ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) Jamaluddin1 ,Muh.Altin Massinai1, Dahlang Tahir2 1 Program StudiGeofisika 2 Program Studi Fisika Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuan Alam Universitas Hasanuddin E-mail: [email protected] SARI BACAAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel uji di Kecamatan Sorawolio Kabupaten Buton dan dianalisis dengan menggunakan metode XRF(X-Ray Flourescence) dan uji asam klorida (HCl). Hal ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kandungan logam oksida batuan Butonik. Kata Kunci: Asam Klorida (HCl),Butonik, XRF(X-Ray Flourescence) ABSTRACT This research was conducted by taking samples in the test Buton Regency and Sorawolio are analyzed using XRF (x-ray Flourescence) and hydrochloric acid (HCl). It is used to get information about the content of metal oxide Butonik rocks. Keyword: Asam Klorida (HCl),Butonic, XRF(X-Ray Flourescence) 1 2 sifat, bentuk LATAR BELAKANG Kepulauan Indonesia terletak di antara dua kontinen yaitu, kontinen Asia di bagian baratlaut dan kontinen Australia di bagian tenggara serta terletak antara dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Indonesia ditinjau dari titik pandang geodinamika kepulauan terletak dalam zona konvergen antara tiga lempeng yang saling bergerak satu terhadap lainnya, yaitu lempeng Eurasia di bagian utara yang relatif diam, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan 6-10 cm pertahun (Massinai, 2011). tertentu dalam keadaan padat, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mineral akan dibatasi oleh bidang-bidang rata dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Deret bowen adalah deret yang menjelaskan urutan pengkristalan magma berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut. Dimana pembentukan magma ini ditentukan berdasarkan pada derajat kristalisasi dan lama pendinginan magma, dan berpengaruh pada sifat yang akan dibawa oleh mineral yang terbentuk. DASAR TEORI Secara umum zona utama endapan mineral Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat dijumpai dimana-mana dan berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. dapat dibedakan atas tiga jenis: 1. Endapan mineral yang berkaitan dengan zona subduksi. Lokasi penyebarannya luas, endapan dapat dibentuk dekat palung laut dan sekitar penunjaman Endapannya dapat lempeng. mengalami beberapa perubahan besar oleh berbagai proses metamorfosa atau Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki 3 secara aktif dapat dibentuk oleh akan mempunyai bentuk kristalnya lingkungan yang unik dari zona yang khas. Tetapi apabila dalam subduksi dan lingkungan magma; perkembangannya ia 2. Endapan mineral yang terbentuk mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya pada zona divergen, dimana terjadi juga pembentukan materi baru yang mineral diikuti bentuk kristalnya yang khas, yang oleh penyebaran lantai samudera ditempat tersebut; akan terganggu. Setiap akan mempunyai sifat merupakan kenampakan luar yang 3. Endapan yang berada dalam transit terjadi sebagai akibat dari susunan pada lempeng tektonik yang belum kristalnya di dalam. Untuk dapat mencapai zona subduksi. Endapan memberikan gambaran bagaimana ini dapat terbentuk pada sumbu suatu bahan padat yang terdiri dari pemekaran atau pada lekuk dan mineral dengan bentuk kristalnya cekungan yang samudera (Massinai, yang Sifat – Sifat Mineral Sifat Fisik Mineral Terdapat dua cara untuk dapat mengenal mineral, yang dapat terjadi, dicontohkan suatu cairan panas dkk, 2013). suatu khas pertama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah : terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka 1. Bentuk Kristal (Crystall Form) Apabila suatu mineral kesempatan untuk mendapat berkembang kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan tanpa mendapat hambatan, maka ia 4 berkelompok untuk membentuk Perbedaan bentuk kristal tersebut persenyawaan Natrium Chlorida. terjadi Dengan semakin menurunnya suhu karbonnya yang berbeda. serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. karena susunan atom 2. Berat jenis (Specific Gravity) Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya Mineral kuarsa, dapat kita jumpai serta kepadatan dari ikatan unsur- hampir unsur disemua batuan, namun umumnya terbatas. bentuknya tersebut pertumbuhannya Meskipun yang tidak teratur masih tetap dapat susunan ion- memperlihatkan ionnya demikian, yang ditentukan oleh tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya mineral mineral- pembentuk batuan, mempunyai berat jenis sekitar 2.7. 3. Bidang belah (Fracture) Mineral mempunyai kecenderungan melalui bentuknya yang berupa prisma mempunyai arah tertentu. Arah bersisi enam. Kristal mineral intan, tersebut ditentukan oleh susunan dapat dikenali dari bentuknya yang dalam dari atom-atomnya. Dapat segi-delapan atau oktahedron dan dikatakan bahwa bidang tersebut mineral merupakan bidang lemah yang dengan segi- enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur Karbon (C). bidang pecah struktur kristalnya yang khas yaitu grafit suatu untuk yang dimiliki oleh suatu mineral. 4. Warna (Color) Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk 5 dapat membedakan antara mineral lebih lunak dibandingkan dengan yang satu dengan lainnya. Namun mineral lawannya. Skala kekerasan paling tidak ada warna - warna mineral mulai dari yang terlunak yang khas yang dapat digunakan (skala 1) hingga yang terkeras untuk mengenali adanya unsur (skala 10) diajukan oleh Mohs dan tertentu dikenal sebagai Skala Kekerasan di dalamnya. Sebagai contoh warna gelap pada mineral, mengindikasikan Mohs. terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral Definisi XRF (X-Ray Fluorescence) dengan warna terang, diindikasikan XRF banyak mengandung aluminium. merupakan teknik analisa non-destruktif satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu kemudahan mineral spectrometry) yang digunakan untuk identifikasi serta 5. Kekerasan (Hardness) Salah (X-rayfluorescence terhadap mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores penentuan konsentrasi elemen yang ada pada padatan, bubuk ataupun sample cair. XRF mampu mengukur elemen dari berilium (Be) hingga Uranium pada level trace element, bahkan dibawah level ppm. Secara XRF spektrometer mengukur panjang gelombang komponen material (scratching). umum, secara individu dari emisi flourosensi yang dihasilkan sampel saat Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling lainnya, digoreskan satu maka mineral dengan yang diradiasi dengan sinar-X (PANalytical, 2009). Metode XRF secara luas digunakan untuk menentukan komposisi unsur suatu tergores adalah mineral yang relatif 6 material. Karena metode ini cepat dan stabil, elektron dari kulit luar pindah ke tidak merusak sampel, metode ini dipilih kulit yang lebih dalam dan proses ini untuk aplikasi di lapangan dan industri menghasilkan energi sinar-X yang tertentu untuk kontrol material. Tergantung pada dan berbeda antara dua energi ikatan pada penggunaannya, XRF dapat dihasilkan kulit tersebut. Emisi sinar-X dihasilkan tidak hanya oleh sinar-X tetapi juga dari sumber eksitasi primer yang lain seperti Fluorescence (XRF). Proses deteksi dan partikel alfa, proton atau sumber elektron analisa emisi sinar-X disebut analisa XRF. dengan energi yang tinggi (Viklund, Pada umumnya kulit K dan L terlibat pada 2008). deteksi XRF. Sehingga sering terdapat proses yang disebut X Ray istilah Kα dan Kβ serta Lα dan Lβ pada Prinsip kerja XRF Apabila terjadi eksitasi sinar-X primer yang berasal dari tabung X ray atau sumber radioaktif mengenai sampel, sinarX dapat diabsorpsi atau dihamburkan oleh XRF. Jenis spektrum X ray dari sampel yang diradiasi puncak-puncak akan pada menggambarkan intensitas yang berbeda (Viklund, 2008). material. Proses dimana sinar-X diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer energinya pada elektron yang terdapat pada kulit yang lebih dalam disebut efek fotolistrik. Selama proses ini, bila sinar-X primer memiliki cukup energi, elektron pindah dari kulit yang di dalam menimbulkan kekosongan. Kekosongan Gambar 1Prinsip pengukuran dengan menggunaan XRF (Gosseau, 2009). ini menghasilkan keadaan atom yang tidak stabil. Apabila atom kembali pada keadaan 7