BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penampilan pada wanita begitu sangat penting. Karena kecantikan pada kaum wanita sebagian dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman hidup dan karir dipengaruhi daya tarik fisik seseorang. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk bisa menciptakan suatu keunikan tersendiri yang diiringi dengan penanaman citra yang positif terhadap produk yang dikeluarkan agar bisa unggul diantara para pesaing. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembangnya ilmu pengetahuan tidak hanya berkaitan dengan penelitian-penelitian ilmiah tapi juga dibidang ilmu yang lain. Misalnya ilmu pengetahuan tentang perawatan diri, kesehatan, dan kecantikan untuk para wanita khususnya (Sabdosih, 2013). Kosmetik merupakan produk yang unik karena selain produk ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan kecanrtikan sekaligus seringkali menjadi sarana bagi konsumen untuk memperjelas identitas dirinya secara sosial dimata masyarakat. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan mengingat banyaknya aktifitas yang dilakukan diluar rumah. Oleh karena itu, diperlukan produk kosmetik untuk melindungi wajah dari asap kendaraan bermotor, polusi, dan pengaruh sinar matahari secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 setiap orang selalu mencari produk yang sesuai dengan jenis kulit dan terbaik untuk dirinya. Hal ini dilihat dari sisi bisnis oleh para produsen produk kecantikan, dimana banyaknya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk-produk yang sejenis, maka konsumen memiliki banyak peluang untuk memilih produk yang dibutuhkan yang sesuai dengan apa yang diinginkan (Bafna, 2016) Saat ini penggunaan kosmetik di Indonesia tergolong berkembang pesat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya konsumsi kosmetik setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, penjualan kosmetik pada tahun 2015 meningkat 9% menjadi Rp 64,3 triliun dibanding sebelumnya tahun 2014 sebesar Rp 59,03 triliun, menurut perhitungan data duniaindustri.com. pertumbuhan tersebut dikategorikan relative tinggi seiring perlambatan perekonomian sosial (www.duniaindustri.com). Agar produk yang ditawarkan pemasar melalui media iklan memiliki daya tarik bagi calon konsumen, maka diperlukannya dukungan dari bintang iklan (celebrity endorser) sebagai penyampai pesan atau iklan. Celebrity endorsement merupakan bagian penting dari suatu kampanye pemasaran produk. Kredibilitas endorser positif dapat mengembangkan sikap positif terhadap iklan yang mengarah untuk membangun sikap terhadap merek yang akan menyebabkan keinginan lebih besar untuk membangun niat beli yang positif (Shanmugan Joghee dan Sajal Kabiraj, 2013). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan penggunaan non celebrity endorser, penggunaan celebrity endorser mendapatkan respon yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 lebih positif dan intensitas terhadap pembelian yang lebih tinggi. Penjualan akan meningkat dengan adanya penggunaan celebrity endorser yang menarik konsumen (Byrne & Breen dalam Abedniya, Hakim dan Zaeim, 2011). Dalam menerapkan bauran pemasaran, kualitas dari sebuah produk harus sesuai dengan yang telah dijanjikan. Menurut Kotler dan Keller (2009), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen menyangkut manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan dan keamanannya bagi diri konsumen, sehingga konsumen merasa tenang lahir dan batin dalam menggunakan produk tersebut. Untuk memenuhi keinginan konsumen agar tenang lahir dan batin dalam mengkonsumsi produk, perusahaan harus memberitahukan manfaat produk dan cara penggunaannya. Demi memenuhi kebutuhan pelanggannya, perusahaan harus selalu memperbarui produk lama dengan memunculkan produk-produk baru dan juga memperbaiki kualitasnya ke arah yang semakin baik. Apabila produk dianggap berkualitas di mata konsumen, maka produk itu akan selalu dicari. Konsumen memberikan penilaian pada suatu produk setelah konsumen mencoba untuk menggunakan suatu produk. Lalu konsumen bisa menilainya dari segi kualitas produk. Dengan ini diduga bahwa dari sisi kualitas kosmetik Wardah sudah mengetes di labolatorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Sehingga kualitas produk yang terdapat pada kosmetik Wardah dapat menarik minat konsumen untuk membeli kembali http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 produk tersebut. Perolehan sertifikasi CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik) tahun 2005 oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta Halal Award untuk kategori Brand Kosmetik Halal pada tahun 2011 berhasil menciptakan mindset di benak konsumen menjadi brand kosmetik halal (Luki, (2013) & Supriadi, (2014)). Top Brand Index ini disajikan dalam situs online yaitu topbrandaward.com. Top Brand Award merupakan apresiasi terhadap merek yang tergolong sebagai merek teratas (www.topbrand-award.com). Dalam situs ini juga disebutkan bahwa predikat kriteria top dari suatu produk didasarkan pada survei yang dilakukan oleh Kelompok Konsultasi Perbatasan (Frontier Consulting Group). Table 1.1 Top Brand Index Kategori Produk Lipstik Merek TBI (2014) Merek TBI (2015) Wardah 13,0% Wardah 14,9% Revlon 12,6% Revlon 12,8% Sariayu 9,2% Pixy 11,0% Pixy 9,0% Oriflame 7,7% Viva 8,2% Sariayu 7,6% Mirabella 7,8% La Tulipe 7,3% Oriflamme 6,6% La Tulipe 5,3% Sumber: topbrand-award.com (2014-2015) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan penjualan kosmetik Wardah yang sedang menguasai pangsa pasar. Hal ini terbukti dari meningkatnya Top Brand Index Wardah dari tahun 2014 sebesar 13,0% menjadi 14,9% pada tahun 2015 untuk kategori produk lipstik. Dibandingkan dengan merek kosmetik lainnya. Kosmetik Wardah termasuk sukses di pangsa pasar kosmetik Indonesia, karena kesadaran masyarakat dalam menggunakan kosmetik ini terus meningkat. Table 1.2 Top Brand Index Kategori Produk Bedak Muka Merek TBI (2014) Merek TBI (2015) Pixy 17,3% Wardah 17,2% Wardah 12,4% Pixy 15,6% Viva 9,1% Sariayu 9,0% Sariayu 8,9% La Tulipe 8,9% La Tulipe 8,4% Viva 8,0% Revlon 4,5% Maybelline 4,5% Maybelline 4,5% Oriflame 4,3% Caring 4,3% Sumber: topbrand-award.com (2015) Namun dalam kategori bedak muka, kosmetik Wardah menempati posisi kedua dengan persentase 12,4% pada tahun 2014, dapat dilihat dari tabel diatas. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua produk yang dipasarkan oleh kosmetik Wardah menempati posisi pertama. Akan tetapi kosmetik Wardah kembali menempatkan posisi pertama pada tahun 2015 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 dengan persentase 17,2%. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh faktorfaktor pendukung seperti celebrity endorser dan kualitas produk. PT. Paragon Technology Innovation ini mulai memproduksi kosmetik sejak tahun 1985. Wardah yang termasuk kosmetik yang segmennya sangat sempit karena berlabel halal. Wardah Signature Beauty adalah komitmen puluhan tahun untuk selalu mengedepankan kualitas dalam mendukung wanita tampil cantik sesuai karakternya masing-masing. Pure and Safe, Beauty Expert, dan Inspriring Beauty merupakan tiga prinsip yang dijadikan landasan kosmetik Wardah. Ketiga prinsip tersebut berhasil dikenalkan kepada konsumen dengan penyampaian yang berbeda dari penyampaian kosmetik lain. Dalam pemasarannya tetap santun tanpa menghilangkan nilai budaya timur (Wardah Beauty Concept, 2011). Wardah berhasil memperoleh banyak penghargaan sejak tahun 2011. Karena pengawasan Badan POM di seluruh Indonesia menemukan banyak sekali kosmetik membahayakan. Kosmetik tersebut mengandung merkuri atau raksa dan pewarna yang dilarang. Untuk itu Wardah menempatkan posisinya sebagai kosmetik untuk wanita yang berjilbab dan bahwa orang berjilbab juga bisa ber-make up bagus dan dilakukannya secara bertahap. Mula-mula menunjuk seorang yang diawali oleh Inneke Koesherawaty pada 2002 sampai saat ini. Inneke menjadi ikon produk secara keseluruhan. Selain Inneke adalah selebriti yang berkerudung, Inneke juga memiliki daya tarik dan keahlian yang diharapkan Wardah dalam menginformasikan kepada target konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Dalam perkembangan waktu, untuk mencapai target pasar wanita yang dinamis, Wardah menunjuk Dian Pelangi sebagai ikon pendamping tahun 2010. Dian Pelangi yang memiliki kredibilitas yang baik, dan menginspirasi wanita khususnya usia muda untuk berjilbab dengan stylish tentunya diharapkan mampu menginformasikan produk ini ke konsumen luas. Menyusul Marshanda yang diharapkan mewakili anak muda. Ia ditunjuk menjadi ikon Wardah sejak 2011 dan juga Lisa Namuri, sebagai ikon yang mewakili kelompok peduli kesehatan dan penyuka olahraga. Kini Wardah mencoba untuk memperluas segmen pasarnya. Tidak hanya menampilkan wanita berjilbab sebagai bintang iklannya, kini Wardah mulai menunjuk kembali wanita tidak berjilbab seperti Nadya Almira tetapi Wardah tetap konsisten dengan target pasar kosmetika yang berlabel halal. Melalui perluasan tersebut, Wardah mencoba menanamkan persepsi bahwa kosmetik halal tidak hanya dapat digunakan oleh wanita berjilbab, tetapi justru dapat digunakan oleh siapa pun yang ingin tampil cantik (http://manuverbisnis.wordpress.com/). Dalam Penelitian ini beberapa faktor yang akan dianalisis dan sekiranya penting dalam keputusan pembelian pelanggan Wardah diantaranya yaitu celebrity endorser yang dimana definisi celebrity endorser menurut McCracken (1989) dalam John White (2012) dukungan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk meningkatkan daya tarik suatu merek, dimana selebriti endorser biasanya didefinisikan sebagai orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan suatu produk atau merek. Harapan dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 penggunaan celebrity endorsement adalah image atau kualitas selebriti akan berpindah terhadap produk dan merangsang penjualan (Leslie, 2011). Celebrity yang digunakan harus kredibel agar konsumen dapat percaya terhadap kebenaran produk yang diiklankan tersebut. Apabila selebriti dapat dipercaya oleh audiens maka pesan sangat mungkin untuk dipercaya, serta sangat cepat mendorong konsumen untuk bertindak. Hal lain juga ditegaskan oleh Agrawal dan Kamakura dalam Royan (2005) bahwa konsumen lebih memilih barang atau jasa yang di endorser oleh selebriti dibandingkan tidak. Sedangkan Dalam menerapkan bauran pemasaran, kualitas dari sebuah produk harus sesuai dengan yang telah dijanjikan. Budiyono, Bernard NM (2004) dalam Ardiansyah & Aryanto (2012) berpendapat bahwa kualitas merupakan sebuah persepsi dan harapan dari para konsumen terhadap kinerja suatu produk. Perusahaan harus mampu membaca dengan cermat peluang akan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan harapan akan menciptakan kepuasan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), mendefinisikan arti dari kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Untuk membuktikan apakah faktor-faktor diatas mampu mempengaruhi keputusan pembelian dari suatu produk khususnya Wardah, daripada itu maka penulis tertarik untuk mengajukan judul penelitian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 “Pengaruh Celebrity Endorser dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Wilayah Joglo Jakarta Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka para konsumen perlu mengkaji dan memahami apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh dirinya, penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah? 2. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah. b. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Kontribusi Penelitian Adapun kontribusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kontribusi Akademik Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk penelitian yang lebih lanjut terutama penelitian yang berkaitan dengan keputusan pembelian dan menambah pengetahuan bagi kalangan akademis maupun masyarakat umum mengenai keputusan pembelian dan untuk menambah khazanah pustaka di bidang pemasaran berdasarkan penerapan yang ada dalam kenyataan. b. Kontribusi Praktis 1) Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak perusahaan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dan mengembangan strategi di masa yang akan datang dengan harapan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 2) Bagi Konsumen Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi konsumen sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pembelian suatu produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/