GENETIKA Tugas VII GEN TERANGKAI PADA TERNAK Disusun oleh: Kelompok X Koordinator : Maya Elvira Castro PT/06637 Anggota : Adinta Nugroho Putra PT/06819 IlhamRamadhan PT/06670 FajarTarekat PT/06811 Gerry Octavianda PT/06820 Nur Alim Ramadhany PT/06825 LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK BAGIAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 A. Pendahuluan Dua gen dikatakan saling terangkai apabila kedua gen tersebut terletak di dalam satu kromosom dan dalam proses pembelahan meiosis, kedua gen tersebut tidak sepenuhnya terpisah secara bebas mengikuti Hukum Mendel. Hal ini disebabkan karena kedua gen tersebut menunjukkan tendensi saling menempel satu sama lain. Percobaan yang mengarah ke arah penemuan adanya gen terangkai telah dilakukan oleh Bateson dan Punnett, yang menggunakan tanaman buncis sweat pea. Mereka menyilangkan dua tanaman buncis yang memiliki dua beda sifat, yaitu dalam hal warna bunga dan bentuk biji. Tanaman dengan fenotip bunga ungu dengan bentuk biji panjang (PPLL), telah disilangkan dengan tanaman berbunga merah biji bulat (ppll). Warna bunga ditentukan oleh gen P (P = ungu, p = merah) dan bentuk biji ditentukan oleh gen L (L= panjang, l= bulat). B. Gen terangkai pada ternak Rangkai sempurna ialah apaila gen-gen yang terangkai letaknya amat berdekatan satu dengan yang lain, maka selama proses meiosis gen-gen itu tidak mengalami perubahan letak, sehingga gen-gen itu bersama-sama menuju gamet. Rangkai tidak sempurna ialah gen-gen yang terangkai pada suatu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan yanglainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak (Saputro, 2014). Peristiwa berangkai dapat terjadi pada kromosom tubuh (autosom) maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya hingga ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak gen pada sebuat kromosom yang sama disebut “berangkai/Linkage”. Gen-gennya dinamakan gen-gen terangkai. Contoh: gen-gen A, B, C, D, E, F, a, b, c, d, e, f, dll. Gen A berangkai dengan gen B, C, D, dan seterusnya pada kromosom yang sama. Begitu pula alel mereka, yaitu gen a berangkai dengan gen b, c, d, dan seterusnya pada kromosom homolognya. Misal jika sapi hitam tidak bertanduk heterozigot (BpPp) disilangkan dengan sapi merah bertanduk (bbpp) Maka ratio harapan hasil persilangan ini adalah BbPp (hitam tidak bertanduk) = 25 % ; Bbpp (hitam bertanduk) = 25 % ; bbPp (merah tidak bertanduk) = 25 % ; bbpp (merah bertanduk) = 25 %. Untuk mengetahui genotip suatu individu dilakukan jalan menyilangkannya dengan individu yang homozigot resesif yang disebut testcross. Ratio fenotipe harapan dari testcross yang gen-gennya tidak terpaut adalah 1 : 1 : 1 : 1. Misal gen C pada tikus mengontrol munculnya warna (umumnya hitam). Sedangkan alel resesif (c) dalam keadaan homozigot resesif akan menghasilkan warna albino. Alel dominan F menghasilkan bulu normal sedangkan alel resesif (f) menghasilkan bulu kusam. Jika tikus hitam berbulu normal heterozigot (CcFf) disilangkan dengan tikus albino berbulu kusam maka hanya akan dihasilkan 2 macam fenotip yaitu CCFF (hitam berbulu normal) = 50 % ; ccff (albino berbulu kusam) = 50 % . Gamet yang dihasilkan oleh F1 yang bergenotip CcFf seharusnya adalah CF Cf cF cf. Namun karena gen C dan F terpaut maka hanya ada 2 macam gamet yang terbentuk yaitu CF cf. Akibatnya hasil testcross dihibrida hanya menghasilkan 2 macam fenotipe. Kondisi ini menunjukkan bahwa gen C-c dan F-f bukan terletak pada kromosom yang berbeda tapi pada kromosom yang sama, artinya mereka berangkai atau berpautan. Gen terangkai ini sebenarnya menguntungkan ketika sudah tangguh ekspresi gen tersebut, sehingga sifat yang ada sudah unggul secara genetis dan dalam keanekaragaman mahkluk. Variasi karena selalu hasilnya sama dengan kedua induknya, jadi ketika AaBbCc ketika AB lgen linkage maka seharusnya terdapat 8 gamet namun hanya empat gamet, AB lokusnya ketika berada pada kromosom yang sama sangat dekat, sehingga tidak mau memisah. Sebenarnya bisa dipisahkan dengan peristiwa Pindah silang ( Crossing Over ) jika memang pada pembentukan gametnya ada C.O. C. Kesimpulan Gen terangkai terjadi akibat dua gen dalam satu kromosom yang menyatu dan tidak terpisah. Gen terangkai atau terkait bisa terpisah atau dipisahkan dengan peristiwa pindah silang. D. Referensi Saputro, T. 2014. Istilah Ilmu Pemuliaan Ternak. http://www.ilmuternak.com/2014/12/istilah-ilmu-pemuliaan-ternak.html?m=0 diakses pada 13 Mei 2015 pukul 23.00 Anonim. 2010. Gen Terpaut. http://biologigonz.blogspot.com/2010/08/genetika-genlinkage-pautan-gen.html di akses pada 13 Mei 2015 pukul 23.00