1 PENDAHULUAN Latar Belakang Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk naik secara umum dan terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar barang-barang (Boediono 1998). Salah satu penyakit ekonomi yang sulit dihindari adalah inflasi yang tinggi. Inflasi yang tinggi begitu penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya dapat menimbulkan masalah di berbagai bidang terutama bagi perekonomian yaitu dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Krisis keuangan yang melanda negaranegara ASEAN sejak tahun 1997 sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi di kawasan ini. Adanya pasar bebas ASEAN-China yang diberlakukan sejak 1 Januari 2010, diduga akan menekan laju inflasi dalam jangka panjang (Ichsan 2010). Hal ini dikarenakan barang impor berharga murah terserap dalam jumlah yang besar sehingga menekan inflasi. Pada situasi seperti ini akan diikuti oleh gangguan struktural lainnya seperti perubahan harga suatu produk barang atau jasa yang berperan dalam pencapaian Indeks Harga Konsumen (IHK). Beberapa studi empiris memperlihatkan bahwa berbagai peubah berpengaruh cukup signifikan terhadap inflasi. Studi Delis (2006), diacu dalam KBI (2008) mengemukakan bahwa jumlah uang beredar dan defisit anggaran pemerintah bersama peubah-peubah gangguan struktural yang direpresentasikan oleh pertumbuhan ekonomi, indeks harga pangan, indeks harga ekspor, indeks harga impor, dan indeks harga produk industri berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Sasana (2004) mengemukakan bahwa jumlah uang beredar mempunyai hubungan yang positif dan mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Peran harga produk pangan dalam pencapaian IHK menyebabkan guncangan pada penawarannya sehingga berdampak luas terhadap inflasi (Alamsyah et al. 2001). Dalam melakukan suatu pengamatan terhadap perilaku ekonomi seperti negaranegara ASEAN di atas, tidak cukup hanya melakukan pengamatan terhadap unit-unit tersebut pada waktu yang bersamaan saja, tetapi juga mengamati perilaku unit tersebut pada berbagai periode waktu. Untuk itu diperlukan data yang merupakan data gabungan antara data cross section dan time series. Gabungan data cross section dan time series disebut juga data panel. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi laju inflasi dengan menggunakan model regresi data panel. TINJAUAN PUSTAKA Model Umum Data Panel Dalam model regresi data panel, data yang digunakan adalah data gabungan dari data cross section dan data time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu, sedangkan data time series merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu. Unit cross section ini diamati secara berulang selama beberapa waktu. Jika setiap unit cross section memiliki jumlah pengamatan time series yang sama, maka disebut data panel seimbang (balance panel data). Sebaliknya, jika setiap unit cross section memiliki jumlah pengamatan time series yang berbeda, maka disebut data panel tidak seimbang (unbalance panel data). Tabel 1 menunjukkan struktur data panel untuk satu peubah penjelas (Pornchaiwiseskul 2004). Tabel 1 Struktur data panel untuk satu peubah penjelas i t Yit Xit 1 1 Y11 X11 . . . . . . . . . . . . 1 T Y1T X1T 2 1 Y21 X21 . . . . . . . . . . . . 2 T Y2T X2T . . . . . . . . . . . . . . . . N 1 YN1 XN1 . . . . . . . . . . . . N T YNT XNT