ISSN 2302-0199 pp. 1- 17 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ROTASI PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI IAIN ARRANIRY BANDA ACEH Fatmawati1, Mahdani2, Sofyan Idris3 1) 2,3) Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Staff Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: Training for teachers, not only important for the improvement of skills in special areas, but also teachers need to be productive have increased expertise that can decide what and why, and how to carry out systematic work based on adequate knowledge. The purpose of this study was to determine the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh, to determine the effect of partial education and training on the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh and the simultaneous influence on the performance of education and training high school teachers in the city of Banda Aceh. Location of the study was conducted at the senior high school in the city of Banda Aceh. While that is the object of research related to three variables, namely the performance of teachers, while the researchers took a representative sample of the population. The number of samples for the study 32.7% or 150 senior high school teachers in the city of Banda Aceh. Based on the results showed that together for the second hypothesis suggests that education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. while the individual for the first hypothesis suggests that both the education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. In improving the performance of teachers in senior high school in Banda Aceh have to really pay attention to the pattern of education and training for teachers, so education and training program endorsed by the relevant agencies can have an impact on teacher performance improvements, especially in improving student achievement and improving the quality of learning teaching in the classroom. Keywords: Education, Training and Teacher Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan baik secara parsial maupun simultan terhadap motivasi kerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh baik secara parsial maupun simultan dan yntuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun lokasi penelitian adalah di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Objek penelitian adalah mengenai pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja pegawai IAIN ArRaniry Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 175 orang. Hasil penelitian menunjukkan untuk hipotesis pertama diperoleh penjelasan bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan saling berhubungan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, untuk hipotesis kedua dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan untuk hipotesis ketiga dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan, Motivasi dan Kinerja. Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 1 ISSN 2302-0199 pp. 2- 17 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Semakin ketatnya tingkat persaingan sumber daya manusi, baik dalam bisnis maupun dalam mengakibatkan pada organisasi organisasi tantangan mempertahankan mencapai tujuan. Motivasi kerja pada pegawai dapat nirlaba dipengaruhi beberapa faktor diantaranya dihadapkan budaya organisasi dan rotasi pekerjaan. untuk dapat dan Waridin (2006) hidup. mengungkapkan bahwa setiap organisasi atau memiliki budaya organisasi yang berfungsi organisasi ini dipengaruhi oleh kinerja untuk membentuk aturan atau pedoman pegawai (job performance) atau hasil kerja dalam yang dicapai oleh seorang pegawai dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini melakukan tugas sesuai dengan tanggung berarti budaya organisasi yang tumbuh dan jawab yang diberikan kepadanya. Pegawai terpelihara dengan baik akan mampu merupakan sumber daya yang penting bagi memacu organisasi ke arah perkembangan organisasi, karena memiliki bakat, tenaga, yang lebih baik. Selain itu, tekanan utama dan kreativitas yang sangat dibutuhkan dalam oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. budaya organisasi adalah mencoba untuk Keberhasilan kelangsungan Masrukhin suatu organisasi berfikir dan perubahan bertindak dan dalam pengembangan Dalam rangka meningkatkan kinerja mengubah nilai-nilai, sikap dan perilaku dari pegawainya, organisasi perlu memberi dari anggota organisasi secara keseluruhan. perhatian pada kepentingan pegawai yang Motivasi kerja pada pegawai juga memiliki berbagai macam kebutuhan. dapat dipengaruhi oleh adanya rotasi Ninuk Muljani (2002) menyatakan bahwa pekerjaan. Mourdoukoutas keinginan menyatakan bahwa untuk memenuhi berbagai rotasi (1994) pekerjaan kebutuhan inilah yang dipandang sebagai merupakan salah satu pendorong atau penggerak bagi seseorang organisasi agar pegawainya untuk termasuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi bekerja. kerja. Pulich (1989) menambahkan bahwa melakukan melakukan sesuatu, pekerjaan atau dapat rotasi dapat melepaskan diri dari kenyataan melakukan pekerjaan yang tidak biasanya bahwa mereka adalah individu yang juga mereka mempunyai kebutuhan, keinginan, dan mendorong harapan dari tempatnya bekerja. Keinginan kemampuan dan perilaku dari pegawai untuk memenuhi kebutuhan inilah yang lama serta untuk orientasi dan penempatan akan mempengaruhi motivasi kerja yang pegawai baru. Objek lakukan. berarti bagi Seorang pegawai yang professional tidak ada pada setiap individu untuk melakukan pekerjaan pilihan Rotasi adanya yang pegawai pekerjaan penambahan digunakan dalam segala sesuatu yang lebih baik dari lainnya penelitian ini yaitu Institut Agama Islam di Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Objek ini dalam melakukan kegiatan untuk Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 2 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala dipilih karena Institut Agama Islam Negeri Negeri Ar-Raniry Banda Aceh merupakan Ar-Raniry Banda Aceh adalah salah satu ujung lembaga yang secara konsisten melakukan pelayanan yang memuaskan baik kepada perbaikan sistem mekanisme kerja demi setiap mahasiswa Institut Agama Islam mencapai kinerja pegawai yang optimal. Negeri Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry kepada setiap dosen. Untuk itu baik Banda Aceh sebagai institusi perguruan buruknya pelayanan tergantung sejauh tinggi mana budaya organisasi dan sistem rotasi negeri selalu konsisten dalam tombak dalam Ar-Raniry maupun berlaku pelayanan memberikan pelayanan kepada mahasiswa. pekerjaan Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry tersebut, Banda Aceh dihadapkan pada tantangan meningkatkan motivasi kerja karyawan. dimana lembaga ini bertugas untuk terus yang memberikan cukup Persepsi di lembaga berperan dalam mahasiswa atau dosen memberikan pelayanan yang lebih baik tentang pelayanan yang diterima seringkali kepada mahasiswa. disandarkan pada persepsi pribadi Faktor lain yang menjadi perhatian seseorang, sehingga apabila mendapatkan diluar budaya organisasi yaitu rotasi layanan kurang baik maka hal tersebut pekerjaan. Hal ini merupakan konsekuensi disandarkan pada keadaan yang seharusnya dari adanya perubahan struktur organisasi diterima dan merupakan wewenang dari dan kebijakan rotasi pekerjaan dilakukan lembaga untuk memenuhi kebutuhan akan sumber masyarakat serta merupakan pelajaran daya manusia yang menjalankan sistem untuk intropeksi diri. Sehingga gejolak dari yang diakibatkan oleh pelayanan kepada kantor-kantor dimodernisasi. yang Perubahan telah budaya organisasi dengan penerapan ketentuan insan tersebut kampus dalam tidak begitu melayani nampak kepermukaan. internal dan eksternal seperti penerapan Banyak hal yang dapat mempengaruhi kode etik yang tegas, pengembangan visi, motivasi misi, dan nilai, serta kebijakan rotasi menjalankan tugas dan fungsinya, untuk pegawai itu organisasi harus berusaha menjamin sebagai konsekuensi dari kerja karyawan perubahan struktur organisasi merupakan agar hal yang menarik untuk suatu obyek denagn motivasi kerja karyawan dapat penelitian, bagaimana dampak dari kedua terpenuhi secara hal tersebut terhadap motivasi dan kinerja variabel tersebut pegawai Institut Agama Islam Negeri Ar- organisasi dan sistem rotasi pekerjaan Raniry sehingga karyawan tidak merasa jenuh Banda Aceh yang telah dimodernisasikan. Karyawan Institut variabel-variabel yang dalam maksimal. antara lain berkaitan Variabelbudaya bekerja dalam satu bidang dalam rentang Agama Islam waktu yang lama. Membahas masalah Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 3 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala budaya organisasi merupakan hal yang adalah bahwa motivasi kerja karyawan esensial bagi suatu organisasi, karena akan belum menunjukkan peningkatan terhadap selalu berhubungan dengan kehidupan pencapaian kinerja yang ada dalam organisasi itu sendiri. organisasi, ini Budaya organisasi merupakan falsafah, organisasi yang ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, dipahami oleh sebagian besar dari pegawai, harapan, sikap dan norma-norma yang disamping faktor rotasi pekerjaan yang dimiliki secara bersama serta mengikat cenderung mengabaikan terhadap keahlian dalam suatu komunitas tertentu (Robbins, yang dimiliki masing-masing pegawai, 2006:721). sehingga berdampak terhadap pencapaian Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kerja sama tim, kepemimpinan, yang diharapkan disebabkan belum budaya sepenuhnya kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Ermayanti (2001:3), mengemukakan karakteristik bahwa pemahaman motivasi, baik yang organisasi dan proses administrasi yang ada dalam diri karyawan maupun yang berlaku. Mengapa penting karena budaya organisasi berasal merupakan kebiasan- membantu dalam peningkatan kinerja. kebiasaan yang terjadi dalam hirarki Dalam hal ini seorang pimpinan perlu organisasi yang mewakili norma-norma mengarahkan perilaku anggota menciptakan kondisi (iklim) organisasi organisasi. Budaya yang produktif adalah melalui pembentukan budaya kerja atau budaya yang dapat menjadikan organisasi budaya organisasi sehingga para karyawan menjadi kuat dan tujuan organisasi dapat merasa terpacu untuk bekerja lebih keras terakomodasi (Sinungan, 2003:48). agar kinerja yang dicapai juga tinggi. yang diikuti Keberhasilan oleh pelaksanaan budaya dari Pemberian lingkungan akan motivasi motivasi dapat dengan harus diarahkan organisasi antara lain dapat dilihat dari dengan baik menurut prioritas dan dapat peningkatan tanggung jawab, peningkatan diterima dengan baik oleh karyawan, kedisiplinan, kepatuhan pada norma atau karena motivasi tidak dapat diberikan aturan, untuk setiap karyawan dengan bentuk yang terjadinya komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan semua tingkatan, kepedulian, peningkatan partisipasi dan berkurangnya tingkat berbeda-beda. Fenomena berkenaan dengan kinerja pegawai dapat dilihat dari banyak kemangkiran dan keluhan. Jika semua hal pekerjaan yang telah dibebankan kepada tersebut dapat dilaksanakan dengan baik pegawai tidak dapat diselesaikan tepat maka kinerja karyawan akan meningkat. waktu, banyak pegawai yang kurang tekun Menurut pengamatan dan pengalaman dalam menjalankan tugas dan tanggung penulis pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh jawab yang telah diberikan oleh pimpinan, 4- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala masih rendahnya tingkat disiplin kerja melakukan penelitian dalam bentuk karya pegawai, sehingga kinerja yang diharapkan akhir dengan judul penelitian mengenai oleh “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi pimpinan tercapai dan serta organisasi masih tidak rendahnya Pekerjaan Terhadap Motivasi Serta penghargaan atas prestasi kerja yang Implikasinya Pada Kinerja Pegawai IAIN diberikan Ar-Raniry Banda Aceh” kepada pegawai yang mempunyai prestasi serta kualitas kerja yang belum sepenuhnya dapat dapat METODE PENELITIAN dipertanggungjawabkan kepada pimpinan Lokasi dan Objek Penelitian dan organisasi. Rendahnya kinerja pegawai Lokasi peneIitian ini dilakukan pada ini mungkin disebabkan oleh faktor budaya IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun yang organisasi menjadi yang cenderung kurang objek penelitian ini adalah mendukung terhadap pencapaian kinerja pengaruh budaya organisasi dan rotasi pegawai disamping adanya faktor rotasi pekerjaan kerja yang cenderung kurang berjalan dampaknya pada kinerja pegawai IAIN Ar- dengan baik, dimana banyak pegawai yang Raniry Banda Aceh. merasa bosan dengan posisi yang sudah yang pada akhirnya berdampak terhadap rendahnya kinerja. Dengan adanya budaya organisasi yang baik diharapkan akan tercipta kinerja pegawai yang lebih baik, disamping faktor perencanaan rotasi pekerjaan kepada pegawai. Berdasarkan penulis mencoba di Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh yang berjumlah 314 orang pegawai administrasi pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Sedangkan penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling, dengan jumlah atas, menganalisis pengaruh motivasi kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Penelitian serta responden sebanyak 175 orang. alasan-alasan budaya organisasi dan rotasi kerja terhadap Aceh. motivasi Populasi dan Sampel geluti dalam rentang waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kebosanan terhadap ini diharapkan Operasional Variabel Budaya Organisasi (X1), yaitu Sistem dapat penyebaran kepercayaan dan nilai- bermanfaat khususnya bagi Perguruan Tinggi nilai yang berkembang dalam suatu IAIN Ar-Raniry Banda Aceh serta kajian organisasi dan mengarahkan perilaku ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya anggota-anggota organisasi manusia, dan di lingkungan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh pada umumnya. Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk Rotasi Pekerjaan (X2), yaitu Memutar atau menggilir penempatan pejabat struktural maupun fungsional dari satu Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 5 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala jabatan tertentu ke jabatan lainnya secara kualitas maupun kuantitas yang yang dihasilkan oleh seseorang karyawan dalam ditetapkan dalam sebuah kebijakan yang bersifat compulsary periode tertentu sesuai dengan tanggung Motivasi jawab yang diberikan. (Y), Sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan aktivitasnya yang organisasi yang dikondisikan oleh dilakukan akan membawa kepada suatu kemampuan upaya untuk keadaan yang lebih memuaskan dari pada memenuhi sesuatu kebutuhan keadaan sebelumnya. Dengan demikian yang tinggi kearah itu dapat dikatakan bahwa pada diri manusia individual. Seseorang bekerja karena ada sesuatu Prestasi terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada kerja/hasil kerja secara kualitas dan saatnya akan membentuk tujuan-tujuan kuantitas yang dicapai oleh seseorang yang hendak dicapai dan dipenuhinya. karyawan/pegawai dalam Yang menjadi persoalan sekarang adalah melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagaimana perusahaan dapat membuat tanggung pegawainya menjadi berprestasi dalam Kinerja Pegawai jawab (Z), yang diberikan kepadanya bersemangat bekerja Pengertian Kinerja Karyawan tantangan sehingga prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang dan dan siap tugasnya, menghadapi tujuan perusahaan tercapai. Setiap perusahaan atau organisasi pemerintahan perlu melakukan penilaian tertentu dibandingkan dengan berbagai prestasi kerja para karyawannya. Penilaian kemungkinan, standar, prestasi kerja karyawan merupakan salah target/sasaran atau kriteria yang telah satu alternatif dasar dalam pemindahan ditentukan terlebih dahulu (mutasi) atau promosi karyawan, sehingga prestasi misalnya bersama. kerja selama bidangnya periode disepakati karyawan yang menjalankan KAJIAN PUSTAKA Robbins (2007 : 212), mendefinisikan keras, pekerja Oleh umumnya dan telah karena itu akan dicapai kinerja karyawan yang tinggi, menyangkut sesuai dengan target dan harapan dari dengan pekerjaan atau macam pekerjaan manusia yang perusahaan. mengerjakan pekerjaan Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003: tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta 167) mengemukakan bahwa : "Evaluasi lingkungan dari pada pekerjaan tersebut. prestasi adalah evaluasi sistematik dan Dari pengertian tersebut di atas, formal atas prestasi kerja karyawan dan sangat jelas menyatakan bahwa kinerja potensi pengembangannya di masa depan". atau prestasi kerja adalah hasil kerja baik 6- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Selanjutnya Robbins (2007: 327) Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala mengemukakan bahwa : Kinerja kegiatan memberikan umpan balik kepada karyawan Performance) mana (Employee adalah tingkat terhadap karyawan mengenai unjuk kerjanya selama kurun waktu tertentu. karyawan mencapai Hal ini berarti penilaian karya tidak persyaratan-persyaratan pekerjaan. boleh dirahasiakan kepada orang yang Penilaian kinerja (Performance Appraisal) dinilai. Penilaian karya harus dijadikan adalah proses yang mengukur kinerja kritik yang dilengkapi saran dan petunjuk karyawan. Penilaian untuk umumnya mencakup maupun kinerja aspek kuantitatif dari pada perbaikan. Pada kenyataannya kualitatif penilaian karya bukan hanya berguna pelaksanaan untuk menetapkan besarnya imbalan yang pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan harus dengan seseorang melainkan dapat juga berfungsi untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau membantu proses pengembangan dirinya. yang diberikan. Penilaian yang diberikan secara terbuka seberapa baik Program penilaian karyawan yang dianut oleh perusahaan, dapat diterima dan seorang didiskusikan, karyawan karyawan, memungkinkan mengetahui hal-hal kekurangannya yang menimbulkan kepercayaan moral yang merupakan dan baik dari karyawan terhadap perusahaan. mengetahui dengan pasti hal-hal yang Adanya kepercayaan dikalangan karyawan diharapkan darinya. bahwa mereka akan menerima imbalan Penilaian prestasi kerja (performance sesuai dengan prestasi yang dicapainya, appraisal) merupakan salah satu tugas yang akan paling penting bagi setiap manager yang merupakan rangsangan bagi karyawan untuk memperbaiki prestasinya. diakui Selanjutnya dialami bila karyawan diberitahu pula bahwa dalam banyak kesulitan menanganinya secara kelemahan-kelemahannya, maka dengan memadai. Tidaklah selalu mudah untuk bantuan pimpinan mereka berusaha untuk menilai prestasi seorang karyawan secara memperbaiki diri masing-masing. akurat dan lagi pula serba sulit untuk Penilaian karyawan menimbulkan loyalitas perusahaan bila mengembangkan dan dapat menyampaikan hasil penelitian kepada terhadap yang bersangkutan tanpa menimbulkan pemimpin memajukan rasa kecewa dihadapi baginya. manajer Masalah yang adalah bagaimana karyawannya melalui pemberian sarana menilai kemampuan-kemampuan tenaga pendidikan khusus bagi karyawan yang kerja pada saat ini sehubungan dengan memerlukannya. persyaratan-persyaratan sekarang maupun Kemudian berpendapat Mathis "Penilaian (2002:112) karya adalah pada waktu-waktu mendatang. Motivasi kerja karyawan sangat erat Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 7 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala kaitannya dengan sifat dan kemauan dipaksa (Saydan, : 2006). karyawan untuk menyelesaikan semua Motivasi adalah suatu kecenderungan tugas-tugasnya yang menjadi tanggung untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan jawabnya. Karyawan akan memiliki sifat dalam diri (drive) dan diakhiri dengan untuk bekerja keras dorongan oleh faktor- penyesuaian faktor yang dapat memenuhi cita-citanya. dikatakan Motivasi kerja karyawan akan sangat (Mangkunegara, 2005 : 93). diri, penyesuaian untuk memuaskan diri motif berdampak terhadap prestasi perusahaan. Menurut Rivai dan Sagala, (2009 : Karena dengan motivasi kerja karyawan 455) “Motivasi adalah serangkaian sikap yang tinggi, mencapai perusahaan tujuan-tujuan akan dapat dan yang telah individu untuk mencapai hal yang spesifik direncanakan tepat pada waktu dengan biaya yang sangat efisien. nilai-nilai yang mempengaruhi sesuai dengan tujuan individu”. Dengan Selanjutnya, Robbins, (2007 : 198) demikian pimpinan harus memberikan mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan kontribusi dalam menunjang motivasi kerja untuk mengeluarkan tingkat upaya yang karyawan dalam berbagai aspek kebutuhan. tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu Pengertian Motivasi untuk Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan setiap hari untuk menjalankan kehidupan, membantu orang lain, memimpin sekelompok orang dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Harvey, 2006 : 5). Motivasi berasal dari kata (latin), “movere” yang berarti mendorong atau menggerakkan (Saydan, 2006: 226). memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Menurut Saydan, (2006 : 328) tujuan pemberian motivasi bagi pegawai/ karyawan adalah untuk : 1. Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan; 2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja; 3. Meningkatkan disiplin kerja; Motivasi merupakan semua kekuatan 4. Meningkatkan prestasi kerja; yang ada dalam diri seseorang yang 5. Mempertinggi moral kerja karyawan; memberi daya, arah dan memelihara 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab; tingkah laku yang bersangkutan. 7. Meningkatkan kehidupan diartikan pemberian kita sebagai sehari-hari, motivasi keseluruhan dorongan atau Dalam proses rangsangan kepada para karyawan, sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa 8- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 produktivitas dan efisiensi; 8. Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan. Dari motivasi pengertian dan tentang motivasi kerja motif, yang Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala dikemukakan para ahli di atas dapat lembaga/ instansi. Mereka memerlukan disimpulkan bahwa motif adalah suatu kondisi yang mendukung baik dari dalam perangsang atau daya pendorong dalam diri pegawai, berupa motivasi agar dapat diri seseorang yang perlu dipenuhi agar bekerja dengan baik untuk memenuhi orang tersebut dapat menyesuaikan diri kebutuhannya, dengan lingkungannya. Motivasi adalah tercukupinya sandang, pangan, papan, daya kebutuhan pendorong yang menimbulkan baik akan kebutuhan rasa akan aman, serta kemauan dan kerelaan dalam diri individu pengakuan akan keberadaannya dalam untuk mengerjakan berbagai tugas yang bekerja. menjadi tanggung jawabnya dalam Menurut Siagian (2006 : 286), mencapai tujuan. Motivasi timbul atas menyebutkan bahwa dengan motivasi yang dorongan pada seorang individu yang tepat dan benar, para karyawan akan dapat menggerakkan dan mengarahkan terdorong perilaku. Sedangkan motivasi kerja adalah mungkin dalam melaksanakan tugasnya proses mendorong, mengarahkan perilaku karena manusia keberhasilan organisasi mencapai tujuan yang berhubungan dengan lingkungan kerja untuk mencapai tujuan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya untuk berbuat meyakini semaksimal bahwa dengan dan berbagai sasarannya, kepentingankepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula. sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat Menurut Wahjosumidjo dalam Saydan, menumbuhkan motivasi kerja setinggi- (2006 : 227), “motivasi merupakan suatu tingginya proses bagi para karyawan dalam psikilogis yang mencerminkan organisasi. Motivasi timbul karena adanya interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan dan keputusan yang terjadi dalam diri tesebut terarah pencapaian tujuan tertentu. sendiri”. Menurut Robbins dan Coulter, Apabila tujuan telah tercapai maka akan (2007 : 530), motivasi adalah “kerelaan tercapai kepuasan dan cenderung untuk untuk mengarahkan segenap upaya untuk diulang kembali, sehingga lebih kuat dan mencapai mantap. dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dalam suatu lembaga/organisasi adalah para pegawai/karyawan yang bekerja harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai dapat mengaktulisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang tujuan organisasi yang memuaskan beberapa kebutuhan individu”. Menurut Nawawi dan Hadari, (2005 : 52), motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia. dimilikinya untuk lebih berperan dalam Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 9 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala Dari proses ini dihasilkan dorongan (motif) berupa kehendak. Kemauan dan keinginan untuk bertindak/berbuat melalui pengambilan keputusan. Menurut motivasi (2006:95) “pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, bekerjasama, Dalam seseorang kehidupan tidak lingkungannya. Hasibuan, adalah Budaya Organisasi agar bekerja mereka mau efektif dan berintegrasi dengan segala daya upayanya akan sehari-hari terlepas Kepribadian dari seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya, dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang untuk mencapai kepuasan”. yang berada dalam kehidupan organsisasi American Hasibuan, Encyclopedia (2006:96) dalam mendefinisikan motivasi sebagai “suatu kecendrungan dalam diri seorang yang meningkatkan daya tahan dan mengarahkan tingkah lakunya. Motivasi mencakup faktor kebutuhan emosional dan biologis, yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku”. Hasibuan, (2006 : 95), adalah “sejumlah fisik membentuk untuk menentukan sesuatu yang dan dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan Sedangkan pengertian kerja, menurut aktivitas berusaha dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan”. sebagainya. Budaya dalam arti sempit adalah seni (art), sedangkan dalam arti luas budaya berarti segala segala sesuatu hasil cipta, Dari berbagai pengertian motivasi dan rasa, dan karsa manusia baik berupa nilai- pengertian kerja di atas, dapat disimpulkan nilai, gagasan atau ide pemikiran hingga bahwa pada dasarnya motivasi kerja adalah barang-barang fisik buatan manusia yang suatu dorongan yang muncul dari dalam tujuannya diri seseorang untuk melakukan suatu mempertahankan kehidupanya. pekerjaan demikian dalam rangka memenuhi untuk budaya memelihara merupakan dan Dengan hasil keinginan atau kebutuhannya, baik yang kesepakatan bersama dalam berintaraksi dipengaruhi oleh faktor intern maupun antar anggota (manusia) dalam suatu ekstern organisasi. lingkungan tertentu. Adapun menurut Taylor, budaya adalah : “Culture of Civilization, taken in its wide ethnographic 10 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala ense, is that complex whole which perusahaan sehingga mempermudah includeds knowladge, belief, art, morals, lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk low, custom, and any other capabilities kepentingan and habitats acquired by man as a member Budaya organisasi merupakan pengendali of society” (dalam Ndraha, 2007 : 43) dan arah dalam membentuk sikap dan perorangan. Keutamaan Menurut Robbins (2007 : 12) : perilaku manusia yang melibatkan diri “Kebudayaan merupakan inti dari apa yang dalam suatu kegiatan organisasi. Secara penting dalam organisasi, seperti aktivitas individu maupun kelompok seseorang memberi perintah, dan larangan serta tidak menggambarkan sesuatu yang dilakukan organisasi dan pada umumya mereka akan dan mengatur dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber- perilaku anggota”. Robbins (2007 : 14) : sumber daya yang ada sebagai stimulus “Budaya merupakan berbagai interaksi dari seseorang bertindak. tidak dilakukan yang ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam akan terlepas dengan Budaya Berbagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang tentunya berbeda-beda lingkungannya”. Jadi budaya mengandung dalam apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh organisasi implementasi budaya dirupakan dilakukan dikatakan dalam bentuk perilaku. Artinya perilaku sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk individu dalam organisasi akan diwarnai menjalankan aktivitas organisasi. oleh Budaya organisasi yang bersangkutan. sehingga dapat bentuk perilakunya. Dalam organisasi Robbins (2007 : 24) : ”Perilaku individu dalam perusahaan merupakan alat untuk berkenaan dengan tindakan yang nyata mempersatukan dilakukan oleh seseorang dapat diartikan Pada dasarnya budaya setiap individu yang melakukan aktivitas secara bersama-sama. bahwa Lebih seseorang pasti akan tidak terlepas dari lanjut Robbins (2007 : 22), dalam mengemukakan bahwa “Budaya organisasi perilakunya”. adalah perekat sosial yang mengikat Menurut melakukan tindakan Robbins anggota organisasi”. Nampaknya agar (2007 :271) ”Budaya organisasi diartikan suatu karakteristik atas kepribadian yang sebagai sistem makna yang dianut oleh berbeda-beda antara orang yang satu anggota-anggota yang membedakan suatu dengan orang yang lain dapat disatukan organisasi dengan organisasi yang lain”. dalam suatu kekuatan organisasi maka Dalam bukunya perlu adanya perekat sosial. (2007 :479) Mengingat budaya yang lain menyatakan Robbins ”Budaya organisasi organisasi berupa nilai-nilai dominan yang merupakan suatu kesepakatan bersama didukung oleh anggota organisasi, atau para anggota dalam suatu organisasi atau falsafah yang menuntun kebijakan Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus - 11 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang atau bisa juga diartikan sebagai cara Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, pekerjaan dilakukan ditempat itu, atau dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, asumsi tidak menyebut istilah Rotasi atau Rolling. dan terdapat kepercayaan diantara dasar onggota yang oganisasi”. Menurut Sumarwoto, (2011), Secara singkat Budaya organisasi berarti pengertian rotasi kerja adalah memutar suatu sistem pengertian yang diterima atau secara bersama. struktural maupun fungsional dari satu menggilir penempatan pejabat Jadi Budaya organisasi berhubungan jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang dengan nilai-nilai, kebiasaan cara kerja, ditetapkan dalam sebuah kebijakan yang upacara, tradisi, yang diterima oleh para bersifat Compulsary. Sementara itu, istilah anggota organisasi sebagai suatu sistem mutasi dalam arti perpindahan, lebih makna memiliki pengertian teknis yaitu tentang tertentu bersama, sebagai karakteristik yang membedakan (identity) bagaimana mengatur dengan ciri organisasi yang lain. Sistem pemindahan pejabat makna bersama ini bila diamati merupakan kebijakan perputaran jabatan. sperangkat karakteristik yang selalu Rotasi dalam biasanya dijadikan sebagai norma yang kepegawaian tidak Paling tertulis tetapi dipegang dan dijalankan setiap hari. peranan sistem dari tidak terkena penting penyelenggaraan sebuah ada organisasi. 3 (tiga) manfaat/kepentingan yang dapat ditarik dari Rotasi Pekerjaan Sebagai yang memiliki dijumpai dalam suatu organisasi, dan mekanisme rotasi, yaitu kepentingan dinas, kepentingan pejabat yang bersangkutan, konsep kebijakan dalam dan kepentingan publik. kepegawaian, Rotasi yang menurut saya memiliki arti filosofi lebih dalam dari HIPOTESIS Mutasi (yang lebih bersifat teknis) justru tidak tersurat dalam peraturan kepegawaian di Republik Indonesia, Baik Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Berdasarkan latar belakang dan studi kepustakaan penulis menduga bahwa : Ha1 = pekerjaan tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Peraturan Nomor Tahun 100 Pemerintah 2000 tentang 12 - Struktural, maupun Peraturan Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 baik terhadap motivasi karyawan IAIN kerja Ar-Raniry Banda Aceh. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan berpengaruh secara parsial maupun simultan Pokok-pokok Kepegawaian, Budaya organiasi dan rotasi Ha2 = Budaya organiasi dan rotasi Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala pekerjaan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan Ha3 = faktor kompensasi. Hasil pengujian secara parsial terhadap kinerja karyawan IAIN menunjukkan bahwa budaya organisasi Ar-Raniry Banda Aceh. secara Motivasi kerja positif berpengaruh signifikan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Ar- berpengaruh secara signifikan Raniry Banda Aceh. Hal ini ditandai oleh terhadap kinerja karyawan IAIN nilai signifikan 0.000 < 0.05 (0% < 5%). Ar-Raniry Banda Aceh. Kondisi yang sama diperlihatkan oleh variabel rotasi pekerjaan. Hasil analisis seperti yang terlihat pada tabel diatas HASIL PEMBAHASAN menunjukkan Pengaruh Budaya organisasi dan Rotasi pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi serta rotasi pekerjaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai IAIN ArRaniry Banda Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua variabel ini dapat dilihat determinasinya. dari nilai Koefisien koefisien determinasi pengaruh kedua variabel ini terhadap motivasi kerja pegawai administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh adalah sebesar 0.368, artinya sebesar 36.8% perubahan didasarkan motivasi kerja dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel budaya organisasi sedangkan serta rotasi selebihnya pekerjaan, sebesar 63.2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan. Variabel lain yang berpengaruh terhadap motivasi antara lain, kepuasan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja maupun organisasi bahwa dan variabel rotasi budaya pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang sebesar 0.000 < 0.05 (0 % < 5%). Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa budaya organisasi, rotasi pekerjaan dan motivasi kerja kerja secara bersamasama berpengaruh terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi pengaruh ketiga variabel ini terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.689, artinya sebesar 68.9% perubahan didasarkan kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel budaya organisasi, rotasi pekerjaan dan motivasi sebesar kerja sedangkan 0.311 artinya selebihnya sebesar 31.1% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel budaya organisasi serta rotasi pekerjaan dan motivasi kerja. Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus - 13 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan organisasi secara bahwa positif budaya berpengaruh SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil penelitian untuk hipotesis signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN pertama diperoleh penjelasan bahwa Ar-Raniry Banda Aceh. Hal ini ditandai variabel budaya organisasi dan rotasi oleh nilai signifikan 0.000 < 0.05 (0.0% < pekerjaan saling berhubungan dalam 5%). Kondisi yang sama diperlihatkan oleh rangka meningkatkan kinerja pegawai variabel rotasi pekerjaan dan motivasi pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. kerja. Hasil analisis seperti yang terlihat 2. Hasil penelitian terhadap hipotesis pada tabel diatas menunjukkan bahwa kedua variabel menerima hipotesis alternatif dan rotasi pekerjaan berpengaruh dapat dijelaskan bahwa pegawai menolak hipotesis nol, artinya bahwa pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. variabel budaya organisasi dan rotasi Hasil pekerjaan signifikan terhadap ini kinerja ditunjukkan oleh nilai secara bersama-sama signifikannya yang sebesar 0.000 < 0.05 berpengaruh (0.0% < 5%). Sedangkan variabel motivasi terhadap motivasi kerja pegawai pada kerja secara positif berpengaruh signifikan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry 3. secara signifikan Sedangkan untuk pengujian hipotesis Banda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai ketiga dapat dijelaskan bahwa signifikan 0.000 < 0.05 (0.0% < 5%). menerima hipotesis alternatif dan hasil hipotesis ketiga menolak hipotesis nol, artinya bahwa bahwa motivasi kerja variabel budaya organisasi dan rotasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pekerjaan dan motivasi kerja secara IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Besarnya bersama-sama pengaruh variabel ini dapat dilihat dari signifikan terhadap kinerja pegawai nilai koefisien determinasinya. Koefisien IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Sedangkan menunjukkan determinasi pengaruh ketiga variabel ini terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.535, artinya sebesar 53.5% perubahan didasarkan kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel motivasi kerja sedangkan selebihnya sebesar 0.465 artinya sebesar 46.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel motivasi kerja, yaitu budaya dan rotasi pekerjaan. 14 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 berpengaruh secara Saran – Saran 1. Dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, diharapkan kepada pimpinan untuk selalu memberikan motivasi kerja kepada pegawai terutama dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada pegawai. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala 2. Rotasi pekerjaan bagi pegawai menjadi salah satu hal penting dalam meningkatkan karena kinerja dengan rotasi organisasi, Garvin (2000), Management , Edisi Ketujuh, Jilid 1. Erlangga, Surabaya. Ghozali dan Fuad, (2005), Statistik Parametrik, Binarupa Aksara, Jakarta. pekerjaan pegawai akan mendapatkan suasana Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003), Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Griffin (2004), Human Resources Management, Allyn & Bacon baru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Untuk menunjang peningkatan kinerja pegawai yang lebih baik, maka prioritas utama adalah meningkatkan motivasi kerja, karena dengan motivasi kerja yang tinggi akan diikuti oleh peningkatan kualitas kerja menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (2005), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Bina Aksara. Basuki dan Susilowati (2005), Metodelogi Penelitian Bisnis Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Davis Keith dan John W. Newstrom. (2006). Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ke tujuh, Jilid kedua. Erlangga, Jakarta Dessler, G. (2007). Human Resource Management 8th edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Diana Sulianti Tobing, (2009). Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) III di Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.11 No. 1 Maret. Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu, (2001). Pengaruh Faktor Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Gujarati, Damodar (2005), Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hamalik (2005), Metodelogi Penelitian Bisnis:Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Harvey, (2006), Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Haryanto (2005), Manajemen Personalia : Aptikasi dalam Perusahaan, Cetakan Kedua, Penerbit : Djambatan, Jakarta Hasibuan, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara. Heidjrachman dan Husnan, (2005), Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Yogyakarta, LP3ES. Koesmono H. Teman, (2005). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya. Koswara (2000), Manajemen Kinerja, Jurnal Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Kusumawati (2006), Pengaruh kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Perusahaan, Blitar tesis Universitas Airlangga. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (1993), Pengukuran Kinerja Aparatur Pemerintah, Jakarta. Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus - 15 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala Malhotra, N. K,(2006). Marketing Research and Applied Orientation., Upper Saddle River: Prentice- International. Mangkunegara A Prabu, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mathis Robert L, Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Mitchel T.R., (2002). People in Organization : in Introduction to Organization Behavior, MC Graw Hill Book Comp. Tokyo Moekijat, (2005), Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta Mowday R. & Steers., (2002). Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment Abstein and Turn Over, Academic, inc, London. Roymond, (2008), dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Pelaksanaan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Koesnadi Bondowoso S. Pantja Djati, (2008), Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan, Kepercayaan, dan Kesetiaan Pelanggan, Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journa ls/ Sarwoko (2005) dengan judul Analisis Jalur Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian dilakukan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jatim Area Pelayanan dan Jaringan Malang, Saydan, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan. Munandar, (2002), Perilaku dan Budaya Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung Schermerhorn John R. (2003) Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta Nawawi dan Hadari, (2005), Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta, Ghalia Indonesia. Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung. Naylin (2003), Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung : Penerbit Sinar Baru. Ndraha, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Badan Penerbit STIE Yogyakarta. Nitisemito, (2006), Manajemen Personalia, Ghallia Indonesia, Jakarta. Rivai dan Sagala (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik, Muria Kencana, Jakarta Robbins dan Coulter, (2007), Manajemen, PT. Indeks Jakarta. Robbins, 16 - SP., (2007). Perilaku Keorganisasian, PT. Indeks, Jakarta. Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Siagian, Sondang. P. (2003). Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta. Sikula Andre. F, (2005), Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Salemba Empat, Jakarta. Steers, RM and Porter, L. W., (2002). Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Sugeng Budiono (2005), Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Dan Pengembangan Karyawan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Sumarwoto, (2011), Perusahaan, Indonesia Budaya Organisasi Jakarta: Ghalia Teman Koesmono (2005), mengenai “Pengaruh Budaya kerja Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala Karyawan Pada Sub Sektor Indusrtri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Tika H. Moh. Pabundu, (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan Pertama, PT. Bhumi Aksara, Jakarta. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Umar, Husein, (2005), Metode Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran, PT. Gramedia Utama, Jakarta. Wahjusumidjo (2007), Kepemimpinan dan Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia. Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus - 17 2012