pengaruh struktur kepemilikan , ukuran perusahaan dan corporat

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling
besar, hal ini ditunjukkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2013 mencapai lebih dari 80 persen dari total penerimaan negara (Anna
Astuti Nungrahaningsih,2013). Penerimaan negara terbesar ini harus terus
ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat diharapkan
kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya secara
sukarela sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ketidakpatuhan wajib
pajak dapat menimbulkan upaya penghindaran pajak. Salah satu penghindaran
pajak yang dilakukan wajib pajak adalah Tax avoidance, yaitu upaya
penghindaran pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan yang
dilakukan wajib pajak dengan cara berusaha mengurangi jumlah pajak
terutangnya dengan memanfaatkan celah peraturan perpajakan yang berupa
fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah(loopholes) (Hutagoal,2007). Tax
avoidance yang dilakukan ini dikatakan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undang perpajakan karena dianggap praktik yang berhubungan dengan
Tax avoidance ini lebih memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang
perpajakan tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan Negara dari sector
pajak (Mangoting,1999). Tetapi praktik Tax avoidance ini tidak selalu dapat
1
dilaksanakan karena wajib pajak tidak selalu bisa menghindari semua unsur atau
fakta yang dikenakan dalam perpajakan.
Selanjutnya Zain(2005) mendefenisikan: Penghindaran pajak adalah
proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekwensi pengenaan pajak
yang tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang legal
yang berbeda dengan penyeludupan pajak. Seperti halnya suatu pengadilan yang
tidak dapat menghukum seseorang karena perbuatannya tidak melenggar hukum
atau tidak termasuk dalam katagori pelanggaran atau kejahatan, begitu pula
mengenai pajak yang tidak dapat dipajaki, apabila tidak ada tindakan atau
transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum
yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak
dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak
melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari
pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak Zain(2005).
Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tentu saja melalui
kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri. Dimana pimpinan
perusahaan sebagai pengambil keputusan dan kebijakan dalam perusahaan tentu
memiliki karakater yang berbeda-beda. Seorang pemimpin perusahaan bisa saja
memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya
risiko perusahaan (Budiman,2012). Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka
eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu
perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse.
2
Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan penghindaran pajak adalah
perataan laba. Hasil penelitian Pohan (2009) perataan laba yang dihitung dengan
akrial pilihan mempunyai signifikansi yang nyata dan mempunyai pengaruh
negative terhadap penghindaran pajak. Hal ini konsisten dengan teori mengenai
salah satu tujuan perataan laba adalah menurunkan atau memperkecil pajaknya,
penjelasan yang dapat diberikan adalah karena perusahaan tunduk pada undangundang perpajakan dan otoritas atau petugas pajak berusaha dengan sekuat tenaga
untuk memaksa perusahaan membayar pajak, makin kecil perbedaan laba
akuntansi dengan laba kena pajak, makin menurun penghindaran pajak. Dengan
demikian dalam hal ini perataan laba akan memperkecil penghindaran pajak, yaitu
memperkecil perbedaan Book-Tax Different, sebaliknya apabila perbedaan laba
akuntansi dengan laba pajak terlihat besar berarti perusahaan diindikasikan
melekukan manipulasi pajak. Menurut Palepu, Healy, Bernard (2000) dalam
Pohan (2009) menyatakan semakin besar perbedaan antara laba yang dilaporkan
perusahaan (laba komersil) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah
(redflag) bagi penggunalaporan keuangan.
Dalam berbagai literature, konsep manipulasi laba dapat dilihat dengan
pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagenan terjadi asimetri informasi antara
prinsipal sebagai pemilik dengan agen sebagai manajemen.Pendekatan teori
keagenan (agency theory) menyatakan bahwa praktik manajemen laba
dipengaruhi oleh kepentingan antara manajemen (agent) dengan pemilik
(principal) yang timbul ketika kedua belah pihak berusaha untuk mencapai dan
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Manajemen yang
3
mengetahui semua informasi mengenai perusahaan memanfaatkan kondisi
tersebut untuk melakukan praktik manipulasi laba untuk memaksimalkan
kepentingannya tanpa memperhatikan kepentingan prinsipal.
Menurut Atmini (2000) dalam (Edy Suwito dan Arleen Herawati, 2005),
tindakan perataan laba mempunyai dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan
secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang terjadi secara alami.
Tindakan perataan laba menyebabkan pengungkapan informasi mengenai
penghasilan laba menjadi menyesatkan. Oleh karena itu akan mengakibatkan
terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal (Jatiningrum,
2000). Praktik perataan laba tidak akan dilakukan jika laba yang diharapkan tidak
terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya.
Alasan manajemen melakukan praktik perataan laba :
1. Memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai dari
perusahaan sehingga perusahaan tersebut terkesan memiliki tingkat resiko
yang rendah. Dengan memberikan informasi yang tidak fluktuasi maka
manajer dinilai mampu mengendalikan perusahaan dan memiliki kinerja
yang baik sehingga para investor dan masyarakat umum akan tertarik.
2. Memuaskan kepentingan pribadi (opportunistic), seperti mendapatkan
kompensasi ataupun untuk mempertahankan posisi jabatannya, karena
fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi
pemilik perusahaan untuk mengganti manajemen dengan cara pengambil
alihan atau penggantian manajemen secara langsung.
4
Konsep perataan laba mengasumsikan bahwa investor adalah orang yang
menolak resiko dan manajer yang menolak resiko, yaitu manajer yang
menghindari pinjaman dan pemberian pinjaman di pasar modal. Demikian juga
dalam hubungannya dengan kreditor, manajer lebih menyukai alternatif yang
menghasilkan perataan laba. Salah satu resiko bagi investor yang dihindari adalah
laba perusahaan yang tidak stabil dari periode ke periode.
Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum dan dilakukan di
banyak Negara. Praktik perataan laba jika dilakukan dengan sengaja, dapat
menyebabkan pengungkapan yang tidak memadai dan menyesatkan, akibatnya
investor mungkin tidak memperoleh informasi yang akurat dan memadai
mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan resiko dari portofolio mereka, oleh
karena itu perlu dideteksi lebih dini apakah perusahaan melakukan praktek
perataan laba atau tidak dan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhinya.
Praktek perataan laba didorong oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
pendorong perataan laba dapat dibedakan atas faktor konsekuensi ekonomi dari
pilihan akuntansi dan faktor-faktor laba. Faktor-faktor konsekuensi dari pilihan
akuntansi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi,
sehingga perubahan akuntansi yang mempengaruhi angka-angka akuntansi akan
mempengaruhi kondisi tersebut. Sedangkan faktor-faktor laba adalah pengaruh
dari angka-angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong perilaku
perataan laba.
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
perataan laba telah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di Indonesia. Di
5
Indonesia penelitian sejenis telah dilakukan antara lain oleh Edy Suwito dan
Arleen Herawaty (2005), Fongnawati Budhijono (2006), Patricia Ratna
Kumaladewi (2008), Igan Budiasih (2007), Prabayanti dan Yasa (2011) serta
Rahmawati dan Muid (2012).
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Prabayanti dan Yasa (2011)
yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba
yang terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, kepemilikan
institusional dan kualitas auditor. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya
profitabilitas yang terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap praktik
perataan laba.
Penulis
merasa tertarik meneliti
kembali
beberapa faktor
yang
mempengaruhi perataan laba yang dikaitkan dengan tindakan penghindaran pajak
(Tax avoidance) mengacu pada penelitian Pohan (2009). Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi peneliti tertarik menggunakan variabel Kualitas Audit,
struktur
kepemilikan,
ukuran
perusahaan,
leverage,
profitabilitas
dan
winner/losser stock dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu yang berbeda yaitu
periode 2010-2013. Sehingga diharapkan penelitian ini nantinya memberikan
kontribusi untuk menguji apakah terjadi penguatan konsistensi terhadap teori
maupun penelitian yang ada selama ini atau sebaliknya. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan menambahkan variabel winner/losser
stock mengacu pada penelitian Fongnawati Budhijono (2006).
6
Winner/losser stock adalah menunjukkan kinerja saham di pasar sekunder
yaitu pada posisi kinerja baik (winner) dan losser stock ketika perusahaan
memiliki saham dengan kinerja yang buruk. Winner/losser stock merupakan
variabel yang dapat mempengaruh tindakan praktik perataan laba. Ketika
perusahaan berada pada status winner stocks (perubahan harga saham positif
selama periode pengamatan) perusahaan akan tetap menjaga statusnya di winner
stocks dan menghindari berpindah ke losser stocks dengan melakukan perataan
fluktuasi laba yang dihasilkan. Laba yang stabil akan mempengaruhi perubahan
harga saham yang stabil.
Selain itu struktur kepemilikan dalam penelitian ini diukur dengan insider
ownership (kepemilikan manajerial). Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul ―PengaruhPerataan Laba (Income Smoothing)
terhadap
Penghindaran
Pajak
Dan
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhinya (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada
perusahaan manufaktur di BEI?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap praktik perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
7
4. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
6. Apakah winner/losser stock berpengaruh terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
7. Apakah praktik perataan laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(Tax avoidance) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap praktik
perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruhukuran perusahaan terhadap praktik perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
4. Untuk mengetahui pengaruhfinancial leverage terhadap praktik perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
5. Untuk mengetahui pengaruhprofitabilitas terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
6. Untuk mengetahui pengaruhwinner/losser stock terhadap praktik perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
7. Untuk mengetahui pengaruhpraktik perataan laba terhadap penghindaran
pajak (Tax avoidance) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
8
1.4. Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan studi
mengenai akuntansi keuangan dan pasar modal khususnya mengenai
pengaruh perataan laba terhadap Tax avoidance dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada perusahaan go publik di Bursa Efek Indonesia
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
2.Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam
menilai kinerja perusahaan dan membantu dalam pengambil keputusan
yang berkaitan dengan investasi.
b. Hasil penelitiani ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pentingnya informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan
yang rasional.
9
Download