POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA Shipsi Diajukan untuk Memenuhi Persyarntan Memperoleh Gelar Saijana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: ANI KHOIRONI NIM: 105046101584 OiteriJna ""'"'---... .. ~'7Vnlr4~ : .,;~··· .. ·······-,,[:....... J..... .Q. .••.•••• : ' .. ./.::-\'.1L.......::....~. No. r11c1uk , .D.(.13..::: .. klasifikasi ............................................... · rlari Tgl. L.:k..;,:..{3..'.'2 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M r r;;:RPUSTAKAAN UTAMA UIM SYAHID JAKARTA I PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi be1judul POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakmia pada 2 Desember 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!) pada program studi Mu'amalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 2 Desember 2008 Mengesahkan, Dekan F ult s Syari'ah dan Hukum Prof.DR.H uhammad Amin :Suma, SH, MA, MM NIP.150210422 PAN/TIA UJIAN I. Ketua Dr. Euis Amalia,M.Ag 150 289 264 2. Sekretaris 3. Pembimbing I 4. Pembimbing II Gusniarti, MA 5. Penguji I Dr. Euis Amalia,M.Ag NIP. 150 289 264 6. Penguji II Asmawi,MA NIP. 150 282 934 POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Smjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh Ani KJ10 ironi 105046101584 Di Bawah Bimbingan Do, ~ernbimbing \ I -- Dosen Pembimbing II \ ad Mukri Adji, MA) 220 554 KONSENTRASI PERBANKAN SYARl!AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M I[ g l1K®!t'll©. l1K®!t'©.lcik\!1l u ~®Il©.mm©. llmlli !ID®!t'lln\!1lll\!1l!Jl~ ~©.@©. ®@&:\ill lj j TI .,,,_ ll<\Olll ~-1'1•"»! 11""1 ~ g lllkllirlffiJY'©.!t' !Wil ill.l©.illl Tuil@mii]©.cfilii ~©.lkIBl! \lJl~m 'if©.~ !lil©.cfil©. !l@rr'jpjhlrr'illl ~l I g 1 m'"'-lffi - ~ l -1 ~ ~ ~®ilil@Ilil~ilil l1K©.'(]:©, !.lD®mmil IlK©.'(]:©, lliTil~©. Tuil®ililll©.cfilii l1\©.IlilffiJi1tfil~ l:CD®~©.ilil ~ !lilillllk l:CD©.ilil l1K@mm©. Tuil®mm\!1llllilil©.llil&©.llil S'i g ~®mm\!1!©, '11©.llilcfil©. 11©.llilJY'©,Z' ~JkiriJJP1;'1ilJk@ ll@U JID@&®,lJilil©.@ '1!©.iJil@©, Tull©.'(]:©, ~(ilffilil©,~©,o TI s llllililll©.!ln filtlhill!t' ~®!t'll\!1!©,~©,iJil llililcfil@@ W©.lk~@, ill.l©.rr'il Tuil@Ililllil'(]:©,IBfl '1!©.lln\!1lililo 'if©.~ Tuif@Il@\10'©,illl 1j !ID@~ ~ " ~ -1 _J -I -I j ~ :I J ~.@nl!ll® ~~1111®@\tiM ©~U~oun ~illll1l~~~~i.~;~ ~i~~;~®;®g}~h\f••:J~! ~ -I -~@U@~®wik®1111 •ru.®1111@ik®Oii, ~®'Duifilln@~U@oun ~/&ijlliid. - lfi@w@!k®Oii.©@U@oun ~®~®@Ju®, ~oun~~erMi~~;w@\tm ®~u~~ ~©J~i {}!111111@@® ~ill1111:¥Jiiil~ !lll®rtil@ ~il;mll'•~®\ti u~all®ik ~oual!ll® 4-0®\ti ~@U® ~~~~M®mi•;•_\> ; ~@U®1®ik®1111; {}!!1,j 1111:w@ ©@OO'na ~~ llll@wal!ll~~~~~:> ~I ~ KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbi! 'Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan inayahNya yang selalu tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. meskipun penulis mengalami banyak halangan dan rintangan dalam menyelesaikan studi maupun skripsi ini, namun penulis dapat memetik hikmah dari pengalaman yang penulis alami. Shalawat serta Salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya. Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan untuk motivator terbesar dalan1 penyelesaian skripsi ini, yailu kedua orang tuaku yang tercinta terimakasih alas kasih sayangnya yang tak pemah putus, dorongan materil dan inmateril yang tak ternilai, serta doa di malam-malamnya yang senantiasa tercurah selalu untuk penulis. Kakakkakak, adik-adikku tersayang dan seluruh keluarga besar thanks.for everything. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: I. Bapak Prof. Dr. H. Muhan1111ad. Amin Stuna, SH, MH, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Huklllll UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. !bu Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Ah. Azharuddin Lathief, M.Ag, MH, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat. 3. Bapak Dr. H Ahmad Mukri Adji, MA dan Tbu Gusniarti, MA, atas kesediaannya memberikan waklu kepada penulis untuk membimbiug dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan !bu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis selama kuliah 5. Pimpinan se1ta staff Perpustakaan Fakultas Syari'ah dim Hukum yang telah membantu dan memberikan fasilitas dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skripsi. 6. Kepada Para Narasumber Penelitian ini dari pihak Dep.Keu RI, BAPEPAMLK, dan BEl-JII yang telah bersedia memberikan informasi dan bimbingannya sehingga penulis dapal melengkapi skripsi ini. 7. My Best Friends di UIN, Bibeh, Nina, Neng, Nung, Heni, Adaw yang telah memberikan masukan dan diskusi-diskusi yang berarti se1ta seluruh rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya PS C dan PS D Ekstensi Angkatan 2004 yang telah menemani hari-hariku selama kuliah. Semoga kita dapat meraih sukses dihari kemudian. Amin. 8. Teman-temen di Green House Mae, Yana, Cici, Miftah, Evi, Tetra, Tina, yang telah memberikan motivasi dalam nuansa beragam yang selalu terkenru1g . 9. Seluruh teman-teman di KB KAMMI UIN yang telah memberikan pengalaman dan pelajru·an berarti dan tidak terlupakan. 10. Teman-teman di rnmah Hapied, Fahrni, Amel, Sri, lfah dan KB PRIMA yang lelah memberikan masukan dan diskusi-diskusi. Untuk lyunk dan Rois lerima kasih atas bantuan kalian. 11. Selurnh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di UIN hingga akhir. Hanya kepada Allah, penulis memanjatkan doa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan konlribusi bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Jakarta, 02 Desember 2008 Penulis DAFTARISI KATA PENGANTAR v DAFTARISI Vlll DAFTAR TABEL Xl DAFTAR GAMBAR Xll BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB II B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 7 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 7 D. Kajian Kepustakaan 8 E. Kerangka Teori IO F. Metode Penelitian 12 G. Sistematika Penulisan 14 SUKUK DAN PASAR MODAL A. Sukuk I. Definisi dan Hukum Mengenai Sukuk 16 2. Jenis-Jenis dan Mekanisme Sukuk 21 3. Perbedaan Obligasi syari' ah dengan 30 Obligasi Konvensional. B. Investasi I. Penge1iian Investasi 33 2. Proses Investasi 34 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi 36 4. Landasan dan Konsep Inveslasi Syari'ah 38 5. Prinsip-prinsip lnvestasi Syari'ah 38 C. Pasar Modal BAB III 1. Pengertian Pasar Modal 42 2. Fungsi dan Dasar Hukum Pasar Modal 42 3. Jenis-jenis Pasar Modal 45 4. Prinsip-prinsip dan Mekanisme Pasar Modal Syari'ah. 48 5. Perbedaan Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional 49 PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR MODAL SYARI' AH BAB IV A. Sejarah Sukuk/Obligasi Syari'ah 50 B. Perkembangan Sukuk dalam Negeri 54 C. Perkembangan Sukuk Global dan Di Beberapa Negara. 61 ANALISIS POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI P ASAR MODAL INDONESIA A. Analisis SWOT Sukuk 1. Strength Sukuk 69 2. Weakness sukuk 71 3. Opportunity Sukuk 72 4. Threats Sukuk 76 5. Strategi SO Sukuk 78 6. Slralegi WO Sukuk 80 7. Strategi ST Sukuk 82 8. Strategi WT Sukuk 83 B. Potensi Sukuk untuk perlumbuhan lnvestasi di pasar modal 85 Indonesia. BABV C. Kendala Pengembangan Sukuk di pasar Modal Indonesia 91 D. Strategi pengembangan Sukuk di pasar Modal Indonesia. 92 PENUTUP A. Kesimpulan 96 B. Saran 98 DAFT AR PUSTAKA LAMP IRAN DAFTAR TABEL Tabel Hal. 2.1 Ringkasan Perbandingan Obligasi dengan Sukuk 32 2.2 Perbandingan Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional 49 3.1 Beberapa Contoh Sovereign Sukuk 61 4.1 Analisis SWOT Sukuk 67 4.2 Faktor Internal Sukuk 85 4.3 Faktor Ekstemal Sukuk 86 DAFTAR GAMBAR Gambar Hal. 2.1 Model Skim Sukuk Mudarabah 23 2.2 Model Sikim Sukuk Jjarah 26 2.3 Mekanisme Sukuk Jjarah Muntahiyah Bittamlik 26 2.4 Proses Penerbitan Obligasi Syari'ah Secara Umum 30 2.5 Struktur Pasar Modal Indonesia 47 3.1 Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi Indonesia Tahun 2007 55 3.2 Perkembangan Struktur Sukuk Dalam Negeri 56 3.3 Perkembangan Sukuk Global 58 3.4 Perkembangan Pasar Indeks Islami global 59 3.5 Trend Penerbitan Sukuk Global 60 3.6 Sukuk Berdasarkan Currency 63 4.1 Perkembangan Total Asel dan Deposito Perbankan Syari'ah 89 4.2 Alur Berfikir Potensi Sukuk di Indonesia 90 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam laporan terbaru-nya Doing Business 2007: How to Reform, Bank Dunia menempatkan Indonesia di peringkat 13 5 dari I 70 negara dalam ha! kemudahan menjalankan usaha di tahun 2006, lebih buruk dari tahw1 sebelumnya yang berada di peringkat 131. Di kawasan Asia Timur dan Pasifik sendiri, Indonesia berada di pe1ingkat 20 dari 23 negara, hanya lebih baik dari Kamboja, Laos dan Timur Leste. 1 Hal ini adalah tamparan keras bagi pemerintah yang sedang gencar-gencamya memperbaiki iklim investasi dalam rangka menarik modal swasta yang tak kunjung masuk. Kelemahan pemerintah dalam menarik investasi ini banyak disebabkan permasalahan-permasalahan di sektor riil, dan telah lama di identifikasi. Kadin dalam roadmap revitalisasi indusu·i dat1 investasi yang di serahkan pemerintah pada oktober 2004, telah mengiclentifikasi hambatanhambatan investasi secara ini secara baik. Terdapat lima prakondisi penting untuk investasi yaitu: (i) stabilitas makrnekonomi; (ii) keamatlatl datl stabilitas politik; (iii) etika kerja positif, disiplin nasional, komitmen dan perhatian untuk memperbaiki kine1ja; (iv) kepercayaan dan semangat kebersamaan; (v) birokrasi yMg bersih, tratlsparatl dan efektif (good public governance). Se lain itu, terdapat 1 Yusuf Wibisono, " Menyelamalkan Ekonomi Bangsa", Bu/etin Ekonomi dan Ke/embagaan JND!E, (Jakarta), Desember 2006, h. I. 2 enam faktor penting lintas sektoral yaitu : (i) hukum; (ii) perpajakkan; (iii) ketenagake1jaan; (iv) infrastrnl(tur; (v) otonomi daerah; dan (vi) kebijakan serta strategi industri. 2 Lemahnya pembangunan infrastrnktur telah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam memacu pemba11gunan ekonomi dalam kurnn waktu tiga pul uh tahun terakhir. Ketersediaan infrastruktur yang baik mernpakan pondasi dari pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan Road Map Pembiayaan Infrastruktur 2005-2009, disebutkan bahwa dalam 5 tahun ke depan, Pemerintah akan mendorong pembangunan infrastrnktur dengan kebutuhan pembiayaan mencapai Rp 1400 trilyun. Nilai pembiayaan tersebut re11Cananya akan dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan seperti hibah bantuan Aceh (I%), APBN (17%), dan sumber dana domestik (21%). Dari skema tersebut masih ada sekitar Rp 810 trilyun yang belum jelas dari mana sumber pembiayaannya (fimding gap). Kondisi ini mengindikasikan 1entai1g perlunya pemerintah untuk segera melakukan terobosan-terobosan untuk menutupi besamya funding gap tersebut, yang hampir tidak mungkin dapat dipenuhi oleh APBN maupun pendanaan internal BUMN. 3 Altematif barn yang ditawarkan diantaranya adalah skema pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui penerbitan obligasi syariah (sukuk). Untuk 2 Ibid., h. l. Ml. Sigit Pramono, "Obligasi Syariah (Sukuk) untuk Pembiayaan lnfrastruktur: Tantangan lnisiatifStrategis" artikel diakses pada 12 Agustus 2008 dari dan http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/l l/obligasi-syariah-sukuk-untuk-pembiayaan infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis. html. 3 3 menjawab tantangan itu ada beberapa inisiatif strategis yang perlu segera dijalankan dalam upaya mengoptimalkan peluang pengembangan instrumen obligasi syariah seperti usulan regulasi, optimalisasi peran BUMN, insentif perpajakan dan prasyarat pendukung lainnya. 4 Jika dilihat dari kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN) belakangan ini sangat mengkhawatirkan, karena indeks rata·rata surat utang pemerintah itu sejak 1-16 November 2007 anjlok hingga 3,18%, atau anjlok berkisar 2,69% hingga 5, 15%. Hal ini mengundang kegundahan pata investor, balk Iokal, terutama asing. Apakah ini pertanda daya serap pasar terhadap SUN sudah jenuh? Atau dengan kata lain, apakah sudah saatnya meluncurkan produk baru yang lebih kebal .... ·9 5 SllllaSI. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi anjloknya harga SUN. Pertama, kondisi pasar global yang memburuk yang dimotol'i kl'isis subprime mortgage 6 di AS dan makin tingginya harga minyak dunia yang masih berlanjut. Hal ini merangsang para investor untuk melepas kepemilika11 SUN secara berkesinambungan. 7 Kedua, kebutuhan investor institusi untuk berinvestasi pada SUN sudah menemui titik jenuh lantaran sudah terpenuhi sesuai RKAT masing-masing. Itu 4 Ibid. Djony Edward, "Pasca SUN ya SUKUK.. , artikel diaknes pada 6 Mei 2008 dari h!!Q://www.bisnis indonesia.corn/2008/04/15/pasca-sun-ya-sukuk.htrnl 6 Subptime Mortgage adalah kredit perumahan di AS yang ternyata macet, dan dikhawatirkan berdarnpak global pada perkernbangan ekonorni dunia. 7 Djony Edward, "Pasca SUN ya SUKUK'', artikel diakses pada 6 Mei 2008 dari http://www.bisnis indonesia.corn/2008/04/15/pasca-sun-ya-sukuk.htrnl 5 4 sebabnya, kendati harga SUN suda11 turun ke level yang sangat murall, namun daya setap investor institusi sudah overload. Ketiga, tingkat spekulasi SUN meningkat seiring makin tingginya ketidakpastian pasar global yang imbasnya tak terelakkan di dalam negeri. Keentpat, penurnnan SUN seiring dengan penurunan BI Rate yang konsisten sepanjang talmn ini. Waiau Bank Indonesia tela11 mempertahankan posisi BI Rate beberapa kali pertemuan, tapi trend penurunannya tak terhindarkan. Kelinta, investor asing rnulai rneneari alternatif inves!il~:i yang lebih aman dan lebih stabil di tengall situasi yang labil seperti sekarang ini. Dal= situasi penurunan investasi pada portfolio SUN, lantas adakah alternatif penghimpunan dana Iain yang rnurah dan be1jangka panjang? Pasar modal syariall telah diluncurkan pada 14 Maret 2003. Muncul harapan bahwa pasar modal yang didasari prinsip-prinsip syariah dapat berkembang lebih besar lagi. Pasar modal syadah diharapkan dapat mendorong perturnbuhan institusi-institusi (lembaga keuangan) syariall dru1 instrumen-instrumen syariah. Salall satu instrumen syariall y311g diperkirakan akan berkembang pesat adalall obligasi syariah. Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan berkemb311gnya institusi-institusi keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana pel\SiUl\ syariah, dan teksa dana syatiah yang mernbutuhkan alternatif penempatan investasi. 5 Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusiinstitusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk: syariah dapat dinikmati dan digunakan siapapun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa betpal'tisipasi dalan1 obligasi syariah, jika di pertimbangkan bisa memberi keuntungan kompetitif, sesuai profil risikonya, dan juga likuid 8 . Sementara obligasi konvensional, investor base-nya justru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di situ. Bagi emiten, menetbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu. Emiten dapat memperoleh s.umber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan. Akan tetapi pertumbuhan obligasi syari'ah atau sukuk, tidak akan berjalan lancar jika tidak adru1ya regulasi yang menimnginya, hit1gga kini pemerimah RI belum pemah menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan APBN. Padahal, keterlibatan pemerintah dalam mendorong perkembangan instrumen keuangan syariah sMgat strategis. Setidalmya, unrnk menUfijukkan di mata investor Ming bahwa pemerintah RI mendukung penggunaan instrumen keuangan syariah dalam . keuangannya. 9 s1stem 8 Muhammad Sholahudin, lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006), h. 160. 9 Sunarsip, " Prosfek Sukuk di Indonesia" artikel diakses pada 12 Agustus 2008 dari hnp://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-di-indonesia/.html. 6 Alhamdulillah UU SBSN itu disetujui dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarla, Rabu 9 Apri I 2008. Pemerinlah secara resmi memiliki aluran hukum yang mengatur penerbitan surat utang berbasis syariah atau sukuk, yakni UndangUndang Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Aturan itu disetujui DPR karena Indonesia memiliki kepenlingan unluk rnemperluas allernatif inveslasi keuangan sehingga pernerintah mendapatkan sumber pendanaan baru untuk menutup <lefisit APBN 10 • Permasalahan perpajakkan adalah masalah utarna yang dihadapi oleh investor untuk rnenerbitkan sukuk, yaitu terkait dengan adanya isu pajak berganda alas transaksi aset yang dijadikan underlying asse/ 1dalam stuktur sukuk. Walaupun SI3SN tidak terkena pajak berganda akan tetapi kekhawatiran investnr masih • • 12 tmgg1. Apakah Indonesia yang merupakan negeri dengan jumlah muslim terbesar di dunia akan terns rnenjadi penonton bagi penetbitan suk:uk di Malaysia dan sekitarnya? Better late than never. Menteri Keuangan 'Sri Mulyani' menegaskan, dengan adanya UU SBSN, defisit APBN tidak Iagi hanya dimmpi oleh surnber pembiilyaan komersial biasa seperti surat utang negara, tetapi juga dilengkapi surnber pembiayaan syariah. "Struktur SBSN dirancang berdasarkan konsep keuangan yang mengutarnakan 10 Ibid. Underliying Asset adalah asset yang dijadikan sebagai objek atau dasar transaksi kaitannya dengan penerbitan sukuk. Asset yang biasa dijadikan yaitu berupa tanah, bangunan, dan asset non fisik 12 Tim Redaksi Sharing, "Harnp-harap Cemas Menanti RUU Obligasi Syari'ah Negara" Sharing Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, edisi khusus I tahun majalah sharing. (Oktober, 2007), h. 46. 11 7 moralitas dan keadilan sehingga terbebas dari unsur eksploitasi, spekulasi, dan ketidakpastian. 13 Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih jauh tentang prospek sukuk sebagai daya tarik dan pembuka pintu bagi investor domestik maupun regional unmk berinvestasi di Indonesia. Untuk itu penulis mengambil judul " POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA". B. Pembatasan Masalah dan Pernmnsan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas agar mendapatkan suatu bahasan yang jelas maka penulis memfokuskan pe1masalahan yruig akan diteliti pada potensi sukuk terhadap pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia. Adapun perumusan masalah yang relevan dan akan dikembangkan oleh penulis dalam menyusun katya tulis mencangkup : 1. Bagaimana kebijakkan pengembangan sukuk di Indonesia dan di berbagai Negara? 2. Bagaimana analisis SWOT sukuk ? 3. Bagaimana strategi pengembangan sukuk ke depan di Indonesia? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu : 1. Mengetahui arah kebijakkan sukuk di Indonesia, 13 Endin, "UU Sukuk Disahkan untuk Perluas lnvestasi Keuangan", aitikel diakses pada 12 Juli 2008, dari http://kompas.com/2008/06/26/UU-sukuk-di-sahkan-untuk~·luasinvestasi/html. 8 2. Mengetahui analisis SWOT terhadap sukuk, 3. Me11getahui striuegi u11tuk me11gemba11gka11 sukllk kt~ d1~pM di Indollesia. Manfaat dari penelitian yaitu : 1. Bagi perusahaan peneliti dapat memberikan masukkan untuk perkembangan sukuk melldatang, 2. Secara akademis bagi Fakultas Syari'ah dru1 Hukum memperluas tsaqojah dan khasanah di bi dang pasar modal syari 'ah terutruna dalam ha! sukuk sebagai instrlilhen berbasis syari ·ah. 3. Bagi pemerintah diharapkan menghasilkan informasi sebagai pertimbangan pentingnya sukuk bagi negara dan masyarakat untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi sena infrastruktut. 4. Bagi masyarakat, sebagai pemilik modal atau investor mengetahui manfaat yang lebih terjamin dan menguntungkan dengan adanya sukuk atas investasinya. D. Kajian Kepustakaan 1. Rahmi Hru1dayani, 2003. Obligasi Syari'ah Upaya Kreatif Menghindari Riba Analisis Obligas·i Syari 'ah Muyfirabah Pada PT. Indr)sa1, Tbk. Mahaslswi Mu'runalah Konsentrasi Asuransi Syari'ah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islrun Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian me11unjUkkan bahwa aplikasi obligasi syari'ah mufl.iirabah pada PT. Indosat Tbk memberikan kew1tungan yang lebih baik dan menjanjikan, sel'ta obligasi adalah ins!runlent yang sangat tepat untuk 9 perkembangan perusahaan tersebut karena lebih bersih dan terhindar dari riba. Tidak menerangkan potensi obligasi syari'ah bagi pertumbuhan investasi. 2. Nolawati Sarjani Jayanti, 2007. Dampak Penerbitan obligasi Syari 'ah terhadap Peningkatan Pendapatan PT. lndosat Tbk tahun 2002-2006. Mahasiswi Mu'amalah Konsehlrasi Perbankan Syari'ah Syari'ah Fakullas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan instrument Obligasi Syari'ah mempengaruhi tingkat pendapatat1 yang lebih baik untuk pendapatan PT. Indosat Tbk dan lebih menguntungkan, penelitian ini menggunakan perhitungan regresi dengan menganalisa pendapatan PT. Indosat Tbk dari tahun 2002-2006. Tidak menerangkan potensi obligasi syari'ah bagi pertumbuhan investasi 3. Amelia Febriani, 2005. Obligasi syari'ah study analisis fatwa DSN-MUI. Mahasiswi Mu'amalah Konsen:trasi Perbankan Syari'ah Syari'ah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHiclayatullah Jakarta. Penulis menjelaskan tentang perbedaan obligasi konvensional clengan obligasi syrui'ah, dalil-dalil obligasi syari'ah setta rnenganalisa fatwa-fatwa DSN-MUI terhadap penerbitan Obligasi syari'ah yang pada awalnya menjadi polemik, akhimya memberikan manfaat yang baik untuk perkembangan perekonomian. Tidak pertumbuhan investasi. menerangkan potensi obli 1 ~asi syari'ah bagi 10 4. Emmi Damayanti, 2006. Analisis Determinan Pemilihan Obligasi Syari 'ah Sebagai Alternat/f Jnvestasi (Studi Ka.ms Obligasi Syari 'ah Jjarah di Bursa Efek Surabaya). Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Jlmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menunjUkkan bahwa obllgasi Jjarah mampu memberikan tingkat risiko yang rendah dari waktu jatuh tempo, dan dinyatakan obligasi syari'ah Sona Topah Tourism Industri denganfixed rate ternyata memberikan tingkat retum yang lebih besar dibandingkitn obligasi syari'ah lainnya. Tidak menerangkan potensi obligasi syari'ah bagi pertumbuhan investasi. E. Kerangka Teori Potensi menurut kamus besar bahasa Indonesia ad.alah kekuatan, kemampuan, kesanggupan dan kekuasaan, yaitu kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, sesuatu yang dapat rneajadi aktual (benar-benar tetjadi). 14 Pasar Modal Syari'ah adalah pasar di mana transaksi penawaran umum dan perdagangan efek syari'ah terjadi. Di pasar modal ini, perusahaan yang melakukan penawaran urnurn efek syari 'ah disebut sebagai emiten. Selaii1 itu untuk mengawasi penawaran efek sesuai dengan prinsip syaii 'ah, Dewan Syari' ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) menugaskai1 dan mensertifikasi 14 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia. cet. II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 679. 11 pihak atau pejabat atau perusahaan tertentu. 15 Mereka dikenal dengan sebutan Shariah Compliance Officer (SCO ). Sedangkan efek syariah meliputi saham syari'ah, obligasi syari'ah, reksadana syari'ah dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip syari'ah. Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dal'i istilah obligasi syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakannya dalam konteks petdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata "sakk''. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. 16 Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUVIX/2002, DSN masih menggunakan istilah obligasi syariah, bel um menggunakan istilah sukuk. Menurut fatwa 1etsebut, obligasi syariah adalah suatu sutat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syaiiah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syruiah berupa bagi hasil/mru·gitl/tee setta membayar kembali dana obligasi pada saatjatuh tempo. 17 15 Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari 'ah !ndonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal, 12 Maret 2008 (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan, 2008), h. 6. 16 Nurul Huda dan Edwin Nasution, fnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.ll, (Jakarta: Predana Media Group, 2008), h. 136. 17 Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional, cet.III, (Ciputat Tangerang: CV. Oaung Persada, 2006), h. 193. 12 Jika diperbandingkan dengan instrumen konvesional seperti obligasi dan saham, maka sukuk lidak termasuk dalam dua kategMi tersebul. Sukuk tidak termasuk saham karena sukuk memiliki umur yang terbatas atau jatuh tempo (maturity). Di samping itu, sukuk bukan merupakan obligasi karena pembagian keuntungan dalam sukuk dilakukan de11gan cara bagi hasil atas proporsi penghasilan atau arus kas yang dihasilkan dari aset yang merupakan underlying dalam transaksi sukuk tersebut. Skema bagi hasil semacam ini sangat berbeda dengan obligasi konvensional, terutama dalam kepastian bagi basil atau bunga yang diperoleh pemilik dana. 18 Terdapat beberapa akad yang dapat digunakan dalam obligasi syari'ah yaitu akad mud_arabah (bagi hasil), mu~yarakah (kemittililfi) dan murabahah (jual beli. Selain itu, salam, istisna' dan ijiirah (sewa). F. Metode Penelitian I. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskdptif, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada lalu di analisis lebih lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan. 18 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, Studi Standar Akuntansi Syariah Di Pasar Modal Indonesia. (Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2007), h. 11. 13 2. Pendekatan penelitian Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif~ yaitu penelitian yang menghasilkan gambaran berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang ditulis. 3. .Ienis data a. Data primer. Yaitu data yang bersumber daii data-data, informasiinformasi yang diperoleh di lapangan. b. Data sekunder. Yaitu data yang bersumber daii pr;ne:litian kepustakaan. 4. Teknik pengumpulan data. Dalam pengumpnlan data, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer yang merupakan data pokok yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan (field research), dan sumber data sekunder yng merupakan data penunjang yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan (library research). a. Field Research. Dalam penelitian ini, penulis langslilig menellti pada obyek penelltian yaitu pada Badan Pengawas Pasai· Modal, Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Departemen Keuangan Republik Indonesia dan BUl'Sa efek Indonesia pada Jakatta Islam.le Indeks. Pentilis menggunakan metode interview dalam pengumpulan data yakni melakukan wawancara langsung kepada pimpinan atau para staf ahli yang terkait dalain permasalahan skripsi ini. 14 b. Library Research Dalam metode ini penulis melakukan penelitian dengan mempetajari buku-buku kepustakaan, literatur, artikel, bahan-bahan kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan skripsi ini. 5. Pengolallan Data. Dalam pengolahan data, metode yang digunakan adalah : a. Metode kualitatif. Yaitu analisa berupa klasifikasi data dengan uraian kata-kata. b. Metode deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan clan memaparkan datadata infonnasi yang berdasarkan fakta yang diperoleh dal'i Japangan. 6. Teknik penulisan Teknik penulisai1 sktipsi ini merujuk pada buku pecloman penulisan Skl'ipsi, Tesis, Disertasi, fakultas syal'iah dan hukum UIN Syarif Hidayamllah Jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta press 2007. H. Sistematika Penulisan Dalam menyusun skripsi ini penulis membahas dengan membagi dalam beberapa bab. Adapun perinciannya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini metupalam pengantru• gfilfibatan umum yang berisikan latar belaka11g masalah, pembatasai1 da11 perumusan masalah, tujua11 da11 manfaat penulisan, kajian kepustakaan, kerai1gka teori, metode penelitiai1, da11 diakhil'i dengan sistematika penulisan. 15 BAB II INVESTASI SUKUK Pada bab ini penulis akan rnembahas tentang sukuk, investasi dan pasar modal. BAB III PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR MODAL SYARI' AH Bab ini meajelaskan mengenai sejarah sukuk/obligasi syari'ah, perkembangan sulmk dalam negeri, perkembangan sukuk global dan di bebera11a 11egara. BAB IV ANALISA POTENSI SUKUK TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI DI PA.SAR MODAL INDONESIA. Dalam bab ini penulis menjelaskan dan mernbahas, analisis SWOT terhadap pengembangan sukuk, potensi sukuk untuk pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia, strategi pengembangan sukuk di pasar modal Indonesia. BAB V PENUTUP Terdiri dari kesirnpulan clan satan dati basil penelilian. 16 BAB II INVESTASI SUKUK A. SUKUK I. Definisi dan Hukum Mengenai Sulmk Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dari istilah obligasi syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" 19 yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note dan merupakan kata dari suara latin "cheque" atau "check" yang biasa di gunakan pada perbankan kontemporer20 . Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbu! dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Terdapat beberapa referensi yang menjelaskan pengertian sukuk yaitu: a. AAOIFI 21 Sesuai dengan standar syari'ah No.17 tentang Investment menyatakan definisi sukuk adalah: "Sertifikat dengan nilai yang sama dengan bagian atau selurnhnya dari kepemilikan harta berwujnd, untnk mendapatkan basil dan jasa di dalam kepemilikan asset dari proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus, se1tifikat ini berlaku setelah menerima nilai 19 Mahmud Yun us, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 174. Nurul Huda dan Edwin Nasution, lnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.ll, (Jakarta: Predana Media Group, 2008), h. I 36. 21 AAOIFI (The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) merupakan lembaga nirlaba internasional yang bertujuan menyusun dan menyiapkan standarisasi di 20 bidang keuangan sysari'ah, khususnya terkait dengan n1asalah akuntansi, auditing, governance, ethics dan kesesuaian prinsip syari'ah atas produk-produk keuangan syari'ah. 17 sukuk, di saat jatuh tempo dengan menerima clana seutulmya sesuai clengan tujuan sukuk tersebut. 22 b. DSN-MUI Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUI/IX/2002, DSN masih menggunakan istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk. Menurut fatwa tersebut, obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang clikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 23 c. Bapepam-LK Dalam Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Sukuk didefinisikan sebagai efek syariah berupa se1iifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sarna dan mewakili bagian penye1iaan yang tidak terpisahkan atau tidalc terbagi atas: I) Kepemilikan as et berwuj ud te1ientu; 2) Nilai manfaat clan jasa atas aset proyek tertentu atau alctivitas investasi tertentu; 22 Roikhan Mochamad Aziz, Tinjauan Komparatif Obligasi Syari 'ah Antara Indonesia dan Malaysia, dalam Faturrahman Djamil, ed., "Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008), h. 12. 23 Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional, eel.Ill, (Ciputal Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006), h. 193. 18 3) Kepemilikan atas aset proyek teiientu atau aktivitas investasi tertentu. Sukuk yang akan diterbilkan oleh pemerinlah menggunakan istilah SBSN (Surat Berharga Syari'ah Negara) yaitu surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syari'ah, sebagai bukti atas penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam nilai mata uang rupiah alau asing. 24 Sedangkan penge11ian efek syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Adapun ketentuan lebih lengkap tentang penerbitan efek syari'ah lerdapal dalam peraluan BAPEPAMLK No. IX A.13 KEP-130/BL/2006. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat kita ketahui landasan hukum bahwa usaha dengan sukuk itu terhindar dari unsur ribawi sama halnya dengan p1insip ekonomi islam. Alqur'an menjelaskan dengan tegas bahwa tinggalkanlah sisa-sisa riba sebagai jalan taqwa kepada Allah SWT, sebagaimana !e1maklub dalam QS al-Baqarah (2): 278-279 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak menge1jakan (meninggalkan sisa riba), lv!aka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba}, Maka bagimu pokak hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ". 24 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No. I 9 tahun 2008 tentang SBSN. (Jakarta: Menteri Hokum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2008), h. 2. 19 Oleh karena itu sukuk mempakan altematif investasi dari praktek riba pada obligasi konvensionaL Dan sukuk mempunyai akad yang mengikat kedua belah pihak. Ayat dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan sukuk secara umum yaitu QS al-Maidah (5): I )~).,, -;j. ( \ :o/ ;.;;\11) .... ~_;;;.i\ !,'~I ~I· ~~I ~I~ "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. ... ". Dan QS al-lsra (17): 34 . (rt. :w/ ·i_r~'JI) ~0~~'¥1~J ¥~ l.J'~t ..... -;; ) . ,- ,, } " ... .penuhilah janji, Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya ". Sedangkan, al-Hadist menyatakan bahwa adalah perjanjian yang tidak pe~janjian yang dibolehkan mengharamkan yang halal dan tidak menghalalkan yang haram. Sebagaimana yang di 1iwayatkan oleh at-Tirmidzi, yaitu: Nabi Muhammad SAW bersabda : -' a JO 3 JO ,, 3 'JJ~1:;,; ~e:..i1 :J \:;rL _,.Y,:...'.iilJ..<>tf.11~1'-'Y..'.iill?.OJJ)10§.J.1~:;. ,, ,,,, ,, ,, ,, ,, ,, t t-; -; ,, ,, )0 ,, ... -;.-:. 0 •\.iJ) t:i;.J-.1~1'bG-(f- lk~ 'l!~~~~~G l.'.:1;.J-.1~1'J'k..V- ~ (i:f :..-..;i1 " Pe1:janjia11 boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali pe1:ja11jia11 yang mengharamkan yang halal a/au menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan ;yarat-syara/ mereka, kecuali syaral yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang halal. " (HR. at-Tinnidzi) 20 Berdasarkan Kaidah fiqih yaitu25 : ~ / / ,,, // ~ / ,P ~ / ~ ~~~S'.~J~~l~~~~!\~),I.: ~1.jf"~i " Pada dasarnya, semua bentuk mu 'amalah bo/eh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya ". Adapun Fatwa DSN-MUI mengenai obligasi syari'ah antara lain yaitu 26 : I) Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syari'ah. 2) Fatwa DSN-MUI No.33/DSN/MUI/IX/2002 tentang obligasi syari'ah Mur:J.arabah. 3) Fatwa DSN-MUf No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi syari'ah Jjiirah. 4) Fatwa DSN-MUI No.15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi basil usaha dalam lembaga keuangan syari'ah. 5) Fatwa DSN-MUI No: 59/Dsn-MuiN/2007 Tent1mg Obligasi Syariah Mudharabah Konversi. Sedangkan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu: I) Peraturan No. IX A.13 KEP-130/BL/2006 tanggal 23 November tentang penerbitan efek syari 'ah. 2) Peraturan No. IX A.14 KEP-131/BL/2006 tentang akad-akad yang di gunakan dalam penerbitan efek syari'a11. 25 Abd al-Aziz Muhammad azam, Qawaid a/-Fiqh a/-Js/amy, (Kairo: al-Risalah al-Dauliyah, 1999), h.129. 26 Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional, cet.lll, (Ciputat Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006), h. 193, 200, 279, 83. 21 Peraturan khusus untuk SBSN yaitu27 : 1) Undang-undang No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN berisi : • Pemerintah c.q Menteri Keuangan berwenang menerbitkan SBSN, • Penerbitan SBSN dapat dilakukan secara langsung oleh pemerintah atau melalui perusahaan penerbit SBSN, • Pemerintah berwenang menggunakan barang milik negara sebagai underlying asset. • Pemerintah wajib membayar imbalan nilai nominal SBSN pada saal jatuh tempo, • Dalam pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN di sediakan dalam APBN setiap tahun sampai berakhimya kewajiban tersebut. 2) Peraturan pemerintah tentang perusahaan penerbit SBSN dan PMK tentang penerbitan SBSN di Pasar Dalam Negeri PP. Nomor 67 tahun 2008. 2. Jenis-Jenis dan Mekanisme Sukuk a. Jenis-jenis Sukuk I) Sukuk MuJ!arabah Mugiirabah adalah perjanjian kerja sama usaha antara dua pihak, pihak pertama menyediakan modal dan pihak kedua menjadi 27 Dahlan Siamat, "Surat Berharga Syari'ah Negara (Sukuk Negara) Sebagai Altematif lnstrumen Investasi", dalam Investor Gathering PT. Mandiri Sekuritas, 25 Juni 2008 (Jakmta: Rits Cariton Hotel, 2008), h. 3. 22 pengelola28 . Jenis ini merupakan sertifikat yang mewakili proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mugiirabah dengan memperhatikan subtansi Fatwa Dewan Syari'ah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mugarabah. Berikut 1m adalah ciri-ciri yang melekat pada sertifikat mud.iirabah29 : I. Sukuk Muf!.iirabah (SM) mewakili kepemilikan umnm dan memberikan hak pemegangnya untuk berbagi pada proyek khusus. 2. Kontrak SM didasarkan pada pengumuman resmi dari penerbit atau prosfektus, yang hams memberikan seluruh informasi yang diperlukan oleh syari'ah untuk kontrak Qirad seperti jenis modal, rasio untuk distribusi profit dan kondisi lain yang berhubungan dengan penerbit yang sesuai dengan syari 'ah. 3. Pemegang SM diberikan hak untuk memindahkan kepemilikan dengan menjual sertifikat di pasar sekuritas sesuai nilainya. 4. Manajer/supervisor kumpulkan dari yang menerima pelanggan untuk pendanaan SM yang juga di dapat menginvestasikan dananya sendiri. 5. Tidak prospektus dan tidak juga SM yang berisi jamimm, baik dari pihak penerbit atau manajer pendanaan, untuk modal untuk 28 Nasrun Harun, Fiqih Mu 'amalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 175. Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, lnvestasi Pada Pasar Modal Syari'ah, cet. II, (Jakarta, Kencana Predana Media Group, 2008), h. 141. 29 23 suatu keuntungan tetap, untuk keuntungan berdasarkan persentase modal. 6. Diperbolehkan untuk membuat cadangan untuk kondisi tak terduga, seperti hilangnya modal, dengan mengurangi sejumlah persentasi tertentu setiap periode akuntasi. 7. Propektus juga dapat berisi janji yang di buat oleh pihak ketiga, yang secara keseluruhan tidak berhubungan dengan pihak-pihak yang melakukan kontrak. Garn bar 2.1 Model Skim Sukuk Mu!!_arabah INVESTOR/ PEMODAL SHOHIBUL MAAL Keterampilan/ Modal .. .. ~ I Nisbah ~ - ... Operasio/[ KEG IATAN USAHA BAGIHASIL/ PENDAPATAN MA~ol P~lrnl, EMITEN/ PERUSA_HAAN MUfl.ARIB I Nisliah MODAL Studi kasus: Obligasi Syari'ah Mudharabah Indosrut Tahun 2002 • Hasil dana penerbitan obligasi digunakan untuk mengganti sebagian dana internal yang telah digunakan untuk pengembangan bidang usaha seluler lndosat melalui akuisisi anak perusahaaneBagi basil ditetapkan dengan merujuk pada pendapatan (revenue) dari pengoperasian Satelit (Satelindo) dan internet (IM2) 24 • • • • Nisbah ditetapkan konstan untuk Satelit, karena sifat pendapatan operasi yang relatif stabiL dan Nisbah ditetapkan menurun untuk Internet, karena kecenderungan pendapatan internet yang meningkat. Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dilakukan secara kuartalan Expected return diperkirakan sebesar 15.75% Dalam ha! Dana Hasil Obligasi Syari'ah belum habis digunakan, Indosat diwajibkan menyimpan Dana Hasil Obligasi Syari'ah tersebut dalam suatu rekening khusus di salah satu bank syari'ah ditempat kedudukan Indosat Nisbah Bagi Hasil • Dengan nilai emisi sebesar Rp 175 miliar, nisbah investor adalah sebagai berikut: Dari Pendapatan Sewa Satelit: Tl 6,91% 6,91% T3 T4 T5 6,91% 6,91% 6,91% Dan dari Pendapatan Internet (IM2): Tl T2 T3 T4 10,75% 9,02% 7,69% 6,56% E-5.-:-:.- Ilustrasi Pengbitungan Bagi Hasil Tanggal Pencatatan Obligasi Syariah Mudharabah : 8 November 2002. Pendapatan bagi hasil pe1tama: 8 Februari 2003, Dasar Laporan keuangan laba rugi (un-audited) periode kuartal ke-3 2002 (terakhir sebelum H-10 tanggal jatuh tempo pembayaran pendapatan bagi hasil) Pendapatan Satelit = Rp 60,99 Miliar Pendapatan Internet (IM2) = Rp 24,88 Miliar Nisbah investor tahun 2003 adalah sebesar 6,91 % dari Pendapatan Satelit dan 10,75% dari Pendapatan Internet (IM2). Maka, investor akan menerima pendapatan bagi hasil: = (6,91% x Rp 60,99 miliar) + (10,75% x Rp 24,88 miliar) = Rp 6,89 M Ekuivalen return aktualnya = Rp 6,89 miliar/Rp 175 miliar = 15,75% p.a 25 2) Sukuk Musyarakah Ini merupakan sertifkat nilai yang sama yang diterbitkan untuk mobilisasi dana, yang digunakan berdasarkan persekutuan/firma sehingga pemegang-pemegangnya menjadi pemilik proyek yang relevan atau memiliki aset berdasarkan portofolio aset mereka. 3) Sukuk Ijarah Sukuk ijiirah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya jelas dan dapat diketahui, yang melekat pada suatu kontrak jual sewa beli (lease), sewa di mana pembayaran return pada pemegang sukuk berdasarkan akad ijiirah yaitu akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Secara teknis sukuk ijiirah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu30 : l. Investor dapat bertindak sebagai penyewa (mustqjir), sedangkan emiten dapat bertindak sebagai wakil investor dan Property Owner dapat bertindak sebagai orang yang menyewakan (mu 'jir). 2. Selanjutnya setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan kembali obyek sewa tersebut kepada emiten. Atas dasar transaksi sewa menyewa tersebut, maka terbitlah surat berharga jangka panjang (obligasi syari'ah ijiirah), di mana 30 Umi Karomah Yaumidin, Sukuk sebuah Alternatif lnstrumen Jnvestasi, dalam Jusmailani, ed., Investasi syari'ah Implementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, c1lt.l, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), h. 356. 26 emiten wajib membayar pendapatan kepada investor berupa fee serta membayar kembali dana saat jatuh tempo. Gambar 2.2 Model Skim Sukuk Ijiirahi OBY EK IJAROH BERUPA PERALATAN MENJADI -J INVESTOR PEMEGANG OBLIGASil (3) JUAL MANFAAT IJARAH (OBIGASI SYARI' ArH~)_ FIDUSIA/ __,r----. EMITEN \ ' ' ' JUAL MAl'i!FAAT IJARAH (WAKALAf~ JAMINAN ' OBLIGASI (I) MENGALIHK(-N MANF AA T IJARAH I ; ----+---~ ' OBYEK IJARAH ' Gambar 2.3 SukukA/ ljiiralz Muntalliya Bittamlik (Sale and Leaseback) • Penerbitan Pemerintah (Penjual) (Lessee) .... (2) Purchase Undcrtakin : • (2) Pu rchase ' Agrcement (I) Pembcntukan . SPY ..... . oil (4) Perjanjian sewa (ijarah) $ • (5) Servicing Agent SPY (Buyer), (Penerbit), (Lessor) Agreement • (3) Sukuk • $ I Pemegang Sukuk I I) SPY dibentuk untuk penerbitan Sukuk 2) SPY melakukan perjanjian pembelian dengan pemerintah (obligor) untuk membeli aset tertentu seperti tanah, bangunan dan lain-lain (Aset SBSN). Dalam waktu yang sama pemerintah membuat purchase undertaking di mana pemerintah menjamin untuk membeli kembali Aset SBSN dari SPY pada saat akhir periode sewa atau apabila terjadi default. 3) SPY menerbitkan sukuk untuk membiayai pembelian Aset Pool. 4) Pemerintah melakukan perjanjian sewa (Ijiirah/Lease Agreeament) dengan SPY untuk menyewa aset SBSN untuk periode yang sama dengan tenor sukuk yang diterbitkan. 27 5) SPY melakukan pe~janjian keagenan (serving agency agreement) dengan pemerintah di mana pemerintah ditunjuk sebagai agen yang antara lain bertanggung jawab untuk melakukan perawatan dan perbaikan serta penyediaan asuransi terhadap aset SBSN. • Pembayaran lmbalan Pemerintah (Penyewa) l__s_P_Y-~ 2 { r--~- ii' r--~-11>1. Pemegang Sukuk I) Pemerintah membayar sewa (imbalan) secara periodik kepada SPY selama masa sewa. lmbalan dapat di bayar tetap atau mengambang (mengacu pada index seperti LIBOR) 2) SPY mendistribusikan lmbalan kepada pemegang sukuk. • Saat Jatuh Tempo Pemerintah (Penyewa) SPY , - . Pemegang Sukuk 2 1) Pada saat jatuh tempo, SPY menyerahkan kembali Asel SBSN kepada Pemerintah dengan harga yang disepakati yang biasanya sebesar nilai nominal sukuk. Karena kepemilikan aset SBSN kembali kepada Pemerintah. 2) SPY melunasi Sukuk kepada Pemegang Sukuk. Di atas adalah salah satu contoh mekanisme sukuk (SBSN) yang akan dilakukan oleh Pemerintah dengan struktur ljiirah Muntahiya Bittamlik dari proses penerbitan, pembayaran clan saat jatuh tempo. Obligasi ljarah lebih diminati investor, karena pendapatannya bersifat tetap. Terutama investor yang paradigmanya masih konvensional atau konservatif dan lebih menyukaifixed income. 4) Sulmk Istisua' Istisna' adalah pe1janjian kontrak untuk barang-barang industri yang memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA J 28 depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas pembiyaan pembuatan atau pembangunan rnmah, pabrik, proyek, jembatan, jalan dan jalan to!. 5) Sekuritas/Sukuk Salam Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka, yang dibuat w1tuk diperbolehkan barang-barang menjual yang komoditas dikirim yang kemudian. diurus Tidak sebelum menerimannya. Untuk itu penerima tidak boleh menjual kembali komoditas salam sebelum menerimanya, akan tetapi boleh menjual kontrak tersebut dengan kontrak yang lain yang pararel dengan kontak pertama. Sedangkan jenis obligasi syari'ah atau sukuk yang berkembang adalah sukuk mwJ_iirabah dan sukuk ijiirah. 31 b. Mekanisme Sukuk Secara wnum mekanisme ketentuan mengenai obligasi syari'ah adalah sebagai berikut : I) Kontrak atau akad dituangkan dalam perjanjian perwalimatan. 2) Rasio atau persentase bagi basil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan komponen (revenue) atau kew1tWlgan (profit, operating, EBJT). 31 Tjiptono Dannadji dan Hendy M Fakhrudin, Tanya Jawab Pasar Modal, (Jakarta: Salemba 4, 2006), h. 23. 29 Tetapi fatwa MUI No J 5/DSN-MUI/2000, memberikan pertimbangan bahwa dari segi kemaslahatan pembagian usaha sebaiknya menggunakan prinsip revenue sharing. 3) Nisbah yang ditetapkan, meningkat ataupun menurun dengan pertimbangan proyeksi pendapatan emiten, lelapi sudah ditetapkan di awal kontrak. 4) Pendapatan bagi hasil berarti pendapatan yang di bagihasilkan yang menjadi hak dan oleh karenanya harus di bayarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syari' ah. 5) Pembagian bagi hasil pendapatan ini dapat dilakukan secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan atau bulanan). 6) Besamya pendapatan bagi hasil yang ditentukan oleh kinerja aktual emiten, maka obligasi syari'ah memberikan indicative return tertentu. 7) Apabila emiten berbual kecurangan, maka investor berhak menarik dananya, dan sistem pengawasan semua aspek syari'ah dilakukan oleh dewan syari'ah nasional atau oleh tim ahli yang ditunjuk oleh DSNMUI. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk yaitu Originator!Obligor32 , SPY (Special Purpose Vehicle) 33 , Agen Penjual, 32 Ob/igor yaitu pihak yang bertanggung jawab alas pembayaran pokok serta imbal hasil sukuk yang di terbitkan. 33 SPV yaitu badan hukum yang didirikan khusus untuk menerbitkan sukuk dan sebagai wali amanat. 30 Agen Pembayar (Fiscal), Agen Penatausaha (Registar), Syari 'ah Advisor dan Investor. Ketentuan mengenai SPV terdapat dalan1 BAB IV pasal 13-17 UU RI No.19 tal1lm 2008 lentang SBSN dan PP No. 67 2008. Selanjutnya adalall Proses penerbitan obligasi syari'all/sukuk secara umumyaitu: Gambar 2.4 Proses Penerbitan Obligasi Syari':ah Secara Umum DOKUMEN DANA EMITEN JNVESTOR BAGI HASIL DAN PEMBA YARAN POKOK I. Emiten menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk penerbitan obligasi syari'ah kepada undenvriter. 2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor. 3. Bila investor tertarik, maim akan menyerahkan dananya kepada emiten kepada undenvriter. 4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok pada investor 3. Perbedaan Obligasi Konvensional dengan Sukuk/Obligasi Syariah Secara prinsipil perbedaan antara obligasi konvensional yaitu : syariall dan obligasi 31 a. Dari sisi orientasi, obligasi konvensional hanya memperhitungkan keuntungannya semata. Tidal' demikian bagi obligasi syariah, di samping memperhatikan keuntungan, obligasi syariah harus memperhatikan pula sisi halal-haram, artinya disetiap investasi yang ditanamkan dalam obligasi hams pada produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah. b. Obligasi konvensional, keuntungannya di dapat dari besaran bunga yang ditetapkan, sedangkan obligasi syariah keuntungan akan diterima dari besarnya margin/fee yang ditetapkan ataupun dengan sistem bagi hasil yang didasarkan atas asset dan produksi. c. Obligasi syariah, di setiap transaksinya ditetapkan berdasarkan akad. Diantaranya adalah akad mudarabah, mw.yarakah, muriibahah, salam, istisna dan ij[Jrah. Dana yang dihimpun tidak dapat diinvestasikan ke pasar uang dan atau spekulasi di lantai bursa. Sedangkan untuk obligasi konvensional tidak terdapat akad di setiap transaksinya. 34 d. Sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atas hak manfaat (beneficial title) dari suatu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk sedangkan obligasi merupal(an insrtumen utang. e. Penerbitan sukuk memerlukan adanya underlying transaction sebagai dasar penerbitan sedangkan obligasi tidak memerlukan. 34 Ach. Bakhrul Muchtasib, "Obligasi syariah" artikel diakses pada 12 Agustus 2008, http://www.pkes.org/?page=publication list&id=22&content id=48. 32 f. Penerbitan sukuk pada umumnya memerlukan SPY sebagai penerbit, sedangkan obligasi diterbitkan secara langsung oleh obligor. g. Sukuk merupakan instrumen penyertaan sedangkan obligasi instrumen utang. h. Penggunaan dana hasil penjualan sukuk tidak dapat bertentangan dengan prinsip syari'ah. Sementara, proses obligasi dapat digunakan secara bebas lanpa memperhatikan kelentuan syari'ah. 35 Berikut ini tabel ringkasan perbandingan obligasi dan sukuk : Tabet 2.1 Ringkasan Perbandingan Obligasi clan Sulmk KE TERAN GAN Obligasi Konvensional Akad (Transaksi) Tidak Ada Jenis Transaksi Sifat Harga Penawaran Pokok Obligasi saat Jatuh Tempo Kupon - Uncertainty Contract Surat Hutang 100% Investasi 100% 100% 100% 100% Bunga Pendapatan/Bagi Hasil Indikatif berdasarkan Pendapatan/lncome No. 33/DSNMUI/IX/2002 Syariah/ Konvensional Imbalan/Fee Ditentukan sebelumnya No: 41/DSNMUI/III/2004 Syariah/ Konvensional Fl oat/Tetap Fatwa Dewan Syariah Nasional TidakAda 35 Syariah Ijarah Ijarah (Sewa/Lease) Certainty Contract lnvestasi 100% Return Jenis Investor Syariah Mudharabah Mudharabah (Bagi Hasil) Konvensional Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderat Pengetotaan Utang Departemen Keuangan Repubtik Indonesia, Tanya .!awab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) lnstrumen Keuangan Berbasis Syar'ah. (Jakarta: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ab Direktorat Jenderat Pengetotaan Utang Departemen Keuangan Repubtik Indonesia, 2007), h. I I. 33 B. INVEST ASI I. Pengertian Investasi Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa lnggris, yaitu Jnvesmen/. Kata invest sebagai kata dasar investment yang bernrti menanam. Dalam Webster's New Collegiate Dictionary, kata investment didefinisikan sebagai "to make use of.for future benefit or advenlages and commit (money) in order to ernn a financial return". Dalam kamus istilah bisnis investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 36 Jadi, definisi investasi adalah menanam atau menempatkan aset, baik merupakan harta atau dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang. 37 Investasi keuangan memuut syari' ah harus terkait secara langsung dengan suatu asset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena atas manfaat terse but dapat dilakukan bagi hasil. 38 Investor atau pihak yang melakukan investasi dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu investor individual, terdiri dari individu-individu yang 36 T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis lnggris-lndonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), h. 156. "-Muhammad Firdaus, DKK, Briefcase Book Edukasi Profesiona/ Syari 'ah, Sistem Keuangan dan Jnvestasi Syari'ah, (Jakarta: Renaisan !KAP!, 2005), h. 13. 38 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah, (Jakarta: MES, 2007), h. 366. 34 melakukan aktivitas investasi dan investor institusional, terdiri dari perusahaan-perusahaan (misalnya asurans1, bank, dan lainnya) yang melakukan aktivitas investasi. 39 Tujuan dasar investasi adalah untttlc menghasilkan sejumlah dana (uang). Tujuan yang lebih luas unluk meningkalkan kesejahteraan investor (kesejahteraan moneter), yang bisa diukur dengan pendapatan saat ini ditambah dengan pendapatan masa datang. Tujuan khusus investasi dianlaranya : I) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang, seorang bijak berfikir bagaimana untuk meningkatkan atau mempertahankan taraf hidupnya dari waklu ke waktu, bagaimana agar masa datang akan lebih baik. 2) Mengurangi tekanan inflasi. lnvestasi dalam kepemilikan aset misalnya, dapat terhindar dari penurunan nilai akibat inflasi. 3) Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara telah memberikan fasilitas perpajakkan untuk mendorong investasi di bidang usaha tertentu. 2. Proses Investasi Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Adapun lima tahap proses investasi yaitu40 39 : Sutia Budi, Mencermati Trend Investasi Sektor Finansial di Indonesia, dalam Faturrahman Djamil, dkk ed., Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008), h. 29. 35 a. Penentuan tu;uan investasi, tujuan masing-masing investor tentu berbedabeda lerganlung pada investor yang membual kepulusan, misalnya lembaga pensiun berbeda dengan institusi pemerintah dalam melakukan investasi. b. Penenluan kebijakkan investasi, tahap ini dinilai dengan penenluan keputusan alokasi aset atau pendistribusian aset, investor harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperli seberapa besar dana yang dimiliki, porsi pendistribusian dana tersebut, beban pajak serta pelaporan yang harus ditanggung. c. Pemilihan strategi portopolio, terdapat dua pilihan strategi. a) strategi portofolio aktif yang meliputi kegiatan penggwiaan informasi yang tersedia dan teknik peramalan secara aktif untuk mencaii kombinasi portofolio yang lebih baik. b) strategi portofolio pasif yang meliputi aktivitas investasi pada portofolio seiring dengan kine1ja indeks pasar. d. Pemilihan aset, pada tahap ini setiap selauitas yang ingin dimasukan dalam portofolio memerlukan pengevaluasian dengan tujuan untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu porlofolio yang menawarkan return yang te1iinggi dengan risiko tertentu atau menawarkai1 return tertentu dengan tingkat risiko terendah. e. Pengukuran dan evaluasi kinerja porlofolio, tahap ini meliputi pengukuran kinerja portofolio clan perbandingan hasil pengukuran 10 ' Ibid, h. 31. 36 tersebut dengan kine1ja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking biasanya dilakukan terhadap indeks porlofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kine~ja pmtofolio yang telah ditentukan dibanding kine1ja portofolio lainnya. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum melakukan investasi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi investasi, yaitu: a. Pribadi diri sendiri Calon investor harus dapat menilai dan memperhitungkan secara cermat, mengenai usia, bagaimana rencana hidup ke depan dan pribadi diri sendiri, misalnya apakah tergolong yang menyukai risiko (risk seeker) ataukah tergolong yang tidak menyukai untuk menempuh risiko (risk averter). b. Likuiditas Likuiditas atau kelancaran menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi jika sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai dengan segera dapat dicairkan. c. Situasi Ekonomi Internasional Di era globalisasi dan dunia perekonomian bebas seperti ini, unsur ketergantungan antar negara sangat besar. Perubahan kebijakan ekonomi suatu negara dapat berdan1pak positif atau negatifbagi negara lain. 37 d. Pajak Diperhitungkan perkiraan keuntungan bersih setelah di potong pajak. e. Situasi Ekonomi Nasional Situasi ekonomi nasional mempunyai pengaruh yang besar terhadap bidang usaha atau industri di mana obyek investasi yang ditanamkan perlu di ikuti karena hal itu akan bermanfaaat dalam menentukan strategi investasi ke depan. f. Situasi lndustri Situasi industri di mana obyek investasi berada, sangat berpengaruh terhadap obyek ini ditanamkan, apakah bidang industri tersebut sedang berkembang, sedang mendekati titik jenuh atau bahkan sudah jenuh. Hal ini sangat berguna untuk mengambil keputusan apakah masih akan melanjutkan investasi atau beralih ke bidang industri lain. g. Sains dan Teknologi Perkembangan teknologi baru ilmu yang pengetahuan, memacu mempercepat terciptanya perlumbuhan teknologi- ekonomi dan pembangunan suatu bangsa. h. Siklus dan trend Suatu kepercayaan bahwa setiap kegiatan usaha, bahkan juga dalam segala bentuk kehidupan manusia bekerja dalam siklus/daur. Setiap kejadian masa lalu umumnya akan terulang kembali dalam skala berbeda. 38 Tujuan analisis ini adalah untuk meramalkan hal-hal di masa depan berdasarkan kejadian di masa lampau. 4. Landasan Hokum dan Konsep Investasi Syari'ah Ada beberapa landasar syar'i, baik dalam alqur 'an, hadist maupun kaidah fiqih yang mendasari inveslasi, yaitu QS an-Nisa (4): 29 dan diantaranya QS al -Hasyr (59): 18 ) ,. :: :: ):: / ,. ~,. .J /~ :: ):: j. :: I pl) 0_,t::.:.; ~~JH~):Jll\,i;~ .Ml:.:..:;...:; t:~ ),1J:,:JJ1 l_,1;1 i;::r. .i:..JI ~I~ ,. .;- / / / / (\A:O'I " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kainu kerjakan. " QS al-Baqoroh (2): 275 ' :: :: / (~Vo:~ foj:ll)\;"!1~('.?l~IJ..t.. "Allah telah menghala/kan jual beli dan mengharamkan riba ... " QS al-Maidah (5): 1 )~){, '> (\: o/:;,;;\l\) .... ~-~\ ~~\ i;::r.;J.~1 ~\~ "Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu ... " , (i.£.J ~1 ~1:u:.W;-1.1..vl .JJP , ci:J:- ~_,~b1J,,ok1J.,...._)~<\:.j;b1~_) r"' ,y " Rasulul!ah saw melarang jual beli (yang mengandung) gharar" (HR al Jama' ah (mayoritas pakar hadist), kecuali al-Bukhal'i). 5. Prinsip-prinsip Dasar lnvestasi Syari'ah Dalam Islam ada beberapa sektor yang menjadi prioritas dalam berinveslasi diantaranya, yaitu : 39 • Investasi dalam menyediakan kebutuhan pokok manusia papan, sandang, kesehatan dan pendidikan. • lnvestasi untuk mempertahankan stabilitas politik dan keamanan. • Investasi dalam penyediaan infrastmktur perdagangan domestik maupun inlernasional. Sebagai din yang komprehensif (syumu) dan proporsional (tawazun), Islam menetapkan beberapa prinsip pokok dalam investasi, yaitu: 41 a. Rabbani Rabbani merupakan istilah dari bahasa arab, berasal dari kata rabb. Berarti tuhan, pencipta, pemelihara, pemilik, raja dan pemberi rizki. Dalam hal ini, artinya seorang investor meyakini bahwa dirinya, dan yang di investasikannya, keuntungan dan kemgiannya. Serta semua pihak yang terlibat di dalamnya adalah kepunyaan Allah. Sebagaimana Firman Allah SWT QS al-An'am (6):164 ~) (\Ii.:"\ /rl..;'YI) .•. ,,:; ,-,,D) •:? ~-:'J;,:; tG~~i:;.~i J' ~ / / ,,.. "Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. ... b. Halal Investasi yang halal yaitu investasi yang berbagai aspeknya termasuk dalam lingkup yang diperoleh ajaran Islam. 41 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah, (Jakarta: MES, 2007). h. 369. 40 42 Aspek kehalalan tersebut harus mencangkup : 1) Niat atau motivasi. Motivasi yang halal adalah transaksi yang berorientasi kepada hasil yang win-win, yaitu saling memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. 2) Transaksi Transaksi bisnis yang dibenarkan adalah memenuhi syarat sebagai berikut : • Pihak-pihak yang bertransaksi adalah mereka yang memiliki kesadaran dan pemahaman akan bentuk dan konsekuensi transaksi. • Barang atau jasa yang ditransaksikan adalah benda atau jasa yang halal, yang diketahui karakteristiknya oleh para pihak yang terlibal. • Bentuk transaksi jelas, baik secara lisan maupun tulisan, dan dipahami oleh para pihak yang terlibat. • Adanya kerelaan dari para pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. 3) Prosedur pelaksanaan transaksi Sesudah dilaksanakan akad antara pihak yang berbisnis, maka pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dari kekuatan awal. Masing- 42 Ibid, h. 371. 41 masing pihak harus bersikap amanah dan profesional. Tidak boleh mengarah pada tindakan-tindakan kecurangan apalagi wanpreslasi. 4) Jenis barang ataujasa yang ditransaksikan Dalam hal investasi di pasar modal maka hal ini menyangkut underlying assets yang di perjualbelikan, instrumen perdagangan yang dipergunakan, bentuk perjanjian antara investor, pialang, dan manajer investasi atau bahkan dengan pihak emiten tertentu, untuk menghindari adanya insider infiJrmation berujung pada insider trading. 5) Penggunaan barang atau jasa yang di tansaksikan Kehalalan itu tidak cukup hanya pada barang dan jasa, melainkan j uga penggunaannya. Oleh karena itu penggunaan yang tidak benar atau untuk tujuan tidak benar, meskipun benda atau jasa tersebut pada asalnya adalah halal, maka ia dapat jatuh ke haram. c. Maslahah Asas manfaat merupakan ha! yang esensial dalam bemm'amalah secara Islam. Para pihak yang terlibat dalam inveslasi, masing-masing harus dapat memperoleh manfaat sesuai dengan porsinya43 . • 43 Manfaat yang timbul harus dirasakan oleh pihak yang bertransaksi Muhammad Firdaus, dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari 'ah. Sistem Keuangan dan Investasi Syari'ah, (Jakarta: Renaisan IKAPI, 2005), h. 18. 42 • Manfaat yang timbul hams dapat dirasakan masyarakat pada umumnya. C. P ASAR MODAL 1. Pengertian Pasar modal Dalam Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal di definikan sebagai " kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek44 yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek". Jadi, pasar modal yaitu pertemuan antara pihak yang membu!uhkan dana jangka panjang dan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada instrumen finansial (saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain)".45 Sedangkan pengertian pasar modal secara syari 'ah yaitu segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek• yang memenuhi prinsipprinsip ajaran islan1. 2. Fungsi dan Dasar Hukum Pasar Moclal Pasar modal memiliki peran sentral dalam perekonomian suatu negara, bahkan maju atau tidaknya perekonomian suatu negara, salah satunya dapat 44 efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka, dan setiap derivatif dari efek. 45 T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis Jnggris-Jndonesia, (Yogyakm1a: Gadjah Mada University Press, 1996), h. 185. 43 diukur dari maju atau tidaknya pasar modal di negara tersebut. Pasar modal telah tumbuh menjadi leading indicator bagi ekonomi suatu negara, dengan . 46 : ,"ungs1. antara l am l) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3) Menyediakan Leading indicator bagi trend ekonomi negara. 4) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan berprosfek. 5) Menciptakan lapangan kerja yang menarik. 6) Menciptakan likuiditas perdagangan efek kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme. 7) Menciptakan iklim berusaha yang sehat. Landasan Hukum tentang Pasar Modal berbasis syari' ah terdapat dalam beberapa surat al-Qur'an yaitu al-Baqarah (2): 275, 278, 279, anNisa (4): 29, al-Jumu'ah (62):10 dan Al-Maidah (5): I. Berikut ini QS AnNisa (4) 29: 46 Veitzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Conventionel and Syaria system, (Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, 2007), h. 934. 44 .JJ~,, ,, .J J ,, " ,, ~ ::; J J ,, ,, J}a,, "' ' j j _Jr,- '<''. . . r- '.· 'f \;,;;' /.. '·i UI 1Ll:J\, '<':'·'<j(\ I~~ UI :·r,. •. j,)\ I~~\;' 'J (""'~ <.)"" ')' cf" :J . <»"' <.) ' <)""' • • (""'~ i'~ ~ '-"" \ ._,.... U'. ~ - \ 1-:- \) ..,,......, "? / ,,,..,, ,.. ,.. ) / ::: (~ \: iJ •UI) k~~~('-1!10J~l - - - "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. " Dalam Hadist Rosulullah SAW yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah, yang telah menjadi qa'idah fiqih 47 yaitu : "tidak Boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain. " Dan berdasarkan Pendapat Ulama yaitu : Pendapat Ibnu Qudamah48 " Jika salah satu dari dua orang yang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain. " Pendapat Wahbah al-Zuhaili49 "Bermu 'ama/ah dengan (melakukan kegiatan transahi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang di milikinya. " Sedangkan aturan operasional pasar modal syari'ah diatur oleh Dewan Syari'ah Nasional Majlis Ulama Indonesia dan peraturan BAPEPAM-LK sebagai berikut 50 47 : Ahmad bin Muhammad al-Zarqa, Syarh al-Qawa 'id a/-Fiqhiyah, (Dimasyqiy: Dami Ilmi, 1938),cetll,h.165. 48 lbnu Qudamah, al-Mughni, Jilid V, h. 173. 49 Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqih al-Islami wa Adilatuhu, Jilid lll, h. 1841. 45 1) No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentangjual beli saham 2) No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang petunjuk investasi pendanaan bersama berbasis syari' ah 3) No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang tentang obligasi berbasis syari'ah 4) No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang tentang obligasi syari'ah mug/irabah. 5) No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang pasar modal dan petunjuk umum penerapan prinsip-prinsip syari'ah di pasar modal. 6) No. 41/DSN-MUI/Ill/2004 tentang obligasi syari'ah ijarah. 7) Peraturan BAPEPAM-LK No. IX. A.13 tentang pengedaran syari'ah securities. 8) Peraturan BAPEPAM-LK No. IX. A.14 tentang peraturan yang digunakan dalam pengedaran syari'ah securities di pasar modal. 3. Jenis-Jenis Pasar Modal Dalan1 menjalankan fungsinya pasar modal di bagi menjadi tiga macam 51 , yaitu: a. Pasar Perdana Adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum dek tersebut di jual 50 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari 'ah, Jakarta, MES, 2007, h. 134. ".Muhammad Sholahudin, lembaga Ekonomi dan Keuangan lsfam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006), h. 199. 46 melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek di jual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menj ual emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut b. Pasar Sekunder Adalah penj ualan efek setelah penj ualan pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan naik turunnya kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat untuk mendaftar dapat menjual efeknya di dalam burda efek, sedangkan yang tidak dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa, misalnya bursa parareL c. Bursa Pararel Merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat melakukan melalui bursa pararel. Tidak semua efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang go publik dapat menjual sahamnya di bursa efek. Karena, persayaratan untuk mendaftar di bursa efek cukup berat dan sangat ketat. 47 • lnstmmen Pasar Modal Secara umum instrumen terscbut dapat di golongkan meajadi 3 . 52 ke Iom po'I ymtu : a. lnstmmen utang (debt instrument), yang termasuk dalam instrumen ini adalah obligasi. b. Instmmen penyertaan (equity instrument), yang termasuk di dalmnnya adalah penyertaan. Instrument lain (other instrument) seperti option, warrant dan right. Gambar 2.5 Struktur Pasar Modal Indonesia MENTER! KEUANGAN BAPEPAM BURSAEFEK Pemsahaan efek: • Menjmnin emisi • Perantara perdagangan efek • Manajer lnvestasi 52 Ibid .• h. 200. LEMBAGA KLIRING & PEMINJAM (LKP) Lembaga penunjang: •Biro Administrasi efek • Bank Kustodian • Wali amanat • Penasehat lnvestasi • Pemeringkat efek LEMBAGA PENYIMPANGAN DAJllPENYELESAIAN Profesi penunJang • Akuntan • Konsultan Hukum • Penilai • Notaris • Emiten • Pemsahaan publik • Reksadana 48 2. Prinsip dan Mekanisme Pasar Modal Syariah a. Prinsip Pasar Modal Syari'ah Investasi dalam Islam sangat didorong karena diyakini membawa pada peningkatan produktivitas sektor riil dan membawa manfaat bagi umat. Dalam Islam, investasi hanya bisa dilakukan pada aktivitas ekonomi yang jelas-jelas memberikan pengaruh pada sektor riil. Sedemikian penting investasi dalam Islam, sehingga seorang muslim akan dihadapkan pada pilihan untuk berinvestasi atau dikenakan zakat pada uang yang menganggur53 . lnvestasi di pasar modal syari' ah hatus berdasarkan pada 3 prinsip utama syari'ah yaitu dilarangnya rib a (bunga), gharar (ketidakpastian/spekulasi), dan maysir (judi). Ketiga prinsip utama tersebut tergabung dalam rambu-rambu pokok haiia kekayaan dalam Islam dengan penambahan harus terhindar dari unsur haram dan harus terhindar dari unsur kebhatilan dan ketidakadilan. Yang sertai dengan etika jauh daii dhoror dan harus adanya unsur kerelaan. b. Mekanisme Pasar Modal Menurut Syari'ah Suatu pilar dari bentuk pasar modal ideal adalah adanya infrastuktur infonnasi bursa efek yang transparan, tepat waktu clan merata di publik 53 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah, (Jakarta: MES, 2007), h.140. 49 ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar. Mekanisme bursa efek yang wajar juga menyangkut niat investor dalam melakukan lransaksi. Secara umum mekanisme bursa efek yang wajar menurut symi'ah meliputi aspek-aspek sebagai berikut54 : I) Kewajaran Penawaran; dalam menjual efek yang belum di miliki 2) Kewajaran Penawaran; tidak mengganggujumlah efek yang beredar 3) Kewajaran Permintaan; tidak ada pe1mintam1 palsu 4) Kewajaran Kekuatan Pasar; perdagangan yang likuid 3. Pcrbcdaan Pasar Modal Konvensional dan Syari'ah Ada dua hal yang utama dari pasar modal syari' ah yaitu in de ks Islan1 dan pasar modal syari'ah itu sendiri. Tabcl 2.2 Pcrbandingan Pasar Modal Syari'ah dcng:m Konvcnsiona155 : Svari'ah Konvensional lnvestasi terbatas pada sektor-sektor tertentu I. lnvesor bebas memilih investasi antara debt-bearing invesment dengan yang tidak di larang atau masuk dalam negatife list investasi syari 'ah dan tidak atas profit-bearing invesnzent diseluruh sektor. dasar hutang. 2. Di dasarkan pad a prinsip syari'ah yang 2. Di dasarkan pada prinsip bunga. mendorong penerapan profit-lost sharing 3. Memperbolehkan spekulasi dan judi yang pada gilirannya akan mendorong dan skema kemitraan. flul.-tuasi pasar yang tidak terkendali. 3. Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi danjudi. 4. Guideline investasi secara um urn pada produk hukum pasar modal. 4. Adanya syari' ah guideline yang mengatur berbagai aspek seperti alokasi aset, praktek investasi, perdagangan dan distribisi pendapatan. 5. Terdapat mekanisme screening perusahaan vang harus mengikuti orinsio svari 'ah. l. 54 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah, (Jakarta: MES, 2007), h. 144. 55 Esta Lestari, Perbandingan Kine1ja Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional di Indonesia Pendekatan Volalitas, dalam Jusmaliani, ed., lnvestasi syari'ah lmplementasl Konsep pada Kenyataan Empirik, cet.l, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), h. 179. 50 BAB III PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR MODAL SYARI' AH A. Sejarah Sukuk Sebelum ada istilah sulmk, orang biasa mengenal istilah obligasi syari'ah, obligasi sendiri berasal dari bahasa latin obligare yang berarti ikatan kewajiban, atau secara istilah yaitu kewajiban yang ditetapkan ketika pembuatan perjanjian dan berlaku selama perjanjian tersebut 56 . Sukuk dikenal sejak abad 7 Masehi, ketika pemerintahan Umayah mengeluarkan sukuk al Badai yang merupa kupon komoditas yang mirip dengan eek gudang. Tercatat juga melalui bukunya Iman Malik, al Muwatta, mengemukakan bahwa sukuk al Badai merupakan bukti pemilikan barang dalam jumlah tertentu dari bendahara negara, bisa diperdagangkan sebelum sampai batas waktu yang ditentukan. 57 Sukuk atau obligasi syariah ini bukar1 merupakan istilah yang barn dalam sejarah Islan1. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan intemasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha 56 T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis Inggris-Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), h. 206. 57 Heri Sudarsono, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses pada I September 2008, dari lillJl:i/herisudarsono07.multiply.com/journal/item/12/Sukuk.html. 51 perdagangan dan al'tivitas komersial lainnya. Namun demikian, sejumlah penulis Baral yang memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata "cheque" dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer58 . Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (!JC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA - Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan Global Corporate Sukuk di pasar keuangan !slant intemasional. lnilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar intemasional 59 • Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar intemasional terns bermunculan bak cendawan di musim hujan. Pada industri Pasar Modal, prinsip syariah telah diterapkan pada instrumen obligasi, sahan1 dan reksa dana. Adapun negara yang pertama kali memperkenalkan untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah Yordania dan Pakistan, dan kedua negara tersebut juga telalt menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. 60 58 Nurul Huda dan Edwin Nasution, Jnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.II, (Jakarta: Predana Media Group, 2008), h. 136. 59 Heri Sudarsono, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses pada l September 2008, dari http://herisudarsono07.multiply.com/journal/item/12/Sukuk.html. 6 Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 2. ° 52 Di Indonesia istilah sukuk mengalami perjalanan sejarah yang panJang. Dimulai dengan hadimya pasar modal di Indonesia jauh sebelum Negara Republik Indonesia ini diploklamasikan di zaman penjajahan Belanda. Ketika itu pasar modal didirikan dengan tujuan menghimpun dana untuk menunjang ekspansi perkebunan milik Belanda di Indonesia, di rnana para investor yang masuk adalah orang-orang Belanda dan Eropa lainnya. Keberadaan pasar modal Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya Vereniging Voor de Effectenhandel di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 pada saal inilahjual-beli saham dan obligasi dimulai 61 • Melihat perkembangan yang positif bursa efek di Batavia, pemerintah Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota laim1ya, yaitu di Surabaya pada 11 Januari 1925 dan di Semarang I Agustus 1925. Awa! tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, melihat kondisi yang tidak menguntungkan maka pemerintah Belanda memusatkan perdagangan efek di Batavia dengan menutup bursa efek Surabaya dan Semarang. Selanjutnya pecah karena Perang Dunia II, Pemerintah Belanda menutup bursa efek Batavia pada 10 Mei 1940. Setelah ada pengakuan kedaulatan Indonesia dari peme1intahan Belanda, pemerintah Republik Indonesia mengaktiJkan kembali bursa efek Indonesia, dikeluarkan Undang-Undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951 yang selanjutnya ditetapkan dengan Undang-Undang NO. 15 61 Veitzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Conventionel and ,<;yaria !Jysten1, (Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, 2007), h. 930. ·····-~ ,,~,~-·· 53 ~ J ~~~-••Tahun ·--== ~aada --···--' 1952 tentang bursa. Berdasarkan UU tersebut, bursa efek di buka kembali 11 Juni 1952. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1976-1987 pasar modal Indonesia rengalami praderegulasi dengan adanya Kepres RI No. 52 mengaktifkan kembali ~asar modal kemudian disusul dengan go public. Selanjutnya era deregulasi pada < -< ====-::; .p 987-1990 ~::;~erangsang pemerintah mengeluarkan beberapa paket deregulasi untuk seluruh sektor dalam perekonomian yaitu Paket Kebijakan Desember ~ ---'1987 (PAKDES) dan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO). Setelah itu masa <I +:onsolidasi 1991-1995 dicapainya lndeks Harga Sahan1 Gabungan (IHSG) dan ~ __ 1 ~ra undang-undang pasar modal 1996-sekarang tidak hanya untuk menggantikan ·······.···, <uU Darurat Bursa No. 15 Tahun 1952 yang tidak sesuai pada saat ini, tetapijuga 111engatasi era globalisasi yang semakin mendekat62 . Setelah itu hadirlah pasar modal syari'ah di Indonesia diresmikan pada 14 ········-·- *'1aret 2003. Dimulai lebih awal, dengan terbitnya Reksa Dana Syaiiah Danareksa ;;;:;;;::::;~ada -------==--· Juli 1997, dan diluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000, ~:~;;;=~ilanjuti instrumen investasi syari'ah lain yaitu obligasi syari'ah yang mulai -'---( :__:_:--..fiterbitkan pada tahun 2002, dimulai oleh obligasi syari'ah korporat yang i_0~~;:i1ertama kali menerbitkan yaitu PT. Indosat, setelah itu terus terus be1munculan ·-----··:=:::':·:··~i =.;.;__4.Jengan hasil yang menggembirakan walaupun jumlah emiten yang menerbitkan ~rasih -:=--1 ~=~ 1~an • sedikit, hingga saat ini baru ada 24 efek syari'ah. Setelah itu BAPEPAM LK telah menerbitkan 3 Regulasi tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar 62 Ibid., h. 930-931. 54 Modal dan telah meluncurkan Daftar Efek Syariah pada tahun 2006 dengan istilah sukuk yang penggunaan istilah sukuk digunakan mulai tahun 2007. Selmtjutnya Pemerintah Indonesia pun ikut serta untuk menerbitkan sukuk dengan menggunakan istilah SBSN (Surat Berharga Syari'ah Negara) dengan meresmikan UU No. 19/2008 tentang SBSN pada 9 April 2008. Harns kita akui, bahwa sukuk ini adalah salah satu bentuk terobosan barn dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer. B. PERKEMBANGAN SUKUK DALAM NEGERI Obligasi (Sukuk) Syariah merupakan instrumen investasi baru yang mewarnai pasm· modal Indonesia sejak tahun 2002. Pioner-nya adalah PT Indosat, telah meluncurkan Obligasi Mudharabah senilai Rp 175 milim-. Langkah ini kemudian diikuti banyak pernsahaan seperti Matahari Putra Prima, Sona Topas Tourism Industry, Berlian Laju Tanker, Bank Bukopin, PTPNVII, Cilim1dra Perkasa, Bank Syariah Mandiri, Bank Muammalat Indonesia, Citra Sari Makmur, lndorent dll. Di Indonesia pasar modal syariah secm·a resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU m1tm·a BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN - MUI). Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, nmnun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danm·eksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment 55 Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berke1jasama dengan PT. Danareksa Investment Management me!tmcurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanarnkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah63 . Pasar keuangan di Indonesia barn saja mencatat sejarah barn. Pada 9 April 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Gambar 3.1 Perkembangan Penerbitan Suknk Korporasi Indonesia Talmn 2007 Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi II ill Jumlah Emiten (LHS) -II!-·· Total Nilai Emisi (RHS) 30 ! I 4000 ~ ~~ t.~rr101JjJ !ggi~ ! 2002 2003 2004 2005 2006 2007 • • 63 Jumlah issuers dan nilai nominal Obligasi Syariah 2003: 6 issuers dan Rp740 miliar. 2007: 21 issuers dan Rp3,23 triliun. Market-share volume obligasi syariah mencapai 2,5%. Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 5. 56 Dalam perkembangan strnktur obligasi syari 'ah di Indonesia untuk saat ini masih pada penggunaan struktur sukuk mugiirabah dan sukuk ljiirah, berikut ini perkembangan stuktur sukuk yang berada di Indonesia : Gambar 3.2 Perkembangan Struktur Sukuk dalam Negeri Kumulatif Penerbitan 2002 - 2004 Kumulatif Penerbitan 2004 - 2007 Mudaraba ljarah Rp100 bn (12%) Rp200 bn (8%) Mudaraba ljarah Rp740 bn Rp:2,194 bn (88!Vo) (92%) Terlihat bahwa perkembangan struktur sukuk di Indonesia pada tahun 20022004 lebih mendominasi dengan strnktur mwJ_iirabah, sedangkan pada tahun 2004-2007 slruklLff ljiirah lebih banyak diminati daripada struklur mugiirabah. Pada tahun 2008, jumlah peserta obligasi syari'ah/sukuk be1iambah secara otomatis nilai emisi juga bertambah. Pada tabel berikut ini adalah para emiten obligasi syari'ah/sukuk yang terdafiar sampaijuli 2008 yaitu: CORPORATE SYARIAH BONDS (SUKUK) Serie Name of Bond Issue Date Listing Date Maturity Date Nomin;l Value (!OR) 1 Obligasi Syari'ah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 10-Jul-03 15-Jul-03 10-Jul-08 45.000.000.000 2 Ob!igasi Syariah I Subordinasi Bank Muama!at Tahun 2003 15-Jul-03 21-Jul-03 15-Jul-10 200.000.000.000 3 Obligasi Syariah Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2003 31-0ct-03 3-Nov-03 31-0ct-08 200.000.000.000 4 Obligasi Syari'ah Mudharabah PTPN VII Tahun 2004 26-Mar-04 29-Mar-04 26-Mar-09 75.000.000.000 5 Ob!igasi Syarlah ljarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004 11-May-04 12-May-04 11-May-09 150.000.000.000 6 Ob!igasi Syariah ljarah Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004 28-Jun-04 29-Jun-04 28-Jun-09 52.000.000.000 7 Obligasi Syariah !jarah !ndorent 1Tahun2004 11-Nov-04 12-Nov-04 11-Nov-08 100.000.000.000 8 Obligasi Syari'ah ljarah Berlina I Tahun 2004 15-DP.c-04 16-Dec-04 15-Dec-09 85.000.000.000 9 17-Dec-04 8-Apr-05 20-Dec-04 11-Apr-05 17-Dec-09 10 Obligasi Syari'ah ljarah I HITS Tahun 2004 Ob!igasi Syariah ljarah Apexindo Pratama Outa l Tahun 2005 8-Apr-10 122.000.000.000 240.000.000.000 11 Oblfgasi Syariah ljarah lndosat Tahun 2005 21-Jun-05 22-Jun-05 21-Jun-11 285.000.000.000 12-Jul-05 21-Jun-06 13-Jul-05 22-Jun-06 12-Jul-1 O 21-Jun-16 200.000.000.000 29-May-07 30-May-07 29-May-14 400.000.000.000 5-Jul-07 6-Jul-07 3-Jul-12 12 Obligasi Syariah ljarah I Ricky Putra Globalindo Tahun 2005 13 Obligasi Syariah Jjarah PLN I Tahun 2006 60.400.000.000 14 Sukuk ljarah lndosat II Tahun 2007 15 Sukuk !jarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 16 Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007 6-Jul-07 9-Jul-07 6-Jul-12 125.000.000.000 17 Sukuk ljarah PLN II Tahun 2007 10-Jul-07 11-Jul-07 1O-Jul-17 300.000.000.000 18 Sukuk ljarah lndisat Ill Tahun 2008 27-Mar-08 10-Apr-08 9-Apr-13 570.000.000.000 28-May-08 6-Jun-08 5-Jun-13 200.000.000.000 17-Jun-08 26-Jun-08 25-Jun-13 I 200.000.000.000 19 Sukuk Mudharabah I Mayora lndah Tahun 2008 20 Sukuk ljarah I Summarecon Agung tahun 2008 21 Sukuk ljarah Aneka Gasa lndustri ltahun 2008 9-Jul-08 22 Sukuk ljarah Metrodata Electronic I Tahun 2008 7-.iul-08 100.000.000.000 23 Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muama!at tahun 2008 11-Jul-08 400.000.000.000 I I 200.000.000.000 I 220.000.000.000 4.529.400.000.000 Jumlah 1 Obligasi Syari'ah Mudharabah !ndosat Tahun 2002 Utuh tempo & lunas) 6-Nov-02 8-Nov-02 6-Nov-07 2 Obligasi Syari'ah Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003 (bought backed I 26-Sep-03 1-0ct-03 26-Sep-08 60.000.000.000 3 4 Obligasi Syari'ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Thn 2003 2-Jun-03 28-May-08 60.000.000.000 12-Jul-04 9-Jul-09 100.000.000.000 Obligasi Syariah ljarah,Citra Sari Makmur I Tahun 2004 (bought backed before Jum lah 9-Jul-04 175.000.000.000 4.924.400.JOO.OOO 57 C. PERKEMBANGAN SUKUK GLOBAL DAN DI BEBERAPA NEGARA Perkembangan keuangan syariah global yang sangat pesat ini terutama dipicu oleh aktivitas investasi yang dilakukan oleh para investor dari negara-negara yang lergabung dalam the Gulf Cooperation Countries (GCC), yaitu Bahrain, Oman, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) di berbagai negara64 • Data-data dari Islamic International Finance Market (IIFM) menmtjukkan dalam periode 2000-2006, total sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia telah mencapai lebih dari US$50 miliar dengan rincian cmporate sukuk sekitar US$44 miliar dan sovereign sukuk US$6 miliar lebih. Dari sekitar US$50 miliar sukuk tersebut, sekitar US$19 miliar merupakan global sukuk, atau sukuk yang diperdagangkan di bursa global 65 . Perkembangan lainnya, Dow Jones Islamic Indeks telah mengmnumkan membuat Sukuk Index untuk memonitor perkembangan pasar ini. Peminat sukuK, kini juga semakin rasional. Ini terlihat bahwa sekitar 48% dari total sovereign sukuk yang telah diterbitkan dipesan oleh para investor konvensional yang meliputi 25% investor institusi, 11 % fimd manager, dan 13% dari bank sentral dan institusi pemerintah66 . Berikut ini perkembangan sukuk sovereign: 64 Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) Instrumen Keuangan Berbasis Syar'ah. (Jakarta: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Depmiemen Keuangan Republik Indonesia, 2007), h. I. 65 Sunarsip, "Menm1gkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel diakses pada 12 Juni 2008, dari http://sharialearn.wikidot.com/fdsn04 l .html. 66 Zamir Iqbal, "Sukuk Global Melonjak Tajam Tahun Lalu", artikel diakses pada 12 Juni 2008, dari htto://www.sebi.ac.id/index.php?option~com content&task.html. 59 rupiah. Hal itu sejalan dengan pertumbnhan ajaran Islam yang pesat di Eropa. Dalam perkembangannya, sistem keuangim Islam ini !idak hanya didomonasi umat Islam Eropa, melainkan telah mermnbah kedunia bisnis yang lebih luas. Sebagai contoh meningkatnya penerbitan sukuk atau obligasi syari'ah enan1 bulan pertama tahun 2007 ini, tak lepas dari kia:n besm·nya minat lembaga keuangan Eropa bergelut di sektor investasi berbasis ajaran Islam ini. 68 Menurut Islamic Finance Information service, pasar sukuk sendiri tumbuh hingga 75 % dengfill nilai 85 milim· dolar AS dari jumlah yang diterbitkan dalam enam bulan pertama tahun 2007. sebanyak 24,5 % miliar dolar AS dana yang melampaui total jun1lah yang di raih talmn 2006 sebesar 26,5 miliar dolar AS. Menurut Bank of london dan sejumlah lembaga keuangan Timur Tengah, berkembangnya pasm· sukuk sebagai hasil dari meningkatnya pemahaman dunia akan sistem keuangan Islam dan kesediaan Eropa untuk menerima sukuk sebagai . . . yang menguntungkan@ . mstrumen mvestas1 Gambar 3.4 Perkemba11ga11 Pasar Indeks Islami Global - - - - - - - - - - - - - - - - - :::: ,000 2,500 2,000 .Apr J;an Oot Jul ..Clpr ~Ian 20(13 20(14 2(105 20(16 2007 68 1,000 Aries Mufti dan M. Syakir Sula, An1anah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonon1i Syari'ah, (Jakarta: MES, 2007), h. 149. 69 Ibid., h. 149. 60 Pasar Modal Syariah dalam bentuk indeks Islam telah dimulai saat dikeluarkannya Equity Fund pertama yang bemama The Amana Fund yang didirikan Juni 1986 oleh The North American Islamic Trust dan Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) diluncurkan Februari 1999 yang merupakan bagian dari Dow Jones Global Indexes (DJGI)7° secara keseluruhan71 Obligasi syariah global pada tahun 2000 sudah diterbitkan, instrnmen ini bernilai US$ 9 Miliar yang merupakan pertumbuhan tercepat yang berkinerja 100% per tahun. Hal ini mengakibatkan te1jadinya kemajuan yang pesat di dalam instrumen Obligasi Syariah Global maupun Obligasi Syariah Korporat. 72 Total aset keuangan syariah global, diperkirakan mencapai USO I lriliun. Lebih dari 300 lembaga keuangan syariah beroperasi di sekii:ar 75 negara, dengan pertumbuhan rata-rata 15 - 20% pertalmn. Dan Timm Tengah merupakan salah satu pusat transaksi keuangan syariah yang penting karena besamya repatriasi dana-dana pasca insiden 11 September 2002 clan kenaikan harga minyak clunia. Gambar 3.5 Trend Penerbitan Sukuk Global 5'ource: Bloomberg 35000 I 300001 25000 I 20000 I 150ooi 100001 50001 0 2002 70 2003 2004 2005 2006 2007 Dow Jones is a leading provider of global business news and infmmation services. DJIMI (Dow Jones Islamic Market Index) is a leanding provider of global news and infonnation servis for islamic index/fund. 71 Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 3. 72 Ibid., h. 5. 61 Tabel 3.1 Beberapa contoh Sovereign Suku1k -\ ~ Penerbit Malaysia Global Sukuk Inc. Qatar Global SukukQSC Dept of Civil Aviation Pakistan Intl SukukCo. Ltd. Stichting Sachsen Anhalt Trust Obligor Pemerintah Malaysia Pemerintah Qatar Pemerintah UAE Pemerintah Pakistan Pemerintah Sachsen Anhalt Ciennany Ijarah ljarah ljarah Sukuk (Brunei) Inc. Pemerintah Brunei struktur ljarah Volume: US$600 juta Terbit I Jatuh Tempo: 2002/2007 2003/2010 2004/2009 6-1no Libor 6-mo Libor +40bps 6-mo Libor +45bps 6-mo Libor +220bps 6m Euribor +1.00% Zero Coupon/ - Sovereign Sukuk alljara pertamadi GCC Int'! soverein Sukuk terbesar Sukuknoninvestrnent Sovereign sukuk pertama di Ero pa Shorte1m sukuk pertama +95bps Deskri psi Sovereign sukuk int'! pertama di dunia Ijarah US$700juta US$! milyar BN$500 juta (max US$! M) US$600 juta 2004/2009 grade pertama \jarah 2006/2007 (365 hari) Perkernbangan Sukuk di beberapa negara : a. Kasus Sukuk di Malaysia Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah-kaidah investasi secara islami. Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di 62 atas, pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamic Instrument. Malaysia memulai emisi pertama dalam pengembangan Obligasi korporat pada tahun 1990. Dengan menerbitkan Obligasi Syariah Shell MOS. Dengan nilai 125 Juta secara sindikasi. Penjualan sindikasi yang dimaksud adalah perusahaan investasi membeli aset-aset perusahaan emiten yang bernilai RM 125 juta, kemudian di jual kembali kepada Shell MOS Sdn Bhd dengan harga yang sama di tambah margin keuntungan yang telah ditetapkan. Obligasi syari'ah yang pertama kali diterbitkan ini menggunakan konsep Bay Bitsamani/ Ajil73 • Berdasarkan keterangan dari Deputi Menteri Keuangan Malaysia Datuk Awang Adek Hussin diperoleh keterangan bahwa Malaysia saat ini mengendalikan sekitar 70% dari total sukuk yang diterbitkan pasar global (global sukuk). Sedangkan berdasarkan data dari Islamic Financial Information Service (IIFS) dari "top 20" investment bank yang meqjadi underwriter bagi penerbitan sukuk di berbagai negara pada tahun 2005, peringkat 1, 3, 4, 5, dan 6 dipegang oleh investment bank Iriformation Service (IIFS) dad "top 20" investment bank yang meqjadi underwriter bagi penerbitan sliklik di berbagai negara pada tahlin 73 Roikhan Mochamad Aziz, Tinjauan KomparatifObtigasi Syari'ah Antara Indonesia dan Malaysia, dalam Faturrahman Djamil dkk, ed., "Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STJE Ahmad Dahlan,2008), h. 17. 63 2005, peringkat 1, 3, 4, 5, dan 6 dipegang oleh investment bank yang bennukim . 74 . d1. Ma Iaysia Pertrunbuhan pasar modal Syariah di Malaysiajuga amat menjanjikan. Per 30 September 2007, dana "Syariah Based Unit Trust flmd' di Bursa Efek Malaysia, tercatat han1pir mencapai 21 triliun ringgit. Pada kwartal ke 3 tahun 2007,jumlah sukuk di Malaysia 14,730 milyar ringgit yang diterbitkan oleh 14 perusahaan. Bahkan menurut Aslim Tadjudin, Deputi Gubernur 13[ pada saat Lokakarya Sukuk 19 Juni 2007, menyatakan bahwa dari sekitar USS 13,8 milyar sukuk global US$ 11,5 milyar atau sekitar 80% dikuasai oleh Malaysia. 75 Gambar 3.6 Sukuk Berdasarkan Currency Malaysia berhasil meraih pangsa pasar sukuk terbesar tidak lepas dari usalia yang dilakukan baik dari sisi suplay ( ketersediaan sukuk yang ditawarkan) mauplU1 dari sisi demand (peningkatan jumlah investor), yaitu: 74 Sunarsip, "Menangkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel diakses pada 12 Juni 2008, dari http://sharialeam.wikidot.com/fdsn041.html 75 Harianto Solichin "Peranan Pasar Modal dalam Menggerakkan Pertun1buhan Ekonon1i Sektor RiiI'', artikel di akses pada 17 Juni 2008, dari http://www.cidesonline.org/content!view/217/63/lang.id. 64 Dari sisi supp lay (ketersediaan sukuk yang ditawarkan) I. Dukungan pemerintah dan regulasi yang sesuai kerangka hukum syariah. Keseri usan pemerintah Malaysia dalam mendukung pasar modal syariahnya terlihat dari kesiapan infrastruktur dan penyediakan perangkat hukum yang sesuai dengan syariah, sehingga memberikan kemu<lahan bagi pengusaha untuk menerbitkan sukuk dan dapat memberikan kepastian hukum . 2. Adanya konsisensi dalam penerbitan sukuk termasuk sovereign sukuk. Dengan tersediannya infrastruktur dan regulasi, menyebabkan banyak perusahaan yang ingin menerbitkan sukuk di Malaysia. Terbuki banyaknya unit trust yang menerbitkan sukuknya di Malaysia. Oteh sebab itulah maka terjadi konsistensi dalam penerbitan sukuk setiap periodenya. 3. Inovasi terhadap penawaran sukuk yang baru sepe1ii khasana exchangeable, mudarabah plus susharakah, dan lain sebagainya. 4. Sukuk dalam berbagai mata uang yang ditawarkan baik kepada investor lok.al maupun asmg. Dari sisi Demand (peningkatanjumlal1 investor) yang dilakukan adalah: I. Pembentukan pasar uang antar bank syariah dengan disertai jumlah institusi finansial yang cukup banyak 2. Pemberian fasilitas bagi masuknya fund manager asing/ pembebasan pajak bagi investor asing 3. Pembentukan Fund Syariah/RE!Ts/Infrastruktur sektor keuangan. 65 Dengan usaha-usaha di atas yang disusun secara si.stematis dan strategis berhasil membawa Malaysia menguasai pangsa pasar sukuk clunia seperli saa! ini. Waspacla online tanggal 2 Agustus melansir pemyataan Deputi Gubemur Bank Negara Malaysia, Dato Mohammad Razif Abdul K.adir yang menyatakan bahwa pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan pembebasan pajak (tax holiday) selama sepuluh tahun bagi pengusaha Indonesia yang mengeluarkan sukuk di Malaysia. Selain itu pemerintah Malaysia juga menerapkan stamp duty exemption on Islamic securities, menghilangkan pajak berganda bagi !ransaksi murabahah dan tax neutrality. Pemerintah Malaysia juga ticlak membebankan pajak bagi hasil (clividen) dari sukuk tersebut. b. Kasus Sulmk di Qatar Qatar Global Sukuk (QGS) adalah sebuah kerjasama antra perusahaan saham di Doha selama Oktober 2003, didirikan sebagai kerjasama Ventura clengan Special Purpose Vehicle (SPV) oleh pemerintahan Qatar, dalam ha! ini di wakili oleh Qatar International Islamic Bank (QIIB) dab HSBC. Pacla tanggal 8 Oktober 2003, pemerin!ah Qatar menerbitkan sllkllk senilai US$ 700 juta yang berak.liir pada tahun 20 I 0. penerbitan sukuk ini di tujukan untuk membiayai pembangaunan rumah sakit the hamad medical City yang berlokasi di Doha, Qatar. Dengan mengllnakan akad Ijarah. 76 76 Umi Karon1ah Yaumidin, Sukuk sebuah Alternatif Instrumen /nvestasi, dalam Jusrnailani, ed., Investasi syari'ah Implementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, eel.I, (Yogyakarta; Kreasi Wacana, 2008), h. 359. 66 Return di jamin oleh pemerintah Qatar, oleh karena itu replikasi dan floting rate instrumen hutang pemerintah Qatar. Sertifikal ini memiliki rating A+ yang di keluarkan oleh Standat & Poor's dan penerbitan di tujukkan untuk menjadi salah satu penerbitan baik di the Luxembourg Stock Exchange dan the Labuan International Finencial Exchgange (Malaysia). c. Kasus Sukuk Jerman Bersatu Jerman merupakan satu negara yang dapat di jadikan contoh baik untuk penerapan sukuk Al-Ijarah. Pada awal pemerintahan Jerman memiliki dana sukuk sebesar US$ 100.000.000 yang dikeluarkan oleh The Federal State of Saxony Anhalt. Pemerintah negara federal adalal1 Jerman barn setelah proses reunifikasi anlara Jerman Barnt dengan Jerman Timur. Setelah proses ini utang-utang masing-masing Negara di jamin seluruhnya oleh Negara Federasi Jerman. Dengan penjamunan tersebut, sukuk hadir sebagai dalah satu bentuk bonds yang memiliki ranking terbaik memirul penilaiait dari Fitch dan Standar Poor 's 77 • Obligasi ini di hargai plus I basis point enam bulan EURIBOR (European Interbank Offered rate), yang di pilih sebagai benchmark. Citygroup telali di runjuk sebagai lead manajer dan kuait Finance House sebagai co-lead manajer. Selain itu sukuk juga telal1 mendapat sertifikasi syari'ah dewan syari'ah City Islamic Invesment Bank. Dengan melibatkan keuangan Internasional yang bergengsi dan te1jamin baik reputasinya, maka wa,jar jika sukuk ini mendapatkan reputasi dan rangking terbaik. 77 Ibid., h. 363. 67 BABlV ANALISA POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA A. Analisis SWOT Sukuk Untuk mengetahui potensi sukuk, maka penulis membuat analisa faktor internal maupun ekstemal sukuk atau di sebut juga analisis SWOT yang dapat membantu untuk menemukan empat slrategi yaitu strategi SO (StrengthOpportunity), strategi WO (Weaknsess-Opportunity), strategi ST (StrengthThreats) dan strategi WT (Wea/mess-Threats). Berikut ini adalah ringkasan analisis SWOT sukuk. Tabet 4.1 Analisis SWOT Sukuk INTERNAL Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) I . Bagi hasil sukuk yang I. Tantanganjangka kompetitif. pendek sukuk dirasa 2. Menghasilkan masih besar. Keuntungan berupa 2. Sukuk dinilai lebih 'margin' danfee. mahal di bandingkan 3. Adanya underlying obligasi konvensional. 3. Pemahaman masyarakat asset. 4. Menciptakan price dan investor tentang tension. sukuk masih minim. 5. Struktur sukuk yang 4. Sukuk dipandang inovatif. kurang likuid. 6. lnvestasi sukuk terbuka untuk semua investor ( syari 'ah dan konvensional). EKSTERNAL Opportunity (Peluaug) Stratcgi SO Strategi WO I. Meningkatkan service I. Populasi muslim besar di I. Melakukan sosialisasi dunia terutama di Indonesia, yang profesional tentang sukuk kepada dan masih banyak ladang sehingga investor semua kalangan. 2. Menin katkan untuk investor muslim. merasa nyaman. 68 2. Pennintaan kuat dari pasar internasional khususnya tirnur tengah 3. Penempatan fortopolio perbankan syari'ah, asuransi syari'ah dan lembaga keuangan syari 'ah lainnya yang over/ikuiditas. 4. Dukungan regulasi yang mulai kondusif 5. Diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool dana yang barn, 6. Menjadikan BMN (Barang Milik Negara) tcrkclola lebih baik. 7. Jumlah emitenlissuers yang melakukan penawaran efek syariah masih sedikit. 8. Proporsi (market share) produk syariah rclatif masih sangat kecil. Threats (Ancaman) 1. Gejolak perekonomian global yang dinamis dan mempengaruhi perckonomian suatu bangsa. 2. Persaingan pasar sukuk di berbagai negara. 3. Kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang kurang jelas. 4. Praktek sukuk masih ada yang bermasalah. 5. Investor asing lebih dominan dibanding investor domestik. 2. Meningkatkan peran dan pelaku pasar modal. 3. Melakukan upaya strategis dalam rangka menarik minat para investor, ten1tama yang bersifat pragmatis. 4. Pemerintah perlu segera mendorong terbentuknya lembaga SPV milik negara. 5. Perlunya infrastruktur investasi yang co11ifortab/e bagi masuknya investor asing yang hendak berinvestasi dalam instrumen keuangan syariah. 6. Meningkatkan kepercayaan investor dengan memperhatikan 5 prakondisi investasi. Strategi ST 1. Memperkuat SDM yang ahli dan profesional mengelola sukuk. 2. Mempertajam analisa terhadap perkembangan ekonomi dunia. 3. Meningkatkan pengawasan pasar modal. 4. Meningkatkan kepastian hukum. 5. Menggalakkan minat Investor Domestik. kerjasama yang baik antara pemerintah, pengusaha, ekonom, dan akademisi. 3. Melakukan study banding terhadap perkembangan sukuk di berbagai negara. 4. Meningkatkan kinerja sukuk agar tidak kalah dc;ngan obligasi konvensional Stategi WT 1. Memperkuat pertahanan internal sukuk. 2. Mempertajam pemahaman tentang instrumen syari'ah. 3. Menciptakan suasana nyaman, tenang kepada investor. 4. Berpedoman kepada sifat Rosulullah Shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Berdasarkan ringkasan di atas, maka penulis mema.parkan analisis SWOT sukuk tersebut yaitu : 69 I. Strength Sukuk a. Bagi basil sukuk yang kompetitif Struktur obligasi syariah yang inovatif, memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompelilif dan dan bagi basil menguntungkan. b. Menghasilkan kcuntungan berupa 'margin' danfee. Keuntungan berupa 'margin' bagi pemegang sukuk mufl.arabah, salam atau istisna ', dan fee (sewa) dari aset yang disewakan untuk pemegang sukuk dengan akad ijarah. Jadi, sesuai stuktur dan akad yang dipakai dalam transaksi sukuk memberikan banyak pilihan bagi investor. c. Adanya underlying asset Dalam setiap trnnsaksi dengan menggunakan instrumen sukuk, mengharuskan adanya underlying asset ha! ini membedakan dengan obligasi konvensional, sehingga investor yang menginvestasikan dananya mengetahui obyek apa yang akan dibiayai. d. Menciptakan price tension Dengan Inovasi sukuk dapat menciptakan ha! fleksibilitas dan kemampuan menjangkau semua lapisan pasar investor baik institusi maupun individu dan pada saat yang sama menciptakan pricing tension. Menciptakan Price tention yaitu biaya utang pemerintah atau biaya yang dikeluarkan pemerintah lebih murah karena pilihan investor untuk berinvestasi lebih banyak seperti SUN, SBSN, Pinjaman Luar Negeri dll. 70 Semuanya akan berkompetisi sehingga biaya utang pemerintah jadi rendah. c. Struktur sukuk yang iuovatif Sepe1ti yang tercantum dalam peraturan AAOIFI menjelaskan bahwa terdapat 14 jenis investasi Sukuk yang antara lain namanya yaitu: I) Jstisna' Sukuk, 2) Muriibahah Sukuk, 3) Musyiirakah Sukuk, 4) Mufiiirabah Sukuk, 5) Waka/ah Sukuk, 6) Muziira 'ah Sukuk, 7) Musaqah Sukuk, 8) Mugharasah Sukuk, 9) Salam Sukuk, JO) Sukuk of existing owned assets, 13) Sukuk of existing leased assets, 14) Sukuk of future assets on lease contracts 78. Sehingga pasar modal syariah memiliki prospek yang sangat baik dalam hal penerapan akad obligasi syariah yang lebih inovatif dan marketable dengan bekerjasan1a antara emiten dengan Dewan Syariah sebagai otoritas pemberi fatwa dalam. pasar modal syariah. f. Invcstasi sukuk terbuka untuk semua investor Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan digunakan siapa pun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam obligasi 78 syaiiah, jika dipertimba11gkan bisa membeli keuntungan Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal; !2 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 13. 71 kompetitif, sesuai profit risikonya, dan juga likuid. Sementara obligasi konvensional, investor base-nya j ustru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di situ. Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu. Emiten dapat mem peroleh sumber pendanaan yang lebih Iuas, baik dari investor konvensional maupun syaiiah. 2. Weakness Sukuk a. Tantangan jangka pendek sulrnk dirasa masih b~:sat Meski sukuk dinilai prosfektif dan berpeluang besai-, tetapi tantangan jangka pendek sukuk dirasakan masih besar. Hal ini dikarenakan sistem bagi hasil sukuk yang dinilai tidak memberikan kepastian kepada investor, karena kebanyakan investor lebih memilih keuntungan yang tetap, bukan yang dinamis. b. Sukuk dinilai lebih mahal di bandlingkan obligasi konvensional Sebagian investor menganggap sukuki dinilai lebih mahal karena sistim bagi hasil yang ditawarkan, pendapat ini juga pemah di sampaikan oleh Kahlil Rowter yaitu Presiden Direktur PT. Pemeringkat Efek Indonesia. Sementai·a itu trading sukuk masih terbatas. c. Pemahaman masyarakat dan investor tentang sulrnk masih minim Masih kurangnya pemahamai1 masyarakat dan investor akan keberadaan sukuk/obligasi syari'ah, terutama dengan sistem bagi hasil dan sistem syari'ah yang hanya dikenal oleh kalangan pemodal saja, karena 72 dengan ketidakpahaman penerbitan sukuk bisa menjadi janggal. Jadi, sosialisasi instrument syari'ah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai pihak. d. Sukuk dipandang kurang Iikuid Obligasi syari'ah dipandang kurang likuid, karena rata-rata pemegang obligasi syari'ah pada dasamya tertuju untuk dipegang sampai jatuh tempo. 3. Opportunity Sukuk a. Populasi muslim besar di dunia terutama di Indonesia, dan masih banyak ladang untuk menarik investor muslim. Jumlah populasi penduduk muslim di seluruh dunia yang mencapai 1,5 miliar yang merupakan 29% dari keseluruhan penduduk dunia yang berjumlah 6,3 miliar pada akhir tahun 2006, maka selayaknya potensi ekonomi Islam dalam pasar global juga sebesar 24 % dengan perkiraan nilai kapillllisasi sebesar US$ 9,36 Miliar. 79 Jumlah penduduk muslim Indonesia sampai saat ini merupakan populasi muslim terbesar di dunia. Muslim Indonesia berjumlah 80% dari total penduduk Indonesia, ini memungkinkan banyaknya jtimlah potensial penduduk untuk mengembangkan instrumen yang berdasarkan prinsipprinsi p Islami sesuai dengan syari'ah islam. 79 Ibid., h. 6. 73 Karena negara-negara yang memiliki dasar konstitusi Islam cenderung melarang pembebanan bunga. Untuk sebuah negara yang dimana penduduk muslim menjadi mayoritas, pasar utang tradisional tidak dapat berkembang. Dengan demikian penerbitan sukuk setidaknya diharapkan dapat meminimalisir berbagai bentuk transaksi di pasar modal konvensional yang tidak di perbolehkan dalam hukum Islam. b. Permintaan !mat dari pasar internasional khususnya timur tengah Investor Timur Tengah mengalami kelebihan likuiditas dana investasi. Hal itu disebabkan terus melonjaknya harga minyak dunia. Untuk menarik dana tersebut ke Indonesia sukuk sangat diperlukan. Sebabnya, investor Timur Tengah hanya menginginkan instrument investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah. Keberadaan sukuk ini sebagai pembuka pintu masuknya asing, tidak hanya investor timur tengah. Kondisi ini memberikan peluang bagi setiap negara untuk menyambutnya dengan baik, yaitu dengan Undang-undang yang jelas ten tang sukuk di negara masing-masing. c. Penempatan fortopolio perbankan syari'ah, asuransi syairi'ah dan lembaga keuangan syari'ah lainnya yang overlikuiditas. Di Indonesia pertumbuhan Perbankan Islam yang cukup berkembang walaupun belum mencapai target market share 5 % pada akhir 2008. di karenakan pada awal adanya perbankan syari'ah selama ± 15 tahun yang hanya di pelopori oleh Bank Mu'amalat, dan setelah terjadi krisis moneter 74 di Indonesia pada tahun 1998, barn bermunculanlah perbankan syari'ah yang lain dan banyak bank konvensional yang membuka unit usaha syari'ah sampai saat ini. Selain itu masih banyak lembaga keuangan syari 'ah lain seperti asuransi syari 'ah dll, yang tentunya penempatan fortopolionya harus sejalur dengan syari'ah, dalam hal ini sukuk. d. Dukungan regulasi yang mulai kondusif Pasar sukuk dunia saat ini sedang meningkat dan menunjukkan hasil yang luar biasa, seperli di Malaysia, Brunei dan lainnya. Perkembangan ini tentu tidak akan berjalan baik jika tidak ada regulasi yang menaunginya sehingga pasar sukuk berkembang menggembirakan. Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Di katakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimlllai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil. e. Diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool dana yang baru Instrumen sukuk ini semakin dikenal dan diterima pasar keuangan intemasional, dengan permintaan yang meningkat dari investor timur lengah. Dan investor intemasional semakin pahan1 dengan sluklur sukuk, 75 dan mengganggap sukuk sebagai instrumen yang mencerminkan pembiayaan dari penerbitnya. Dengan hadimya sukuk negara menambah pilihan bagi para investor untuk menginvestasikan dananya sesuai instrumen yang dikehendaki untuk pilih, tentunya dengan segala peraturan dan risiko-risiko dari seliap instrumen yang ada. f. Menjadikan BMN (Barang Milik Negara) terkefola lebih baik Instrumen sukuk memerlukan BMN (Barang Milik Negara) yang akan dijadikan sebagai underlying asset unluk penerbilan sukuk korporal, sehingga membuat BMN terkelola dengan baik, karena semua pihak memperhatikan aset yang di jadikan underlying transaction, apakah lerkelola sesuai perjanjian atau tidak, yang menjadikan pengelolaan instrumen ini transparan. g. Jumlah emiten!issuers yang melakukun penawuran efek syuriuh masih sedikit. Penduduk Islam dunia sangat banyak tetapi emiten sukuk masih terbatas, seperti di Indonesia hingga saat ini baru ada 24 emiten sukuk. Perkembangannya cukup signifikan akan tetapi ini termasuk jumlah yang kecil di bandingkan jumlah penduduk muslim yang ada di Indonesia, sehingga ha! ini menjadi peluang untuk di kembangkan lebih baik lagi. h. Proporsi (market share) produk syariah relutif ma1sih sangat kecil Jika dibandingkan dengan konvensional, market share produk syari'ah memang kalah jauh, ini juga disebabkan sosialisasi yang kurang, minal 76 investor masih sedikit dan kalah cepat berkembang daripada konvensional. Akan lelapi booming ekonomi syari'ah bisa mulai dirasakan kembali saat-saat ini. 4. Threats (Ancarnan) a. Gejolak perckonornian global yang dinarnis dan mernpengarnhi perekonornian suatu bangsa Gejolak pasar keuangan global sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar modal suatu negara. Di era globalisasi clan dunia perekonomian bebas seperti ini, unsur ketergantungan antar negara sangat besar. Perubahan kebijakkan ekonomi suatu negara dapat berdampak positif atau negatif bagi negara lain. Sepe11i gejolak kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini yang sedang mengalami krisis ekonomi di perbankan AS dan kredit macet suhprime mortage AS serta akibat sistem kapitalisme menyebabkan dampak negatif yang luas hampir di seluruh negara termasuk di Indonesia. Akan tetapi dalam ha! ini instrumen investasi islami akan tetap stabil karena tidak terpengaruh krisis global. b. Persaingan pasar sulmk di berbagai negara Tak bisa dipungkiri, persaingan dalam dunia bisnis itu sangat wajar karena jika tidak ada persaingan orang tidak bisa membandingkan antara satu dengan yang lain untuk lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana memberikan service yang profesional dan berkualitas yang 77 lebih unggul. Menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga membuat nyaman para investor dan memiliki daya tarik tersendiri. c. Kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang kurang jelas Masalah regulasi ini menjadi salah satu penilaian investor untuk menanamkan investasinya di suatu negara. Jika regulasi suatu negara tidak jelas maka investor juga akan berfikir berkali-kali untuk menginvestasikan danya dikarenakan risiko yang akan ditanggungnya dan hal ini meresahkan investor. d. Praktek sukuk masih ada yang bennasalah Ada beberapa kasus yang membuat praktek sukuk itu bermasalah, ha! ini berpangkal pada ketidakpahaman semata. Salah satu contohnya dalam kasus Obligasi mud_arabah PT lndosat, mud_arabah tergolong 100 persen pembiayaan (financing). Artinya projek yang dibiayai dengan obligasi harusnya hanya mendapatkan dana dari penerbitan obligasi mufliirabah saja dan lidak lainnya. Sedangkan pada kasus [ndosal, proyek yang dibiayai mengambil juga dana dari lainnya. Selain itu kasus pada PT Matahari Putri Prima misalnya. Pembangunan gedung dilakukan oleh Matahari. Penyewanya pun Matahari, Ini bisa menimbulkan penyelewengan,. Sebab tidak mustahil terjadi penyimpangan biaya sewa. Misalnya nilai sewa yang lebih besar bila bangunan tersebut digunakan penyewa lain. Selain ilLt, tidak seluruh nilai sewa dibayarkan sebagai return. 78 e. Investor asing lebih dominan dibanding investor domestik Di setiap negara apabila banyaknya investasi yang masuk lebih dominan investor asing tentunya banyak keuntungan lebih didapatkan oleh mereka dibandingkan pemasukkan negara tersebut, hal ini akan menjadi ancaman jika terus berlanjut. Oleh karena itu, setiap negara hams bisa mellllgalakkan warga negara masing-masing untuk berinvestasi dinegara masing-masing. Dari penjelasan-penjelasan faktor internal dan eksternal, maka penulis akan memaparkan strategi SO, WO, ST dan WT sebagai berikut : 5. Strategi SO Yaitu dengan melihat daftar kekuatan untuk meraih keuntungan dari peluang yang ada. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut : a. Meningkatkan service yang profesional sehing:ga investor merasa nyaman Bagi setiap penerbit sukuk ini merupakan hal yang sangat penting, dengan kekuatan yang dimiliki sukuk serta peluang yang ada tugas laillllya adalah bagaimana membuat investor merasakan dan mengetahui bahwa memakai instrumen investasi sukuk ini adalah pilihan yang terbaik. Oleh karena itu service baik yang telah dimiliki perh1h ditingkatkan agar investor merasa nyaman. 79 b. Meningkatkan peran dan pelaku pasar modal. Poin ini sangat diperlukan, agar pelaksanaan investasi di pasar modal dengan menggunakan instrumen sukuk berjalan baik sesuai yang diharapkan, karena peran serta pelaku pasar modal merupakan kunci utama untuk berkembangannya investasi ini. Dengan peran yang maksimal tentunya akan menghasilkan hasil yang maksimal. c. Melakukan upaya strategis dalam rangka menarik minat para investor, terutama yang bersifat pragmatis. Upaya strategis perlu dilakukan untuk menarik minat investor, seperti melakukan sosialisasi yang menarik menjelaskan kell!1tll!1gan investasi sukuk, terutarna untuk investor yang bersifat pragmatis yaitu mereka yang mempunyai orientasi keuntungan semata. Selama ini obligasi syari'ah hanya di anggapan sebagai 'the second best choice ', dengan mempertimbangkan dulu pilihan-pilihan yang lain. d. Pemerintah perln segera mendorong terbentuknya lembaga SPV milik negara Bagi pemerintahan yang baru akan menerbitkan instrumen investasi ini, diperlukan untuk segera mendorong lerbenluknya SPY milik negara untuk mempercepat proses pertumbuhan sukuk. e. Perlunya infrastruktur investasi yang comfortctble bagi masulmya investm· asing yang hendak berinvestasi dalam instrnmen keuangan syariah. 80 PERPUST/l,KAAM LJTAMA UIN SYAi-HD JAKARTA Sebelum investor asing memberikan investasinya kepada suatu negara, banyak pertimbangan yang dilakukan lerulama tentang infrastruklur investasi negara yang dituju. Jika, sesuai yang diinginkan maka ia akan mempertimbangkannya. f. Meningkatkan kepercayaan investor dengan memperhatikan 5 prakondisi investasi. Kondisi ini sangat penting bagi negara yang akan mengagarap investor asing agar nyaman berinvestasi dinegaranya yaitu harus memperhatikan 5 prakondisi investasi agar investor percaya dan berjalan lancar yaitu : (i) stabilitas makroekonomi; (ii) keamanan dan stabilitas politik; (iii) etika ke1ja positif, disiplin nasional, komitmen dan perhatian untuk memperbaiki kine1ja; (iv) kepercayaan dan semangat kebersamaan; (v) birokrasi yang bersih, transparan dan efektif (good public governance). 5. Strategi WO Yaitu dengan melihat daftar untuk memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada. Adapun strategi yang dilemukan sebagai berikut : a. Melakukan sosialisasi tentang sukuk kepada semua kalangan Karena tanpa sosialisasi kepada semua kalangan masyarakat dan investor, praktek sukuk tidak akan berjalan Iancar. Dengan sosialisasi semua kalangan akan mengetahui produk-produk syari'ah lebih jelas terutama sukuk sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman bisa 81 membuat individu atau institusi untuk mencoba berinvestasi menggunakan instrumen sukuk. b. Meningkatkan kerjasama yang haik antara pemerintah, pengnsaha, ekonom, dan akademisi. Untuk mempermudah poin a, maka perluh diciptakan hubungan yang baik antara pemerintah, ekonom dan akademisi dan semua kalangan yang terkait dalam mensosialisasikan instrumen ini, sehingga pemahan1an masyarakat semua kalangan merata. c. Melakukan study banding terhadap perkembangan sukuk di berbagai negara Study banding perluh dilakukan agar setiap negara bisa mengetahui kelebuhan dan kekurangan dari apa yang sudah dilakukan untuk memajukan instrumen ini, dengan study banding juga memberikan wawasan barn untuk pertumbuhan yang lebih maju .. d. Meningkatkan kinerja sulmk agar tidak kalah dengan obligasi konvensional Peran pelaku pasar modal syari'ah hams !ebih ditingkatkan serta pengelolaan hal-hal yang lennasuk perangkat penerbilan inslrl!Il1en sukuk harus profesional, sehingga kinerja sukuk terus meningkat dan mampu bersaing dengan obligasi konvensional bahkan lebih baik. Dengan kinei:ia yang bagus investor konvensional pun bisa tertarik dengan sukuk dan berpindah menjadi menggunakan sukuk. 82 6. Stratcgi ST Yaitu dengan melihat daftar kekuatan untnk menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut : a. Mcmperkuat SDM yang ahli dan profesional mengclola sukuk. Melihat ancaman yang ada, dalam menjalankan instrumen sukuk ini sangat diperlukan SDM yang profesional agar pengelolaan sukuk menjadi kuat, karena dengan SDM yang ahli mengelola sukuk tentunya akan menghasilkan basil yang maksimal, sehingga ancaman yang akan dan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. h. Mcmpcrtajam analisa terhadap perkemhangan ekonorni dunia Di era global isasi dan dunia perekonomian bebas seperti ini, unsur ketergantungan antar negara sangat besar. Perubahan kebijakkan ekonomi suatu negara dapal berdampak positif ataU negatif bagi negara lain. Melihat perkembangan gejolak ekonomi dunia yang dinamis, diperlukan analisa yang tajam agar masalah yang akan dihadapi bisa dipersiapkan dan diantisipasi dengan lepal. c. Meningkatkan pengawasan pasar modal Dunia pasar modal merupakan sektor non riil yang didalanmya perdagangan domeslik dan asing berada sehingga tidak menulup kemungkinan banyak spekulasi dan ha! negatif lain yang bisa terjadi. Akan tetapi, hal itu bisa dihindari j ika menggunakan instrumen investasi 83 syari'ah. Dalam menggunakan instrumen syari'ah diperlukan pengawasan yang baik agar inslrumen syari'ah tidak menyimpang dari prinsip syari'ah. d. Mcningkatkan kcpastian hukum Aspek regulasi sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan sukuk, karena tanpa regulasi yang jelas investor sulil untuk menginvestasikan dananya. Dengan adanya kepastian hukum hal apapun akan berjalan denganlancar. c. Mcnggalakkan minat investor domestik Investor suatu negara tidak hanya berasal dari investor asing, akan tetapi investor domestik sangat berpengaruh bagi suatu negara, walaupun dana investor domestik tidak sebesar investor asing akan tetapi ia dapa! meminimalisir pendapatan negara agar tidak banyak dipegang oleh investor asing. 7. Stategi WT Yaitu dengan melihat daftar untuk memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut : a. Memperkuat pertahanan internal sukuk Memulai sesuatu itu mudah, memutuskan juga mudah tetapi yang sulit bagaimana mempertahankannya agar tetap stabil. Kelemahan sukuk ser!a ancaman faktor ektemal sukuk yang berdampak negatif hams dihindari dengan memperkuat pertahanan sukuk sehingga kelemahan dan ancaman yang ada bisa diantisipasi. 84 b. Mempertajam pemahaman tcntang instrumen syari'ah Dengan cara ini, bisa memperkuat pertahanan sukuk sehingga jika ada penyimpangan bisa diatasi penyimpangan bisa le~jadi dengan baik dan profesional, karena karena pemahaman yang salah. Hadist mengatakan jika suatu pekerjaan dikerjakan oleh yang bukan ahlinya maka akan hancur pekerjaan tersebut c. Mcnciptakan suasana nyaman, tenang kepada investor Menciptakan suasana nyaman dan tenang memunculkan kepercayaan investor tetap terjaga dan tidak menarik investasinya. Hal ini, memerlukan kelerlibatan semua pihak dari pemerintah, bank sentral dan pihak lain yang terlibat jika terjadi situasi yang tidak diharapkan. d. Berpedoman kepada sifat Rosuhdlah SAW Sllidiq, amanah, tabligh da11 fatha11all Berpedoman kepada sifat Rosulullah SAW, mempakan kw1ci sukses membangun sebuah bisnis, seperti yang telah di contohkan Rosl.tlullah. Dengan mempraktekan ke empat sifat tersebut, maka akan tercipta moralitas dan keadilan sehingga terbebas dari W1Sur eksploitasi, spekulasi, dan ketidakpastian, serta menciptakan manusia-manusia yang handal dan profesional. 85 B. Potensi Sukuk di Indonesia Berdasarkan analisis SWOT sukuk maka penulis dapat melihat potensi sukuk di Indonesia, dari faktor internal dan eksternal sukuk melalui penentuan bobot dan skor masing-masing poin sebagai berikul : Tabet 4.2 Faktor Internal Sukuk No. I. 2. 3. 4. 5. 6. No. I. 2. 3. 4. Daftar Sternrth Bagi hasi I sukuk yang kompetitif Menghasiikan Keuntungan berupa 'margin' dan.fee Adanya underlying asset Menciptakan Price Tension Struktur sukuk yang inovatif Investasi sukuk terbuka untuk semua investor (syari'ah dan konvensional). TOTAL Daftar Weakness Tantangan jangka pendek sukuk dirasa masih besar Sukuk dinilai lebih mahal di bandingkan obligasi konvensional Pemahaman masyarakat dan investor tentang sukuk masih minim Sukuk dipandang kurang Iikuid TOTAL Bo bot 0.1 0.2 0.2 0.1 0.2 0.2 Rating 4 4 Skor 4 0.8 0.3 0.3 0.8 3 3 4 0.4 0.8 -- 3.4 l.O '~----·- Bo bot Rating Skor 0.3 2 0.6 0.2 3 0.6 0.3 4 1.2 0.2 2 0.4 2.8 1.0 Ket : rating diberi nilai I sampai 4 bagi faktor-faktor yang memiliki nilai : I = sangat Iemah 2 = tidak begitu lemah 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat J-Iasil di atas, menunjukkan bahwa kondisi internal sukuk cukup baik dan kuat karena selisih anlara faktor kekuatan dan kelemahan itu positif. 86 Tabcl 4.3 Faktor Eksternal Sukuk No. I. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. No. 1. 2. 3. 4. 5. Daftar Onnortunitv Bo bot Populasi muslim besar di dunia terutama di 0.2 Indonesia, dan masih ban yak ladang untuk investor muslim Permintaan kuat dari pasar internasional 0.2 khususnya timur tengah Penempatan fortopolio perbankru1 syari'ah, 0.1 asuransi syari'ah dan lembaga keuangan syari' ah lainnya yang overlikuiditas Dukungan reguJasi yang mulai kondusif 0.1 Diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool 0.1 dana yang baru, Menjadikan BMN (Barang Milik Negara) 0.1 terkelola lebih baik . Jumlah emitenlissuers yang melakukan 0.1 penawaran efek syariah masih sedikit Proporsi (market share) produk syariah relatif O.l masih sangat kecil TOTAL 1.0 Rating 4 Skor 0.8 4 0.8 4 0.4 . 3 3 0.3 0.3 3 0.3 3 0.3 3 0.3 Daftar Threats Bobot Ratin2 Gejolak perekonomian global yang dinamis dan 0.3 4 mempengaruhi perekonomian suatu bangsa Persaingan pasar sukuk di berbagai negara 0.2 3 Kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang 0.2 3 kurang jelas Praktek sukuk masih ada yang bermasalah 0.1 2 Investor asing lebih dominan dibanding investor 0.2 3 domestik TOTAL 1.0 3.5 Skor 1.2 0.6 0.6 0.2 0.6 3.2 Ket: rating diberi nilai I sampai 4 bagi faktor-faktor yang memiliki nilai : I = di bawah rata-rata 2 = rata-rata 3 = di atas rata-rata 4 = sangat bagus 87 Hasil faktor eksternal sukuk, di dapat kesimpulan bahwa selain faktor internal yang kuat, faktor eksternal sukuk pun dari sisi peluang bagus, karena selisih peluang bernilai positif di banding sisi ancaman. Hal ini, menggambarkan bahwa peluang sukuk sangat besar untuk dikembangkan. Jika kita melihat Instrumen SUN (Surat Utang Negara) di Indonesia, di satu sisi bisa menambal defisit yang ada, namun di sisi lain, menambah beban utang yang ada. Maka potensi sukuk di Indonesia sangat besar, salah satunya bila dibandingkan dengan SUN Ada beberapa kelebihan sukuk 80 yaitu : I. Sukuk menjamin aliran dana yang diterima akan masuk kepada proyekproyek investasi di sektor riil. Berbeda dengan SUN, yang tidak ada jaminan bahwa uang yang masuk akan diinveslasikan ke sektor riil. Pemerintah bisa saja menggunakan SUN untuk membiayai operasional rutin anggarannya atau keperluan lainnya. 2. Sukuk dapat menstimulasi pertUmbuhan ekonomi secara lebih baik bila dibandingkan dengan SUN, karena sukuk memberikan peluang lebih besar terhadap pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat. 3. Beban utang SUN jauh lebih berat bila dibandingkan dengan beban return sukuk. Dengan menerbitkan SUN, pemerintah berkewajiban untuk membayar sejumlah bunga kepada investor yang bersifat.fixed. 80 Sunarsip "Prosfek Sukuk di Indonesia'', artikel diakses pada 12 agustus 2008 dari http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-di-indonesia. 88 Dari penjelasan di atas, analisis SWOT serta perkembangan sukuk maka penulis memaparkan polensi sukuk di Indonesia yaitu: I. Penduduk Indonesia yang mayoritas islam, menjadi salah satu acuan instrumen sukuk ini ditawarkan karena masih banyak investor muslim potensial yang belum menggunakan instrumen investasi sukuk. 2. Jumlah emitenlissuers sukuk di Indonesia yang melakukan penawaran efek syariah masih sedikit, pada akhir 2007 baru ada 21 efek dan pada 2008 ber!ambah lagi 4 menjadi 24 emiten yang menerbitkan sukuk, walaupun demikian pertumbuhannya dinilai baik, sehingga ha! ini bisa menarik investor lain untuk menerbitkan sukuk sehingga pasar sukuk menjadi ramai. 3. Berinvestasi di Indonesia merupakan pilihan yang baik karena Indonesia memiliki lahan potensial untuk berinvestasi sebagai pembiayaan infrastuktur di Indonesia karena sesuai dengan Road Map Pembiayaan Infrastruktur 20052009. 4. Permintaan kuat dari luar negeri, temtama untuk negara-negara penghasil minyak. bumi yaim timur tengah yang sedang lll<~ngalarni overlikuiditas, sehingga mengharuskan dananya disalurkan untuk investasi dan Indonesia mempakan negeri yang potensial utuk penanaman investasi. 5. Pertumbuhan lembaga keuangan syari'ah seperti perbankan syari'al1 yang cukup berkembang walaupun belum mencapai target market share 5% akan tetapi mengalami overlikuiditas sehingga membutuhkan penempatan untuk 89 portofolionya, instrumen yang paling tepat adalah sukuk. Berikut ini adalah perkembangan perbankan syari'ah nasional: Gambar 4.1 Perkembangan Total Aset dan Deposito Perbankan Syari'ah Nasional Total Aset & Deposit Perbankan Syariah El Total Asel ll!ITotal Deposit 35,oor · 30,00J c. 25,001· ~ 20,00 ~ ;::: 15,00 10,00! 5001 • i 0,001&'_,,,. 2004 2005 2006 Okt-07 D Aset dan Deposits: o 2003: Rp7,86 triliun dan Rp5,72 triliun. O 2007: Rp33,02 triliun dan Rp25,47 triliun. Market-share masing-masing pada tahun 2007 sebesar 1,66% dan 1,67%. Dan market share Perbankan syari'ah saat ini barn 1,8%. 6. Aspek regulasi tentang sukuk yang nmlai jelas, Alhamdulillah UU SBSN disetujui dalam Sidang Paripuma DPR di Jakarta, Rabu 9 April 2008. Dan 2 Mei 2008 Pemerintah secara resmi memiliki aturan hukum yang mengatur penerbitan surat utang berbasis syariah atau sukuk, yakni Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Aturan itu disetujui DPR karena Indonesia memiliki kepentingan untuk memperluas altematif investasi keuangan sehingga pemerintah mendapatkan surnber pendanaan barn untuk menutup defisit APBN. 90 7. Berinvestasi sukuk tidak hanya dikhususkan untuk investor syari' ah tetapi investor asing juga bisa berinvestasi, dengan begitu hadirnya sukuk membuka pintu investasi masuk ke Indonesia selebar-Iebamya. 8. Hadirnya sukuk memberikan pilihan baru yang lebih aman, sesuai syari'ah clan jauh dari ketidakpastian, setidaknya dengan kelebihan sukuk dapa! menarik minat investor baru maupun lama untuk menggunakannya. Gambar 4.2 Alur Berfikir Potensi Sukuk di Indonesia SUKUK I Instrumen Investasi Syari'ah di Pasar M-;;;J"~ Perkembangan Sukuk Disahkannya UU SBSN Kondisi Pasar Domestik dan Global Peminat Snkuk Analisis SWOT Snlmk Strategi Pengembangan Sulmk Pertumbuhan Investasi 91 C. Kendala Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia Selain keberadaan obligasi syari'ah/sukuk yang di nilai prosfektit: tetapi disisi lain menghadapi kendala dalam pengembangan sukuk, berdasarkan analisis SWOT di atas dan hasil wawancara, kendala penembangan sukuk di Indonesia yaitu: I . Masih kurangnya pemahaman masyarakat di Indonesia akan keberadaan instrumen syari' ah khususnya sukuk. 2. Kecenderungan investor dalam berinvestasi masih berorientasi kepada keuntungan (return) membandingkan yang dengan ditawarkan, keuntungan sehingga yang di mereka tawarkan seiing obligasi konvensional, atau instrumen lainnya yang lebih menguntungkan. 3. Selama ini pasar modal syari'ah lebih populer sebagai sebuah wacana di mana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang di syaii'atkan. Di mana selama ini praktek pasar modal tidak bisa di pisahkan dari riba, maisir dan gharar serta bagaimana memisahkan ketiganya dalan1 pasar modal. 4. Aspek legal yang belum lengkap, walaupun Undang-undang sudah ada tetapi harus melengkapi peraturan pelaksanaan pemerintah dan lainnya sehingga belun1 berani w1tuk menerbitkan dengan segera. 5. SDM yang mempunyai pengetahuan tentang pasar modal masih sedikit, karena proses penerbitannya belibatkan beberapa pihak terkait seperti Investor, SPY dll, yang harus paham dengan sukuk agar berjalan dengan lancar. 92 6. Daya saing yang masih kurang dengan konvensional dan pihak luar negeri 7. Standar akuntasi sukuk yang masih dalam pembahasan. 8. Pembiayaan proyek belum ada kordinasi pemahan1an dengan BAPENAS (Badan Pembangunan Nasional) aset apa yang akan dijadikan . 81 . underymg I D. Strategi Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia Jika dilihat dari Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005 - 2009, BAPEPAM dan LK memiliki SASARAN DAN STRATEGI yang hendak dicapai ad al ah : • Memperkuat Pengawasan Pasar Modal • Meningkatkan Kepastian Hukum di Pasar Modal • Meningkatkan Peran <lan Kualitas Pelaku Pasar Modal • Memperluas Altematiflnvestasi dan Pembiayaan di Pasar Modal • Mengembangkan Pasar Modal Berbasis Syariah Menurut BAPEPAM, ada dua strategi utama yang dicanangkan Bapepam untuk mengembangkan pasar modal syari'ah dan produk pasar modal syari'ah. Pertama, mengembangkan kerangka hukum yang memfasilitasi pengembangan pasar modal syari'ah. Kedua, mendorong pengembangan produk pasar modal berbasis syari'ah. Selanjutnya dua strategis tersebut di jabarkan menjadi tujuh implementasi strategi yaitu : mengatur penerapan prinsip syari'ah, menyusun standar akuntansi, mengembangkan profesi pelaku pasar, sosialisasi p1insip 81 Arif Machfoed, Kasubag. Pengembangan Kebijakkan Syari'ah. Perusahaan Reksadana, BAPEPAM-LK, Wmvancara Pribadi, Jakarta 14 Juli 2008. Efek, dan 93 syari'ah, mengembangkan produk, menciptakan produk barn, meningkatkan ke~jasama dengan Dewan Syari'ah Nasional (DSN-MUI) Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kendalakendala maka penulis mengambil kesimpulan berdasarkan strategi SO, WO, ST dan WT sebagai berikul : a. Melakukan sosialisasi dalam rangka memberikim pemahaman kepada masyarakat Iuas tentang keberadaan sukuk/obligasi syari'ah dengan melibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademisi, dan ulama di bidang ekonomi syari'ah, baik melalui seminar, workshop, media cetak, elektronik maupun internet agar menggalakkan minat investor domestik maupun asing. b. Melakukan upaya strategis dalam rangka menarik minat para investor, terutama yang bersifat pragmatis, yaitu mereka yang mempunyai orientasi keuntungan semata. Selama ini obligasi syari'ah hanya di anggap sebagai 'the second best choice', dengan mempertimbangkan dt1lu pilihan-pilihan yang lain. c. Meningkatkan kinerja obligasi syari'ah agar tidak kalah dengan obligasi konvensional. d. Mengantisipasi berbagai risiko yang dapat di timbulkan akibat dari skim sukuk sebagai sebuah invesrnent tools yang relatif baru. dengan rnenerapkan prinsip-prinsip manajernen risiko terutarna dalam kerangka utang serta rnemberikan strategi swap suku bunga, maupw1 nilai tukar, sebagai solusi dalam manajemen sukuk. 94 e. Perlunya infrastrnktur investasi yang comfortable bagi masuknya investor asing yang hendak berinvestasi dalam inslrumen keuangan syariah. Pemerintah, misalnya, berencana akan membentuk Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dalam rangka memudahkan mencari sumber dana bagi pembiayaan infrastruktur. f. Kemauan dan keberanian kebijakan yang lebih mendukung pengembangan inslrumen ini. Disamping itu yang mendesak adalah bagaimana melengkapi regulasi untuk memberi kepastian hukum. g. Pemerintah perlu segera mendorong terbentuknya lembaga SPY milik negara sebagai lembaga pengelola aset yang dapal digunakan sebagai media penerbitan sukuk. Sehubungan dengan upaya penerbitan sukuk, pembentukan SPY sebaiknya dilakukan berdasarkan perintah UU yang mengatur penerbitan clan pengadministrasian Surat Utang Negara. h. Berikutnya, dukungan berbagai kalangan sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan inovasi strnktur investasi syariah yang lebih beragam, lerutama kearah income sharing sebagai genuine keliangan syariah i. Menciptakan sistim yang bagus untuk perdagangan di bursa, sehingga meraih pasar yang konsen dengan syari' ah clan. Adanya JII diharapkan orang dapat mengenal bahwa ada indeks Islam di negara yang mayoritas Islam. J. 82 Menciptakan iklim investasi yang yang tepat, kondusif dan pelayanan yang profesional. Sebuah iklim yang menggalakkan keputusan investasi clan " Yusdian, Staff Komunikasi Publik Jll, Wmvancara Pribadi, Jakarta 07 Agustus 2008. 95 membantu mempercepat implikasinya dan menghapuskan hambatan- hamba!an dan risiko yang tidak per! u. le Memprioritaskan untuk menarik investor domestik dibanding investor asing, agar kemajuan ekonomi suatu negara lebih sejahtera. Dalam wawancara dengan pihak Deparlemen Keuangan direktoral Pembiayaan syari'ah, di jelaskan bahwa pola investasi investor asing terdiri dari tiga tahapan 83 yaitu: I) Pertama kali para investor asmg memasuki instrumen keuangan jangka pendek yaitu dalam pasar valas, apabila dalam investasi valas bagus clan mereka merasa nyaman, mereka mencari alternatif investasi yang lain. 2) Selelah lahapan pertama lerpenuhi, mereka mencari alternalif selanjutnya yaitu berinvestasi keuangan jangka panjang yaitu kesektor pasar modal seperti obligasi, saham, SUN clan SBSN. 3) Tahapan keliga jika investor telah melihat bagus, an~an clan nyaman barulah investor melihat investasi di sektor Iii!. Akan tetapi jika keadaan tidak memungkinkan jangan berharap investor bisa berinvestasi ke sektor riil. 83 Agus P laksono, Staff Direktorat Pembiayaan Syari'ah Departemen Keuangan Republik Indonesia, Wawancara pribadi, Jakarta 09 Juli 2008. 96 BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN I. Kebijakkan Pemerintah tentang sukuk semakin baik, karena terbukti Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 lentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Undang-undang Sukuk Negara (sovereign sukuk) dan hadirnya PP No. 67 tentang perusahaan penerbit SBSN. Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UlJ Sukuk Negara ini. Dengan adanya undang-undang tentang sukuk tersebut membuka peluang yang baik untuk pertumbuhan investasi Indonesia. Dan sebagai solusi alternatif investasi untuk pembiayaan APBN. 2. Berdasarkan analisis SWOT disimpulkan bahwa dari (I) Kekuatan sukuk yaitu bagi hasil sukuk yang kompetitif, menghasilkan Keuntungan berupa 'margin' dan fee, adanya underlying asset, menciptakan price tension, struktur sukuk yang inovatif, investasi sukuk terbuka untuk semua investor (syari'ah dan konvensional); (2) Kelemahan Sukuk yaitu tantangan jangka pendek sukuk dirasa masih besar, sUkuk dinilai lebih mahal di bandingkan obligasi konvensional, pemahaman masyarakat dan investor tentang sukuk masih minim, sukuk dipandang kurang likuid; (3) Peluang sukuk yaitu populasi muslim besar di dunia terutama di Indonesia dan masih banyak ladang untuk investor muslim, permintaan kuat dari pasar intemasional 97 khususnya timur tengah, penempatan fortopolio perbankan syari'ah, asuransi syari'ah dan lembaga keuangan syari'ah lainnya yang overlikuiditas, dukungan regulasi yang mulai kondusif, diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool dana yang baru, menjadikan BMN (Barang Milik Negara) terkelola lebih baik, jumlah emiten!issuers yang melakukan penawaran efek syariah masih sedikit, proporsi (market share) procluk syariah relatif masih sangat kecil; (4) Tantangan/ancaman sukuk yaitu gejolak perekonomian global yang clinamis dan mempengaruhi perekonomian suatu bangsa, persaingan pasar sukuk di berbagai negara, kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang kurang jelas, praktek sukuk masih acla yang bennasalah, clan lebih dominannya investor asing dibanding investor domestik Potensi sukuk dalam meningkatkan pe1tumbuhan investasi sangat besar yaitu konclisi intemal sukuk cukup baik dan kuat karena selisih antara faktor kekuatan dan kelemahan itu positif dan dari hasil faktor ekstemal sukukjllga di dapat selisih peluang bemilai positif di banding sisi ancaman. Hal ini, menggambarkan bahwa peluang sukuk sangat besar untuk dikembangkan. 3. Strategi Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia yaitu : Melakukan sosialisasi dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang keberaclaan sukuk/obligasi syari'ah dengan rnelibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademisi, clan ulama di bidang ekonomi syari'ah; Melakukan upaya strategis clalam rangka menarik minat para investor; Meningkatkan kinerja obligasi syari'ah agar ticlak kalah dengan obligasi konvensional; 98 Mengantisipasi berbagai risiko yang dapat di timbulkan akibat dari skim sukuk sebagai sebuah invesment yang tools yang relatif baru; Kebijakan yang lebih mendukung pengembangan instrumen ini; dan Strategi yang paling utama yaitu bagaimana menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pelayanan yang profesional selain keunlungan yang bagus sehingga para investor senang untuk berinvestasi di Indonesia. B. SARAN Beberapa saran yang dapat di sampaikan penulis yaitu : I. Kepada pemerintah agar lebih mengeluarkan kebijakkan yang mendukung pengembangan instrumen ini, dan lebih melakukan sosialisasi yang maksimal agar masyarakat lebih mengerti dan paham akan instrumen syari' ah ini, tidak hanya pada kalangan tertentu saja. 2. Kepada para investor dan calon investor, buanglah keraguan untuk berinvestasi pada instrumen ini, karena instrumen sukuk mengandung dua kemaslahatan dan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat. 3. Unluk para akademisi, agar membantu dalam upaya sosialisasi Re semua kalangan dengan memberi pemahanmn akan manfaat berinvestasi terutama investasi syari'ah untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan. 4. Untuk Universitas agar lebih banyak memberikan l11ateri-materi yang berhubungan dengan investasi serta bagaimana aplikasi berinvestasi syari 'ah yang sesungguhnya agar mahasiswa lebih bisa menguasai ilmu ekonomi syari'ah, tentunya dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dari segala aspeR. 99 DAFTAR PUST AKA Al-Qur 'an dan Terjemahnya Azam, Abd al-Aziz Muhammad, Qawaid al-Fiqh al-lslamy, Kairo: al-Risalah alDauliyah, 1999. Aziz, Roi khan Mochamad, "Tinjauan Komparatif Obligasi Syari'ah Antara Indonesia dan Malaysia", dalam Faturrahman Djamil dkk, ed., Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008: h. 17. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, Peraturan BAPEPAM Nomor IX A. I 3 Penerbitan Efek Syari 'ah. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2006. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, Studi Standar Akuntansi Syariah Di Pasar Modal Indonesia .. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2007Keon, Arthur. dkk. Dasardasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2.001. Bank Indonesia, Direktorat Perbankan syari'ah. Kajian Pasar Keuangan Syari 'ah; Struktur, Instrument, dan Akad 2006. Budi, Sutia. "Mencermati Trend Investasi Sektor Finansial di Indonesia", dalam Faturrahman Djamil, dkk ed., Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2. Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008:h. 29. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrndin, Hendy M. Tanya Jawab Pasar Modal. Jakarta: Salemba 4, 2006. Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari 'ah Nasional, cet.III. Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006. Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Departeman Keuangan Republik Indonesia. Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) Ins/rumen keuangan berbasis syariah. Jakarta: Dep.Keu RI, 2008. JOO Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia, "Pengembangan Pasar Sukuk di Indonesia Peluang dan Tantangan ", dalam Seminar Nasional Pasar Modal: 12 Maret 2008. Jakarta; STIE Ahmad Dahlan. 2008: h. 19-21. Direktorat Perbankan Syari'ah. Laporan Perkembangan Perbankan Syari'ah pada tahun 2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2007. Djamil Fathurrahman, "Prospek Pasar Modal Syari 'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008. Jakarta: STIE ahmad Dahlan, 2008. Edward, Djony, "Pasca SUN ya SUKUK", artikel diakses pada 6 Mei 2008 dari http://www.bisnis indonesia.com/2008/04/15/pasca-sun··va-sukuk.html Endin, "UU Sukuk Disahkan untuk Perluas Investasi Keuangan", artikel diakses pada 12 Juli 2008, dari http://kompas.com/2008/06/26/UU-sukuk-di-sahkan-untukperluasinvestasi/html. Firdaus, Muhammad. dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari'ah, Sistem Keuangan dan Jnvestasi Syari'ah. Jakarta: Renaisan IKAPI, 2005. Guritno, T, Kamus Perbankan dan Bisnis Jnggris-Jndonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996. Rivai, Veitzal. dkk, Bank dan Financial Institution Conventionel and Syaria system, Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, 2007. Harianto Solichin "Peranan Pasar Modal dalam Menggerakkan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Riif', artikel di akses pada 17 Juni 2008, dari http://www.cidesonline.org/content/view/217/63/lang,id, Harun, Nasrun. Fiqih Mu 'amalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000. Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Jnvestasi Pada Pasar Modal Syari 'ah, cet. IL Jakarta: Kencana Preda11a Media Group, 2008. Ibnu, Qudamah. al-Mughni, Jilid V, h. 173. Lestari, Esta, "Perbandingan Kine~ja Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional di Indonesia Pendekatan Volalitas", dalam Jusmaliani, ed., Jnvestasi syari'ah Jmplementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, cet.1. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008: h. 179. 101 Nadjib, Muchammad. dkk. lnvestasi Syari 'ah lmplementasi Konsep pada Kenyataan empirik. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008. Moleong, J Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002. Muchtasib, Ach. Bakhrul, "Obligasi syariah" artikel diakses pada 12 Agustus 2008, http://www.pkes.org/?page=publication Iist&id=22&content id=48Sudarson o, Heri, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses 2008, dari pada 1 September http://herisudarsono07.multiply.com/joumal/item/12/Sukuk.html. Mufti, Aries dan Sula, Syakir Muhammad. Amanah Bagi Bangsa Konsep Sistem Ekonomi Syari'ah. Jakarta: MES, 2007. Muslih, Muhammad. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: PT. Bumi aksara, 2003. Pramono, ML Sigit, "Obligasi Syariah (Sukuk) untuk Pembiayaan Infrastruktur: Tantangan dan Inisiatif Strategis" artikel diakses pada 12 agustus 2008 dari http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/ 1 I /obligasi-syariah-sukukuntuk-pembiayaan infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis. html. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, cet. II, Jakarta: Balai Pustaka, I 989. Ricard, G Lipsey dkk, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi 10. Jakaiia:Binatupa Aksara, 2005.Van, James. dkk. Prinsip-prinsip manajemen Keuangan. Edisi. IX, Jakarta: Salemba Empat, 1997. Sharpe, William DK. lnvestasi. Edisi keenam, Jakarta: Indeks, 2002.Shawi, Shalah dan Al-Muslim, Abdullal1. Fiqih ekonomi Keuangan Islam. Cet.II. Jakarta: Darm Haq, 2008 Siamat, Dahlan, "Surat Berharga Syari'ah Negara (Sukuk Negara) Sebagai Altematif Instrumen Investasi", dalam Investor Gathering PT'. M~andiri Sekuritas, 25 Juni 2008 Jakarta: Rits Cariton Hotel, 2008: h. 3. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES !KAP!, 1989. Sholalmdin, Muhanunad. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006. Suhendi, Hendi. Fiqih Mu 'amalat. Jakarta: PT Raja Grafindo Praja, 2002. 102 Sunarsip "Prosfek Sukuk di Indonesia", artikel diakses pada 12 Agustus 2008 dari http ://konsul tasimuamalat. wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-diindonesia Sunarsip, "Menangkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel diakses pada 12 Juni 2008, dari http://sharialeam.wikidot.com/fdsn04 I .html. Tim Redaksi Sharing, "Harap-harap Cemas Menanti RUU Obligasi Syari'ah Negara" Sharing Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, edisi khusus I tahun majalah sharing. Oktober, 2007. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta, 2007. Umar Husen, Strategic Management in Action Konsep Teori dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategis Business Unit Berdasarkon Konsep Mochael R.Porter, Fred R. David dan whn elen-Hunger.cet.4. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2005. Wawancara Pribadi dengan Agus P Iaksono, Staff Direktorat Pembiayaan Syari'ah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Jakarta 09 .Juli 2008. Wawancara Pribadi dengan Arif Machfoed, Kasubag. Pengembangan Kebijakkan Syari'ah, Perusahaan Efek, dan Reksadana, BAPEPAM-LK. Jakarta 14 Juli 2008. Wawancara Pribadi dengan Yusdian, StaffKomunikasi Publik JI!. Jakarta 14 Agustus 2008. Wibisono, Yusuf, "Menyelamatkan Ekonomi Bangsa", Buletin Ekonomi dan Kelembagam1 INDIE, Desember 2006. Yaumidin, Umi Karomah, "Sukuk sebuah Altematif Instrumen Investasi", dalam Jusmailani, ed., Investasi syari'ah Jmplementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, cet.I, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008: h. 356-359. Yun us, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia. Jakaiia: PT. Hidakarya Agung, 1990. Zuhaili, Wahbal1, al-Fiqih al-Islami wa Adilatuhu, .lilid III, h. 1841 \V\V\V .google.con1 www.dmo.or.id www. bapeparn. go. id HASIL WA WAN CARA I Wawancara pada Direktorat Pembiayaa11 Syari'ah Departemen Keua11ga11 Republik Indonesia. Narasumber : Bpk Agus P. Laksono Jabatan : Staff Pembiayaan Syari'ah Tempat : Gedung DPS Dep. Keu/ Gedung Menteri Keuangan Lantai. 3 Hari/Tanggal : Rabu, 09 Juli 2008 Waktu : 08:30-09:15 1. Apa Pendapat Departemen Keuangan terhadap hadirnya is/rumen sukuk? Jawab : Dep.Keu sebagai Penerbit (Issuer) sangat bersemangat untuk menerbitkan sukuk sebagai instrumen investasi syari' ah. 2. Bagaimana Prosfek Sukuk Untuk pertumbuhan lnvestasi ? Jawab : Sektor Keuangan terbagi 2 yaitu sektor Konvensional dan syari' ah, untuk saat ini keberadaan aset dan institusi konvensional sangat besar di bandingkan dengan syari'ah memang karena bergerak lebih dahulu atau cepat. Akan tetapi, walaupun perkembangan keuangan syari'ah dibilang telat, setelah adanya trend pertumbuhan ekonomi syari'ah menunjukkan perkembangan yang luar biasa cepat seperti dalam perbankan syari' ah dari segi aset dan lainnya sehingga dengan berkembangnya sektor pasar uang sangat besar prosfek pasar modal terutama sukuk. 3. Seberapa besar potensi sukuk untuk pertumbuhan lnvestasi ? Jawab : besamya potensi itu tergantung bagaimana kontak dengan pasar, tergantung permintaan dan penawaran yang berlaku di Pasar, hukum pasar yang berlaku seberapa besar kebutuhannya karena ini merupakan instrumen pasar. Adapun pola investor asing dalam menanggapi instrumen ini di karenakan mereka masih buta dengan kondisi yang asing bagi mereka, maka 3 tahapan yang mereka lalui yaitu : I) Pertama kali para investor asing memasuki instrumen keuangan jangka pendek misalnya dalam pasar valas, apabila dalam investasi valas bagus dan mereka merasa nyaman, mereka mencari altematif investasi yang lain. 2) Setelah tahapan pertama terpenuhi, mereka mencari alternatif selanjutnya yaitu berinvestasi keuangan jangka panjang yaitu kesektor pasar modal seperti obligasi, sal1am, SUN dan SBSN. 3) Taliapan ketiga jika investor telah malihat bagus, aman dan nyaman barulah investor melihat investasi di sektor riil. Akan tetapi jika keadaan tidak memungkinkan jangan berharap investor bisa berinvestasi ke sektor riil. 4. Bagaimana kebijakkan departemen Keuangan mengenai sukuk? Jawab : Kebijakkan pemerintah dalam ha! ini di bagi menjadi 2 yaitu : I) Kebijakkan sebagai Instrumen, ada tiga pola yaitu : • Sukuk sebagai pembiayaan APBN secara umum, baru di tempatkan ke setiap pos-pos yang pembangw1an yang di butuhkan. • Sukuk juga bisa sebagai pembiayaan cash (jangka Pendek) untuk mengembangkan pasar uang syari'ahjika APBN mengalami sort. • Sukuk diarahkan kepada pembangunan proyek, di mana ini membutuhkan koordinasi dengan menteri perencanaan pembangunan. 2). Kebijakkan penggunaan aset yaitu underlying aset dalam Konteks SBSN, pemilihan aset BMN yang di jadikan underlying dalam penerbitan sukuk, tidak semuan underlying berbentuk tanah atau bangunan, itu tergantung jenis akad yang di gunakan. 5. Apakah pemerintah Optimis terhadap Penerbitan SBSN? Jawab : Insyaallah Pemerintah sangat optimis untuk menerbitkan SBSN, karena : I) SBSN bisa menarik minat investor yang menginginkan investasi sesuai dengan syari'ah. Dan terbuka untuk investor konvensional. 2) Pasar keuangan Syari'ah contohnya di Perbankan sym-i'ah yang mengalami overload dan negatif spread sehingga memerlukan instrumen syari'ah untuk penempatan dananya. Selain itu juga dari reksadana syari'ah, asuransi bahkan dana pensiun. 3) Sebagai Bencmark yaitu SBSN bisa di prediksi dan di perkirakan oleh investor, berapa keuntungan yang akan diperoleh misalnya dalam investasi jangka waktu I 0 tahun, investor sudah mengetahui misalnya keuntungan 3 tahun kedepan 3%, 5 tahun 5%. 4) BMN lebih terolah dengan baik dan lebih rata karena sukuk memerlukan Underlyiny Asel. 5) Pembiayaan proyek lebih terawat, lebih baik tidak asal-asalan karena pangawasan langsung dari pemegang sukuk dan lebih transparan. 6) Menciptakan Price tention yaitu biaya utang pemerintah atau biaya yang di keluarkan pemerintah lebih murah karena pilihan investor untuk berinvestasi lebih banyak seperti SUN, SBSN, Pinjaman Luar Negeri dll. Semuanya akan berkompetisi sehingga biaya utang pemerintah jadi rendah. 6. Apa saja yang menjadi kendala untuk mengembangkan Sukuk? Jawab : Kendala yang di hadapi banyak yaitu : I) Aspek legal yang belun1 lengkap, walaupun Undang-undang sudah ada tetapi harus melengkapi peraturan pelaksanaan pemerintall dan lainnya sehingga belum berani untuk menerbitkan dengan segera. 2) Harus pandai-pandai melihat kondisi pasar 3) Pembiayaan proyek belum ada kordinasi pemahaman dengan BAPENAS, seperti apakal1 sukuk itu. Tertanda, Tanda Tangai~ Narasumber HASIL WAWANCARAII Wawancara pada Badan Pengawan Pasar Modal dan L1imbaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Narasumber Bpk ArifMachfoed Jabatan Kasubag. Pengembangan Kebijakkan Syari'ah, Pernsahaan Efek, dan Reksadana. Tempat Gedung Standar Akuntansi BAPEPAM-LK Lantai.15 Hari/Tanggal Senin, 14 Juli 2008 Waktu 08:20 - 09: 10 I. Bagaimana tanggapan BAPEPAM tentang perkembangan Obligasi syari 'ah ? Jawab : Perkembangan Obligasi syari'ah cukup baik, pada akhir 2007 ada sekitar 20 efek obligasi syari'ah dan sukuk ada yang jatuh tempo. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI baru menggunakan bahasa Obligasi syari'ah belum mengeluarkan fatwa tentang sukuk, sedangkan BAPEPAM-LK telah mengeluarkan peraturan tentang indeks syari 'ah pada 2006 dan tahun 2007 sudah menggunakan istilah sukuk. 2. Bagaimana pengaruh sukuk terhadap pertumbuhan investasi ? Jawab : Pengarnhnya sangat besar. Sukuk produk barn sebagai bahan bagi institusi syari' ah secara un1um contohnya untuk reksadan.a, perbankan syari' ah dan asuransi syari'ah. Selain itu juga investor konvensional dapat be1investasi Sukuk. 3. Bagaimana Peranan BAPEPAM-LK mengenai sukuk? Jawab : Peranan BAPEPAM-LK sebagai pengeluru· batasan hukmn sukuk seperti pengawasan dan prosedur penerbitan, sebagai perantara antara DSN-MUI dengan BAPEPAM-LK karena selfillla ini, opini syari'ah yar1g mengganggap adanya penarnbahan waktu dan biaya, jadi untuk opini syari'ah yang rnelakukan kordinasi BAPEPAM-LK. 4. Apakah dengan hadirnya sukuk para investor terutama investor asing menjadi lebih tertarik berinvestasi di Indonesia ? Jawab : Pada seminar yang pernah saya hadiri rnengatakan bahwa sebenarnya yang narnanya investasi itu jahat dan yang perlu di perbaiki adalah Pertama, rnasalah kearnanan, karena investor tidak akan rnau berinvestasi jika uanag yang di investasikan tidak arnan taua di korupsi. Kedua, return yang menarik investasi syari'ah di banding konvensional dan di banding luar negeri. 5. Apakah BAPEPAA1-LK mempunyai target untuk perlumbuhan sukuk? Jawab : Tidak ada, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sukuk yaitu tingkat bunga, apabila SBI turun rnaka permintaan obligasi syari'al1/sukuk akan naik, sebaliknya apabila SBI naik maka permintaan Obligasi Syrari'al1 rendal1. 6. Bagaimana mekanisme penerbitan sukuk ? Jawab : mekanisme sarna dengan konvensional, yang membedakan hanya akad, surat-surat dan ketentuan yang berbeda. 7. Proses Penerbitan sukuk biasanya berapa lama ? Jawab : jika yang pertarna kali baru menerbitkan bisa tahunan, karena banyak prosedur yang hams di jalani, dari persiapan laporan kenangan yang wajib di audit oleh akuntan terdaftar bisa 3 sarnpai 6 bulan, konsultan huktun, komentar BAPEPAM-LK di!. Sedangkan penerbitan yang paling cepat adalah selama setengah tahun. 8. Sejauhmana sukuk dapal meningkatkan ekonomi bangsa ? Jawab : sejauhrnana tidak tahu persis, tapi secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi bangsa. Contohnya : sukuk yang di terbitkan PLN untuk sewa mesin Jet-Set karena PLN kekurangan dana untuk membangun pembangkit listrik, secara langsung dengan PLN bisa menggunakan Mesin Jet-Set listrik pun bisa di gunakan dan masyarakat bisa menikmatinya. 9. Apa Kenda/a BAPEPAM dalam mengembangkan Ins/rumen ini? Jawab : Kendala yang di hadapi antara lain : Pertama, Pemahaman masyarakat umum terhadap sukuk masih minim. Kedua, SOM yang mempunyai pengetahuan tentang pasar modal masih sedikit, karena proses penerbitannya belibatkan beberapa pihak terkait seperti Investor, SPY dll, yang hams paham dengan sukuk agar be1jalan dengan lancar. Keliga, daya saing yang masih kurang dengan konvensional dan pihak luar negeri. Keempat, standar akuntasi yang masih dalam pembahasan. I 0. Bagaimana Strategi BAPEPAM-LK untuk memajukan Pasar Modal Syariah ? Jawab : Strategi BAPEPAM-LK ada pada Master Plan Pasar modal Indonesia 2005-2009. 11. Apa harapan BAPEPAM-LK lerhadap instrumen sukuk? Jawab : Harapan agar masyarakat lebih pahan1 tentang instrumen investasi syari'ah, karena dengan pemahaman akan muncul SDM-SDM dan para investor barn dan tanpa ada SM yang handal susah untuk mengelola dengan baik. Serta peran serta kerjasama dengan para akademisi w1tuk mensosialisasikan instrumen ini. Belajar dari malaysia yang mengembangkan sukuk clengan melihat dahulu kondisi pasar apa maunya pasar sehingga malaysia bisa menghimpun investor dengan baik dengan pajak yang murah. Tertanda, WAWANCARA III Wawancara pada Bnrsa Efek Indonesia di Jakarta Islamic Index Narasumber : Bpk Yusdian Jabatan : Staff. Komunikasi Publik Tempat : Gedung BI!, Kantor JII Tower II Lantai. 6. Hari/Tanggal : Kamis, 14 Agustus 2008 Waktu I. : 14.15 - 14.40 Bagaimana Pandangan JI! terhadap pertumbuhan investasi indeks Islam ? Jawab : Dari segi investasi cenderung meningkat. 2. Pengaruh apa yang berkembang di JI! setelah di sahkannya SBSN? Jawab : Tentunya untuk para Investor menyambut positif, karena setelah 2 tahun menunggu peraturannya akhirnya di sahkan, sekarang yang penting adalah bagaimana implikasinya. 3. Bagaimana peranan JI! terhadap investasi ;yari 'ah? Jawab : Jll memfasilitasi investor untuk memilih investasi sesuai dengan keinginan investor, yang menginginkan investasi sesuai dengan syari'ah. 4. Bagaimana Obligasi Korporat di perdagangkan ? Jawab : Obligasi syari'ah diperdagangkan alamiyah di luar bursa, jadi berdasarkan negosiasi antara penjual dengan pembeli, dengan patokan harga yang berada di bursa. 5. Menurut JJJ seberapa besar Sukuk bisa berkembang apakah bisa menyaingi obligasi konvensional ? Jawab : untuk SBSN kita belum bisa lihat karena memang belum diterbitkan, tetapi kita bisa bandingkan dengan penerbitan SUN yang menarik banyak investor kepemilikan SUN sekitar 50 % cukup tinggi, jadi untuk SBSN di perkirakan tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih. Sukuk bisa saja menyaingi obligasi konvensional jika semakin banyak peminat dan berjalan lancar. Jadi bukan w1tuk dilombakan itu hanya sebuah pilihan. 6. Menurut JI! apa yang menjadi kendala perkembangan indeks islam serta strategi apa yang di !akukan ? Jawab : Kendala yang di hadapi yaitu Peraturan Pemerintah yang belum meningkatkan orang untuk mau berinvestasi. Seperti j ika berinvestasi harus berfikir panjang tentang pajak yang dikenakan. Strategi yang di lakukan yaitu : Pertama, Menciptakan sistim yang bagus w1tuk perdagangan di bursa. Kedua, maraih pasar yang konsen dengan syari' ah dan dengan adanya JU di harapkan orang dapat mengenal Bahwa ada indeks Islan1 di negara yang mayoritas Islam. 7. Apa harapan JU untuk perkembangan selanjutnya? Jawab : Harapan JU yaitu : Pertama, memberikan pilihan investor sebagai penerbitan. Kedua, Bisa Banyaknya Perusahaan yang masuk ke JU sebagai SPV, Pemerintah agar lebih cepat mengerjakan peraturan dan bisa menerbitkan obligasi rite! karena potensinya besar, apalagi Indonesia mayoritas Islam. Semoga sukuk bisa di sambut dengan bagus seperti ORI yang banyak di minati karena harga yang murah w1tuk obligasi hanya 5 juta, cenderung lebih anmn karena dijamin oleh pemerintah, dan kupon yang di berikan lebih tinggi daripada suku bunga yang berlaku. !DX i:v1rJtlC'-~ld Stcici( Excl1,·111ge f',t,;';,1 Efek lndon('si,1 SURAT REFERENSI Nomor : SRef-1 25/BEI.SDM/09-2008 Yar1g bertanda tangar1 dibawah ini Kepala Divisi Sumbcr Daya Manusia PT Bursa Efek Indonesia, dengan ini 1nenerangkan bal1\va: Nmna Peke1jaan J urusan/konsen trasi Fakultas Uni versitas/Sekolah Alamat Ani Khoironi Mahasis\vi Muamalat/Perbar1kan Syariah Fakultas Syariah drn1 Hukurn Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatu!lah JI. Halim Perdana Kusuma No. 36 RT 001/01 Ke!. Juru lvludi Baru, Kee. Benda, Batu Ceper Tangerang 15 J 24 Telah melakukan Penelitian di £Yr Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Agustus 2008. Dernikian Surat Kcterangan ini dibual untuk dipergunakan sebagaimana rnestinya. Jakarta, 9 September 2008 ( DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BAD AN PEN GA WAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KETJANGAN SALIN AN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS !'ASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-130 /131./2006 TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH KETUA BAD AN PEN GAW AS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang a. bahwa dunia usaha dan investor 111cn1erlukan keragaman su1nber pembiayaan dan investasi, tern1asuk melalui sumber pembiayaan dan investasi yang didasarkan pada Syariat Islam; b. bahwa dalan1 rangka mc1nberikan kerangka hukum yang me1nadai terhadap penerbitan Efek Syariah mclalui Pasar Modal Indonesia, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Bapepan1 dan Lernbaga Keuangan tentang Penerbitan Efek Syariah; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyclenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pen1erintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nornor 46 Tahun l995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar f\.1odal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun2006. MEMUTUSKAN: Menctapkan KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 1 Ketentuan n1engenai Penerbitan Efek Syariah diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. Agar setiap orang n1engctahuinya, memerintahkan pengumuman I<eputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di pada tanggal Jakarta 23 Nopember 2006 KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Pjs. Sckretaris Badan ttd Robinson Simbolon NIP 060047831 LAMPIRAN: Keputusan I<clua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/ BL/2006 Tanggal : 23 Nopernber 2006 PERATURAN NOMOR IX.A.13: 1. PENERBITAN EFEK SYARIAH Definisi: a. Akad Syariah adalah pcrjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagain1ana ditetapkan dala1n Peraturan Bapepa1n dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.14. b. Efek Syariah adalah Elek sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad tnaupun cara penerbitannya memenuhi Prinsipwprinsip Syariah di Pasar lviodal. c. Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fahva [)e\van Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN~MU! yang ditetapkan dalam peraluran Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MU! yang telah diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan pcraturan ini dan atau Peraturan Bapepam dan LK lain yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI. d. Sukuk adalah Efek Syariah berupa serlifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1) kepemilikan aset berwujud tertentu; 2) nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau 3) kepemilikan atas aset proyek tcrtentu atau aktivitas investasi tertentu. e. Wali Amanat Sukuk adalah Wali Amanat yang terdaftar di Bapepam dan LK yang bertindak mewakili kepentingan pemegang Sukuk. 2. Ketentuan Umum a. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara Iain: 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2) menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko yang mengandung gharar dan a tau rnaysir; 3) memproduksi, mendistribusikan, 1nemperdagangkan, dan atau menyediakan: a) barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (hara111 li-dzatih1); b) barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (harant li- ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan a tau c) barang dan atau jasa yang me1usak moral dan bersifat mudarat; dan a tau 4) n1elakukan investasi pada perusahaan yang pada saat tn:insaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lcmbaga keuangan ribawi lebih LAMPIRAN: Kepulusan Ketua Hapepam clan LK Nomor : Kep- BO/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -2- dominan dari modalnya, kecuali kesyariahannya oleh DSN-MUI. investasi terscbu.t dinyatakan b. Pencrbitan Efek Syariah \vajib dilakukan berdasarkan Akad Syariah. c. Seliap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah wajib 1nemenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang ditatvarkan, pcraturan ini clan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. d. Setiap Pihak yang menerbitkan Efek Syariah wajib memenuhi kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan. e. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan atau kekayaan Kontrak lnvestasi Kolektif Efek lleragun Asel dari Pihak yang n1enerbitkan Efek tersebut tidak lagi men1enuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan. f. Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal wajib menyatakan bahwa: 1.) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan Penawaran Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK); 2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, clan cara pengelolaan perusahaan Pihak yang inelakukan Penawaran Umum tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan 3) n1emiliki anggota direksi, anggota komisaris1 Wakil Manajer Investasi, dan penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 3. Penerbitan Efek Syariah berupa sahatn oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal a. Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan Penerbitan Efek Syariah berupa saham wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor lX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran atau Peraturan Nomor IX.B.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pemyataan Pendaftaran Perusahaan Publik dan serta ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan 2) 1nengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa: a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip~prinsip Syariah di Pasar Modal; LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -3- b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; clan c) Erniten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris yang 1ncngerti kegiatan-kcgiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa saham hanya dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal jika: 1) terdapat usulan dari pen1egang saham yang memenuhi syarat sebagairnana diatur dalarn Undang-undang tentang Perseroan Terbatas; dan 2) usu Ian tersebut telah disetujui Rapat Umum PemegangSaham. c. rencana penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham un1:uk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 28 (duapuluh delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memuat informasi yang antara lain: 1) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan perusahaan; 2) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhl Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 3) earn penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju alas perubahan tersebut; dan 4) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pen1egang Saham tentang perubahan anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan pemegang saham dan Menteri Hukum clan Hak Asasi Manusia. d. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengambil keputusan tentang persetujuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf c dengan ketentuan sebagai berikut: 1) pemegang saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta afiliasinya tidak dapat diperhitungkan dalam kornm kehadiran; 2) dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham; 3) keputusan dlatnbil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang hadir; LAMPIRAN: Keputusan Kctua Bapepan1 clan LK Nomor : Kep" 130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -4- 4) dala1n hal korum kehadiran pada Rapat Umum Pemegang Sahan1 pcrtama ticlak terpenuhi, maka tidak dapat dilakukan rapat kedua dan ketiga; clan 5) dalam hal perubahan anggaran dasar tidak dapat dilaksanakan baik karcna tidak terpenuhinya korum sebagaimana dimaksud pada butir 2) dan atau butir 3), maka usulan rencana pcrubahan anggaran dasar baru dapat diajukan kembali 12 (dua belas) bulan setelah tidak terpenuhinya korum sebagaimana dimaksud pada butir 2) dan a tau bulir 3). e. Emiten a tau Perusahaan Publik sebagaimana dirnaksud dalam angka 3 huruf b vvajib menyelesaikan hak-hak Pemegang Saham yang tidak menyetujui perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjan1in pembe1ian sahan1 pemegang saham tersebut pada harga wajar dcngan ketentuan sebagai berikut: 1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian sekurang-kurangnya sama dengan harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai independen; 2) dalam ha! sahamnya tercatat clan diperdagangkan di Bursa namun selama 90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian sekurangkurangnya sebesar harga tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau 3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian sekurang-kurangnya sebesar harga tertinggi dalam jangka waktu 90 (sernbilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman RU PS perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf c. f. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang n1enerbitkan Efek Syariah berupa saham melakukan pelanggaran atas ketentuan angka 3 huruf b di atas, maka: 1) wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK serta mengumumkan kepada masyarakat mengenai inforrnasi atau fakta material berupa perubahan kegiatan usaha dan cara pengelolaan yang tidak memenuhi prinsip syariah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan lnformasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik; dan 2) dikenakan sanksi administratif berupa denda dan kewajiban melakukan tindakan sebagaimana diatur dalam angka 3 hurul c, hurul d dan hurul e. 4. Penerbitan Sukuk a. Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Pcnawaran Umum Sukuk wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang J(etentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran serta ketenluan tentang Penawaran Un1u1n yang terkait 1ainnya; LAMPIRAN: Kepuh1san Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopernber 2006 -5- 2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK hasil pemeringkatan dan perjanjian perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah yang terkait dengan penerbitan Sukuk dimaksud; 3) menyampaikan kepada Bapepam dan LK pemyataan bahwa kegiatan usaha yang mendasari pcnerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ini, dan n1enjan1in bahwa selan1a periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ini; 4) menyampaikan pernyataan dari Wali An1anat Sukuk bahwa Wali Arnanat Sukuk men1punyai penanggungja\vab atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan 5) mengungkapkan informasi dalan1 Prospektus yang sekurang-kurangnya meliputi: a) kegiatan usaha yang 1nendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ll1i, dan En1iten menjamin bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ini; b) Wali Amanat Sukuk mempunyai penanggungjawab atas pelaksanaan kcgiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi Syariah yang digunakan dalam penerbitan Sukuk; d) ringkasan Akad Syariah atau Perjanjian berdasarkan Syariah yang dilakukan oleh para Pihak; e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; f) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan atau pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; dan h) kesanggupan Emiten untuk mengungkapkan kepad;> masyarakat hasil pemeringkatan Sukuk setiap tahun sampai dengan berakhimya Sukuk. b. Perjanjian pe1walian1anatan penerbitan Sukuk wajib sekutai1g-kurangnya memuat: 1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk; 2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik Akad Syariah; 3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran in1bal hasil sesuai dengan karakteristik Akad Syariah; 4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; 5) rencana jadv;al dan tata cara pembagian clan atau peinbayaran bagi hasil, margin, atau fee; LAMPIRAN: Keputusan Ketua llapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -6- 6) kewajiban Wali Amanat untuk inengambil segala tindakan yang diperlukan dalam rangka memastikan kepatuhan Errtiten terhadap Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal; 7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal En1iten akan n1-engubah jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha clan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk; 8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapa! Umum Pemegang Sukuk (RUPSukuk); 9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak f,etuju terhadap perubahan din1aksud; 10) ketentuan yang menyebutkan balT\Va pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka 8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk n1enyatakan bah\va Emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya; dan 11) mekanisme pcnanganan dalam hal terjadi gagal memenuhi keivajiban. c. Dalam hal tetjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan Prinsip"'prinsip Syariah di Pasar Modat maka Sukuk tersebut menjadi batal demi hukum (fasakli) dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk. d. Emiten dan Wali Amanat wajib n1elaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Perwaiiamanatan. c. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal. f. Sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder apabila telah terpenuhi halhal sebagai berikut: 1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan 2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan Sukuk. 5. Penerbitan Elek Reksa Dana Syariah a. Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah Sepanjang tidak diatur Iain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran Umum Saham Reksa Dana Syariah \vajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Peraturan Nomor IX.C.4 tentang Pemyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan serta ketei'ltuai'l tehtailg Penawaran U.rhtun yang terkait lainnya; dan 2) mencantunlkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan atau Kontrak Pcnyitnpanan Reksa Dana serta inforn1asi tan1bahan dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut: LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/ BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -7- a) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bah\va kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal; b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal; c) jenis usaha, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, clan cara pengelolaan Emiten dimaksud tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal; d) memiliki anggota direksi, Wakil Manajer Investasi, dan penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; e) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; clan f) dana kelolaan Emiten Syariahnya hanya dapat dii.nvestasikan pada Efek yang tercantum dalam daftar Elek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK. b. Penerbitan Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Sepanjang tidak diatur Iain dalam peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran Umum Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah berbentuk KIK wajib: 1) mengikuti ketcntuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pemyataan Pendaftaran, Peraturan Nomor IX.C.5 tentang Pemyataan Pendaftaran Dalarn Rangka Penawaran U1nu1n Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif serta ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan 2) mencantumkan ketentuan da1am KIK clan informasi tarnbahan dalan1 Prospektus hal-hal sebagai berikut: a) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip- prinsip Syariah di Pasar Modal; b) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana dan penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan.okegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) tambahan kata "Syariah" pada nama Reksa Dana yang diterbitkan; d) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa bana dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan e) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikru1 pada Efek yang tercantum da!am daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK. c. Direksi, Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak Penyitnpanan, atau KIK. LAMPIRAN: Keputusan Kelua Bapepam dan LK Nomor : Kcp-130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -8- d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi tcrsebut mengakibatkan portofolio Reksa Dana terdapat Elek selain Elek yang tercantum dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK. c. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek selain Efek yang tercanlum dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK yang bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Investasi clan Bank Kustodian, niaka: 1) Manajer Investasi wajib menjual Efek di1naksud, paling Iambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) sete!ah diketahuinya Elek tersebut ticlak lagi tercantum dalam claftar Efek Syariah yang clitetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK, dengan ketentuan selisih Iebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar Efek pada saat Elek tersebut masih tercantum dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang cliakui olch Bapepam dan LK, dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dan diper!akukan scbagai dana sosial; clan 2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta pemegang Efek Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih Iebih penjualan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf e butir 1) dan informasi tentang penggunaannya sebagai dana sosial selambatIambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan Qika ada). f. Dalam hal karena tindakan Manajcr Investasi dan Bank Kustodian, mengakibatkan portofo!io Reksa Dana terdapat Elek selain Efek yang tercantum da!am daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK, maka Bapepam dan LK dapat: 1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk me!akukan penjualan Unit Penycrtaan Reksa Dana baru; 2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Reksa Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 3) mewajibkan Manajet Investasi dan Bank KusfOdiart secata fa'ng'gullg renteng untuk membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal sesuai dengan harga perolehan dalan1 waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; dan atau 4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir 1), butir 2), dan butir 3) di atas, sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer lnvestasi dan Bank Kustodian. LAMP IRAN: Keputusan Ketua Bapeparn dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -9g. Dalam hal Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada huruf f, inaka Bapepam clan LK berwenang untuk: 1) 1nengganti Manajer Investasi dan a tau Bank Kustodian; a tau 2) membubarkan Reksa Dana tersebut. 6. Penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah a. Sepanjang tidak diatu_r lain dalam peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran Un1um EBA Syariah wajib: 1) mengikuti ketentuan Pcraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Peraturan Notnor IX.C.9 tentang Pemyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Un1un1 Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) serta ketentuan tentang Penawaran Umu1n yang terkait lainnya; 2) mencanturnkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus halhal sebagai berikut: a) bahwa aset yang rnenjadi portofolio EBA Syariah t-idak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; b) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan KIK-EBA Syariah dan penangungjaivab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) kata "syariah" pada nama EBA yang diterbitkan; d) mekanisme pembersihan portofolio dan dana EBA Syariah dari unsurunsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; e) bahwa pengelolaan dana EBA Syariah dilarang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; f) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan Efek; g) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak; h) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil,. margin,. atau fee; dan i) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan atau pembayaran bagi hasil,. margin, atau fee. b. Dalarn hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian1 mengakibatkan kekayaan EBA Syariah terdapat unsur kekayaan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modat rnaka Bapepam dan LK dapat: 1) melarang Manajer Investasi clan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan EBA selain dalarn rangka pembcrsihan kekayaan EBA dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam clan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 -10- 2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung rcnteng wajib untuk membeli aset portofolio EBA dengan harga perolehan atau membersihkan dana EBA yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; dan atau secepat mungkin, paling lambat akhir hari kcrja ke-2 (kedua) setelah ditemukannya pelanggaran tersebut; dan atau 3) n1ewajibkan Manajer Investasi untuk rnengurnumkan kepada publik Iarangan clan atau kewajiban yang ditetapkan Bapepan1 dan LK sebagaimana dimaksud pada butir 1), butir 2), dan butir 3) di atas, sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank Kustodian. c. Dalam hal Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian tidak 1nematuhi larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka Bapepam clan LK bcr\venang untuk: 1) mengganti Manajer Investasi dan a tau Bank Kustodian; atau 2) membubarkan KIK EBA tersebul. 7. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LI< dapat nlengenakan sanksi terhadap seliap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 23 Nopember 2006 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP. 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Pjs. Sekretaris Badan ttd Robinson Simbolon NIP 060047831 J""d·"'l C·!J. IDC r·-1 ;:;;i-r:p:t..JWlLIK lfNDA~'10-UNDANO INU<:1r-.fES REPVBlAK i::.. INDON~·~:>lA NOMOR 19 TAHUN 2008 'l:'ENTANG :SURAT BERH.ARGA 8Yl'l.Ril\H NEGARA Dli:NG.4.N RAH MAT TVHAN YANG MAHA PRE'iHD!i:N u. REPUBL-ll<\'. E~'>I\ IND<:)Nl£~1A, a.t1~atc.gi d.o.:n kcbijuku:ri pen1.l:iang\...ttf..v.n c-~al50iUE'l.a.L tl:iCiv..ri..1jL.tdk~.n rn.:-Ji~y~.urak:a.L adiJ, Jt~akrri\..tr. d.o:~n ~ejL1ht<.::::ra serta l..lt"ltU 1:<; mt";rn1.,.1.li!11;J..:1t:ir1 6-t:kt.t?J" ck-01'lonJj, !J'crli..l' t.J i~;;~rt~ti c.ie.t"lga.r1. ':.Jp.ti~/B. l'.'.l'e.ri,gi::; iolt:"'.ain k.c~...i&.ng:at1. 11.cgt:l.r.tJ.. :se:c~:ra, optiJ"Tlai rnc.:::l.al.u-i p·cniti:f!}<:.Qito.n <.?fi~sierl.S:l dalanJ b.sl.t"lvva 'Llr'ttUl< pcri.gelol(3.a.n btJ.ru.ng ttliiJk .tl.Cg.aJ."'a. d.un ~1,.lml:Jer perr1bi;fillyaa.t1 ar11;g:tt.ran n'f:'!garo.; b_ ba.hwa dalarn 1-angk"' pengelohuun keuanga:n nejj;ur"8. ~H1'Uk meningkatkan doya ct ..1ki.1ns; Ar;gga.-ran 1-""m1da.pat<>n d;;,n f,!el<;;nj.._ Nes""""" dala.1n n-1en.i:.11:e.-,.kkan pot'ekonomfr,n~ na s ;on••! see¢>l"a bt:t-keainam l:;n,~ngnn ,. dipcrlul<:H n pert gen~ bangcu; l:>crb,,,gru inst.rumen ke-..i.ungan yang l'n.untpu ... rn.c:mobil~~.p,~i dur1a p\.tblik ae<?lf.l.r&l. luas dcnga11. rrten'>J'>"" hacl.kan nil<1<i-nilr.lli ekonotnl, ao:sial dai~ budaya }~ang c 1-:::ierl·cernbiang dalan'l rn:f\:l':!iiYElrt'1,.•o!;:~:t.t; l:;n,:;t},·vvir,ti n.atF>iona' p<:.ter\ali 3t1U..n.g sun'll;~r l~'le.rlG;:U'-· 1>en1'bC":k3r·.caan rl.ol>1::nn l>erbi:.'\~l:ii -G)tr;t:rio.h ya.ng 1'l"'leT"1.ili:Lci di~i:-1z,.11n'fnn.tJCJ.1n a.eca..r•a Ot'Jtim*1l; d. f:)<enlbf.l.n.gunu.n in!fl.t1"1..1m~:.nn. pelua.t1g ~.;:.~ul;.'l..riga..rl. bcs.i;:;.,r bell:..Lt":r'l. t~al"!'.\Va s<.:H';;t:.or ekon.otni dan k.~lAr-1r1g.~, n ?:ty..:t..ri.a.~1 1.)erJ\..:i;; d ft u:r:rli b\..~)") l<:cmbttn Skar:i rr"lC(-fllLii j';te111g<!!!m ba:t'lg.e.n in.ut n;1men. kou.a.t1ga.r1 s:!itiF.11rLe1t_h 8cba~ai l,-;J..,'1.g;io.n. duri ~i~t.cm pc:rck,o t'i. o t1::~ ian nQ:tion.u.1 tlala;rn rirangkiLi. e=>er1t115.k.r.a 11..~:t. r1. kes'-'.i&h tcnv"n sosinl bagi .,.,,!uruh rakya t lr>d<>neBia: c. t:>i:.!!l'.1wa ir1strumen ..ceuan.g.an berduaarkan p1in~ip tiiyarii:ih rnen<pCl.nyal karakteri,.til<- yang bcrbed" d"'•'l,f':an in ... tr\.lir1en \~(H~{l.ngan konven..,.i.orur.. l. aehingi.~<• p.;;r!u pengel<'.>la.;1n dr::i~ .~c •1.g:n..t ur'a.rt eeCSLr.cL k.h. 'Lll ElU.Ai. i tl B-trl...:tfl1.C:n mJal'~lpUr·1 !)e·ra.;·1.g1-t:El \. h b.rt i k: y~ .a...ng; t'lle"t1~'*'fl r'gk 'Lt t. kJ.k t.l:i:·l )/a.!1.r.?,; o1;:! ip-<?:rluk.r1..n;' PRE:SIDEN l<t E~UBLtf't.. 1tJf) or..JES.IA - 2 - f_ bo.h=a b<>.rdasarkan pertimb....,g,an ""bagaimana dlmaksud drua.m huntf a, hurul b, huru! c, hurut d, dan huruf e, perlu membentuk Undllll'lg-Undla"g tenrang sur&t Berharga Syarlah Nicgau·a; Pa!>al 5 ayat (l), Paaal 20 ayat Pl <Ian "Y'"L (2), Pa"'al 20A ayat (1), Pa;,al 23. dan Patcal 23C Unda.ng-Ut>d.,ng Oa""r Negitr.!1 Republil< It>done91& Ti!ihun 1945; L)<;:nE,:nn PQrsatiajunn Hi:.:l'"?;it11fl1Q. Qf'.:WAN PRRWAI<HAN RAll.rAT REf'UBl.IK INDONESIA dm-. PRES!DEN REPUBLil< tNDONESL" MEMUTUSKAN 'i:-t:i::"t:;i,rk:;::i.n; t);'..ff}ANC1i-1. INDAr'ilrJ TEN'TANO ~URAT SY.">RIAH NEGARA, BAB I Kt,;TENTUAN UMUM Dalam Undang-Undang ini yang dimal-i:.aud dcngan; l. Su,-,.t Berhnrga Synr:ia.b N"P-T"'- ""lw1jutn;ya dbo;.nigl<:11<t SBSN, arau dapat dlaebtu Sukul< Nega:r11•, .. dal,.h o\J.ra~ berha.rg" negara Y'""-"E! dH<>rbitka1> bt:rdaa.arkan prinsip ~y·Mial'l, sebEJl&@.i tn.J.kta ~tOtA b0;g.imn per.i.yertao...n terhadmp A8et SBSl'J, OQ'ik dal11:m ma<A uang niplah maupun vuluta .;.1.tiing. ;i, Perusahaan Pe.nerbit SElSN "d«i«h l;<ad"n hukum yan!<l; !Jlli di<Hrikat1 berda1>arlum k"tentuU>n lJm:!.,...,g-Undwtg tltttu.Jt ttlelaks.anaknn keg~l.i.tnn pencrbitan SBSN. :~. Ase:!l SBSN 1:1-di-.la~\ obj<":k r>e:rn.bi.a.y~:u:1.n SBSN c:i;!lln/a1.f'Ju Bara11.g. MlH.k: Nelts.r-a yeu1~ ttn~tnillk·i njlui cko:nomia.~ bcrupc:t t~irJaJ1 clrui: I atn\.:?I OO:ngun nin muupur:i se1atri. trui~l1 d.0in/ n.t1&1.u bru-\:gun.a.11,. yang dtJ;lurn :rartg.ka t.".'ie"fterb~t.an sasN· dij;;i.Qfk;,,in sebaga.J da&Rr pene:rl;dta:n SB.SN, r.:.J PRE:-:S'I ~I- J·-..J f: µ 1. IQ L~ I K il'l f)-1~,': t'-1 ES.! t--"!.. • 3 'i·, 5. f'.5i..J.ro.ng l\Jtilik Ncgar..± a.ci:alal:'l. si::·t1:'1.Ltti. ':::i.£.'lrang )l-B.n~ i:::tlbfjli J;;1.t.o.i....~ di.pcro-teh at.\1;_5 bi'!!b.:tln An~~uru.n Pe:r11dapat.a.r1 daf1 .Bel:atl)O. Negara atEJi1-.:t ber~0t01.l clari ~roleh.an lta.inny;,i y;ang. s;a.l~Akad ~-..da.1''1.h pcr:jiu1jh1n ter·tulis yang tidak bertentlln;J,1'\n. cloe;r1g~1, l:1rinnip aJr~arit:.1..•• pcru n dll-4., s,- undi:a.nf5A.n. 6. dt::l.r'1 aeaua.i dCJ.1€!0.n pero.t\.l.r{ln Ijaru.11 a.cL£1JoJ1. Akad yang a;El.tlJ; pil:11f\.k bert·ind;11l.;: fiendir·-i. at.au rn.t-:Jlalul wat<:~lr1ya -~"l:"l.enye'IAl.c..:i,.lt;.t.:t.n hr.:tk at;;t5; ~.mt.J.,o,l tt.J· 0::1Hc:f- kor.:iada. J.'i f-'lak •.a.iJ'l be rda.aa ~, ka:rt l1f1 ~·g:a se'\:va da.n p('~riode e:Jcv.ru: _}rurig ri i.~~p;o.k.o. ti. 7. B. Mudnrabah adalab. Akau kc1-ja st\mt> ant.urn dua pH>ul<. at.au i"'blh, ya.itu "atu piho.k &Cbbli<;a.i IO•cnycdia rn.od<tl <Jan plh«k l~i:r1 istzbag.ai J:>ea"1yedi.ft tcn.Rgs:1. d.a.n l--:e1tt.hliilir1. ){!c:Lltl.t"L.lt'l.g.a.t1 of..Jari kc1·ja~ar•1a tet'1'tebllt aks:• fl cli.h.ft!e;i herdaf':l-EJ.rku.n :t'iiaba!l: Yf'l!.ng (c~l.i1l"L di~c:'tuj-uf B-cbolun1:.:tt;~/'t.'-~ acdeingJo:.u.n kerugiun yung terjCldi tJ...Jt:(.11.n c;lit.L:tnftg'Llng sepenul::it'l.y&. o£ch. pihuJ..:: pen)li!(Ji.r1 rno-do.l, kecuuli kl:!rug:ian diseb-S1.bk.liiln oleh l-.::e-li'.l.lai-ar1 pO"ny.,diu tenaga dtU"l keahllan. rvru ..yara.kah <1.tau lcbih a.da.lah ·Akad untuk kerjn ""'''"'· "'nt<uot dua pl!ui.k mer>ggabungkan m.odaJ, 'ba.ik dahun b..ent'l-il-i; 1,,l..(l.Og rn~upun br:"'ntuk lu.ir1ny.at de:n~.:t.l t'Uju.u.n 3'J::1o·mpc'}roleh keu.rtt.u.ng&n. yang akan dib.irtgilca1"11 !!ic!!llU~.l d<:'ngi;an nio;bah y.u.ng tdah disepo.kati "'cbc:lu.mr>yn, ~ed.{l,ngkar kcn...1gian yang timbul akan diLn.ngg:uns bet"e..a.tua ""'"u<eti dene;<>.n j1.>mtah pil.rtlalpaai n1odi;i.( mu,.ins;•rr1aatng piha.k. ) . JS;tis:hrr.a' ada.la.h Akad p~mt:iiJ.1y.i:1-tltr1. at'lu:tt"a J:.'.1'8.,r~t 'jl.ud beli JliI-~e:lk ""'"'L ic~iin~-i.n£1 berupa obyek :tE:pc:-raifikaa.i, CC-U"'Cl tjp_n [email protected]:1 v.ra.ktu pc111:,yeft''&l"1a.1r1t s.ert.Q1, hnrgm. RB-0-1: tc:ra.ebut. 1 o. ditenr.uka.t1 berdasarkan ke'1lepnk.litan para pihak. ~r>1ba.lan ad.alah pe•nbayu..ru.n yang dap""l be.r\..ip<> ""'"'"'· bagi h"'sil ftLll.U t'l:'Hl.>'gin, atau bentuk p<:rnbnyHran lalnnya u:>i den!l:an Ak.ad. penerbi.t.a.n SBSN, yQ.ng dl.btsrlkan :;c..,-.. kep«d.P. SBSN 0>arrtpa1 deni;w.n bcrn.khirnya periode SSSN. ~;.c1 i;1crir~tRh .c.d.a.lah Pemerinrah F'1.l-!9at" H~pµblik Tridon~·Bia, 1::.erneB;'1.nS 1 t . 1 :..!. 1. 3~ Ment.,ri <i..dalah Me.·nteri Keu.,.nga.n Rcpublik Jndone"io. .. P'8.S:ir Pel"da.na ade.lah kegi.atan p.c:.Jr1a•vvar.0ir\ ~;;lfill"l penjua.la.11'~ SBSM b .. ik d.! dalarn m<>.,,<pun di h ..hU" ncg<:ri l.l.ntuk pertaqia 14. l!J.aeo..r Seku.nder o.dalall kc:;gla.tJ?o.£11 p...::rcJng.a.1'1g.et.r'3 SBSN )''"nng tdah <liJ'-'a! dt Perdaru" b•>ik di <la.lam ,..,.,_...,pu.n di 1uar racgc.ri. ~.;;:,;;.Jin ya. p.,_,.,.,. P"F~ t;; f'~t:'-~"'i.JBLJlf..;;. $ IOC f".J L...,!E~~-),~Jt::o::;,1,-;,,,, .. 4 .. 1 S. 16. Nilai Nomin"'.l .,.c;iuluh nll.- i SBSN y••nF. <cr~:ar>l1Jn1 d<d"'m ""'''-i.!ikat SBSN. Hi:.th: :r1./I.i.:t.i;-1fa.rtt adal-:flih !J.i:-l.1": LJ.r1tuk n:1cc:1-11tliiki dn!.n_ r:n.endl.npat.ke.t:i. '}~ak j::ti.,.'::l:1\.tll Q..1;-0i,G pc:rnetnl.i:.1.Ul-LXr'l. su.o.t"l.J: ne;1cl tartp:i::-<{. perlu ddakuke..n pendiruto.ro.n <>t.u" kope1nilikan d1.>n hak ,.,,.sebuL 1 ·7, \-1.!ll.li 18.. El<::rlllih Ma.kahnal $1..u-,.H S.<;rha:t<ga Negara "'d"l,.h t"1.Inbahan atas juml<>h Surat Berha.rga Neg.,,,-a yang telah be¥'.'er..1;.1r dala.tli aa.tu t.ahun ~-n&&Hre.t:i.. y.rui,g mcrupu..ka:ta :seltsjh i'lnt.ara juml.u.11 St.trot Bcrha:rga Negt.1.ra y9:..n:g nku.n clitcrbitJi;:an d<:n-gµ:,1.l: jurnta.lt $\1r.i:;i.t Ee·rha.rga Negars y--a.ng. _1atuh t;,rnpo d<ln/ut<>.u yang dibeli kernb•>li ulc:h Pemerintuh. 1 ~:t, adalah piJ-2ijl.)~ yang me'W'a]4';ili ke<J:>C:::ttli!r\ga.-:1. perncgo..ng SaSN u<>euai dengan y<\TI(,t c;iiperjan.Jikan. 11-... ma.rta.t l'iil.a.i f-:1.ur.~it.. Lt't.a..n_g NcgaTB .i:1da~ul:-1 s.ti....i.r ";\l be:rhRt-g;..JJ yang. bct'l.lptl. s·L.lr.LJ.L per1ga.k1..tan t..:i.f.f1i,ng cI;1l,1r"r'1 r'f'lata. 1....18.nf.:; ,--.Jpial:1 n:t.Q.l...1p1.ln vr.;zlt.lti:.L o-:lsit1g ~/H.1·1g tJij.ri11,in f-">cmba.;i...-ar·o.D bungu. dt.~l1l j'.:iC1'k<"-"K1·1.}r;i--' c-:.lcl'1 NCgat·a ;..;;::cpi_:tb~il< ltt<:i.uneala 191Ca\.-:[email protected] der1'gur1 ~~(). 2 l. ~ 2. n"l•·-lls.:t bc:rla.k\..t.nyn. 6crf-10..1··e:a. Ncgor.r.J. o::..da.tal1 n1tr:r~t UL;:i.:ng Negd.r:f!. <~li:'!fl. Sl:'lSN. St:!~iup Or-eu1g a.d:f.."tla.h O!l"'Ea.ng r ... ~r~Ci'.:J.t"~ ..n1f~Rfl -11;-1,t;-ra,t,,t Kot·por-a:si, Surat K -..:i-rpi:>rugi a<la.lah k\...t:rn pi..t l.M..r'l 01"~1.ti g da.1i. I •~ti::iu keka;!la~n yang t,erorganisaai baik :r1'l-cr\.~p.;;.:ik11!ln badan hii..:t'.k;"l)!m rr~aup1t..11t bukan bad<~n h-...k1;1rn .. BAB lt 6R:NTUK DAN ~rH:NIS SURAT BERHAROA SYARl/\H Nl!:GA!:LJ\ ·<«\'ett··l~-tt, 1. 1)1 t.-1'.l.·u tun pa '!..V.(ll_rl<.n. t. : 1) SBS!"'..f: cl.iit..c rbir,ka.r1 d.a.lir.-:rri ;:al SBSN sc:bagaim.£ll10. dimukrs:\_.tc:l p.f.l,,dLl: •AY(S\.t di.pcrdGii:"·"Skurt o.t<><t.ll Licll:l.k diperd"'J;il""-.gl-<"t-, f-;ckun("!e1-. l.1c:11 tu k (11 d.r.Jpt.i.t di P<1:<o>r PRC.:S.10Ct·4 r.:icrLJ:t;1t-,.tK JN0()~...,;£~tA - 5 - .f._1.l:'~SN .r14. l):, dafJat SBSN ; ...1 u d c. be1~upJ:!.1.: SESN ljur11h, yu.ng -c.iit-erbitk.tL:rl bert.l;o:L.s;;1r•k.ai'fl Ak~ici 1jaral\~ M\J.dO.'f'li.\.b.tl.h, '.)rnnp,. d:iterbitJr..c...n Akad berd.L1f.lt11..t'klltl ~ll ra b.f!th; SBSN Mu>lyan-..k'1lh, M\.1sya...->.kah; .c-l. SBSN I.st.T.{!fh..rt..a.J.. )•i:l.nf; y.._np; dit:erbitkn.n beirda.,,..,.-!Utn Akad dit:c,:·bi[ka,n bcr·dv.a:P.rJ-"1;:Q..r:t 1\knid .lst.i$hraa •; c. SBSN ya.11.g ditci~bi.tk:an. 'bt~rtft."\3:JJA.rk~ir1 A'.k..t.1,,c,:l la_iin..nya a.cpa..1"1jun~ tidak be1·tentangan dcn~<>.n pri:nGiP "'Y'""iJ:l(h; cLc.:n r. Sl3SN Y"'"''il- dlterbitkan trnrda<!>Elrk,u1 kon~bin,._si da.-i dua aLau lebih d'1.ri Akr>d "c::b,.gaim•>rHl dit<»>.kaud pad£l. h'.>n;if n :u1rnpai l'..~c1-ign..n hl..lruf c. BAB HI TU.JUAN PENERBITAN SURAT IlI:;RHARGA BYARIAH NEGARA $.E.3-SN dit~1-l:J.it}i:@cn. dt;ng;1t1'1. t.ujuld..r1 ur1l·uk r11etnl:>i&~ra.i Ang~o.rn)11 r.l'er1dapatan dun Se11..1nj.i:.t Neguru t.e:t~maau.k rp.t;!mhinyni p·Ct).1.ba.ng...inar1 ,proyek, BABIV KE"VENANO·AN DAN PELAl<SANAAN P!;'::NEREITAN St.Il"'.;A'l' .'811.:Rl-IAROA SYARIAH NEGARA (l) L<e'WIJ:n Qngm,n s~bagairnuna rru•r><•u•bltkan din1a1<aud daltton :SBSN p,..,,,1 t.Ji rt tuk 4 bef';:.\(.i.B t1...~jua 1'1 f::-~-1-:.\_d €\ 1->e m erl nt'1.h. (:2) KewGt"lang.vi..t1 .c.t5Jak:Ban~kr1n :fJ.c:·9iRRhl'nnu..r•1a. aleh M·en.tcr'i. ( 1) t-~ rR·ES.I DE f'-1' 1"":.PWSl-·'~.O:. - 6 ( l} ("~} l"cr·<.~rb~t.:..:in IND L,,:>r-Ji;:: 5, ..~,,. - .clil~k»~1qQ;kFLn ~e~liil:V"IRI li.1.ng.~tl1'1.a: r>l~lt SB!:iN dapAt. - f_,ernt;1·ir.itit1..h •'llt-ElU melalu.i Pcrue11ahn.an Pll."'ncrbit SBSN .. ~f38N )'.Qll..{ot d~p~t c:lhterbitk'1.n b1t1.ik olc.h Pe1·nc:rir1ta.Jt f"Tl.D.Ll •.'Jol..ln Perua.nhDt<:t.TI p,cr.1.crbi:l sasr-r ecbap;.ndnl°'-1;'1:!;"l, ditn.1.t.kE:J.Ud puda ayi."l.t ( l} o..d:llliJo·h ~em1..ac. Je.nis; :::-;;tJsN -."lC:bng0iJm.f.l~(ll dimi;.t.k~wd f-31 r:un~rbita....t·i SBBN Pen~r'bit ~n~N ( l) d1l..Aki...:lka.r1 rne!Dt.lui PC"rl:vtt;;.."'t.t1t1.ar1 ,ltc.et;,a1,k-.:ar1 <.>lcl-1. lv'l.:.!Y11tct•i_ Da[aJ1"l t1&1 at<:a11 ~wl>ttl":.}.ti lllH.t ltt c.J;;.a.ld.tm P~'Jltliiti.l 3. :'!trEJti1~ d~laki..tkan dillllak~tJ(! pen-erl~i t~ fl SflSN untul..;. t:ujua11 Pei.el.al -4. Mt~n tcri tc:rJ cbl:/'1 cl-c.~la.J11 dahu1u ·oerJcoordinat::Ji doe1ngan Bn.nk Jni::.1i;;;,;':!t::t~~~. (~:.::) h.11.i,:i_~.1..ll~ t.,.Jntuk pc1l-cr-LitaJ"t SBSN cla.l~ rz:ln.t:.fitn t~Ct7)1)~.i-11yl!l.,fk_1"1. prU)-~e-J:. 1 Mcn.t<rf"! bcF~<...:;ic11J"diii-~:&:~ <l·~nR;a.n imenteir:i y·.tr..ng t:n~rt.a1"'g._gu1-ia jt-'l.W'Qb cii l::iid1•rig pr'!rent:3 ri8<'ilf'1 l.°'°Ctl'\Dai1g1Jt1t1i111 n~ ~ iio:nnl. ( l.) p.,,.,.,,·bitnn SBSN DC\.ViilJ:l !J:>e"t1g,esali.a11 Ans.~n;:;i.n .:,van.g teriebih har1.la port!!lo tuj Ltl.t.n. Pe1'\\'akil1[ill,n dipurhit:t..U'1.ektu1. diahuh~ R.i;:tkj.riti.t: r.nendnpot :pc.du PendnpRtWir1 da.n. B~:;la:u·~a a.e1JJ?.iig.(':f1J ha.g-ia.n dari Nilmi -fv,fi.-tl!. L N..:!.U;;ttrt.~ Bl·crui}·~ Makeirnutl Surat Berh.,.rg"" Neg.,_,•.,. y:a..ng l3!kan dioorbitka.n <>le h Pe irnerltt ~i!Lh -d i;1J&1Y1 a .. t o.;i t>1 h ur> "-"'BB" ••>-.n. {':JJ J'l..1<:.k'ltct·J bcl;'"\vena..n.g rnene-ta.pk-ttn l-totr1p-0:8.lhi16 Ettl.rat Ber!:'largr.11 Negarit:1 da1nn'1 t''Ul;)ia..1:1 ma.\.IPlL-J!n v~;Uuta:t aHing. aic:rta RTI.i::::nc.tapktu'l. ko111.l.lC1&i1S1i $'l,..lrt;J.t Berhars;a Negara da..ii;_a.t:n bet1.ti..:t3i.: $-"U.r~t Ut.r.1.ng Ni=g.u.ru r.n.a.:up:t.:i.n :SBBN dGin li.a.1-hnJ t.ain )'-tLr1 g i:.:lipci··J u.ka..t'1 --~ tuk riie11t.J;:11,rn i:n pc:Ur'l.c;;t"bita.n S urttt •il Lie!rharga Negara securn hati·hal:L (3] U;;,!um h.&l.l-h1;1l t"'nentu. SBSN da;:.at ditet•bltl/t:'11;n mclel:;>ihi Nila; 6en;1ih. Mi'>kflim.. 1 ytu~g telali. cli3et•,tj»,i Dew<A-n P'o l"'VV'a.kiimn. l~.o.leyt'll t. a.I":: bo.«nlr.r:io no. d:i:i.n mkDucl ;pnda a;i-1 ~ l ( 1 } , :!rr;:.ii:n:g sel~nJu:t.n;i.~a d.!la~5Uf'k.f-lr~·"\ :H.et~au1u' ?~1-~l'J.iii.l"l.ot'l. Ang.gareu""\ Pandapatan dtll"'-= clan Lap-or-an Buli>cnfo. Neg.,_rJ:1 R:"'<i!Jil')asl dnn/nunu. cl1s<>.tnp<dkan A.ngg,<>.ran tlilhun bertH>ngku tan. Y"'"lt -... Paso.1 i:.:,;i • • P~ES4DLl--o R~:r"tJCl!...,.IK. fri".JO-C·r..ics1J\ - 7 - (I J Pcr,.etujuan D""""-" Pcrw<>.ld.h.u> J'l;.,,kyut: ""'btignlman<l dilnak ..ud dnloun Pas.a.I 8 "}"'t ( O tet"fi'.la,.uk pcmln11yQr<>n semua l<.,W"1J;lbi;a:n lrnbalan dan Nil<>.ij Norni:na.l yang timbi.>l "ebagai. akibat pened;icilnn SBSN dim<>.kl:!lud aerta. Bru-<lnR Milik N<:<gara ya.n~ akan clij.,diknn ""'bagai SB:SN. PcmerlntaJi. waji.I:;> rnernbaya:'l..r ln;ibft.lm.n Q,art Nila! No-min0iJ .-.e:Uap SE!SN, b"11k Y"-fiS <lite.rbitk"1tl• R<=<ll"i!l Jlangsung oleh PetTieri n tc. h ,.,..,,. upurt Peru .,.,,i-.<Uill"l Pent.,·bi t $1'1:$N, "'"'" uai c!cn~ keceni:uan d .. 1.. ,.,, A.kod E'Crtea•bltan SEl:SN. Oar.a untuk memb"Y<>T lrnbruan dan Nilllt.I Nomftn ...I <>eb .. i;o.>"'11ll'ia dbn.tUi;,.,,..d pad1<1. ayat (:2) i:H,.,..diakan da.larn Angg~ Pendapatan dun Be:lanja Nc;gar€1. $erJap tahun "'""mpaii denga.n bcral<:l1irny.,_ l<:ewajH:."•an te1..mb•.at. Dalan~ hal pem.l;u..y....-an k:cwaj!b<l!n ~mbruan dan NiJ..,,; Nomlno.I diJTii;i.lc,.ud rt'ielt>blhi perki.-.;J,i;>,n dat'l.a ,.ebaw:<irm;a.nn dimak.. Yd p.rtda eyat (3), PQmCJrinUllh m.eJ.Uc:ukan pon1bayarocn <;!..,.. =<>ny4".mp«ikt.>.n ....,.,usaai pen.b,.yUt'"".u> ""'"'t (2t (31 (4) tol:'a.ebut {5) kep<ii<:ia Dewar1 Perw.11.kUllU• Rakyat d<1l.inn pernbo.h.asan P<:>rubo.hlU't An.ggaran Pend;!(p11;tan dun Elclan.in Negara. $'°rnu11 l<ewajibafl set>'1E;citTU1.na d.IJnak'l!l'Y.;I p.._<;iallL .. yat {:2), "'-yat (.3), dan ay.. t (4} dilakuck•<n 1>eCJ11.r0>. tr,.nspa.ran do.n da~""~ diperurn.ggunwa""abk,.n. SAl'i'! V P~NQOUNAAN !:?!ARANO MILlK NEGARA l':IAL.J\M RA.NOKA. Fl'JN~-RaITA.N SVRA1' Dl!:RHAROA SVARlAH NE!:OARA Pa. .. a.l lO Milik l'ICWl<i"" dapat. dig>•n"'k<>,,., 1•1<oba?i da., .. .penerblt...-.. SSSN, y.u.ng un.tu.~ <1>el"':njutnya Bar.Ping Mi.Jik ([l D'1rnng f2) Negara dlmAkliUd di&t!but seb,,,_; /\'!!Ct SBSN'. i'l.aet SSSN ""'bagainutn" dirn.:ik.,ud pada "'Y""~ borupa; ~ (1) dapat PRESILJi..:.N REPLJt.ti1...,...1K, lr'-10f)N£~..;11p._ - 8 - (3! o., t,~r1a.t1 h. ?:Jclaix1 ta.r1.al"l dan / tl.tnu b,u.ng""t.1r1a1i.. da.x'l/ata.t..t b.t:tn-l<Ufl.J\l,n; dair1 Jeriiu, nilal, dan Bpesil"ilic•U•i E'!nr<U'lS Milik Ne1~'1n2 Y"''''C a.kan i.:iie;unakal"L a:rr.:1.>agai A:s.~t sasN att'baga~.rnan.IJ:i., dirn.al.::.Ct-Ud. pa.de. "'-Y"-t (2) clitetapka.n olE:h Menteri. ( l) Penli:/iLUll'°'0'.1n Ba.rang Mililc Negara s<>bPg•;>;i, A'"et SBBN seb'1a;<ilrnnna dhrla.ksud druurn Pmm.1 l 0 ,.y.,, t (2) dil.s.!<:ul<;an Ment"'ri dengan care. meajuaJ L'>.tt'\u rneny<?W"akiln HE\k [\.1:anfa.~\. acsuru {2) (3) ftU"I.$ Bara.1i.g de r>.ga.n Akad M~ijk: Nc:sat"a a"ta.u ynng digunakan c:t1.1ro11 Jair'l. .;!,.,i.un yBne; ,.,. ngk<>. pen.,rbitnn S8SN. A!:et SBSN ""ba,g.,.imana dimak.,ud pa.da ayat ( j} d.,.p,.t cli~ewa. keinbt:lli. oich 1'.'1.er·Jte:r:i bcr<!~~.f<i.~k.Ei.:i:"l st.aat'i.~ AkA-d. Dalarn hal Bara.ng M!HI< Nel&"·'°'"'· "'"'b'"'gairnan., dimaksu<l dn.lan' Pr.u1 ..1 lO .u.yal (1) '""d<>n;.,,; d.igut'laJ('.an •<>!eh in,.u..nai Prt1n<;rintah <:!,.,rt akan digun,;i,knn a"'bagai A>llet SBSN. M"rtt.""l'i tcrlcbih d<1.huh.i rncmberlt,;i,hukliin kepada ln,,.~;;:u-tl<ii Pcfi'lerl::nah P4"nggunu Barang Mi!il<; Neg"<""'· (41 Jnn11:ku w .. ktu penye""(~<~n A"ct SBSN ol""h Pen1e1•h11.ta.h l<=epodn. P..,;ruaa.ha"'n P<>nerblt: SBSN <Meb"'1gi;o.in:1an.a dim"k"'>Ad pada ayat {i) ditetapkan paJin2 l<>.m" 60 (<~oon p>.iluh) t~hUJ1i. T (l) {?,) Mon t,e ri wa,i ib membt!;ll ke.mb.,,li Aflet Sl3SN, I'ne:rnba tal kan A.kad .......,."""''' c;im.n mengakhhi l\k.<ad pen<sJ:'bil'l'•n SBSN i,..;.,.,,,ya p.ad.1>. s.:<O.t SBSN ja.t:uh temp1:>. Dr>l"'m ftl.figk!A. pembelil!ll'l l<:etnbali A.1.u.it SElf5~N, pemt>ul~id"n A.kad u;.ew.,, d..,n pcr1g.,khlran /\le.ad .,,.,::nc,rb:l~ru~ SBSN 1.a.innya aebRgairrrn.n~ dimu1.,>ud pada "Y""t (1), Mentt:!rl i::t:u!ftnbo.yar nilai no:rninn.l Sl3$I'lil ai:au k"-wujibnn pet'l1'1Lbay••r~u-. lw.n S<lBu.at A.l<:<>d penerb!w..n SBSN kep"d". pttn-."'£""ng $EISN. FIA.El vr ... PRES IC} r: f"·J 1-Y'". !f·..Jd:}-1'.:Jr--_.f.:;: f':~t;f'.""Ul:'$L ;:':';,rr'":i,. J;;<AS VI PERt.JSAHAAN P~N~RB!T SllRA.T t3ERHARGA SYAKIAH NEGARA DAN WA[,! A.MAN/\T Paaal 13 l) Dalt'<m p<:!ncrh~u:>n SBSN, Peru.sal-.a:.a.1'"'1 ~e:tae.t"b·it ru.ngk,,. mcndirikan ctin1.at<:aud dru.am F"aaal 6 a.ya< (lJ . .E::i.tttia&l'l.aat"'ti >l Po.ncrblt SB.SN ~ Pe:m "'ri n t<> h ct npa t SBS·N seba.sa!rna.t1ia. $l7b~.galr.'t'la:!tr'l.B. clfrnaksucl ayat (l) adah~h l::1\llldan h\~kwrn Y"'":!!. !;>erke<iU~i\~k ..n •) >) pacla. nyn t (1) ITien~pakan b,,'J.clan h·ukum y"ng dibenn,k bcrda.sarltan Undang-Undang :nL Pe:rueaho.on PenerblL SD.'SN o:ebaguirrtana dirnlllun.id pud<i <ii <.l;t;l.,.rn wii"'Y"h hukum Negara Roepublik Indon""'"" Pcn.i.,aha.o.n Penerblt SBSN bertan.g:gunr.,;. ja~"ab kepada Mon Leri~ 1.:;.,~.,n\,l,-1 ... 0 J.,b•h l'l'l.njl.lt men1;t"'n"l _p<:Jn•;;Hrl...,n, ori;;;;it,n, pcnuodala.n, fungsi, dan P"'•·tanggungja.,va0.3cn Pe1"'1<sahaan Penerbit. SBSN diatur d"'nga..n P<:?r,,.tur.. n i~omcrinuah. Paaal 14 l) !Vlentcri Ul<Ht\.u1juk langsung pihak /t.rnun~t, dJililan+ hQl.l SSSN dit:~rbi~J<:J!3,n lain SeL.:~r~ sebagai \Vali 1$.nS$~ng qteh Pe m et"l 1' tah. ~) Pcrttsahaan Penerbit SBSN bcrtindak sehE11g..>.i 'l.Vali Arr.,!ln".t i,,,.gj pen>"'g""nti: SSSN, .-;t.,..Ja>n h""l :SB:SN d:ir;.,:rbitka.n oleh fJerU:;;"-h1'J."1S\ Peinerl;i!t SBSN. l) Perusahnan Pene.rb;t SBSN da1nH men'l..lnjuk pih"'k ll'.>in deng.an perset-..tj\.H:ln Mcnteri 1..>n~k mernb<>.nt'l~ •nel'1tk-1>"'-nakQ.n fungsi W<>.li Amc>.nl'.'<i ~eb'1.gRin:u;;.n"1 nirnnk.ii..rd pada Ry.at ·(2). /a.Ii Arnanat i!>O:Ob.!';.~lrn,a.na. .J.f::i(ls;, .ljil.O.tlil.:i:-a lain~ dlmu.kaud. diala.m Paa;al 14 mernihkl .I!" a, rncia.kukun . , . PRE SID£ '-4 il'.:ZP"li"'L.}E.il..l'K lNQC.)it-...{=CS~A- - 10 l:i. 11'1ek1kuk>'Ll~ pe1·ik-lll.W.u~ den1~;;i.n pc ITI egano;: SB SN; b. rne1-ig"wnai a.set SBSN u:ntuk kcp"'nHng.'1n. p<::m<>g.,.,ng Sfi!SN, dan atlt\J'/~11k:li l<~IJer-~Ljn1~;;arr1 l;.tirt pemeg~T"1g SB;s't;o..I 1 terkni-c de-r;gs-t•·1 9;:.<t.~:-ik;.=2~~11.n i::J.::1latm 1~a-11r~k.A pHutk la1n '""n~uk keper1t:ir1gnt~ 1::.:erill".:'t'bitsi'.i. SBS:l'l. Pas al 1 G 1::.eci.1 ~i':Ll1~1a.t-'L :~~l'3;;.'1$ni Perterbjt '.V:t.li AmRn.at cl~n SBSN -..vajll:io Kekaye.an per'l,laaha.an ur,,n11k Pa.sal l p?J-~.;;:t,k lain men-iisah\..:;:s::;L1li ke1::.e:;;t.l!"ign±~ ;y~ng A:set di-.;:1i,.~njul-1; s·tJ.$N dat'j JSeom.egans SSSN. ·r :-.>aL-t.:t..rn nlela kea.1--ta.ko...n. fut':tga-l .sobot:l.gal. W:~li Art't r.2nal~ Peru~~hJ,:1..1;:1.-ri "'en<:ffbit SBSN har'tia t'nen.Jusu kC?p<?ni:.lnga..n pern<:•gl!l.n.g SDSN. BAB Vil i~ENGll:LCJLAAN sur<....... T DERHAROA SYARtAH NEGARA Pasal 16 1) Pen~clala.a..n oleh 2) SB:SN b;a,!k yang ctitcrb!tk:an aec1:1.ra H:ringsung P<!meri.ntah maupun mele.lu! '.Perusiihaan ?enerbH SSSN diselongs:eu"~al"1 olcrh M"'n.~cx·i. Pengelolaa.n $BSN .,.,1:u-..f\•drna.."1a dhnaks;1..1d pad""".J>.Y<llt (1), antara la.in.. mclip-uti: a. p<:"l:'i<l'tap!i>,n lllitra~~al <;i>!).n l;;e~ll~kt•n pi::<r+l<:"'l<:>h>,'1°\n $~$N terma.suk k"bijakan l'""'"'S"ndalian risi.ko; b. P"'"""""'"'""ao..n d"1ln peneU\1.pan st..-uktur poFtofoU.o SEISN'; Cperic:rbitan SBSN; d. pan,jualan SBSN mc:ln.lui lclang dnn,/(1.tat.J t-eu-Iipa Jcll!'!,ng; c. pernbeHa.n keinb,,._H ! H:ISN aebe]·nr·r1 jai:uh t:ernpo: J!J~·fe ~~Et-lU9LIK - (3) S.1C':l :'.';'.: N IND(.'.'1,...._.tES"IA I 1. - f, pdunaaa.:n SB8N; dan g. aktivlta& la.in dalam ransku penge1:nba.ngld.n. P-asia.r PerdRna dan Paaar Sekunder SBSN". l"cngdola"-n $<::bae:a,hnan"' dlmak!<ud ""''-'~"" ...yat (2) rnen.1,:n.i.kan bagillln dari P"'ngelola~•n Surat Berharga Negara seca.t'a keselurtJ.lia..n~ r...ngka mend.u\<.,.1ng pt<nyctt:"nggt!.t·tt~.n pcngelola"'n SSSN "eb1:1tii!1:1tir1;1ana clin>ll>K51"'d "'l~l~m. F';:t,'!·i;i.l l$, Me,nt;.eri membuka rekening yan~ merup!llkan b>i>.i;i:l.ctn dci<ri Rekening {I) O;>l•"rn (2) T•<ta cara sobagaima..na Ka." U=urn N.egnr\!I.. poemo1.<kaan dan P""iiid<;tlo.....,. reken>ng dimaks1'.1d pad<t ayat ( 1) dHetapk"'n oleh Me·nt.eri. SBSN wajlb. mencantumkan ketentu.fi<n la.int m-cn:gefial: <i.,,n :.y,.ral y.anR 1't1engatu1"'~ a11tara. a. b. peaerbit:: Nil;>.i NQtrtin<>.l; •• c. 1:.an~ul penerbitan: cl. tmnBs;al j .. t:uh ten> po; ~nggal P"mbaya.ran lrnhal<u:"l~ be•»u-.._n a.tau ni:11b&h TmblililRn; frek:1.1ensi .P<:Imbayara.n ln'l.balan: eara perh.itunga.n pembayaran ley;balo.n; jenis rnata. uang at4tu dcnomina:11i.; Jenis OOl.r«lnr,i Mmk Nell!an~ y;;.u:ii:,: diJadikan Afaet SBSN; pen~JiIUn'll.i;an ketentuan h'Ukum Y"'-rll'!. berlaku: keteruuan ten'b:l.nJ;; h<'Lk un·~uk membeli ke:rnbaH SBSN ,;el:J.ellkun j*>.tuh t<>n1po; d«.n e. r. s;. h. i. j. k. J. rn. )<:,,,ctcnt:ue.n tentang pengalihan kepcmilikllll.:n.. f""f;:;!~;'.<.lt:.t;~ RE:PUEILIX f•J 3NOO~'--l·ESI/!. . ... .12 ., ( l) O"'.l<'<m ba.l SBSN cliterbitkE'l.n di dalam r>cgcrl, M""'"'ri Bank Indonesia. acbaga.! agen P<>n-"t"' usQha un.tuk mel..,'ko;<u>akan keglaLlill.ri · pern1.tn'Ll'1l1>.hi;,an yang '""'"'"'""'~up ante.Fa lain kegiat.an P"'ncata•tan kepernllika.n, klir'ir1g, daa a.,tclrncri SlJilSN, b''"lk dE.t!•tm hal 'SBSN di<:e«btt:kan "'""'"'n~ l'1i.ngsung oleh .,..,,,,YH:t1"inta.h tt)atJ1pu1c. y;;.ng clitcrbltkan rnelaJui P":ru"'nh.,;;i,n Penerbit SBSN. 1'.-ienteri ctapat n••..:ninU>. Bank lndonesia uncuk menunjuk piha.k lain sebe.gal agen pen.Id,ti< "Y&ah.R untuk melaksannka.n k"giatat> pcnalli.'UE!>>eha"'n s<:ib'1<!lli'i:rn"1tn<l> dim.aksud pada aya< n~enunju.k (2) (.31 ( 1). Dalam hru SBSN c:literbitkan di luar r.11eg.i;,ri, Menteri mer:n.1nj'Uk lO!ank Indonesia a.tau pihnk l(ldrl\ "'ebagai agcn pena~.a ('1) usaha. 1.u~tuk mel"1.k1H1<.:111i1.klit.n kegiatan p·enatau .. ahaan "'el::uo.lii:aimana di.1na.ksud pads. aya1'!(l). D.nl.,.m menyclcnggara.kan kea,l.:>:t.i>.n Z'en~tau.sahaan "'"'b"'S""imana dlln<tksud P""tln ~ymt ( l ), a ...nk .Indonesia at.au pihak la.in yang ditunjuk w-'Jib membuat.,.. laporan pertanggut'>si4'-"-'aban l<;epiltda Perr,erlntah. Fasal [ l) 22 fl"!ent,..-; m<'n...,ajuk Sank lr.don<>.,fa. arau plhak la.in seba.g.,U peml;l«yar, bsiik dala..rn hal SBSN d!teJ!"bitkan "e:en.r,;, lungsung oleh Pett)eri•~tah mauputi diterl;itkan ""B"'" "'"'l~l\..\i ='"""lit Pen..rn..:..haan Penerbit SBSN. Menteri <;'iQpat menunjuk pihak la.In 13ehaga.! qe,n pemb,;,yar ,..,.1;:i,.e;ru:rnana d.i:rnakeud pa.du. ..:ya.t (1) rlertglli'l. terlebih <;iahulu barkeol."d1.ni:l.Bl <:l.e:r>~ S~k Indot1.e~da.. Ke:gi.,.'U>.l"). ·"'gen pemb"Yar ,,....,bagaim.ana dima.ksud pada ".}'at {l) dan ayat (2), antlll'a lain, r:neliputi: "-· men~rlnu>. Irnbalan da1:-1/a:tau Nila:! Nornifial SBSN clilli.ri pemerinteh; dan "' b. membayarka.n Irnbclan da.n/aui:u Nila! No.!!'ninal SE!SN seba.gailnan.a dlrrutkaud t:>nd.a htn-uf "kep.,,.du. pc:megli\flg SBSN, ~ PERPUSTAl<AAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA PR ES. l·DE. t""· Q1'_::;P:t.,;lfil}:l,.H-(, INC)C.'.lf->.llz;_ :::;.1~·. - 13 - ;r-...1cneeri d..Q._pQ..t rn~n~:nj~_k BminsJ..;. Indonesi-a 3eba.~l1.i SDSN, b~ik y.i;ang diterbitk:.a.J."l sc&..'ar.m ka.nlji;:Sl..l.flffi; •:>leh rna,Up'L-tn nn.e[.i)J.1,..l,i PeJ"l.Jltii-R.h.,4<J.n. Pt:::nerbit SBSN". Mc.1-iteri mcnc-t-apkan kete1-:itua.t"1 penjualan SBSN dengo..n J>et'atU!"a.r'i n11-t'::n.genai. e.~eo lela..ra.g Pem•~rinta.J-i F,)e·n.e:rblt'an clan Met,~ewL Daldrt> rangk.a P"'nerbiW.n SDSN, Mt::nlc•:'<·i in.,m,int"1. r.,,~w" <tw~ p.,rriyl),W.~!' l<;~~~'ll\.\'t'l.ill'.n $6$N te:rhm:l<"ip prlm!!ip•prin111ip l>Yl'llfiM do.ri lcmi:;l{l.g-~ yp,n~ m-crnili11:;i J-c:Gv•.re1-1o..n~,an d[!l.}Qm penct:-0..g'&n rat"""" di bidfir.lg '"Y~- Pcngatl.J.ru.t'l dan pe~wa....u> t<O>:"hadri.p kegiat:,an perdag1s•.n.gan SBSN dilakuka:n oloh otodta.s yang m•>l<>.kukam penged;.....,...._n d9.n pengawaaan di bidang i:>aaar modal. BAB VlH .'>.RUNTJ\.BH.. l'l'AS DAN 'T'RANSPARANSJ {l J Me.nt(!!:+i y..·ajib menyelcns.ge.r&k.a:.:-:. pe:nata.Ua.f1 h.aa.n rrte:rnbuat per."tanggu.ng;Jawab-6.n ata& p<>nlil<>l<:•l<Ji.<>.n SSSN. da.n f-'RiE::S~t:..ct~~ J·'-!t;; t'"'LJBLll'<;;. INC.1C;,f-.Jrr ~.1 A - 14 {2) P"rtan~.ip,in!)j<>"Wiaba.n sebaga1mana dia<-mpi>ikan t:telRk~~nti~n <Hmak"ud pada eyat O) sebagai bagian dnri p1:!rrn1·1ggungjctw<l.l;u::in Anggaru.r1 i-..,e:t1d.aPt"'.tl;l.n. da.n Uelat1jip, N-t";g.o..ru tt,s.hun ;yu.ng bet•e.:J;n"~t.u.rt.. ~1c:nter! sec.arit ~-iajib b-crkuin llnt:n'lul1likasiki;,i.n i~i.fc>rtrtl.aa.1 t.~ntang: <;!.,,., "- kobijalwm pengelol<u:u> Sl:3$N rencu.na penerbitan Sl;>SN ;;rm·1e; "'"'lipu rl perkiraan ju mlah dan j 1><.;ivvaJ waktu b. juntl>t.<11.l'.I $1:3$N yu.ng bec·odar br::s~r1-n kot-tl.Pt.'t\:3.~.;'~-i~1y~.. termQ.;;.i.,,:ilii; jer1i5 vaJ:utu.~ :lj.tr1.1ktu,r jatuh lifl:tl::1p¢i, e;!Qn l::M'!!f;tJ.ran pent'rbi~an: da!'l l m bxs.!a.n, Q,uJ~rn t'tlngka pelak;;Qr;u;1,~n t.ugae dan fUfll-g~l;n.Jlill. 1 . otori1;a:.- yang mclnkukt:tri t}C:-tl~t:urnn du.n per:iga.\-s.r-lil!$Ul.O dtii. bid:ang piil!:~liJir tnQda.1 9ebaga\mp,np, Q.im<>k&ud daLam p.,,.,.,,1 26 bd1·wenanill m'5rnpei"<l1eh data d;\n in.fQrma"i ftleni,teP"i SBSN accara h•ngmung darl 9g,,nk Indone<;i~ at.au pibal< lain yang dlrunjul<: J1ebagal agen penatt• usahu Sl':'ISN. aAa u.:: KETE:NTUAN P!DANA ( 1) Seti.,,p Orang m!f::!lrrJ_a.laY:k'1.n S!:!l~N yanf): $~SIN tiruan, pru,.u, meniru, d~n.gan mewfibuilllt t'tf\~kE11ud io ("epu:luh) atau v tau d1p,,.lon;.tk"-" dlpid"n" <;le"@:'"' pidur>ilt peaj1>ra pnliz'ig :>!nJ;!W:it 5 l,.m.,, pi>.l.,u, m~mperdng.o..ngkan .,.hun (lima) l<ID"1n clan patina dar> RplO-OOCl,()oO_Q00.,00 ("cpuluh dendm i>"Ung "'"diklt rl\lUar .-UJ)iMj clall IJ"',t!n;t bnny"'k Rp20.Q00,0Q(J,000,00 (<lu'1 puluh rni!h>.v n.>piW-.}, PRE~tt'~CN ~·~l""LIBLIK tf>..f,DONU:5JA • 15 • (2] :Set\ap Orang dengPn "'"'nEl"'J"" tt;1,np;11, wew.,ru•.ng mcnc;rbitkan SBSN berdaaa.rkan Unda.ng-Undang ini, dipi<;\'1lrm <lenl!l<tn pi4<>n;;; ~nja,.a r,>a1ins <'ir.gkat 10 (sepuluh) tahun dan pttling l..,,_,,,.,.n :20 (dua puluh) tahun clan dend:.._ palinR ""'dikit Rp2o.cmo.oao,ooo,oo {dun puluh ITLillar rupiv..h} d1>.n p<1ling i;Jany11,k Rp40.000.000.000,00 {empat puluh mili...r n.ipi<1h), (l) Drutun l:it>.I t.im;l.1;1.k pidann acbagalrna.na dii:n.aksud dalam Pasal 30 dila.k:ukan o!<>h r<.orpo.--i m.oi..ka t:untut.an pidana diT:ujukan kepada: a. b. (2) ... Kor;>e>1"a8i: da.n/ ata u yang ri:i.<•lakukan a.tau m<>mberik•m• perintah balk "'"'"":llri a.tau bersam"-.... m .. "'ntuk m.el.-kU'k:ton t:h~dtok plda.na ter8ttl>ut... 1:au Yll!TIIL berttru:;l"'J,l<; ll!el::!agal plrnpintll'l atau r:neI..i...ikan penc"'~"'nnya. u..i. ..m. hJi1l tuntut..n pklana dilakukan terluod<lll) Ki:>.rpor!!< ..!T pidAml. pok«;>k. y.,,ng dijatuhkar> hanya berupa pidano. denda yang beaa.rnya *"'bP.g,,.iman<l. di:m.ttk,,.udl dal.arii Pasnl 30 ayo.t atau ayat (2) ditambah l /3 (•..~t\J. pert:lga) darl pidana <>ri!ing (i> (3J dencln dl.maksud. Sela:Jn pidana ""'bagaimanF.t Korp<:>•-asi dap~t clijatuhi pencabut.•u"I min u-ha:nya. dirn;d;;;,ucl pada. ayat (2) ~rupa pidana uunbt1han BABX Pli!':NUTUP K~NTUAN P,.""'1 , 32 A~ar ... PRESH"'if;t.J REPl,)SILIK 1MDCn•Jt:..S1J... . 16 . Agar ~etiap p1,;np.;~tnd.t.1ing8ln or,p;ng tJnd!lUJ:g;~ m~-ngetahuin.ya., L..Jn.dE\f?t;t:: ini cl~p_g~n rncn1c-ri.·n.tahkan r,u~:n~mp~i~n_n1:1y-n <lalam l"'mbo.rnn N.,gsrn RepubEk !ndonesia. Dieabkan d! Jakarta pirtt:!a t:wtgg;i.l 7 Md 2008 l'IRl*lTDEN REl'UBLli< INDONl>SJ,'\, W:I DR. R SUSILO D1und.u.ngkC1-...._ di JaJ.;.:.iartu p;u;~n ttan13£Y-tl 7 l'Yt~i 2008 MENTP..Rr HUKUM Dl\111 HAK ASAS! MANUS!A REPUB!.!K INDONESIA, BAMBA~tll YUDHOYONO PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA I DENGAN RAHMAT TU HAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, penerbitan Surat Berharga Syariah Negara dapat dilakukan melalui Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara, pendirian Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara ditetapkan dengan Pcraturan Pcmerintah; c. bahwa berdasarkan pertirn bangan sebagaimana dimak:sud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pendirian Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Indonesia I; I. Pasal 5 ayat (2) Undang-U1idang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor I 9 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom01· 4887); MEMUTUSKAN ... - 2 - MEMUTUSKAN: Menctapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA I. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: L Pcrusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara yang selanjutnya disebut dengan Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirika.n berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN. 2. Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Asel SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. 3. Aset SBSN adalah objek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN. 4. Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang SBSN sesuai dengan yang diperjar\jikan. 5. Menteri adalah Menteri Keua11ga11 Repuolik Indonesia. BAB II PENDIRIAN Pasal 2 Dengan Peraturan Pemerintah ini didirikan Perusahaan Penerbit SBSN. BAB Ill ... - 3 - BAB Ill ANGGARAN DASAR Pasal 3 Perusahaan Penerbit SBSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bemama Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Indonesia I atau disingkat Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia !. Pasal4 Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I berkedudukan di wilayah hukum Negara Repu blik Indonesia dan berkantor di Jakarta. Pasal5 Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I didirikan dengan jangka waktu sampai dengan SBSN yang diterbitkannya jatuh tempo atau dinyatakan lunas seluruhnya. Pasal6 ( 1) Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan penerbitan SBSN dalam valuta asing di Pasar Perdana Internasional dalam rangka membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. (2) Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam menjalankan kegiatannya tidak mencari keuntungan. Pasal7 (1) Modal Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I merupakan kekayaan negara yang dipisahkan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008. (2) Nilai modal Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) adalah sebesar RpI0.000.000,00 (sepuluhjuta rupiah). Pasal 8 ... ' -4Pasal 8 Kegiatan Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) meliputi: a. menerbitkan SBSN dalam valuta asing; b. mengelola dan menatausahakan Aset kepentingan pemegang SBSN; dan/atau c. kegiatan lain sesuai tujuan Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I. SBSN untuk Pasal 9 Pelaksanaan penerbitan SBSN sebagaimana dimaksud dalam Pasat 8 huruf a, dilakukan berdasarkan penetapan Menteri dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 10 Dewan direktur Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I terdiri dari 1 (satu) orang direktur utama merangkap anggota dan 2 (dua) orang anggota. Pasal 11 Anggota dewan direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan dengan Keputusan Menteri dengan mendasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara. Pasal 12 (1) Tugas dan kewenangan dewan direktur meliputi: a. menandatangani dokumen penerbitan SBSN dalam valuta asing; b. mewakili Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I di dalam dan di luar pengadilan; dan c. menunjuk pihak lain untuk membantu fungsi Wali Amanat. (2) Dalam ... - 5- (2) dan kewenangan Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dewan direktur bertanggungjawab kepada Menteri. Pasal 13 ( 1) Penandatanganan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dilakukan oleh direktur utama. (2) Dalam ha! direktur utama berhaiangan maka penandatanganan sebagairhana dilnakstid pada ayat (1) dilakukan oleh salah satu anggota dewan direktur yang ditunjuk oleh direktur utama. BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 14 (1) Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penerbitan SBSN kepada Menteri sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Nega1'a. (2) Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I wajib membuat laporan tahunan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara. BABV KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Pemerintah diundangkan. ini mulai berlaku pada tanggal Agar ... -6- Agar setiap pengundangan orang mengetahuinya, Peraturan Pemerintah memerintahkan 1111 dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2008 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2008 MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd ANDI MATTALATTA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 157 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian dan Industri, SETIO SAPTO NUGROHO