Kelapa Sawit Belanda 1848 INDONESIA (kebun Raya Bogor) 1911 Budidaya sec. komersiil Adrien Hallet Merintis usaha Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh Sejarah Kelapa Sawit Varietas Kelapa Sawit Indonesia Elaeis guineensis Elaeis olifera 1. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah 2. Varietas berdasarkan warna kulit buah 3. Varietas Unggul 2 1 a. b. c. d. Dura Pisifera Tenera Macro Carya Varietas Nigrescens Warna Buah Warna Buah Masak Muda Ungu kehitam- Jingga kehitam-hitaman hitaman Virescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap hijau Abescens Keputih-putiahan Kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman Kelapa Sawit Indikasi Nama Deskripsi D x PD x PD x PD x P D x P Dy x P D x P D x P D x P PPKS 540 PPKS 718 PPKS 239 Simalungu Langkat Sungai LaMe Avros Yangam (High (Big (High CPO n Pancur bi mesocarp) bunch) & PKO) (Dumpy) 28,1 ton 26,5 32 28,4 27,5 25-28 26-27 24-27 25-28 Rerata produksi (ton TBS/ha/tahun) Rendemen 27,4% minyak 23,9% 25,8% 26,5% 26,3% 23-26% Produksi CPO 8,1 tuon/ha/tahn Produksi PKO - 6,9 8,4 7,53 7,23 6,5-7,3 23-26% 23-26% 25-28 ton TBS/ha/t ahun 5,9-7 5,5-7 5,8-7,3 - 1,3 ton/ha Rasio inti/buah 5,3 % 8,7 % 8,9 % 9,2 % 9,3 % 6,5 % 6,9 % 6,6 % 7,2 % Pertumbuhan meninggi cm/tahun Harga 75 62,5 75-80 60-70 40-55 50-70 60-80 60-70 Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. Rp. 7.500,- 7.500,- 72 Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia Perkebunan Kelapa Sawit Tata Kelola Kelapa Sawit di Indonesia Elemen-elemen kerangka hukum yang penting yang mempengaruhi hasil pengembangan sawit mencakup: Ketetapan Undang-undang Dasar Undang-undang Desentralisasi Undang-undang Perencanaan Tata Ruang Undang-undang terkait tanah Undang-undang kehutanan Undang-undang perkebunan Undang-undang dan aturan pengelolaan lingkungan hidup Keputusan perizinan Keputusan perizinan Perusahaan dan Masyarakat Budidaya Tanaman Industri (BTI) TITIEK WIDYASTUTI Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPOcrude palm oil) dan inti kelapa sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas. Peluang pengembangan usaha kelapa sawit sangat menjanjikan, dilihat demand yang terus meningkat setiap tahunnya. Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) belum diketahui secara pasti. namun ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu dari benua Afrika Barat dan Amerika Selatan. Kelapa sawit awalnya digolongkan satu jenis dengan nama latin Elaeis guineensis jacq yang berasal dari Nigeria, Afrika Barat. tetapi setelah ditemukan dua spesies kelapa sawit di Benua Amerika Selatan, maka spesies kelapa sawit di bagi menjadi tiga spesies. Tiga spesies itu antara lain Elaeis olivera atau Elaeis melamococca dan Elaeis odora atau Barcella odora berasal dari Benua Amerika Selatan serta Elaeis guineensi Jacq berasal dari Afrika Barat Adapun manfaat kelapa sawit jika dielompokaan dalam cakupan bidang industri, dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Pemanfaatan Industri makanan Industri kimia Keterangan Mentega, shortening, cokelat, assistive, ice cream, pakan ternak, minyak goreng Dihunakan untuk detergen, sabun, Sisa dari industri minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir fornitur. Industri obat-obatan Krim, sampo, lotion, vitamin and beta dan kosmetik carotene. Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia Tabel 1. Perbandingan Produktivitas Komoditas Perkebunan Pada Tahun 2008 Produktivitas (kg/ha) Komoditas PR PBN PBS Nilam 68 0 0 Cengkeh 154 166 196 Tembakau 861 573 0 Kelapa 852 785 1.100 Kakao 891 834 904 Kelapa sawit 3.330 3.820 3.420 Tebu 6.080 4.820 7.250 Tabel 2. Ekspor Minyak Kelapa Sawit Menurut Negara Tujuan Utama, 20082014 Negara Tujuan 1) Tiongkok Singapura Malaysia India Pakistan Bangladesh Sri Lanka Mesir Belanda Jerman Lainnya Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 Berat Bersih (Ribu ton) 2013 2014 1 766.9 2 645.4 2 174.4 2 032.8 2 842.1 2 343.4 2 357.3 600.9 659.9 696.8 737.2 952.1 844.0 789.1 745.5 1 195.7 1 489.7 1 532.6 1 412.3 514.3 566.1 4 789.7 5 496.3 5 290.9 4 980.0 5 253.8 5 634.1 4 867.8 409.7 214.6 90.3 279.2 749.1 1 080.3 1 814.8 506.8 800.5 771.2 804.9 743.5 655.4 1 043.3 48.4 5.8 12.7 25.4 10.8 29.4 38.9 495.9 497.2 488.7 790.7 494.1 735.5 1 010.3 1 295.9 1 364.3 1 197.3 873.0 1 358.3 1 361.4 1 218.9 404.8 461.5 379.3 263.6 219.5 283.1 186.5 3 226.2 3 488.0 3 700.6 4 116.8 4 809.4 7 097.1 8 999.4 14 290.7 16 829.2 16 291.9 16 436.2 18 845.0 20 578.0 22 892.4 Prospek Secara umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis ketersediaan kelapa lahan, sawit didukung produktivitas kesesuaian yang masih dan dapat meningkat dan semakin berkembangnya industri hilir. Dengan prospek ini, arah pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir. Potensi Konsumsi minyak sawit (CPO ) dunia dari menunjukkan tahun ke tahun tren terus meningkat. Pertumbuhan akan permintaan CPO dunia dalam 5 (lima) tahun terakhir, rata-rata tumbuh sebesar 9,92%. China dengan Indonesia merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara Uni Eropa juga termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di dunia . Seiring dengan meningkatnya konsumsi dunia, ekspor CPO dalam 5 (lima) tahun terakhir juga menunjukkan tren meningkat, rata-rata peningkatannya adalah sebesar 11%. Eksportir terbesar didunia didominasi oleh Malaysia dan Indonesia, kedua negara tersebut menguasai 91% pangsa pasar ekspor dunia. Papua Nugini berada di urutan ke 3 dengan perbedaan share yang cukup jauh yaitu hanya berkisar 1,3%. 1. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil (CPO-crude palm oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas. 2. Peluang pengembangan usaha kelapa sawit sangat menjanjikan, dilihat demand yang terus meningkat setiap tahunnya. 3. pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktivitas yang masih dapat meningkat dan semakin berkembangnya industri hilir SISTEMATIKA TANAMAN KELAPA SAWIT Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Sub Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Classis : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Classis : Arecidae Ordo : Arecales Familia : Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus : Elaeis Spesies: Elaeis guineensis Jacq. TANAMAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Kelapa sawit ( Elaeis guinensis Jacg ) adalah salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaranlembaran timah serta industri kosmetik. Agribisnis kelapa sawit, baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara kuantitas, kualitas dan tetap menjaga kelestarian lingkungan (Aspek K-3). SYARAT TUMBUH Lama penyinaran matahari rata-rata 5 - 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 - 4.000 mm. Kelembaban rata-rata 75 %. Temperatur optimal 24 - 28oC. Ketinggian tempat yang ideal antara 1- 500 m dpl. pH tanah antara 4 – 6. Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan drainasenya baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. Kecepatan angin 5 - 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan PEMBIBITAN a. Pengecambahan Biji Biji dipanaskan dalam germinator selama 60 hari dengan suhu tetap 39oC dan kadar air 18%. Kemudian biji direndam dalam air mengalir selama 6 hari, hingga kadar air naik menjadi 24%. Selanjutnya biji dikeringkan selama 3 jam dalam ruangan yang teduh. Biji dimasukkan dalam kantong plastik ukuran 38 x 38 cm sebanyak 500 biji, kemudian ditutup rapat Setelah 10-14 hari, biji mulai berkecambah. Biji yang belum berkecambah pada umur 30 hari dibuang saja. Kecambah yang tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan, tumbuhnya lurus serta bakal daun dan bakal akarnya berlawanan arah. PEMBIBITAN Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan. Ada 2 sistem sistem pembibitan kelapa sawit: • Sistem satu tahap (tahap tunggal) atau single stage system • Sistem pembibitan dua tahap (tahap ganda) atau double stage Pada pembibitan dua tahap kecambah ditanam dan dipelihara dulu dalam kantong plastik selama 3 bulan, yang disebut tahap awal (pre nursery). Selanjutnya bibit dipindahkan ke dalam kantong plastik besar Tahap ini disebut juga sebagai pembibitan utama (main nursery) Pengamatan hama dan penyakit dilakukan secara rutin setiap minggu untuk mengetahui ada tidaknya serangan hama/penyakit. Standar bibit yang baik dapat dilihat dari diameter batang tinggi bibit jumlah daun dan tidak terlihat terserang hama dan penyakit. b. Persemaian dan Pembibitan Kecambah dipindahkan ke kantong plastik ukuran 14 x 22 cm dengan tebal 0,08 mm. Isilah polybag dengan tanah lapisan atas yang dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan sebelumnya. Lakukan penyiraman polybag sebelum penanaman kecambah dan selanjutnya pada setiap pagi dan sore setelah penanaman. Buatlah lobang tanam sedalam 3 cm. Buatlah naungan persemaian setinggi 2,5 m. Setelah bibit berumur 3 bulan dipindahkan ke dalam polybag yang besar dengan ukuran 40 x 50 cm, tebal 0,2 mm. c. Pemeliharaan Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2 - 3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut : Pemupukan pada pembibitan Pupuk Makro Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr) > Minggu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr). > Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr) PERSIAPAN LAHAN Lahan diolah sebaik mungkin, dibersihkan dari semaksemak dan rumput-rumput liar. Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60cm, 2 minggu sebelum tanam dengan jarak 9 x 9 x 9 m membentuk segitiga sama sisi. Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang. Lobang tanam ditutup kembali dan jangan dipadatkan. PENYIAPAN LAHAN 1. Pembukaan lahan (land clearing) Pembukaan lahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu manual, mekanis dan kimia. Tunggul-tunggul kayu bekas hutan cukup dipotong 0,5 – 1, meter dari permukaan tanah 2. Pengawetan tanah Pada saat musim hujan berlangsung, air perlu ditahan lebih lama agar meresap dalam tanah sehingga persediaan air dalam tanah cukup, terutama pada saat musim kemarau. 3. Memancang selanjutnya dilakukan pemacangan utuk menentukan titik penanaman kelapa sawit dengan pola segi tiga sama sisi. Ditempat pancang tersebut, nantinya digali lubang untuk tanaman. 4. Penataan afdeling dan blok Luas afdeling disesuaikan dengan keadaan topografi, lahan dan efisiensi pengelolaan yang berhubungan dengan perawatan tanaman dan panen. 5. Penanaman tanaman penutup tanah Penanaman tanaman penutup (land cover crop/LCC) dilakukan sebelum penanaman kelapa sawit di lapangan. 6. Memuat lubang dan Penanaman Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 60 cm (panjang, lebar, dalam). Lubang tanam tersebut dibuat sekitar 1 minggu sebelum penanaman dilakukan. 7. Parit dan drainase Pembuatan parit dan drainase perlu dilakukan agar air yang tergenang dapat dialirkan keluar kebun. Sebelum pembuatan parit dan drainase perlu disusun terlebih dahulu tata air kawasan areal 8. Jaringan jalan Jaringan jalaan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap saat merupakan hal penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan ini akan dipakai untuk pengangkutan pupuk, bibit, hasil, serta pengawasan. PENANAMAN Pengajiran Pengajiran atau memancang adalah menentukan tempat- tempat yang akan ditanam bibit kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam dan hubungan tanaman yang dipakai dalam penanaman kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta memperoleh tempat tumbuh yanng sama luasnya. 1. Next... 2. Pembuatan Lubang Tanam Dibuat beberapa minggu sebelum penanaman Ukuran 60cm x 60 cm x 60 cm, tetapi ada juga yang berukuran 50cm x 40cm x 40cm Ajir ditancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai dibuat, ajir ditancapkan kembali di tengah-tengah lubang. Next... 3. a. Penanaman Mempersiapkan Bibit di Pembibitan Utama Next... b. c. d. Pengangkutan Bibit ke Lapangan Membuat Lubang Tanam Menaruh Bibit di Setiap Lubang Next... Persiapan Lubang Sebelum penanaman, dasar lubang dipupuk dengan pupuk rock fosfat (CIRP) dan lubang tanam diisi tanah atas secukupnya sampai tercapai kedalaman lubang setinggi polybag. b. Menanam Sawit pada Lubang e. Waktu Penanaman di Lapangan Di Indonesia, penanaman biasanya disesuaikan dengan pola musim hujan Dua hal penting yang perlu dihindarkan dalam penanaman kelapa sawit, yaitu penanaman pada periode kering yang berkepanjangan dan penanaman di daerah yang tergenang. Next... 1. 2. 3. 4. 5. Umur bibit yang paling optimal untuk penanaman di lapangan berkisar ± 12 bulan atau sekitar bibit umur 10-14 bulan. Bibit yang siap ditanam di lapangan karena telah memiliki faktorfaktor berikut: Habitusnya sudah cukup besar sehingga cukup tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Hanya mengalami kejutan (shock) alih-tanam yang relatif ringan. Biaya pembibitan akan berkurang karena sebagian bibit sudah ditanam ke lapangan. Dalam kondisi lapangan yang normal, tanaman sudah akan menghasilkan pada periode 28 bulan bulan yang akan datang Pada kondisi umur bibit yang optimal ini, proses seleksi pada waktu alih-tanam ke lapangan akan lebih mudah sehingga di harapkan hanya sedikit bibit abnormal yang “lolos” dan tertanam di lapangan. Penentuan Pola Tanam Ada 2 macam pola tanam: 1. Pola tanam monokultur 2. Pola tanam Tumpangsari PENANAMAN Penentuan Pola Tanam : Pola tanam dapat monokultur atau tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop, LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. PENUTUP TANAH Legume (LCC = legume cover crop) Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat daun banyak, tahan : pangkas, kering, naungan, OPT,mudah diatur-tidak membelit, tidak berduri, menyuburkan tanah Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen Pelindung perdu : di antara barisan TBM, sebagai pagar, pupuk hijau, sementara LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit Centrosema pubescens Pueraria javanica Calopoginium mucunoides Psopocarphus polustris Calopogonium caeruleum Desmodium ovalifolium Mucuna conchinchinensis Pueraria phascoloides Centrosema pubescens Pueraria javanica Calopogonium sp Lcc Tipe Pelindung Perdu Pada Perkebunan Kelapa Sawit Flemingia congesta Crotalaria anagyroides Tephrosia vogelii Caliandra callothyrsus (putih) C. tetragona (merah) Tephrosia vogelii Flemingia congesta Crotalaria anagyroides Calliandra calothyrsus Penanaman LCC secara campuran Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%) Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional Contoh Kebutuhan Benih LCC pada penanaman LCC secara campuran Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha) Kegunaan LCC Menahan pukulan hujan Menahan laju air limpasan Menambah N Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) Melindungi permukaan tanah dari erosi Mengurangi pencucian unsur hara Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting Menekan pertumbuhan gulma Dampak Negatif LCC Persaingan dengan tanaman pokok Mengganggu tanaman pokok Sebagai tempat bersarang tikus Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 750C Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 600C Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8-15 menit Penipisan kulit benih (skarifikasi) Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium Pohon Pelindung Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang habitat aslinya di dalam hutan untuk memberikan hasil yang tinggi perlu naungan sebagian, dengan pohon pelindung Pohon pelindung : dalam barisan, melindungi tanaman pokok atau tebing, pematah angin, bersifat tetap, Albizzia falcata (sengon laut), Leucaena glauca, L. leucocephala Pohon pelindung mengurangi intensitas cahaya dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan mempertahankan lengas tanah, menambah bahan organik Kriteria tanaman yang akan digunakan sebagai pohon pelindung Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama penyakit Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang subur Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokok Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan mudah dimusnahkan Sebaiknya dapat bernilai ekonomis Lamtoro Gleriside Kaliandra Albizia PENANAMAN KELAPA SAWIT Penanaman : tidak teratur atau teratur Penanaman teratur menggunakan jarak tanam Jarak tanam ditentukan : - berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, - tanaman dapat menangkap cahaya matahari optimal - perlu juga mempertimbangkan diameter perakaran Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9 m lanjutan Jarak tanam ideal berbentuk segitiga sama sisi : - penangkapan cahaya maksimal, - populasi lebih tinggi (jumlah tanaman 15% lebih banyak), kelemahannya: sulit untuk penerapan mekanisasi dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, maupun pemanenan Tidak selalu operasional yang terbaik, bisa bujur sangkar, untuk memudahkan pemeliharaan atau segi empat, misalnya untuk mekanisasi Jarak tanam ruang kosong Segi empat Segi tiga Jumlah Tanaman Bedasarkan Jarak Tanam per Ha Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman ---------------------------------------------------------Jarak Tanam segi empat segi tiga ---------------------------------------------------------6m 278 320 7m 204 236 8m 156 180 9m 123 143 ----------------------------------------------------------- PEMBUATAN LUBANG TANAM Ukuran lubang tergantung ukuran tanaman terutama daerah perakaran Pada kelapa sawit ukurannya adalah: 60 cm x 60 cm x 40 cm Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum penanaman agar tanah dalam lubang mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi sering tidak dapat karena tergenang Beberapa minggu sebelum penanaman lubang diisi campuran tanah atas dan pupuk organik Saat penanaman tanah digali seukuran perakaran Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng. Lubang Tanam Lapisan Lapisan tanah atas tanah bawah Pupuk Organik CARA PENANAMAN Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka. Lubang ditutup dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan. Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penguapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. CARA PENANAMAN Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama ± 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. KEGIATAN SETELAH PENANAMAN Umpan tikus Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Penyisipan Konsolidasi Umpan tikus Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha) Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan bibit, dalam bentuk lingkaran Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan Penyisipan Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam Menggunakan bibit advaced planting material Konsolidasi Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali PEMELIHARAAN TANAMAN Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkungan tumbuh optimal bagi tercapainya pertumbuhan dan produksi optimal tanaman yang dibudidayakan. PEMELIHARAAN TANAMAN Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar ± 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumur dengan tanaman yang mati. Cadangan bibit untuk penyulaman terus 2. Pemupukan Waktu : Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan. Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan Urea/ZA. Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/ZA minimal 2 minggu. Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan. Next... Frekuensi: Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur – kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut : Anjuran pemupukan tanaman belum menghasilkan (TBM) seperti pada tabel 1. Sedangkan pemupukan tanaman menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun. Pemupukan TBM Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: a. Pemangkasan pasir Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. b. Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan. c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai. Pemangkasan Daun Pemangkasan/penunasan adalah pembuangan daundaun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Tujuan Pemangkasan Memperbaiki sirkulasi udara disekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan secara alami. Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun. Membantu dan memudahkan pada waktu panen. Mengurangi perkembangan epifit daun. Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi. Pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali untuk tanaman belum menghasilkan dan 8 bulan sekali untuk tanaman menghasilkan.