1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemanasan global adalah permasalahan bersama yang dihadapi oleh
seluruh umat manusia. Pemanasan global terjadi karena peningkatan suhu
permukaan bumi akibat gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca adalah peristiwa
dimana radiasi cahaya matahari menembus permukaan bumi kemudian sebagian
diserap dan dipantulkan kembali berupa gelombang infra merah. Gelombang
inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas seperti uap
air (H2O), karbondioksida (CO2), metan (CH4), dan ozon (O3). Gas yang
menyerap gelombang inframerah disebut gas rumah kaca. Gelombang panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir sehingga suhu permukaan
bumi meningkat. Perubahan suhu menyebabkan kondisi atmosfer tidak stabil dan
menimbulkan terjadinya anomali-anomali terhadap parameter cuaca yang
berlangsung lama. Dalam jangka panjang anomali-anomali parameter cuaca
tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim
berdampak pada kenaikan muka laut yang dapat menyebabkan erosi pantai,
berkurangnya salinitas air laut dan meningkatnya resiko banjir (Susandi, 2008).
Pemanasan global menyebabkan penelitian yang berjudul Efektivitas
Penyerapan Karbondioksida (CO2) oleh Fitoplankton (Chaetoceros sp.) pada
Fotobioreaktor ini penting dilakukan untuk mengurangi laju peningkatan emisi
CO2 di atmosfer. Cerobong asap pabrik merupakan salah satu penyumbang gas
CO2 di atmosfer. Untuk mengurangi emisi gas tersebut digunakanlah
fotobioreaktor yang akan diinjeksi oleh gas buangan pabrik untuk mengkultur
1
2
fitoplankton. Namun perlu dilakukan riset skala laboratorium di Puspitek,
Serpong sebagai pendahulunya. Riset ini dilakukan dengan menginjeksi
karbondioksida ke dalam fotobioreaktor saat mengkultur fitoplankton
(Chaetoceros sp.). Hal tersebut bertujuan untuk menghitung berapa besar
penyerapan karbondioksida yang dilakukan oleh fitoplankton. Riset yang
dilakukan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT ini mengizinkan mahasiswa
untuk berpartisipasi di dalamnya.
Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan gas CO2 murni yang
diinjeksi ke dalam fotobioreaktor. Fotobiorektor tersebut telah diisi oleh
inokulum fitoplankton air laut, yaitu Chaetoceros sp. Fitoplankton yang dianggap
mampu melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya lampu dengan intensitas
1500 hingga 2000 luks tentunya akan mencapai kondisi optimal pada saat
menerima pasokan CO2 yang cukup. Pola perubahan konsentrasi nutrien (nitrat,
nitrit, silikat dan fosfat) dan sistem karbon (karbon organik partikulat/POC dan
karbon anorganik terlarut/DIC) selama kultur akan terlihat pada fotobioreaktor,
sehingga dapat dilakukan analisis secara deskriptif (studi literatur) terhadap
keterkaitan antara nutrien, sistem karbon dan pertumbuhan biomassa fitoplankton.
Penjelasan singkat mengenai penelitian ini terlihat pada Gambar 1.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan Chaeoceros sp.
dalam menyerap CO2 pada fotobioreaktor, serta keterkaitan antara pertumbuhan
Chaetoceros sp. terhadap nutrien dan sistem karbonat.
3
Pupuk dan nutrien
Fitoplankton
Gas CO2
Cahaya
Air
Fotobioreaktor
Pengukuran data
1.
2.
3.
4.
Parameter fisik kualitas air dan gas (pH, suhu, salinitas, CO2)
Biomassa fitoplankton (Chaetoceros sp.)
Nutrien (nitrat, nitrit, fosfor, silikat)
Karbon organik partikulat (POC) dan karbon anorganik terlarut (DIC)
Pertumbuhan Chaetoceros sp.
Penyerapan gas CO2 dalam sistem tertutup (fotobioreaktor)
Keterkaitan pertumbuhan Chaetoceros sp., nutrien dan sistem karbonat
pada fotobioreaktor
Aliran karbon pada fotobioreaktor
Gambar 1. Skema penelitian
Download