BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun yang menjadi alasan dan indikator permukiman tersebut menjadi kumuh jika dilihat dari kondisi fisik adalah tingkat kepemilikan tanah yang rendah, hak kepemilikan bangunan tempat tinggal masih rendah Karena cenderung penduduk memilih mengontrak dan menumpang, seringnya terjadi bencana kebakaran, kepadatan penduduk yang tinggi, jumlah KK dalam satu rumah yang banyak, pertumbuhan penduduk yang tinggi, banyaknya kematian dalam satu tahun, banyaknya balita yang memiliki gizi buruk, terdapat banyak bangunan yang tidak permanen dan dibangun secara sembarangan, terdapat beberapa bangunan yang kurang layak huni, penggunaan luas lantai yang sempit, pelayanan air bersih (PDAM) yang masih kurang dan penduduk menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, keadaan sanitasi lingkungan yang buruk dengan penggunaan MCK umum dengan kondisi yang kurang baik, keadaan sampah yang menumpuk dijalanan, terjadinya banjir insedental ketika hujan deras karena kondisi drainase yang tersumbat sampah dan sedimen, kondisi jalan yang sempit dan jelek, ruang terbuka yang sempit dikarenakan padatnya bangunan. Jika dilihat dari hasil pembobotannya kondisi fisik berada pada angka 2,36. Sedangkan jika dilihat dari kondisi sosial yang menjadi indikator kumuh adalah tingkat kemiskinan yang tinggi dan pendapatan yang rendah, masih adanya penduduk yang memiliki pendidikan yang rendah, serta seringnya terjadi tindak kriminalitas. Jika dilihat dari hasil pembobotannya kondisi sosial berada pada angka 0,64. Tingkat kekumuhan Kecamatan Andir berada pada angka 3. Berdasarkan kriteria Dirjen Perumahan dan Permukiman Tahun 2002, tingkat kekumuhan permukiman di Kecamatan Andir Kota Bandung pada kategori Kumuh sedang. B. Saran Adapun rekomdasi bagi pembaca dan atau peneliti selanjutnya, adalah sebagai berikut : Agung Hadi Prasetyo, 2013 Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 120 a. Perlu adanya penyediaan lahan yang sesuai guna dijadikan tempat tinggal untuk penduduk, sehingga penduduk yang ada tidak membangun rumah dilahan yang tidak diperuntukan untuk didirikan bangunan. b. Perlu adanya program KB sehingga pertumbuhan penduduk dapat ditekan. c. Perlu adanya perbaikan dan peremanjaan pasar Ciroyom agar tidak terjadi kebakaran dan terpeliharanya lingkungan. d. Perlu adanya penertiban lingkungan sehingga orang pendatang tidak membuat bangunan liar dan tidak permanen, karena akan menimbulkan permukiman kumuh. e. Perlu adanya perbaikan dan pembersihan saluran air/ drainase dari sampah dan sedimentasi, guna menanggulagi meluapnya air ke jalanan. f. Perlunya menjaga kebersihan sanitasi lingkungan dalam hal ini adalah MCK umum agar terhindar dari penyakit. g. Perbaikan kondisi jalan yang rusak h. Skripsi ini dapat juga digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa guna mendapatkan informasi mengenai kondisi fisik dan sosial suatu daerah yang berkaitan dengan pembahasan Geografi Desa Kota yang menyangkut sub “Permasalahan Perkotaan”. i. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian alangkah baiknya mengikuti prosedur dan membuat schedule terlebih dahulu. Dan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing secara rutin dan berkala. j. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti ditempat kajian yang sama alangkah baiknya mengkaji mengenai persebaran dan pemetaan permukiman kumuh di Kota Bandung. Agung Hadi Prasetyo, 2013 Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu