BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), internet adalah jaringan global dari jaringan – jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan jaringan – jaringan dari korporasi, pemerintah, organisasi, dan pribadi. Chaffey (2009, p4), mengartikan bahwa internet merujuk kepada jaringan fisik yang menghubungkan komputer – komputer di seluruh dunia. Jaringan fisik ini terdiri dari infrastruktur server - server jaringan dan hubungan komunikasi diantara mereka yang bertugas untuk memegang dan mentransportasikan informasi antara PC client dan server web. Menurut Sing (2004, p30), internet merupakan integrasi dari jaringan – jaringan komputer pada sebuah platform umum yang memfasilitasi komunikasi elektronik. Banyak bagian dari infrastruktur internet yang dibangun pada teknologi telekomunikasi yang sudah ada. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer – komputer diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan memperoleh informasi 2.2 Pengertian Analisis dan perancangan O’Brien dan Marakas (2008, p605) berpendapat bahwa analisis sistem adalah kegiatan menganalisa secara detil komponen dan kebutuhan dari sebuah sistem. 10 Selain itu dapat juga diartikan menganalisa kebutuhan informasi atas sebuah organisasi, karakteristik komponen, dan fungsi penerapan sistem informasi. Sedangkan perancangan sistem menurut O’Brien dan Marakas (2008, p605) adalah suatu pengembangan secara spesifik dari hasil analisis untuk kebutuhan software, hardware, orang – orang, jaringan, dan data yang dapat memenuhi persyaratan sistem guna menyampaikan informasi kepada pengguna akhir. 2.3 Pengertian World Wide Web, Web Site, Web Page, dan Domain Name Menurut Chaffey (2009, p4), World Wide Web atau web merupakan teknik paling umum untuk mempublikasikan informasi pada internet. Web dapat diakses melalui web browser yang menampilkan halaman – halaman web dari embedded graphics dan HTML/XML-encoded text. Di dalam bukunya, McLeod dan Schell (2007, p60), World Wide Web adalah informasi yang dapat diakses melalui internet, dimana dokumen hypermedia (dokumen/files komputer) disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat yang unik. Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa World Wide Web adalah suatu teknik yang paling umum pada internet yang dapat digunakan untuk memberikan atau pun mengakses informasi. Sedangkan Web Site merupakan sebuah koleksi dari Web Page yang terhubung kepada internet yang memiliki file – file hypermedia yang dapat diakses dari komputer manapun dalam jaringan melalui hypertext links. Web Page adalah suatu file hypermedia yang disimpan dalam suatu alamat Web site yang unik. Domain name merupakan alamat dari Web site dimana Web Page disimpan. 11 2.4 Manfaat Pelayanan Online Chaffey (2007, p37-39) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat dari pelayanan online yang dapat disimpulkan ke dalam 6C ‘Six Cs’ , sebuah singkatan sederhana untuk menunjukkan tipe dari nilai –nilai pelanggan. Six Cs terdiri dari : 1. Content ‘Content is King’ , pernyataan ini memberikan arti bahwa lebih detil, informasi yang lebih mendalam sehingga mendukung proses pembelian untuk bagian transaksional atau membangun hubungan atau pengalaman branded untuk mendorong penggunaan produk pada Fast Moving Consumer Goods Brands. 2. Customization Dalam kasus ini kustomisasi massa dari content, baik diakui sebagai web site pages seperti ‘Amazon recommends’ atau alarm e-mail, dan biasa dikenal sebagai personalisasi. 3. Community Internet membebaskan konsumen untuk mendiskusikan apa saja yang mereka inginkan melalui forum, ruang chat dan komentar blog. 4. Convenience Hal ini merupakan kemampuan untuk memilih, membeli, dan dalam kasus tertentu menggunakan produk – produk dari desktop kapan saja: tersedia pelayanan 24 x 7 x 365. 5. Choice Web memberikan pilihan yang lebih beragam dari produk – produk dan pemasok – pemasok daripada melalui saluran distribusi konvensional. 12 6. Cost Reduction Internet sudah dirasakan sebagai tempat pembelian relatif yang rendah biaya. Tidak jarang pelanggan mengharapkan mendapatkan kesepakatan yang baik secara online karena mereka menyadari bahwa pedagang online mengeluarkan biaya yang lebih rendah sebagaimana mereka mempunyai staff yang lebih sedikit dan biaya distribusi yang lebih rendah dibandingkan dengan retailer yang menjalankan bisnis mereka di high-streets store 2.5 User Interface dan Delapan Aturan Emas Semua yang ditampilkan di layar, dibaca dalam dokumentasi atau manipulasi dengan keyboard atau mouse adalah bagian dari user interface. Sebagian besar program komputer yang dibuat oleh manusia memiliki user interface sebagai penghubung antara user program dengan program aplikasinya. Para pengembang program aplikasi harus memperhatikan dengan baik perancangan user interface aplikasinya. Suatu User Interface yang dibuat juga perlu memperhatikan delapan aturan emas perancangan User Interface (Shneiderman, 2005, p74), yaitu : 1. Berusaha untuk konsisten Tampilan yang ditampilkan harus konsisten, termasuk juga tampilan data, peristilahan, singkatan, format yang ada diusahakan standar sehingga dimengerti orang pada umumnya. 2. Memungkinkan user menggunakan shortcut Terkadang user menginginkan agar jumlah interaksi yang dilakukan dikurangin untuk meningkatkan kepraktisannya. Penggunaan shortcut dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dan meningkatkan kecepatan tampilan. 13 3. Memberikan umpan balik yang informatif Berikan umpan balik yang informatif bagi pengguna, sehingga pengguna dapat mengerti bahwa aplikai sedang melakukan suatu proses tertentu. 4. Merancang dialog yang memberikan penutupan Tampilan harus memberikan dialog yang menunjukkan penutupan ketika aplikasi selesai diproses atau dijalankan. 5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Dapat menunjukkan dimana letak kesalahannya dan menjelaskan apa yang salah atau kurang. 6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah Jika terjadi kesalahan pengguna, pengguna dapat dengan mudah untuk memperbaiki kesalahannya. 7. Mendukung pusat kendali internal Selalu tempatkan pengguna sebagai pemegang kendali dalam melakukan suatu proses. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Beban ingatan yang sesedikit mungkin dari pengguna sehingga pengguna tidak perlu mengingat informasi dari layer satu ke layer lainnya. 2.6 Teori Manajemen 2.6.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2009, p22-23), menjelaskan bahwa manajemen adalah apa yang manajer lakukan. Penjelasan yang lebih baiknya adalah manajemen melibatkan pengkoordinasian dan pengamatan secara keseluruhan aktivitas kerja dari yang lain sehingga 14 aktivitas mereka dapat terpenuhi secara efektif dan efisien. Manajemen memastikan aktivitas kerja berjalan secara efektif dan efisien oleh orang – orang yang bertanggung jawab untuk melakukannya 2.6.2 Fungsi Manajemen Di dalam buku David (2011, p131-135), fungsi – fungsi manajemen terdiri dari 5 aktivitas dasar, yaitu : 2.6.2.1 Planning Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang berhubungan dengan persiapan untuk masa yang akan datang. Perencanaan merupakan proses dimana menentukan satu, apakah untuk mencoba sebuah tugas, bekerja dengan cara yang paling efektif dalam meraih tujuan yang diinginkan, dan mempersiapkan untuk mengatasi kesulitan – kesulitan yang tidak terduga dengan sumber daya yang memadai. Proses dari perencanaan harus melibatkan manajer dan karyawan dari keseluruhan organisasi. Titik pentingnya adalah bahwa semua manajer melakukan perencanaan dan harus melibatkan bawahan didalam proses untuk memfasilitasi pemahaman dan komitmen karyawan. Tugas – tugas spesifik yang ada termasuk peramalan, menetapkan objektif, merancang strategi, mengembangkan kebijakan, dan menetapkan sasaran. 15 2.6.2.2 Organizing Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan sebuah struktur tugas dan hubungan otoritas. Tujuan dari pengorganisasian adalah untuk meraih upaya yang terkoordinasi dengan mendefinisikan tugas dan hubungan otoritas. Pengorganisasian berarti mendeterminasikan siapa yang melakukan apa dan siapa yang melapor kepada siapa. Fungsi Pengorganisasian dari manajemen dapat dilihat dari 3 aktivitas sekuensial, yaitu spesialisasi kerja, menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen – departemen, dan delegasi wewenang. 2.6.2.3 Motivating Pemotivasian melibatkan upaya mengarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Pemotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang – orang untuk menyelesaikan objektif yang spesifik. Motivasi menjelaskan mengapa beberapa orang bekerja keras dan yang lainnya tidak. Fungsi pemotivasian manajemen mancakup setidaknya 4 komponen utama, yaitu kepemimpinan, grup dinamik, komunikasi, dan perubahan organisasional. Pemimpin yang baik membangun hubungan dengan bawahan, menunjukkan empati terhadap kebutuhan mereka dan perhatian, menjadi contoh yang baik, terpercaya dan adil. 16 2.6.2.4 Staffing Aktivitas staffing terpusat pada personel atau manajemen sumber daya manusia. Termasuk didalamnya aktivitas seperti perekrutan, wawancara, percobaan, pemilihan, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, kepedulian, evaluasi, penghargaan, pendisiplinan, promosi, transferring, demoting, dan pemecatan karyawan. Aktivitas staffing memiliki peran yang penting dalam upaya implementasi strategi, dan untuk itu, manajer sumber daya manusia menjadi lebih aktif terlibat didalam proses manajemen strategik. 2.6.2.5 Controlling Pengontrolan mengacu pada semua aktivitas manajerial yang mengarah pada pemastian bahwa hasil actual konsisten terhadap hasil yang telah direncanakan. Fungsi pengontrolan dari manajemen sangat penting untuk evaluasi strategi yang efektif. Pengontrolan terdiri dari 4 langkah dasar, yaitu membangun standar kinerja, mengukur kinerja individual dan organisasional, membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja yang telah direncanakan, dan mengambil tindakan perbaikan. 2.6.3 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p29), pemasaran merupakan proses dimana perusahaan membuat nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam rangka untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. 17 Mengutip dari Kotler dan Keller (2009, p45), pemasaran adalah tentang mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan manusia dan sosial.Pemasaran didefinisikan sebagai sebuah fungsi organisasional dan sebuah rangkaian proses – proses untuk membuat, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengatur hubungan dengan pelanggan dalam cara yang menguntungkan organisasi dan pemegang sahamnya. Chaffey (2009, p416), menuliskan pengertian pemasaran dari UK’s Chartered Institute of Marketing, yaitu pemasaran adalah proses manajemen yang mengantisipasi, dan bertanggung memuaskan jawab untuk kebutuhan mengidentifikasi, pelanggan yang menguntungkan Selain itu, menurut David (2011, p135), pemasaran dapat digambarkan sebagai proses dari pendefinisian, pengantisipasian, pembuatan, dan pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk produk dan jasa. Berdasarkan beberapa kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses manajemen perusahaan dimana terjadi proses identifikasi, antisipasi, komunikasi, penciptaan nilai dari kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan bagi pelanggan. 2.6.4 Pengertian Manajemen Pemasaran Kotler dan Keller (2009, p45), mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu pengetahuan dari memilih target pasar 18 dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan melalui pembuatan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan superior. Manajemen pemasaran mengambil peran dimana setidaknya satu pihak pertukaran potensial berpikir tentang arti dari meraih tanggapan yang diinginkan dari pihak lainnya. 2.6.5 Bauran Pemasaran Menurut Lovelock dan Wirtz (2011, p44-48), Saat mengembangkan strategi untuk pasar manufaktur barang, pemasar biasanya mengacu kepada 4 elemen strategik dasar: product (produk), price (harga), place/distribution (tempat/distribusi), dan promotion/communication (promosi/komunikasi). Tetapi keempat elemen (4P) ini tidak memadai untuk menangani masalah pemasaran jasa dan harus diadaptasi dan dikembangkan. Bauran pemasaran tradisional tidak dapat mengelola antar muka pelanggan. Oleh karena itu, perlu untuk mengembangkan bauran pemasaran dengan menambahkan 3P yang terasosiasi dengan pelayanan jasa, yaitu process (proses), physical environment (lingkungan fisik), dan people (manusia). Sehingga terkumpul ketujuh elemen (7P dari pemasaran jasa) yang merepresentasikan hal – hal yang dibutuhkan untuk membuat strategi yang layak untuk menemukan kebutuhan pelanggan profitabilitas dalam pasar yang kompetitif. 19 Gambar 2.1 : Komponen Bauran Pemasaran 7P Sumber : http://rimaleo.files.wordpress.com/2010/08/7p2.png 2.6.5.1 Produk Produk jasa merupakan inti dari strategi pemasaran perusahaan. Jika sebuah produk didesain dengan buruk, maka produk tersebut tidak akan menciptakan nilai bagi pelanggan walaupun elemen 7P lainnya dapat dieksekusi dengan baik. Produk jasa terdiri dari inti dari produk yang menjawab kebutuhan dasar dari pelanggan dan serangkaian elemen pelayanan tambahan yang dapat memperkuat peningkatan nilai tambah yang membantu pelanggan untuk menggunakan inti produk dengan lebih efektif. 20 2.6.5.2 Harga Nilai yang melekat pada pembayaran merupakan pusat peran pemasaran di dalam memfasilitasi pertukaran nilai diantara perusahaan dengan pelanggan. Strategi harga biasanya sangat dinamis, dengan level harga yang disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan faktor – faktor seperti tipe pelanggan, tempat dan waktu pengiriman, level permintaan, dan kapasitas persediaan. Pelanggan melihat harga sebagai kunci dari biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Pemasar jasa, harus tidak hanya menetapkan harga dimana pelanggan bersedia atau bisa untuk membayar, tetapi juga mengerti pengeluaran lainnya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk menggunakan jasa tersebut. Pengeluaran lainnya bisa berupa biaya perjalanan ke tempat lokasi jasa, waktu, usaha fisik, dan lain – lainnya. 2.6.5.3 Tempat atau Distribusi Distribusi jasa melibatkan saluran fisik atau elektronik tergantung dari jasa itu sendiri. Internet telah membentuk ulang strategi distribusi untuk serangkaian industri yang luas. Tetapi kita perlu membedakan antara potensi untuk menyampaikan informasi dasar dari inti produk dan menyediakan pelayanan tambahan yang memfasilitasi pembelian dan penggunaan dari barang fisik. Kecepatan dan kenyamanan dari tempat dan waktu menjadi penting untuk distribusi dan pemberian pelayanan yang efektif. Pelanggan bersedia untuk membayar lebih untuk menghemat waktu. 21 Sekarang ini, semakin banyak pelayanan yang tersedia 24/7, dan melalui saluran distribusi lainnya seperti cabang retail, mesin selfservices, dan internet. 2.6.5.4 Promosi atau Komunikasi Tidak ada program pemasaran yang dapat sukses tanpa komunikasi yang efektif. Komponen ini memiliki 3 peran penting, yaitu menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran jasa – jasa dari suatu merek atau produk jasa tertentu, dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan dalam waktu tertentu. Aktivitas promosional biasanya dilakukan untuk menstimulasi percobaan pembelian atau untuk mendorong konsumsi saat permintaan sedang rendah. Elemen yang tidak berwujud seperti proses, transaksi berbasis internet, dan keahlian serta tingkah laku dari personel jasa biasanya menciptakan nilai paling besar didalan kinerja pelayanan. 2.6.5.5 Proses Menciptakan dan menyampaikan elemen produk memerlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif. Input dan output operasional cenderung bervariasi dan membuat proses manajemen pelayanan pelanggan menjadi sebuah tantangan. Perusahaan jasa yang baik membuat proses signifikan didalam mengurangi perubahan dengan secara hati – hati mendesain proses palayanan pelanggan, mengadopsi prosedur standar, mengimplementasi manajemen kualitas 22 jasa dengan teliti, melatih karyawan lebih hati – hati, dan mengautomasi tugas – tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Topik – topik yang terkait dengan proses manajemen jasa adalah keseimbangan antara permintaan dan kapasitas, desain dari sistem tunggu dan konfigurasi antrian, dan manajemen dari psikologi menunggu pelanggan. 2.6.5.6 Lingkungan Fisik Tampilan dari bangunan, tanah, kendaraan, perabotan interior, peralatan, seragam dari karyawan, material yang dicetak, dan tanda – tanda yang kelihatan lainnya menggambarkan bukti berwujud dari kualitas jasa perusahaan, fasilitas penyampaian jasa, dan petunjuk pelanggan untuk melewati proses jasa. 2.6.5.7 Manusia Perusahaan jasa perlu untuk bekerja lebih dekat dengan departemen sumber daya manusia nya dan mencurahkan perhatian khusus dalam memilih, melatih, dan memotivasi karyawan jasa mereka. Setiap individualnya juga memerlukan keahlian interpersonal dan tingkah laku yang positif. 2.6.6 Strategi Pemasaran Kotler dan Armstrong (2010, p72), menuliskan bahwa strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang saling menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan 23 dilayani oleh perusahaan (segmentasi dan penargetan) dan bagaimana perusahaan akan melayani pelanggan (diferensiasi dan penempatan posisi). 2.6.6.1 Segmentasi Pasar ( Market Segmentation) Dalam hal ini, perusahaan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda – beda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang berbeda dan mungkin membutuhkan produk atau program pemasaran yang terpisah. Segmentasi pasar terdiri dari pelanggan yang menanggapi dengan cara yang sama untuk memberikan serangkaian usaha pemasaran. 2.6.6.2 Penargetan Pasar (Market Targeting) Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, perusahaan tersebut dapat masuk ke satu atau banyak segmen tersebut. Penargetan pasar melibatkan evaluasi ketertarikan dari tiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki. Perusahaan harus menargetkan segmennya dimana segmen tersebut dapat menghasilkan keuntungan nilai pelanggan yang terbaik dan kelangsungannya dari waktu ke waktu. 2.6.6.3 Diferensiasi dan Penempatan Pasar (Market Differentiation and Positioning) Setelah perusahaan menentukan segmen pasar mana yang mau dimasuki, perusahaan harus memutuskan bagaimana perusahaan akan mendiferensiasikan penawaran pasar mereka untuk setiap target segmen dan posisi apa yang diinginkan oleh perusahaan didalam 24 segmen tersebut. Penempatan pasar adalah mengatur produk menempati tempat yang jelas, khas, dan diharapkan untuk berkompetisi didalam pikiran dari pelanggan yang ditargetkan. Penempatan pasar yang efektif dimulai dengan diferensiasi. Diferensiasi yang dimaksud adalah pembedaan penawaran pasar perusahaan sehingga memberikan nilai konsumen yang lebih. 2.6.7 Efektifitas Media Pemasaran Kotler dan Keller (2009, p546-547) menuliskan bahwa perencana media harus mengetahui kapasitas dari tipe media iklan untuk menghantarkan jangkauannya, frekuensi, dan dampak. Perencana media memutuskan untuk memilih sebuah media dengan mempertimbangkan beberapa variabel, yaitu : 1. Kebiasaan media pelanggan sasaran Media yang paling sering digunakan oleh pelanggan, termasuk jangkauannya. 2. Karakteristik produk Tipe – tipe media memiliki perbedaan potensial untuk demonstrasi, visualisasi, penjelasan, kepercayaan, dan warna. 3. Karakteristik pesan Ketepatan waktu dan konten informasi akan mempengaruhi pemilihan media. 4. Biaya Biaya yang perlu dikeluarkan untuk menggunakan media tersebut. 25 2.7 Manajemen Strategis 2.7.1 Pengertian Manajemen Strategis Menurut David (2011, p37), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan dari merumuskan mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi untuk meraih tujuannya. Seperti yang telah tersirat didalam pendefinisiannya, manajemen strategis berfokus pada integrasi manajemen, pemasaran, finansial/akuntansi, produksi/operasi, riset dan pengembangan, dan sistem informasi untuk meraih kesuksesan organisasi. Tujuan dari manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan membuat peluang yang baru dan berbeda untuk masa depan. 2.7.2 Tahapan Manajemen Strategis Proses manajemen strategis terdiri dari 3 tahap, yaitu (David, 2011, p38-39): 2.7.2.1 Formulasi Strategi Perumusan strategi terdiri dari mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal dari organisasi, mendeterminasikan kekuatan dan kelemahan internal, membangun tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi – strategi alternatif, dan memilih strategi khusus untuk dijalankan. Isu perumusan strategi juga termasuk memutuskan bisnis apa yang mau dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, baik dengan memperluas atau 26 diversifikasi operasi, apakah untuk masuk pasar internasional, bergabung atau joint venture, dan bagaimana untuk menghindari permusuhan 2.7.2.2 Implementasi Strategi Implementasi strategi membutuhkan perusahaan untuk menetapkan objektif tahunannya, merancang kebijakan, memotivasi karyawan, dan alokasi sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dieksekusi. Implementasi strategi terdiri dari mengembangkan budaya strategi mendukung, membuat struktur organisasi yang efektif, mengarahkan upaya pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. 2.7.2.3 Evaluasi Strategi Evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dari manajemen strategis. Manajer perlu untuk mengetahui saat strategi khusus tidak bekerja dengan baik. Evaluasi strategi merupakan kunci utama untuk mendapatkan informasi. Tiga aktivitas utama dari strategi evaluasi adalah melihat kembali faktor eksternal dan internal yang mendasari strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan perbaikan. 2.7.3 Keuntungan dari Manajemen Strategis Keuntungan utama dari manajemen strategis adalah untuk membantu perusahaan memformulasikan strategi yang lebih baik dengan 27 menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logikal, dan rasional untuk menentukan strategis (David, 2011, p48-50). 2.7.3.1 Keuntungan Finansial Bisnis – bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan aktivitas perencanaan yang sistematis. 2.7.3.2 Keuntungan Non Finansial Manajemen strategis juga menawarkan keuntungan lainnya, seperti peningkatan kesadaran akan ancaman eksternal, improvisasi pemahaman strategi pesaing, peningkatan produktivitas karyawan, mengurangi penolakan terhadap perubahan, dan pemahaman yang lebih jelas dari hubungan penghargaan kinerja. 2.7.4 Tipe Strategi Strategi – strategi alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan dapat dikategorikan menjadi 11 aksi, yaitu (David, 2011, p168-169) : • Integrasi ke depan Memperoleh kepemilikan atau meningkatkan pengendalian atas distributor atau retailer. • Integrasi ke belakang Mencari kepemilikan atau meningkatkan pengendalian dari pemasok perusahaan. 28 • Integrasi horizontal Mencari kepemilikan atau meningkatkan pengendalian atas pesaing. • Penetrasi pasar Mencari peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar yang ada saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih agresif. • Pengembangan pasar Memperkenalkan produk atau jasa yang ada kedalam area geografis yang baru. • Pengembangan produk Mencari peningkatan penjualan dengan mengimprovisasi produk atau jasa yang ada atau mengembangkan yang baru. • Diversifikasi konsentrik Menambahkan sesuatu yang baru tetapi berhubungan dengan produk atau jasa. • Diversifikasi konglomerat Menambahkan sesuatu yang baru tetapi tidak berhubungan dengan produk atau jasa. • Retrenchment Pengelompokan kembali melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalikkan penurunan penjualan dan keuntungan. 29 • Divestasi Menjual sebuah divisi atau bagian dari organisasi. • Likuidasi Menjual keseluruhan asset organisasi, dengan maksud untuk nilai nyata mereka. 2.8 E-Marketing 2.8.1 Pengertian E-Marketing Istilah internet marketing cenderung merujuk pada perspektif eksternal dari bagaimana internet bisa digunakan dalam hubungannya dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan jasa kepada pelanggan. Istilah alternatifnya adalah e-marketing dimana bisa dipertimbangkan bahwa istilah ini memiliki lingkup yang lebih luas karena mengacu kepada penggunaan teknologi apa saja untuk mencapai tujuan pemasaran dan mempunyai perspektif eksternal dan internal Hal ini menjadi lebih konsisten dengan konsep e-business dimana melibatkan pengaturan komunikasi internal dan eksternal (Chaffey, 2009, p417). 2.8.2 Manfaat E-Marketing Menurut Mohammed et al (2003,p96-97), efek dari e-marketing ada 4, yaitu : 2.8.2.1 Melalui gradasi segmentasi yang lebih baik Dengan menurunnya biaya untuk mengumpulkan informasi dan pemrosesan informasi melalui internet, perusahaan kini mampu secara akurat mensegmentasi pelanggannya. Perusahaan dapat melakukan segmentasi yang lebih baik terhadap pelanggannya dengan 30 menggunakan peralatan yang tersedia sehingga kebutuhan dan tipe pelanggan dapat lebih dimengerti. 2.8.2.2 Melalui cycle time yang lebih cepat untuk pengembangan strategi pemasaran. Strategi pemasaran juga akan terpengaruh oleh peningkatan kecepatan informasi yang dapat dikumpulkan oleh pemasar melalui internet, kini umpan balik dan wawancara pelanggan dapat dikumpulkan secara terus menerus dan lebih cepat secara online, sehingga informasi yang ada lebih terkini serta perencanaan pemasaran dapat berubah lebih cepat dan fleksibel. 2.8.2.3 Melalui peningkatan akuntabilitas usaha pemasaran Dengan semakin cepat dan mudahnya pengumpulan data, maka semakin mudah pula pelacakan usaha pemasaran. Sebagai hasilnya, akuntabilitas strategi pemasaran yang baik akan meningkat, yang mengakibatkan kesuksesan pemasaran menjadi transparan. Akuntabilitas dari kegagalan dan kesuksesan masa lalu akan meningkatkan kewaspadaan dan kebutuhan akan strategi pemasaran melalui internet yang baik. 2.8.2.4 Melalui peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi bisnis dan operasi Dengan adanya integrasi yang baik antara strategi pemasaran dengan strategi bisnis dan operasi, maka hasil akhir yang didapat akan sesuai dan lebih akurat terhadap kemampuan bisnis dan operasinya. 31 2.8.3 Strategi E-Marketing Di dalam buku yang ditulis oleh Strauss dan Frost (2009, p27), strategi e-marketing adalah desain dari strategi pemasaran yang memanfaatkan kapabilitas teknologi elektronik atau informasi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi e-marketing merupakan dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bertemu. 2.8.4 Tahapan Perencanaan E-Marketing Chaffey (2009, p418) mengatakan bahwa perencanaan emarketing dibutuhkan untuk menjadikan strategi e-business yang begitu luas menjadi detil – detil bagaimana tujuan spesifik sisi penjualan dari strategi e-business akan diraih melalui aktivitas pemasaran seperti riset pemasaran dan komunikasi pemasaran. Menurut Strauss dan Frost (2009, p46-48) perencanaan e-marketing adalah sebuah blueprint untuk perumusan dan implementasi strategi emarketing. Hal ini merupakan petunjuk, dokumen dinamis yang menghubungkan strategi e-business perusahaan dengan strategi pemasaran teknologi dan detil untuk perencanaan implementasi melalui manajemen pemasaran. Biasanya dikombinasikan dengan rencana pemasaran perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan e-marketing juga memberikan arahan kepada perusahaan, alokasi sumber daya, dan membuat keputusan yang sulit pada waktu yang kritis.Terdapat 7 elemen kunci perencanaan e-marketing termasuk analisis situasi, perencanaan strategis e-marketing, perencanaan objektif, strategi e-marketing, perencanaan implementasi, anggaran biaya, 32 dan perencanaan untuk evaluasi kesuksesan. Strategi dikembangkan untuk menemui objektif, kemudian menggunakan taktik implementasi strategi, dan terakhir melakukan evaluasi. 2.8.4.1 Tahap 1- Analisis Situasi Lingkungan pemasaran selalu berubah, menyediakan banyak kesempatan untuk mengembangkan produk baru, paasar baru, dan media baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Tiga kunci utama yang mempengaruhi e-marketing dan merupakan bagian dari analisis situasi terdiri dari teknologi, faktor – faktor pasar yang berhubungan, dan hukum. Analisis SWOT berawal dari analisis situasi yang menguji kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan menghormati lingkungan sekitar dan persaingan, kemudian melihat peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Hasil dari analisis SWOT akan digunakan untuk meninjau strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Pemilihan strategi pemasaran dimulai dengan tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. A. Tahap Masukan Dalam tahap ini, dilakukan perangkuman dari masukan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi (David, 2011, p208). Tahap ini terdiri dari Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. 33 1. External Factor Evaluation Matrix (Matriks EFE) David (2011, p112), mengungkapkan bawah matriks EFE memungkinkan strategi untuk merangkum atau mengevaluasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan informasi persaingan. Matriks EFE dapat dikembangkan melalui 5 tahap : a. Tuliskan faktor – faktor eksternal utama yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal, termasuk total 15- 20 faktor, termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluangnya terlebih dahulu, kemudian ancamannya. Jadilah sespesifik mungkin dengan rasio, persentase, nilai perbandingan kapanpun memungkinkan. b. Kemudian berikan bobot pada setiap faktor dengan rentang 0.0 (tidak penting) sampai dengan 1.0 (sangat penting). Bobot ini mengindikasikan kepentingan relatif dari faktor tersebut untuk menjadikan sukses didalam industri perusahaan. Peluang biasanya mendapatkan nilai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan ancaman. , tetapi ancaman dapat menerima bobot yang lebih tinggi bila mereka benar – benar mengancam dan parah. Bobot yang sesuai dapat dideterminasikan dengan membandingkan pesaing yang sukses dengan yang tidak sukses atau dengan mendiskusikan faktor dan pencapaian dari konsensus 34 kelompok. Total dari semua bobot yang diberikan pada faktor haruslah berjumlah 1,0. c. Berikan peringkat antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor eksternal untuk mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dapat merespon terhadap faktor tersebut, dimana 4= respon sangat baik, 3= respon diatas rata – rata, 2= respon rata – rata, 1= respon buruk. Sangatlah penting untuk diketahui bahwa peluang maupun ancaman dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4. d. Kalikan setiap bobot dan peringkat dari setiap faktor untuk mendeterminasikan nilai tertimbang. e. Jumlahkan nilai tertimbang untuk setiap variabel untuk mendeterminasikan total skor terbobot untuk organisasi. Tabel 2.1 Matriks EFE Faktor eksternal kunci Bobot Peluang 1. Ancaman 1. Total 1.0 Sumber : David (2011, p112) Peringkat Nilai tertimbang 35 Jumlah total tertimbang akan berkisar antara 1.0 untuk yang paling rendah sampe 4.0 untuk yang paling tinggi dengan nilai rata – rata 2.5, tidak peduli berapa banyak jumlah faktor yang diimasukkan. Total nilai tertimbang sebesar 4.0 mnegindikasikan bahwa organisasi merespons dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Total nilai tertimbang 1.0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal. 2. Internal Factor Evaluation Matrix (Matriks IFE) Matriks IFE merupakan alat untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari berbagai bidang fungsional dari perusahaan. Penilaian intuitif perlu untuk dilakukan dalam membuat matriks IFE. Dalam mengembangkan matriks IFE, bisa dilakukan dengan menggunakan 5 tahap ( David, 2011, p154) : a. Tuliskan faktor – faktor internal utama, gunakan total 10 sampai 20 faktor internal utama yang termasuk sebagai kekuatan dan kelemahannya. Tuliskan kekuatan terlebih dahulu baru kemudian kelemahannya. b. Berikan bobot 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangan penting) pada faktor – faktor yang dituliskan. Bobot diberikan berdasarkan seberapa penting faktor tersebut dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Tidak peduli 36 faktor tersebut adalah kekuatan atau kelemahan, setiap faktor yang memiliki pengaruh besar bagi perusahaan diberikan bobot tertinggi. Jumlah semua bobot haruslah 1.0. c. Berikan peringkat 1 sampai 4 dengan kategori kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat=4). Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan sedangkan bobot berdasarkan keadaan industri. d. Kalikan setiap bobot pada setiap faktor dengan peringkat untuk bisa menghasilkan nilai tertimbang untuk masing – masing variabel. e. Jumlahkan nilai tertimbang pada setiap variabel untuk mendeterminasikan total dari nilai tertimbang untuk organisasi. Tabel 2.2 Matriks IFE Faktor internal kunci Bobot Peringkat Kekuatan 1. Kelemahan 1. Total 1.0 Sumber : David (2011, p155) Nilai tertimbang 37 Jumlah total nilai tertimbang akan berkisar antara 1.0 untuk yang paling rendah sampai 4.0 untuk yang paling tinggi dengan nilai rata – rata 2.5, tidak peduli berapa banyak jumlah faktor yang dimasukkan. Nilai tertimbang total diatas 2.5 mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat, sednagkan nilai tertimbang total dibawah 2.5 mengindikasikan organisasi yang lemah secara internal. 3. Competitive Profile Matrix (Matriks CPM) Menurut David (2011, p113), matriks CPM mengidentifikasi pesaing utama perusahaan beserta kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobot memiliki makna yang sama seperti pada matrks IFE dan EFE. Namun faktor – faktor keberhasilan CPM menyangkut pada faktor internal dan eksternal dengan kategori peringkat adalah 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor, 1 = kelemahan utama. Faktor kesuksesan kritikal tidak dikelompokkan kedalam peluang dan ancaman. Hindari penggunaan peringkat yang sama pada setiap baris di CPM. 38 Tabel 2.3 Matriks CPM Faktor penentu keberhasilan Bobot TOTAL 1.00 Perusahaan Peringkat Pesaing 1 Nilai Peringkat Pesaing 2 Nilai Peringkat Nilai Sumber : David (2011, p113) B. Tahap Pencocokan Tahap ini berfokus pada menghasilkan alternatif – alternatif startegi yang memungkinkan dengan dasar dari kunci faktor – faktor eksternal dan internal (David, 2011, p208). Tahap ini terdiri dari Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy 1. Strengths- Weaknesses- Opportunities- Threats Matrix (Matriks SWOT) Matriks SWOT membantu untuk mengembangkan 4 tipe strategi (David, 2011, p210). Dalam mengembangkan matriks SWOT, digunakan faktor internal dan eksternal kunci (David, 2011, p210-211). Keempat strategi tersebut adalah : a. Strategi SO (Strength - Opprtunity) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Jika perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan 39 akan berusahan mengubahnya mengatasinya menjadi untuk kemudian Jika perusahaan kekuatan. menghadapi ancaman besar, maka perusahaan akan menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. b. Strategi WO (Weakness - Opportunity) Strategi ini memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang sebagai akibat dari kelemahan tersebut, perusahan tidak mampu memanfaatkan peluang yang muncul. c. Strategi ST (Strength - Threat) Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. d. Strategi WT (Weakness - Threat) Strategi ini merupakan taktik defensif untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Perusahaan seperti ini harus berjuang keras untuk bisa bertahan. Mereka pub bisa melakukan merger ataupun bahkan memungkinkan likuidasi. 40 Matriks SWOT dibuat dalam table yang terdiri dari 9 sel. Adapun langkah – langkah untuk mengembangkannya adalah sebagai berikut : a. Tuliskan peluang kunci dari perusahaan. b. Tuliskan ancaman kunci dari perusahaan. c. Tuliskan kekuatan kunci dari perusahaan. d. Tuliskan kelemahan kunci dari perusahaan. e. Cocokkan kekuatan dan peluang, lalu buat strategi SO di sel yang ditentukan. f. Cocokkan kelemahan dan peluang, lalu buat strategi WO di sel yang ditentukan. g. Cocokkan kekuatan dan ancaman, lalu buat strategi ST di sel yang ditentukan. h. Cocokkan kelemahan dan ancaman, lalu buat strategi WT di sel yang ditentukan. Tabel 2.4 Matriks SWOT Strengths (S) Weakness (W) Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Threats (T) Strategi ST Strategi WT Sumber : David (2011, p212) 41 2. Internal- External Matrix (Matriks IE) David (2011, p220) mengatakan bahwa matriks IE membagi divisi organisasi ke dalam 9 sel. Matriks IE ini didasarkan pada 2 dimensi, yaitu jumlah nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan jumlah nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y. Pada sumbu x, jumlah nilai IFE tertimbang dari 1.0 - 1.99 yang dianggap rendah, jumlah nilai IFE tertimbang dari 2.0 – 2.99 dianggap menengah, dan jumlah nilai tertimbang antara 3.0 – 4.0 dianggap tinggi. Demikian juga pada sumbu y yang didasarkan pada total nilai tertimbang dari EFE. Matriks IE dibagi menjadi 3 daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda. Pada sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal). Padas el III, V, dan VII, strategi yang baik digunakan adalah strategi jaga dan pertahankan dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada sel VI, VIII, dan IX, strategi yang cocok adalah strategi tuai atau divestasi. 42 Gambar 2.2 Matriks IE Sumber : David (2011, p221) 3. Grand Strategy Matrix (Matriks Grand Strategy) Matriks Grand Strategy didasarkan apda dua penilaian, yaitu : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (David, 2011, p223). Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing – masing kuadran dalam matriks. a. Perusahaan yang berada dalam kuadran I memiliki posisi yang sangat bagus. Strategi yang tepat untuk perusahan ini adalah berkonsentrasi terus – menerus pada pasar saat ini dan juga pada pengembangan produk. Jika perusahaan pada kuadran I memiliki sumber daya yang berlebih, maka integrasi ke belakang, ke depan atau integrasi horizontal akan efektif. Jika perusahaan di kuadran I terlalu berkomitmen pada satu produk, maka diversifikasi 43 konsentrik dapat membantu mengurangi resiko yang berhubungan dengan lini produk yang sempit. b. Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan terhadap pasar dengan lebih serius. Hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat bersaing dengan efektif meskipun mereka tetap tumbuh. Karena itu perlu dicari tahu mengapa kurang bisa bersaing dan apa yang harus diubah agar mereka bisa lebih berkompetitif. Startegi intensif merupakan pilihan utama bagi perusahaan di kuadran II karena mereka berada didalam lingkungan yang cepat tumbuh. Jika kekurangan keunggulan kompetitif, maka integrasi horizontal merupakan alternatif yang baik. Divestasi atau likuidasi juga bisa dipertimbangkan sebagai jalan terakhir. c. Perusahaan pada kuadran III berada pada posisi bersaing lemah dan pertumbuhan indsutri yang lambat. Perusahan tersebut harus melakukan perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan biaya dan asset yang ekstensif harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif pun bisa dilakukan dengan mengalihkan sumber daya yang ada saat ini ke bidang yang lain dan pilihan terakhir adalah dengan melakukan likuuidasi dan divestasi. 44 d. Perusahaan di kuadran IV merupakan perusahaan yang berada pada posisi kompetitif yang kuat namun pertumbuhan industrinya lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang terdiversifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan bisa melakukan diversifikasi konsentrik, horizontal, atau konglomerat dengan sukses. Selain itu perusahaan di kuadran IV juga bisa mengadakan joint venture. Gambar 2.3 Matriks Grand Strategy Sumber : David (2011, p223) 45 C. Tahap Pengambilan Keputusan Tahap ini melibatkan teknik tunggal, yaitu Quantitive Strategik Planning Matrix (Matriks QSPM). Matriks ini menggunakan informasi masukan apda tahap pertama untuk secara objektif mengevaluasi strategi – strategi alternatif yang memungkinkan yang telah diidentifikasi di tahap kedua (David, 2011, p224). QSPM akan menunjukkan hubungan ketertarikan antara alternatif – alternatif strategi dan dengan demikian dapat menyediakan dasar yang objektif untuk memilih strategi yang spesifik. Langkah – langkah untuk membuat matriks QSPM adalah : 1. Buatlah daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal di kolom kiri QSPM yang informasinya diambil dari matriks IFE dan EFE. 2. Beri bobot pada setiap faktor internal dan eksternal disebelah kanan kolom dengan bobot yang nilainya sama dengan bobot pada matriks IFE dan EFE. 3. Periksa matriks – matriks yang dibuat apda tahap kedua, dan kemudian tentukan strategi alternatif yang bisa diterapkan. Lalu tuliskan strategi – strategi tersebut pada kolom atas matriks QSPM lalu kelompokkan pada rangkaian yang saling eksklusif jika mungkin. 4. Tentukanlah nilai daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik alternatif masing – 46 masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa masing – masing faktor eksternal atau internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, “apakah faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?”, jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah “ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, nilai daya tarik harus diberikan pada masing – masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kategori nilainya adalah : 4 = sangat menarik, 3 = menarik, 2 = agak menarik, 1 = tidak menarik. Jika jawabannya “tidak”, maka masing – masing faktor kunci tidak memiliki pengaruh atas pilihan yang dibuat. Karena itu perlu diberi nilai pada rangkaian daya dengan memberi tanda garis (-). Yang perlu diperhatikan adalah jika kita memberi nilai pada satu strategi, maka kita harus memberi nilai pula pada strategi lainnya. Dan jika satu strategi menerima nilai garis (-), maka seluruh strategi yang berada dalam satu baris harus menerima nilai garis (-) juga. 5. Hitunglah nilai total daya tari (TAS). Didefinisikan sebagai hasil mengkalikan bobot dengan nilai daya tarik di masing – masing baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing – masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis 47 eksternal dan internal yang berdekatan. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif tersebut. 6. Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik di masing – masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menanrik dalam masing – masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis internal dan eksternal yang berkaitan dapat mempengaruhi keputusan – keputusan strategis. Besarnya perbedaan di antara jumlah total nilai daya tarik dalam suatu rangkaian strategi – strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain. Tabel 2.5 Matriks QSPM Strategi Alternatif Faktor kunci Faktor kunci eksternal Ekonomi Politik/hukum/pemerintahan Sosial/budaya/demografis/lingkungan Teknologi Kompetitif Faktor kunci internal Manajemen Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 48 Pemasaran Keuangan/akuntansi Produksi/operasi Penelitian dan pengembangan Sistem informasi manajemen Sumber : David (2011, p225) 2.8.4.2 Tahap 2- Perencanaan Strategis E-marketing Setelah menganalisis situasi dan strategi pemasaran yang dijalankan, pemasar melakukan perencanaan strategis. Proses perencanaan strategis adalah menentukan kecocokan antara tujuan, kemampuan, dan sumber daya perusahaan serta perubahan peluang pasar. Pada tahap ini, pemasar akan melakukan analisis Market Opportunity Analysis (MOA) yang termasuk di dalamnya analisis permintaan dan penawaran, untuk segmentasi dan penargetan. Porsi dari analisis permintaan termasuk analisis segmentasi pasar untuk menggambarkan dan mengevaluasi keuntungan potensial, kelangsungan, kemudahan pencapaian, dan ukuran berbagai segmen potensial. Selain itu, perencanaan strategis e-marketing termasuk identifikasi variabel diferensiasi merek dan strategi penempatan pasar. Berdasarkan pengertian kompetisi dan target tersebut, pemasar harus memutuskan bagaimana mereka mendiferensiasi produknya dari produk pesaing dalam cara yang menyediakan keuntungan. 49 Strategi perencanaan yang digunakan adalah : • Segmenting • Targeting • Differentiation • Positioning Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p73), analisis peluang pasar adalah alat yang sangat penting untuk pengusaha maupun manajer senior yang ingin meningkatkan bisnisnya yang sekarang ataupun meluncurkan bisnis baru. Tujuan dari menggunakan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi peluang potensial dan memulai membentuk ide tentang elemen yang diperlukan dalam bisnis. Berikut merupakan kerangka kerja analisis peluang pasar, yang bisa dipertimbangkan sebagai investigasi awal dari kreasi ide : 50 Identify Identifythe theUnmet Unmetand/ and/or orUnderserved UnderservedCustomer CustomerNeed Need Identify Identifythe theSpecific SpecificCustomers CustomersaaCompany CompanyWill Will Pursue Pursue Assess AssessAdvantage AdvantageRelative Relativeto toCompetition Competition Assess Assessthe theCompany’s Company’sResources Resourcesto toDeliver Deliverthe theOffering Offering Assess AssessMarket MarketReadiness Readinessof ofTechnology Technology Specify SpecifyOpportunity Opportunityin inConcrete ConcreteTerms Terms Assess AssessOpportunity OpportunityAttractiveness Attractiveness Gambar 2.4: Kerangka Kerja Analisis Peluang Pasar Sumber : Rayport dan Jawroski (2003, p83) 1. Identifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi Pembuatan nilai baru berdasarkan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menemukan kebutuhan pelanggan.Proses pengambilan keputusan pelanggan adalah sebuah kerangka kerja yang terorganisir yang terlihat sistematik untuk kebutuhan yang belum terpenuhi. Prosesnya terdiri dari pengalaman kesadaran, pengalaman pembelian, dan pengalaman penggunaan. Keputusan 51 pelanggan membantu untuk menemukan ide baru di dalam menemukan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi. 2. Identifikasi pelanggan tertentu yang akan dilayani perusahaan Perusahaan perlu untuk mengembangkan rasa terhadap tipe pelanggan yang mereka cari untuk dilayani. Pengertian ini membantu perusahaan untuk menilai ketertarikan peluang pada level tinggi dan untuk fokus pada pembungkusan penawaran yang paling baik untuk ditampilkan kepada pelanggan sasaran. 3. Menilai keuntungan relatif terhadap persaingan Untuk menilai keunggulan kompetitif, perusahaan mungkin dapat meraih relatif ke dalam kompetisi, manajer perlu mengerti mengenai konteks dari kompetisi pada level industri dan pesaing spesifik. Didalamnya terdapat pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. 4. Menilai sumber daya perusahaan untuk menyampaikan penawaran Pada tahap ini, perusahaan perlu melihat pengalaman dan manfaat apa dari penawaran yang akan disediakan dan sumber daya dan teknologi apa yang diperlukan untuk menyampaikan manfaat dari penawaran tersebut. Selama penawaran dan sarana untuk menyampaikan manfaat ditinjau dan disempurnakan berkali – kali, detil ini akan memerankan bagian penting dalam melibatkan dan mendeterminasikan rasional perusahaan untuk sukses. 52 5. Menilai kesiapan pasar atas teknologi Dibalik arena kompetitif dan pelanggan, perusahaan perlu membuat keputusan tingkat tinggi tentang peluang kerentanan tren teknologi, baik dalam penetrasi teknologi yang memungkinkan dan dalam dampak dari teknologi baru proporsi nilai. Tim manajemen harus membuat keputusan transfer teknologi dan peringkat adopsi dari teknologi yang relevan. 6. Menentukan peluang secara konkret Pada titik ini, tim manajemen harus mempunyai gambaran jelas dari peluang pasar. Anggotanya harus mampu menggambarkan sistem nilai untuk industri dan memiliki pikiran yang kuat tentang bagaimana intervensi kedalam sistem nilai dan proses keputusan pelanggan dapat menciptakan manfaat baru, meningkatkan yang sudah ada, atau membuka nilai yang terperangkap didalam sistem saat ini. 7. Menilai ketertarikan peluang Pada titik ini, tim harus dapat mengidentifikasi segmen pelanggan dan mendukung determinasi dengan data atau hipotesis yang baik tentang kebutuhan yang belum terpenuhi atau tidak diinginkan dari satu atau lebih segmen pelanggan. Manajer dapat mendeterminasikan karakter dan besarnya peluang melalui beberapa hal : • Tingkat dari kebutuhan yang belum terpenuhi dan besarnya peluang . 53 • Tingkat interaksi antara segmen pelanggan. • Kemungkinan laju pertumbuhan. • Ukuran dari pasar. • Tingkat keuntungan. 2.8.4.3 Tahap 3- Objektif Sebuah objektif dalam perencanaan e-marketing berasal dari aspek – aspek berikut ini : • Tugas (Apa yang harus diselesaikan). • Jumlah yang dapat diukur (Berapa banyak). • Kerangka waktu (Kapan) Pada tahap ini, dilakukan pengidentifikasian aliran tujuan umum dari strategi e-business. 2.8.4.4 Tahap 4- Strategi E-marketing Pada strategi e-marketing ini, pemasar akan mengidentifikasi arus pendapatan yang disarankan oleh model e-business.Pemasar akan melakukan strategi tentang bauran pemasaran dan hubungan manajemen untuk meraih tujuan dari perencanaan. Pada awalnya, pelanggan akan mengidentifikasi terlebih dahulu bauran pemasaran, kemudian merancang strategi hubungan pelanggan dan partner. Strategi yang akan dijalankan adalah (Lovelock dan Wirtz, 2011, p44): • Strategi produk • Strategi harga 54 • Strategi distribusi • Strategi komunikasi pemasaran • Strategi proses • Strategi lingkungan fisik • Strategi manusia 2.8.4.5 Tahap 5- Perencanaan Implementasi Pada tahap ini, pemasar akan merancang taktik e-marketing mix, yang terdiri dari : • Produk atau jasa yang ditawarkan • Harga atau valuasi • Distribusi atau rantai pemasok • Integrated communication mix • Proses • Lingkungan fisik • Manusia Pemasar juga merancang taktik hubungan manajemen, taktik mengumpulkan informasi, dan juga struktur organisasional untuk mengimplementasi rencana yang ada. Pemasar harus memberikan perhatian khusus kepada taktik pengumpulan informasi karena teknologi informasi sangat mahir dalam mengautomasi proses ini. Bentuk web site, cookies, feedback email, dan survey online hanyalah beberapa taktik yang digunakan perusahaan untuk mengumpulkan informasi tentang pelanggan, prospek, dan pemegang saham. 55 Menurut Mohammed et al.(2003,p161-162) perancangan layar yang baik harus terdiri dari beberapa elemen yang telah disingkat menjadi 7C. Ketujuh elemen tersebut adalah : 1. Context Perusahaan harus menentukan konteks dari tampilan website yang akan dibuat, seperti fokus pada gambar, grafik dan warna yang menarik, atau hanya navigasi yang mudah. 2. Content Website harus memiliki isi yang bagus dan menarik dengan memperhatikan teks, audio, video, gambar, dan grafik serta tampilan dari produk, jasa, dan informasi yang perusahaan tawarkan. 3. Community Website juga dapat menumbuhkan minat pelanggan untuk berhubungan dengan berbagai pelanggan dan perusahaan, atau juga dapat membentuk komunitas berdasarkan minat yang sama atau tertentu. 4. Customization Perusahaan sebaiknya memungkinkan pelanggan untuk dapat memodifikasi tampilan website menurut kebutuhan pelanggan. 5. Communication Komunikasi ini dapat terjadi antar perusahaan ke pelanggan, pelanggan ke perusahaan, dan pelanggan ke 56 pelanggan. Komunikasi ini merujuk pada dialog pelanggan dengan website perusahaan. 6. Connection Website juga sebaiknya dapat berhubungan dengan website lainnya sebagai suatu jaringan. Ini memungkinkan perusahaan dapat mendapatkan peluang website-nya akan dilihat oleh pelanggan dari website lain yang terhubungan dengan website perusahaan. 7. Commerce Hal ini menyangkut pada berbagai fungsi transaksi yang terjadi lewat website, seperti penjualan produk, barang, dan jasa. 2.8.4.6 Tahap 6- Anggaran Biaya Kunci dari perencanaan strategis adalah untuk mengidentifikasi pengembalian yang diharapkan dari sebuah investasi. Pengembalian ini kemudian dapat dicocokkan dengan biaya untuk mengembangkan analisis biaya/manfaat, untuk perhitungan ROI, atau untuk perhitungan internal rate of return (IRR) yang digunakan oleh manajemen untuk mendeterminasikan apakah upaya nya bermanfaat. Pemasar akan melakukan peramalan pendapatan dan evaluasi biaya untuk mencapai tujuan. Selain itu, pemasar akan dapat menghitung biaya yang dapat dihemat dari efisiensi internet. 2.8.4.7 Tahap 7- Perencanaan Evaluasi Pada tahap ini, pemasar akan mengidentifikasi matriks kinerja yang sesuai. Ketika perencanaan e-marketing telah diimplementasi, 57 kesuksesannya tergantung pada evaluasi yang berkelanjutan. Apa yang harus diukur tergantung pada tujuan yang telah direncanakan. Sebagai sarana evaluasi, maka akan dilakukan analisis balanced scorecard untuk melihat bagaimana macam – macam matriks berhubungan dengan tujuan perencanaan yang spesifik. Seperti yang ditulis dalam buku David (2011, p167) Balanced scorecard merupakan sebuah teknik evaluasi dan pengendalian strategi. Dinamakan balanced scorecard karena adanya keyakinan mengenai kebutuhan perusahaan untuk menyeimbangkan ukuran – ukuran finansial yang sering kali secara eksklusif digunakan dalam evaluasi dan pengendalian strategi dengan berbagai ukuran non finansial seperti kualitas produk dan layanan konsumen. Analisis balanced scorecard terdiri dari 4 perspektif utama, yaitu kinerja keuangan, pengetahuan pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 58 2.9 Kerangka Berpikir Perumusan Masalah Pengumpulan data Analisis SWOT Tahapan perencanaan strategis : -Tahap input : Matriks IFE, EFE, CPM -Tahap pencocokan : Matriks SWOT,IE,Grand Strategy Tahap 1 Analisis Situasi - Tahap pengambilan keputusan : Matriks QSPM ‐ Market Opportunity Analysis ‐ Segmenting, Targeting, Positioning Visi Tahap 3 ‐ Misi Tujuan 7C (Context, Content, Community, Customization, Communication, Connection, Commerce) - Strategi Perencanaan E-marketing ‐ 7P (Product, Price, Promotion, Place, People,Physical environment,Process) - Tahap 2 Tahap 4 Strategi E-marketing Tahap 5 Rencana Pelaksanaan 8 Aturan Emas ‐ Cost/ Benefit Analysis ‐ E-marketing cost Tahap 6 Anggaran Tahap 7 Balance Score Card Rencana Evaluasi Gambar 2.5 Kerangka Berpikir