KONTRIBUSI GRATITUDE TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENSIUNAN KARYAWAN SWASTA YANG BERJENIS KELAMIN LAKI-LAKI Nama: Farouq Fathurrahman NPM: 13513270 Dosen Pembimbing: Desi Susianti, S.Psi., M.Si Karyawan Swasta memasuki masa pensiun Sistem Lumpsum Kegelisahan Gratitude (Bersyukur) Faktor Subjective Well-Being Ingin mencapai Kesejahteraan Subjektif Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi gratitude terhadap subjective wellbeing pada pensiunan karyawan swasta. • Manfaat Teoritis • Manfaat Praktis - Bagi Pensiunan Karyawan Swasta - Bagi Masyarakat - Bagi Peneliti Selanjutnya Pengertian Subjective Well-Being Linley dan Joseph (2004) : subjective well-being diterima secara luas sebagai jumlah dari kepuasan hidup (komponen kognitif) ditambah dampak positif dan dikurangi dampak negatif (komponen afektif) Diener, Lucas dan Oishi (dalam Snyder & Lopez, 2005) : evaluasi kognitif dan afektif dari seseorang didalam kehidupannya (meliputi reaksi emosional terhadap kejadian serta penilaian kognitif kepuasan dan pemenuhan hidup) Komponen-Komponen Subjective Well Diener (dalam Eid & Larsen, 2008) • Komponen Kognitif • Komponen Afektif Temperamen Sifat Karakteristik Pribadi Lain Pavot dan Diener (dalam Linley & Joseph, 2004) Hubungan Sosial Pendapatan Pengangguran Pengaruh Sosial-Budaya Pengertian Gratitude Peterson dan Seligman (2004) : berasal dari persepsi bahwa seseorang telah diuntungkan karena tindakan orang lain. Ada pengakuan bahwa seseorang telah menerima hadiah serta penghargaan dan pengakuan dari nilai pada hadiah tersebut. Hal itu akan menjadi tidak biasa untuk mengatakan bahwa seseorang itu berterima kasih kepada diri sendiri. Emmons (dalam Froh, Emmons, Card, Bono & Wilson, 2011) : respon positif terhadap menerima suatu manfaat. Aspek-Aspek Gratitude Emmons, McCullough dan Tsang (dalam Lopez & Snyder, 2004) Gratitude Intensity ( Intensitas Bersyukur) Gratitude Frequency (Frekuensi Bersyukur) Gratitude Span (Rentang Bersyukur) Gratitude Density (Kepadatan Bersyukur) Kegelisahan yang timbul karena sistem lumpsum tersebut membuat pensiunan karyawan swasta merasa lebih sulit untuk bertahan dalam masa pensiun dan dapat menghambat dalam memperoleh kesejahteraannya. Para pensiunan karyawan swasta pun memiliki salah satu tujuan hidup untuk mencapai kebahagiaan secara subjektif. Peterson dan Seligman (2004) bahwa ditengah ketidakberdayaannya, manusia selalu memiliki kesempatan untuk melihat hidup secara lebih positif. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arbiyah, Imelda, dan Oriza (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara gratitude dengan subjective well-being, artinya semakin bersyukur seseorang, maka subjective well-beingnya akan semakin tinggi dan ia akan memiliki evaluasi kognitif dan afektif yang positif tentang hidupnya, begitu pula sebaliknya Dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Raop dan Kadir (2011), menunjukkan pentingnya kontribusi secara relatif oleh variabel pengertian hidup (kehadiran pengertian hidup dan pencarian pengertian hidup) dan rasa bersyukur terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well-being). Dalam penelitian tersebut pun menunjukkan bahwa gratitude (rasa bersyukur) memberikan kesan positif terhadap kehidupan individu. Hubungan positif terhadap subjective well-being memperlihatkan bahwa apabila gratitude meningkat, maka tahap subjective well-being individu pun akan meningkat. Terdapat kontribusi gratitude terhadap subjective well-being pada pensiunan karyawan swasta Variabel Terikat Variabel Bebas : Subjective well-being : Gratitude Pensiunan karyawan swasta yang berjenis kelamin laki-laki Subjective Well-Being Subjective well-being adalah evaluasi kognitif dan afektif dalam diri seseorang di mana mereka memiliki kepuasan hidup yang tinggi dan jarang mengalami emosi negatif dalam kehidupannya. Subjective well-being partisipan dalam penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang diadaptasi dari Lubis (2011) dan Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS) yang diadaptasi dari Istianingtyas (2012) berdasarkan komponen kognitif dan komponen afektif subjective well-being dari Diener (dalam Eid & Larsen, 2008). Semakin tinggi nilai skor yang didapat menunjukkan semakin besar kepuasan hidup dan semakin kuat afek tersebut dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Gratitude Gratitude adalah suatu respon positif yang berupa penghargaan atau pengakuan terhadap apa yang seseorang dapatkan dari suatu hal, baik itu dari manusia ataupun dari sumber lainnya. Gratitude partisipan dalam penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui GQ-6 yang diadaptasi dari Amanda (2014) berdasarkan aspek-aspek gratitude dari Emmons, McCullough, dan Tsang (dalam Lopez & Snyder, 2004), yaitu Gratitude Intensity, Gratitude Frequency, Gratitude Span dan Gratitude Density. Semakin tinggi nilai skor yang didapat menunjukkan semakin tinggi rasa bersyukur dari individu tersebut. Skala Subjective Well-Being Skala Subjective well-being dalam penelitian ini menggunakan skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang diadaptasi dari Lubis (2011) dan Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS) yang diadaptasi dari Istianingtyas (2012), berdasarkan komponen kognitif dan komponen afektif dari Diener (dalam Eid & Larsen, 2008). Skala Gratitude Pengukuran gratitude dalam penelitian ini menggunakan skala GQ6 (Gratitude Questionnaire-6) yang diadaptasi dari Amanda (2014) berdasarkan aspek-aspek gratitude dari Emmons, McCullough, dan Tsang (dalam Lopez & Snyder, 2004), yaitu gratitude intensity, gratitude frequency, gratitude span, dan gratitude density 1. Uji Validitas Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi (content validity) yang digunakan, yaitu validitas logis (logical validity) dengan melakukan expert judgment dan validitas tampang (face validity) dengan melakukan item wording. 2. Uji Diskriminasi Aitem Uji diskriminasi aitem pada penelitian ini menggunakan teknik corrected item total correlation. 3. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis uji regresi linier sederhana