Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Salah satu fungsi perusahaan yang pentingbagi keberhasilan suau usaha perusahaan
dalam mencapai dalam mencapai tujuannya adalah kondisi manajemen keuangan.Oleh
karena itu perusahaan harus memberi perhatian khusus terhadap kemajuan keuangannya
demi mencapai tujuan perusaaan.
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan
dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi.secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana dengan tujuan untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara
efisien dan memaksimumkan nilai perusahaan.Berikut ini terdapat pendapat yang
dikemukakan oleh bebrapa ahli mengenai pengertian dari manajemen keuangan tersebut.
Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2012:3) adalah sebagai berikut.
“Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan
dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien”
Sedangkan menurut Horne & Wachowicz (2012:2) yang diterjemahkan oleh
Mubarakah, manajemen keuangan adalah:
“Manajemen keungan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan dan manajemen
aset degan didasari beberapatujuan umum”
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen keuangan
adalah segala aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan dan
manajemenaset dengan didasari beberapa tujuan umum yang sesuai dengan tujuan
perusahaan secara menyeluruh.
8
2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana
memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untukmencapai tujuan perusahaan.
Dari definisi tersebut menurut Sutrisno (2012:5) fungsi manajemen keuangan terdiri dari
tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
a) Keputusan Investasi (Investment Decision) adalah masalah bagaimana manager
keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang
akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk,
macam dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan
menunjang keuntungan dimasa depan.
b) Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan sering disebut sebagai kebijakan struktural modal. Pada
keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya.
c) Keputusan Dividen(Dividen Decision)
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan : 1. Besarnya presentase laba yang dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk (cash dividend); 2. Stabilitas dividen yang
dibagikan; 3. Dividen saham (stock dividend); 4. Pemecahan saham (stock split);
5. Penarikan kembali saham yang beredar, semua ditujukan untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.
2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana, menggunakan dana, dan
mengelola aset secara efisien membutuhkan tujuan dan sasaran. Dimana menurut
Kamaludin (2011:3) tujuan manajemen keuangan adalah :
“Memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham”
Sedangkan menurut Sutrisno (2012:4) tujuan utama manajemen keuangan yaitu :
“Meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik”
9
Berdasarkan tujuan manajemen keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan
kekayaan pemegang saham dalam jangka panjang, yang diukur dari harga saham
perusahaan.
2.2
Investasi
2.2.1 Pengertian Investasi
Menurut Jogiyanto (2012), investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Dengan adanya
aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva
yang produktif tersebut akan meningkatkan utiliti total. Definisi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, investasi diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan untuk membeli barang atau sekuritas dengan tujuan untuk menambah nilai
suatu asset, dimasa yang akan datang. Menurut Sunariyah (2011:4) definisi investasi
yaitu :
“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa
yang akan datang.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu komitmen
atas sejumlah dana atau sebagai penundaan konsumsi selama periode waktu tertentu
untuk mendapatkan sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.
2.2.2 Jenis Investasi
Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2011:4) investasi dalam arti luas
terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1. investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset) berupa aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
10
2. investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat-surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai
oleh entitas. Pemilihan aktiva financial dalam rangka investasi pada sebuah
entitas dapat dilakukan dengan dua cara :
a) investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go
public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividen dan capital gain.
b) investasi tidak langsung (indirect investment)
investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang dimiliki
diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company)
yang berfungsi sebagai perantara.
2.3 Pasar Modal
2.3.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2014:4) pngertian pasar modal secara umum adalah suatu
sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamya adalah bank-bank komersial
dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung)
yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya
dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995:
”Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Dapat disimpulkan pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan)dengan
memperjualbelikan sekuritas bank dalam bentuk hutang (obligasi), modal (saham)
maupun jenis surat berharga lainnya melalui jasa perantara pedagang efek.
11
2.4 Saham
2.4.1 Pengertian Saham
Menurut Fahmi & Hadi (2011:7) saham adalah :
a)
tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
b)
kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya
c)
Persediaan yang siap untuk dijual
Dapat disimpulkan saham merupakan surat buktitanda kepemilikan suatu
perusahaanyang didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangya.
2.4.2 Harga Saham
Menurut Sunariyah (2011:180) definisi harga saham atau harga pasar saham
sebagai berikut:
“Harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal.”
Harga saham terbentuk dari interaksi kinerja perusahaan dengan situasi pasar yang
terjadi dipasar sekunder. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham yaitu
nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan atau emiten yang ditentukan secara
lelang yang terjadi di pasar sekunder (bursa efek)
2.4.2 Jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di
masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011:6), ada beberapa jenis saham
yaitu:
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau kalim, maka saham terbagi
atas:
a) Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
12
b) Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti ini yang dikehendaki oleh investor.
a) Dilihat dari cara peralihannya, saham dibedakan menjadi :
a) Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke
investor lain.
b) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis
dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannyaharus
melalui prosedur tertentu.
b) Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikategorikan
menjadi:
a) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b) Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c) Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu
terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang
tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.
d) Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memungkinkan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
e) Saham sklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum.
13
2.5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2.5.1 Pengertian IHSG
IHSG atau kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan atau dalam sebutan
Bahasa Inggris biasa dikenal dengan Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX composite
adalah salah satu bentuk pasar saham di Indonesia yangdipergunakan Bursa Efek
Indonesia (Dulunya bernama Bursa Efek Jakarta).IHSG merupakan indeks saham yang
terus berkembang setiap hari karena IHSG merupakan bursa saham yang terus berputar
dan terpusat di Jakarta.
IHSG pertama kali menggelar perdagangan sahamnya pada tanggal 1 April 1983.
Menurut Sunariyah (2011:147) definisi IHSG yaitu :
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukan pergerakan harga saham
secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan
dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan dipasar modal. IHSG ini bisa
untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami
kenaikan atau penurunan. Indeks harga ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat
di bursa.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Pada dasarnya indeks harga saham mengalami pergerakan tiap waktunya mulai
dari pembukaan hingga pada penutupan dilantai bursa. Indeks tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Indeks harga saham merupakan angka yang menggambarkan harga
saham dimana harga saham tersebut lahir dari permintaan dan penawaran terhadap
saham yang terdapat di bursa saham.
Menurut Wira (2014) tinggi rendahnya harga saham perusahaan di pasar modal
ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan akan saham perusahaan yang bersangkutan.
Semakin besar permintaan dengan asumsi penawaran tetap, maka semakin tinggi harga
saham tersebut. Sebaliknya jika penawaran tinggi karena banyak investor yang menjual
saham yang dimilikinya, maka akan menyebabkan turunnya harga saham. Terdapat dua
faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal yakni faktor fundamental mencakup perkembangan ekonomi
dan politik. Beberapa bentuk faktor fundamental antara lain angka pertumbuhan
14
ekonomi, tingkat suku bunga yang mempengaruhi kegiatan investasi, gross domestic
product (GDP), stabilitas politik dan ekonomi yang menyangkut moneter, perpajakan,
infrastruktur serta teknologi informasi. Selain faktor eksternal, terdapat faktor internal
yang juga turut mempengaruhi harga saham, seperti laba perusahaan, pendapatan, aliran
arus kas, serta indikator rasio-rasio keuangan yang sering digunakan oleh para analis
untuk mengukur rencana keuangan perusahaan.
Berdasarkan faktor –faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yang
telah dikemukakan diatas terdapat kesamaan, yang masing-masing merujuk bahwa harga
saham dipengaruhi oleh banyak faktor yang bisa datang dari dalam seperti kondisi
perusahaan dan iklim perekonomian nasional ataupun dari luar berupa kondisi
perekonomian ataupun pasar modal internasional lainnya atau bahkan pengaruh yang
sifatnya irasional.
2.6 Nilai Tukar
2.6.1 Pengertian Nilai Tukar
Menurut Peraturan Mentri Keuangan No 114/PMK.04/2007 Pasal 1 yang dimaksud
dengan nilai tukar adalah
“Harga mata uang rupiah terhadap mata uang asing.”
Menurut Sukirno (2011) nilai tukar adalah “Kurs menunjukan harga atau nilai
mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.”
2.6.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai kurs biasanya merupakan akibat
interaksi antara beberapa faktor simultan, dengan mengansumsikan faktor lain yang
tetap. Menurut Jeff Madura (2012:107) terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi
penawaran dan permintaan uang antara lain :
1. Relative inflation rate
Change in relative inflation can effect international trade activity which
influencies the demand and supply of currencies and therefore influences the
demand and supply currencies therefore influences exchange rate
15
2. Relative interest rate
Change in relative rate effect investment in foreign securities, which influences
the demand and supply currencies therefore influence exchange rate.
3. Relative income level
Changing income level can also affect exchange rate indirectly through effects
on interest rates. When thin effect is considered, the impact maf differ from the
theory presented here, as will be explained shortly.
4. Governement control
The governement of foreign countries influences the equilibrum exchange rate
in many ways include: the imposition of foreign exchange barries, the exposure
of foreign exchange barrier, intervening (buying and selling currencies) in the
foreign exchange market and affecting macro variables such inflation, interest
rate and income level.
5. Expectation
Like other financial market foreign exchange market react to any news that may
have future affect.
Faktor penyebab perubahan nilai tukar :
1. Faktor penyebab nilai tukar secara langsung
Secara langsung permintaan dan penawaran valas akan dipengaruhi oleh faktorfaktor berikut :
a) permintaan valas akan ditentukan oleh impor barang dan jasa yang memerlukan
dolar atau valas lainnya dan ekspor modal dari dalam ke luar negeri.
b) Penawaran valas akan ditentukan oleh ekspor barang dan jasa yang
menghasilkan dollar atau valas lainnya dan impor modal dari luar negeri
kedalam negeri.
16
2. Faktor penyebab nilai tukar secara tidak langsung
Adapun secara tidak langsung permintaan dan penawaran valas akan dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut.
a) Posisi neraca pembayaran
Saldo neraca pembayaran memiliki konsekuensi terhadap nilai tukar rupiah.
Jika saldo neraca pembayaran defisit, permintaan terhadap valas akan
meningkat. Hal ini menyebabkan nilai tukar melemah (terdepresiasi).
Sebaliknya jika saldo neraca pembayaran surplus, permintaan terhadap valas
akan menurun, dan hal ini menyebabkan nilai rupiah menguat (terapresiasi)
b) Tingkat inflasi
Dengan asumsi faktor-faktor lainnya tetap (ceteris paribus), kenaikan tingkat
harga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Sesuai dengan
teori paritas daya beli (purchasing power parity) atau PPP, yang menjelaskan
bahwa pergerakan kurs antara mata uang dua negara bersumber dari tingkat
harga dikedua negara itu sendiri. Dengan demikian, menurut teori ini
penurunan daya beli mata uang (yang ditujukan oleh kenaikan harga di negara
yang bersangkutan) akan diikuti dengan depresiasi mata uang secara
proporsional dalam pasar valuta asing. Sebaliknya, kenaikan daya beli mata
uang domestik (misalnya rupiah) akan mengakibatkan apresiasi (penguatan
mata uang) secara proporsional.
c) Tingkat bunga
Dengan asumsi ceteris paribus adanya kenaikan suku bunga dari simpanan
suatu mata uang domestik, akan menyebabkan mata uang domestik itu
mengalami apresiasi (penguatan) terhadap nilai mata uang negara lain. Hal ini
mudah dipahami karena meningkatkan suku bunga deposito, misalnya orang
yang menyimpan asetnya di lembaga perbankan dalam bentuk rupiah akan
mendapatkan pendapatan bunga yang lebih besar sehingga menyebabkan nilai
rupiah terapresiasi.
d) Tingkat pendapatan nasional
Seperti halnya tingkat bunga, tingkat pendapatan nasional hanya akan
mempengaruhi nilai tukar melalui nilai tukar melalui tingkat permintaan dolar
atau valas lainnya. Kenaikan pendapatan nasional ( yang identik dengan
meningkatkan kegiatan transaksi ekonomi) melalui kenaikan impor akan
17
meningkatkan permintaan terhadap dollar atau valas lainnya sehingga
menyebabkan nilai rupiah terdepresiasi dibandingkan dengan valas lainnya.
e) Kebijakan Moneter
Kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi dapat
mempengaruhi pergerakan kurs. Misalnya, Kebijakan Bank Indonesia yang
bersifat ekspansif (dengan menambah jumlah uang beredar) akan mendorong
kenaikan harga-harga atau inflasi. Pada akhirnya menyebabkan rupiah
mengalami depresiasi karena menurunkan daya beli rupiah terhadap barang
dan jasa dibandingkan dolar atau valas lainnya.
f) Ekspektasi dan Spekulasi
Untuk system nilai tukar yang diserahkan kepada mekanisme pasar secara
bebas, seperti halnya rupiah dan sebagian besar mata uang negara-negara
didunia, perubahan nilai tukar rupiah dapat disebabkan oleh faktor-faktor non
ekonomi (misalnya karena ledakan bom atau gangguan keamanan) akan
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.
2.7 Suku Bunga
2.7.1 Pengertian Suku Bunga
Pengertian suku bunga adalah sebuah istilah dalam ekonomi yang menunjuk pada
penggunaan uang dan modal. Tingkat suku bunga mempunyai fungsi alokatif dalam
perekonomian khususnya penggunaan uang dan modal. Maksudnya tingkat suku bunga
dapat dikatakan sebagai suatu balas jasa suatu alokasi tertentu terhadap si pemilik uang
atau modal. Menurut Novianto (2011) suku bunga adalah :
“Pembayaran yang dilakukan untuk pemakaian uang, selain itu suku bunga adalah
jumlah bunga yang harus dibayar tiap unit waktu. Perubahan tingkat suku bunga ke
depannya akan mempengaruhi keinginan investor untuk berinvestasi. Misalnya pada
surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga ,
sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau
capital gain.”
Sedangkan pengertian suku bunga menurut kasmir (2012) adalah sebagai berikut :
“Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki
18
simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman).”
Berdasarkan pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam yaitu
sebagai berikut :
1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa, giro,
bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada yaitu bunga yang diberikan
kepada para peminjam atau harga. Sebagai contoh adalah bunga kredit.
Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh
dunia usaha. Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga mmenurun
sehingga dalam kondisi suku bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan adalah kemana
dana itu akan disalurkan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya suku bunga maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana yang akan meningkat.
Dengan demikian suku bunga dan keuntungan yang diisyaratkan merupakan variabel
penting yang sangat berpengaruh terhadap keputusan para investor, dimana berdampak
terhadap keinginan investor untuk melakukan investasi portofolio di pasar modal dengan
suku bunga yang rendah.
2.7.2 Fungsi Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase
uang pokok per unit waktu. Menurut Sunariyah (2011:81) ada tiga fungsi penting dari
Suku Bunga yang diterapkan oleh pemerintah, yaitu :
1. sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan
2. suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu
apabila perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintahmemberi tingkat bunga yang lebih rendah dibanding sektor lain.
19
3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
2.7.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga misalnya penentuan tingkat bunga
sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan
sistem dana suatu negara artinya, tingkat suku bunga setiap negara akan berbeda-beda
tergantung kondisi perekonomian negara tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersebut
juga dikemukakan oleh Kasmir (2012:41) antara lain :
1. Kebutuhan dana
2. Target Laba yang di Inginkan
3. Kualitas Jaminan
4. Kebijaksanaan Pemerintah
5. Jangka Waktu
6. Reputasi Perusahaan
7. Produk yang Kompetitif
8. Hubungan Baik
9. Persaingan
2.8 Inflasi
2.8.1 Pengertian Inflasi
Menurut Irham (2011:67) pengertian inflasi adalah : “Inflasi merupakan suatu
kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami
kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan.”
Jika itu terjadi secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan pemburukan
kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik
suatu negara.
20
2.9
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
NO JURNAL
VARIABEL
HASIL
1
X1 : Inflasi
Secara bersamaan inflasi, suku
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga
SBI, dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di BEI Periode
2010-2014
X2 : Suku Bunga
SBI
bunga SBI, dan nilai tukar
rupiah berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Harga Saham
X3 : Nilai Tukar
Gabungan (IHSG). Secara
Rupiah
parsial suku bunga SBI dan
Hafizhan Shidqi (2015)
Y : Indeks Harga
Saham Gabungan
(IHSG)
nilai tukar rupiah berpengaruh
sedangkan inflasi tidak
berpengaruh terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan
(IHSG).
2
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per
X1 : Pengaruh
Terdapat pengaruh positif
Dollar AS, Tingkat Suku Bunga
Nilai Tukar Rupiah
simultan antara nilai tukar
SBI, dan Jumlah Uang Beredar
per Dollar AS
rupiah per dollar As, tingkat
terhadap IHSG Periode 20102012
Nurul Maulani (2014)
X2 : Tingkat Suku
Bunga SBI
suku bunga SBI, dan jumlah
uang yang beredar terhadap
IHSG. Secara parsial nilai
X3 : Jumlah Uang
tukar rupiah tidak berpengaruh
Beredar
terhadap IHSG. Sedangkan
Y : IHSG
pada tingkat suku bunga
terdapat pengaruh negatif, dan
pada variabel jumlah uang
beredar terdapat pengaruh
positif terhadap IHSG
3
Analisis Pengaruh Nilai Tukar,
Suku Bunga, Laju Inflasi dan
Pertumbuhan GDP terhadap
Indeks Harga Saham Sektor
X1 : Nilai Tukar
X2 : Suku Bunga
21
Nilai tukar dollar, suku bunga,
inflasi dan pertumbuhan GDP
secara simultan berpengaruh
Properti (2000-2008)
X3 : Laju Inflasi
Achmad Ath Thobarry(2009)
X4 : Pertumbuhan
GDP
4
Analisis Pengaruh Faktor
Fundamental Ekonomi Makro
Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Periode 20082014
Rully Rezal Januar (2015)
terhadap indeks harga saham
sektor properti. Sedangkan
secara parsial nilai tukar
berpengaruh positif dan
Y : Indek Harga
signifikan, inflasi berpengaruh
Saham Sektor
negatif dan signifikan terhadap
Properti
indeks daham sektor properti.
X1 : Tingkat Inflasi Terdapat pengaruh secara
X2 : PDB
X3 : Nilai Kurs
X4 :Harga Minyak
simultan antara 22ariable bebas
dengan terikat. Secara parsial
PDB, harga minyak dunia, dan
harga emas berpengaruh
signifikan. Sedangkan nilai
X5 : Harga Emas
Y : Indeks Harga
kurs dan tingkat inflasi tidak
berpengaruh signifikan.
Saham Gabungan
5
The Impact Of Interest Rates,
Inflation, Exchange Rates And
GDP On Stock Price Index Of
X1 : Interest Rates
X2 : Inflation
the increase of interest rate
give less impact to the
investors’ decision making to
Plantation Sector : Empirical
X3 : Exchange
invest in plantation sector.
Analysis On BEI In The Year Of
Rates
inflation rates partially give no
2008-2012
Indra Ria Safitri (2014)
X4 : GDP
Y : Stock Price
significant influence to the
plantation sector’s stock price
index as well, GDP gives no
Index Of Plantation significant influence to the
Sector
stock price index in plantation
sector, A different result is
found in exchange rates
variable where it gives a
negative and significant
influence to the stock price
22
index in plantation sector.
6
Analisis Pengaruh Nilai Tukar,
SBI, Inflasi dan Pertumbuhan
GDP Terhadap Pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan di Bursa
Efek Indonesia
Hismendi (2013)
X1 : Nilai Tukar
X2 : SBI
X3 : Inflasi
X4 : Pertumbuhan
GDP
nilai tukar berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
pergerakan IHSG, suku bunga
SBI berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pergerakan
IHSG, Inflasi tidak
berpengaruh signifikan dalam
Y : Indeks Harga
terhadap pergerakan Indeks
Saham Gabungan
Harga Saham Gabungan,
pertumbuhan GDP
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pergerakan
IHSG
7
Pengaruh Inflasi, BI Rate dan
Kurs Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan ( Januari 2008
X1 : Inflasi
X2 : BI Rate
– Juni 2015)
X3 : Kurs
M Taufiq (2015)
Y : Indeks Harga
Saham Gabungan
Variabel Inflasi dan BI rate
memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap perubahan
Indeks Harga Saham
Gabungan. Sedangkan variabel
kurs memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya penelitian tentang pengaruh faktor
makro yang meliputi antara lain inflasi, kurs, suku bunga Bi rate / BI terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan yang sebelumnya sudah diteliti dan hasilnya berpengaruh.
Namun data yang digunakan tidak update. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk
menguatkan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh variabel makro terhadap indeks
harga saham gabungan dengan menggunakan data paling terbaru yaitu periode Januari
2013 – Desember 2015.
23
2.10 Kerangka Pemikiran& Hipotesis
Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana
bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal atau investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.
Fungsi kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Salah satu investasi pasar moal yang berkembang sangat pesat adalah saham.
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah
diketahui bahwa tujuan pemodal berinvestasi dengan membeli saham adalah
memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan
sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham
untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain
dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham
untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti
yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden
dan capital gain.
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Pada saat permintaan atas suatu saham meningkat, maka harga saham
tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat lebih banyak orang yang
menjual saham tersebut dibandingkan dengan orang yang berminat membelinya, maka
harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Analisis harga saham pada
umumnya dapat dilakukan oleh para investor dengan mengamati dua pendekatan dasar
yaitu:
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Dan Analisis
fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa
yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham. Beberapa langkah yang paling mendasar untuk
24
melakukan analisis fundamental adalah dengan menganalisis rasio/ fundamental
perusahaan, analisis industri, dan kondisi makro ekonomi.
Kondisi makro ekonomi adalah faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kondisi
Pasar Modal atau lebih spesifik harga saham. Sekarang ini kita tidak bisa hanya berpikir
dalam ruang lingkup negara kita saja, namun harus berpikir secara global atau
mendunia. Bisa dikatakan, sekarang ini tidak ada batas antar negara, semua saling terkait
dan saling mempengaruhi.
Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar
saham antara lain:Gross Domestic Product (GDP), Siklus Bisnis, Suku Bunga, Inflasi,
Kurs, Pernyataan lembaga yang berwenang, P/E Ratio.
2.10.1 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Kurs Dollar AS Terhadap IHSG
Kurs valuta asing atau kurs uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang
sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat
juga didefinisikan jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Ketika suatu perusahaan
mendapatkan pinjaman dana untuk mendanai kegiatan bisnisnya dalam bentuk dollar.
Maka setiap perubahan Kurs dollar terhadap rupiah akan berdampak pada kegiatan
perusahaan tersebut.
Dalam hasil penelitian yang dilakukan Mar’atus Sholihah (2014 )nilai tukar rupiah
pada dollar As berpengaruh negatif terhadap IHSG. sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Achmad Ath Thobarry (2009) nilai tukar rupiah terhadap kurs dollar As
berpengaruh positif terhadap IHSG.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagaikesimpulan
sementara atas masalah yang di ajukan, yaitu sebagai berikut :
Ha1 : terdapat pengaruh antara variabel nilai tukar rupiah terhadap kurs dollar As
(X1) terhadap IHSG (Y).
2.10.2 Pengaruh tingkat suku bunga BI rate terhadap IHSG
Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi
lain, diatas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase tahunan.
25
Suku Bunga BI mempengaruhi kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI
dengan sku bunga BI yang tinggi mampu mendorong investor untuk mengalihkan
dananya dari saham ke instrumen yaitu dalam bentuk tabungan atau deposito. Dengan
kondisi seperti ini akan memicu penurunan terhadap pergerakan nilai IHSG di bursa
saham. Dan sebaliknya apabila suku bunga BI mengalami penurunan maka investor akan
kembali berinvestasi pada pasar modal.
Dalam hasil penelitian yang dilakukan Mar’atus Sholihah (2014) suku bunga
berpengaruh positif terhadap IHSG, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh M
Taufiq (2015) suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagaikesimpulan
sementara atas masalah yang di ajukan, yaitu sebagai berikut :
Ha2 : terdapat pengaruh antara variabel tingkat suku bunga BI rate (X2) terhadap
IHSG (Y).
2.10.3 Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG
Tingkat Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang-barang pada umumnya
secara terus menerus selama periode tertentu. Inflasi merupakan suatu fenomena moneter
yang pada umumnya berhubungan langsung dengan jumlah uang yang beredar, terdapat
hubungan linier antara penawaran uang dan inflasi Kenaikan harga yang terus menerus
akan mengakibatkan semakin tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan menurunnya daya beli masyarakat. Kondisi ini tentunya akan berdampak
pula bagi harga saham.
Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2013) inflasi berpengaruh
negatif terhadap IHSG, hasil tersebut berbanding terbalik dari hasil yang di lakukan
Izzati Amperaningrum (2011) yang mendapatkan bahwa inflasi memiliki pengaruh
negatif terhadap IHSG.Sedangkan penelitian yang dilakukan Hismendi (2013)
menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagaikesimpulan
sementara atas masalah yang di ajukan yaitu sebagai berikut :
Ha3 : terdapat pengaruh antara variabel inflasi (X3) terhadap IHSG (Y).
26
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Pasar Modal
Investasi
Saham
Obligasi
Reksadana
Harga Saham
Teknikal
Fundamental
Rasio
Perusahaan
Aanalisis
Industri
Makro
Ekonomi
Kurs
SBI
IHSG
27
Inflasi
Download