1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber energi konvensional adalah sumber energi yang terbentuk dari proses
pelapukan jasad renik, baik hewani maupun nabati yang terkubur dalam kerak bumi
selama jutaan tahun. Sumber energi konvensional terdiri dari minyak bumi, gas alam
dan batubara yang memiliki banyak senyawa karbon. Sumber energi konvensional
pada saat ini ketersediaannya sudah mulai menipis ataupun berkurang seiring
dilakukannya eksploitasi secara terus menerus. Hal ini cukup meresahkan oleh pihak
siapapun, karena kebutuhan sumber energi akan selalu dibutuhkan, baik itu
kebutuhan energi di segala bidang roda pemerintahan maupun untuk kebutuhan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus bertindak dan berpikir cepat untuk
membentuk suatu sumber energi yang baru untuk dapat menggantikan peran sumber
energi konvensional.
Pada saat ini potensi sumber energi terbarukan cukup berpotensi untuk
menggantikan peran sumber energi konvensional. Salah satu contoh sumber energi
terbarukan yaitu, energi biomassa. Sumber energi biomassa dapat berasal dari
tanaman perkebunan atau pertanian, hutan, peternakan dan bahkan sampah. Salah
satu bentuk dari energi biomassa adalah biodiesel (Sutarno, 2012). Biodiesel cukup
1
berpotensi untuk menggantikan peran bahan bakar fosil berupa biosolar karena
memiliki karakteristik yang sama dengan biosolar, ketersediaan bahan bakunya yang
cukup melimpah di alam, dan bahan bakunya yang murah. Pada saat ini beberapa
ilmuan telah meneliti tentang pemanfaatan limbah untuk dijadikan sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Salah satu bahan bakunya berupa limbah minyak jelantah
(minyak goreng bekas) yang merupakan limbah dari rumah tangga, industri
pengolahan makanan dan restoran.
Pemanfaatan limbah minyak jelantah pada saat ini juga belum begitu
maksimal, sebagian besar minyak jelantah di buang begitu saja, baik itu dibuang
dipekarangan rumah maupun di saluran air. Bahkan di beberapa tempat, minyak
jelantah digunakan kembali untuk penggunaan penggorengan makanan. Penelitian
juga menyebutkan bahwa penggunaan minyak jelantah secara berulang dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan karena minyak jelantah mengandung senyawa
karsinogenik berupa zat yang dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti
pertumbuhan sel kanker. Dengan demikian pemanfaatan minyak jelantah bukan
hanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel saja tetapi dapat juga untuk mengatasi
pembuangan limbah secara sembarangan dan juga dapat mengatasi masalah
kesehatan masyarakat.
Pada saat ini, produksi biodiesel masih banyak dilakukan secara manual baik
pada proses pencampuran maupun pada proses pemisahan. Penggunaan cara manual
membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan demikian penelitian terhadap
2
pengembangan teknologi pencampuran reaktan dan pemisahan antara biodiesel
dengan gliserol harus dilakukan. Salah satu metode proses pencampuran antar reaktan
dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengaduk yang digerakkan oleh motor
listrik, sedangkan proses pemisahan antara biodiesel dengan gliserol dapat dilakukan
meggunakan sistem elektrokoagulasi. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan
pada proses transesterifikasi dengan perlakuan variasi kecepatan pengadukan dan
variasi lama waktu pengadukan. Pemisahan biodiesel dengan gliserol dilakukan
dengan sistem elektrokoagulasi.
1.2
Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh kecepatan dan lama waktu pengadukan terhadap
produksi biodiesel pada proses transesterifikasi antara minyak jelantah,
metanol, dan katalis terhadap jumlah biodiesel dan jumlah gliserol yang
dihasilkan.
b. Mengetahui variasi perlakuan terbaik untuk memperoleh hasil biodiesel
yang optimal.
1.3
Manfaat Penelitian
a. Menambah informasi ilmiah tentang teknologi pengolahan biodiesel.
b. Membantu upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi.
3
Download