5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No
1
Penelitian sebelumnya
Pembahasan
Marketing Communication and Brand Dalam
penelitian
tersebut
Awareness. Tulasi, Dominikus. (2012).
dipaparkan
bahwa
dengan
Jurnal Humaniora, pp. 215-222.
melakukan marketing komunikasi
akan
sangat
mempengaruhi
kesadaran akan brand dari suatu
produk atau perusahaan dan
apabila segala aspek yang
mendukung sudah terpenuhi,
maka hasil yang ingin dicapai
akan diperoleh dengan lebih
mudah.
Pembahasan
yang
dilakukan
dalam
penelitian
tersebut
membahas
tentang
besarnya
nilai
dari
brand
awareness bagi suatu organisasi,
dalam penelitiannya disebutkan
bahwa untuk mempertahankan
suatu brand awareness dari
sebuah universitas diperlukan
untuk menjaga dan meningkatkan
ketertarikan para mahasiswa dan
calon mahasiswa yang akan
mendaftar di universitas tersebut.
Hubungan antara jurnal dengan
penelitian yang peneliti lakukan
adalah penelitian yang dilakukan
sama – sama memiliki tujuan
yaitu, untuk meningkatkan brand
awareness dari suatu brand atau
perusahaan untuk juga
meningkatkan ketertarikan dan
penambahan penjualan kepada
masyarakat.
5
6
No
Penelitian sebelumnya
Pembahasan
2
The Effect of Service Marketing Mix Elements
on Customer-Based Brand Equity: An
Imperial Study on Mobile Telecom Service
Recipient in Jordan. Al-Dmour, Hani; AlZu'bi, Zu'bi M F; Kakeesh, Dana. (2013).
International Journal of Business and
Management. Proquest E-journal Binus
University
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mempelajari pengaruh
unsur bauran pemasaran pada
merek produk bidang jasa. Hal ini
juga bertujuan untuk mengetahui
pengaruh unsur-unsur tersebut
terhadap konsumen atau pasar
yang
dituju.
Peneliti
juga
menganalisis data yang diperoleh
dari kuesioner mengungkapkan
bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari elemen bauran
pemasaran jasa terhadap ekuitas
merek
berbasis
pelanggan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengenalan merek, merupakan
aset berharga untuk sektor jasa,
terutama bagi manajer pemasaran
untuk menilai hasil dari upaya
mereka dengan mendapatkan
umpan balik dari pelanggan untuk
mendiagnosis masalah yang dapat
muncul dalam layanan yang
disediakan.
3
The impact of Marketing Communication and
Price Promotion on Brand Equity. VillarejoRamos, Angel F; Sánchez-Franco, Manuel J.
(2005). Proquest E-journal Binus University
Penelitian
ini
menunjukkan
dampak
dari
komunikasi
pemasaran dan promosi suatu
produk ditentukan oleh ekuitas
merek.
Tinjauan
teoritis
mendukung menerapkan teknik
analisis berdasarkan persamaan
model
struktural
untuk
mengkonfirmasi secara empiris
hubungan
antara
upaya
komunikasi
pemasaran
dan
dimensi ekuitas merek: persepsi
kualitas,
loyalitas
merek,
kesadaran merek dan citra merek.
Model pengukuran ini diverifikasi
pada kelompok sampel keluarga
yang membeli barang tahan lama
7
No
Penelitian sebelumnya
Pembahasan
(yang diteliti oleh peneliti adalah
produk mesin cuci, karena peneliti
menganggap bahwa produk mesin
cuci adalah produk yang akan
digunakan dalam jangka waktu
yang panjang).
4
A Critical Analisys on Advertising Bank
Products and Serivce in Ghana. Bashiru,
Shani; Bunyaminu, Alhassan. (2013).
International Journal of Marketing Studies.
Proquest E-journal Binus University
Studi ini meneliti fakta bahwa
iklan telah menjabat sebagai alat
bauran promosi yang dominan di
sektor perbankan di Ghana.
Ketergantungan terus menerus
pada iklan oleh lembaga keuangan
menunjukkan tingkat kepercayaan
yang cukup di dalamnya sebagai
alat komunikasi. Penggunaan
langkah-langkah
lain
untuk
menciptakan
kesadaran
dan
menarik pelanggan dalam jasa
keuangan telah digunakan sampai
batas tertentu. Lebih sering, upaya
untuk membangkitkan minat dan
menginspirasi konsumen untuk
merendahkan suatu produk atau
jasa
di
lembaga-lembaga
keuangan telah melihat organisasi
menempel ke iklan dengan cara
lain mempengaruhi keputusan
pelanggan yang menguntungkan
yang
dibuang.
Karya
ini
mengeksplorasi cara-cara lain
memenangkan
pelanggan
membeli dalam dilihat dari segi
perbandingan dengan iklan. Data
dianalisis berdasarkan tujuan
penelitian. Tujuan utamanya
adalah untuk memastikan sejauh
mana
iklan
mengarah
ke
patronase produk dan jasa bank.
Teknik kuantitatif yang digunakan
untuk mencapai pemahaman
kuantitatif ke tingkat dampak
8
No
5
Penelitian sebelumnya
Chain Marketer Build Brand Awareness Via
Internet. Horward, Theresa. (1996). Nation’s
restaurant News 30,.50 ,8,14
Pembahasan
iklan pada pengambilan keputusan
pelanggan di sektor perbankan.
Menemukan cara untuk
mengukur dampak iklan pada '
Net , pemasar menemukan bahwa
kehadiran hanya di World Wide
Web membantu menciptakan
brand awareness
Dalam setiap penelitian yang dilakukan, diperlukan beberapa teori – teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian tersebut. Teori – teori tersebut terbagi
menjadi dua, yaitu teori umum dan teori khusus. Berikut ini adalah definisi dari teori
komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini :
2.2
Teori Umum
2.2.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk saling mengerti
satu sama lain, meskipun komunikasi tersebut dapat menimbulkan
kesalahpahaman atau salah mengartikan. Untuk itu diperlukan pengertian
dasar akan proses dan fungsi teori dalam komunikasi (West dan Turner,
2007: 3-4).
Komunikasi adalah hal yang menantang, karena dalam prosesnya,
komunikasi memerlukan keahlian khusus agar orang lain yang diajak bicara
dapat mengerti aka nisi pesan yang kita sampaikan (Miller, 2005: 3).
Definisi komunikasi dapat dikategorikan dalam tiga konseptual yaitu:
(1) Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah, yaitu suatu pemahaman
komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga)
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap
muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah,
radio, atau televisi. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan
yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan
komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau
membujuk untuk melakukan sesuatu. (2) Komunikasi Sebagai Interaksi,
9
dalam pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebabakibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian (Mulyana, 2007: 67),.
Komunikasi adalah suatu transaksi, dimana terjadi sebuah proses
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan,
(1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran
informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4)
berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2010: 19).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses terjadinya pertukaran informasi antar
individu yang dapat dilakukan searah dan dua arah. Komunikasi yang
dilakukan secara searah tidak mengharapkan adanya balasan dari si penerima
pesan sedangkan, komunikasi yang dilakukan dua arah mengharapkan adanya
hubungan timbal balik antar pengirim dan penerima pesan. Jadi, komunikasi
yang dilakukan baik searah maupun dua arah bertujuan untuk mempengaruhi
perilaku pihak penerima pesan tersebut sesuai dengan apa yang menjadi
kehendak dari si pengirim pesan melalui pesan yang disampaikannya.
2.2.2 Unsur-Unsur Proses Komunikasi
Aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen berikut ini (Shimp,
2003: 163-165):
a. Sumber
Sumber (source) atau pengirim adalah orang atau kelompok orang
(misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana
penjualan) untuk disampaikan kepada orang atau kelompok orang yang
lain.
b. Penerjemahan
Encoding adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentuk
bentuk simbolis untuk membantu komunikan menerima maksud dalam
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
10
c. Pesan
Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang
pengirim yang memiliki tujuan atau maksud yang ingin disampaikan
kepada komunikan.
d. Saluran
Saluran penyampaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang
dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak
penerima pesan agar komunikasi efektif yang diharapkan dapat tercipta
dengan baik.
e. Penerima
Penerima (receiver) adalah orang atau kelompok orang yang menerima
pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan, sehingga apa yang ingin
disampaikan oleh pengirim dapat diterima oleh penerima pesan.
f. Interpretasi
Decoding melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak penerima dalam
menginterpretasi atau mengartikan pesan.
g. Gangguan
Gangguan atau distorsi adalah stimulus – stimulus eksternal yang
mengganggu penerima dalam menerima pesan dalam bentuk murni dan
orisinil.
h. Umpan Balik
Umpan balik (feedback), memungkinkan sumber pesan memonitor
seberapa akurat pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan
akurat.
Komunikasi terdiri dari lima unsur (Cangara, 2004: 21), yaitu:
1.
Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator
atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
11
2.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Isi pesan bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam istilah
asing pesan diterjemahkan dengan kata message, content atau
information.
3.
Media
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Saluran atau media komunikasi terbagi atas media
massa dan media nir-massa. Nir-massa merupakan komunikasi tatap
muka sedangkan media massa menggunakan saluran yang berfungsi
sebagai alat yang dapat menyampaikan pesan secara massal.
4.
Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau negara.
5.
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat
penerimaan pesan. Komunikasi bergantung pada kemampuan kita
untuk saling mengerti satu sama lain, meskipun komunikasi tersebut
dapat menimbulkan kesalahpahaman atau salah mengartikan. Untuk itu
diperlukan pengertian dasar akan proses dan fungsi teori dalam
komunikasi (West dan Turner, 2007: 3-4).
2.2.3 Saluran Komunikasi
Komunikator kini harus memilih saluran komunikasi. Ada dua jenis
saluran komunikasi: berawak (personal) dan tanpa awak (nonpersonal)
(Machfoedz, 2010: 6).
12
a.
Saluran Komunikasi Langsung
Dalam saluran komunikasi langsung, dua atau lebih orang saling
berkomunikasi secara langsung. Komunikasi dapat berupa tatap muka,
melalui telepon, atau melalui surat. Saluran komunikasi langsung
merupakan saluran yang efektif karena memungkinkan untuk berbicara
dan memberikan umpan balik secara langsung.
b.
Saluran Komunikasi Tidak Langsung
Saluran promosi tidak langsung adalah media pembawa pesan tanpa
kontak pribadi maupun umpan balik. Saluran ini meliputi:
1.
Media
Media umum meliputi media cetak, seperti surat kabar dan majalah;
media siaran, seperti radio dan televisi; dan media pamer, seperti
papan reklame, simbol dan poster.
2.
Suasana
Suasana ialah lingkungan yang didesain agar menciptakan atau
memperkuat kecenderungan konsumen untuk membeli suatu produk.
Karena
itu,
bangunan
sebuah
bank
didesain
untuk
mengkomunikasikan rasa kepercayaan dan karakteristik yang dapat
dinilai meyakinkan oleh nasabah.
3.
Peristiwa (events)
Peristiwa (events) adalah pertunjukan yang ditampilkan untuk
mengkomunikasikan pesan kepada khalayak sasaran. Misalnya,
departemen hubungan masyarakat mengatur konferensi pers,
penyelenggaraan pertunjukan dan pameran, serta berbagai event lain.
2.2.4 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran inti terdiri dari (Subagyo, 2010: 6):
1.
Konsep Produksi
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya menciptakan
efesiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi massal. Dengan
demikian, fokus utama konsep ini adalah distribusi dan harga.
13
2.
Konsep Produk
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya penciptaan
produk superior dan penyempurnaan kualitasnya. Jadi, fokus
utamanya adalah pada aspek produk.
3.
Konsep Penjualan
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi
dan penjualan yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa
konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah
banyak, jika mereka tidak di yakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk.
4.
Konsep Penawaran
Berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi
terletak
pada
kemampuan
organisasi
dalam
menciptakan,
memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar
sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pesaing.
2.2.4.1 Komunikasi Pemasaran
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan
menghasilkan kajian baru yang disebut marketing communication
(komunikasi pemasaran). Menyatakan bahwa komunikasi pemasaran
adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik – teknik
komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada
orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu
terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan
penggunaan
jasa
atau
pembelian
produk
yang
ditawarkan
(Soemanagara, 2006: 4).
Komunikasi pemasaran merupakan presentasi gabungan dari
semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi
terjadinya
pertukaran
dengan
menciptakan
suatu
arti
yang
disebarluaskan kepada pelanggan (Shimp, 2003: 4). Komunikasi
pemasaran
adalah
sarana
dimana
perusahaan
berusaha
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen tentang
produk dan merek yang dijual. Atau dengan kata lain komunikasi
14
pemasaran merupakan sarana perusahaan agar dapat berdialog dan
membangun hubungan dengan konsumen (Kotler & Keller, 2009:
172).
2.3
Teori Khusus
2.3.1 Bauran Komunikasi Pemasaran Terpadu
Peneliti memfokuskan penelitian dengan menggunakan model
komunikasi pemasaran terpadu yang mengarah pada bauran promosi demi
tercapainya tujuan penelitian. Berbagai unsur komunikasi pemasaran dapat
dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini (Hermawan, 2012: 54-56 & 64-65):
Periklanan
Promosi
Penjualan
Kesadaran
Merek
Acara &
Pengalaman
Hubungan
Masyarakat
& Publisitas
Program
Komunikasi
Pemasaran
Ekuitas
Merek
Citra
Merek
Respon
Merek
Penjualan
Personal
Hubungan
Merek
Pemasaran
Langsung
Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Sumber : Agus Hermawan (2012: 55)
a.
Periklanan
Iklan merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik
secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang
dan juga mempercepat quick sales. Selain itu iklan juga bersifat baku dan
15
dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatis
dari iklan yang telah ditayangkan (Hermawan, 2012: 54-56 & 64-65).
Namun iklan hanya dapat membawa pesan secara monolog (komunikasi
satu arah). Karakteristik dari periklanan antara lain:
1.
Dapat mencapai konsumen yang terpencar secara geografis
2.
Dapat mengulang pesan berkali-kali
3.
Bersifat impersonal, dan komunikasi satu arah
4.
Dapat sangat mahal untuk beberapa jenis media
b. Promosi Penjualan
Menyatakan bahwa promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran
yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan,
distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan
penjualan. Contoh promosi penjualan adalah pemberian potongan harga
(diskon) atau undian berhadiah (Morissan, 2010: 25).
Promosi penjualan berfungsi sebagai sarana komunikasi, di mana
alat promosi ini merupakan sarana untuk menarik perhatian dan
memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen ke produk.
Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan
juga dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang
ditawarkan (Hermawan, 2012: 54-56 & 64-65). Karakteristik dari promosi
penjualan antara lain:
1.
Menggunakan berbagai cara pendekatan
2.
Menarik perhatian pelanggan
3.
Menawarkan kekuatan dari insentif untuk membeli
4.
Mengundang dan cepat memberikan penghargaan atas respons
konsumen
5.
Efeknya hanya berjangka pendek.
c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Humas yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian. Humas pada intinya senantiasa
16
berkenalan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan,
dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu
dampak yakni perubahan yang positif (Morissan, 2010: 2).
Alat promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika
memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukkan unsur penjualan,
sehingga hanya berfungsi sebagai pemberi informasi. Hubungan
masyarakat dan publisitas juga dapat memperoleh efek dramatis seperti
yang terjadi pada iklan (Hermawan, 2012: 54-56 & 64-65). Karakteristik
dari hubungan masyarakat dan publisitas antara lain:
1.
Sangat terpercaya
2.
Bisa meraih orang yang menghindari tenaga penjualan dan periklanan
3.
Dapat mendramatisasi perusahaan dan produk
4.
Sangat berguna
5.
Efektif dan ekonomis.
d. Penjualan Personal
Penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai karakteristik
yang sangat berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik
itu menyebabkan penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai
keunggulan – keunggulan tertentu dibandingkan dengan alat promosi
lainnya. Adapun keunggulan – keunggulan penjualan tatap muka
(personal selling) dalam Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran
(Sutisna, 2002: 315) sebagai berikut :
1.
Penjualan tatap muka (personal selling) melibatkan komunikasi
langsung dengan konsumen (face to face).
2.
Pesan dari penjualan tatap muka (personal selling) lebih bisa
membujuk daripada periklanan publisitas di media massa.
3.
Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus
memperhatikan pesan yang disampaikan oleh wiraniaga.
4.
Bagi wiraniaga yang berkomunikasi dengan satu konsumen potensial
pada satu waktu, dia dapat merancang pesan secara berbeda pada
setiap konsumen potensial yang didatanginya.
17
5.
Dalam penjualan tatap muka (personal selling) proses alur
komunikasi terjadi dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa
bertanya mengenai produk kepada wiraniaga.
6.
Wiraniaga juga bisa menerima umpan balik secara langsung dari
konsumen potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan atau
komunikasi non variabel seperti mengangkat bahu atau menguap.
7.
Wiraniaga dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai
karakteristik produk, yang tidak mungkin disampaikan iklan di media
elektronik dan media cetak.
8.
Wiraniaga dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan
tampilan audio visual untuk memperoleh perhatian penuh dari
konsumen potensial.
Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka (personal
selling) juga mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi
lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka ( personal selling)
adalah :
1.
Komunikasi terjadi daripada sekelompok kecil konsumen potensial.
Akibatnya pelaksanaan penjualan tatap muka (personal selling)
menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontak dengan
konsumen.
2.
Image yang negatif terhadap wiraniaga, sehingga cenderung untuk
menghindar apabila didatangi oleh penjual.
e.
Pemasaran Langsung
Pemasaran
langsung
atau
direct
marketing
adalah
usaha
perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan
calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan
dan/atau transaksi penjualan. Perlu ditegaskan di sini bahwa pemasaran
langsung bukanlah sekedar kegiatan mengirim surat (direct mail) dan
mengirim katalog perusahaan (mail-order catalogs) kepada pelanggan
atau calon pelanggan. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas
termasuk pengelolaan database (database management), penjualan
langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan langsung
18
dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat
langsung kepada pelanggan dan calon pelanggan atau melalui internet,
media cetak, dan media penyiaran (Morissan, 2010: 22).
Alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik.
Namun pesan yang disampaikan melalui pemasaran langsung dapat
disesuaikan dengan karakter dan respons konsumen yang dituju serta dapat
diperbaharui secara tepat pula (Hermawan, 2012: 54-56 & 64-65).
Karakteristik dari pemasaran langsung antara lain:
1.
Bentuknya
yang
beragam
mencerminkan
empat
subkarakter:
nonpublic, segera, seragam, dan interaktif
2.
Sangat tepat untuk pasar sasaran tertentu yang dituju.
f. Acara dan Pengalaman
Sebagaimana diketahui hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa
seseorang memperoleh pengetahuannya 75% dari penginderaan secara
visual, 13% secara auditif, dan 12% melalui indera lainnya. Hal ini
merupakan suatu bukti bahwa event seperti pameran berdampak luas bagi
pengunjung maupun peserta pameran, karena dengan mengikuti pameran,
mereka akan menemukan banyak hal yang dapat dilihat secara langsung
sehingga pengetahuannya akan suatu produk atau perusahaan menjadi
bertambah (Evelina, 2007: 6).
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah
merek adalah dengan mengajak pelanggan dan pelanggan potensial untuk
terlibat dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan (Hermawan,
2012: 54-56 & 64-65). Bagi 41 marketing manager dari berbagai
perusahaan di Jakarta penggunaan pemasaran acara (event marketing)
ternyata bukanlah hal baru. Sembilan puluh lima persen perusahaan telah
menggunakan pemasaran acara dan 78% dari jumlah tersebut mengatakan
bahwa pemasaran acara dinilai efektif dalam kegiatan pemasaran.
Karakteristik dari acara dan pengalaman antara lain:
1.
Merupakan dukungan untuk pendekatan individu dan public.
2.
Berorientasi pada pencapaian pasar sasaran yang terbatas namun
efektif.
19
2.4
Brand
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama,
tanda, istilah, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual
dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian,
sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu
mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan
kebutuhan yang sama (Kotler, 2007: 332).
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal
tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual
dan untuk membedakannya dari p roduk pesaing (Budiman, 2004: 2).
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari
hal-hal tersebut. Konsumen akan merasa senang dengan pilihan yang dibuat oleh
sebuah produk sehingga tertarik untuk membeli dan menggunakannya tergantung
dari apakah merek yang dikenal baik atau tidak. Sebuah merek yang baik akan selalu
berada dalam benak konsumen sehingga membuat konsumen selalu teringat merek
tersebut ketika hendak membutuhkan sebuah produk. Merek mempunyai peranan
yang penting untuk mengidentifikasikan sebuah produk, pengertian yang salah dari
konsumen terhadap sebuah merek akan berakibat fatal dan menyebabkan konsumen
tidak dapat menangk ap nilai dan tujuan dari merek yang ada (Rangkuti, 2004: 2).
Dari pendapat beberapa ahli di atas, penulis berpendapat bahwa merek adalah
gabungan simbol, nama, dan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu
produk / jasa serta membedakan produk / jasa tersebut dengan produk / jasa pesaing
yang lain.
2.4.1 Manfaat Brand
Manfaat brand bagi konsumen (Tjiptono, 2005: 21), yaitu:
1.
Kemudahan dalam mengidentifikasikan produk yang dibutuhkan atau
dicari oleh konsumen dan dapat memberikan makna bagi produk
2.
Penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang dan loyalitas
3.
Memberikan
jaminan
bagi
konsumen
bahwa
mereka
bisa
mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada
waktu dan tempat berbeda
4.
Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan merek
20
yang telah digunakan atau dikonsumsi
5.
Kepuasan terkait dengan daya tarik merek logo dan komunikasinya
2.4.2 Brand Awareness
Brand awareness merupakan kemampuan seorang konsumen untuk
mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah
dirangsang dengan kata-kata kunci (Rangkuti, 2004: 243).
Chiu, Kevin Kuan-Shun., Ru-Jen Lin, Maxwell K Hsu, Li-Hua
Huang (2010: 112) mendefinisikan brand awareness sebagai tingkat dasar
pengetahuan merek yang melibatkan pengakuan merek dan dapat dianggap
sebagai kemampuan konsumen untuk mengenali sebuah merek dalam suatu
kelompok produk atau jasa dalam rincian yang memadai untuk melakukan
pembelian.
Brand awareness sebagai kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk tertentu (Durianto, 2004: 54).
Berdasarkan
beberapa
pendapat
para
ahli
di
atas,
penulis
menyimpulkan bahwa brand awareness adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen mengenai suatu merek sehingga memudahkan perusahaan untuk
membuat konsumen untuk mengingat merek tersebut kembali.
2.4.3 Tingkatan Brand Awareness
Tingkatan-tingkatan dari piramida brand awareness (kesadaran merek)
dapat dijelaskan sebagai berikut (Budiman, 2004: 6), yaitu:
21
Top of
Mind
Brand
Recall
Brand
Recognition
Unaware of
Brand
Gambar 2.2 Tingkatan Kesadaran Merek
Sumber: Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004: 6)
Tingkatan-tingkatan dari tiap level piramida brand awareness
(kesadaran merek) dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
1.
Puncak pikiran (top of mind)
Top of mind adalah merek yang pertama kali diingat oleh konsumen atau
pertama kali disebut ketika konsumen ditanya tentang suatu produk
tertentu. Top of mind menggunakan single response question yang
artinya konsumen hanya boleh memberikan satu jawaban untuk
pertanyaan.
2.
Mengingat kembali merek (brand recall)
Brand recall adalah pengingat kembali merek yang dicerminkan dengan
merek lain yang diingat oleh konsumen setelah konsumen menyebutkan
merek pertama. Brand recall menggunakan multi response questions
yang artinya konsumen memberikan jawaban tanpa bantuan.
3.
Pengenalan merek (brand recognition)
Brand recognition adalah pengenalan merek dimana tingkat kesadaran
konsumen terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan dengan
menyebutkan ciri-ciri dari produk tersebut. Tingkat minimal dari
kesadaran merek, konsumen dapat mengenali suatu merek setelah
peneliti menyebutkan merek tersebut. Pertanyaan diajukan untuk
22
mengetahui berapa banyak konsumen yang perlu diingatkan tentang
keberadaan merek tersebut.
4.
Tidak menyadari merek (Unaware of brand)
Unaware of brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu
merek.
2.4.4 Nilai-Nilai Brand Awareness
Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami
dengan
mengkaji
bagaimana
brand
awareness
(kesadaran
merek)
menciptakan nilai (Budiman, 2004: 6). Nilai-nilai tersebut adalah:
1.
Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain
Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi melekat
pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat
tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh
pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut.
2.
Familiar / rasa suka
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab
dengan merek kita, dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi
terhadap merek yang kita pasarkan. “Tak kenal maka tak sayang”
merupakan ungkapan yang tepat unutk situasi ini.
3.
Substansi / komitmen
Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmeen, dan inti
yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas
merek tinggi, kehaditan merek ini akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah
merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Diiklankan secara luas
b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu
c. Jangkauan distribusi yang luas
d. Merek tersebut dikelola dengan baik
23
Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran merek
akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian.
4.
Mempertimbangkan merek
Proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam
suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana
yang akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai
pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam
ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak
konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan
konsumen adalah yang disukai atau positif atau dibenci atau negatif.
2.4.5 Cara Mencapai Brand Awareness
Brand awareness (kesadaran merek) dapat dicapai dan diperbaiki,
dapat ditempuh beberapa cara berikut (Durianto, Sugiarto dan Sitinjak, 2001:
57) :
1.
Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai
slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih
mudah mengingatnya.
2.
Melakukan
pengulangan
untuk
mengingat
pengingatan
karena
membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
3.
Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat
pelanggan.
4.
Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik.
5.
Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.
24
2.5
Kerangka Pemikiran
PT. Golden Brilliant
Model komunikasi Pemasaran
Terpadu
1. Periklanan
2. Promosi penjualan
3. Hubungan masyarakat
4. Internet marketing
5. Pemasaran langsung
6. Penjualan Personal
7. Event
Meningkatkan brand
Awareness
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diatas sesuai dengan tujuan penelitian yang diadakan
oleh peneliti yang dilakukan pada perusahaan Golden Brilliant, yaitu melalui
kegiatan komunikasi pemasaran terpadu dapat meningkatkan Brand Awareness
produk Germany Brilliant serta produk yang ada dapat dikenal oleh masyarakat
secara lebih luas dan pada akhirnya akan meningkatkan awareness masyarakat
terhadap produk tersebut.
Download