Untitled

advertisement
LEASING
Leasing
ialah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan
pembayaran-pembayaran
berkala
disertai
dengan hak pilih (optic) bagi perusahaan
tersebut untuk membeli barang-barang modal
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati.
Anjak Piutang atau yang lebih dikenal dengan
istilah factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau
pembelian atau pengambilalihan atau
pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan
dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari
perusahaan (klien).
Anjak Piutang atau factoring merupakan suatu
badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri
(Keputusan Menteri Keuangan No.172/KMK.06/2002)
Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara
independen (berdiri sendiri) atau dapat
dilakukan oleh Multi Finance Company yaitu
lembaga pembiayaan yang dapat melakukan
kegiatan usaha secara sekaligus di bidang:
1. Anjak Piutang (factoring),
2. Sewa guna usaha (leasing),
3. Modal Ventura (joint venture),
4. Kartu kredit (credit card), dan
5. Pembiayaan konsumen
Dalam realitasnya, leasing merupakan suatu akad
untuk menyewa sesuatu barang dalam kurun
waktu tertentu.
Leasing ini ada dua katagori global, yaitu
operating lease dan financial lease.
 Operating lease merupakan suatu proses
menyewa suatu barang untuk mendapatkan
hanya manfaat barang yang disewanya,
sedangkan barangnya itu sendiri tetap
merupakan milik bagi pihak pemberi sewa.
Sewa jenis pertama ini berpadanan dengan
konsep ijarah di dalam syariah Islam yang
secara hukum Islam diperbolehkan dan tidak
ada masalah.

Financial lease merupakan suatu bentuk sewa
dimana kepemilikan barang tersebut berpindah
dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila
dalam masa akhir sewa pihak penyewa tidak
dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap
merupakan milik pemberi sewa (perusahaan
leasing). Akadnya dianggap sebagai akad sewa.
Sedangkan bila pada masa akhir sewa pihak
penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang
tersebut menjadi milik penyewa. Biasanya
pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah
pada akhir penyewaan, pemberian cuma-cuma,
atau janji dan alasan lainnya. Intinya, dalam
financial lease terdapat dua proses akad
sekaligus : sewa sekaligus beli.
a. Objek leasing tetap menjadi milik lessor sampai
dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk benda bergerak
ataupun tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomis
barang tersebut
d. Lessor tidak bisa mengakhiri kontak secara sepihak
e. Risiko ekonomis yang terjadi ditanggung oleh pihak
lesee
f. Full pay out dan juga transaksi keuangan
g. Disertai dengan hak opsi beli yang sesuai dengan nilai
sisa dari barang yang disewagunausahakan
h. Lessor tidak boleh melakukan penyusutan atas barang
modal
1. Direct financial lease : merupakan suatu transaksi leasing dimana
pihak lessor membeli barang atas permintaan pihak lease dan
sekaligus melakukan sewa guna usaha barang tersebut kepada
lease yang bersangkutan
2. Sale and lease back : pihak lessee sengaja menjual barang
modalnya kepada pihak lessor untuk kemudian dilakukan kontrak
sewa guna usaha barang tersebut antara lessor dengan lessee
dimana lessee adalah pihak yang menjual barang selama masa
leasing tersebut
3. Leveraged lease : merupakan salah satu tekhnik pembiayaan
dalam financing lease yang digunakan oleh pihak lessor
4. Syndicated lease : merupakan pembiayaan leasing yang dilakukan
oleh lebih dari satu lessor atas suatu objek leasing
5. Cross border lease : merupakan transaksi leasing yang dilakukan
diluar batas negara yaitu adanya perbedaan negara dimana lessor
berada dengan negara dimana lease berada
1. Lessor sebagai pemilik objek leasing
menyerahkan pada pihak lessee untuk
digunakan dalam jangka waktu yang relative
pendek
2. Lessee membayar biaya sewa secara berskala
kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi
jumlah keseluruhan biaya perolehan barang
tersebut
3. Lessor menanggung segala risiko ekonomis
dan juga pemeliharaan atas barang tersebut
4. Pada akhir kontrak, lessee mengembalikan
objek lease pada lessor (Siamat, 2004)
1.
Lessor,
adalah perusahaan sewa guna usaha atau
pihak yang memilki hak kepemilikan atas
barang. Pihak lessor bertujuan mendapatkan
keuntungan dalam transaksi operating lease
maupun financial lease, akan tetapi dalam
financial lease, lessor mendapatkan kembali
biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka
penyedian barang modal ditambah
keuntungan.
2. Lessee,
adalah perusahaan atau pihak pemakai
barang yang bisa memiliki hak opsi pada
akhir mas perjanjian leasing. Dalam financial
lease lessee bertujuan untuk mendapatkan
pembiayaan berupa barang yang
pembayarannya dilakukan berskala. Di masa
akhir kontrak, lessee membeli barang yang di
sewa gunausahakan. Sementara dalam
operating lease lessee dapat memenuhi
kebutuhan peralatannya disamping adanya
perawatan tanpa adnya resiko bagi lessee
terhadap kerusakan
3. Supplier, yaitu penjual barang yang
disewagunausahakan. Dalam financial lease,
supplier langsung menyerahkan barang
kepada lessee. Sedangkan dalam operating
lease, supplier menjual barangnya langsung
kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan adanya kesepakatan antara kedua
belah pihak
4. Bank, memegang peranan penting dalam hal
penyedian dana kepada pihak lessor,
terutama dalam hal mekanisme leverage
lease dimana dalam mekanisme tersebut
sumber dana pembiyaan lessor diperoleh
melalui kredit dari pihak bank.



Berdasarkan keputusan bersama Menteri
Keuangan, Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia dibuat Surat Keputusan :
◦ No. Kep. 122/MK/IV/1974
◦ No. Kep. 32/M/SK/2/1974
◦ No. Kep. 30/Kpb/I/74
Surat ini merupakan surat izin usaha diberikan
oleh Menteri Keuangan, setelah dipertimbangkan
oleh Bank Indonesia.
Kelembagaan Anjak Piutang : Paket
Kebijaksanaan 20 Desember 1988 yang diatur
dengan KEPPRES No.61 Thn 1988 dan Keputusan
Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002
Usaha Leasing dapat dilakukan oleh :
 Lembaga Keuangan Bank
◦ Persyaratan yang harus dipenuhi oleh bank-bank
apabila hendak melaksanakan kegiatan leasing
akan diatur berdasarkan Undang-undang Pokok
Perbankan (Undang-undang No. 14 tahun 1967).
 Lembaga Keuangan Non Bank
◦ a. Telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan dalam atau berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan No. Kep. 38/MK/IV/1972.
◦ b. Untuk kegiatan leasing yang dilakukan harus
mempunyai tata usaha/pembukuan tersendiri.

Badan Usaha tersendiri :
a. Perusahaan Nasional
· Modal Perseroan Terbatas (PT)
· Modal saham dimiliki oleh warga negara
Indonesia
· Modal saham sedikit-dikitnya 50 juta.
b. Perusahaan Campuran
· Berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
· Modal disetor sedikit-dikitnya 150 juta
rupiah
· Dalam waktu sepuluh tahun mayoritas
pemilikan saham berada di tangan warga
negara Indonesia.
Telah mempunyai rekomendasi dari Bank
Indonesia untuk Lembaga Keuangan, yang
bukan Lembaga Keuangan dari Departemen
Perdagangan.
b. Menyampaikan Study Kelayakan (feasibility
Study) dan rencana pembiayaan usaha untuk
waktu 3 tahun.
c. Tidak menggunakan tenaga warga negara
asing kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan
a.
d.
e.
f.
g.
Dalam organisasi perusahaan ditempatkan
sekurang-kurangnya seorang tenaga ahli di
bidang hukum, seorang akuntan, dan seorang
ahli di bidang di mana usaha leasing itu akan
dititikberatkan.
Dalam hal diperlukannya jasa-jasa asuransi
maka penutupannya harus dilakukan pada
perusahaan asuransi yang ada di Indonesia.
Barang-barang yang di-leasing harus diambil
dari produksi dalam negeri, kecuali dalam
negeri belum memproduksi barang tersebut.
Mempunyai ruang kantor yang tetap dan
beralamat jelas, setiap pembukuan kantorkantor cabang harus dengan persetujuan
Menteri Keuangan.
Perusahaan leasing dilarang menerima
simpanan dalam bentuk giro,
deposito, tabungan maupun
pemberian kredit (pinjaman uang),
mengeluarkan jaminan bagi pihak
ketiga atau usaha-usaha perbankan
lainnya.
 Perusahaan leasing yang tidak
berkedudukan di Indonesia dilarang
melakukan leasing di Indonesia.

Wewenang pengawasan diserahkan
pada Direktorat Jenderal Moneter.
 Dalam melaksanakan pengawasan
tersebut Direktorat Jenderal Moneter
memperhatikan pertimbanganpertimbangan Bank Indonesia dan
Departemen lainnya yang membawahi
bidang di mana kegiatan leasing
dilakukan.

A. Beberapa Pengertian Umum
1. Lessor ialah pengusaha leasing;
2. Lessee ialah perusahaan yang
mengajukan permohonan leasing;
3. Equipment ialah
peralatan/barang/property yang akan
disewakan;
4. Supplier ialah perusahaan/pihak yang
menjual/menawarkan Equipment;
5. Kontrak ialah kontrak/perjanjian leasing
antara lessor dengan lessee.


Pembicaraan pendahuluan antara lessor
dengan lessee dan jika dianggap perlu
bersama-sama dengan supplier.
Lessee mengisi dan menyerahkan Formulir
Permohonan Fasilitas Leasing yang telah
diserahkan oleh lessor, dan disertai dengan :
a. Akte Pendirian Perusahaan dan perubahanperubahannya;
b. Neraca dan Daftar Rugi Laba (3 tahun terakhir)
c. Study Kelayakan (feasibility study), jika ada;
d. Kontrak Kerja (jika ada), dan
e. Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap
perlu.

Lessor mengadakan analisa dan evaluasi
terhadap data dan informasi yang telah
diterima, yang dilanjutkan dengan :
a. Kunjungan ke tempat lesse (plant visit)
b. Pengecekan ke tempat lain (credit
checking)
c. Observasi secara umum/khusus lainnya.

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi
tersebut di atas, menghasilkan (3) alternatif
kesimpulan :
a. Mengelola permohonan lessee
b. Menunda permohonan lessee
c. Mengabulkan permohonan lessee

Dalam hal permohonan lessee
dikabulkan, maka prosedur
selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Penawaran paket lessee dari lessor
b. Penandatanganan kontrak
c. Pemesanan equipment kepada
supplier
d. Penyelesaian dokumen lainnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pembiayaan penuh.
Fleksibilitas.
Alternatif pembiayaan.
Off balance sheet.
Proteksi inflasi.
Kapitalisasi biaya.
Risiko keusangan.
Kemudahan penyusunan anggaran.
Pembiayaan proyek skala besar.
Debt capacity.
Download