bab 23 pemantapan stabilitas ekonomi makro

advertisement
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
BAB 23
PEMANTAPAN STABILITAS EKONOMI MAKRO
REPUJSFS'RS8*=",o
BAB 23
PEMANTAPANSTABILITAS EKONOMI MAKRO
A. KONDISI UMUM
Stabilitasekonomi makro merupakanprasyaratbagi pertumbuhanekonorni yang
rakyat.Stabilitastersebutdiwujudkanmelalui
berkualitasbagi peningkatankesejahteraan
sinergiantarakebijakanfiskal dan moneter,penguatanlembagakeuangan,dan didukung
olehpengembangan
datastatistikyangakurat.
Di sisi kebijakanfiskal, kebijakandiupayakanuntuk menjagaketahananfiskal yang
ekonomi.Defisit APBN
berkesinambungan
sertamemberikanstimulusbagi pertumbuhan
diupayakanpada batas-batasaman keuangannegaramelalui peningkatanpendapatan
negara.
negarasertapeningkatan
efisiensipengeluaran
Realisasipendapatan
negaradan hibah sampaidenganakhir tahun2007 mencapai
2,1
tersebutlebih tinggi sebesar
Rp708,5triliun (18,7 persenPDB).Realisasi
sebesar
persenataunaiksebesar
Rpl4,4 triliun daritargetAPBN-Ptahun2007.Jikadibandingkan
Negaradan Hibahtahun2007 lebih tinggi ll,1
denganAPBN tahun2006,Pendapatan
penerimaan
negaradanhibahtersebut
terutama
persenataunaik Rp70,5triliun.Pencapaian
(13,0
persen
perpajakan
PDB),
sebesarRp49l,8 triliun
bersumber
dari penerimaan
NegaraBukanPajak(PNBP)sebesar
Rp2l5,0triliun (5,7 persenPDB),dan
Penerimaan
Rpl,7 triliun.
hibahsebesar
Pencapaian
targetpenerimaan
negaradan hibahtersebutditempuhmelaluiperbaikan
pelayanan
perpajakan
yangberkelanjutan
meliputipeningkatan
danreformasiadministrasi
pajak,
peningkatan
pengawasan
peningkatan
terhadap
wajib
perbaikan
administrasi,
dan
kapasitassumberdayamanusia,
pengawasan
internalterhadappetugaspajak,peningkatan
sertaperbaikansisteminformasidan teknologidalamrangkamendukungpeningkatan
perpajakan.
pelayanan
negaramencapai
Rp
sebesar
2007,realisasipengeluaran
Sampaidengan3l Desember
pusatsebesar
Rp 504,0
757,2triliun(20,0persenPDB)yangterdiridaribelanjapemerintah
Rp 253,3triliun (6,7persenPDB).
triliun (13,3persenPDB)danbelanjake daerahsebesar
Realisasitersebutlebihtinggi 0,6 persenataumeningkatRp 4,9 triliun dari targetAPBN-P
tahun2007. Jika dibandingkandenganAPBN tahun 2006, realisasipengeluarannegara
sebesar
Rp 90,1triliun.
padatahun2007lebihtinggi13,5persen
ataumeningkat
pengeluaran
oleh meningkatnya
alokasisubsidi
Peningkatan
negaraini disebabkan
dampakdaritingginyaharga
minyak
terutama
subsidiBahanBakarMinyak(BBM) sebagai
juga harusmengalokasikan
subsidi
Selainitu, pemerintah
mentahdi pasarinternasiondl.
hargaminyak gorengdalam negeriyang
minyak gorengsebagaidampakmeningkatnya
oleh kenaikanpermintaan
dantingginyahargaCrudePalm Oil (CPO)di pasar
disebabkan
internasional.
-|
1r.23
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengeluaran negara ini ditempuh melalui
penajamanalokasi anggaranmelalui realokasibelanjanegarayang lebih terarahdan tepat
sasaran,sertaperumusankebijakan alokasi belanjake daerahsesuaikewenangannya.
Dengan langkah-langkahpeningkatanefektivitas penerimaan negara dan efisiensi
pengeluarannegara,defisit APBN tahun 2007 mencapai 1,3 persen PDB, lebih tinggi
dibandingkanrealisasiAPBN tahun 2006 yang mencapai0,9 persenPDB, namun lebih
rendahdari yang ditargetkandalamAPBN-P tahun2007 sebesar1,5 persenPDB.
Pada tahun 2008, kebijakan fiskal diarahkan untuk menjaga ketahanan fiskal yang
dengan memberikanstimulus fiskal melalui peningkatanpenerimaan
berkesinambungan
ini
negara.Hal
ditempuh melalui pemantapanreformasi administrasi perpajakan,reformasi
administrasikepabeanandan cukai sertapeningkatanefektivitasdan efisiensi penerimaan
bukan pajak.
SesuaidenganAPBN-P Tahun2008, penerimaan yang meliputi pendapatannegaradan
hibah diperkirakanmencapaiRp 895,0triliun (20,0 persenPDB), lebih tinggi Rp 186,5
triliun dibandingkanrealisasiAPBN tahun 2007. Jumlah tersebutterdiri dari penerimaan
perpajakansebesarRp 609,2 triliun (13,6 persenPDB), penerimaannegarabukan pajak
sebesarRp 282,8triliun (6,3 persenPDB), dan penerimaanhibah sebesarRp 2,9 triliun (0,1
persenPDB). Tingginya target penerimaantersebutterutamadidorong oleh peningkatan
penerimaannegarabukan pajak, khususnyapenerimaanminyak bumi dan gas alam serta
penerimaandividen ataslabaBUMN.
Di sisi pengeluarannegara,kebijakanalokasi anggarandiarahkanuntuk memberikan
stimulus fiskal bagi perekonomianserta peningkatanefektivitas dan efisiensi alokasi
belanja negara dengan mengacu pada penerapananggaran berbasis kinerja (performance
based budgeting). Pada APBN-P tahun 2008, belanja negara ditargetkan mencapai Rp
989,5triliun (22,1 persenPDB), lebih tinggi Rp 232,3triliun dibandingkanrealisasiAPBN
tahun 2007. Peningkatananggaranbelanja ya ng cukup signifikan terjadi pada beban
belanjasubsidiyang mencapaiRp 234,4triliun (5,2 persenPDB), lebihtinggi sebesarRp
84,2 triliun dibandingkandenganrealisasitahun2007. Tingginyaperkiraansubsiditersebut
didorongoleh masih tingginya hargaminyak mentahdunia dan lebih rendahnyaperkiraan
lifting minyak bumi dari perkiraanAPBN tahun2008.
Melalui berbagaikebijakandan perkiraanpenerimaandan pengeluarantersebut,defisit
anggarandalam APBN-P tahun 2008 diperkirakanmencapai2,1 persenPDB, lebih tinggi
dibandingkandenganrealisasidefisit anggarantahun2007 yang mencapai1,3 persenPDB.
Meskipun meningkat, defisit anggarantersebut masih berada pada batas-batasaman
keuangannegara.
Untuk pembiayaan defisit, kebijakan diarahkan untuk meningkatkan optimasi
pembiayaan.Salah satu sumber pembiayaanyang ditargetkanakan meningkat pesatadalah
Surat Utang Negara (neto) yang ditargetkansebesarRp 117,8 triliun atau meningkat
sebesarRp 26,2 triliun dari nilai APBN 2008 yang ditetapkansebelumnya.Peningkatan
SIIN bersih tersebut tetap dengan mempertimbangkantingkat resistensinyayang relatif
rendah dan pasar yang masih terbuka lebar. Sementaraitu, salah satu produk SLIN baru
yang ditargetkan bisa dikeluarkan pada tahun 2008 adalah Surat Utang Negara Syariah
(Sukuk).
1r.23- 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Undang-undang
APBN Perubahan
tahun2008,hargaminyak
Setelahdiundangkannya
mentahdi pasaraninternasional
terusmengalamikenaikandan mencapailevel di atas
US$120per barelpadabulanApril yanglalu.TingginyahargaBBM tersebutdanadanya
perbedaan
hargaBBM dalamnegeridenganluar negeriyangsemakintinggi akanmemicu
kenaikankonsumsiBBM bersubsidi.
Apabilakeadaanini dibiarkan,makaakanterjadi
peningkatanbebansubsidienergiyang selanjutnyaberdampakterhadapkenaikandefisit
anggaran.Menyikapi kondisi tersebut,Pemerintahtelah menyusunrencanapengamanan
pelaksanaan
APBN-P 2008 untuk memulihkankepercayaan
masyarakatdan menjaga
pertumbuhan
momentum
miskin.
ekonomi,sertamelindungi
masyarakat
gambaran
penerimaan
Denganberbagailangkahtersebut,
negaradanhibahpadatahun
2008diperkirakan
menjadiRp 937,8triliun(20,1persen
PDB)ataumeningkat
sebesar
Rp
penerimaan
42,8triliun.Peningkatan
tersebututamanya
didorongolehpeningkatan
bukan
pajak sebesarRp 35,2 triliun. Sementara
itu, belanjanegaradiperkirakansebesarRp
1.020,1triliun (21,9 persenPDB) atau meningkatsebesarRp 30,6 triliun. Dengan
1,8persenPDB.
demikian,
defisitAPBNpadatahun2008diperkirakan
sebesar
Dari sisi kebijakanmoneter,stabilitasmonetertetapdijaga sepanjang
tahun2007.
AmerikaSerikatpadabulanJuli 2007
Terjadinya
krisissubprimemortgagepasarkeuangan
padadasarnyatidak memberikan
pengaruhyang berartiterhadappasaruangIndonesia.
Nilai tukaryangmelemahmenjadiRp 9.367,-perUSD padabulanAgustus2007kembali
ratamenguatmenjadiRp 9.107,-perUSD padabulanOktober2007.Secarakeseluruhan,
Rp 9.140per USD ataumenguat0,3
ratanilai tukarrupiahhariantahun2007mencapai
persendibandingkan
tahun2006.Dalamempatbulanpertamatahun2008 rata-ratanilai
Rp 9.246,-perUSD.
tukarrupiahmencapai
Relatifstabilnyanilai tukarrupiahturut menjagatingkatharga.Padatahun2007laju
inflasi mencapai6,59 persen(y-o-y),hampirsamadengantahun 2006 (6,60 persen).
terutamakarenadidorongoleh kenaikan
Memasukitahun2008, laju inflasi meningkat,
jadi, yang dipengaruhioleh tingginya
hargakelompokkomoditimakanandan makanan
hargakomoditipertaniandi pasardunia.PadabulanJanuari,Februari,Maret dan April
persen,0,95persen,dan0,57
mencapai1,77persen,0,65
2008,laju inflasiberturut-turut
padabulanApril 2008mencapai
persen(m-t-m),sehingga
8,96persen.
lajuinflasisetahun
laju inflasi membukapeluangakan
Stabilnyanilai tukar rupiahdan terkendalinya
penurunan
sukubungaperbankansecarabertahap.Sukubungaacuan(81 rafe) diturunkan
secarabertahapdari 9,5 persenpadabulanJanuari2007 menjadi8,0 persenpadabulan
hinggabulanApril 2008.Untuk mengantisipasi
Desember2007 dantetapdipertahankan
peningkatan
inflasi(y-o-y),BI rate mulaiditingkatkan
menjadi8,25persenpadaawalMei
penurunan
suku bungadepositodan
2008.Perubahan
suku bungaacuanini mendorong
sukubungakredit.SukubungadepositoI dan3 bulanmenurundari 9,0 persendan9,7
persenpadabulanDesember
2006menurunmenjadi7,2 persendan7,4 persenpadabulan
menurundari 15,1persendan
Desember
2007.Sukubungakreditmodalkerjadaninvestasi
2006)menjadirelatifsamayaitumasing-masing
sekitar13,0persen
I 5,1persen(Desember
padabulanDesember
2007.
pengaruh
Krisissr,rbprime
mortgagedi AmerikaSerikatmeskipuntidak memberikan
yang berartipada pasaruang, namunmemberikandampakterhadappasarmodal di
rr.23- 3
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Indonesia.
PadabulanAgustus2007IHSGdi BEI menurunsebesar
6,6 persendibanding
akhir bulansebelumnya.
KinerjabursasahamIndonesiakembalimembaikhinggapada
akhir tahun2007.IHSG mencapai2.745,8ataumeningkat52,1 persendari akhir tahun
2006 dengannilai kapitalisasipasarmencapaiRp 1.988,3triliun atau meningkat59,2
persenpadakurun waktu yang sama.Kinerja BursaEfek Indonesiapadatahun2007
peringkatketigaberkinerja
menduduki
terbaiksekawasan
AsiaPasifik.Hinggaakhirbulan
April2008,IHSGmeningkat
hinggamencapai
2.304,5.
Sejalan dengan menguatnyakinerja pasar modal, peran sektor keuangandalam
juga semakinmembaik.Hal ini
menjalankan
fungsinyasebagaiintermediasi
keuangan
tercermindari meningkatnyakredit yang disalurkanperbankansebesar26,4 persenpada
akhir2007dibandingkan
posisiakhir2006,danterustumbuhmencapai
29,5persen(y-o-y)
padaMaret 2008. Selanjutnya,penghimpunan
dana masyarakattumbuh mencapai17,7
persen(y-o-y) pada akhir 2007 dan 13,8 persen(y-o-y) padaMaret 2008. Penyaluran
kreditbagiproyek-proyek
inisiatifPemerintah
sepertiinfrastruktur,
alutsista,
agribisnis
dan
bioenergihinggabulanSeptember
tahun2007mencapai
Rp55,3triliun atautumbuhsekitar
50 persendibandingkan
akhirtahun2006.
Seiringdengankenaikanpenyaluran
kredit, Loanto DepositRatio(LDR) bankumum
meningkatmencapai66,3 persenpadaakhir tahun2007dan mencapai70,7 persenpada
perbankan
Maret2008.Ketahanan
nasionalselamatahun2007juga semakinmembaik
yang ditunjukkanoleh CapitalAdeqttaq,Ratio (CAR) yangmencapai19,3persenpada
akhirtahun2007danmencapai
20,5persenpadaMaret2008,sertarasioNon Petforming
Loans(NPLs)grosstelahturunhingga4,1persenataulebihrendahdariNPZsgrosstahun
2006yangmencapai
6,1persenbahkanturunhingga3,7persenpadaMaret2008.
Terjaganya
stabilitassektorkeuangan
tersebutdidukungolehfaktor-faktorseperti:(a)
peraturanperbankan
telahditerapkannya
maupunlembagakeuangannon bank (LKNB)
yang bersifatpreventifterhadappencegahan
penempatan
risiko kegagalan
investasi;(b)
telah dibentuknyaForum StabilitasSistemKeuangan(Juni 2007) guna meningkatkan
kerjasama,
koordinasidan pertukaran
infbrmasidalamrangkastabilitassistemkeuangan;
serta (c) penerapanaturan mengenaitata kelola yang baik (good governance)dan
perlindunganbagi masyarakatpenggunanya.
Disampingitu, penggabungan
dua bursa
menjadiBursaEfekIndonesia
yangberlakuefektifsejak30 November2007dimaksudkan
pula untuk meningkatkan
efisiensipasarmodalyang padaakhirnyadapatmeningkatkan
ketahanan
sektorkeuangan.
Dengansemakinkompleksdan kayanyaperkembangan
teknologidi sektorkeuangan,
lembaga
keuangan
telahdijadikansarana
terjadinya
berbagai
tindakpidanapencucian
uang
(TPPU). Berbagai modus operandi TPPU menggunakansarana perbankan,seperti
pemalsuanidentitas dalam memanfaatkanfasilitas perbankan, penyuapandengan
menggunakan
uangatauinstrumenkeuanganlainny4 danpenyamaran
pelakupembalakan
(illegal logging). Selain itu, beberapaTPPU juga dilakukan melalui LKNB, seperri
penyetoran
tunai polis asuransijiwa dalamjumlah besaryang dibayarkansekaligus,serta
tindakanterselubung
pelariandana-dana
hasilperbuatan
melawanhukumdi Indonesia
ke
luar negerikemudiankembalimasukke dalamnegerimelaluipasarmodaldalambentuk
pembeliansahamdanreksadana.
11.23- 4
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Gunameningkatkan
pemberantasan
TPPUtersebuttelahdiupayakan
peletakanlandasan
hukum yang lebih kokoh untuk melaksanakan
pencegahan
dan pemberantasan
TPPU
melaluirevisiterhadapUU TPPUyangdiharapkan
dapatdisahkanpadapertengahan
tahun
2008.Selanjutnya,
telah dibentukjaringankerjasama
denganunit-unit intelejenkeuangan
(FinancialIntelligentUnit) di 23 negara.
Ataskerjasama
ini telahdiperoleh200 permintaan
untuk mengungkapberbagaikasusTPPU melaluijaringan lembaga-lembaga
keuangan
secarainternasional.
Selanjutnya,
akandilaksanakan
strateginasionaluntukmengefektifkan
pencegahan
dan pemberantasan
TPPU. Adapun strategiyang akan terus dilaksanakan
antaralain adalahturut sertadalammewujudkanprogramnomoridentitastunggal(single
Identity Number), penyempurnaanperaturan pelaksanaanuu rppu, piningkatan
kepatuhanpelaporantransaksiyang mencurigakan
dan transaksitunai oleh PenyediaJasa
Keuangan(PJK), sertaupayauntuk menarikkembalidana-danakejahatanTPPU yang
tersimpanpadalembaga-lembaga
keuangandi luar negeri.Semakinkokohnyastab-ilitas
sektorkeuangan
dapatmeningkatkan
kemampuan
lembaga-lembaga
keuanganmenjalankan
fungsinyasebagaiintermediasikeuangandan menyalurkandana-danamlsyaraklt untuk
pendanaan
pembangunan.
Dalam rangka meningkatkankualitaspertumbuhan
ekonomi,pertumbuhankredit
kepadausahamikro kecil dan menengah(UMKM) melalui bank umum juga terus
meningkat.Penyalurankredit UMKM sampaidenganakhir tahun 2007 tumbuhsebesar
22,4 persen(y-o-y)danterustumbuhhingga24,7persen(y-o-y)padaMaret200g.
Selainperbankankonvensional,
perbankan
syariahturut berperandalammeningkatkan
pendanaan
masyarakat.
Meskipunpangsanya
masihkecil, padaakhir tahun2007,rasio
pembiayaanterhadapdana pihak ketiga (financingto depositratio) perbankansyariah
mencapai
sekitar100persen.Di sampingitu, risikopembiayaan
macetperbankan
syariah
relatifkecilyaitusekitar4,0persenpadaakhirtahun2007.
Di sisi pembiayaanmikro, lembagapembiayaan
mikro berbentukbank (BPR), telah
menyalurkandanasebesarRp20,5triliun atautumbuhsebesar21,2 persen(y-o-y) pada
Desember2007. Berdasarkankomponennya,
kredit yang disalurkantersebutmayoritas
dimanfaatkan
sebagaimodalkerja usahasebesar52,5persendan kredit konsumsijebesar
40,8persen.
Selanjutnya,
LKNB termasukpasarmodalsebagaisumberpendanaan
jangkapanjang
bagi kegiatanperekonomian
masyarakat
masihperlu dioptimalkan.
HinggaiatrunZbOO,
mayoritaspenyaluran
danadari industriasuransidandanapensiunmasihditempatkan
pada
deposito perbankan(diatas 28 persen dari total investasi masing-masingindustri).
Penempatan
danaterbesarsetelahdepositopadaindustrijasa perasuransian
adalahSUN
danSBI (di atas28 persen).Sedangkan
padaindustriini porsi instrumenpenggeraksektor
riif sepertiobligasikorporasidan sahammasing-masing
hanyasekitar12 d;; l0 persen.
Hal ini disebabkan
oleh persepsipelakuusahaterhadaprisiko instrumenkeuanginnon
konservatif
masihtinggi.Selanjutnya,
penggalangan
danamelaluisahamdanobligisitelah
mencapai
Rp5l7,l triliun(April 2008)aku meningkat
sebesar
31,0persen(y-o-y).Namun,
penggalangan
danatersebutmayoritasmasihterjadi di sektorkeuanganyang umumnya
adalahperbankan(sekitar48 persen).Sedangkanindustri yang memeitutcaninvestasi
jangkapanjangmasihrelatif kecit memanfaatkan
pasarmodal,sepertisektorinfrastruktur,
utility dan transportasi,serta industri perdagangan,
jasa dan investasimasing-masing
porsinyahanyamasihsekitarl0 persenterhadaptotal penerbiansahamdan obligasi.Ha1
II.23- 5
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
yang samadengansektor industri barangkonsumsimaupunanekaindustri, masing-masing
industri ini hanya memanfaatkansedikit saja porsinyapada penerbitansahamdan obligasi
korporasi(di bawah 5 persen).Di sampingitu, pembentukanpasarsekunderpembiayaan
perumahanmelalui secondarymortgagefacility (SMF) yang diharapkandapat menerbitkan
instrumen baru di pasar modal dalam negeri prosesnyamasih terkendala oleh lingkungan
strategisyang belum terwujud.
Stabilitas ekonomi dapat diukur dengan data statistik yang akurat. Dalam rangka
peningkatankebutuhandatastatistik,makapembangunandi bidangstatistik
mengantisipasi
perlu terus menerusdikembangkandenganteknik dan metodologiyang sesuai,mulai dari
tahappengumpulandata,pengolahan,analisis,penyajian,hinggadiseminasidatastatistik
Dalam upaya mendukung pengembangandan penyempurnaandata dan informasi
statistik,beberapakegiatanakan dilaksanakanpadatahun 2009. Kegiatan besardi bidang
statistikyang akan dilaksanakanpada tahun 2009 antaralain persiapanSensusPenduduk
2010 (SP 2010) yang meliputi kegtatanpemetaan wilayah dan gladi bersih. Data yang
dihasilkan dari kegiatan SP 2010 dapat memberikan gambaran mengenai kondisi
demografi,sosial-ekonomidan infrastrukturhinggawilayah administratifyang paling kecil.
Adapun keseluruhanrangkaiankegiatanSP 2010, antaralain mencakuppendataanpotensi
wilayah, pembentukan
desa, klasifikasi daerah urban-rural, pembentukan/pemetaan
kerangkacontoh induk, pendataanpenduduk,pendataanperumahandan rumah tangga.
Di samping itu, juga dilakukan kegiatan lain yang secararutin dikumpulkan setiap
tahunnyaseperti'SurveiSosialEkonomi Nasional(Susenas)yang digunakansebagaidasar
pengukuran angka kemiskinan; Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)yang berisi
informasi-informasi keadaan ketenagakerjaandan semua aspeknya; Survei Biaya Hidup
(SBH) 2007 yang digunakansebagaipenimbangyang lebih barudalam penghitungantingkat
Energi dan
inflasi; Survei Upah; Survei Industri Besardan Sedang;Survei Pertambangan;
Konstruksi; Survei Harga Konsumen; Survei Harga Perdagangan Besar; Survei
Transportasi;Survei Bidang Jasadan Pariwisata;PenyusunanPDB dan PDRB; dan lain
sebagainya.
B. SASARANPEMBANGUNANTAHUN 2OO9
l . Menurunnyalaju inflasi menjadi6,0 persen.
2. Defisit anggarandiupayakanantara1,5-2,0 persenPDB.
3 . Meningkatnya ketahanansektor keuangan,antaralain dengan:
a. Terbentuknya peraturan perundang-undanganmengenai jaring pengaman sektor
keuangan;
b. TerlaksananyasecarabertahappembentukanOJK;
c. Tersedianyainstrumenkeuanganyang berjangkawaktu panjang;
d. Terpenuhinyamodal minimum dan perkuatanlembagakeuangan;serta
pengaturandan pengawasanjasa keuanganyang sesuaidengan
e. Terselenggaranya
standarinternasional.
4. Meningkatnyafungsi intermediasiperbankandan penyalurandana melalui lembaga
keuangannon bank (termasukpasarmodal), terutama:
11.23- 6
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESI.A
a. Penegasanfungsi bank BUMN;
usahamikro, kecil, dan menengah(UMKM);
b. Peningkatanaksesibititaspendanaan
c. Tersedianya kerangka kebijakan pembiayaan mikro, yang mencakup antara lain
skemapembiayaanmikro, dan pembentukancontribution company;
yang kondusifuntuk berkembangnyainstrumen
d. Tersedianyaperaturanperundangan
pasar keuangan yang mendukung pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor
penting lainnya; sepertiobligasi daerahdan obligasi berprinsipsyariah (termasuk
sukuk), serta instrumen derivatif seperti Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset (KIK EBA)
5. Meningkatnya perananlembagajasa keuangannon bank terhadap perekonomianyang
dicerminkanoleh peningkatanrasionilai asetlembagajr sa keuangannon bank terhadap
PDB dan tersedianya mekanisme perlindungan nasabah/investorlembaga jasa
keuangan.
6. Meningkatnya stabilitas sistem keuangan melalui pencegahan dan pemberantasan
TPPU, terutama:
a. TersedianyaperaturanpelaksananUU TPPU yang lebih kokoh untuk mencegahdan
memberantasupaya-upayapemanfaatansektor keuangansebagaisaranapencucian
b.
c.
d.
e.
uang;
Meningkatnyakepatuhankewajibanpelaporanoleh penyediajasa keuangan(PJK);
Meningkatnyaefektivitasdan kualitashasil analisisdugaanterjadinyaTPPU;
MeningkatnyakemampuanpenyelidikanTPPU;
Tersedianyapengamananterhadapsistemteknologi informasidan pengolahandata;
sena
f. Meningkatnya pemahamantentang UU TPPU di kalangan PJK, aparat penegak
hukum (Apgakum), dan masyarakatluas untuk mendukung pembangunanrezim
pencucianuang.
7. Meningkatnyadaya guna statistik dilakukan melalui penyediaandata statistik dasar
yang lengkap,akurat dan tepat waktu di seluruh bidang pembangunan'
C. ARAH KEBIJAKAN PEMBAI\IGUNAN TAHUN 2OO9
disebutkandi atas,arahkebijakanyang
Dalamrangkamencapaisasaransebagaimana
pembangunan
untuk tahun2009
program-program
merupakanprioritaspenyelenggaraan
dalammenjagastabilitasekonomiyang
tetapmelanjutkanarahkebijakantahunsebelumnya
fiskal adalahsebagaiberikut:
padakesinambungan
mengarah
l. Melanjutkanmodernisasiadministrasiperpajakanmelalui penerapanfitur-fitur Large
TaxpayerOffice (LTO), reformasiadministrasisengketapajak, serta Penerimaan
NegaraBukanPajak(PNBP);
dan cukai melalui pembentukan
administrasikepabeanan
2. Melanjutkanmodernisasi
penerapan
NationalSingle Window(NSW)
KantorPelayananUtama(KPU) termasuk
dancukai;
kinerjakbpabeanan
danpeningkatan
perencanaan
kebijakan
negaramelaluipeningkatan
efektivitaspengeluaran
3. Pemantapan
APBN, penajaman prioritas anggaran, pengelolaanrisiko fiskal peningkatan
sistem
pengelolaan
anggaranmelalui pengembangan
dan akuntabilitas
transparansi
pengelolaan
dan
negara,
pengelolaan
kas
peningkatan
perbendaharaan,
informasi
keuangan
informasi
peningkatan
sistem
penyelenggaraan
dan
pengendalian
anggaran,
11.23- 7
PRESIDEN
REPUBLIK ]NDONESIA
4.
5.
6.
7.
8.
daerah(SIKD) serta peningkatanpengelolaanhubungankeuanganpusat dan daerah,
sertamelanjutkanperluasankantor KPPN Prima;
Pembinaan akuntansi keuangan negara melalui penyempurnaan sistem informasi
akuntansi berbasis akrual, pengembangandan pelaksanaanSistem Akuntansi Instansi
(SAI) sertapenyusunanlaporan keuanganpemerintahpusat.
Pemantapan Pelaksanaan sistem penganggaran melalui pembinaan/penyusunan
program, rencana kerja dan anggaran serta penyusunan/penyempurnaan/pengkajian
peraturanperundang-undangan
di bidang penganggaran;
Penyusunan/penyempurnaan/pengkajian
peraturan perundang-undangan di bidang
kekayaan negara serta inventarisasi dan penilaian kekayaan negara/barangmilik
negara;
Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pinjaman baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri;
Meningkatkan koordinasi fiskal, moneter, keuangandan sektor riil, guna mendukung
stabilitasekonomi makro yang difokuskanpadapengembangan:
a. Sektor keuangan melalui Arsitektur Sektor Keuangan Indonesia (ASKI) serta
pengembangandan penerapan Sistem Peringatan Dini Sektor Keuangan (early
warning system).
b. Pembentukanjaring pengaman sektor keuangan dan peningkatan peran Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagai lembaga penyatu dan
pengawas.
c. Harmonisasi/sinergiantara pasar SBI dengan pasar Surat PerbendaharaanNegara
(sPN).
d. PasarSukuksebagai
alternatifpengembangan
instrumen
moneterdenganbiaya
yanglebihrendah.
e. Sistem informasi ketersediaanbahan-bahan
pokok kebutuhanmasyarakatbaik
bahanmakananpokokmaupunenergidankelistrikandi pusatdandaerah.
f. Sistemtransportasidarat,laut dan udarayang berpengaruh
padabiaya distribusi
barangdanjasakebutuhan
masyarakat.
9. Mempercepat
fungsiintermediasi
danpenyaluran
danamasyarakat
melalui:
a. Optimalisasipenyalurankredit perbankan,
termasukpeningkatan
aksespermodalan
kepadaUMKM, terbentuknya
kerangkapembiayaan
mikro, dan peningkatanperun
asuransi
kredit;
peranbankBUMN;
b. Peningkatan
c. Peningkatan
diversifikasisumber-sumber
pendanaan
lembagajasa keuangannon
bank melalui pengaturan,pengembangan
insentif dan la'yv enforcementpada
pengawasan
industrijasa
keuangan
nonbank;
d. Pengembangan
lembagakeuangan
berbasis
syariah;
e. Penyempurnaan
peraturanperundangan
di bidanglembagakeuangan,pasarmodal,
infrastrukturdansektor-sektor
pentinglainnya;serta
f. Pengembangan
penjaminan.
lembaga
10.Menjagasistemkeuangan
dari upayatindakpidanapencucianuang(TPPU),antaralain
melalui:
a. Penyempurnaan
ketentuanperaturanperundang-undangan
yang berkaitandengan
peningkatan
pelaksanaan
pencegahan
danpemberantasan
TPPU;
pengawasan
b. Peningkatan
penyediajasa
kepatuhan
keuangan(PJK);
II.23- 8
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
c. Peningkatankerjasamadengan lembaga domestik, lembaga informasi intelejen di
bidang keuanganinternasionaldan organisasianti pencucianuang; serta
d. Penegakanhukum dalam penyelidikandan penuntutanTPPU.
ll. Melanjutkan penyempurnaan dan pengembangan data dan informasi statistik di
berbagai tingkat untuk meningkatkan ketersediaandan kualitas data dan informasi
statistik denganfokus pada:
Susenas
BidangsosialmelaluikegiatanSurveiSosialEkonomiNasional(Susenas),
2008.
Upah
(Februari),
2010,
dan
Survei
SP
Bersih
Gladi
Panel
danSakernas
Thhunan,Survei
b . Bidang ekonomimelalui kegiatanSurveiIndustri Besar/Sedang
coba
Survei Usaha
dan
Uji
dan
Besar,
BerskalaMenengah
UsahaPerdagangan
Terintegrasi
TabelInputBidang neracadan analisisstatistikmelalui kegiatanpenyusunan
SistemNeracaSosial
dataPDB danPDRB,penyusunan
Output2005,penyusunan
Ekonomi(SNSE)lndonesia.
d. Bidang metodologidan informasi statistik melalui kegiatanpemetaanwilayah
administrasidalam rangka persiapanSensusPenduduk2010, pengembangan
peralatan
komunikasidatadan akseson-linejarakjauh,pengadaan
layananjaringan
pengolahdata(PC danScanner).
a.
-9
u.23
Download