BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet Menurut Strauss

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Internet
Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), internet adalah jaringan global dari
jaringan – jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan jaringan –
jaringan dari korporasi, pemerintah, organisasi, dan pribadi.
Chaffey (2009, p4), mengartikan bahwa internet merujuk kepada jaringan fisik
yang menghubungkan komputer – komputer di seluruh dunia. Jaringan fisik ini
terdiri dari infrastruktur server - server jaringan dan hubungan komunikasi diantara
mereka yang bertugas untuk memegang dan mentransportasikan informasi antara PC
client dan server web.
Menurut Sing (2004, p30), internet merupakan integrasi dari jaringan – jaringan
komputer pada sebuah platform umum yang memfasilitasi komunikasi elektronik.
Banyak bagian dari infrastruktur internet yang dibangun pada teknologi
telekomunikasi yang sudah ada.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer – komputer
diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan memperoleh informasi
2.2 Pengertian Analisis dan perancangan
O’Brien dan Marakas (2008, p605) berpendapat bahwa analisis sistem adalah
kegiatan menganalisa secara detil komponen dan kebutuhan dari sebuah sistem.
10
Selain itu dapat juga diartikan menganalisa kebutuhan informasi atas sebuah
organisasi, karakteristik komponen, dan fungsi penerapan sistem informasi.
Sedangkan perancangan sistem menurut O’Brien dan Marakas (2008, p605)
adalah suatu pengembangan secara spesifik dari hasil analisis untuk kebutuhan
software, hardware, orang – orang, jaringan, dan data yang dapat memenuhi
persyaratan sistem guna menyampaikan informasi kepada pengguna akhir.
2.3 Pengertian World Wide Web, Web Site, Web Page, dan Domain Name
Menurut Chaffey (2009, p4), World Wide Web atau web merupakan teknik
paling umum untuk mempublikasikan informasi pada internet. Web dapat diakses
melalui web browser yang menampilkan halaman – halaman web dari embedded
graphics dan HTML/XML-encoded text.
Di dalam bukunya, McLeod dan Schell (2007, p60), World Wide Web adalah
informasi yang dapat diakses melalui internet, dimana dokumen hypermedia
(dokumen/files komputer) disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat
yang unik.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa World
Wide Web adalah suatu teknik yang paling umum pada internet yang dapat
digunakan untuk memberikan atau pun mengakses informasi.
Sedangkan Web Site merupakan sebuah koleksi dari Web Page yang terhubung
kepada internet yang memiliki file – file hypermedia yang dapat diakses dari
komputer manapun dalam jaringan melalui hypertext links.
Web Page adalah suatu file hypermedia yang disimpan dalam suatu alamat Web
site yang unik. Domain name merupakan alamat dari Web site dimana Web Page
disimpan.
11
2.4 Manfaat Pelayanan Online
Chaffey (2007, p37-39) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat dari
pelayanan online yang dapat disimpulkan ke dalam 6C ‘Six Cs’ , sebuah singkatan
sederhana untuk menunjukkan tipe dari nilai –nilai pelanggan. Six Cs terdiri dari :
1. Content
‘Content is King’ , pernyataan ini memberikan arti bahwa lebih detil,
informasi yang lebih mendalam sehingga mendukung proses pembelian untuk
bagian transaksional atau membangun hubungan
atau pengalaman branded
untuk mendorong penggunaan produk pada Fast Moving Consumer Goods
Brands.
2. Customization
Dalam kasus ini kustomisasi massa dari content, baik diakui sebagai web
site pages seperti ‘Amazon recommends’ atau alarm e-mail, dan biasa dikenal
sebagai personalisasi.
3. Community
Internet membebaskan konsumen untuk mendiskusikan apa saja yang
mereka inginkan melalui forum, ruang chat dan komentar blog.
4. Convenience
Hal ini merupakan kemampuan untuk memilih, membeli, dan dalam
kasus tertentu menggunakan produk – produk dari desktop kapan saja: tersedia
pelayanan 24 x 7 x 365.
5. Choice
Web memberikan pilihan yang lebih beragam dari produk – produk dan
pemasok – pemasok daripada melalui saluran distribusi konvensional.
12
6. Cost Reduction
Internet sudah dirasakan sebagai tempat pembelian relatif yang rendah
biaya. Tidak jarang pelanggan mengharapkan mendapatkan kesepakatan yang
baik secara online karena mereka menyadari bahwa pedagang online
mengeluarkan biaya yang lebih rendah sebagaimana mereka mempunyai staff
yang lebih sedikit dan biaya distribusi yang lebih rendah dibandingkan dengan
retailer yang menjalankan bisnis mereka di high-streets store
2.5 User Interface dan Delapan Aturan Emas
Semua yang ditampilkan di layar, dibaca dalam dokumentasi atau manipulasi
dengan keyboard atau mouse adalah bagian dari user interface. Sebagian besar
program komputer yang dibuat oleh manusia memiliki user interface sebagai
penghubung antara user program dengan program aplikasinya. Para pengembang
program aplikasi harus memperhatikan dengan baik perancangan user interface
aplikasinya.
Suatu User Interface yang dibuat juga perlu memperhatikan delapan aturan emas
perancangan User Interface (Shneiderman, 2005, p74), yaitu :
1. Berusaha untuk konsisten
Tampilan yang ditampilkan harus konsisten, termasuk juga tampilan data,
peristilahan, singkatan, format yang ada diusahakan standar sehingga dimengerti
orang pada umumnya.
2. Memungkinkan user menggunakan shortcut
Terkadang user menginginkan agar jumlah interaksi yang dilakukan dikurangin
untuk meningkatkan kepraktisannya. Penggunaan shortcut dapat dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut dan meningkatkan kecepatan tampilan.
13
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Berikan umpan balik yang informatif bagi pengguna, sehingga pengguna dapat
mengerti bahwa aplikai sedang melakukan suatu proses tertentu.
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan
Tampilan harus memberikan dialog yang menunjukkan penutupan ketika aplikasi
selesai diproses atau dijalankan.
5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana
Dapat menunjukkan dimana letak kesalahannya dan menjelaskan apa yang salah
atau kurang.
6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Jika terjadi kesalahan pengguna, pengguna dapat dengan mudah untuk
memperbaiki kesalahannya.
7. Mendukung pusat kendali internal
Selalu tempatkan pengguna sebagai pemegang kendali dalam melakukan suatu
proses.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Beban ingatan yang sesedikit mungkin dari pengguna sehingga pengguna tidak
perlu mengingat informasi dari layer satu ke layer lainnya.
2.6 Teori Manajemen
2.6.1
Pengertian Manajemen
Robbins dan Coulter (2009, p22-23), menjelaskan bahwa
manajemen adalah apa yang manajer lakukan. Penjelasan yang lebih
baiknya
adalah
manajemen
melibatkan
pengkoordinasian
dan
pengamatan secara keseluruhan aktivitas kerja dari yang lain sehingga
14
aktivitas mereka dapat terpenuhi secara efektif dan efisien. Manajemen
memastikan aktivitas kerja berjalan secara efektif dan efisien oleh orang
– orang yang bertanggung jawab untuk melakukannya
2.6.2
Fungsi Manajemen
Di dalam buku David (2011, p131-135), fungsi – fungsi
manajemen terdiri dari 5 aktivitas dasar, yaitu :
2.6.2.1 Planning
Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang
berhubungan dengan persiapan untuk masa yang akan datang.
Perencanaan merupakan proses dimana menentukan satu, apakah
untuk mencoba sebuah tugas, bekerja dengan cara yang paling efektif
dalam meraih tujuan yang diinginkan, dan mempersiapkan untuk
mengatasi kesulitan – kesulitan yang tidak terduga dengan sumber
daya yang memadai.
Proses dari perencanaan harus melibatkan manajer dan karyawan
dari keseluruhan organisasi. Titik pentingnya adalah bahwa semua
manajer melakukan perencanaan dan harus melibatkan bawahan
didalam proses untuk memfasilitasi pemahaman dan komitmen
karyawan.
Tugas – tugas spesifik yang ada termasuk peramalan, menetapkan
objektif, merancang strategi, mengembangkan kebijakan, dan
menetapkan sasaran.
15
2.6.2.2 Organizing
Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang
menghasilkan sebuah struktur tugas dan hubungan otoritas. Tujuan
dari pengorganisasian adalah untuk meraih upaya yang terkoordinasi
dengan
mendefinisikan
tugas
dan
hubungan
otoritas.
Pengorganisasian berarti mendeterminasikan siapa yang melakukan
apa dan siapa yang melapor kepada siapa.
Fungsi Pengorganisasian dari manajemen dapat dilihat dari 3
aktivitas sekuensial, yaitu spesialisasi kerja, menggabungkan
pekerjaan untuk membentuk departemen – departemen, dan delegasi
wewenang.
2.6.2.3 Motivating
Pemotivasian melibatkan upaya mengarahkan untuk membentuk
perilaku manusia. Pemotivasian dapat didefinisikan sebagai proses
mempengaruhi orang – orang untuk menyelesaikan objektif yang
spesifik. Motivasi menjelaskan mengapa beberapa orang bekerja
keras dan yang lainnya tidak.
Fungsi
pemotivasian
manajemen
mancakup
setidaknya
4
komponen utama, yaitu kepemimpinan, grup dinamik, komunikasi,
dan perubahan organisasional. Pemimpin yang baik membangun
hubungan dengan bawahan, menunjukkan empati terhadap kebutuhan
mereka dan perhatian, menjadi contoh yang baik, terpercaya dan adil.
16
2.6.2.4 Staffing
Aktivitas staffing terpusat pada personel atau manajemen sumber
daya manusia. Termasuk didalamnya aktivitas seperti perekrutan,
wawancara,
percobaan,
pemilihan,
pengorientasian,
pelatihan,
pengembangan, kepedulian, evaluasi, penghargaan, pendisiplinan,
promosi, transferring, demoting, dan pemecatan karyawan.
Aktivitas staffing memiliki peran yang penting dalam upaya
implementasi strategi, dan untuk itu, manajer sumber daya manusia
menjadi lebih aktif terlibat didalam proses manajemen strategik.
2.6.2.5 Controlling
Pengontrolan mengacu pada semua aktivitas manajerial yang
mengarah pada pemastian bahwa hasil actual konsisten terhadap hasil
yang telah direncanakan. Fungsi pengontrolan dari manajemen sangat
penting untuk evaluasi strategi yang efektif.
Pengontrolan terdiri dari 4 langkah dasar, yaitu membangun standar
kinerja,
mengukur
kinerja
individual
dan
organisasional,
membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja yang telah
direncanakan, dan mengambil tindakan perbaikan.
2.6.3
Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p29), pemasaran
merupakan proses dimana perusahaan membuat nilai untuk pelanggan
dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam rangka
untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
17
Mengutip dari Kotler dan Keller (2009, p45), pemasaran adalah
tentang mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan manusia dan
sosial.Pemasaran didefinisikan sebagai sebuah fungsi organisasional dan
sebuah rangkaian proses – proses untuk membuat, mengkomunikasikan,
dan menghantarkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengatur
hubungan dengan pelanggan dalam cara yang menguntungkan organisasi
dan pemegang sahamnya.
Chaffey (2009, p416), menuliskan pengertian pemasaran dari
UK’s Chartered Institute of Marketing, yaitu pemasaran adalah proses
manajemen
yang
mengantisipasi,
dan
bertanggung
memuaskan
jawab
untuk
kebutuhan
mengidentifikasi,
pelanggan
yang
menguntungkan
Selain itu, menurut David (2011, p135), pemasaran dapat
digambarkan sebagai proses dari pendefinisian, pengantisipasian,
pembuatan, dan pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk
produk dan jasa.
Berdasarkan beberapa kutipan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pemasaran merupakan suatu proses manajemen perusahaan
dimana terjadi proses identifikasi, antisipasi, komunikasi, penciptaan nilai
dari kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan keuntungan bagi
perusahaan dan kepuasan bagi pelanggan.
2.6.4
Pengertian Manajemen Pemasaran
Kotler dan Keller (2009, p45), mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai seni dan ilmu pengetahuan dari memilih target pasar
18
dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan melalui
pembuatan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan
superior. Manajemen pemasaran mengambil peran dimana setidaknya
satu pihak pertukaran potensial berpikir tentang arti dari meraih
tanggapan yang diinginkan dari pihak lainnya.
2.6.5
Bauran Pemasaran
Menurut
Lovelock
dan
Wirtz
(2011,
p44-48),
Saat
mengembangkan strategi untuk pasar manufaktur barang, pemasar
biasanya mengacu kepada 4 elemen strategik dasar: product (produk),
price
(harga),
place/distribution
(tempat/distribusi),
dan
promotion/communication (promosi/komunikasi). Tetapi keempat elemen
(4P) ini tidak memadai untuk menangani masalah pemasaran jasa dan
harus diadaptasi dan dikembangkan.
Bauran pemasaran tradisional tidak dapat mengelola antar muka
pelanggan. Oleh karena itu, perlu untuk mengembangkan bauran
pemasaran dengan menambahkan 3P yang terasosiasi dengan pelayanan
jasa, yaitu process (proses), physical environment (lingkungan fisik), dan
people (manusia). Sehingga terkumpul ketujuh elemen (7P dari
pemasaran jasa) yang merepresentasikan hal – hal yang dibutuhkan untuk
membuat strategi yang layak untuk menemukan kebutuhan pelanggan
profitabilitas dalam pasar yang kompetitif.
19
Gambar 2.1 : Komponen Bauran Pemasaran 7P
Sumber : http://rimaleo.files.wordpress.com/2010/08/7p2.png
2.6.5.1 Produk
Produk jasa merupakan inti dari strategi pemasaran perusahaan.
Jika sebuah produk didesain dengan buruk, maka produk tersebut
tidak akan menciptakan nilai bagi pelanggan walaupun elemen 7P
lainnya dapat dieksekusi dengan baik. Produk jasa terdiri dari inti dari
produk yang menjawab kebutuhan dasar dari pelanggan dan
serangkaian elemen pelayanan tambahan yang dapat memperkuat
peningkatan nilai tambah yang membantu pelanggan untuk
menggunakan inti produk dengan lebih efektif.
20
2.6.5.2 Harga
Nilai yang melekat pada pembayaran merupakan pusat peran
pemasaran di dalam memfasilitasi pertukaran nilai diantara
perusahaan dengan pelanggan. Strategi harga biasanya sangat
dinamis, dengan level harga yang disesuaikan dari waktu ke waktu
sesuai dengan faktor – faktor seperti tipe pelanggan, tempat dan
waktu pengiriman, level permintaan, dan kapasitas persediaan.
Pelanggan melihat harga sebagai kunci dari biaya yang harus
mereka keluarkan untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Pemasar jasa, harus tidak hanya menetapkan harga dimana pelanggan
bersedia atau bisa untuk membayar, tetapi juga mengerti pengeluaran
lainnya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk menggunakan
jasa tersebut. Pengeluaran lainnya bisa berupa biaya perjalanan ke
tempat lokasi jasa, waktu, usaha fisik, dan lain – lainnya.
2.6.5.3 Tempat atau Distribusi
Distribusi jasa melibatkan saluran fisik atau elektronik tergantung
dari jasa itu sendiri. Internet telah membentuk ulang strategi distribusi
untuk serangkaian industri yang luas. Tetapi kita perlu membedakan
antara potensi untuk menyampaikan informasi dasar dari inti produk
dan menyediakan pelayanan tambahan yang memfasilitasi pembelian
dan penggunaan dari barang fisik.
Kecepatan dan kenyamanan dari tempat dan waktu menjadi
penting untuk distribusi dan pemberian pelayanan yang efektif.
Pelanggan bersedia untuk membayar lebih untuk menghemat waktu.
21
Sekarang ini, semakin banyak pelayanan yang tersedia 24/7, dan
melalui saluran distribusi lainnya seperti cabang retail, mesin selfservices, dan internet.
2.6.5.4 Promosi atau Komunikasi
Tidak ada program pemasaran yang dapat sukses tanpa
komunikasi yang efektif. Komponen ini memiliki 3 peran penting,
yaitu menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk
pelanggan sasaran jasa – jasa dari suatu merek atau produk jasa
tertentu, dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan dalam
waktu tertentu.
Aktivitas promosional biasanya dilakukan untuk menstimulasi
percobaan pembelian atau untuk mendorong konsumsi saat
permintaan sedang rendah. Elemen yang tidak berwujud seperti
proses, transaksi berbasis internet, dan keahlian serta tingkah laku
dari personel jasa biasanya menciptakan nilai paling besar didalan
kinerja pelayanan.
2.6.5.5 Proses
Menciptakan dan menyampaikan elemen produk memerlukan
desain dan implementasi dari proses yang efektif. Input dan output
operasional cenderung bervariasi dan membuat proses manajemen
pelayanan pelanggan menjadi sebuah tantangan. Perusahaan jasa yang
baik membuat proses signifikan didalam mengurangi perubahan
dengan secara hati – hati mendesain proses palayanan pelanggan,
mengadopsi prosedur standar, mengimplementasi manajemen kualitas
22
jasa dengan teliti, melatih karyawan lebih hati – hati, dan
mengautomasi tugas – tugas yang sebelumnya dilakukan oleh
manusia.
Topik – topik yang terkait dengan proses manajemen jasa adalah
keseimbangan antara permintaan dan kapasitas, desain dari sistem
tunggu dan konfigurasi antrian, dan manajemen dari psikologi
menunggu pelanggan.
2.6.5.6 Lingkungan Fisik
Tampilan dari bangunan, tanah, kendaraan, perabotan interior,
peralatan, seragam dari karyawan, material yang dicetak, dan tanda –
tanda yang kelihatan lainnya menggambarkan bukti berwujud dari
kualitas jasa perusahaan, fasilitas penyampaian jasa, dan petunjuk
pelanggan untuk melewati proses jasa.
2.6.5.7 Manusia
Perusahaan jasa perlu untuk bekerja lebih dekat dengan
departemen sumber daya manusia nya dan mencurahkan perhatian
khusus dalam memilih, melatih, dan memotivasi karyawan jasa
mereka.
Setiap
individualnya
juga
memerlukan
keahlian
interpersonal dan tingkah laku yang positif.
2.6.6
Strategi Pemasaran
Kotler dan Armstrong (2010, p72), menuliskan bahwa strategi
pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan berharap
untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang saling
menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan
23
dilayani oleh perusahaan (segmentasi dan penargetan) dan bagaimana
perusahaan akan melayani pelanggan (diferensiasi dan penempatan
posisi).
2.6.6.1 Segmentasi Pasar ( Market Segmentation)
Dalam hal ini, perusahaan membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang berbeda – beda yang memiliki kebutuhan, karakteristik,
atau tingkah laku yang berbeda dan mungkin membutuhkan produk
atau program pemasaran yang terpisah. Segmentasi pasar terdiri dari
pelanggan yang menanggapi dengan cara yang sama untuk
memberikan serangkaian usaha pemasaran.
2.6.6.2 Penargetan Pasar (Market Targeting)
Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, perusahaan
tersebut dapat masuk ke satu atau banyak segmen tersebut.
Penargetan pasar melibatkan evaluasi ketertarikan dari tiap segmen
pasar dan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki.
Perusahaan harus menargetkan segmennya dimana segmen tersebut
dapat menghasilkan keuntungan nilai pelanggan yang terbaik dan
kelangsungannya dari waktu ke waktu.
2.6.6.3 Diferensiasi dan Penempatan Pasar (Market Differentiation and
Positioning)
Setelah perusahaan menentukan segmen pasar mana yang mau
dimasuki, perusahaan harus memutuskan bagaimana perusahaan akan
mendiferensiasikan penawaran pasar mereka untuk setiap target
segmen dan posisi apa yang diinginkan oleh perusahaan didalam
24
segmen tersebut. Penempatan pasar adalah mengatur produk
menempati tempat yang jelas, khas, dan diharapkan untuk
berkompetisi didalam pikiran dari pelanggan yang ditargetkan.
Penempatan pasar yang efektif dimulai dengan diferensiasi.
Diferensiasi yang dimaksud adalah pembedaan penawaran pasar
perusahaan sehingga memberikan nilai konsumen yang lebih.
2.6.7
Efektifitas Media Pemasaran
Kotler dan Keller (2009, p546-547) menuliskan bahwa perencana
media harus mengetahui kapasitas dari tipe media iklan untuk
menghantarkan jangkauannya, frekuensi, dan dampak. Perencana media
memutuskan untuk memilih sebuah media dengan mempertimbangkan
beberapa variabel, yaitu :
1. Kebiasaan media pelanggan sasaran
Media yang paling sering digunakan oleh pelanggan, termasuk
jangkauannya.
2. Karakteristik produk
Tipe – tipe media memiliki perbedaan potensial untuk demonstrasi,
visualisasi, penjelasan, kepercayaan, dan warna.
3. Karakteristik pesan
Ketepatan waktu dan konten informasi akan mempengaruhi pemilihan
media.
4. Biaya
Biaya yang perlu dikeluarkan untuk menggunakan media tersebut.
25
2.7 Manajemen Strategis
2.7.1
Pengertian Manajemen Strategis
Menurut David (2011, p37), manajemen strategis dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan dari merumuskan
mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan – keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi untuk meraih tujuannya. Seperti
yang telah tersirat didalam pendefinisiannya, manajemen strategis
berfokus pada integrasi manajemen, pemasaran, finansial/akuntansi,
produksi/operasi, riset dan pengembangan, dan sistem informasi untuk
meraih kesuksesan organisasi.
Tujuan dari manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi
dan membuat peluang yang baru dan berbeda untuk masa depan.
2.7.2
Tahapan Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis terdiri dari 3 tahap, yaitu (David,
2011, p38-39):
2.7.2.1 Formulasi Strategi
Perumusan strategi terdiri dari mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal dari organisasi,
mendeterminasikan kekuatan dan kelemahan internal, membangun
tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi – strategi alternatif, dan
memilih strategi khusus untuk dijalankan.
Isu perumusan strategi juga termasuk memutuskan bisnis apa
yang mau dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, baik dengan memperluas atau
26
diversifikasi operasi, apakah untuk masuk pasar internasional,
bergabung atau joint venture, dan bagaimana untuk menghindari
permusuhan
2.7.2.2 Implementasi Strategi
Implementasi
strategi
membutuhkan
perusahaan
untuk
menetapkan objektif tahunannya, merancang kebijakan, memotivasi
karyawan, dan alokasi sumber daya sehingga strategi yang telah
dirumuskan dapat dieksekusi. Implementasi strategi terdiri dari
mengembangkan budaya strategi mendukung, membuat struktur
organisasi yang efektif, mengarahkan upaya pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan
menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
2.7.2.3 Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dari manajemen
strategis. Manajer perlu untuk mengetahui saat strategi khusus tidak
bekerja dengan baik. Evaluasi strategi merupakan kunci utama untuk
mendapatkan informasi. Tiga aktivitas utama dari strategi evaluasi
adalah melihat kembali faktor eksternal dan internal yang mendasari
strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan
perbaikan.
2.7.3
Keuntungan dari Manajemen Strategis
Keuntungan utama dari manajemen strategis adalah untuk
membantu perusahaan memformulasikan strategi yang lebih baik dengan
27
menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logikal, dan rasional
untuk menentukan strategis (David, 2011, p48-50).
2.7.3.1 Keuntungan Finansial
Bisnis – bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis
menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam penjualan,
profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak melakukan aktivitas perencanaan yang sistematis.
2.7.3.2 Keuntungan Non Finansial
Manajemen strategis juga menawarkan keuntungan lainnya,
seperti peningkatan kesadaran akan ancaman eksternal, improvisasi
pemahaman strategi pesaing, peningkatan produktivitas karyawan,
mengurangi penolakan terhadap perubahan, dan pemahaman yang
lebih jelas dari hubungan penghargaan kinerja.
2.7.4
Tipe Strategi
Strategi – strategi alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan dapat dikategorikan menjadi 11 aksi, yaitu (David, 2011,
p168-169) :
•
Integrasi ke depan
Memperoleh kepemilikan atau meningkatkan pengendalian atas
distributor atau retailer.
•
Integrasi ke belakang
Mencari kepemilikan atau meningkatkan pengendalian dari
pemasok perusahaan.
28
•
Integrasi horizontal
Mencari kepemilikan atau meningkatkan pengendalian atas
pesaing.
•
Penetrasi pasar
Mencari peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang
ada di pasar yang ada saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih
agresif.
•
Pengembangan pasar
Memperkenalkan produk atau jasa yang ada kedalam area
geografis yang baru.
•
Pengembangan produk
Mencari peningkatan penjualan dengan mengimprovisasi produk
atau jasa yang ada atau mengembangkan yang baru.
•
Diversifikasi konsentrik
Menambahkan sesuatu yang baru tetapi berhubungan dengan
produk atau jasa.
•
Diversifikasi konglomerat
Menambahkan sesuatu yang baru tetapi tidak berhubungan
dengan produk atau jasa.
•
Retrenchment
Pengelompokan kembali melalui pengurangan biaya dan asset
untuk membalikkan penurunan penjualan dan keuntungan.
29
•
Divestasi
Menjual sebuah divisi atau bagian dari organisasi.
•
Likuidasi
Menjual keseluruhan asset organisasi, dengan maksud untuk nilai
nyata mereka.
2.8 E-Marketing
2.8.1
Pengertian E-Marketing
Istilah internet marketing cenderung merujuk pada perspektif
eksternal dari bagaimana internet bisa digunakan dalam hubungannya
dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan jasa
kepada pelanggan. Istilah alternatifnya adalah e-marketing dimana bisa
dipertimbangkan bahwa istilah ini memiliki lingkup yang lebih luas
karena mengacu kepada penggunaan teknologi apa saja untuk mencapai
tujuan pemasaran dan mempunyai perspektif eksternal dan internal Hal
ini menjadi lebih konsisten dengan konsep e-business dimana melibatkan
pengaturan komunikasi internal dan eksternal (Chaffey, 2009, p417).
2.8.2
Manfaat E-Marketing
Menurut Mohammed et al (2003,p96-97), efek dari e-marketing
ada 4, yaitu :
2.8.2.1 Melalui gradasi segmentasi yang lebih baik
Dengan menurunnya biaya untuk mengumpulkan informasi dan
pemrosesan informasi melalui internet, perusahaan kini mampu
secara akurat mensegmentasi pelanggannya. Perusahaan dapat
melakukan segmentasi yang lebih baik terhadap pelanggannya dengan
30
menggunakan peralatan yang tersedia sehingga kebutuhan dan tipe
pelanggan dapat lebih dimengerti.
2.8.2.2 Melalui cycle time yang lebih cepat untuk pengembangan strategi
pemasaran.
Strategi pemasaran juga akan terpengaruh oleh peningkatan
kecepatan informasi yang dapat dikumpulkan oleh pemasar melalui
internet, kini umpan balik dan wawancara pelanggan dapat
dikumpulkan secara terus menerus dan lebih cepat secara online,
sehingga informasi yang ada lebih terkini serta perencanaan
pemasaran dapat berubah lebih cepat dan fleksibel.
2.8.2.3 Melalui peningkatan akuntabilitas usaha pemasaran
Dengan semakin cepat dan mudahnya pengumpulan data, maka
semakin mudah pula pelacakan usaha pemasaran. Sebagai hasilnya,
akuntabilitas strategi pemasaran yang baik akan meningkat, yang
mengakibatkan
kesuksesan
pemasaran
menjadi
transparan.
Akuntabilitas dari kegagalan dan kesuksesan masa lalu akan
meningkatkan kewaspadaan dan kebutuhan akan strategi pemasaran
melalui internet yang baik.
2.8.2.4 Melalui peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi
bisnis dan operasi
Dengan adanya integrasi yang baik antara strategi pemasaran
dengan strategi bisnis dan operasi, maka hasil akhir yang didapat akan
sesuai dan lebih akurat terhadap kemampuan bisnis dan operasinya.
31
2.8.3
Strategi E-Marketing
Di dalam buku yang ditulis oleh Strauss dan Frost (2009, p27),
strategi e-marketing adalah desain dari strategi pemasaran yang
memanfaatkan kapabilitas teknologi elektronik atau informasi organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi e-marketing merupakan dimana
strategi teknologi dan strategi pemasaran bertemu.
2.8.4
Tahapan Perencanaan E-Marketing
Chaffey (2009, p418) mengatakan bahwa perencanaan emarketing dibutuhkan untuk menjadikan strategi e-business yang begitu
luas menjadi detil – detil bagaimana tujuan spesifik sisi penjualan dari
strategi e-business akan diraih melalui aktivitas pemasaran seperti riset
pemasaran dan komunikasi pemasaran.
Menurut Strauss dan Frost (2009, p46-48) perencanaan e-marketing
adalah sebuah blueprint untuk perumusan dan implementasi strategi emarketing. Hal ini merupakan petunjuk, dokumen dinamis yang
menghubungkan
strategi
e-business
perusahaan
dengan
strategi
pemasaran teknologi dan detil untuk perencanaan implementasi melalui
manajemen pemasaran. Biasanya dikombinasikan dengan rencana
pemasaran perusahaan secara keseluruhan.
Perencanaan e-marketing juga memberikan arahan kepada
perusahaan, alokasi sumber daya, dan membuat keputusan yang sulit
pada waktu yang kritis.Terdapat 7 elemen kunci perencanaan e-marketing
termasuk analisis situasi, perencanaan strategis e-marketing, perencanaan
objektif, strategi e-marketing, perencanaan implementasi, anggaran biaya,
32
dan perencanaan untuk evaluasi kesuksesan. Strategi dikembangkan
untuk menemui objektif, kemudian menggunakan taktik implementasi
strategi, dan terakhir melakukan evaluasi.
2.8.4.1 Tahap 1- Analisis Situasi
Lingkungan pemasaran selalu berubah, menyediakan banyak
kesempatan untuk mengembangkan produk baru, paasar baru, dan
media baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Tiga kunci
utama yang mempengaruhi e-marketing dan merupakan bagian dari
analisis situasi terdiri dari teknologi, faktor – faktor pasar yang
berhubungan, dan hukum.
Analisis SWOT berawal dari analisis situasi yang menguji
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan menghormati
lingkungan sekitar dan persaingan, kemudian melihat peluang dan
ancaman dari luar perusahaan.
Hasil dari analisis SWOT akan digunakan untuk meninjau strategi
pemasaran yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Pemilihan
strategi pemasaran dimulai dengan tahap masukan, tahap pencocokan,
dan tahap pengambilan keputusan.
A. Tahap Masukan
Dalam tahap ini, dilakukan perangkuman dari masukan
informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi
(David, 2011, p208). Tahap ini terdiri dari Matriks EFE, Matriks
IFE, dan Matriks CPM.
33
1. External Factor Evaluation Matrix (Matriks EFE)
David (2011, p112), mengungkapkan bawah matriks EFE
memungkinkan strategi untuk merangkum atau mengevaluasi
ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, pemerintahan,
hukum, teknologi, dan informasi persaingan. Matriks EFE
dapat dikembangkan melalui 5 tahap :
a. Tuliskan faktor – faktor eksternal utama yang diidentifikasi
dalam proses audit eksternal, termasuk total 15- 20 faktor,
termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi
perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluangnya terlebih
dahulu, kemudian ancamannya. Jadilah sespesifik mungkin
dengan rasio, persentase, nilai perbandingan kapanpun
memungkinkan.
b. Kemudian berikan bobot pada setiap faktor dengan rentang
0.0 (tidak penting) sampai dengan 1.0 (sangat penting).
Bobot ini mengindikasikan kepentingan relatif dari faktor
tersebut
untuk
menjadikan
sukses
didalam
industri
perusahaan. Peluang biasanya mendapatkan nilai bobot
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ancaman. , tetapi
ancaman dapat menerima bobot yang lebih tinggi bila
mereka benar – benar mengancam dan parah. Bobot yang
sesuai dapat dideterminasikan dengan membandingkan
pesaing yang sukses dengan yang tidak sukses atau dengan
mendiskusikan faktor dan pencapaian dari konsensus
34
kelompok. Total dari semua bobot yang diberikan pada
faktor haruslah berjumlah 1,0.
c. Berikan peringkat antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor
eksternal
untuk
mengindikasikan
seberapa
efektif
perusahaan dapat merespon terhadap faktor tersebut,
dimana 4= respon sangat baik, 3= respon diatas rata – rata,
2= respon rata – rata, 1= respon buruk. Sangatlah penting
untuk diketahui bahwa peluang maupun ancaman dapat
menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.
d. Kalikan setiap bobot dan peringkat dari setiap faktor untuk
mendeterminasikan nilai tertimbang.
e. Jumlahkan nilai tertimbang untuk setiap variabel untuk
mendeterminasikan total skor terbobot untuk organisasi.
Tabel 2.1 Matriks EFE
Faktor eksternal kunci
Bobot
Peluang
1.
Ancaman
1.
Total
1.0
Sumber : David (2011, p112)
Peringkat
Nilai
tertimbang
35
Jumlah total tertimbang akan berkisar antara 1.0 untuk
yang paling rendah sampe 4.0 untuk yang paling tinggi
dengan nilai rata – rata 2.5, tidak peduli berapa banyak jumlah
faktor yang diimasukkan. Total nilai tertimbang sebesar 4.0
mnegindikasikan bahwa organisasi merespons dengan sangat
baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam
industrinya. Total nilai tertimbang 1.0 mengindikasikan
bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau
tidak menghindari ancaman eksternal.
2. Internal Factor Evaluation Matrix (Matriks IFE)
Matriks IFE merupakan alat untuk meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari berbagai
bidang fungsional dari perusahaan. Penilaian intuitif perlu
untuk dilakukan dalam membuat matriks IFE. Dalam
mengembangkan
matriks
IFE,
bisa
dilakukan
dengan
menggunakan 5 tahap ( David, 2011, p154) :
a. Tuliskan faktor – faktor internal utama, gunakan total 10
sampai 20 faktor internal utama yang termasuk sebagai
kekuatan dan kelemahannya. Tuliskan kekuatan terlebih
dahulu baru kemudian kelemahannya.
b. Berikan bobot 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangan
penting) pada faktor – faktor yang dituliskan. Bobot
diberikan berdasarkan seberapa penting faktor tersebut
dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Tidak peduli
36
faktor tersebut adalah kekuatan atau kelemahan, setiap
faktor yang memiliki pengaruh besar bagi perusahaan
diberikan bobot tertinggi. Jumlah semua bobot haruslah 1.0.
c. Berikan peringkat 1 sampai 4 dengan kategori kelemahan
utama (peringkat = 1), kelemahan minor (peringkat = 2),
kekuatan minor (peringkat = 3), dan kekuatan utama
(peringkat=4). Peringkat diberikan berdasarkan keadaan
perusahaan sedangkan bobot berdasarkan keadaan industri.
d. Kalikan setiap bobot pada setiap faktor dengan peringkat
untuk bisa menghasilkan nilai tertimbang untuk masing –
masing variabel.
e. Jumlahkan nilai tertimbang pada setiap variabel untuk
mendeterminasikan total dari nilai tertimbang untuk
organisasi.
Tabel 2.2 Matriks IFE
Faktor internal kunci
Bobot Peringkat
Kekuatan
1.
Kelemahan
1.
Total
1.0
Sumber : David (2011, p155)
Nilai
tertimbang
37
Jumlah total nilai tertimbang akan berkisar antara 1.0
untuk yang paling rendah sampai 4.0 untuk yang paling tinggi
dengan nilai rata – rata 2.5, tidak peduli berapa banyak jumlah
faktor yang dimasukkan. Nilai tertimbang total diatas 2.5
mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat,
sednagkan nilai tertimbang total dibawah 2.5 mengindikasikan
organisasi yang lemah secara internal.
3. Competitive Profile Matrix (Matriks CPM)
Menurut
David
(2011,
p113),
matriks
CPM
mengidentifikasi pesaing utama perusahaan beserta kekuatan
dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi
strategis perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobot
memiliki makna yang sama seperti pada matrks IFE dan EFE.
Namun faktor – faktor keberhasilan CPM menyangkut pada
faktor internal dan eksternal dengan kategori peringkat adalah 4
= kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor, 1
= kelemahan utama. Faktor kesuksesan kritikal tidak
dikelompokkan kedalam peluang dan ancaman. Hindari
penggunaan peringkat yang sama pada setiap baris di CPM.
38
Tabel 2.3 Matriks CPM
Faktor
penentu
keberhasilan
Bobot
TOTAL
1.00
Perusahaan
Peringkat
Pesaing 1
Nilai
Peringkat
Pesaing 2
Nilai
Peringkat
Nilai
Sumber : David (2011, p113)
B. Tahap Pencocokan
Tahap ini berfokus pada menghasilkan alternatif –
alternatif startegi yang memungkinkan dengan dasar dari kunci
faktor – faktor eksternal dan internal (David, 2011, p208). Tahap
ini terdiri dari Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG,
Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy
1. Strengths-
Weaknesses-
Opportunities-
Threats
Matrix
(Matriks SWOT)
Matriks SWOT membantu untuk mengembangkan 4 tipe
strategi (David, 2011, p210). Dalam mengembangkan matriks
SWOT, digunakan faktor internal dan eksternal kunci (David,
2011, p210-211). Keempat strategi tersebut adalah :
a. Strategi SO (Strength - Opprtunity)
Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Jika
perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan
39
akan
berusahan
mengubahnya
mengatasinya
menjadi
untuk
kemudian
Jika
perusahaan
kekuatan.
menghadapi ancaman besar, maka perusahaan akan
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
b. Strategi WO (Weakness - Opportunity)
Strategi ini memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang
sebagai akibat dari kelemahan tersebut, perusahan tidak
mampu memanfaatkan peluang yang muncul.
c. Strategi ST (Strength - Threat)
Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman
eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat
harus
selalu
menghadapi
ancaman
di
lingkungan
eksternalnya secara langsung.
d. Strategi WT (Weakness - Threat)
Strategi ini merupakan taktik defensif untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi ancaman
eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi
yang tidak aman. Perusahaan seperti ini harus berjuang
keras untuk bisa bertahan. Mereka pub bisa melakukan
merger ataupun bahkan memungkinkan likuidasi.
40
Matriks SWOT dibuat dalam table yang terdiri dari 9 sel.
Adapun langkah – langkah untuk mengembangkannya adalah
sebagai berikut :
a. Tuliskan peluang kunci dari perusahaan.
b. Tuliskan ancaman kunci dari perusahaan.
c. Tuliskan kekuatan kunci dari perusahaan.
d. Tuliskan kelemahan kunci dari perusahaan.
e. Cocokkan kekuatan dan peluang, lalu buat strategi SO di
sel yang ditentukan.
f. Cocokkan kelemahan dan peluang, lalu buat strategi WO
di sel yang ditentukan.
g. Cocokkan kekuatan dan ancaman, lalu buat strategi ST di
sel yang ditentukan.
h. Cocokkan kelemahan dan ancaman, lalu buat strategi WT
di sel yang ditentukan.
Tabel 2.4 Matriks SWOT
Strengths (S)
Weakness (W)
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Sumber : David (2011, p212)
41
2. Internal- External Matrix (Matriks IE)
David (2011, p220) mengatakan bahwa matriks IE
membagi divisi organisasi ke dalam 9 sel. Matriks IE ini
didasarkan pada 2 dimensi, yaitu jumlah nilai IFE yang diberi
bobot pada sumbu x dan jumlah nilai EFE yang diberi bobot
pada sumbu y. Pada sumbu x, jumlah nilai IFE tertimbang
dari 1.0 - 1.99 yang dianggap rendah, jumlah nilai IFE
tertimbang dari 2.0 – 2.99 dianggap menengah, dan jumlah
nilai tertimbang antara 3.0 – 4.0 dianggap tinggi. Demikian
juga pada sumbu y yang didasarkan pada total nilai tertimbang
dari EFE.
Matriks IE dibagi menjadi 3 daerah utama yang memiliki
implikasi strategi yang berbeda. Pada sel I, II, dan IV dapat
digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang
cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif
(Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi
horisontal). Padas el III, V, dan VII, strategi yang baik
digunakan adalah strategi jaga dan pertahankan dengan
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada sel
VI, VIII, dan IX, strategi yang cocok adalah strategi tuai atau
divestasi.
42
Gambar 2.2 Matriks IE
Sumber : David (2011, p221)
3. Grand Strategy Matrix (Matriks Grand Strategy)
Matriks Grand Strategy didasarkan apda dua
penilaian, yaitu : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar
(David,
2011,
p223).
Strategi
yang
sesuai
untuk
dipertimbangkan organisasi terdapat pada urutan daya
tariknya dalam masing – masing kuadran dalam matriks.
a. Perusahaan yang berada dalam kuadran I memiliki posisi
yang sangat bagus. Strategi yang tepat untuk perusahan ini
adalah berkonsentrasi terus – menerus pada pasar saat ini
dan juga pada pengembangan produk. Jika perusahaan
pada kuadran I memiliki sumber daya yang berlebih, maka
integrasi ke belakang, ke depan atau integrasi horizontal
akan efektif. Jika perusahaan di kuadran I terlalu
berkomitmen pada satu produk, maka diversifikasi
43
konsentrik dapat membantu mengurangi resiko yang
berhubungan dengan lini produk yang sempit.
b. Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan
terhadap pasar dengan lebih serius. Hal ini disebabkan
karena mereka tidak dapat bersaing dengan efektif
meskipun mereka tetap tumbuh. Karena itu perlu dicari
tahu mengapa kurang bisa bersaing dan apa yang harus
diubah agar mereka bisa lebih berkompetitif. Startegi
intensif merupakan pilihan utama bagi perusahaan di
kuadran II karena mereka berada didalam lingkungan yang
cepat tumbuh. Jika kekurangan keunggulan kompetitif,
maka integrasi horizontal merupakan alternatif yang baik.
Divestasi atau likuidasi juga bisa dipertimbangkan sebagai
jalan terakhir.
c. Perusahaan pada kuadran III berada pada posisi bersaing
lemah dan pertumbuhan indsutri yang lambat. Perusahan
tersebut harus melakukan perubahan drastis untuk
menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan
likuidasi. Pengurangan biaya dan asset yang ekstensif
harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif pun bisa
dilakukan dengan mengalihkan sumber daya yang ada saat
ini ke bidang yang lain dan pilihan terakhir adalah dengan
melakukan likuuidasi dan divestasi.
44
d. Perusahaan di kuadran IV merupakan perusahaan yang
berada
pada
posisi
kompetitif
yang
kuat
namun
pertumbuhan industrinya lambat. Perusahaan ini memiliki
kekuatan
untuk
memperkenalkan
program
yang
terdiversifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan.
Perusahaan bisa melakukan diversifikasi konsentrik,
horizontal, atau konglomerat dengan sukses. Selain itu
perusahaan di kuadran IV juga bisa mengadakan joint
venture.
Gambar 2.3 Matriks Grand Strategy
Sumber : David (2011, p223)
45
C. Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap ini melibatkan teknik tunggal, yaitu Quantitive
Strategik Planning Matrix (Matriks QSPM). Matriks ini
menggunakan informasi masukan apda tahap pertama untuk
secara objektif mengevaluasi strategi – strategi alternatif yang
memungkinkan yang telah diidentifikasi di tahap kedua (David,
2011, p224). QSPM akan menunjukkan hubungan ketertarikan
antara alternatif – alternatif strategi dan dengan demikian dapat
menyediakan dasar yang objektif untuk memilih strategi yang
spesifik. Langkah – langkah untuk membuat matriks QSPM
adalah :
1. Buatlah daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan
dan kelemahan internal di kolom kiri QSPM yang
informasinya diambil dari matriks IFE dan EFE.
2. Beri bobot pada setiap faktor internal dan eksternal disebelah
kanan kolom dengan bobot yang nilainya sama dengan bobot
pada matriks IFE dan EFE.
3. Periksa matriks – matriks yang dibuat apda tahap kedua, dan
kemudian tentukan strategi alternatif yang bisa diterapkan.
Lalu tuliskan strategi – strategi tersebut pada kolom atas
matriks QSPM lalu kelompokkan pada rangkaian yang saling
eksklusif jika mungkin.
4. Tentukanlah nilai daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai
angka yang menunjukkan daya tarik alternatif masing –
46
masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai
daya tarik ditentukan dengan memeriksa masing – masing
faktor eksternal atau internal, satu per satu, sambil
mengajukan pertanyaan, “apakah faktor ini mempengaruhi
strategi yang dibuat?”, jika jawaban atas pertanyaan tersebut
adalah “ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara
relatif dengan faktor kunci. Khususnya, nilai daya tarik harus
diberikan pada masing – masing strategi untuk menunjukkan
daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan
mempertimbangkan faktor tertentu. Kategori nilainya adalah :
4 = sangat menarik, 3 = menarik, 2 = agak menarik, 1 = tidak
menarik. Jika jawabannya “tidak”, maka masing – masing
faktor kunci tidak memiliki pengaruh atas pilihan yang dibuat.
Karena itu perlu diberi nilai pada rangkaian daya dengan
memberi tanda garis (-). Yang perlu diperhatikan adalah jika
kita memberi nilai pada satu strategi, maka kita harus
memberi nilai pula pada strategi lainnya. Dan jika satu strategi
menerima nilai garis (-), maka seluruh strategi yang berada
dalam satu baris harus menerima nilai garis (-) juga.
5. Hitunglah nilai total daya tari (TAS). Didefinisikan sebagai
hasil mengkalikan bobot dengan nilai daya tarik di masing –
masing baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik
relatif dari masing – masing strategi alternatif, dengan hanya
mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis
47
eksternal dan internal yang berdekatan. Semakin tinggi total
nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif tersebut.
6. Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai
daya tarik di masing – masing kolom strategi QSPM. Jumlah
total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang
paling menanrik dalam masing – masing rangkaian alternatif.
Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik
strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor
kritis
internal
dan
eksternal
yang
berkaitan
dapat
mempengaruhi keputusan – keputusan strategis. Besarnya
perbedaan di antara jumlah total nilai daya tarik dalam suatu
rangkaian strategi – strategi alternatif menunjukkan tingkat
relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.
Tabel 2.5 Matriks QSPM
Strategi Alternatif
Faktor kunci
Faktor kunci eksternal
Ekonomi
Politik/hukum/pemerintahan
Sosial/budaya/demografis/lingkungan
Teknologi
Kompetitif
Faktor kunci internal
Manajemen
Bobot
Strategi
1
Strategi 2
Strategi
3
48
Pemasaran
Keuangan/akuntansi
Produksi/operasi
Penelitian dan pengembangan
Sistem informasi manajemen
Sumber : David (2011, p225)
2.8.4.2 Tahap 2- Perencanaan Strategis E-marketing
Setelah menganalisis situasi dan strategi pemasaran yang
dijalankan, pemasar melakukan perencanaan strategis. Proses
perencanaan strategis adalah menentukan kecocokan antara tujuan,
kemampuan, dan sumber daya perusahaan serta perubahan peluang
pasar.
Pada tahap ini, pemasar akan melakukan analisis Market
Opportunity Analysis (MOA) yang termasuk di dalamnya analisis
permintaan dan penawaran, untuk segmentasi dan penargetan. Porsi
dari analisis permintaan termasuk analisis segmentasi pasar untuk
menggambarkan
dan
mengevaluasi
keuntungan
potensial,
kelangsungan, kemudahan pencapaian, dan ukuran berbagai segmen
potensial.
Selain itu, perencanaan strategis e-marketing termasuk identifikasi
variabel
diferensiasi
merek
dan
strategi
penempatan
pasar.
Berdasarkan pengertian kompetisi dan target tersebut, pemasar harus
memutuskan bagaimana mereka mendiferensiasi produknya dari
produk pesaing dalam cara yang menyediakan keuntungan.
49
Strategi perencanaan yang digunakan adalah :
•
Segmenting
•
Targeting
•
Differentiation
•
Positioning
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p73), analisis peluang pasar
adalah alat yang sangat penting untuk pengusaha maupun manajer
senior yang ingin meningkatkan bisnisnya yang sekarang ataupun
meluncurkan bisnis baru. Tujuan dari menggunakan analisis ini
adalah untuk mengidentifikasi peluang potensial dan memulai
membentuk ide tentang elemen yang diperlukan dalam bisnis.
Berikut merupakan kerangka kerja analisis peluang pasar, yang bisa
dipertimbangkan sebagai investigasi awal dari kreasi ide :
50
Identify
Identifythe
theUnmet
Unmetand/
and/or
orUnderserved
UnderservedCustomer
CustomerNeed
Need
Identify
Identifythe
theSpecific
SpecificCustomers
CustomersaaCompany
CompanyWill
Will Pursue
Pursue
Assess
AssessAdvantage
AdvantageRelative
Relativeto
toCompetition
Competition
Assess
Assessthe
theCompany’s
Company’sResources
Resourcesto
toDeliver
Deliverthe
theOffering
Offering
Assess
AssessMarket
MarketReadiness
Readinessof
ofTechnology
Technology
Specify
SpecifyOpportunity
Opportunityin
inConcrete
ConcreteTerms
Terms
Assess
AssessOpportunity
OpportunityAttractiveness
Attractiveness
Gambar 2.4: Kerangka Kerja Analisis Peluang Pasar
Sumber : Rayport dan Jawroski (2003, p83)
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi
Pembuatan nilai baru berdasarkan melakukan pekerjaan
yang lebih baik dalam menemukan kebutuhan pelanggan.Proses
pengambilan keputusan pelanggan adalah sebuah kerangka kerja
yang terorganisir yang terlihat sistematik untuk kebutuhan yang
belum terpenuhi. Prosesnya terdiri dari pengalaman kesadaran,
pengalaman pembelian, dan pengalaman penggunaan. Keputusan
51
pelanggan membantu untuk menemukan ide baru di dalam
menemukan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
2. Identifikasi pelanggan tertentu yang akan dilayani perusahaan
Perusahaan perlu untuk mengembangkan rasa terhadap
tipe pelanggan yang mereka cari untuk dilayani. Pengertian ini
membantu perusahaan untuk menilai ketertarikan peluang pada
level tinggi dan untuk fokus pada pembungkusan penawaran yang
paling baik untuk ditampilkan kepada pelanggan sasaran.
3. Menilai keuntungan relatif terhadap persaingan
Untuk
menilai
keunggulan
kompetitif,
perusahaan
mungkin dapat meraih relatif ke dalam kompetisi, manajer perlu
mengerti mengenai konteks dari kompetisi pada level industri dan
pesaing spesifik. Didalamnya terdapat pesaing langsung dan
pesaing tidak langsung.
4. Menilai
sumber
daya
perusahaan
untuk
menyampaikan
penawaran
Pada tahap ini, perusahaan perlu melihat pengalaman dan
manfaat apa dari penawaran yang akan disediakan dan sumber
daya dan teknologi apa yang diperlukan untuk menyampaikan
manfaat dari penawaran tersebut. Selama penawaran dan sarana
untuk menyampaikan manfaat ditinjau dan disempurnakan berkali
– kali, detil ini akan memerankan bagian penting dalam
melibatkan dan mendeterminasikan rasional perusahaan untuk
sukses.
52
5. Menilai kesiapan pasar atas teknologi
Dibalik arena kompetitif dan pelanggan, perusahaan perlu
membuat keputusan tingkat tinggi tentang peluang kerentanan
tren
teknologi,
baik
dalam
penetrasi
teknologi
yang
memungkinkan dan dalam dampak dari teknologi baru proporsi
nilai. Tim manajemen harus membuat keputusan transfer
teknologi dan peringkat adopsi dari teknologi yang relevan.
6. Menentukan peluang secara konkret
Pada titik ini, tim manajemen harus mempunyai gambaran
jelas
dari
peluang
pasar.
Anggotanya
harus
mampu
menggambarkan sistem nilai untuk industri dan memiliki pikiran
yang kuat tentang bagaimana intervensi kedalam sistem nilai dan
proses keputusan pelanggan dapat menciptakan manfaat baru,
meningkatkan yang sudah ada, atau membuka nilai yang
terperangkap didalam sistem saat ini.
7. Menilai ketertarikan peluang
Pada titik ini, tim harus dapat mengidentifikasi segmen
pelanggan dan mendukung determinasi dengan data atau hipotesis
yang baik tentang kebutuhan yang belum terpenuhi atau tidak
diinginkan dari satu atau lebih segmen pelanggan. Manajer dapat
mendeterminasikan karakter dan besarnya peluang melalui
beberapa hal :
•
Tingkat dari kebutuhan yang belum terpenuhi dan besarnya
peluang .
53
•
Tingkat interaksi antara segmen pelanggan.
•
Kemungkinan laju pertumbuhan.
•
Ukuran dari pasar.
•
Tingkat keuntungan.
2.8.4.3 Tahap 3- Objektif
Sebuah objektif dalam perencanaan e-marketing berasal dari
aspek – aspek berikut ini :
• Tugas (Apa yang harus diselesaikan).
• Jumlah yang dapat diukur (Berapa banyak).
• Kerangka waktu (Kapan)
Pada tahap ini, dilakukan pengidentifikasian aliran tujuan umum
dari strategi e-business.
2.8.4.4 Tahap 4- Strategi E-marketing
Pada strategi e-marketing ini, pemasar akan mengidentifikasi arus
pendapatan yang disarankan oleh model e-business.Pemasar akan
melakukan strategi tentang bauran pemasaran dan hubungan
manajemen untuk meraih tujuan dari perencanaan. Pada awalnya,
pelanggan akan mengidentifikasi terlebih dahulu bauran pemasaran,
kemudian merancang strategi hubungan pelanggan dan partner.
Strategi yang akan dijalankan adalah (Lovelock dan Wirtz, 2011,
p44):
•
Strategi produk
•
Strategi harga
54
•
Strategi distribusi
•
Strategi komunikasi pemasaran
•
Strategi proses
•
Strategi lingkungan fisik
•
Strategi manusia
2.8.4.5 Tahap 5- Perencanaan Implementasi
Pada tahap ini, pemasar akan merancang taktik e-marketing mix,
yang terdiri dari :
•
Produk atau jasa yang ditawarkan
•
Harga atau valuasi
•
Distribusi atau rantai pemasok
•
Integrated communication mix
•
Proses
•
Lingkungan fisik
•
Manusia
Pemasar juga merancang taktik hubungan manajemen, taktik
mengumpulkan informasi, dan juga struktur organisasional untuk
mengimplementasi rencana yang ada. Pemasar harus memberikan
perhatian khusus kepada taktik pengumpulan informasi karena
teknologi informasi sangat mahir dalam mengautomasi proses ini.
Bentuk web site, cookies, feedback email, dan survey online hanyalah
beberapa taktik yang digunakan perusahaan untuk mengumpulkan
informasi tentang pelanggan, prospek, dan pemegang saham.
55
Menurut Mohammed et al.(2003,p161-162) perancangan layar yang
baik harus terdiri dari beberapa elemen yang telah disingkat menjadi
7C. Ketujuh elemen tersebut adalah :
1. Context
Perusahaan harus menentukan konteks dari tampilan
website yang akan dibuat, seperti fokus pada gambar, grafik dan
warna yang menarik, atau hanya navigasi yang mudah.
2. Content
Website harus memiliki isi yang bagus dan menarik
dengan memperhatikan teks, audio, video, gambar, dan grafik
serta tampilan dari produk, jasa, dan informasi yang perusahaan
tawarkan.
3. Community
Website juga dapat menumbuhkan minat pelanggan untuk
berhubungan dengan berbagai pelanggan dan perusahaan, atau
juga dapat membentuk komunitas berdasarkan minat yang sama
atau tertentu.
4. Customization
Perusahaan sebaiknya memungkinkan pelanggan untuk
dapat memodifikasi tampilan website menurut kebutuhan
pelanggan.
5. Communication
Komunikasi ini dapat terjadi antar perusahaan ke
pelanggan, pelanggan ke perusahaan, dan pelanggan ke
56
pelanggan. Komunikasi ini merujuk pada dialog pelanggan
dengan website perusahaan.
6. Connection
Website juga sebaiknya dapat berhubungan dengan
website lainnya sebagai suatu jaringan. Ini memungkinkan
perusahaan dapat mendapatkan peluang website-nya akan dilihat
oleh pelanggan dari website lain yang terhubungan dengan
website perusahaan.
7. Commerce
Hal ini menyangkut pada berbagai fungsi transaksi yang
terjadi lewat website, seperti penjualan produk, barang, dan jasa.
2.8.4.6 Tahap 6- Anggaran Biaya
Kunci dari perencanaan strategis adalah untuk mengidentifikasi
pengembalian yang diharapkan dari sebuah investasi. Pengembalian
ini kemudian dapat dicocokkan dengan biaya untuk mengembangkan
analisis
biaya/manfaat,
untuk
perhitungan
ROI,
atau
untuk
perhitungan internal rate of return (IRR) yang digunakan oleh
manajemen untuk mendeterminasikan apakah upaya nya bermanfaat.
Pemasar akan melakukan peramalan pendapatan dan evaluasi biaya
untuk mencapai tujuan. Selain itu, pemasar akan dapat menghitung
biaya yang dapat dihemat dari efisiensi internet.
2.8.4.7 Tahap 7- Perencanaan Evaluasi
Pada tahap ini, pemasar akan mengidentifikasi matriks kinerja
yang sesuai. Ketika perencanaan e-marketing telah diimplementasi,
57
kesuksesannya tergantung pada evaluasi yang berkelanjutan. Apa
yang harus diukur tergantung pada tujuan yang telah direncanakan.
Sebagai sarana evaluasi, maka akan dilakukan analisis balanced
scorecard
untuk melihat bagaimana macam – macam matriks
berhubungan dengan tujuan perencanaan yang spesifik.
Seperti yang ditulis dalam buku David (2011, p167) Balanced
scorecard merupakan sebuah teknik evaluasi dan pengendalian
strategi. Dinamakan balanced scorecard karena adanya keyakinan
mengenai kebutuhan perusahaan untuk menyeimbangkan ukuran –
ukuran finansial yang sering kali secara eksklusif digunakan dalam
evaluasi dan pengendalian strategi dengan berbagai ukuran non
finansial seperti kualitas produk dan layanan konsumen.
Analisis balanced scorecard terdiri dari 4 perspektif utama, yaitu
kinerja keuangan, pengetahuan pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
58
2.9 Kerangka Berpikir
Perumusan
Masalah
Pengumpulan data
Analisis SWOT
Tahapan perencanaan strategis :
-Tahap input : Matriks IFE, EFE, CPM
-Tahap pencocokan : Matriks SWOT,IE,Grand
Strategy
Tahap 1
Analisis Situasi
- Tahap pengambilan keputusan : Matriks QSPM
‐
Market Opportunity
Analysis
‐
Segmenting, Targeting,
Positioning
Visi
Tahap 3
‐
Misi
Tujuan
7C (Context, Content,
Community,
Customization,
Communication,
Connection, Commerce)
-
Strategi Perencanaan
E-marketing
‐
7P (Product, Price,
Promotion, Place,
People,Physical
environment,Process)
-
Tahap 2
Tahap 4
Strategi E-marketing
Tahap 5
Rencana Pelaksanaan
8 Aturan Emas
‐
Cost/ Benefit Analysis
‐
E-marketing cost
Tahap 6
Anggaran
Tahap 7
Balance Score Card
Rencana Evaluasi
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Download