1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) memiliki kondisi penutupan lahan dengan berbagai jenis vegetasi yang dapat dimanfaatkan sebagai permudaan (anakan alam). Permudaan hutan merupakan proses regenerasi tegakan hutan yang dapat dilakukan secara alami (permudaan alami), maupun buatan (permudaan buatan). Permudaan alami adalah proses regenerasi tegakan hutan yang mengandalkan proses alam tanpa ada penanganan manusia dalam setiap tahapan proses perkembangan tegakan hutan, sedangkan permudaan buatan adalah proses regenerasi tegakan hutan yang dilakukan oleh manusia melalui penerapan aspekaspek budidaya hutan (Indriyanto 2008). Dorongan untuk menghutankan kembali suatu kawasan hutan dapat timbul karena alasan ekonomi, sosial, maupun ekologi. Alasan ekonomi didasarkan pada persediaan dan permintaan kayu, sedangkan alasan sosial dan ekologi didasarkan adanya manfaat yang dapat dirasakan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kehidupan masyarakat di sekitar hutan serta lingkungan yang dipengaruhinya. Puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.) di Hutan Pendidikan Gunung Walat dapat dijadikan sebagai penghasil anakan alam karena termasuk salah satu pohon dalam ekosistem hutan yang tumbuh pada tanah kering dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi hutan tanaman (Firmansyah 2006). Dalam penelitian Widodo (2003) puspa dapat dijadikan sebagai tanaman revegetasi karena relatif tidak sulit untuk dikembangkan dilapangan dan termasuk salah satu tanaman yang resisten terhadap kebakaran Teknik perbanyakan dalam rangka permudaan ini dapat dilakukan menggunakan biji ataupun anakan/semai alam. Teknik perbanyakan menggunakan anakan dapat dilakukan melalui teknik puteran atau cabutan. Pada penelitian ini, dilakukan perbanyakan dengan jalan pemanfaatan anakan alam puspa melalui puteran dan cabutan dengan berbagai ukuran tinggi guna pengadaaan bibit puspa di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari teknik-teknik pemanfaatan anakan alam puspa (S. wallichii) dan mempelajari respon/perlakuan anakan alam puspa yang dimanfaatkan secara cabutan dan puteran. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai respon anakan alam puspa (S. wallichii) terhadap teknik cabutan dan teknik puteran dalam berbagai tinggi anakan (semai), sehingga dapat digunakan sebagai 2 bahan rekomendasi mengenai teknik pemanfaatan anakan alam puspa, khususnya di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Puspa (Schima wallichii (DC.) Korth) Pohon puspa yang berasal dari famili Theaceae merupakan jenis kayu pertukangan. Puspa memiliki nama daerah simar tolu, madang bungkar (Sumatra), huru manuk (sunda), seru (Jawa), merang surau (Kalimantan). Klasifikasinya adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Theales Famili : Theaceae Genus : Schima Spesies : S. wallichii (DC.) Korth. Puspa (Schima walichii (DC.) Korth.) Puspa memiliki 9 sub spesies, di antaranya bacana, noronhae, tetapi antar sub spesies tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok. Lingkaran tumbuh tidak teratur, berganti-ganti sempit dan lebar, batas lingkaran tumbuh kabur, pori-pori tidak teratur rapih. Susunan antara dua jari-jari kayu terdapat dua pertiga pori-pori merupakan beberapa ciri dari kayu puspa (Gambar 1a). Pohon puspa bisa mencapai tinggi ± 47 meter, dengan diameter batang dapat mencapai 127 cm, kadang-kadang memiliki banir 1.8 meter, berdaun tunggal berbentuk lanset dengan ukuran 2.5−30 cm x 1.5−10 cm, pangkal dan ujung daunnya meruncing. Daun muda puspa umumnya berwarna merah, merah muda, dan atau ungu. Bunganya soliter atau tandan terdapat pada ketiak dan termasuk pohon yang berbunga sepanjang tahun. Buah puspa berbentuk bulat, diameter mampu mencapai 0.5 sampai 2.5 cm. Pohon puspa ini juga memiliki biji yang berbentuk ginjal dengan ukuran 6−12 cm x 3−7cm (Gambar 1b). b a Gambar 1 Puspa: (a) kulit kayu (Wikipedia.org); (b) buah puspa (Wikipedia.org); (c) bunga puspa c