4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, yaitu di negara-negara Bolivia, Peru dan Brazilia sekarang. Budidaya tanaman ini sudah dimulai sejak 1500 SM oleh Bangsa Inca dan Indian Maya (Hammons 1982 dalam Trustinah 1993). Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan anggota famili Papilionidae, sub famili leguminosae, genus Arachis. Genus Arachis merupakan tanaman herba, daunnya terdiri dari 3 – 4 helaian daun, memiliki daun penumpu, bunganya berbentuk kupu-kupu dengan tabung hipantium, buah atau polongnya tumbuh ditanah. Spesies Arachis hypogaea ini menjadi dua sub spesies yaitu sub spesies hypogaea dan sub spesies fastigata, dibedakan berdasar pola pertumbuhan cabangnya. Sub spesies hypogaea memiliki percabangan menjalar (procumbent), menjalar dengan ujung mengarah ke atas (decumbent), atau tegak (erect) (Trustinah 1993; Singh & Oswalt 1995; Augstburger et al. 2000). Gambar 1 Pola pertumbuhan cabang kacang tanah (Singh & Oswalt 1995) 5 Berdasarkan posisi cabang primer terhadap batang utama tipe pertumbuhan kacang tanah dibedakan menjadi 6 tipe : 1. Procumbent 1 (cabang menjalar), 2. Procumbent 2 ( cabang dan batang utama menjalar), 3. Decumbent 1 (cabang menjalar dengan ujung sedikit ke atas), 4. Decumbent 2 (cabang menjalar dengan pertengahan cabang menuju ke atas), 5. Decumbent 3 (cabang lateral menuju ke atas) dan 6. Erect (cabang lateralnya tegak ) (Gambar 1). Kacang tanah yang ditanam di Indonesia sebagian besar umumnya adalah tipe tegak. Petani lebih menyukai kacang tanah tipe tegak karena memiliki sifat memiliki umur yang pendek yaitu sekitar 100 – 120 hari selain itu sifat lainnya adalah percabangan yang lurus atau sedikit miring ke atas, buahnya hanya pada ruas-ruas yang dekat rumpun sehingga masaknya bersamaan (Trustinah 1993 ). Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah Pertumbuhan merupakan hasil dari metabolism dari sel- sel hidup yang dapat diukur sebagai penambahan berat basah atau berat kering, isi, panjang atau tinggi. Pertumbuhan pada kacang tanah terdiri dari fase vegetatif dan generatif. Pertumbuhan fase vegetatif kacang tanah dibagi menjadi tiga stadia : perkecambahan, pembukaan kotiledon dan pengembangan daun bertangkai 4 (tetrafoliate). Laju pemunculan kotiledon ke permukaan tanah dipengaruhi oleh kedalaman penanaman, suhu tanah dan keadaan air tanah (Trustinah 1993). Perkembangan fase vegetatif ini berlangsung selama 20 – 35 hari, kemudian akan disusul oleh munculnya bunga. Permulaan munculnya bunga ini menandai awal dari fase reproduktif tetapi perkembangan vegetatif ini masih akan tetap berlanjut dalam pembungaan dan pengisian polong. Proses pembungaan akan sangat bergantung dengan ketersediaan air dalam tanaman, fotoperiode, pencahayaan dan suhu (Shorter & Patanothai 1995). Bunga yang menyerbuk akan menjadi ginofor, yang kemudian menembus tanah untuk membentuk polong. Oleh karena itu pada stadia ini kelembaban dan kegemburan tanah sangat diperlukan terutama untuk membantu masuknya ginofor kedalam tanah. Umumnya diperlukan waktu sekitar 60 – 80 hari untuk perkembangan polong tanaman dari saat bunga muncul sampai polong tua pada 6 tipe virginia dan 50 – 60 hari pada tipe spanish-valencia (Shorter & Patanothai 1995). Syarat Tumbuh Kacang tanah dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur dan cukup unsur N, P, K, Ca dan unsur mikro. Kacang tanah menghendaki jenis tanah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Kemasaman yang optimal adalah 6.5-7.0. jika pH tanah lebih besar dari 7.0 maka daun akan berwarna kuning karena kekurangan unsur hara (N,S, Fe dan Mn) dan seringkali timbul bercak hitam pada polong. (Adisarwanto 1993; Sutarto et al. 1998). Pemenuhan kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah dapat dilakukan melalui pemupukan agar tanaman dapat berproduksi maksimal. Untuk menghasilkan 3.5 ton/ha polong kering dan seluruh biomasa tanaman kacang tanah, dihabiskan 230kg N + 39kg P2O5+ 116 kg K2O + 66 kg Ca + 21 kg Mg dan 24 kg S setiap hektarnya. Melalui pertimbangan efisiensi dan kelestarian lahan, dianjurkan memberikan pupuk dasar pada tanah yan tergolong miskin NPKS, masing-masing adalah 75 – 100 kg Urea, 75 – 100 kg SP36 dan 75 – 100kg ZK per hektarnya (Suyamto 1995). Selain media tanam, faktor iklim juga berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah. Suhu udara untuk pertumbuhan optimum berkisar 27 oC – 30 oC. Keragaman dalam jumlah dan dsitribusi hujan sangat berpengaruh (dapat menjadi kendala) terhadap pencapaian hasil kacan tanah. Total curah hujan selama 3 – 3.5 bulan atau sepanjang periode pertumbuhan sampai panen adalah 300 – 500 mm (Adisarwanto 1993). Hubungan Source Sink Tanaman Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi partisi bahan kering seperti hormon, nutrisi, keterbatasan jaringan pembuluh kapasitas penyangga organ penyimpanan dan kapasitas sink. Penyediaan dalam batang jaringan vegetatif bisa digunakan untuk pengisian biji dalam keadaan kondisi tercekam dimana kondisi tercekam fotosintesis sumber selama pengisian biji. Translokasi asimilat yang tersedia sebelum masa antesis bervariasi pada beberapa spesies, genotip (Dordas 2009). Pembagian hasil fotosintesis diantara bagian-bagian yang berlainan dalam 7 tanaman akan menentukan indeks panen. Hubungan source-sink sangat penting dalam tanaman budidaya. Laju pertumbuhan jaringan sink dan organ-organ tanaman dibatasi oleh hasil fotosintesis dari daun (source limitation) (Biao et al. 2008). Pada tanaman berbiji terdapat korelasi erat antara laju pertumbuhan biji dan aktifitas daun, dari mana sebagian besar fotosintat diambil. Pada kedelai fotosintesis daun lebih tinggi selama pengisian polong daripada pembungaan. Untuk mengendalikan aktifitas source dan sink dapat dilakukan dengan pengujian hormonal (Goldworthy 1996). Zat Penghambat Tumbuh Paclobutrazol Produksi fotosintat, sistem translokasi fotosintat dan akumulasi fotosintat pada suatu organ tertentu sangat ditentukan oleh kualitas pertumbuhan tanaman. Fotosintat yang dihasilkan akan optimal jika tanaman dapat melakukan proses fotosintesis secara optimal pula. Hal ini tentu sangat berhubungan dengan unsurunsur yang terlibat dalam proses fotosintesis. Translokasi fotosintat dari sumber (source) ke pengguna (sink) diatur oleh senyawa pengendali pertumbuhan tanaman yang disebut dengan plant growth substances, jika senyawa buatan yang diberikan secara eksogen disebut plant growth regulator (Sumardi et al. 2007). Ada berbagai macam kelompok bahan kimia yang memberikan pengaruh fisiologi dalam menghambat pertumbuhan batang dengan menghambat pembelahan sel meristem sub apikal, namun susunan buah, bunga dan buah tidak terpengaruh, dimana tanaman yang mendapatkan pelakuan ini tetap tampak normal namun mengalami pemendekan batang (Khrisnamoorthy 1981; Owens & Stover 1999; Smith et al. 2005). Cathey (1964) mendefinisikan zat penghambat tumbuh (retardant) adalah suatu tipe senyawa organik yang mampu menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan, menghambat pembelahan dan pemanjangan sel sub apikal tanpa menyebabkan pertumbuhan menjadi abnormal. Paclobutrazol merupakan salah satu penghambat tumbuh yang mempunyai rumus empirik C15H20Cl H3O dengan rumus kimia (2RS, 3RS)-1-(4-Chlorophenil)-4,4-dimethyl-2-(1H-1,1,2,4triazol-1-yl) pentantriol dengan rumus bangun dapat dilihat pada gambar 2. Zat penghambat tumbuh ini berbentuk kristal (butiran) dan berwarna putih dengan 8 merek dagang salah satunya cultar 250 SC (ICI 1986). Gambar 2 Rumus bangun paclobutrazol (Arteca 1996) Zat penghambat paclobutrazol ini dapat diserap tanaman melalui tanah, jaringan, akar, batang, kemudian di angkut oleh xylem menuju titik tumbuh. Senyawa ini aktif mencapai meristem sub apikal, menghambat produksi giberelin yang menyebabkan penurunan laju pembelahan sel. Dengan terjadinya penurunan pembelahan sel maka pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat dan secara tidak langsung akan menyebabkan pengalihan assimilat ke pertumbuhan reproduktif, yang dibutuhkan untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah. Paclobutrazol bersifat menghambat produksi giberelin pada oksidasi ent-kareunic menjadi asam ent-kaurenoic dalam biosintesis giberelin (ICI 1986; Khalil & Rahman 1995; Rankle & Heins 2002; Seeno & Isoda 2003a; Suzuki et al. 2004; Blaikie et al. 2004; Zhu et al. 2004 ). Zat penghambat pertumbuhan paclobutrazol (PBZ) adalah triazole yang di laporkan untuk melindungi dan mencegah tanaman lingkungan seperti kekeringan, temperatur dari beberapa cekaman rendah dan kering, PBZ mengintervensi biosintesis gibberelin dengan menghambat oksidasi ent kaurenic menjadi ent kaurenic acid dengan cara menonaktifkan cytochrome P450dependent oxygenase. PBZ juga menstimulasi akumulasi ABA di daun (ZHU et al. 2004). 9 Wattimena (1988) menyatakan bahwa ada beberapa pengaruh fisiologis yang dapat ditimbulkan oleh paclobutrazol, diantaranya: menghambat elongasi sel pada meristem apikal, memperpendek ruas tanaman, mempertebal batang, menghambat senescen, mencegah kerebahan, menghambat etiolasi, memperbanyak perakaran stek, memperpanjang masa simpan buah dan meningkatkan pembuahan. Sementara itu Hayashi (2001) mengemukakan bahwa paclobutrazol mampu mengontrol tinggi tanaman dan pembungaan. Hal ini juga diperkuat oleh laporan dari Jaleel et al. (2007) penelitiannya menunjukkan bahwa paclobutrazol secara signifikan mempengaruhi karakteristik fotosintesis dan anatomi tanaman Catharanthus roseus (L.) G. Don. meningkatkan kandungan klorofil dan parameter yang berhubungan dengan fotosintesis seperti laju fotosintesis bersih (net photosynthetic rate) dan konsentrasi CO2 internal tanaman tetapi mengurangi transpirasi, paclobutrazol juga meningkatkan ketebalan daun, epidermis dan kutikula, jaringan palisade dan jaringan sponge tetapi mengurangi diameter pembuluh xylem secara nyata dibandingkan kontrol. Paclobutrazol cenderung meningkatkan fotosintesis daun (Gonzales et al. 2003; Gonzales & Blaikie 2003) Retardan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah dapat meningkatkan keseragaman pembungaan, meningkatkan pemanjangan akar serta ketahanan terhadap cekaman pada kondisi ruangan. Kerugiannya adalah respon yang berbeda-beda dalam spesies yang sama, pembungaan akan terhambat jika pemberian terlambat dilakukan karena paclobutrazol bekerja secara spesifik pada organ dan jenis tanaman (Larson 1992; Watson 2006). Sementara itu hasil peneltian Sopher et al. (1999) menunjukkan bahwa pengaruh paclobutrazol ditingkat sel tanaman mampu meningkatkan sistem pertahanan daun jagung yang diberikan perlakuan paclobutrazol, hal ini disebabkan anatomi daun mempunyai tumpukan kloroplas dan grana, lamella stroma yang lebih banyak, lapisan kutikula daun menjadi lebih tebal dan lebar dan berakibat pada pembesaran jaringan pembuluh, epidermis, mesofil dan bundle sheath cells sehingga daun tanaman jagung lebih tebal dan lebih effisien dalam menjaga sistem pertahanannya pada suhu dingin. Penelitian lainnya tentang paclobutrazol yang dilakukan oleh Blanco (1988) menunjukkan bahwa 10 paclobutrazol menurunkan perkembangan tajuk tapi meningkatkan ukuran buah hal ini diperkuat penelitian Kuden et al. (1995) mengatakan bahwa paclobutrazol 250 ppm menurunkan pertumbuhan tajuk 34.1 – 42.2 % dan meningkatkan tunas buah. Selain itu manfaat paclobutrazol juga dilaporkan oleh Susilawati (1993) bahwa paclobutrazol menghambat pertumbuhan vegetatif seperti munculnya tunas pertama, mengurangi panjang tunas dan panjang ruas tangkai, tidak mempengaruhi saat muncul tunas kedua, jumlah tunas, diameter batang. Widayati (1996) menyampaikan juga bahwa zat penghambat tumbuh paclobutrazol efektif dalam mengurangi jumlah daun menghambat laju pertumbuhan tunas dan pertambahan panjang ruas serta menekan pertambahan diameter batang. Armadi (2000) menyatakan bahwa pemberian paclobutrazol dapat menginduksi pembungaan lebih cepat dengan menunjukkan waktu pembungaan 10-18 hari dan waktu aplikasi berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan komponen reproduktif. Waktu aplikasi tidak hanya memperhatikan keadaan cuaca di lapangan saja tetapi juga harus memperhatikan fase pertumbuhan tanaman terutama waktu pembungaan. Umumnya aplikasi paclobutrazol dilakukan melalui daun dan tanah. Aplikasi paclobutrazol melalui daun dilakukan dengan cara menyemprot daun tanaman, paclobutrazol akan diserap oleh daun yang dewasa, penyerapan melalui daun ini terbatas, dan ditranslokasikan didalam batang sedangkan aplikasi melalui tanah translokasi paclobutrazol dalam batang akan diserap oleh akar dan dibawa kedalam batang secara akropetal melalui xylem (Barret & Bartuska 1988; Arzani & Roosta 2004 ). Penelitian aplikasi paclobutrazol pada kacang tanah telah dilakukan oleh Seeno & Isoda (2003a). Aplikasi paclobutrazol dilakukan secara foliar dengan waktu aplikasi pada fase awal pembentukan polong, fase awal pengisian biji dan fase pertengahan pengisian biji dan didapatkan konsentrasi 100 dan 200 ppm paclobutrazol meningkatkan hasil biji tanaman.