ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM

advertisement
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL
(Studi Pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
Periode Agustus 2009-Juli 2012)
Susanti1
Syahyunan2
Alumni FE USU Departemen Manajemen1
Staf Pengajar FE USU Departemen Manajemen2
ABSTRACT
The purposes of this study are to analyze the stocks that is formed in the optimal
portfolio of stocks in the LQ-45 index and the proportion, as well as to analyze the level
of expected return and risk of the portfolio formed. The type of this study is descriptive
study. Secondary data in this study is the monthly stocks prices data of listed companies
in the LQ-45 index, The monthly Composite Stock Price Index (IHSG), and the monthly
interest rates of Bank Indonesia. The data was processed using Microsoft Excel 2007.
The research samples are the companies’s stock listed consecutively in 6 (six) periods
LQ-45 such as the period August 2009-January 2010, February 2010-July 2010, August
2010-January 2011, February 2011-July 2011, August 2011-January 2012, and February
2012-July 2012, as many as 27 (twenty seven) companies. The results of the study are 6
(six) shares of companies that meet the criterias for the determining optimal portfolio
shares, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) with the 36,473% proportion of funds, PT
Gudang Garam Tbk. (GGRM) with the 16,12% proportion of funds, PT Kalbe Farma
Tbk. (KLBF) with the 21,046% proportion of funds, PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
(JSMR) with the 25,736% proportion of funds, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
(INTP) with the 0,0412% proportion of funds, and PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
(SMGR) with the 0,212% proportion of funds. Optimal portfolio has formed promised
3,737% the expected return with 4,833% the rate of risk.
Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, LQ-45 Index
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hubungan antara risiko dan return
yang
diharapkan
dari
investasi
merupakan hubungan yang searah.
Artinya semakin besar risiko yang harus
ditanggung, semakin besar juga tingkat
return yang diharapkan. Investor yang
memiliki expected return yang tinggi
akan selalu ingin meminimumkan risiko
yang mungkin dihadapinya. Oleh karena
itu, investor dapat mengurangi risiko
dengan melakukan diversifikasi dalam
portofolio. Adapun analisis mengenai
hubungan antara risiko dan return dalam
portofolio,salah satunya adalah model
indeks tunggal. Model indeks tunggal
merupakan teknik untuk mengukur
besaran return dan risiko sebuah
portofolio dengan asumsi bahwa
pergerakan
return
saham hanya
berhubungan dengan return pasar.
Banyaknya saham yang terdaftar
dalam bursa sering membuat investor
bingung dalam memilih saham yang
baik untuk dimasukkan ke dalam
portofolionya. Oleh karena itu, Bursa
Efek Indonesia membuat indeks yang
berisi saham perusahaan -perusahaan
yang memiliki likuiditas tinggi, tidak
fluktuatif, memiliki kapitalisasi pasar
besar, kondisi keuangan perusahaan baik
serta kondisi fundamental yang juga
baik yaitu indeks liquid 45 (LQ-45). LQ-
1
45 diisi oleh 45 perusahaan yang
diseleksi
menurut
kriteria
yang
ditetapkan BEI. Meskipun diisi oleh
saham perusahaan-perusahaan yang
memiliki
banyak
kelebihan jika
dibandingkan
saham
perusahaanperusahaan lain, LQ-45 tidak luput dari
naik turunnya return. Hal tersebut dapat
dilihat dari return indeks LQ-45 Tahun
2005 hingga 2012 pada Tabel 1 berikut
ini.
Tabel 1
Return LQ-45 Tahun 2005-2012
Tahun
Return LQ-45 (%)
2005
17,15
2006
54,55
2007
52,58
2008
-54,94
2009
84,39
2010
32,72
2011
1,83
2012
10,85
Sumber: www.finance.yahoo.com, 2012 (Data
Diolah)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
meskipun dikatakan tidak fluktuatif
namun dari tahun 2005 hingga 2012,
saham LQ-45 telah mengalami fluktuasi
yang cukup besar bahkan di tahun 2008,
return LQ-45 negatif. Oleh karena itu,
meskipun investor telah berinvestasi
dalam saham-saham yang liquid seperti
yang terdaftar di dalam indeks LQ-45,
mereka harus tetap waspada terhadap
risiko yang mungkin muncul di pasar.
Penelitian yang dilakukan oleh
Prastiwi (2006) membahas mengenai
return yang dihasilkan oleh penentuan
portofolio dengan menggunakan model
indeks tunggal dengan penentuan
portofolio dengan menggunakan model
random menunjukkan
tidak
ada
perbedaan expected return portofolio
dengan menggunakan model indeks
tunggal dan model random. Hal tersebut
berbeda dengan penelitian Wahyudi
(2002) yang menyimpulkan bahwa
penentuan
portofolio
dengan
menggunakan model indeks tunggal
dapat memberikan return yang optimal
dibandingkan dengan model random.
Perbedaan hasil penelitian dan
fluktuasi return saham yang cukup
tinggi yang terjadi terhadap sahamsaham liquid dalam indeks LQ-45 di
dalam menghadapi perubahan kondisi
pasar
membuat
penulis
tertarik
membahas lebih lanjut tentang risiko
dan return dalam portofolio saham
dalam skripsi yang berjudul: “Analisis
Pembentukan Portofolio Optimal
Saham dengan Menggunakan Model
Indeks Tunggal (Studi Pada Saham
LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
Periode Agustus 2009-Juli 2012)"
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Saham-saham apa saja yang dapat
membentuk portofolio optimal dari
saham-saham dalam indeks LQ-45
dan proporsinya?
2. Berapakah tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected return)
dan risiko dari portofolio yang
terbentuk?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan saham-saham
yang dapat membentuk portofolio
optimal dari saham-saham dalam
indeks LQ-45 dan proporsinya.
2. Untuk
menentukan
tingkat
pengembalian
yang
diharapkan
(expected return) dan risiko dari
portofolio yang terbentuk.
TINJAUAN PUSTAKA
Return Investasi
Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi (Jogiyanto,
2003:109).
Menurut
Jogiyanto
(2003:109), return terbagi atas dua,
antara lain:
1. Return realisasi (realized return),
yaitu return yang sudah terjadi.
2
2. Return ekspektasi (expected return),
yaitu return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa
mendatang.
Risiko Investasi
Risiko sering dihubungkan dengan
penyimpangan atau deviasi dari outcome
yang
diterima
dengan
yang
diekspektasikan (Van Horne dan
Wachowics,
dalam
Jogiyanto,
2003:130). Menurut Halim (2005:39),
risiko dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
antara lain:
1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan
dengan
melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor makro
yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan,
misalnya
perubahan
kondisi perekonomian, iklim politik,
perpajakan, kebijakan pemerintah, dan
lain sebagainya.
Risiko sistematis dapat dihitung
dengan cara mengalikan varians pasar
dengan Beta. Beta merupakan suatu
pengukur volatilitas (volatility) return
sekuritas atau return portofolio terhadap
return pasar.
2. Risiko
Tidak
Sistematis
(Unsystematic Risk)
Merupakan risiko yang dapat
dihilangkan
dengan
melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
dalam satu perusahaan atau industri
tertentu, misalnya faktor struktur modal,
struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat
keuntungan dan lain sebagainya.
Portofolio
Portofolio adalah gabungan dari
berbagai instrumen investasi (Zubir,
2011:1). Dengan kaitannya dengan
risiko investasi, Halim (2005:44)
menjelaskan bahwa semakin banyak
jumlah saham dalam portofolio, maka
semakin kecil risiko yang tidak
sistematis. Hal ini tentunya dapat
dimanfaatkan oleh investor dengan tipe
risk adverse, investors who are reject
investment portfolios that are fair games
or worse (Bodie et. al, 2002:157).
Model Indeks Tunggal
Single index model atau model indeks
tunggal adalah sebuah teknik untuk
mengukur return dan risiko sebuah
saham atau portofolio. Model tersebut
mengasumsikan bahwa pergerakan
return saham hanya berhubungan
dengan pergerakan pasar (Halim,
2005:82). Sensitifitas pergerakan return
saham terhadap pergerakan return pasar
diukur dengan Beta.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang secara berturutturut terdaftar dalam 6 (enam)
periode indeks LQ-45 yaitu Periode
Agustus
2009-Januari
2010,
Februari 2010-Juli 2010, Agustus
2010-Januari 2011, Februari 2011Juli 2011, Agustus 2011-Januari
2012, dan Februari 2012-Juli 2012.
2. Perusahaan yang tidak melakukan
corporate action selama periode
pengamatan yang secara langsung
berpengaruh pada harga saham
seperti stock split.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat pengembalian (return) dan
risiko saham
a. Tingkat pengembalian (return)
saham adalah selisih antara harga
pembukaan
dengan
harga
penutupan
saham
ditambah
dengan dividen yang mungkin
dibayarkan
oleh
perusahaan
3
secara periodik dibagi dengan
harga pembukaan saham, dihitung
dengan rumus (Ross et.al,
2002:238):
Dimana:
= return realisasi
= harga saham periode t
= harga saham periode
sebelumnya
= dividen kas pada akhir
periode
Sedangkan expected return
adalah return yang diharapkan oleh
investor akan dapat dihasilkan oleh
investasi
yang
dilakukannya,
dihitung dengan rumus (Zubir,
2011:5):
∑
( )
Dimana:
( ) = expected return saham i
= return saham i pada
hari ke t
= periode waktu atau
jumlah hari observasi
b. Risiko saham adalah perbedaan
antara pengembalian yang diinginkan
(expected return) dan realisasi
pengembalian yang terjadi (realized
return). Standar deviasi adalah
pengukuran yang digunakan untuk
menghitung risiko yang berhubungan
dengan
realized
return
jika
probabilitas suatu peristiwa tidak
diketahui. Standar deviasi merupakan
akar kuadrat dari varians. Sedangkan
varians dapat dihitung dengan rumus
(Zubir, 2011:23):
[
( )]
∑
Dimana:
= varians return saham i
= return saham i pada hari
ke t
( ) = expected return saham i
= jumlah hari observasi
2. Tingkat return dan risiko pasar
a. Tingkat pengembalian pasar dapat
tercermin dari return composite
index atau Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Return pasar
dapat dihitung dengan rumus
(Jogiyanto, 2003:232):
Dimana:
= return pasar periode t
= IHSG periode t
= IHSG periode
sebelumnya
Sedangkan expected return
pasar adalah return yang
diharapkan oleh investor dapat
dihasilkan oleh pasar, dapat
dihitung dengan rumus:
∑
( )
Dimana:
( ) = expected return
pasar
= return pasar pada
hari ke t
= periode waktu atau
jumlah hari observasi
b. Risiko Pasar adalah selisih
antara expected return dengan
realized return pasar, dapat
dihitung dengan rumus:
[
( )]
∑
Dimana:
= varians return pasar
= return pasar pada hari
ke t
( ) = expected return pasar
= jumlah hari observasi
3. Beta dan Alpha
a. Beta merupakan koefisien yang
mengukur pengaruh perubahan
return pasar terhadap perubahan
yang terjadi pada return saham.
4
Beta dapat dihitung dengan
terlebih dahulu menghitung
kovarians antara return saham
dan return saham. Kovarians
antara return pasar dan return
pasar dapat dihitung dengan
rumus (Jones, 2010:176):
∑[
( )] [
(
)]
Dimana:
= the covariance between
security and market
= one possible return on
security
( ) = the expected value of
the return on security
m
= the number of likely
outcomes for a security
for the period
Selanjutnya Beta dapat
dihitung dengan rumus (Bodie
et.al, 2002:302):
Dimana:
= beta Sekuritas
= kovarians return antara
sekuritas ke i dengan
return pasar
= varians return pasar
b. Alpha merupakan variabel yang
tidak dipengaruhi oleh return
pasar. Dengan kata lain, variabel
ini merupakan variabel yang
independen, berbeda dengan
beta yang merupakan variabel
dependen karena dipengaruhi
oleh return pasar, dapat dihitung
dengan rumus (Bodie et.al,
2002:295):
( )
( )
Dimana:
= Alpha sekuritas
( ) = expected return dari
investasi saham i
( ) = expected return
pasar
4. Varians dari Kesalahan Residu
Varians dari kesalahan residu
merupakan variabel yang menunjukkan
besarnya risiko tidak sistematis yang
unik terjadi dalam perusahaan, dapat
dihitung dengan rumus (Bodie et.al,
2002:295):
Dimana:
= varians dari kesalahan residu
= varians residu
= Beta saham
= varians return pasar
5. Menentukan Portofolio Optimal
dengan Menggunakan Model
Indeks Tunggal
Setelah return, varians, beta, dan
alpha masing-masing saham diketahui,
langkah selanjutnya untuk menentukan
portofolio optimal dengan menggunakan
model indeks tunggal adalah dengan
menghitung tingkat Excess Return to
Beta (ERB) serta menentukan Cut off
Rate ( ), sebagai berikut:
a. Tingkat Excess Return to Beta (ERB)
merupakan selisih antara expected
return dan return pasar yang
kemudian dibagi dengan beta. Hal ini
menunjukkan bahwa ERB dapat
menghubungkan antara return dan
risiko suatu sekuritas. ERB dapat
dihitung dengan rumus (Jogiyanto,
2003:253):
( )
Dimana:
= excess return to beta
sekuritas ke-i
( ) = expected return sekuritas
= return aktiva bebas
risiko
= Beta sekuritas ke-i
b. Cut off Rate ( ) merupakan titik
pembatas yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu saham
dapat dimasukkan ke dalam
portofolio atau tidak. Saham yang
dimasukkan dalam portofolio adalah
5
saham yang memiliki
.
dapat dihitung dengan terlebih
dahulu menghitung nilai
dan
untuk masing-masing sekuritas ke-i
sebagai berikut (Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:194):
[ ( )
]
Dimana:
( ) = expected return
berdasarkan model
indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
= return aktiva bebas risiko
= Beta sekuritas ke-i
= varians dari kesalahan
Residu
Dimana:
= Beta sekuritas ke-i
= varians dari kesalahan
residu
Setelah mendapat nilai
dan
, selanjutnya nilai
dapat
dihitung dengan rumus (Jogiyanto,
2003:255):
∑
∑
6. Menentukan Besarnya Proporsi
Dana ( )
Setelah portofolio dibentuk, maka
selanjutnya menentukan proporsi dana
( ) dari masing-masing saham.
dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto,
2003:258):
Dengan
∑
adalah sebesar:
(
)
Dimana:
= proporsi sekuritas ke-i
= jumlah sekuritas di
portofolio optimal
= Beta sekuritas ke-i
= varians dari kesalahan residu
sekuritas ke-i
= excess return to beta
sekuritas ke-i
= nilai cut-off point yang
merupakan nilai terbesar
7. Menghitung Return dan Risiko
Portofolio
a. Expected
return
portofolio
merupakan rata-rata tertimbang
dari return individual masingmasing
saham
pembentuk
portofolio, dapat dihitung dengan
rumus (Jogiyanto, 2003:247):
( )
( )
Dimana:
( ) = expected return
portofolio
= rata-rata tertimbang dari
alpha tiap sekuritas
= rata-rata tertimbang dari
beta tiap sekuritas
( ) = expected return
pasar
b. Risiko portofolio dapat dihitung
dengan menentukan besarnya
varians dari portofolio. Varians
portofolio dapat dihitung dengan
rumus
(Fakhruddin
dan
Hadianto, 2001:248):
∑
Dimana:
= varians portofolio
= risiko yang berhubungan
dengan pasar
= rata-rata tertimbang dari
risiko unik masingmasing perusahaan
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan go public yang
secara berturut-turut terdaftar dalam 6
(enam) periode indeks Liquid 45 (LQ45) di Bursa Efek Indonesia yaitu
6
periode Agustus 2009-Januari 2010,
Februari 2010-Juli 2010, Agustus 2010Januari 2011, Februari 2011-Juli 2011,
Agustus 2011-Januari 2012, dan
Februari 2012-Juli 2012.
Selanjutnya
kriteria
penarikan
sampel yang digunakan oleh peneliti
No.
1.
2.
adalah perusahaan tidak melakukan
corporate action yang secara langsung
berpengaruh pada harga saham, seperti
stock split selama periode penelitian.
Hasil seleksi dari sampel penelitian
ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel
Kriteria Sampel
Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 periode Agustus
2009-Juli 2012
Perusahaan yang melakukan stock split selama periode penelitian
Jumlah Sampel Penelitian
Berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditentukan, maka jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 27 (dua puluh
tujuh) perusahaan. Sedangkan 3 (tiga)
perusahaan tidak memenuhi kriteria
sampel karena kedua perusahaan
tersebut melakukan stock split selama
periode penelitian.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder
kuantitatif yang berasal dari hasil
publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI),
Bank Indonesia, buku-buku referensi,
internet, dan literatur-literatur ilmiah
yang berkaitan dengan topik penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan studi dokumentasi yaitu
dengan mengumpulkan data dari
literatur, penelitian terdahulu, dan
laporan-laporan yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek
Indonesia.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Excel
2007. Adapun metode yang digunakan
untuk menentukan portofolio yang
optimal adalah metode indeks tunggal.
Jumlah
30
3
27
Adapun langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data saham
perusahaan yang secara berturut-turut
terdaftar dalam 6 (enam) periode
indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia yaitu periode Agustus
2009-Januari 2010, Februari 2010Juli 2010, Agustus 2010-Januari
2011, Februari 2011-Juli 2011,
Agustus 2011-Januari 2012, dan
Februari 2012-Juli 2012, yaitu data
harga penutupan pada akhir bulan
2. Menghitung return dari masingmasing saham serta pasar (IHSG)
3. Menghitung expected return [ ( )]
dari masing-masing saham serta
pasar (IHSG)
4. Menghitung varians ( ) dari
masing-masing saham serta pasar
(IHSG)
5. Menghitung kovarians (
) saham
yang mencerminkan hubungan antara
return pasar dan return saham
6. Menghitung Beta ( ) dan Alpha ( )
masing-masing saham
7. Menghitung
risiko
sistematis
( )] dan varians dari
[
kesalahan residu yang merupakan
risiko tidak sistematis yang unik
dalam perusahaan (
) masingmasing saham
8. Menghitung Excess Return to Beta
(ERB) masing-masing saham
7
9. Mengurutkan
peringkat
saham
berdasarkan nilai ERB yang terbesar
sampai yang terkecil
10. Menghitung cut-off rate ( )
11. Menentukan cut-off point ( )
12. Menentukan kandidat portofolio
optimal dengan kriteria jika ERB
saham ≥
13. Menghitung
proporsi
masingmasing saham dalam portofolio
14. Menghitung
expected
return
[ ( )] dan varians ( ) yang
selanjutnya dapat digunakan untuk
mengukur risiko portofolio.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil Analisis Deskriptif
Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan untuk membentuk portofolio
optimal saham dan menentukan
proporsinya. Langkah pertama adalah
menghitung expected return saham dan
pasar. Setelah dilakukan perhitungan,
expected return pasar selama periode
pengamatan adalah sebesar 1,663%
dengan varians sebesar 0,246%.
Sedangkan expected return, varians,
beta, risiko sistematis, risiko tidak
sistematis, ERB, dan cut-off rate ( )
dan proporsi saham optimal dari 27
saham perusahaan di LQ-45 Periode
Agustus 2009-Juli 2012 dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut:
8
Tabel 3
Expected Return, Varians, Beta, Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistematis, ERB,
Cut-off Rate, dan Proporsi Saham Portofolio Optimal pada 27 Saham LQ-45
Periode Agustus 2009-Juli 2012
E(
)
Varians
( )
Beta
( )
Risiko
Sistematis
(
)
Risiko
Tidak
Sistematis
(
)
ERB
No.
Kode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
UNVR
GGRM
KLBF
JSMR
INTP
SMGR
INDF
BBNI
ITMG
0,03178
0,04243
0,04271
0,03807
0,02421
0,02598
0,02703
0,02372
0,02091
0,452%
1,163%
0,855%
0,621%
0,721%
0,669%
0,733%
0,865%
0,845%
0,21725
0,68710
0,92294
0,82358
0,91633
1,01222
1,15823
1,23646
1,09548
0,00012
0,00116
0,00209
0,00167
0,00206
0,00252
0,00329
0,00375
0,00295
0,00441
0,01047
0,00646
0,00454
0,00515
0,00418
0,00404
0,00489
0,00551
0,12178
0,05400
0,04051
0,03976
0,02061
0,02041
0,01874
0,01488
0,01422
0,00312
0,00808
0,01526
0,02018
0,02026
0,02029
0,01994
0,01906
0,01854
0,364727
0,161204
0,210459
0,257364
0,004123
0,002124
-
10.
BBCA
0,0202
0,463%
1,05631
0,00274
0,00189
0,01408
0,01753
-
11.
12.
BMRI
UNTR
0,02311
0,01628
0,791%
0,740%
1,49576
1,21466
0,00549
0,00362
0,00241
0,00378
0,01189
0,00902
0,01605
0,01535
-
13.
BDMN
0,01125
0,645%
0,67275
0,00111
0,00534
0,00881
0,01521
-
14.
LPKR
0,01534
1,256%
1,26756
0,00395
0,00861
0,00790
0,01489
-
15.
TLKM
0,00759
0,402%
0,40032
0,00039
0,00362
0,00566
0,01479
-
16.
PGAS
0,00791
0,645%
0,63468
0,00099
0,00546
0,00407
0,01461
-
17.
PTBA
0,0093
0,733%
1,24969
0,00384
0,00350
0,00318
0,01353
-
18.
AALI
0,00613
0,533%
0,72153
0,00128
0,00405
0,00112
0,01321
-
19.
ADRO
0,00636
0,846%
1,14103
0,00320
0,00527
0,00091
0,01262
-
20.
INDY
-0,0032
1,601%
1,65776
0,00675
0,00926
-0,00516
0,01164
-
21.
TINS
-0,0049
1,134%
1,70136
0,00711
0,00423
-0,00602
0,00967
-
22.
ANTM
-0,0079
1,175%
1,66106
0,00678
0,00497
-0,00797
0,00820
-
23.
INCO
-0,0069
1,305%
1,47734
0,00536
0,00769
-0,00831
0,00753
-
24.
ENRG
-0,0256
2,601%
1,97016
0,00953
0,01648
-0,01569
0,00677
-
25.
BUMI
-0,0269
2,049%
1,97615
0,00959
0,01090
-0,01629
0,00567
-
26.
ELTY
-0,0386
2,609%
2,08757
0,01070
0,01538
-0,02102
0,00471
-
27.
UNSP
-0,0432
1,254%
1,50402
0,00556
0,00698
-0,03224
0,00324
-
) 0,02029
1
Cut-off Point (
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Dari Tabel 3 dapat disimpulkan
bahwa ada 6 (enam) saham perusahaan
yang masuk ke dalam portofolio saham
dan proporsinya, antara lain UNVR
dengan proporsi dana sebesar 36,473%,
GGRM dengan proporsi dana sebesar
16,12%, KLBF dengan proporsi dana
sebesar 21,046%, JSMR dengan
proporsi dana sebesar 25,736%, INTP
dengan proporsi dana sebesar 0,412%,
dan SMGR dengan proporsi dana
sebesar 0,212%. Sedangkan risiko
portofolio ( ) adalah risiko yang
dihasilkan portofolio sesuai dengan
proporsi dana masing-masing saham.
9
Expected return dan risiko portofolio
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4
Alpha Portofolio, Beta Portofolio,
Expected Return Portofolio, dan
Varians Portofolio
Saham LQ-45 Periode
Agustus 2009-Juli 2012
Kode
Perusahaan
UNVR
0,01027
0,07924
GGRM
0,00500
0,11076
KLBF
0,00576
0,19424
JSMR
0,00627
0,21196
INTP
0,00004
0,00378
SMGR
0,00002
0,00215
∑
dan
0,02736
0,60213
∑
( )
0,03737
0,00234
0,04833
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Tabel 4 menunjukkan bahwa
portofolio yang terbentuk dari 6 (enam
perusahaan) yaitu UNVR, GGRM,
KLBF, JSMR, INTP, dan SMGR
menghasilkan expected return sebesar
3,737% dengan tingkat risiko sebesar
4,833% per bulan.
Pembahasan
Dari hasil analisis, expected return
portofolio dari 6 (enam) perusahaan
yang masuk ke dalam portofolio adalah
sebesar 3,737% per bulan. Return
tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
dengan expected return pasar yaitu
sebesar 1,663% dan jauh lebih tinggi
jika dibandingkan dengan pengembalian
bebas risiko yaitu sebesar 0,5324%.
Meskipun pada beberapa saham
perusahaan seperti GGRM, JSMR, dan
KLBF memiliki expected return yang
lebih tinggi dibanding expected return
portofolio namun keduanya memiliki
risiko yang lebih besar dibanding risiko
portofolio. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pandya
dan Rao yang menyimpulkan bahwa
return saham-saham yang didiversifikasi
akan lebih tinggi dibanding dengan
return saham yang tidak didiversifikasi.
Sedangkan varians portofolio yang
terbentuk adalah sebesar 0,234% dengan
standar deviasi yang merupakan ukuran
risiko portofolio sebesar 4,833%, lebih
kecil dari seluruh varians dan standar
deviasi saham perusahaan sampel baik
yang memiliki ERB positif maupun
yang tidak. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nikolaos
et. al yang menyimpulkan bahwa
diversifikasi dapat mengurangi risiko
dalam berinvestasi. Penelitian ini juga
sejalan
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Wahyudi
yang
menyimpulkan
bahwa
penentuan
portofolio optimal dengan menggunakan
model indeks tunggal dapat memberikan
return yang lebih optimal dibandingkan
dengan model random. Hal ini dapat
dibuktikan dengan dibentuknya 2
portofolio dengan menggunakan model
random. Portofolio ini terdiri dari 6
(enam) saham LQ-45 periode Agustus
2009-Juli 2012 yang dipilih secara acak
dan berasal dari jenis industri yang
berbeda-beda. Asumsi dari portofolio ini
adalah bahwa setiap saham perusahaan
mendapatkan proporsi yang sama, yaitu
sebesar 16,6667%. Portofolio pertama
adalah portofolio yang terdiri dari saham
perusahaan AALI, ADRO, BBCA,
ELTY, GGRM, dan INDY. Portofolio
ini menghasilkan expected return
portofolio sebesar 0,556% dan risiko
sebesar 7,052%. Hasil yang tidak jauh
berbeda ditunjukkan oleh portofolio
kedua, yaitu portofolio yang terdiri dari
saham perusahaan ANTM, BMRI,
ELTY, INDY, UNTR, dan UNVR.
Portofolio ini menghasilkan expected
return portofolio sebesar 0,358% dan
risiko sebesar 7,652%. Kedua portofolio
tersebut menghasilkan expected return
yang lebih rendah dari portofolio yang
10
dibentuk dengan menggunakan model
indeks tunggal. Hasil ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prastiwi yang menyimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan return portofolio
antara penentuan portofolio dengan
menggunakan model indeks tunggal
dengan penentuan portofolio dengan
menggunakan model random. Risiko
yang dihasilkan oleh portofolio yang
dibentuk dengan model random
cenderung lebih tinggi dibanding risiko
yang dihasilkan oleh portofolio yang
dibentuk dengan model indeks tunggal.
Hal tersebut membuktikan bahwa return
dan risiko saham akan lebih optimal jika
dilakukan diversifikasi saham dan
analisis untuk membentuk portofolio
optimal saham dibanding berinvestasi di
satu
saham
perusahaan
ataupun
berinvestasi
dengan
menggunakan
model random dan tidak melakukan
analisis dalam membentuk portofolio.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya,
maka
kesimpulan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah
dilakukan
perhitungan
dengan menggunakan model indeks
tunggal pada saham perusahaan LQ45 periode Agustus 2009-Juli 2012,
terdapat 6 (enam) saham perusahaan
yang
memenuhi
kriteria
pembentukan portofolio optimal
saham, yaitu PT Unilever Indonesia
Tbk. (UNVR), PT Gudang Garam
Tbk. (GGRM), PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF), PT Jasa Marga (Persero)
Tbk. (JSMR), PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), dan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
(SMGR).
2. Besarnya proporsi dana yang layak
diinvestasikan pada ke-6 saham
tersebut adalah:
a. Pada saham PT Unilever
Indonesia Tbk. (UNVR) adalah
sebesar 36,473%;
b. Pada saham PT Gudang Garam
Tbk. (GGRM) sebesar 16,12%;
c. Pada saham PT Kalbe Farma
Tbk. (KLBF) sebesar 21,046%;
d. Pada saham PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. (JSMR) sebesar
25,736%;
e. Pada saham PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)
sebesar 0,412%; dan
f. Pada
saham
PT
Semen
Indonesia
(Persero)
Tbk.
(SMGR) sebesar 0,212%.
3. Portofolio optimal yang telah
terbentuk
menjanjikan
tingkat
pengembalian (expected return)
sebesar 3,737% per bulan dan risiko
yang harus dihadapi dari hasil
berinvestasi pada portofolio tersebut
adalah sebesar 4,833% per bulan.
Hasil penelitian ini masih relevan
selama
kondisi
pasar
belum
menunjukkan perubahan besar dari
kondisi pasar Agustus 2009-Juli
2012.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
memiliki
keterbatasan, antara lain:
1. Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data historis
yang meskipun dapat digunakan
untuk mengestimasi beta saham,
tetap memiliki kekurangan yaitu
dapat berubah jika kondisi pasar
berubah. Oleh karena itu, harus
dilakukan analisis-analisis secara
berkala sesuai dengan perubahan
kondisi pasar.
2. Penelitian ini hanya menggunakan
salah satu model pembentukan
portofolio optimal, yaitu model
indeks tunggal. Sebaiknya untuk
menghasilkan komposisi portofolio
yang benar-benar optimal, perlu
dilakukan
perbandingan
antara
model-model
pembentukan
portofolio optimal
yang ada.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2006. Metodologi Penelitian Keuangan:
Prosedur, Ide dan Kontrol, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bodie, Z., Alex, K., dan Alan, J.M., 2002. Investment, Fifth Edition, McGraw-Hill, Inc,
New York.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Eko, Umanto, 2008. “Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-saham
LQ-45”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol.15, No.3, Hal 178-187.
Fakhruddin, M. dan M. Sopian Hadianto, 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi
di Pasar Modal, Buku Satu, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad, 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Keempat, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2003. Teori-teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
Jones, Charles P, 2010. Investments Principles and Concepts, Eleventh Edition, John
Wiley and Sons, Inc, New York.
, 2004. Investments Analysis and Management, Ninth Edition, John
Wiley and Sons, Inc, New York.
Juninda, Aggrey, 2012. “Analisis Pembentukan Portfolio Optimal Saham dengan
Menggunakan Single Index Model (Studi Pada Saham-saham LQ45 Periode
Agustus 2010-Januari 2011 dan Februari-Juli 2011)”. Skripsi. Institut Manajemen
Telkom.
Kamal, Javed, 2012. “Optimal Portfolio Selection in Ex Ante Stock Price Bubble and
Furthermore Bubble Burst Scenario From Dhaka Stock Exchange with Relevance
to Sharpe’s Single Index Model”, Financial Assets and Investing Journal, Vol.3,
No.3, Page 29-42.
Nikolaos, Eriotis, Toudas Kanellos and Dimitrios Vasiliou, 2011. “Can International
Diversification Reduce Portfolios’s Risk and Costs Though the Usage of
Variations of Capital Asset Pricing Model? An Empirical Review”, Journal of
US-China Public Administration, Vol.8, No.2, Page 221-229.
12
Pandya, Anil M and Narendar V. Rao, 1998. “Diversification and Firm Performance: An
Empirical Evaluation”, Journal of Financial and Strategic Decisions, Vol.11,
No.2, Page 67-81.
Prastiwi, Yussi, 2006. “Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham Optimal di
Bursa Efek Jakarta (Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal dan
Model Random Pada Saham-saham Perusahaan Manufaktur Tahun 20032004)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
Robi, 2008. “Analisis Portofolio Optimal Saham-saham LQ-45 pada Periode Agustus
2005-Juli 2006 dengan Metode Single Index Model di Bursa Efek Jakarta”,
Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol.4, No.1, Hal 2-21.
Ross, S.A., Westerfield, R.W., dan Jaffe, 2003. Corporate Finance, Sixth Edition, Mc
Graw-Hill, Inc, USA.
Saravanan and Natarajan, 2012. “Optimal Portfolio Construction with Nifty Stocks (An
Analytical Prescription for Investors)”, Advances in Management Journal, Vol.5,
No.8, Page 47-53
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE,
Yogyakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Edisi Keduabelas, Alfabeta, Bandung.
Tandelilin, Eduardus, 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama,
Kanisius, Yogyakarta.
Wahyudi, Henry Dwi, 2002. “Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham Optimal
di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No.2, Hal 99113.
Yuniarti, Sari, 2010. “Pembentukan Portofolio Optimal Saham-saham Perbankan dengan
Menggunakan Model Indeks Tunggal”. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol.14, No.3, Hal 459-466.
Zubir, Zalmi, 2011. Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham, Edisi
Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
13
Download