik dari kalangan praktisi, akademisi, pengamat maupun regulasi, bahwa solusi implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah adalah meliputi solusi internal (sekolah) dan solusi eksternal dari 13 Pemerintah yang meliputi Dinas Koperasi dan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya. Solusi yang paling prioritas dalam implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah adalah berupa kebijakan pimpinan sekolah yang sifatnya mendukung berupa anjuran kepada siswa untuk membentuk, serta memanfaatkan koperasi syariah. Dalam hal ini peran pimpinan sekolah dalam mendirikan koperasi sekolah berbasis syariah sangat besar. Wewenang yang dimiliki memungkinkan untuk lahirnya koperasi sekolah berbasis syariah. Tingkat kepatuhan siswa sangat besar manakala perintah itu lahir dari piminan sekolah, selama kebijakan atau perintah itu tidak bertentangan dengan aturan yang ada. Ketika kebijakan tersebut sudah dikeluarkan, langkah selanjutnya adalah perintah untuk memanfaatkan koperasi syariah yang sudah dibentuk, disertai dengan pengawasan yang intensif melalui pembina koperasi yang ditunjuk oleh pimpinan sekolah, agar koperasi syariah ini bisa bertahan dan berkembang. Nilai rater agreement prioritas aspek solusi internal sebesar W=0,855 sehingga koefisien ini cukup besar dan menunjukkan kesamaan jawaban dari tiap responden Selanjutnya solusi prioritas aspek yaitu pembinaan tentang koperasi syariah dari dinas koperasi kepada siswa dan pembimbing koperasi. Ini menjadi solusi yang paling tinggi dibandingkan dengan solusi yang lainnya. Maksud dari solusi ini adalah pihak pemerintah melalui dinas koperasi dan bekerjasama dengan dinas pendidikan mengadakan sebuah edukasi/ pembinaan kepada para siswa serta pembina koperasi tentang koperasi syariah. Pemahaman yang minim tentang koperasi syariah menjadi penghambat dalam pendirian koperasi sekolah berbasis syariah. Dalam pelaksanaanya, dinas koperasi dapat bekerjasama dengan PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) yang berada di kota Tasikmalaya, dan pihak akademisi yang memiliki pemahaman tentang ekonomi syariah seperti dosen. Pembinaan ini dapat diikuti oleh seluruh siswa dan pembimbing koperasi, atau bahkan bisa menghadirkan seluruh bagian yang ada di sekolah. Agar 14 pembinaan atau edukasi ini tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka pelaksanaannyapun harus dilaksanakan secara rutin. Hal nii ditunjukan dengan nilai rater agreement aspek solusi eksternal sebesar W=0,605 atau 60,5%, sehingga koefisien yang cukup besar ini menunjukkan jawaban di antara para responden bersifat homogen. Jika dikaitkan antara solusi internal yang paling dominan dengan solusi eksternal yang paling dominan juga, maka memiliki keterkaitan yang sangat erat. Artinya, demi terwujudnya koperasi sekolah berbasis syariah maka perlu kerjasama yang baik dari kedua belah pihak yaitu pihak pimpinan sekolah dengan dinas koperasi. 15 DAFTAR PUSTAKA Ashshiddiqi, Hasbi, dkk, 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Departemen Agama RI. Ascarya, 2005,Analytic Network Process (ANP): Pendekatan Baru Studi Kualitatif, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia. Frianto, Pandia dkk, 2005, “Lembaga Keuangan”, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet Ke I. Iin Nurbudiyani, Pengembangan Model Kewirausahaan SMK Melalui Koperasi Sekolah, Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 2, Juni 2013, Hal 46 – 53 Hartatik,Pengaruh Koperasi Sekolah Terhadap Pembelajaran Organisasi dan Pendidikan Karakter Siswa di SD NU Kepajen Kabupaten Malang, Jurnal InspirasiPendidikan, Universitas Kanjuruhan Malang, hlm. 456466 Hindayani, Anik, Strategi Peningkatan Partisipasi Siswa dalam Berkoperasi di SMK Negeri 1 Pati, Economic Education Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang, EEAJ 1 (1) (2012), ISSN 2252-6544, hlm. 1-7. Lilis Lindawati,Margareta dan Suyanto, Peran Koperasi Sekolah dalam Meningkatkan Sikap Kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Wonogiri, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 (170-180) J.G., Nirbito, 2006. ”Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah Pembelajaran Koperasi di Sekolah”. Makalah disajikan pada Diklat Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA yang diselenggarakan oleh PPPG IPS dan PMP. Peraturan daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya Prilia Sari,Dea, Efektivitas Peran Koperasi Sekolah Sebagai Unit Pembelajaran Kewirausahaan di SMP Negeri 1 Karangayar Kabupaten Pekalongan, Economic Education Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang, EEAJ 1 (1) (2012), ISSN 2252-6544, hlm. 14-17 16 Rosyada, Dede, 1996. Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta : RajaGrafindo Persada. Yahya, Mukhtar dan Fatchurrahman, 1993. Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, Bandung : al Ma’arif. https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah, diakses tanggal 14 April 2016 17