ANI KHOIRONI-FSH - UIN Repository

advertisement
POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI
DI PASAR MODAL INDONESIA
Shipsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyarntan Memperoleh
Gelar Saijana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
ANI KHOIRONI
NIM: 105046101584
OiteriJna
""'"'---... .. ~'7Vnlr4~
: .,;~··· .. ·······-,,[:....... J..... .Q. .••.••••
: ' .. ./.::-\'.1L.......::....~.
No. r11c1uk , .D.(.13..::: ..
klasifikasi ...............................................
·
rlari
Tgl.
L.:k..;,:..{3..'.'2
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
r
r;;:RPUSTAKAAN UTAMA
UIM SYAHID JAKARTA
I
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be1judul POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI
PASAR MODAL INDONESIA telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas
Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakmia
pada 2 Desember 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!) pada program studi Mu'amalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 2 Desember 2008
Mengesahkan,
Dekan F ult s Syari'ah dan Hukum
Prof.DR.H
uhammad Amin :Suma, SH, MA, MM
NIP.150210422
PAN/TIA UJIAN
I.
Ketua
Dr. Euis Amalia,M.Ag
150 289 264
2.
Sekretaris
3.
Pembimbing I
4.
Pembimbing II
Gusniarti, MA
5.
Penguji I
Dr. Euis Amalia,M.Ag
NIP. 150 289 264
6.
Penguji II
Asmawi,MA
NIP. 150 282 934
POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI
DI PASAR MODAL INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Smjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh
Ani KJ10 ironi
105046101584
Di Bawah Bimbingan
Do,
~ernbimbing
\
I
--
Dosen Pembimbing II
\
ad Mukri Adji, MA)
220 554
KONSENTRASI PERBANKAN SYARl!AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
I[ g l1K®!t'll©. l1K®!t'©.lcik\!1l
u
~®Il©.mm©. llmlli !ID®!t'lln\!1lll\!1l!Jl~ ~©.@©. ®@&:\ill
lj
j TI
.,,,_ ll<\Olll ~-1'1•"»! 11""1
~
g lllkllirlffiJY'©.!t' !Wil ill.l©.illl Tuil@mii]©.cfilii ~©.lkIBl! \lJl~m 'if©.~ !lil©.cfil©. !l@rr'jpjhlrr'illl ~l
I
g
1 m'"'-lffi -
~
l
-1
~
~ ~®ilil@Ilil~ilil l1K©.'(]:©, !.lD®mmil IlK©.'(]:©, lliTil~©. Tuil®ililll©.cfilii l1\©.IlilffiJi1tfil~ l:CD®~©.ilil ~
!lilillllk l:CD©.ilil l1K@mm©. Tuil®mm\!1llllilil©.llil&©.llil
S'i
g
~®mm\!1!©, '11©.llilcfil©. 11©.llilJY'©,Z'
~JkiriJJP1;'1ilJk@ ll@U JID@&®,lJilil©.@ '1!©.iJil@©, Tull©.'(]:©, ~(ilffilil©,~©,o
TI s llllililll©.!ln filtlhill!t'
~®!t'll\!1!©,~©,iJil
llililcfil@@
W©.lk~@, ill.l©.rr'il Tuil@Ililllil'(]:©,IBfl '1!©.lln\!1lililo
'if©.~
Tuif@Il@\10'©,illl
1j
!ID@~ ~
"
~
-1
_J
-I
-I
j
~
:I
J
~.@nl!ll® ~~1111®@\tiM ©~U~oun ~illll1l~~~~i.~;~ ~i~~;~®;®g}~h\f••:J~!
~
-I
-~@U@~®wik®1111 •ru.®1111@ik®Oii, ~®'Duifilln@~U@oun ~/&ijlliid.
- lfi@w@!k®Oii.©@U@oun ~®~®@Ju®, ~oun~~erMi~~;w@\tm ®~u~~ ~©J~i
{}!111111@@® ~ill1111:¥Jiiil~ !lll®rtil@ ~il;mll'•~®\ti
u~all®ik ~oual!ll® 4-0®\ti ~@U® ~~~~M®mi•;•_\> ;
~@U®1®ik®1111; {}!!1,j 1111:w@ ©@OO'na ~~ llll@wal!ll~~~~~:>
~I
~
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbi! 'Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat
dan inayahNya yang selalu tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
meskipun penulis mengalami banyak halangan dan rintangan dalam menyelesaikan
studi maupun skripsi ini, namun penulis dapat memetik hikmah dari pengalaman
yang penulis alami. Shalawat serta Salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya.
Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan untuk motivator terbesar dalan1
penyelesaian skripsi ini, yailu kedua orang tuaku yang tercinta terimakasih alas kasih
sayangnya yang tak pemah putus, dorongan materil dan inmateril yang tak ternilai,
serta doa di malam-malamnya yang senantiasa tercurah selalu untuk penulis. Kakakkakak, adik-adikku tersayang dan seluruh keluarga besar thanks.for everything.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada:
I. Bapak Prof. Dr. H. Muhan1111ad. Amin Stuna, SH, MH, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Huklllll UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. !bu Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Ah. Azharuddin Lathief, M.Ag, MH,
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat.
3. Bapak Dr. H Ahmad
Mukri Adji, MA dan Tbu Gusniarti, MA, atas
kesediaannya memberikan waklu kepada penulis untuk membimbiug dan
mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan !bu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada
penulis selama kuliah
5. Pimpinan se1ta staff Perpustakaan Fakultas Syari'ah dim Hukum yang telah
membantu dan memberikan fasilitas dalam melengkapi literatur guna
mendukung penulisan skripsi.
6. Kepada Para Narasumber Penelitian ini dari pihak Dep.Keu RI, BAPEPAMLK,
dan
BEl-JII
yang
telah
bersedia
memberikan
informasi
dan
bimbingannya sehingga penulis dapal melengkapi skripsi ini.
7. My Best Friends di UIN, Bibeh, Nina, Neng, Nung, Heni, Adaw yang telah
memberikan masukan dan diskusi-diskusi yang berarti se1ta seluruh rekan
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya PS C dan PS D
Ekstensi Angkatan 2004 yang telah menemani hari-hariku selama kuliah.
Semoga kita dapat meraih sukses dihari kemudian. Amin.
8. Teman-temen di Green House Mae, Yana, Cici, Miftah, Evi, Tetra, Tina, yang
telah memberikan motivasi dalam nuansa beragam yang selalu terkenru1g .
9. Seluruh teman-teman di KB KAMMI UIN yang telah memberikan
pengalaman dan pelajru·an berarti dan tidak terlupakan.
10. Teman-teman di rnmah Hapied, Fahrni, Amel, Sri, lfah dan KB PRIMA yang
lelah memberikan masukan dan diskusi-diskusi. Untuk lyunk dan Rois lerima
kasih atas bantuan kalian.
11. Selurnh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus
menjalani perkuliahan di UIN hingga akhir.
Hanya kepada Allah, penulis memanjatkan doa. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan konlribusi bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Jakarta, 02 Desember 2008
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
v
DAFTARISI
Vlll
DAFTAR TABEL
Xl
DAFTAR GAMBAR
Xll
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BAB II
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
7
D. Kajian Kepustakaan
8
E. Kerangka Teori
IO
F. Metode Penelitian
12
G. Sistematika Penulisan
14
SUKUK DAN PASAR MODAL
A. Sukuk
I. Definisi dan Hukum Mengenai Sukuk
16
2. Jenis-Jenis dan Mekanisme Sukuk
21
3. Perbedaan Obligasi syari' ah dengan
30
Obligasi Konvensional.
B. Investasi
I. Penge1iian Investasi
33
2. Proses Investasi
34
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
36
4. Landasan dan Konsep Inveslasi Syari'ah
38
5. Prinsip-prinsip lnvestasi Syari'ah
38
C. Pasar Modal
BAB III
1. Pengertian Pasar Modal
42
2. Fungsi dan Dasar Hukum Pasar Modal
42
3. Jenis-jenis Pasar Modal
45
4. Prinsip-prinsip dan Mekanisme Pasar Modal Syari'ah.
48
5. Perbedaan Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional
49
PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR
MODAL SYARI' AH
BAB IV
A. Sejarah Sukuk/Obligasi Syari'ah
50
B. Perkembangan Sukuk dalam Negeri
54
C. Perkembangan Sukuk Global dan Di Beberapa Negara.
61
ANALISIS POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN
INVESTASI DI P ASAR MODAL INDONESIA
A. Analisis SWOT Sukuk
1. Strength Sukuk
69
2. Weakness sukuk
71
3. Opportunity Sukuk
72
4. Threats Sukuk
76
5. Strategi SO Sukuk
78
6. Slralegi WO Sukuk
80
7. Strategi ST Sukuk
82
8. Strategi WT Sukuk
83
B. Potensi Sukuk untuk perlumbuhan lnvestasi di pasar modal
85
Indonesia.
BABV
C. Kendala Pengembangan Sukuk di pasar Modal Indonesia
91
D. Strategi pengembangan Sukuk di pasar Modal Indonesia.
92
PENUTUP
A. Kesimpulan
96
B. Saran
98
DAFT AR PUSTAKA
LAMP IRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal.
2.1
Ringkasan Perbandingan Obligasi dengan Sukuk
32
2.2
Perbandingan Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional
49
3.1
Beberapa Contoh Sovereign Sukuk
61
4.1
Analisis SWOT Sukuk
67
4.2
Faktor Internal Sukuk
85
4.3
Faktor Ekstemal Sukuk
86
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal.
2.1
Model Skim Sukuk Mudarabah
23
2.2
Model Sikim Sukuk Jjarah
26
2.3
Mekanisme Sukuk Jjarah Muntahiyah Bittamlik
26
2.4
Proses Penerbitan Obligasi Syari'ah Secara Umum
30
2.5
Struktur Pasar Modal Indonesia
47
3.1
Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi Indonesia Tahun 2007
55
3.2
Perkembangan Struktur Sukuk Dalam Negeri
56
3.3
Perkembangan Sukuk Global
58
3.4
Perkembangan Pasar Indeks Islami global
59
3.5
Trend Penerbitan Sukuk Global
60
3.6
Sukuk Berdasarkan Currency
63
4.1
Perkembangan Total Asel dan Deposito Perbankan Syari'ah
89
4.2
Alur Berfikir Potensi Sukuk di Indonesia
90
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam laporan terbaru-nya Doing Business 2007: How to Reform, Bank
Dunia menempatkan Indonesia di peringkat 13 5 dari I 70 negara dalam ha!
kemudahan menjalankan usaha di tahun 2006, lebih buruk dari tahw1 sebelumnya
yang berada di peringkat 131. Di kawasan Asia Timur dan Pasifik sendiri,
Indonesia berada di pe1ingkat 20 dari 23 negara, hanya lebih baik dari Kamboja,
Laos dan Timur Leste. 1
Hal ini adalah tamparan keras bagi pemerintah yang sedang gencar-gencamya
memperbaiki iklim investasi dalam rangka menarik modal swasta yang tak
kunjung masuk. Kelemahan pemerintah dalam menarik investasi ini banyak
disebabkan permasalahan-permasalahan di sektor riil, dan telah lama di
identifikasi. Kadin dalam roadmap revitalisasi indusu·i dat1 investasi yang di
serahkan pemerintah pada oktober 2004, telah mengiclentifikasi hambatanhambatan investasi secara ini secara baik. Terdapat lima prakondisi penting untuk
investasi yaitu: (i) stabilitas makrnekonomi; (ii) keamatlatl datl stabilitas politik;
(iii) etika kerja positif, disiplin nasional, komitmen dan perhatian untuk
memperbaiki kine1ja; (iv) kepercayaan dan semangat kebersamaan; (v) birokrasi
yMg bersih, tratlsparatl dan efektif (good public governance). Se lain itu, terdapat
1
Yusuf Wibisono, " Menyelamalkan Ekonomi Bangsa", Bu/etin Ekonomi dan Ke/embagaan
JND!E, (Jakarta), Desember 2006, h. I.
2
enam faktor penting lintas sektoral yaitu : (i) hukum; (ii) perpajakkan; (iii)
ketenagake1jaan; (iv) infrastrnl(tur; (v) otonomi daerah; dan (vi) kebijakan serta
strategi industri. 2
Lemahnya pembangunan infrastrnktur telah menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam memacu pemba11gunan ekonomi
dalam kurnn waktu tiga pul uh tahun terakhir. Ketersediaan infrastruktur yang
baik mernpakan pondasi dari pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Berdasarkan Road Map Pembiayaan Infrastruktur 2005-2009, disebutkan bahwa
dalam 5 tahun ke depan, Pemerintah akan mendorong pembangunan infrastrnktur
dengan kebutuhan pembiayaan mencapai Rp 1400 trilyun. Nilai pembiayaan
tersebut re11Cananya akan dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan seperti
hibah bantuan Aceh (I%), APBN (17%), dan sumber dana domestik (21%). Dari
skema tersebut masih ada sekitar Rp 810 trilyun yang belum jelas dari mana
sumber pembiayaannya (fimding gap). Kondisi ini mengindikasikan 1entai1g
perlunya pemerintah untuk segera melakukan terobosan-terobosan untuk
menutupi besamya funding gap tersebut, yang hampir tidak mungkin dapat
dipenuhi oleh APBN maupun pendanaan internal BUMN. 3
Altematif barn yang ditawarkan diantaranya adalah skema pembiayaan
pembangunan infrastruktur melalui penerbitan obligasi syariah (sukuk). Untuk
2
Ibid., h. l.
Ml. Sigit Pramono, "Obligasi Syariah (Sukuk) untuk Pembiayaan lnfrastruktur: Tantangan
lnisiatifStrategis"
artikel
diakses
pada
12
Agustus
2008
dari
dan
http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/l l/obligasi-syariah-sukuk-untuk-pembiayaan
infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis. html.
3
3
menjawab tantangan itu ada beberapa inisiatif strategis yang perlu segera
dijalankan dalam upaya mengoptimalkan peluang pengembangan instrumen
obligasi syariah seperti usulan regulasi, optimalisasi peran BUMN, insentif
perpajakan dan prasyarat pendukung lainnya. 4
Jika dilihat dari kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN) belakangan ini
sangat mengkhawatirkan, karena indeks rata·rata surat utang pemerintah itu sejak
1-16 November 2007 anjlok hingga 3,18%, atau anjlok berkisar 2,69% hingga
5, 15%. Hal ini mengundang kegundahan pata investor, balk Iokal, terutama asing.
Apakah ini pertanda daya serap pasar terhadap SUN sudah jenuh? Atau dengan
kata lain, apakah sudah saatnya meluncurkan produk baru yang lebih kebal
.... ·9 5
SllllaSI.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi anjloknya harga SUN. Pertama,
kondisi pasar global yang memburuk yang dimotol'i kl'isis subprime mortgage 6 di
AS dan makin tingginya harga minyak dunia yang masih berlanjut. Hal ini
merangsang
para
investor
untuk
melepas
kepemilika11
SUN
secara
berkesinambungan. 7
Kedua, kebutuhan investor institusi untuk berinvestasi pada SUN sudah
menemui titik jenuh lantaran sudah terpenuhi sesuai RKAT masing-masing. Itu
4
Ibid.
Djony Edward, "Pasca SUN ya SUKUK.. , artikel diaknes pada 6 Mei 2008 dari
h!!Q://www.bisnis indonesia.corn/2008/04/15/pasca-sun-ya-sukuk.htrnl
6
Subptime Mortgage adalah kredit perumahan di AS yang ternyata macet, dan dikhawatirkan
berdarnpak global pada perkernbangan ekonorni dunia.
7
Djony Edward, "Pasca SUN ya SUKUK'', artikel diakses pada 6 Mei 2008 dari
http://www.bisnis indonesia.corn/2008/04/15/pasca-sun-ya-sukuk.htrnl
5
4
sebabnya, kendati harga SUN suda11 turun ke level yang sangat murall, namun
daya setap investor institusi sudah overload.
Ketiga,
tingkat spekulasi
SUN
meningkat
seiring
makin
tingginya
ketidakpastian pasar global yang imbasnya tak terelakkan di dalam negeri.
Keentpat, penurnnan SUN seiring dengan penurunan BI Rate yang konsisten
sepanjang talmn ini. Waiau Bank Indonesia tela11 mempertahankan posisi BI Rate
beberapa kali pertemuan, tapi trend penurunannya tak terhindarkan.
Kelinta, investor asing rnulai rneneari alternatif inves!il~:i yang lebih aman dan
lebih stabil di tengall situasi yang labil seperti sekarang ini. Dal= situasi
penurunan investasi pada portfolio SUN, lantas adakah alternatif penghimpunan
dana Iain yang rnurah dan be1jangka panjang?
Pasar modal syariall telah diluncurkan pada 14 Maret 2003. Muncul harapan
bahwa pasar modal yang didasari prinsip-prinsip syariah dapat berkembang lebih
besar lagi. Pasar modal syadah diharapkan dapat mendorong perturnbuhan
institusi-institusi (lembaga keuangan) syariall dru1 instrumen-instrumen syariah.
Salall satu instrumen syariall y311g diperkirakan akan berkembang pesat adalall
obligasi syariah.
Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan
berkemb311gnya institusi-institusi keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana
pel\SiUl\ syariah, dan teksa dana syatiah yang mernbutuhkan alternatif
penempatan investasi.
5
Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusiinstitusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk: syariah dapat
dinikmati dan digunakan siapapun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya
memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional
akan tetap bisa betpal'tisipasi dalan1 obligasi syariah, jika di pertimbangkan bisa
memberi keuntungan kompetitif, sesuai profil risikonya, dan juga likuid 8 .
Sementara obligasi konvensional, investor base-nya justru terbatas karena
investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di situ. Bagi emiten, menetbitkan
obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu. Emiten
dapat memperoleh s.umber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional
maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi
peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan.
Akan tetapi pertumbuhan obligasi syari'ah atau sukuk, tidak akan berjalan
lancar jika tidak adru1ya regulasi yang menimnginya, hit1gga kini pemerimah RI
belum pemah menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan APBN. Padahal,
keterlibatan pemerintah dalam mendorong perkembangan instrumen keuangan
syariah sMgat strategis. Setidalmya, unrnk menUfijukkan di mata investor Ming
bahwa pemerintah RI mendukung penggunaan instrumen keuangan syariah dalam
.
keuangannya. 9
s1stem
8
Muhammad Sholahudin, lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2006), h. 160.
9
Sunarsip, " Prosfek Sukuk di Indonesia" artikel diakses pada 12 Agustus 2008 dari
hnp://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-di-indonesia/.html.
6
Alhamdulillah UU SBSN itu disetujui dalam Sidang Paripurna DPR di
Jakarla, Rabu 9 Apri I 2008. Pemerinlah secara resmi memiliki aluran hukum
yang mengatur penerbitan surat utang berbasis syariah atau sukuk, yakni UndangUndang Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Aturan itu disetujui DPR
karena Indonesia memiliki kepenlingan unluk rnemperluas allernatif inveslasi
keuangan sehingga pernerintah mendapatkan sumber pendanaan baru untuk
menutup <lefisit APBN 10 •
Permasalahan perpajakkan adalah masalah utarna yang dihadapi oleh investor
untuk rnenerbitkan sukuk, yaitu terkait dengan adanya isu pajak berganda alas
transaksi aset yang dijadikan underlying asse/ 1dalam stuktur sukuk. Walaupun
SI3SN tidak terkena pajak berganda akan tetapi kekhawatiran investnr masih
•
• 12
tmgg1.
Apakah Indonesia yang merupakan negeri dengan jumlah muslim terbesar di
dunia akan terns rnenjadi penonton bagi penetbitan suk:uk di Malaysia dan
sekitarnya? Better late than never.
Menteri Keuangan 'Sri Mulyani' menegaskan, dengan adanya UU SBSN,
defisit APBN tidak Iagi hanya dimmpi oleh surnber pembiilyaan komersial biasa
seperti surat utang negara, tetapi juga dilengkapi surnber pembiayaan syariah.
"Struktur SBSN dirancang berdasarkan konsep keuangan yang mengutarnakan
10
Ibid.
Underliying Asset adalah asset yang dijadikan sebagai objek atau dasar transaksi kaitannya
dengan penerbitan sukuk. Asset yang biasa dijadikan yaitu berupa tanah, bangunan, dan asset non fisik
12
Tim Redaksi Sharing, "Harnp-harap Cemas Menanti RUU Obligasi Syari'ah Negara"
Sharing Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, edisi khusus I tahun majalah sharing. (Oktober, 2007),
h. 46.
11
7
moralitas dan keadilan sehingga terbebas dari unsur eksploitasi, spekulasi, dan
ketidakpastian. 13
Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih jauh tentang prospek sukuk
sebagai daya tarik dan pembuka pintu bagi investor domestik maupun regional
unmk berinvestasi di Indonesia. Untuk itu penulis mengambil judul " POTENSI
SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI PASAR MODAL
INDONESIA".
B. Pembatasan Masalah dan Pernmnsan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas agar mendapatkan suatu bahasan
yang jelas maka penulis memfokuskan pe1masalahan yruig akan diteliti pada
potensi sukuk terhadap pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia.
Adapun perumusan masalah yang relevan dan akan dikembangkan oleh penulis
dalam menyusun katya tulis mencangkup :
1. Bagaimana kebijakkan pengembangan sukuk di Indonesia dan di berbagai
Negara?
2. Bagaimana analisis SWOT sukuk ?
3. Bagaimana strategi pengembangan sukuk ke depan di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu :
1. Mengetahui arah kebijakkan sukuk di Indonesia,
13
Endin, "UU Sukuk Disahkan untuk Perluas lnvestasi Keuangan", aitikel diakses pada 12
Juli 2008, dari http://kompas.com/2008/06/26/UU-sukuk-di-sahkan-untuk~·luasinvestasi/html.
8
2. Mengetahui analisis SWOT terhadap sukuk,
3. Me11getahui striuegi u11tuk me11gemba11gka11 sukllk
kt~ d1~pM
di Indollesia.
Manfaat dari penelitian yaitu :
1. Bagi perusahaan peneliti dapat memberikan masukkan untuk perkembangan
sukuk melldatang,
2. Secara akademis bagi Fakultas Syari'ah dru1 Hukum memperluas tsaqojah dan
khasanah di bi dang pasar modal syari 'ah terutruna dalam ha! sukuk sebagai
instrlilhen berbasis syari ·ah.
3. Bagi pemerintah diharapkan menghasilkan informasi sebagai pertimbangan
pentingnya
sukuk
bagi
negara
dan
masyarakat
untuk
peningkatan
pertumbuhan ekonomi sena infrastruktut.
4. Bagi masyarakat, sebagai pemilik modal atau investor mengetahui manfaat
yang lebih terjamin dan menguntungkan dengan adanya sukuk atas
investasinya.
D. Kajian Kepustakaan
1. Rahmi Hru1dayani, 2003. Obligasi Syari'ah Upaya Kreatif Menghindari Riba
Analisis Obligas·i Syari 'ah Muyfirabah Pada PT. Indr)sa1, Tbk. Mahaslswi
Mu'runalah Konsentrasi Asuransi Syari'ah Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islrun Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian me11unjUkkan bahwa aplikasi obligasi syari'ah
mufl.iirabah pada PT. Indosat Tbk memberikan kew1tungan yang lebih baik
dan menjanjikan, sel'ta obligasi adalah ins!runlent yang sangat tepat untuk
9
perkembangan perusahaan tersebut karena lebih bersih dan terhindar dari riba.
Tidak menerangkan potensi obligasi syari'ah bagi pertumbuhan investasi.
2. Nolawati Sarjani Jayanti, 2007. Dampak Penerbitan obligasi Syari 'ah
terhadap Peningkatan Pendapatan PT. lndosat Tbk tahun 2002-2006.
Mahasiswi Mu'amalah Konsehlrasi Perbankan Syari'ah Syari'ah Fakullas
Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan instrument
Obligasi Syari'ah mempengaruhi tingkat pendapatat1 yang lebih baik untuk
pendapatan PT. Indosat Tbk dan lebih menguntungkan, penelitian ini
menggunakan perhitungan regresi dengan menganalisa pendapatan PT.
Indosat Tbk dari tahun 2002-2006. Tidak menerangkan potensi obligasi
syari'ah bagi pertumbuhan investasi
3. Amelia Febriani, 2005. Obligasi syari'ah study analisis fatwa DSN-MUI.
Mahasiswi Mu'amalah Konsen:trasi Perbankan Syari'ah Syari'ah Fakultas
Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHiclayatullah Jakarta.
Penulis menjelaskan tentang perbedaan obligasi konvensional clengan
obligasi syrui'ah, dalil-dalil obligasi syari'ah setta rnenganalisa fatwa-fatwa
DSN-MUI terhadap penerbitan Obligasi syari'ah yang pada awalnya menjadi
polemik, akhimya memberikan manfaat yang baik untuk perkembangan
perekonomian.
Tidak
pertumbuhan investasi.
menerangkan
potensi
obli 1 ~asi
syari'ah
bagi
10
4. Emmi Damayanti, 2006. Analisis Determinan Pemilihan Obligasi Syari 'ah
Sebagai Alternat/f Jnvestasi (Studi Ka.ms Obligasi Syari 'ah Jjarah di Bursa
Efek Surabaya). Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Jlmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil
penelitian
menunjUkkan
bahwa obllgasi Jjarah
mampu
memberikan tingkat risiko yang rendah dari waktu jatuh tempo, dan
dinyatakan obligasi syari'ah Sona Topah Tourism Industri denganfixed rate
ternyata memberikan tingkat retum yang lebih besar dibandingkitn obligasi
syari'ah
lainnya. Tidak menerangkan potensi
obligasi syari'ah bagi
pertumbuhan investasi.
E. Kerangka Teori
Potensi menurut kamus besar bahasa Indonesia ad.alah kekuatan, kemampuan,
kesanggupan dan kekuasaan, yaitu kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan, sesuatu yang dapat rneajadi aktual (benar-benar tetjadi). 14
Pasar Modal Syari'ah adalah pasar di mana transaksi penawaran umum dan
perdagangan efek syari'ah terjadi. Di pasar modal ini, perusahaan yang
melakukan penawaran urnurn efek syari 'ah disebut sebagai emiten. Selaii1 itu
untuk mengawasi penawaran efek sesuai dengan prinsip syaii 'ah, Dewan Syari' ah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) menugaskai1 dan mensertifikasi
14
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia. cet. II,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 679.
11
pihak atau pejabat atau perusahaan tertentu. 15 Mereka dikenal dengan sebutan
Shariah Compliance Officer (SCO ). Sedangkan efek syariah meliputi saham
syari'ah, obligasi syari'ah, reksadana syari'ah dan surat berharga lainnya yang
sesuai dengan prinsip syari'ah.
Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dal'i istilah obligasi syariah
yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk ini bukan merupakan istilah yang
baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan,
di mana umat Islam menggunakannya dalam konteks petdagangan internasional.
Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata "sakk''. Ia dipergunakan oleh para
pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial
yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. 16
Dalam
Fatwa
DSN-MUI
Nomor
32/DN-MUVIX/2002,
DSN
masih
menggunakan istilah obligasi syariah, bel um menggunakan istilah sukuk.
Menurut fatwa 1etsebut, obligasi syariah adalah suatu sutat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syaiiah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syruiah berupa bagi hasil/mru·gitl/tee setta membayar kembali
dana obligasi pada saatjatuh tempo. 17
15
Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari 'ah !ndonesia." dalam Seminar
Nasional Pasar Modal, 12 Maret 2008 (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan, 2008), h. 6.
16
Nurul Huda dan Edwin Nasution, fnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.ll, (Jakarta:
Predana Media Group, 2008), h. 136.
17
Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah
Nasional, cet.III, (Ciputat Tangerang: CV. Oaung Persada, 2006), h. 193.
12
Jika diperbandingkan dengan instrumen konvesional seperti obligasi dan
saham, maka sukuk lidak termasuk dalam dua kategMi tersebul. Sukuk tidak
termasuk saham karena sukuk memiliki umur yang terbatas atau jatuh tempo
(maturity). Di samping itu, sukuk bukan merupakan obligasi karena pembagian
keuntungan dalam sukuk dilakukan de11gan cara bagi hasil atas proporsi
penghasilan atau arus kas yang dihasilkan dari aset yang merupakan underlying
dalam transaksi sukuk tersebut. Skema bagi hasil semacam ini sangat berbeda
dengan obligasi konvensional, terutama dalam kepastian bagi basil atau bunga
yang diperoleh pemilik dana. 18
Terdapat beberapa akad yang dapat digunakan dalam obligasi syari'ah yaitu
akad mud_arabah (bagi hasil),
mu~yarakah
(kemittililfi) dan murabahah (jual beli.
Selain itu, salam, istisna' dan ijiirah (sewa).
F. Metode Penelitian
I. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskdptif, yaitu penulis menggambarkan
permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada lalu di analisis lebih
lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan.
18
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik
Indonesia, Studi Standar Akuntansi Syariah Di Pasar Modal Indonesia. (Jakarta: Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2007), h. 11.
13
2. Pendekatan penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan
kualitatif~
yaitu penelitian yang
menghasilkan gambaran berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena
yang ditulis.
3. .Ienis data
a. Data primer. Yaitu data yang bersumber daii data-data, informasiinformasi yang diperoleh di lapangan.
b. Data sekunder. Yaitu data yang bersumber daii pr;ne:litian kepustakaan.
4. Teknik pengumpulan data.
Dalam pengumpnlan data, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu
sumber data primer yang merupakan data pokok yang diperoleh dari hasil
penelitian lapangan (field research), dan sumber data sekunder yng
merupakan data penunjang yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan
(library research).
a. Field Research.
Dalam penelitian ini, penulis langslilig menellti pada obyek penelltian
yaitu pada Badan Pengawas Pasai· Modal, Direktorat Kebijakan
Pembiayaan Syari'ah Departemen Keuangan Republik Indonesia dan
BUl'Sa efek Indonesia pada Jakatta Islam.le Indeks. Pentilis menggunakan
metode interview dalam pengumpulan data yakni melakukan wawancara
langsung kepada pimpinan atau para staf ahli yang terkait dalain
permasalahan skripsi ini.
14
b.
Library Research
Dalam metode ini penulis melakukan penelitian dengan mempetajari
buku-buku kepustakaan, literatur, artikel, bahan-bahan kuliah yang
berkaitan erat dengan pembahasan skripsi ini.
5. Pengolallan Data.
Dalam pengolahan data, metode yang digunakan adalah :
a. Metode kualitatif. Yaitu analisa berupa klasifikasi data dengan uraian
kata-kata.
b. Metode deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan clan memaparkan datadata infonnasi yang berdasarkan fakta yang diperoleh dal'i Japangan.
6. Teknik penulisan
Teknik penulisai1 sktipsi ini merujuk pada buku pecloman penulisan Skl'ipsi,
Tesis, Disertasi, fakultas syal'iah dan hukum UIN Syarif Hidayamllah Jakarta,
yang diterbitkan oleh UIN Jakarta press 2007.
H. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis membahas dengan membagi dalam
beberapa bab. Adapun perinciannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini metupalam pengantru• gfilfibatan umum yang
berisikan latar belaka11g masalah, pembatasai1 da11 perumusan masalah, tujua11 da11
manfaat penulisan, kajian kepustakaan, kerai1gka teori, metode penelitiai1, da11
diakhil'i dengan sistematika penulisan.
15
BAB II INVESTASI SUKUK Pada bab ini penulis akan rnembahas tentang sukuk,
investasi dan pasar modal.
BAB III PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR MODAL SYARI' AH Bab ini
meajelaskan mengenai sejarah sukuk/obligasi syari'ah, perkembangan sulmk
dalam negeri, perkembangan sukuk global dan di bebera11a 11egara.
BAB IV ANALISA POTENSI SUKUK TERHADAP PERTUMBUHAN
INVESTASI DI PA.SAR MODAL INDONESIA. Dalam bab ini penulis
menjelaskan dan mernbahas, analisis SWOT terhadap pengembangan sukuk,
potensi sukuk untuk pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia, strategi
pengembangan sukuk di pasar modal Indonesia.
BAB V PENUTUP Terdiri dari kesirnpulan clan satan dati basil penelilian.
16
BAB II
INVESTASI SUKUK
A. SUKUK
I. Definisi dan Hukum Mengenai Sulmk
Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dari istilah obligasi
syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk merupakan bentuk
jamak dari kata "sakk" 19 yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau
note dan merupakan kata dari suara latin "cheque" atau "check" yang biasa di
gunakan pada perbankan kontemporer20 . Ia dipergunakan oleh para pedagang
pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang
timbu! dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Terdapat
beberapa referensi yang menjelaskan pengertian sukuk yaitu:
a. AAOIFI 21
Sesuai dengan standar syari'ah No.17 tentang Investment menyatakan
definisi sukuk adalah: "Sertifikat dengan nilai yang sama dengan bagian
atau selurnhnya dari kepemilikan harta berwujnd, untnk mendapatkan
basil dan jasa di dalam kepemilikan asset dari proyek tertentu atau
aktivitas investasi khusus, se1tifikat ini berlaku setelah menerima nilai
19
Mahmud Yun us, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 174.
Nurul Huda dan Edwin Nasution, lnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.ll, (Jakarta:
Predana Media Group, 2008), h. I 36.
21
AAOIFI (The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution)
merupakan lembaga nirlaba internasional yang bertujuan menyusun dan menyiapkan standarisasi di
20
bidang keuangan sysari'ah, khususnya terkait dengan n1asalah akuntansi, auditing, governance, ethics
dan kesesuaian prinsip syari'ah atas produk-produk keuangan syari'ah.
17
sukuk, di saat jatuh tempo dengan menerima clana seutulmya sesuai
clengan tujuan sukuk tersebut. 22
b. DSN-MUI
Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUI/IX/2002, DSN masih
menggunakan istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk.
Menurut fatwa tersebut, obligasi syariah adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang clikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo. 23
c. Bapepam-LK
Dalam Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Sukuk
didefinisikan sebagai efek syariah berupa se1iifikat atau bukti kepemilikan
yang bernilai sarna dan mewakili bagian penye1iaan yang tidak
terpisahkan atau tidalc terbagi atas:
I) Kepemilikan as et berwuj ud te1ientu;
2) Nilai manfaat clan jasa atas aset proyek tertentu atau alctivitas investasi
tertentu;
22
Roikhan Mochamad Aziz, Tinjauan Komparatif Obligasi Syari 'ah Antara Indonesia dan
Malaysia, dalam Faturrahman Djamil, ed., "Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar
Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008), h. 12.
23
Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah
Nasional, eel.Ill, (Ciputal Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006), h. 193.
18
3) Kepemilikan atas aset proyek teiientu atau aktivitas investasi tertentu.
Sukuk yang akan diterbilkan oleh pemerinlah menggunakan istilah SBSN
(Surat Berharga Syari'ah Negara) yaitu surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syari'ah, sebagai bukti atas penyertaan terhadap asset
SBSN, baik dalam nilai mata uang rupiah alau asing. 24
Sedangkan penge11ian efek syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Adapun ketentuan lebih
lengkap tentang penerbitan efek syari'ah lerdapal dalam peraluan BAPEPAMLK No. IX A.13 KEP-130/BL/2006.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat kita ketahui landasan hukum
bahwa usaha dengan sukuk itu terhindar dari unsur ribawi sama halnya
dengan p1insip ekonomi islam. Alqur'an menjelaskan dengan tegas bahwa
tinggalkanlah sisa-sisa riba sebagai jalan taqwa kepada Allah SWT,
sebagaimana !e1maklub dalam QS al-Baqarah (2): 278-279
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka
jika kamu tidak menge1jakan (meninggalkan sisa riba), lv!aka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba}, Maka bagimu pokak hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ".
24
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia No. I 9 tahun 2008 tentang SBSN. (Jakarta: Menteri Hokum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, 2008), h. 2.
19
Oleh karena itu sukuk mempakan altematif investasi dari praktek riba
pada obligasi konvensionaL Dan sukuk mempunyai akad yang mengikat
kedua belah pihak. Ayat dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan sukuk
secara umum yaitu QS al-Maidah (5): I
)~).,,
-;j.
( \ :o/ ;.;;\11) .... ~_;;;.i\ !,'~I ~I· ~~I ~I~
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. ... ".
Dan QS al-lsra (17): 34
.
(rt. :w/ ·i_r~'JI) ~0~~'¥1~J ¥~ l.J'~t .....
-;;
)
.
,-
,,
}
" ... .penuhilah janji, Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya ".
Sedangkan, al-Hadist menyatakan bahwa
adalah
perjanjian yang
tidak
pe~janjian
yang dibolehkan
mengharamkan yang halal
dan tidak
menghalalkan yang haram. Sebagaimana yang di 1iwayatkan oleh at-Tirmidzi,
yaitu:
Nabi Muhammad SAW bersabda :
-'
a
JO
3
JO
,,
3
'JJ~1:;,;
~e:..i1 :J \:;rL _,.Y,:...'.iilJ..<>tf.11~1'-'Y..'.iill?.OJJ)10§.J.1~:;.
,, ,,,,
,,
,, ,,
,,
,,
t
t-;
-;
,,
,,
)0
,,
...
-;.-:.
0
•\.iJ) t:i;.J-.1~1'bG-(f- lk~ 'l!~~~~~G l.'.:1;.J-.1~1'J'k..V- ~
(i:f :..-..;i1
" Pe1:janjia11 boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali pe1:ja11jia11
yang mengharamkan yang halal a/au menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan ;yarat-syara/ mereka, kecuali syaral yang
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang halal. " (HR. at-Tinnidzi)
20
Berdasarkan Kaidah fiqih yaitu25
:
~
/
/
,,,
//
~
/
,P
~
/ ~
~~~S'.~J~~l~~~~!\~),I.: ~1.jf"~i
" Pada dasarnya, semua bentuk mu 'amalah bo/eh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya ".
Adapun Fatwa DSN-MUI mengenai obligasi syari'ah antara lain yaitu 26
:
I) Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syari'ah.
2) Fatwa DSN-MUI No.33/DSN/MUI/IX/2002 tentang obligasi syari'ah
Mur:J.arabah.
3) Fatwa DSN-MUf No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi syari'ah
Jjiirah.
4) Fatwa DSN-MUI No.15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi
basil usaha dalam lembaga keuangan syari'ah.
5) Fatwa DSN-MUI No: 59/Dsn-MuiN/2007 Tent1mg Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi.
Sedangkan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu:
I) Peraturan No. IX A.13 KEP-130/BL/2006 tanggal 23 November tentang
penerbitan efek syari 'ah.
2) Peraturan No. IX A.14 KEP-131/BL/2006 tentang akad-akad yang di
gunakan dalam penerbitan efek syari'a11.
25
Abd al-Aziz Muhammad azam, Qawaid a/-Fiqh a/-Js/amy, (Kairo: al-Risalah al-Dauliyah,
1999), h.129.
26
Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari'ah
Nasional, cet.lll, (Ciputat Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006), h. 193, 200, 279, 83.
21
Peraturan khusus untuk SBSN yaitu27
:
1) Undang-undang No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN berisi :
• Pemerintah c.q Menteri Keuangan berwenang menerbitkan SBSN,
• Penerbitan SBSN dapat dilakukan secara langsung oleh pemerintah atau
melalui perusahaan penerbit SBSN,
• Pemerintah berwenang menggunakan barang milik negara sebagai
underlying asset.
• Pemerintah wajib membayar imbalan nilai nominal SBSN pada saal
jatuh tempo,
• Dalam pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN di sediakan dalam
APBN setiap tahun sampai berakhimya kewajiban tersebut.
2) Peraturan pemerintah tentang perusahaan penerbit SBSN dan PMK
tentang penerbitan SBSN di Pasar Dalam Negeri PP. Nomor 67 tahun
2008.
2. Jenis-Jenis dan Mekanisme Sukuk
a. Jenis-jenis Sukuk
I) Sukuk MuJ!arabah
Mugiirabah adalah perjanjian kerja sama usaha antara dua pihak,
pihak pertama menyediakan modal dan pihak kedua menjadi
27
Dahlan Siamat, "Surat Berharga Syari'ah Negara (Sukuk Negara) Sebagai Altematif
lnstrumen Investasi", dalam Investor Gathering PT. Mandiri Sekuritas, 25 Juni 2008 (Jakmta: Rits
Cariton Hotel, 2008), h. 3.
22
pengelola28 . Jenis ini merupakan sertifikat yang mewakili proyek atau
kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mugiirabah dengan
memperhatikan subtansi Fatwa Dewan Syari'ah Nasional MUI No.
7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mugarabah. Berikut 1m
adalah ciri-ciri yang melekat pada sertifikat mud.iirabah29
:
I. Sukuk Muf!.iirabah (SM) mewakili kepemilikan umnm dan
memberikan hak pemegangnya untuk berbagi pada proyek
khusus.
2. Kontrak SM didasarkan pada pengumuman resmi dari penerbit
atau prosfektus, yang hams memberikan seluruh informasi yang
diperlukan oleh syari'ah untuk kontrak Qirad seperti jenis modal,
rasio untuk distribusi profit dan kondisi lain yang berhubungan
dengan penerbit yang sesuai dengan syari 'ah.
3. Pemegang SM diberikan hak untuk memindahkan kepemilikan
dengan menjual sertifikat di pasar sekuritas sesuai nilainya.
4. Manajer/supervisor
kumpulkan
dari
yang
menerima
pelanggan
untuk
pendanaan
SM
yang
juga
di
dapat
menginvestasikan dananya sendiri.
5. Tidak prospektus dan tidak juga SM yang berisi jamimm, baik
dari pihak penerbit atau manajer pendanaan, untuk modal untuk
28
Nasrun Harun, Fiqih Mu 'amalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 175.
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, lnvestasi Pada Pasar Modal Syari'ah, cet. II,
(Jakarta, Kencana Predana Media Group, 2008), h. 141.
29
23
suatu keuntungan tetap, untuk keuntungan berdasarkan persentase
modal.
6. Diperbolehkan untuk membuat cadangan untuk kondisi tak
terduga, seperti hilangnya modal, dengan mengurangi sejumlah
persentasi tertentu setiap periode akuntasi.
7. Propektus juga dapat berisi janji yang di buat oleh pihak ketiga,
yang secara keseluruhan tidak berhubungan dengan pihak-pihak
yang melakukan kontrak.
Garn bar 2.1 Model Skim Sukuk Mu!!_arabah
INVESTOR/
PEMODAL
SHOHIBUL
MAAL
Keterampilan/
Modal
.. .. ~
I
Nisbah
~
-
...
Operasio/[
KEG IATAN
USAHA
BAGIHASIL/
PENDAPATAN
MA~ol P~lrnl,
EMITEN/
PERUSA_HAAN
MUfl.ARIB
I
Nisliah
MODAL
Studi kasus: Obligasi Syari'ah Mudharabah Indosrut Tahun 2002
•
Hasil dana penerbitan obligasi digunakan untuk mengganti sebagian
dana internal yang telah digunakan untuk pengembangan bidang usaha
seluler lndosat melalui akuisisi anak perusahaaneBagi basil ditetapkan
dengan merujuk pada pendapatan (revenue) dari pengoperasian Satelit
(Satelindo) dan internet (IM2)
24
•
•
•
•
Nisbah ditetapkan konstan untuk Satelit, karena sifat pendapatan
operasi yang relatif stabiL dan Nisbah ditetapkan menurun untuk
Internet, karena kecenderungan pendapatan internet yang meningkat.
Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dilakukan secara
kuartalan
Expected return diperkirakan sebesar 15.75%
Dalam ha! Dana Hasil Obligasi Syari'ah belum habis digunakan,
Indosat diwajibkan menyimpan Dana Hasil Obligasi Syari'ah tersebut
dalam suatu rekening khusus di salah satu bank syari'ah ditempat
kedudukan Indosat
Nisbah Bagi Hasil
•
Dengan nilai emisi sebesar Rp 175 miliar, nisbah investor adalah
sebagai berikut:
Dari Pendapatan Sewa Satelit:
Tl
6,91%
6,91%
T3
T4
T5
6,91%
6,91%
6,91%
Dan dari Pendapatan Internet (IM2):
Tl
T2
T3
T4
10,75%
9,02%
7,69%
6,56%
E-5.-:-:.-
Ilustrasi Pengbitungan Bagi Hasil
Tanggal Pencatatan Obligasi Syariah Mudharabah : 8 November 2002.
Pendapatan bagi hasil pe1tama: 8 Februari 2003,
Dasar Laporan keuangan laba rugi (un-audited) periode kuartal ke-3 2002
(terakhir sebelum H-10 tanggal jatuh tempo pembayaran pendapatan bagi
hasil)
Pendapatan Satelit
=
Rp 60,99 Miliar
Pendapatan Internet (IM2) = Rp 24,88 Miliar
Nisbah investor tahun 2003 adalah sebesar 6,91 % dari Pendapatan Satelit
dan 10,75% dari Pendapatan Internet (IM2).
Maka, investor akan menerima pendapatan bagi hasil:
= (6,91% x Rp 60,99 miliar) + (10,75% x Rp 24,88 miliar) = Rp 6,89 M
Ekuivalen return aktualnya = Rp 6,89 miliar/Rp 175 miliar = 15,75% p.a
25
2) Sukuk Musyarakah
Ini merupakan sertifkat nilai yang sama yang diterbitkan untuk
mobilisasi dana, yang digunakan berdasarkan persekutuan/firma
sehingga pemegang-pemegangnya menjadi pemilik proyek yang
relevan atau memiliki aset berdasarkan portofolio aset mereka.
3) Sukuk Ijarah
Sukuk ijiirah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset
yang keberadaannya jelas dan dapat diketahui, yang melekat pada
suatu kontrak jual sewa beli (lease), sewa di mana pembayaran return
pada pemegang sukuk berdasarkan akad ijiirah yaitu akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan penggantian.
Secara teknis sukuk ijiirah dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu30
:
l. Investor dapat bertindak sebagai penyewa (mustqjir), sedangkan
emiten dapat bertindak sebagai wakil investor dan Property
Owner dapat bertindak sebagai orang yang menyewakan (mu 'jir).
2. Selanjutnya setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor
menyewakan kembali obyek sewa tersebut kepada emiten. Atas
dasar transaksi sewa menyewa tersebut, maka terbitlah surat
berharga jangka panjang (obligasi syari'ah ijiirah), di mana
30
Umi Karomah Yaumidin, Sukuk sebuah Alternatif lnstrumen Jnvestasi, dalam Jusmailani,
ed., Investasi syari'ah Implementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, c1lt.l, (Yogyakarta: Kreasi
Wacana, 2008), h. 356.
26
emiten wajib membayar pendapatan kepada investor berupa fee
serta membayar kembali dana saat jatuh tempo.
Gambar 2.2 Model Skim Sukuk Ijiirahi
OBY EK
IJAROH
BERUPA
PERALATAN
MENJADI
-J
INVESTOR
PEMEGANG OBLIGASil
(3) JUAL MANFAAT
IJARAH (OBIGASI SYARI' ArH~)_
FIDUSIA/
__,r----.
EMITEN
\
'
'
'
JUAL MAl'i!FAAT
IJARAH
(WAKALAf~
JAMINAN
'
OBLIGASI
(I) MENGALIHK(-N MANF AA T
IJARAH I
;
----+---~
'
OBYEK IJARAH
'
Gambar 2.3 SukukA/ ljiiralz Muntalliya Bittamlik (Sale and Leaseback)
• Penerbitan
Pemerintah
(Penjual) (Lessee)
....
(2) Purchase
Undcrtakin
:
•
(2) Pu rchase
'
Agrcement
(I) Pembcntukan
. SPY
.....
.
oil
(4) Perjanjian
sewa (ijarah)
$
•
(5) Servicing Agent
SPY
(Buyer), (Penerbit),
(Lessor)
Agreement
•
(3) Sukuk
•
$
I Pemegang Sukuk
I
I) SPY dibentuk untuk penerbitan Sukuk
2) SPY melakukan perjanjian pembelian dengan pemerintah (obligor) untuk
membeli aset tertentu seperti tanah, bangunan dan lain-lain (Aset SBSN). Dalam
waktu yang sama pemerintah membuat purchase undertaking di mana
pemerintah menjamin untuk membeli kembali Aset SBSN dari SPY pada saat
akhir periode sewa atau apabila terjadi default.
3) SPY menerbitkan sukuk untuk membiayai pembelian Aset Pool.
4) Pemerintah melakukan perjanjian sewa (Ijiirah/Lease Agreeament) dengan SPY
untuk menyewa aset SBSN untuk periode yang sama dengan tenor sukuk yang
diterbitkan.
27
5) SPY melakukan pe~janjian keagenan (serving agency agreement) dengan
pemerintah di mana pemerintah ditunjuk sebagai agen yang antara lain
bertanggung jawab untuk melakukan perawatan dan perbaikan serta penyediaan
asuransi terhadap aset SBSN.
• Pembayaran lmbalan
Pemerintah
(Penyewa)
l__s_P_Y-~
2
{
r--~-
ii'
r--~-11>1.
Pemegang
Sukuk
I) Pemerintah membayar sewa (imbalan) secara periodik kepada SPY selama
masa sewa. lmbalan dapat di bayar tetap atau mengambang (mengacu pada
index seperti LIBOR)
2) SPY mendistribusikan lmbalan kepada pemegang sukuk.
•
Saat Jatuh Tempo
Pemerintah
(Penyewa)
SPY
,
-
.
Pemegang
Sukuk
2
1) Pada saat jatuh tempo, SPY menyerahkan kembali Asel SBSN kepada
Pemerintah dengan harga yang disepakati yang biasanya sebesar nilai nominal
sukuk. Karena kepemilikan aset SBSN kembali kepada Pemerintah.
2) SPY melunasi Sukuk kepada Pemegang Sukuk.
Di atas adalah salah satu contoh mekanisme sukuk (SBSN) yang
akan dilakukan oleh Pemerintah dengan struktur ljiirah Muntahiya
Bittamlik dari proses penerbitan, pembayaran clan saat jatuh tempo.
Obligasi ljarah lebih diminati investor, karena pendapatannya
bersifat
tetap.
Terutama
investor
yang
paradigmanya
masih
konvensional atau konservatif dan lebih menyukaifixed income.
4) Sulmk Istisua'
Istisna' adalah pe1janjian kontrak untuk barang-barang industri
yang memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa
PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
J
28
depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu.
Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas pembiyaan
pembuatan atau pembangunan rnmah, pabrik, proyek, jembatan, jalan
dan jalan to!.
5) Sekuritas/Sukuk Salam
Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka, yang
dibuat
w1tuk
diperbolehkan
barang-barang
menjual
yang
komoditas
dikirim
yang
kemudian.
diurus
Tidak
sebelum
menerimannya. Untuk itu penerima tidak boleh menjual kembali
komoditas salam sebelum menerimanya, akan tetapi boleh menjual
kontrak tersebut dengan kontrak yang lain yang pararel dengan kontak
pertama.
Sedangkan jenis obligasi syari'ah atau sukuk yang berkembang
adalah sukuk mwJ_iirabah dan sukuk ijiirah. 31
b. Mekanisme Sukuk
Secara wnum mekanisme ketentuan mengenai obligasi syari'ah adalah
sebagai berikut :
I) Kontrak atau akad dituangkan dalam perjanjian perwalimatan.
2) Rasio atau persentase bagi basil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan
komponen (revenue) atau kew1tWlgan (profit, operating, EBJT).
31
Tjiptono Dannadji dan Hendy M Fakhrudin, Tanya Jawab Pasar Modal, (Jakarta: Salemba
4, 2006), h. 23.
29
Tetapi
fatwa
MUI
No
J 5/DSN-MUI/2000,
memberikan
pertimbangan bahwa dari segi kemaslahatan pembagian usaha
sebaiknya menggunakan prinsip revenue sharing.
3) Nisbah yang ditetapkan, meningkat ataupun menurun dengan
pertimbangan proyeksi pendapatan emiten, lelapi sudah ditetapkan di
awal kontrak.
4) Pendapatan bagi hasil berarti pendapatan yang di bagihasilkan yang
menjadi hak dan oleh karenanya harus di bayarkan oleh emiten
kepada pemegang obligasi syari' ah.
5) Pembagian bagi hasil pendapatan ini dapat dilakukan secara periodik
(tahunan, semesteran, kuartalan atau bulanan).
6) Besamya pendapatan bagi hasil yang ditentukan oleh kinerja aktual
emiten, maka obligasi syari'ah memberikan indicative return tertentu.
7) Apabila emiten berbual kecurangan, maka investor berhak menarik
dananya, dan sistem pengawasan semua aspek syari'ah dilakukan oleh
dewan syari'ah nasional atau oleh tim ahli yang ditunjuk oleh DSNMUI.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk yaitu
Originator!Obligor32 , SPY (Special Purpose Vehicle) 33 , Agen Penjual,
32
Ob/igor yaitu pihak yang bertanggung jawab alas pembayaran pokok serta imbal hasil
sukuk yang di terbitkan.
33
SPV yaitu badan hukum yang didirikan khusus untuk menerbitkan sukuk dan sebagai wali
amanat.
30
Agen Pembayar (Fiscal), Agen Penatausaha (Registar), Syari 'ah Advisor
dan Investor.
Ketentuan mengenai SPV terdapat dalan1 BAB IV pasal 13-17 UU RI
No.19 tal1lm 2008 lentang SBSN dan PP No. 67 2008.
Selanjutnya adalall Proses penerbitan obligasi syari'all/sukuk secara
umumyaitu:
Gambar 2.4 Proses Penerbitan Obligasi Syari':ah Secara Umum
DOKUMEN
DANA
EMITEN
JNVESTOR
BAGI HASIL DAN PEMBA YARAN POKOK
I.
Emiten menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk penerbitan obligasi
syari'ah kepada undenvriter.
2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor.
3. Bila investor tertarik, maim akan menyerahkan dananya kepada emiten
kepada undenvriter.
4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok pada
investor
3. Perbedaan Obligasi Konvensional dengan Sukuk/Obligasi Syariah
Secara prinsipil perbedaan antara obligasi
konvensional yaitu :
syariall dan obligasi
31
a. Dari sisi orientasi, obligasi konvensional hanya memperhitungkan
keuntungannya semata. Tidal' demikian bagi obligasi syariah, di samping
memperhatikan keuntungan, obligasi syariah harus memperhatikan pula
sisi halal-haram, artinya disetiap investasi yang ditanamkan dalam
obligasi hams pada produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah.
b. Obligasi konvensional, keuntungannya di dapat dari besaran bunga yang
ditetapkan, sedangkan obligasi syariah keuntungan akan diterima dari
besarnya margin/fee yang ditetapkan ataupun dengan sistem bagi hasil
yang didasarkan atas asset dan produksi.
c. Obligasi syariah, di setiap transaksinya ditetapkan berdasarkan akad.
Diantaranya adalah akad mudarabah, mw.yarakah, muriibahah, salam,
istisna dan ij[Jrah. Dana yang dihimpun tidak dapat diinvestasikan ke
pasar uang dan atau spekulasi di lantai bursa. Sedangkan untuk obligasi
konvensional tidak terdapat akad di setiap transaksinya. 34
d. Sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atas hak
manfaat (beneficial title) dari suatu aset yang menjadi dasar penerbitan
sukuk sedangkan obligasi merupal(an insrtumen utang.
e. Penerbitan sukuk memerlukan adanya underlying transaction sebagai
dasar penerbitan sedangkan obligasi tidak memerlukan.
34
Ach. Bakhrul Muchtasib, "Obligasi syariah" artikel diakses pada 12 Agustus 2008,
http://www.pkes.org/?page=publication list&id=22&content id=48.
32
f.
Penerbitan sukuk pada umumnya memerlukan SPY sebagai penerbit,
sedangkan obligasi diterbitkan secara langsung oleh obligor.
g. Sukuk merupakan instrumen penyertaan sedangkan obligasi instrumen
utang.
h. Penggunaan dana hasil penjualan sukuk tidak dapat bertentangan dengan
prinsip syari'ah. Sementara, proses obligasi dapat digunakan secara bebas
lanpa memperhatikan kelentuan syari'ah. 35
Berikut ini tabel ringkasan perbandingan obligasi dan sukuk :
Tabet 2.1 Ringkasan Perbandingan Obligasi clan Sulmk
KE TERAN GAN
Obligasi
Konvensional
Akad (Transaksi)
Tidak Ada
Jenis Transaksi
Sifat
Harga Penawaran
Pokok Obligasi
saat Jatuh Tempo
Kupon
-
Uncertainty Contract
Surat Hutang
100%
Investasi
100%
100%
100%
100%
Bunga
Pendapatan/Bagi Hasil
Indikatif berdasarkan
Pendapatan/lncome
No. 33/DSNMUI/IX/2002
Syariah/
Konvensional
Imbalan/Fee
Ditentukan
sebelumnya
No: 41/DSNMUI/III/2004
Syariah/
Konvensional
Fl oat/Tetap
Fatwa
Dewan
Syariah Nasional
TidakAda
35
Syariah Ijarah
Ijarah
(Sewa/Lease)
Certainty
Contract
lnvestasi
100%
Return
Jenis Investor
Syariah
Mudharabah
Mudharabah (Bagi
Hasil)
Konvensional
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderat Pengetotaan Utang
Departemen Keuangan Repubtik Indonesia, Tanya .!awab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk
Negara) lnstrumen Keuangan Berbasis Syar'ah. (Jakarta: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ab
Direktorat Jenderat Pengetotaan Utang Departemen Keuangan Repubtik Indonesia, 2007), h. I I.
33
B. INVEST ASI
I. Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa lnggris, yaitu
Jnvesmen/. Kata invest sebagai kata dasar investment yang bernrti menanam.
Dalam Webster's New Collegiate Dictionary, kata investment didefinisikan
sebagai "to make use of.for future benefit or advenlages and commit (money)
in order to ernn a financial return". Dalam kamus istilah bisnis investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 36
Jadi, definisi investasi adalah menanam atau menempatkan aset, baik
merupakan harta atau dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan
hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.
Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat
berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang. 37
Investasi keuangan memuut syari' ah harus terkait secara langsung dengan
suatu asset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat,
karena atas manfaat terse but dapat dilakukan bagi hasil. 38
Investor atau pihak yang melakukan investasi dapat di bagi menjadi dua
bagian, yaitu investor individual, terdiri dari individu-individu yang
36
T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis lnggris-lndonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996), h. 156.
"-Muhammad Firdaus, DKK, Briefcase Book Edukasi Profesiona/ Syari 'ah, Sistem
Keuangan dan Jnvestasi Syari'ah, (Jakarta: Renaisan !KAP!, 2005), h. 13.
38
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah,
(Jakarta: MES, 2007), h. 366.
34
melakukan aktivitas investasi dan investor institusional, terdiri dari
perusahaan-perusahaan
(misalnya asurans1,
bank,
dan
lainnya) yang
melakukan aktivitas investasi. 39
Tujuan dasar investasi adalah untttlc menghasilkan sejumlah dana (uang).
Tujuan yang lebih luas
unluk meningkalkan kesejahteraan investor
(kesejahteraan moneter), yang bisa diukur dengan pendapatan saat ini
ditambah dengan pendapatan masa datang. Tujuan khusus investasi
dianlaranya :
I) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang, seorang
bijak berfikir bagaimana untuk meningkatkan atau mempertahankan taraf
hidupnya dari waklu ke waktu, bagaimana agar masa datang akan lebih
baik.
2) Mengurangi tekanan inflasi. lnvestasi dalam kepemilikan aset misalnya,
dapat terhindar dari penurunan nilai akibat inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara telah memberikan
fasilitas perpajakkan untuk mendorong investasi di bidang usaha tertentu.
2. Proses Investasi
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman
hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Adapun
lima tahap proses investasi yaitu40
39
:
Sutia Budi, Mencermati Trend Investasi Sektor Finansial di Indonesia, dalam Faturrahman
Djamil, dkk ed., Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling
Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008), h. 29.
35
a. Penentuan tu;uan investasi, tujuan masing-masing investor tentu berbedabeda lerganlung pada investor yang membual kepulusan, misalnya
lembaga pensiun berbeda dengan institusi pemerintah dalam melakukan
investasi.
b. Penenluan kebijakkan investasi, tahap ini dinilai dengan penenluan
keputusan alokasi
aset atau pendistribusian aset,
investor harus
memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi
seperli seberapa besar dana yang dimiliki, porsi pendistribusian dana
tersebut, beban pajak serta pelaporan yang harus ditanggung.
c.
Pemilihan strategi portopolio, terdapat dua pilihan strategi. a) strategi
portofolio aktif yang meliputi kegiatan penggwiaan informasi yang
tersedia dan teknik peramalan secara aktif untuk mencaii kombinasi
portofolio yang lebih baik. b) strategi portofolio pasif yang meliputi
aktivitas investasi pada portofolio seiring dengan kine1ja indeks pasar.
d. Pemilihan aset, pada tahap ini setiap selauitas yang ingin dimasukan
dalam portofolio memerlukan pengevaluasian dengan tujuan untuk
mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu porlofolio yang
menawarkan
return
yang
te1iinggi
dengan
risiko
tertentu
atau
menawarkai1 return tertentu dengan tingkat risiko terendah.
e.
Pengukuran dan
evaluasi kinerja porlofolio,
tahap
ini
meliputi
pengukuran kinerja portofolio clan perbandingan hasil pengukuran
10
'
Ibid, h. 31.
36
tersebut dengan kine1ja portofolio lainnya melalui proses benchmarking.
Proses benchmarking biasanya dilakukan terhadap indeks porlofolio
pasar, untuk mengetahui seberapa baik
kine~ja
pmtofolio yang telah
ditentukan dibanding kine1ja portofolio lainnya.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum melakukan
investasi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi investasi, yaitu:
a. Pribadi diri sendiri
Calon investor harus dapat menilai dan memperhitungkan secara cermat,
mengenai usia, bagaimana rencana hidup ke depan dan pribadi diri
sendiri, misalnya apakah tergolong yang menyukai risiko (risk seeker)
ataukah tergolong yang tidak menyukai untuk menempuh risiko (risk
averter).
b. Likuiditas
Likuiditas atau kelancaran menunjukkan tingkat kemudahan dalam
mencairkan modal investasi jika sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai
dengan segera dapat dicairkan.
c. Situasi Ekonomi Internasional
Di era globalisasi dan dunia perekonomian bebas seperti ini, unsur
ketergantungan antar negara sangat besar. Perubahan kebijakan ekonomi
suatu negara dapat berdan1pak positif atau negatifbagi negara lain.
37
d. Pajak
Diperhitungkan perkiraan keuntungan bersih setelah di potong pajak.
e.
Situasi Ekonomi Nasional
Situasi ekonomi nasional mempunyai pengaruh yang besar terhadap
bidang usaha atau industri di mana obyek investasi yang ditanamkan perlu
di ikuti karena hal itu akan bermanfaaat dalam menentukan strategi
investasi ke depan.
f.
Situasi lndustri
Situasi industri di mana obyek investasi berada, sangat berpengaruh
terhadap obyek ini ditanamkan, apakah bidang industri tersebut sedang
berkembang, sedang mendekati titik jenuh atau bahkan sudah jenuh. Hal
ini sangat berguna untuk mengambil keputusan apakah masih akan
melanjutkan investasi atau beralih ke bidang industri lain.
g. Sains dan Teknologi
Perkembangan
teknologi
baru
ilmu
yang
pengetahuan,
memacu
mempercepat
terciptanya
perlumbuhan
teknologi-
ekonomi
dan
pembangunan suatu bangsa.
h. Siklus dan trend
Suatu kepercayaan bahwa setiap kegiatan usaha, bahkan juga dalam
segala bentuk kehidupan manusia bekerja dalam siklus/daur. Setiap
kejadian masa lalu umumnya akan terulang kembali dalam skala berbeda.
38
Tujuan analisis ini adalah untuk meramalkan hal-hal di masa depan
berdasarkan kejadian di masa lampau.
4. Landasan Hokum dan Konsep Investasi Syari'ah
Ada beberapa landasar syar'i, baik dalam alqur 'an, hadist maupun kaidah
fiqih yang mendasari inveslasi, yaitu QS an-Nisa (4): 29 dan diantaranya QS
al -Hasyr (59): 18
)
,.
::
::
)::
/
,.
~,.
.J
/~
::
)::
j.
::
I pl) 0_,t::.:.; ~~JH~):Jll\,i;~ .Ml:.:..:;...:; t:~ ),1J:,:JJ1 l_,1;1 i;::r. .i:..JI ~I~
,.
.;-
/
/
/
/
(\A:O'I
" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kainu kerjakan. "
QS al-Baqoroh (2): 275
'
:: ::
/
(~Vo:~ foj:ll)\;"!1~('.?l~IJ..t..
"Allah telah menghala/kan jual beli dan mengharamkan riba ... "
QS al-Maidah (5): 1
)~){,
'>
(\: o/:;,;;\l\) .... ~-~\ ~~\ i;::r.;J.~1 ~\~
"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu ... "
,
(i.£.J ~1 ~1:u:.W;-1.1..vl .JJP
,
ci:J:- ~_,~b1J,,ok1J.,...._)~<\:.j;b1~_) r"' ,y
" Rasulul!ah saw melarang jual beli (yang mengandung) gharar" (HR al
Jama' ah (mayoritas pakar hadist), kecuali al-Bukhal'i).
5. Prinsip-prinsip Dasar lnvestasi Syari'ah
Dalam Islam ada beberapa sektor yang menjadi prioritas dalam
berinveslasi diantaranya, yaitu :
39
•
Investasi dalam menyediakan kebutuhan pokok manusia papan, sandang,
kesehatan dan pendidikan.
•
lnvestasi untuk mempertahankan stabilitas politik dan keamanan.
•
Investasi dalam penyediaan infrastmktur perdagangan domestik maupun
inlernasional.
Sebagai din yang komprehensif (syumu) dan proporsional (tawazun),
Islam menetapkan beberapa prinsip pokok dalam investasi, yaitu: 41
a. Rabbani
Rabbani merupakan istilah dari bahasa arab, berasal dari kata rabb.
Berarti tuhan, pencipta, pemelihara, pemilik, raja dan pemberi rizki.
Dalam hal ini, artinya seorang investor meyakini bahwa dirinya, dan yang
di investasikannya, keuntungan dan kemgiannya. Serta semua pihak yang
terlibat di dalamnya adalah kepunyaan Allah. Sebagaimana Firman Allah
SWT QS al-An'am (6):164
~)
(\Ii.:"\ /rl..;'YI) .•.
,,:;
,-,,D)
•:? ~-:'J;,:; tG~~i:;.~i J'
~
/
/
,,..
"Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal
Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. ...
b. Halal
Investasi yang halal yaitu investasi yang berbagai aspeknya termasuk
dalam lingkup yang diperoleh ajaran Islam.
41
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah,
(Jakarta: MES, 2007). h. 369.
40
42
Aspek kehalalan tersebut harus mencangkup
:
1) Niat atau motivasi.
Motivasi yang halal adalah transaksi yang berorientasi kepada hasil
yang win-win, yaitu saling memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terlibat dalam transaksi.
2) Transaksi
Transaksi bisnis yang dibenarkan adalah memenuhi syarat sebagai
berikut :
• Pihak-pihak yang bertransaksi adalah mereka yang memiliki
kesadaran dan pemahaman akan bentuk dan konsekuensi transaksi.
• Barang atau jasa yang ditransaksikan adalah benda atau jasa yang
halal, yang diketahui karakteristiknya oleh para pihak yang terlibal.
• Bentuk transaksi jelas, baik secara lisan maupun tulisan, dan
dipahami oleh para pihak yang terlibat.
• Adanya kerelaan dari para pihak yang terlibat dalam transaksi
tersebut.
3) Prosedur pelaksanaan transaksi
Sesudah dilaksanakan akad antara pihak yang berbisnis, maka
pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dari kekuatan awal. Masing-
42
Ibid, h. 371.
41
masing pihak harus bersikap amanah dan profesional. Tidak boleh
mengarah pada tindakan-tindakan kecurangan apalagi wanpreslasi.
4) Jenis barang ataujasa yang ditransaksikan
Dalam hal investasi di pasar modal maka hal ini menyangkut
underlying assets yang di perjualbelikan, instrumen perdagangan yang
dipergunakan, bentuk perjanjian antara investor, pialang, dan manajer
investasi
atau
bahkan
dengan
pihak
emiten
tertentu,
untuk
menghindari adanya insider infiJrmation berujung pada insider
trading.
5) Penggunaan barang atau jasa yang di tansaksikan
Kehalalan itu tidak cukup hanya pada barang dan jasa, melainkan j uga
penggunaannya. Oleh karena itu penggunaan yang tidak benar atau
untuk tujuan tidak benar, meskipun benda atau jasa tersebut pada
asalnya adalah halal, maka ia dapat jatuh ke haram.
c. Maslahah
Asas manfaat merupakan ha! yang esensial dalam bemm'amalah
secara Islam. Para pihak yang terlibat dalam inveslasi, masing-masing
harus dapat memperoleh manfaat sesuai dengan porsinya43 .
•
43
Manfaat yang timbul harus dirasakan oleh pihak yang bertransaksi
Muhammad Firdaus, dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari 'ah. Sistem Keuangan
dan Investasi Syari'ah, (Jakarta: Renaisan IKAPI, 2005), h. 18.
42
•
Manfaat yang timbul hams dapat dirasakan masyarakat pada
umumnya.
C. P ASAR MODAL
1. Pengertian Pasar modal
Dalam Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal di
definikan sebagai " kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek44 yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek". Jadi,
pasar modal yaitu pertemuan antara pihak yang membu!uhkan dana jangka
panjang dan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada instrumen
finansial (saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain)".45
Sedangkan pengertian pasar modal secara syari 'ah yaitu segala kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek• yang memenuhi prinsipprinsip ajaran islan1.
2. Fungsi dan Dasar Hukum Pasar Moclal
Pasar modal memiliki peran sentral dalam perekonomian suatu negara,
bahkan maju atau tidaknya perekonomian suatu negara, salah satunya dapat
44
efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka, dan setiap
derivatif dari efek.
45
T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis Jnggris-Jndonesia, (Yogyakm1a: Gadjah Mada
University Press, 1996), h. 185.
43
diukur dari maju atau tidaknya pasar modal di negara tersebut. Pasar modal
telah tumbuh menjadi leading indicator bagi ekonomi suatu negara, dengan
. 46 :
,"ungs1. antara l am
l) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
3) Menyediakan Leading indicator bagi trend ekonomi negara.
4) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
berprosfek.
5) Menciptakan lapangan kerja yang menarik.
6) Menciptakan likuiditas perdagangan efek kepemilikan, keterbukaan
dan profesionalisme.
7) Menciptakan iklim berusaha yang sehat.
Landasan Hukum tentang Pasar Modal berbasis syari' ah terdapat
dalam beberapa surat al-Qur'an yaitu al-Baqarah (2): 275, 278, 279, anNisa (4): 29, al-Jumu'ah (62):10 dan Al-Maidah (5): I. Berikut ini QS AnNisa (4) 29:
46
Veitzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Conventionel and Syaria system,
(Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, 2007), h. 934.
44
.JJ~,, ,,
.J
J ,,
"
,,
~
::;
J
J
,,
,,
J}a,,
"'
'
j
j
_Jr,-
'<''. . . r- '.· 'f \;,;;' /.. '·i UI 1Ll:J\, '<':'·'<j(\ I~~ UI :·r,. •. j,)\ I~~\;'
'J (""'~ <.)"" ')' cf" :J . <»"' <.) ' <)""' • • (""'~ i'~ ~ '-"" \ ._,.... U'.
~ -
\ 1-:- \)
..,,......,
"?
/
,,,..,,
,..
,..
)
/
:::
(~ \: iJ •UI) k~~~('-1!10J~l
- -
-
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. "
Dalam Hadist Rosulullah SAW yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah,
yang telah menjadi qa'idah fiqih 47 yaitu :
"tidak Boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain. "
Dan berdasarkan Pendapat Ulama yaitu :
Pendapat Ibnu Qudamah48
" Jika salah satu dari dua orang yang berserikat membeli porsi mitra
serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain. "
Pendapat Wahbah al-Zuhaili49
"Bermu 'ama/ah dengan (melakukan kegiatan transahi atas) saham
hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan
sesuai dengan saham yang di milikinya. "
Sedangkan aturan operasional pasar modal syari'ah diatur oleh Dewan
Syari'ah Nasional Majlis Ulama Indonesia dan peraturan BAPEPAM-LK
sebagai berikut 50
47
:
Ahmad bin Muhammad al-Zarqa, Syarh al-Qawa 'id a/-Fiqhiyah, (Dimasyqiy: Dami Ilmi,
1938),cetll,h.165.
48
lbnu Qudamah, al-Mughni, Jilid V, h. 173.
49
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqih al-Islami wa Adilatuhu, Jilid lll, h. 1841.
45
1) No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentangjual beli saham
2) No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang petunjuk investasi pendanaan
bersama berbasis syari' ah
3) No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang tentang obligasi berbasis syari'ah
4) No.33/DSN-MUI/IX/2002
tentang
tentang
obligasi
syari'ah
mug/irabah.
5) No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang pasar modal dan petunjuk umum
penerapan prinsip-prinsip syari'ah di pasar modal.
6) No. 41/DSN-MUI/Ill/2004 tentang obligasi syari'ah ijarah.
7) Peraturan BAPEPAM-LK No. IX. A.13 tentang pengedaran syari'ah
securities.
8) Peraturan BAPEPAM-LK No. IX. A.14 tentang peraturan yang
digunakan dalam pengedaran syari'ah securities di pasar modal.
3. Jenis-Jenis Pasar Modal
Dalan1 menjalankan fungsinya pasar modal di bagi menjadi tiga macam 51 ,
yaitu:
a. Pasar Perdana
Adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum dek tersebut di jual
50
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari 'ah,
Jakarta, MES, 2007, h. 134.
".Muhammad Sholahudin, lembaga Ekonomi dan Keuangan lsfam, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2006), h. 199.
46
melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek di jual dengan harga
emisi, sehingga perusahaan yang menj ual emisi hanya memperoleh
dana dari penjualan tersebut
b. Pasar Sekunder
Adalah penj ualan efek setelah penj ualan pasar perdana berakhir.
Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan naik
turunnya kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan
oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek
tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat untuk mendaftar
dapat menjual efeknya di dalam burda efek, sedangkan yang tidak
dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa,
misalnya bursa parareL
c. Bursa Pararel
Merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang
menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat
melakukan melalui bursa pararel. Tidak semua efek yang diterbitkan
oleh perusahaan yang go publik dapat menjual sahamnya di bursa efek.
Karena, persayaratan untuk mendaftar di bursa efek cukup berat dan
sangat ketat.
47
•
lnstmmen Pasar Modal
Secara umum instrumen terscbut dapat di golongkan meajadi 3
. 52
ke Iom po'I ymtu :
a. lnstmmen utang (debt instrument), yang termasuk dalam instrumen
ini adalah obligasi.
b. Instmmen penyertaan (equity instrument), yang termasuk di dalmnnya
adalah penyertaan.
Instrument lain (other instrument) seperti option, warrant dan right.
Gambar 2.5 Struktur Pasar Modal Indonesia
MENTER! KEUANGAN
BAPEPAM
BURSAEFEK
Pemsahaan efek:
• Menjmnin emisi
• Perantara
perdagangan
efek
• Manajer
lnvestasi
52
Ibid .• h. 200.
LEMBAGA KLIRING
& PEMINJAM (LKP)
Lembaga
penunjang:
•Biro
Administrasi
efek
• Bank Kustodian
• Wali amanat
• Penasehat
lnvestasi
• Pemeringkat
efek
LEMBAGA
PENYIMPANGAN
DAJllPENYELESAIAN
Profesi
penunJang
• Akuntan
• Konsultan
Hukum
• Penilai
• Notaris
• Emiten
• Pemsahaan
publik
• Reksadana
48
2. Prinsip dan Mekanisme Pasar Modal Syariah
a. Prinsip Pasar Modal Syari'ah
Investasi dalam Islam sangat didorong karena diyakini membawa pada
peningkatan produktivitas sektor riil dan membawa manfaat bagi umat.
Dalam Islam, investasi hanya bisa dilakukan pada aktivitas ekonomi yang
jelas-jelas memberikan pengaruh pada sektor riil. Sedemikian penting
investasi dalam Islam, sehingga seorang muslim akan dihadapkan pada
pilihan untuk berinvestasi atau dikenakan zakat pada uang yang
menganggur53 .
lnvestasi di pasar modal syari' ah hatus berdasarkan pada 3 prinsip
utama
syari'ah
yaitu
dilarangnya
rib a
(bunga),
gharar
(ketidakpastian/spekulasi), dan maysir (judi). Ketiga prinsip utama
tersebut tergabung dalam rambu-rambu pokok haiia kekayaan dalam
Islam dengan penambahan harus terhindar dari unsur haram dan harus
terhindar dari unsur kebhatilan dan ketidakadilan. Yang sertai dengan
etika jauh daii dhoror dan harus adanya unsur kerelaan.
b. Mekanisme Pasar Modal Menurut Syari'ah
Suatu pilar dari bentuk pasar modal ideal adalah adanya infrastuktur
infonnasi bursa efek yang transparan, tepat waktu clan merata di publik
53
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah,
(Jakarta: MES, 2007), h.140.
49
ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar. Mekanisme bursa efek yang
wajar juga menyangkut niat investor dalam melakukan lransaksi.
Secara umum mekanisme bursa efek yang wajar menurut symi'ah
meliputi aspek-aspek sebagai berikut54
:
I) Kewajaran Penawaran; dalam menjual efek yang belum di miliki
2) Kewajaran Penawaran; tidak mengganggujumlah efek yang beredar
3) Kewajaran Permintaan; tidak ada pe1mintam1 palsu
4) Kewajaran Kekuatan Pasar; perdagangan yang likuid
3. Pcrbcdaan Pasar Modal Konvensional dan Syari'ah
Ada dua hal yang utama dari pasar modal syari' ah yaitu in de ks Islan1
dan pasar modal syari'ah itu sendiri.
Tabcl 2.2 Pcrbandingan Pasar Modal Syari'ah dcng:m Konvcnsiona155
:
Svari'ah
Konvensional
lnvestasi terbatas pada sektor-sektor tertentu I. lnvesor bebas memilih investasi
antara debt-bearing invesment dengan
yang tidak di larang atau masuk dalam
negatife list investasi syari 'ah dan tidak atas
profit-bearing invesnzent diseluruh
sektor.
dasar hutang.
2. Di dasarkan pad a prinsip syari'ah yang 2. Di dasarkan pada prinsip bunga.
mendorong penerapan profit-lost sharing 3. Memperbolehkan spekulasi dan judi
yang pada gilirannya akan mendorong
dan skema kemitraan.
flul.-tuasi pasar yang tidak terkendali.
3. Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi
danjudi.
4. Guideline investasi secara um urn
pada produk hukum pasar modal.
4. Adanya syari' ah guideline yang mengatur
berbagai aspek seperti alokasi aset, praktek
investasi, perdagangan dan distribisi
pendapatan.
5. Terdapat mekanisme screening perusahaan
vang harus mengikuti orinsio svari 'ah.
l.
54
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonomi Syari'ah,
(Jakarta: MES, 2007), h. 144.
55
Esta Lestari, Perbandingan Kine1ja Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional di Indonesia
Pendekatan Volalitas, dalam Jusmaliani, ed., lnvestasi syari'ah lmplementasl Konsep pada Kenyataan
Empirik, cet.l, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), h. 179.
50
BAB III
PERKEMBANGAN SUKUK DI PASAR MODAL SYARI' AH
A. Sejarah Sukuk
Sebelum ada istilah sulmk, orang biasa mengenal istilah obligasi syari'ah,
obligasi sendiri berasal dari bahasa latin obligare yang berarti ikatan kewajiban,
atau secara istilah yaitu kewajiban yang ditetapkan ketika pembuatan perjanjian
dan berlaku selama perjanjian tersebut 56 .
Sukuk dikenal sejak abad 7 Masehi, ketika pemerintahan Umayah
mengeluarkan sukuk al Badai yang merupa kupon komoditas yang mirip dengan
eek gudang. Tercatat juga melalui bukunya Iman Malik, al Muwatta,
mengemukakan bahwa sukuk al Badai merupakan bukti pemilikan barang dalam
jumlah tertentu dari bendahara negara, bisa diperdagangkan sebelum sampai batas
waktu yang ditentukan. 57
Sukuk atau obligasi syariah ini bukar1 merupakan istilah yang barn dalam
sejarah Islan1. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana
umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan intemasional. Sukuk
merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" yang memiliki arti yang sama dengan
sertifikat atau note. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai
dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha
56
T Guritno, Kamus Perbankan dan Bisnis Inggris-Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996), h. 206.
57
Heri Sudarsono, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses pada
I September 2008, dari lillJl:i/herisudarsono07.multiply.com/journal/item/12/Sukuk.html.
51
perdagangan dan al'tivitas komersial lainnya. Namun demikian, sejumlah penulis
Baral yang memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab,
menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata "cheque" dalam bahasa
latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam
transaksi dunia perbankan kontemporer58 .
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (!JC) kemudian
mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut
mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA - Bahrain Monetary Agency) untuk
meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS
pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan Global
Corporate Sukuk di pasar keuangan !slant intemasional. lnilah sukuk global yang
pertama kali muncul di pasar intemasional 59 • Selanjutnya, penerbitan sukuk di
pasar intemasional terns bermunculan bak cendawan di musim hujan.
Pada industri Pasar Modal, prinsip syariah telah diterapkan pada instrumen
obligasi,
sahan1
dan
reksa
dana.
Adapun
negara yang
pertama kali
memperkenalkan untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar
modal adalah Yordania dan Pakistan, dan kedua negara tersebut juga telalt
menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. 60
58
Nurul Huda dan Edwin Nasution, Jnvestasi pada Pasar Modal Syari'ah, cet.II, (Jakarta:
Predana Media Group, 2008), h. 136.
59
Heri Sudarsono, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses pada
l September 2008, dari http://herisudarsono07.multiply.com/journal/item/12/Sukuk.html.
6
Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar
Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 2.
°
52
Di Indonesia istilah sukuk mengalami perjalanan sejarah yang panJang.
Dimulai dengan hadimya pasar modal di Indonesia jauh sebelum Negara
Republik Indonesia ini diploklamasikan di zaman penjajahan Belanda. Ketika itu
pasar modal didirikan dengan tujuan menghimpun dana untuk menunjang
ekspansi perkebunan milik Belanda di Indonesia, di rnana para investor yang
masuk adalah orang-orang Belanda dan Eropa lainnya. Keberadaan pasar modal
Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya Vereniging Voor de
Effectenhandel di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 pada saal
inilahjual-beli saham dan obligasi dimulai 61 •
Melihat perkembangan yang positif bursa efek di Batavia, pemerintah
Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota laim1ya, yaitu di Surabaya
pada 11 Januari 1925 dan di Semarang I Agustus 1925. Awa! tahun 1939 terjadi
gejolak politik di Eropa mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, melihat
kondisi yang tidak menguntungkan maka pemerintah Belanda memusatkan
perdagangan efek di Batavia dengan menutup bursa efek Surabaya dan Semarang.
Selanjutnya pecah karena Perang Dunia II, Pemerintah Belanda menutup bursa
efek Batavia pada 10 Mei 1940. Setelah ada pengakuan kedaulatan Indonesia dari
peme1intahan Belanda, pemerintah Republik Indonesia mengaktiJkan kembali
bursa efek Indonesia, dikeluarkan Undang-Undang Darurat No. 13 tanggal 1
September 1951 yang selanjutnya ditetapkan dengan Undang-Undang NO. 15
61
Veitzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Conventionel and ,<;yaria !Jysten1,
(Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, 2007), h. 930.
·····-~
,,~,~-··
53
~
J
~~~-••Tahun
·--==
~aada
--···--'
1952 tentang bursa. Berdasarkan UU tersebut, bursa efek di buka kembali
11 Juni 1952.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1976-1987 pasar modal Indonesia
rengalami praderegulasi dengan adanya Kepres RI No. 52 mengaktifkan kembali
~asar
modal kemudian disusul dengan go public. Selanjutnya era deregulasi pada
<
-<
====-::; .p 987-1990
~::;~erangsang
pemerintah
mengeluarkan
beberapa
paket
deregulasi
untuk
seluruh sektor dalam perekonomian yaitu Paket Kebijakan Desember
~
---'1987 (PAKDES) dan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO). Setelah itu masa
<I
+:onsolidasi 1991-1995 dicapainya lndeks Harga Sahan1 Gabungan (IHSG) dan
~
__
1
~ra
undang-undang pasar modal 1996-sekarang tidak hanya untuk menggantikan
·······.···, <uU Darurat Bursa No. 15 Tahun 1952 yang tidak sesuai pada saat ini, tetapijuga
111engatasi era globalisasi yang semakin mendekat62 .
Setelah itu hadirlah pasar modal syari'ah di Indonesia diresmikan pada 14
········-·-
*'1aret 2003. Dimulai lebih awal, dengan terbitnya Reksa Dana Syaiiah Danareksa
;;;:;;;::::;~ada
-------==--·
Juli 1997, dan diluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000,
~:~;;;=~ilanjuti
instrumen investasi syari'ah lain yaitu obligasi syari'ah yang mulai
-'---(
:__:_:--..fiterbitkan pada tahun 2002, dimulai oleh obligasi syari'ah korporat yang
i_0~~;:i1ertama kali menerbitkan yaitu PT. Indosat, setelah itu terus terus be1munculan
·-----··:=:::':·:··~i
=.;.;__4.Jengan hasil yang menggembirakan walaupun jumlah emiten yang menerbitkan
~rasih
-:=--1
~=~ 1~an
•
sedikit, hingga saat ini baru ada 24 efek syari'ah. Setelah itu BAPEPAM
LK telah menerbitkan 3 Regulasi tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar
62
Ibid., h. 930-931.
54
Modal dan telah meluncurkan Daftar Efek Syariah pada tahun 2006 dengan
istilah sukuk yang penggunaan istilah sukuk digunakan mulai tahun 2007.
Selmtjutnya Pemerintah Indonesia pun ikut serta untuk menerbitkan sukuk
dengan menggunakan istilah SBSN (Surat Berharga Syari'ah Negara) dengan
meresmikan UU No. 19/2008 tentang SBSN pada 9 April 2008.
Harns kita akui, bahwa sukuk ini adalah salah satu bentuk terobosan barn
dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah yang
memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling
inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer.
B. PERKEMBANGAN SUKUK DALAM NEGERI
Obligasi (Sukuk) Syariah merupakan instrumen investasi baru yang mewarnai
pasm· modal Indonesia sejak tahun 2002. Pioner-nya adalah PT Indosat, telah
meluncurkan Obligasi Mudharabah senilai Rp 175 milim-. Langkah ini kemudian
diikuti banyak pernsahaan seperti Matahari Putra Prima, Sona Topas Tourism
Industry, Berlian Laju Tanker, Bank Bukopin, PTPNVII, Cilim1dra Perkasa, Bank
Syariah Mandiri, Bank Muammalat Indonesia, Citra Sari Makmur, lndorent dll.
Di Indonesia pasar modal syariah secm·a resmi diluncurkan pada tanggal 14
Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU m1tm·a BAPEPAM-LK
dengan Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN - MUI).
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, nmnun instrumen pasar
modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danm·eksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment
55
Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berke1jasama dengan PT.
Danareksa Investment Management me!tmcurkan Jakarta Islamic Index (JII)
pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin
menanarnkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka
para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah63 .
Pasar keuangan di Indonesia barn saja mencatat sejarah barn. Pada 9 April
2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara
(sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas
upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini.
Gambar 3.1 Perkembangan Penerbitan Suknk Korporasi Indonesia Talmn 2007
Perkembangan Penerbitan Sukuk
Korporasi
II
ill Jumlah Emiten (LHS)
-II!-·· Total Nilai Emisi (RHS)
30 !
I 4000
~
~~ t.~rr101JjJ !ggi~ !
2002 2003 2004 2005 2006 2007
•
•
63
Jumlah issuers dan nilai nominal Obligasi Syariah
2003: 6 issuers dan Rp740 miliar.
2007: 21 issuers dan Rp3,23 triliun.
Market-share volume obligasi syariah mencapai 2,5%.
Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar
Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 5.
56
Dalam perkembangan strnktur obligasi syari 'ah di Indonesia untuk saat ini
masih pada penggunaan struktur sukuk mugiirabah dan sukuk ljiirah, berikut ini
perkembangan stuktur sukuk yang berada di Indonesia :
Gambar 3.2 Perkembangan Struktur Sukuk dalam Negeri
Kumulatif Penerbitan 2002 - 2004
Kumulatif Penerbitan 2004 - 2007
Mudaraba
ljarah
Rp100 bn
(12%)
Rp200 bn (8%)
Mudaraba
ljarah
Rp740 bn
Rp:2,194 bn
(88!Vo)
(92%)
Terlihat bahwa perkembangan struktur sukuk di Indonesia pada tahun 20022004 lebih mendominasi dengan strnktur mwJ_iirabah, sedangkan pada tahun
2004-2007 slruklLff ljiirah lebih banyak diminati daripada struklur mugiirabah.
Pada tahun 2008, jumlah peserta obligasi syari'ah/sukuk be1iambah secara
otomatis nilai emisi juga bertambah. Pada tabel berikut ini adalah para emiten
obligasi syari'ah/sukuk yang terdafiar sampaijuli 2008 yaitu:
CORPORATE SYARIAH BONDS (SUKUK)
Serie
Name of Bond
Issue Date
Listing Date Maturity Date
Nomin;l Value (!OR)
1
Obligasi Syari'ah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003
10-Jul-03
15-Jul-03
10-Jul-08
45.000.000.000
2
Ob!igasi Syariah I Subordinasi Bank Muama!at Tahun 2003
15-Jul-03
21-Jul-03
15-Jul-10
200.000.000.000
3
Obligasi Syariah Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2003
31-0ct-03
3-Nov-03
31-0ct-08
200.000.000.000
4
Obligasi Syari'ah Mudharabah PTPN VII Tahun 2004
26-Mar-04
29-Mar-04
26-Mar-09
75.000.000.000
5
Ob!igasi Syarlah ljarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004
11-May-04
12-May-04
11-May-09
150.000.000.000
6
Ob!igasi Syariah ljarah Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004
28-Jun-04
29-Jun-04
28-Jun-09
52.000.000.000
7
Obligasi Syariah !jarah !ndorent 1Tahun2004
11-Nov-04
12-Nov-04
11-Nov-08
100.000.000.000
8
Obligasi Syari'ah ljarah Berlina I Tahun 2004
15-DP.c-04
16-Dec-04
15-Dec-09
85.000.000.000
9
17-Dec-04
8-Apr-05
20-Dec-04
11-Apr-05
17-Dec-09
10
Obligasi Syari'ah ljarah I HITS Tahun 2004
Ob!igasi Syariah ljarah Apexindo Pratama Outa l Tahun 2005
8-Apr-10
122.000.000.000
240.000.000.000
11
Oblfgasi Syariah ljarah lndosat Tahun 2005
21-Jun-05
22-Jun-05
21-Jun-11
285.000.000.000
12-Jul-05
21-Jun-06
13-Jul-05
22-Jun-06
12-Jul-1 O
21-Jun-16
200.000.000.000
29-May-07
30-May-07
29-May-14
400.000.000.000
5-Jul-07
6-Jul-07
3-Jul-12
12
Obligasi Syariah ljarah I Ricky Putra Globalindo Tahun 2005
13
Obligasi Syariah Jjarah PLN I Tahun 2006
60.400.000.000
14
Sukuk ljarah lndosat II Tahun 2007
15
Sukuk !jarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007
16
Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007
6-Jul-07
9-Jul-07
6-Jul-12
125.000.000.000
17
Sukuk ljarah PLN II Tahun 2007
10-Jul-07
11-Jul-07
1O-Jul-17
300.000.000.000
18
Sukuk ljarah lndisat Ill Tahun 2008
27-Mar-08
10-Apr-08
9-Apr-13
570.000.000.000
28-May-08
6-Jun-08
5-Jun-13
200.000.000.000
17-Jun-08
26-Jun-08
25-Jun-13
I
200.000.000.000
19
Sukuk Mudharabah I Mayora lndah Tahun 2008
20
Sukuk ljarah I Summarecon Agung tahun 2008
21
Sukuk ljarah Aneka Gasa lndustri ltahun 2008
9-Jul-08
22
Sukuk ljarah Metrodata Electronic I Tahun 2008
7-.iul-08
100.000.000.000
23
Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muama!at tahun 2008
11-Jul-08
400.000.000.000
I
I
200.000.000.000
I
220.000.000.000
4.529.400.000.000
Jumlah
1
Obligasi Syari'ah Mudharabah !ndosat Tahun 2002 Utuh tempo & lunas)
6-Nov-02
8-Nov-02
6-Nov-07
2
Obligasi Syari'ah Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003 (bought backed I
26-Sep-03
1-0ct-03
26-Sep-08
60.000.000.000
3
4
Obligasi Syari'ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Thn 2003
2-Jun-03
28-May-08
60.000.000.000
12-Jul-04
9-Jul-09
100.000.000.000
Obligasi Syariah ljarah,Citra Sari Makmur I Tahun 2004 (bought backed before
Jum lah
9-Jul-04
175.000.000.000
4.924.400.JOO.OOO
57
C. PERKEMBANGAN SUKUK GLOBAL DAN DI BEBERAPA NEGARA
Perkembangan keuangan syariah global yang sangat pesat ini terutama dipicu
oleh aktivitas investasi yang dilakukan oleh para investor dari negara-negara yang
lergabung dalam the Gulf Cooperation Countries (GCC), yaitu Bahrain, Oman,
Qatar, Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) di berbagai negara64 •
Data-data dari Islamic International Finance Market (IIFM) menmtjukkan
dalam periode 2000-2006, total sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia telah
mencapai lebih dari US$50 miliar dengan rincian cmporate sukuk sekitar US$44
miliar dan sovereign sukuk US$6 miliar lebih. Dari sekitar US$50 miliar sukuk
tersebut, sekitar US$19 miliar merupakan global sukuk, atau sukuk yang
diperdagangkan di bursa global 65 .
Perkembangan lainnya, Dow Jones Islamic Indeks telah mengmnumkan
membuat Sukuk Index untuk memonitor perkembangan pasar ini. Peminat sukuK,
kini juga semakin rasional. Ini terlihat bahwa sekitar 48% dari total sovereign
sukuk yang telah diterbitkan dipesan oleh para investor konvensional yang
meliputi 25% investor institusi, 11 % fimd manager, dan 13% dari bank sentral
dan institusi pemerintah66 . Berikut ini perkembangan sukuk sovereign:
64
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk
Negara) Instrumen Keuangan Berbasis Syar'ah. (Jakarta: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Depmiemen Keuangan Republik Indonesia, 2007), h. I.
65
Sunarsip, "Menm1gkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel diakses
pada 12 Juni 2008, dari http://sharialearn.wikidot.com/fdsn04 l .html.
66
Zamir Iqbal, "Sukuk Global Melonjak Tajam Tahun Lalu", artikel diakses pada 12 Juni
2008, dari htto://www.sebi.ac.id/index.php?option~com content&task.html.
59
rupiah. Hal itu sejalan dengan pertumbnhan ajaran Islam yang pesat di Eropa.
Dalam perkembangannya, sistem keuangim Islam ini !idak hanya didomonasi
umat Islam Eropa, melainkan telah mermnbah kedunia bisnis yang lebih luas.
Sebagai contoh meningkatnya penerbitan sukuk atau obligasi syari'ah enan1 bulan
pertama tahun 2007 ini, tak lepas dari kia:n besm·nya minat lembaga keuangan
Eropa bergelut di sektor investasi berbasis ajaran Islam ini. 68
Menurut Islamic Finance Information service, pasar sukuk sendiri tumbuh
hingga 75 % dengfill nilai 85 milim· dolar AS dari jumlah yang diterbitkan dalam
enam bulan pertama tahun 2007. sebanyak 24,5 % miliar dolar AS dana yang
melampaui total jun1lah yang di raih talmn 2006 sebesar 26,5 miliar dolar AS.
Menurut Bank of london dan sejumlah lembaga keuangan Timur Tengah,
berkembangnya pasm· sukuk sebagai hasil dari meningkatnya pemahaman dunia
akan sistem keuangan Islam dan kesediaan Eropa untuk menerima sukuk sebagai
.
.
. yang menguntungkan@ .
mstrumen
mvestas1
Gambar 3.4 Perkemba11ga11 Pasar Indeks Islami Global
- - - - - - - - - - - - - - - - - :::: ,000
2,500
2,000
.Apr J;an Oot Jul
..Clpr ~Ian
20(13 20(14 2(105 20(16 2007
68
1,000
Aries Mufti dan M. Syakir Sula, An1anah bagi Bangsa Konsep Sistem ekonon1i Syari'ah,
(Jakarta: MES, 2007), h. 149.
69
Ibid., h. 149.
60
Pasar Modal Syariah dalam bentuk indeks Islam telah dimulai saat
dikeluarkannya Equity Fund pertama yang bemama The Amana Fund yang
didirikan Juni 1986 oleh The North American Islamic Trust dan Dow Jones
Islamic Market Index (DJIMI) diluncurkan Februari 1999 yang merupakan bagian
dari Dow Jones Global Indexes (DJGI)7° secara keseluruhan71
Obligasi syariah global pada tahun 2000 sudah diterbitkan, instrnmen ini
bernilai US$ 9 Miliar yang merupakan pertumbuhan tercepat yang berkinerja
100% per tahun. Hal ini mengakibatkan te1jadinya kemajuan yang pesat di dalam
instrumen Obligasi Syariah Global maupun Obligasi Syariah Korporat.
72
Total aset keuangan syariah global, diperkirakan mencapai USO I lriliun.
Lebih dari 300 lembaga keuangan syariah beroperasi di sekii:ar 75 negara, dengan
pertumbuhan rata-rata 15 - 20% pertalmn. Dan Timm Tengah merupakan salah
satu pusat transaksi keuangan syariah yang penting karena besamya repatriasi
dana-dana pasca insiden 11 September 2002 clan kenaikan harga minyak clunia.
Gambar 3.5 Trend Penerbitan Sukuk Global
5'ource:
Bloomberg
35000 I
300001
25000 I
20000 I
150ooi
100001
50001
0
2002
70
2003
2004
2005
2006
2007
Dow Jones is a leading provider of global business news and infmmation services. DJIMI
(Dow Jones Islamic Market Index) is a leanding provider of global news and infonnation servis for
islamic index/fund.
71
Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar Nasional
Pasar Modal; 12 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 3.
72
Ibid., h. 5.
61
Tabel 3.1 Beberapa contoh Sovereign Suku1k
-\
~
Penerbit
Malaysia
Global
Sukuk Inc.
Qatar
Global
SukukQSC
Dept of
Civil
Aviation
Pakistan Intl
SukukCo.
Ltd.
Stichting
Sachsen
Anhalt Trust
Obligor
Pemerintah
Malaysia
Pemerintah
Qatar
Pemerintah
UAE
Pemerintah
Pakistan
Pemerintah
Sachsen
Anhalt
Ciennany
Ijarah
ljarah
ljarah
Sukuk
(Brunei)
Inc.
Pemerintah
Brunei
struktur
ljarah
Volume:
US$600
juta
Terbit I
Jatuh
Tempo:
2002/2007
2003/2010
2004/2009
6-1no Libor
6-mo Libor
+40bps
6-mo Libor
+45bps
6-mo Libor
+220bps
6m Euribor
+1.00%
Zero
Coupon/ -
Sovereign
Sukuk alljara
pertamadi
GCC
Int'!
soverein
Sukuk
terbesar
Sukuknoninvestrnent
Sovereign
sukuk
pertama di
Ero pa
Shorte1m
sukuk
pertama
+95bps
Deskri
psi
Sovereign
sukuk int'!
pertama di
dunia
Ijarah
US$700juta
US$!
milyar
BN$500
juta (max
US$! M)
US$600 juta
2004/2009
grade
pertama
\jarah
2006/2007
(365 hari)
Perkernbangan Sukuk di beberapa negara :
a. Kasus Sukuk di Malaysia
Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya
permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan
syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah-kaidah
investasi secara islami. Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di
62
atas, pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk
Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamic Instrument.
Malaysia memulai emisi pertama dalam pengembangan Obligasi korporat
pada tahun 1990. Dengan menerbitkan Obligasi Syariah Shell MOS. Dengan nilai
125 Juta secara sindikasi. Penjualan sindikasi yang dimaksud adalah perusahaan
investasi membeli aset-aset perusahaan emiten yang bernilai RM 125 juta,
kemudian di jual kembali kepada Shell MOS Sdn Bhd dengan harga yang sama di
tambah margin keuntungan yang telah ditetapkan. Obligasi syari'ah yang pertama
kali diterbitkan ini menggunakan konsep Bay Bitsamani/ Ajil73 •
Berdasarkan keterangan dari Deputi Menteri Keuangan Malaysia Datuk
Awang
Adek
Hussin
diperoleh
keterangan
bahwa
Malaysia
saat
ini
mengendalikan sekitar 70% dari total sukuk yang diterbitkan pasar global (global
sukuk). Sedangkan berdasarkan data dari Islamic Financial Information Service
(IIFS) dari "top 20" investment bank yang meqjadi underwriter bagi penerbitan
sukuk di berbagai negara pada tahun 2005, peringkat 1, 3, 4, 5, dan 6 dipegang
oleh investment bank Iriformation Service (IIFS) dad "top 20" investment bank
yang meqjadi underwriter bagi penerbitan sliklik di berbagai negara pada tahlin
73
Roikhan Mochamad Aziz, Tinjauan KomparatifObtigasi Syari'ah Antara Indonesia dan
Malaysia, dalam Faturrahman Djamil dkk, ed., "Jurnal Equilibrium Ekonomi dan Kemasyarakatan
Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2, (Jakarta: STJE Ahmad Dahlan,2008), h. 17.
63
2005, peringkat 1, 3, 4, 5, dan 6 dipegang oleh investment bank yang bennukim
. 74 .
d1. Ma Iaysia
Pertrunbuhan pasar modal Syariah di Malaysiajuga amat menjanjikan. Per 30
September 2007, dana "Syariah Based Unit Trust flmd' di Bursa Efek Malaysia,
tercatat han1pir mencapai 21 triliun ringgit. Pada kwartal ke 3 tahun 2007,jumlah
sukuk di Malaysia 14,730 milyar ringgit yang diterbitkan oleh 14 perusahaan.
Bahkan menurut Aslim Tadjudin, Deputi Gubernur 13[ pada saat Lokakarya
Sukuk 19 Juni 2007, menyatakan bahwa dari sekitar USS 13,8 milyar sukuk
global US$ 11,5 milyar atau sekitar 80% dikuasai oleh Malaysia.
75
Gambar 3.6 Sukuk Berdasarkan Currency
Malaysia berhasil meraih pangsa pasar sukuk terbesar tidak lepas dari usalia
yang dilakukan baik dari sisi suplay ( ketersediaan sukuk yang ditawarkan)
mauplU1 dari sisi demand (peningkatan jumlah investor), yaitu:
74
Sunarsip, "Menangkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel diakses
pada 12 Juni 2008, dari http://sharialeam.wikidot.com/fdsn041.html
75
Harianto Solichin "Peranan Pasar Modal dalam Menggerakkan Pertun1buhan Ekonon1i
Sektor
RiiI'',
artikel
di
akses
pada
17
Juni
2008,
dari
http://www.cidesonline.org/content!view/217/63/lang.id.
64
Dari sisi supp lay (ketersediaan sukuk yang ditawarkan)
I. Dukungan pemerintah dan regulasi yang sesuai kerangka hukum syariah.
Keseri usan pemerintah Malaysia dalam mendukung pasar modal syariahnya
terlihat dari kesiapan infrastruktur dan penyediakan perangkat hukum yang
sesuai dengan syariah, sehingga memberikan kemu<lahan bagi pengusaha
untuk menerbitkan sukuk dan dapat memberikan kepastian hukum .
2. Adanya konsisensi dalam penerbitan sukuk termasuk sovereign sukuk.
Dengan tersediannya infrastruktur dan regulasi, menyebabkan banyak
perusahaan yang ingin menerbitkan sukuk di Malaysia. Terbuki banyaknya
unit trust yang menerbitkan sukuknya di Malaysia. Oteh sebab itulah maka
terjadi konsistensi dalam penerbitan sukuk setiap periodenya.
3. Inovasi terhadap penawaran sukuk yang baru sepe1ii khasana exchangeable,
mudarabah plus susharakah, dan lain sebagainya.
4. Sukuk dalam berbagai mata uang yang ditawarkan baik kepada investor lok.al
maupun asmg.
Dari sisi Demand (peningkatanjumlal1 investor) yang dilakukan adalah:
I. Pembentukan pasar uang antar bank syariah dengan disertai jumlah institusi
finansial yang cukup banyak
2. Pemberian fasilitas bagi masuknya fund manager asing/ pembebasan pajak
bagi investor asing
3. Pembentukan Fund Syariah/RE!Ts/Infrastruktur sektor keuangan.
65
Dengan usaha-usaha di atas yang disusun secara si.stematis dan strategis
berhasil membawa Malaysia menguasai pangsa pasar sukuk clunia seperli saa! ini.
Waspacla online tanggal 2 Agustus melansir pemyataan Deputi Gubemur
Bank Negara Malaysia, Dato Mohammad Razif Abdul K.adir yang menyatakan
bahwa pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan pembebasan pajak (tax
holiday) selama sepuluh tahun bagi pengusaha Indonesia yang mengeluarkan
sukuk di Malaysia. Selain itu pemerintah Malaysia juga menerapkan stamp duty
exemption on Islamic securities, menghilangkan pajak berganda bagi !ransaksi
murabahah dan tax neutrality. Pemerintah Malaysia juga ticlak membebankan
pajak bagi hasil (clividen) dari sukuk tersebut.
b. Kasus Sulmk di Qatar
Qatar Global Sukuk (QGS) adalah sebuah kerjasama antra perusahaan saham
di Doha selama Oktober 2003, didirikan sebagai kerjasama Ventura clengan
Special Purpose Vehicle (SPV) oleh pemerintahan Qatar, dalam ha! ini di wakili
oleh Qatar International Islamic Bank (QIIB) dab HSBC. Pacla tanggal 8 Oktober
2003, pemerin!ah Qatar menerbitkan sllkllk senilai US$ 700 juta yang berak.liir
pada tahun
20 I 0. penerbitan sukuk ini di
tujukan untuk membiayai
pembangaunan rumah sakit the hamad medical City yang berlokasi di Doha,
Qatar. Dengan mengllnakan akad Ijarah. 76
76
Umi Karon1ah Yaumidin, Sukuk sebuah Alternatif Instrumen /nvestasi, dalam Jusrnailani,
ed., Investasi syari'ah Implementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, eel.I, (Yogyakarta; Kreasi
Wacana, 2008), h. 359.
66
Return di jamin oleh pemerintah Qatar, oleh karena itu replikasi dan floting
rate instrumen hutang pemerintah Qatar. Sertifikal ini memiliki rating A+ yang di
keluarkan oleh Standat & Poor's dan penerbitan di tujukkan untuk menjadi salah
satu penerbitan baik di the Luxembourg Stock Exchange dan the Labuan
International Finencial Exchgange (Malaysia).
c. Kasus Sukuk Jerman Bersatu
Jerman merupakan satu negara yang dapat di jadikan contoh baik untuk
penerapan sukuk Al-Ijarah. Pada awal pemerintahan Jerman memiliki dana sukuk
sebesar US$ 100.000.000 yang dikeluarkan oleh The Federal State of Saxony
Anhalt. Pemerintah negara federal adalal1 Jerman barn setelah proses reunifikasi
anlara Jerman Barnt dengan Jerman Timur. Setelah proses ini utang-utang
masing-masing Negara di jamin seluruhnya oleh Negara Federasi Jerman.
Dengan penjamunan tersebut, sukuk hadir sebagai dalah satu bentuk bonds yang
memiliki ranking terbaik memirul penilaiait dari Fitch dan Standar Poor 's 77 •
Obligasi ini di hargai plus I basis point enam bulan EURIBOR (European
Interbank Offered rate), yang di pilih sebagai benchmark. Citygroup telali di
runjuk sebagai lead manajer dan kuait Finance House sebagai co-lead manajer.
Selain itu sukuk juga telal1 mendapat sertifikasi syari'ah dewan syari'ah City
Islamic Invesment Bank. Dengan melibatkan keuangan Internasional yang
bergengsi dan te1jamin baik reputasinya, maka wa,jar jika sukuk ini mendapatkan
reputasi dan rangking terbaik.
77
Ibid., h. 363.
67
BABlV
ANALISA POTENSI SUKUK BAGI PERTUMBUHAN INVESTASI DI
PASAR MODAL INDONESIA
A. Analisis SWOT Sukuk
Untuk mengetahui potensi sukuk, maka penulis membuat analisa faktor
internal maupun ekstemal sukuk atau di sebut juga analisis SWOT yang dapat
membantu untuk menemukan empat slrategi yaitu strategi SO (StrengthOpportunity), strategi WO (Weaknsess-Opportunity), strategi ST (StrengthThreats) dan strategi WT (Wea/mess-Threats). Berikut ini adalah ringkasan
analisis SWOT sukuk.
Tabet 4.1 Analisis SWOT Sukuk
INTERNAL Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
I . Bagi hasil sukuk yang
I. Tantanganjangka
kompetitif.
pendek sukuk dirasa
2. Menghasilkan
masih besar.
Keuntungan berupa
2. Sukuk dinilai lebih
'margin' danfee.
mahal di bandingkan
3. Adanya underlying
obligasi konvensional.
3. Pemahaman masyarakat
asset.
4. Menciptakan price
dan investor tentang
tension.
sukuk masih minim.
5. Struktur sukuk yang
4. Sukuk dipandang
inovatif.
kurang likuid.
6. lnvestasi sukuk terbuka
untuk semua investor
( syari 'ah dan
konvensional).
EKSTERNAL
Opportunity (Peluaug)
Stratcgi SO
Strategi WO
I. Meningkatkan service
I. Populasi muslim besar di
I. Melakukan sosialisasi
dunia terutama di Indonesia,
yang profesional
tentang sukuk kepada
dan masih banyak ladang
sehingga investor
semua kalangan.
2. Menin katkan
untuk investor muslim.
merasa nyaman.
68
2. Pennintaan kuat dari pasar
internasional khususnya
tirnur tengah
3. Penempatan fortopolio
perbankan syari'ah, asuransi
syari'ah dan lembaga
keuangan syari 'ah lainnya
yang over/ikuiditas.
4. Dukungan regulasi yang
mulai kondusif
5. Diversifikasi Investor dalam
memanfaatkan pool dana
yang barn,
6. Menjadikan BMN (Barang
Milik Negara) tcrkclola
lebih baik.
7. Jumlah emitenlissuers yang
melakukan penawaran efek
syariah masih sedikit.
8. Proporsi (market share)
produk syariah rclatif masih
sangat kecil.
Threats (Ancaman)
1. Gejolak perekonomian
global yang dinamis dan
mempengaruhi
perckonomian suatu bangsa.
2. Persaingan pasar sukuk di
berbagai negara.
3. Kekhawatiran mengenai
aspek regulasi yang kurang
jelas.
4. Praktek sukuk masih ada
yang bermasalah.
5. Investor asing lebih
dominan dibanding investor
domestik.
2. Meningkatkan peran
dan pelaku pasar
modal.
3. Melakukan upaya
strategis dalam rangka
menarik minat para
investor, ten1tama yang
bersifat pragmatis.
4. Pemerintah perlu
segera mendorong
terbentuknya lembaga
SPV milik negara.
5. Perlunya infrastruktur
investasi yang
co11ifortab/e bagi
masuknya investor
asing yang hendak
berinvestasi dalam
instrumen keuangan
syariah.
6. Meningkatkan
kepercayaan investor
dengan memperhatikan
5 prakondisi investasi.
Strategi ST
1. Memperkuat SDM
yang ahli dan
profesional mengelola
sukuk.
2. Mempertajam analisa
terhadap
perkembangan
ekonomi dunia.
3. Meningkatkan
pengawasan pasar
modal.
4. Meningkatkan
kepastian hukum.
5. Menggalakkan minat
Investor Domestik.
kerjasama yang baik
antara pemerintah,
pengusaha, ekonom, dan
akademisi.
3. Melakukan study
banding terhadap
perkembangan sukuk di
berbagai negara.
4. Meningkatkan kinerja
sukuk agar tidak kalah
dc;ngan obligasi
konvensional
Stategi WT
1. Memperkuat pertahanan
internal sukuk.
2. Mempertajam
pemahaman tentang
instrumen syari'ah.
3. Menciptakan suasana
nyaman, tenang kepada
investor.
4. Berpedoman kepada
sifat Rosulullah Shidiq,
amanah, tabligh dan
fathanah.
Berdasarkan ringkasan di atas, maka penulis mema.parkan analisis SWOT
sukuk tersebut yaitu :
69
I. Strength Sukuk
a.
Bagi basil sukuk yang kompetitif
Struktur obligasi syariah yang inovatif, memberi peluang untuk
memperoleh
biaya modal
yang kompelilif dan dan
bagi
basil
menguntungkan.
b. Menghasilkan kcuntungan berupa 'margin' danfee.
Keuntungan berupa 'margin' bagi pemegang sukuk mufl.arabah, salam
atau istisna ', dan fee (sewa) dari aset yang disewakan untuk pemegang
sukuk dengan akad ijarah. Jadi, sesuai stuktur dan akad yang dipakai
dalam transaksi sukuk memberikan banyak pilihan bagi investor.
c.
Adanya underlying asset
Dalam setiap trnnsaksi dengan menggunakan instrumen sukuk,
mengharuskan adanya underlying asset ha! ini membedakan dengan
obligasi konvensional, sehingga investor yang menginvestasikan dananya
mengetahui obyek apa yang akan dibiayai.
d. Menciptakan price tension
Dengan Inovasi sukuk dapat menciptakan ha! fleksibilitas dan
kemampuan menjangkau semua lapisan pasar investor baik institusi
maupun individu dan pada saat yang sama menciptakan pricing tension.
Menciptakan Price tention yaitu biaya utang pemerintah atau biaya yang
dikeluarkan pemerintah lebih murah karena pilihan investor untuk
berinvestasi lebih banyak seperti SUN, SBSN, Pinjaman Luar Negeri dll.
70
Semuanya akan berkompetisi sehingga biaya utang pemerintah jadi
rendah.
c.
Struktur sukuk yang iuovatif
Sepe1ti yang tercantum dalam peraturan AAOIFI menjelaskan bahwa
terdapat 14 jenis investasi Sukuk yang antara lain namanya yaitu: I)
Jstisna' Sukuk,
2) Muriibahah Sukuk,
3)
Musyiirakah Sukuk,
4)
Mufiiirabah Sukuk, 5) Waka/ah Sukuk, 6) Muziira 'ah Sukuk, 7) Musaqah
Sukuk, 8) Mugharasah Sukuk, 9) Salam Sukuk, JO) Sukuk of existing
owned assets, 13) Sukuk of existing leased assets, 14) Sukuk of future
assets on lease contracts 78. Sehingga pasar modal syariah memiliki
prospek yang sangat baik dalam hal penerapan akad obligasi syariah yang
lebih inovatif dan marketable dengan bekerjasan1a antara emiten dengan
Dewan Syariah sebagai otoritas pemberi fatwa dalam. pasar modal syariah.
f.
Invcstasi sukuk terbuka untuk semua investor
Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari
institusi-institusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk
syariah dapat dinikmati dan digunakan siapa pun, sesuai falsafah syariah
yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh
semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam
obligasi
78
syaiiah, jika dipertimba11gkan bisa membeli keuntungan
Fathurrahman Djamil, "Prospek Pasar Modal Syari'ah Indonesia." dalam Seminar
Nasional Pasar Modal; !2 Maret 2008 (Jakarta; STIE ahmad Dahlan, 2008), h. 13.
71
kompetitif, sesuai profit risikonya, dan juga likuid. Sementara obligasi
konvensional, investor base-nya j ustru terbatas karena investor syariah
tidak bisa ikut ambil bagian di situ. Bagi emiten, menerbitkan obligasi
syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu. Emiten dapat
mem peroleh sumber pendanaan yang lebih Iuas, baik dari investor
konvensional maupun syaiiah.
2. Weakness Sukuk
a. Tantangan jangka pendek sulrnk dirasa masih
b~:sat
Meski sukuk dinilai prosfektif dan berpeluang besai-, tetapi tantangan
jangka pendek sukuk dirasakan masih besar. Hal ini dikarenakan sistem
bagi hasil sukuk yang dinilai tidak memberikan kepastian kepada investor,
karena kebanyakan investor lebih memilih keuntungan yang tetap, bukan
yang dinamis.
b. Sukuk dinilai lebih mahal di bandlingkan obligasi konvensional
Sebagian investor menganggap sukuki dinilai lebih mahal karena
sistim bagi hasil yang ditawarkan, pendapat ini juga pemah di sampaikan
oleh Kahlil Rowter yaitu Presiden Direktur PT. Pemeringkat Efek
Indonesia. Sementai·a itu trading sukuk masih terbatas.
c. Pemahaman masyarakat dan investor tentang sulrnk masih minim
Masih
kurangnya
pemahamai1
masyarakat
dan
investor akan
keberadaan sukuk/obligasi syari'ah, terutama dengan sistem bagi hasil dan
sistem syari'ah yang hanya dikenal oleh kalangan pemodal saja, karena
72
dengan ketidakpahaman penerbitan sukuk bisa menjadi janggal. Jadi,
sosialisasi instrument syari'ah di pasar modal perlu dukungan dari
berbagai pihak.
d. Sukuk dipandang kurang Iikuid
Obligasi syari'ah dipandang kurang likuid, karena rata-rata pemegang
obligasi syari'ah pada dasamya tertuju untuk dipegang sampai jatuh
tempo.
3. Opportunity Sukuk
a. Populasi muslim besar di dunia terutama di Indonesia, dan masih
banyak ladang untuk menarik investor muslim.
Jumlah populasi penduduk muslim di seluruh dunia yang mencapai 1,5
miliar yang merupakan 29% dari keseluruhan penduduk dunia yang
berjumlah 6,3 miliar pada akhir tahun 2006, maka selayaknya potensi
ekonomi Islam dalam pasar global juga sebesar 24 % dengan perkiraan
nilai kapillllisasi sebesar US$ 9,36 Miliar. 79
Jumlah penduduk muslim Indonesia sampai saat ini merupakan
populasi muslim terbesar di dunia. Muslim Indonesia berjumlah 80% dari
total penduduk Indonesia, ini memungkinkan banyaknya jtimlah potensial
penduduk untuk mengembangkan instrumen yang berdasarkan prinsipprinsi p Islami sesuai dengan syari'ah islam.
79
Ibid., h. 6.
73
Karena negara-negara yang memiliki dasar konstitusi Islam cenderung
melarang pembebanan bunga. Untuk sebuah negara yang dimana
penduduk muslim menjadi mayoritas, pasar utang tradisional tidak dapat
berkembang. Dengan demikian penerbitan sukuk setidaknya diharapkan
dapat
meminimalisir
berbagai
bentuk
transaksi
di
pasar
modal
konvensional yang tidak di perbolehkan dalam hukum Islam.
b. Permintaan !mat dari pasar internasional khususnya timur tengah
Investor Timur Tengah mengalami kelebihan likuiditas dana investasi.
Hal itu disebabkan terus melonjaknya harga minyak dunia. Untuk menarik
dana tersebut ke Indonesia sukuk sangat diperlukan. Sebabnya, investor
Timur Tengah hanya menginginkan instrument investasi yang tidak
bertentangan dengan prinsip syari'ah. Keberadaan sukuk ini sebagai
pembuka pintu masuknya asing, tidak hanya investor timur tengah.
Kondisi
ini
memberikan
peluang
bagi
setiap
negara
untuk
menyambutnya dengan baik, yaitu dengan Undang-undang yang jelas
ten tang sukuk di negara masing-masing.
c. Penempatan fortopolio perbankan syari'ah, asuransi syairi'ah dan
lembaga keuangan syari'ah lainnya yang overlikuiditas.
Di Indonesia pertumbuhan Perbankan Islam yang cukup berkembang
walaupun belum mencapai target market share 5 % pada akhir 2008. di
karenakan pada awal adanya perbankan syari'ah selama ± 15 tahun yang
hanya di pelopori oleh Bank Mu'amalat, dan setelah terjadi krisis moneter
74
di Indonesia pada tahun 1998, barn bermunculanlah perbankan syari'ah
yang lain dan banyak bank konvensional yang membuka unit usaha
syari'ah sampai saat ini. Selain itu masih banyak lembaga keuangan
syari 'ah lain seperti asuransi syari 'ah dll, yang tentunya penempatan
fortopolionya harus sejalur dengan syari'ah, dalam hal ini sukuk.
d. Dukungan regulasi yang mulai kondusif
Pasar sukuk dunia saat ini sedang meningkat dan menunjukkan hasil
yang luar biasa, seperli di Malaysia, Brunei dan lainnya. Perkembangan
ini tentu tidak akan berjalan baik jika tidak ada regulasi yang
menaunginya sehingga pasar sukuk berkembang menggembirakan.
Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada
Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No.
19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan
apresiasi
tinggi atas
upaya pemerintah dan
DPR yang berhasil
menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Di katakan terlambat, karena
perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimlllai oleh
swasta, meskipun pangsanya masih kecil.
e. Diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool dana yang baru
Instrumen sukuk ini semakin dikenal dan diterima pasar keuangan
intemasional, dengan permintaan yang meningkat dari investor timur
lengah. Dan investor intemasional semakin pahan1 dengan sluklur sukuk,
75
dan mengganggap sukuk
sebagai
instrumen yang mencerminkan
pembiayaan dari penerbitnya. Dengan hadimya sukuk negara menambah
pilihan bagi para investor untuk menginvestasikan dananya sesuai
instrumen yang dikehendaki untuk pilih, tentunya dengan segala peraturan
dan risiko-risiko dari seliap instrumen yang ada.
f.
Menjadikan BMN (Barang Milik Negara) terkefola lebih baik
Instrumen sukuk memerlukan BMN (Barang Milik Negara) yang akan
dijadikan sebagai underlying asset unluk penerbilan sukuk korporal,
sehingga membuat BMN terkelola dengan baik, karena semua pihak
memperhatikan aset yang di jadikan underlying transaction, apakah
lerkelola sesuai perjanjian atau tidak, yang menjadikan pengelolaan
instrumen ini transparan.
g. Jumlah emiten!issuers yang melakukun penawuran efek syuriuh
masih sedikit.
Penduduk Islam dunia sangat banyak tetapi emiten sukuk masih
terbatas, seperti di Indonesia hingga saat ini baru ada 24 emiten sukuk.
Perkembangannya cukup signifikan akan tetapi ini termasuk jumlah yang
kecil di bandingkan jumlah penduduk muslim yang ada di Indonesia,
sehingga ha! ini menjadi peluang untuk di kembangkan lebih baik lagi.
h. Proporsi (market share) produk syariah relutif ma1sih sangat kecil
Jika dibandingkan dengan konvensional, market share produk syari'ah
memang kalah jauh, ini juga disebabkan sosialisasi yang kurang, minal
76
investor
masih
sedikit
dan
kalah
cepat
berkembang
daripada
konvensional. Akan lelapi booming ekonomi syari'ah bisa mulai dirasakan
kembali saat-saat ini.
4. Threats (Ancarnan)
a. Gejolak perckonornian global yang dinarnis dan mernpengarnhi
perekonornian suatu bangsa
Gejolak pasar keuangan global sangat berpengaruh terhadap kondisi
pasar modal suatu negara. Di era globalisasi clan dunia perekonomian
bebas seperti ini, unsur ketergantungan antar negara sangat besar.
Perubahan kebijakkan ekonomi suatu negara dapat berdampak positif atau
negatif
bagi negara lain. Sepe11i gejolak kondisi ekonomi Amerika
Serikat saat ini yang sedang mengalami krisis ekonomi di perbankan AS
dan kredit macet suhprime mortage AS serta akibat sistem kapitalisme
menyebabkan dampak negatif yang luas hampir di seluruh negara
termasuk di Indonesia. Akan tetapi dalam ha! ini instrumen investasi
islami akan tetap stabil karena tidak terpengaruh krisis global.
b. Persaingan pasar sulmk di berbagai negara
Tak bisa dipungkiri, persaingan dalam dunia bisnis itu sangat wajar
karena jika tidak ada persaingan orang tidak bisa membandingkan antara
satu dengan yang lain untuk lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan yaitu
bagaimana memberikan service yang profesional dan berkualitas yang
77
lebih unggul. Menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga
membuat nyaman para investor dan memiliki daya tarik tersendiri.
c. Kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang kurang jelas
Masalah regulasi ini menjadi salah satu penilaian investor untuk
menanamkan investasinya di suatu negara. Jika regulasi suatu negara tidak
jelas maka investor juga akan berfikir berkali-kali untuk menginvestasikan
danya dikarenakan risiko yang akan ditanggungnya dan hal ini
meresahkan investor.
d. Praktek sukuk masih ada yang bennasalah
Ada beberapa kasus yang membuat praktek sukuk itu bermasalah, ha!
ini berpangkal pada ketidakpahaman semata. Salah satu contohnya dalam
kasus Obligasi mud_arabah PT lndosat, mud_arabah tergolong 100 persen
pembiayaan (financing). Artinya projek yang dibiayai dengan obligasi
harusnya hanya mendapatkan dana dari penerbitan obligasi mufliirabah
saja dan lidak lainnya. Sedangkan pada kasus [ndosal, proyek yang
dibiayai mengambil juga dana dari lainnya. Selain itu kasus pada PT
Matahari Putri Prima misalnya. Pembangunan gedung dilakukan oleh
Matahari.
Penyewanya
pun
Matahari,
Ini
bisa
menimbulkan
penyelewengan,. Sebab tidak mustahil terjadi penyimpangan biaya sewa.
Misalnya nilai sewa yang lebih besar bila bangunan tersebut digunakan
penyewa lain. Selain ilLt, tidak seluruh nilai sewa dibayarkan sebagai
return.
78
e. Investor asing lebih dominan dibanding investor domestik
Di setiap negara apabila banyaknya investasi yang masuk lebih
dominan investor asing tentunya banyak keuntungan lebih didapatkan
oleh mereka dibandingkan pemasukkan negara tersebut, hal ini akan
menjadi ancaman jika terus berlanjut. Oleh karena itu, setiap negara hams
bisa mellllgalakkan warga negara masing-masing untuk berinvestasi
dinegara masing-masing.
Dari penjelasan-penjelasan faktor internal dan eksternal, maka penulis
akan memaparkan strategi SO, WO, ST dan WT sebagai berikut :
5. Strategi SO
Yaitu dengan melihat daftar kekuatan untuk meraih keuntungan dari
peluang yang ada. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut :
a.
Meningkatkan service yang profesional sehing:ga investor merasa
nyaman
Bagi setiap penerbit sukuk ini merupakan hal yang sangat penting,
dengan kekuatan yang dimiliki sukuk serta peluang yang ada tugas laillllya
adalah bagaimana membuat investor merasakan dan mengetahui bahwa
memakai instrumen investasi sukuk ini adalah pilihan yang terbaik. Oleh
karena itu service baik yang telah dimiliki perh1h ditingkatkan agar
investor merasa nyaman.
79
b. Meningkatkan peran dan pelaku pasar modal.
Poin ini sangat diperlukan, agar pelaksanaan investasi di pasar modal
dengan menggunakan instrumen sukuk berjalan baik sesuai yang
diharapkan, karena peran serta pelaku pasar modal merupakan kunci
utama untuk berkembangannya investasi ini. Dengan peran yang
maksimal tentunya akan menghasilkan hasil yang maksimal.
c. Melakukan upaya strategis dalam rangka menarik minat para
investor, terutama yang bersifat pragmatis.
Upaya strategis perlu dilakukan untuk menarik minat investor, seperti
melakukan sosialisasi yang menarik menjelaskan kell!1tll!1gan investasi
sukuk, terutarna untuk investor yang bersifat pragmatis yaitu mereka yang
mempunyai orientasi keuntungan semata. Selama ini obligasi syari'ah
hanya
di
anggapan
sebagai
'the
second best
choice ',
dengan
mempertimbangkan dulu pilihan-pilihan yang lain.
d. Pemerintah perln segera mendorong terbentuknya lembaga SPV
milik negara
Bagi pemerintahan yang baru akan menerbitkan instrumen investasi
ini, diperlukan untuk segera mendorong lerbenluknya SPY milik negara
untuk mempercepat proses pertumbuhan sukuk.
e.
Perlunya infrastruktur investasi yang comfortctble bagi masulmya
investm· asing yang hendak berinvestasi dalam instrnmen keuangan
syariah.
80
PERPUST/l,KAAM LJTAMA
UIN SYAi-HD JAKARTA
Sebelum investor asing memberikan investasinya kepada suatu negara,
banyak pertimbangan yang dilakukan lerulama tentang infrastruklur
investasi negara yang dituju. Jika, sesuai yang diinginkan maka ia akan
mempertimbangkannya.
f.
Meningkatkan kepercayaan investor dengan memperhatikan 5
prakondisi investasi.
Kondisi ini sangat penting bagi negara yang akan mengagarap investor
asing agar nyaman berinvestasi dinegaranya yaitu harus memperhatikan 5
prakondisi investasi agar investor percaya dan berjalan lancar yaitu : (i)
stabilitas makroekonomi; (ii) keamanan dan stabilitas politik; (iii) etika
ke1ja
positif,
disiplin
nasional,
komitmen
dan
perhatian
untuk
memperbaiki kine1ja; (iv) kepercayaan dan semangat kebersamaan; (v)
birokrasi yang bersih, transparan dan efektif (good public governance).
5. Strategi WO
Yaitu dengan melihat daftar untuk memperkecil kelemahan dengan
memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada. Adapun strategi yang
dilemukan sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi tentang sukuk kepada semua kalangan
Karena tanpa sosialisasi kepada semua kalangan masyarakat dan
investor, praktek sukuk tidak akan berjalan Iancar. Dengan sosialisasi
semua kalangan akan mengetahui produk-produk syari'ah lebih jelas
terutama sukuk sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman bisa
81
membuat individu atau institusi untuk mencoba berinvestasi menggunakan
instrumen sukuk.
b. Meningkatkan kerjasama yang haik antara pemerintah, pengnsaha,
ekonom, dan akademisi.
Untuk mempermudah poin a, maka perluh diciptakan hubungan yang
baik antara pemerintah, ekonom dan akademisi dan semua kalangan yang
terkait dalam mensosialisasikan instrumen ini, sehingga pemahan1an
masyarakat semua kalangan merata.
c. Melakukan study banding terhadap
perkembangan sukuk di
berbagai negara
Study banding perluh dilakukan agar setiap negara bisa mengetahui
kelebuhan dan kekurangan dari apa yang sudah dilakukan untuk
memajukan instrumen ini, dengan study banding juga memberikan
wawasan barn untuk pertumbuhan yang lebih maju ..
d. Meningkatkan kinerja sulmk agar tidak kalah dengan obligasi
konvensional
Peran pelaku pasar modal syari'ah hams !ebih ditingkatkan serta
pengelolaan hal-hal yang lennasuk perangkat penerbilan inslrl!Il1en sukuk
harus profesional, sehingga kinerja sukuk terus meningkat dan mampu
bersaing dengan obligasi konvensional bahkan lebih baik. Dengan kinei:ia
yang bagus investor konvensional pun bisa tertarik dengan sukuk dan
berpindah menjadi menggunakan sukuk.
82
6. Stratcgi ST
Yaitu dengan melihat daftar kekuatan untnk menghindari ancaman yang
ada. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut :
a. Mcmperkuat SDM yang ahli dan profesional mengclola sukuk.
Melihat ancaman yang ada, dalam menjalankan instrumen sukuk ini
sangat diperlukan SDM yang profesional agar pengelolaan sukuk menjadi
kuat, karena dengan SDM yang ahli mengelola sukuk tentunya akan
menghasilkan basil yang maksimal, sehingga ancaman yang akan dan
yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
h. Mcmpcrtajam analisa terhadap perkemhangan ekonorni dunia
Di era global isasi dan dunia perekonomian bebas seperti ini, unsur
ketergantungan antar negara sangat besar. Perubahan kebijakkan ekonomi
suatu negara dapal berdampak positif ataU negatif
bagi negara lain.
Melihat perkembangan gejolak ekonomi dunia yang dinamis, diperlukan
analisa yang tajam agar masalah yang akan dihadapi bisa dipersiapkan dan
diantisipasi dengan lepal.
c. Meningkatkan pengawasan pasar modal
Dunia pasar modal merupakan sektor non riil yang didalanmya
perdagangan domeslik dan asing berada sehingga tidak menulup
kemungkinan banyak spekulasi dan ha! negatif lain yang bisa terjadi.
Akan tetapi, hal itu bisa dihindari j ika menggunakan instrumen investasi
83
syari'ah. Dalam menggunakan instrumen syari'ah diperlukan pengawasan
yang baik agar inslrumen syari'ah tidak menyimpang dari prinsip syari'ah.
d. Mcningkatkan kcpastian hukum
Aspek regulasi sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan sukuk,
karena tanpa regulasi yang jelas investor sulil untuk menginvestasikan
dananya. Dengan adanya kepastian hukum hal apapun akan berjalan
denganlancar.
c. Mcnggalakkan minat investor domestik
Investor suatu negara tidak hanya berasal dari investor asing, akan
tetapi investor domestik sangat berpengaruh bagi suatu negara, walaupun
dana investor domestik tidak sebesar investor asing akan tetapi ia dapa!
meminimalisir pendapatan negara agar tidak banyak dipegang oleh
investor asing.
7. Stategi WT
Yaitu dengan melihat daftar untuk memperkecil kelemahan dan
menghindari ancaman. Adapun strategi yang ditemukan sebagai berikut :
a. Memperkuat pertahanan internal sukuk
Memulai sesuatu itu mudah, memutuskan juga mudah tetapi yang sulit
bagaimana mempertahankannya agar tetap stabil.
Kelemahan sukuk ser!a ancaman faktor ektemal sukuk yang
berdampak negatif hams dihindari dengan memperkuat pertahanan sukuk
sehingga kelemahan dan ancaman yang ada bisa diantisipasi.
84
b. Mempertajam pemahaman tcntang instrumen syari'ah
Dengan cara ini, bisa memperkuat pertahanan sukuk sehingga jika ada
penyimpangan
bisa diatasi
penyimpangan bisa
le~jadi
dengan
baik dan profesional,
karena
karena pemahaman yang salah. Hadist
mengatakan jika suatu pekerjaan dikerjakan oleh yang bukan ahlinya
maka akan hancur pekerjaan tersebut
c. Mcnciptakan suasana nyaman, tenang kepada investor
Menciptakan suasana nyaman dan tenang memunculkan kepercayaan
investor tetap terjaga dan tidak menarik investasinya. Hal ini, memerlukan
kelerlibatan semua pihak dari pemerintah, bank sentral dan pihak lain
yang terlibat jika terjadi situasi yang tidak diharapkan.
d. Berpedoman kepada sifat Rosuhdlah SAW Sllidiq, amanah, tabligh
da11 fatha11all
Berpedoman kepada sifat Rosulullah SAW, mempakan kw1ci sukses
membangun sebuah bisnis, seperti yang telah di contohkan Rosl.tlullah.
Dengan mempraktekan ke empat sifat tersebut, maka akan tercipta
moralitas dan keadilan sehingga terbebas dari
W1Sur
eksploitasi, spekulasi,
dan ketidakpastian, serta menciptakan manusia-manusia yang handal dan
profesional.
85
B. Potensi Sukuk di Indonesia
Berdasarkan analisis SWOT sukuk maka penulis dapat melihat potensi sukuk
di Indonesia, dari faktor internal dan eksternal sukuk melalui penentuan bobot dan
skor masing-masing poin sebagai berikul :
Tabet 4.2 Faktor Internal Sukuk
No.
I.
2.
3.
4.
5.
6.
No.
I.
2.
3.
4.
Daftar Sternrth
Bagi hasi I sukuk yang kompetitif
Menghasiikan
Keuntungan
berupa
'margin' dan.fee
Adanya underlying asset
Menciptakan Price Tension
Struktur sukuk yang inovatif
Investasi sukuk terbuka untuk semua
investor (syari'ah dan konvensional).
TOTAL
Daftar Weakness
Tantangan jangka pendek sukuk dirasa
masih besar
Sukuk dinilai lebih mahal di
bandingkan obligasi konvensional
Pemahaman masyarakat dan investor
tentang sukuk masih minim
Sukuk dipandang kurang Iikuid
TOTAL
Bo bot
0.1
0.2
0.2
0.1
0.2
0.2
Rating
4
4
Skor
4
0.8
0.3
0.3
0.8
3
3
4
0.4
0.8
--
3.4
l.O
'~----·-
Bo bot
Rating
Skor
0.3
2
0.6
0.2
3
0.6
0.3
4
1.2
0.2
2
0.4
2.8
1.0
Ket : rating diberi nilai I sampai 4 bagi faktor-faktor yang memiliki nilai :
I = sangat Iemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
J-Iasil di atas, menunjukkan bahwa kondisi internal sukuk cukup baik dan
kuat karena selisih anlara faktor kekuatan dan kelemahan itu positif.
86
Tabcl 4.3 Faktor Eksternal Sukuk
No.
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Daftar Onnortunitv
Bo bot
Populasi muslim besar di dunia terutama di
0.2
Indonesia, dan masih ban yak ladang untuk
investor muslim
Permintaan kuat dari pasar internasional
0.2
khususnya timur tengah
Penempatan fortopolio perbankru1 syari'ah,
0.1
asuransi syari'ah dan lembaga keuangan
syari' ah lainnya yang overlikuiditas
Dukungan reguJasi yang mulai kondusif
0.1
Diversifikasi Investor dalam memanfaatkan pool
0.1
dana yang baru,
Menjadikan BMN (Barang Milik Negara)
0.1
terkelola lebih baik
.
Jumlah emitenlissuers yang melakukan
0.1
penawaran efek syariah masih sedikit
Proporsi (market share) produk syariah relatif
O.l
masih sangat kecil
TOTAL
1.0
Rating
4
Skor
0.8
4
0.8
4
0.4
.
3
3
0.3
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
Daftar Threats
Bobot Ratin2
Gejolak perekonomian global yang dinamis dan
0.3
4
mempengaruhi perekonomian suatu bangsa
Persaingan pasar sukuk di berbagai negara
0.2
3
Kekhawatiran mengenai aspek regulasi yang
0.2
3
kurang jelas
Praktek sukuk masih ada yang bermasalah
0.1
2
Investor asing lebih dominan dibanding investor
0.2
3
domestik
TOTAL
1.0
3.5
Skor
1.2
0.6
0.6
0.2
0.6
3.2
Ket: rating diberi nilai I sampai 4 bagi faktor-faktor yang memiliki nilai :
I = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
87
Hasil faktor eksternal sukuk, di dapat kesimpulan bahwa selain faktor internal
yang kuat, faktor eksternal sukuk pun dari sisi peluang bagus, karena selisih
peluang bernilai positif di banding sisi ancaman. Hal ini, menggambarkan bahwa
peluang sukuk sangat besar untuk dikembangkan.
Jika kita melihat Instrumen SUN (Surat Utang Negara) di Indonesia, di satu
sisi bisa menambal defisit yang ada, namun di sisi lain, menambah beban utang
yang ada. Maka potensi sukuk di Indonesia sangat besar, salah satunya bila
dibandingkan dengan SUN Ada beberapa kelebihan sukuk 80 yaitu :
I. Sukuk menjamin aliran dana yang diterima akan masuk kepada proyekproyek investasi di sektor riil. Berbeda dengan SUN, yang tidak ada jaminan
bahwa uang yang masuk akan diinveslasikan ke sektor riil. Pemerintah bisa
saja menggunakan SUN untuk membiayai operasional rutin anggarannya atau
keperluan lainnya.
2. Sukuk dapat menstimulasi pertUmbuhan ekonomi secara lebih baik bila
dibandingkan dengan SUN, karena sukuk memberikan peluang lebih besar
terhadap pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
3. Beban utang SUN jauh lebih berat bila dibandingkan dengan beban return
sukuk. Dengan menerbitkan SUN, pemerintah berkewajiban untuk membayar
sejumlah bunga kepada investor yang bersifat.fixed.
80
Sunarsip "Prosfek Sukuk di Indonesia'', artikel diakses pada 12 agustus 2008 dari
http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-di-indonesia.
88
Dari penjelasan di atas, analisis SWOT serta perkembangan sukuk maka
penulis memaparkan polensi sukuk di Indonesia yaitu:
I. Penduduk Indonesia yang mayoritas islam, menjadi salah satu acuan
instrumen sukuk ini ditawarkan karena masih banyak investor muslim
potensial yang belum menggunakan instrumen investasi sukuk.
2. Jumlah emitenlissuers sukuk di Indonesia yang melakukan penawaran efek
syariah masih sedikit, pada akhir 2007 baru ada 21 efek dan pada 2008
ber!ambah lagi 4 menjadi 24 emiten yang menerbitkan sukuk, walaupun
demikian pertumbuhannya dinilai baik, sehingga ha! ini bisa menarik investor
lain untuk menerbitkan sukuk sehingga pasar sukuk menjadi ramai.
3. Berinvestasi di Indonesia merupakan pilihan yang baik karena Indonesia
memiliki lahan potensial untuk berinvestasi sebagai pembiayaan infrastuktur
di Indonesia karena sesuai dengan Road Map Pembiayaan Infrastruktur 20052009.
4. Permintaan kuat dari luar negeri, temtama untuk negara-negara penghasil
minyak. bumi yaim timur tengah yang sedang
lll<~ngalarni
overlikuiditas,
sehingga mengharuskan dananya disalurkan untuk investasi dan Indonesia
mempakan negeri yang potensial utuk penanaman investasi.
5. Pertumbuhan lembaga keuangan syari'ah seperti perbankan syari'al1 yang
cukup berkembang walaupun belum mencapai target market share 5% akan
tetapi mengalami overlikuiditas sehingga membutuhkan penempatan untuk
89
portofolionya, instrumen yang paling tepat adalah sukuk. Berikut ini adalah
perkembangan perbankan syari'ah nasional:
Gambar 4.1 Perkembangan Total Aset dan Deposito Perbankan Syari'ah
Nasional
Total Aset & Deposit Perbankan Syariah
El Total Asel
ll!ITotal Deposit
35,oor ·
30,00J
c. 25,001·
~ 20,00
~
;:::
15,00
10,00!
5001
•
i
0,001&'_,,,.
2004
2005
2006
Okt-07
D Aset dan Deposits:
o 2003: Rp7,86 triliun dan Rp5,72 triliun.
O 2007: Rp33,02 triliun dan Rp25,47 triliun.
Market-share masing-masing pada tahun 2007 sebesar 1,66% dan 1,67%.
Dan market share Perbankan syari'ah saat ini barn 1,8%.
6. Aspek regulasi tentang sukuk yang nmlai jelas, Alhamdulillah UU SBSN
disetujui dalam Sidang Paripuma DPR di Jakarta, Rabu 9 April 2008. Dan 2
Mei 2008 Pemerintah secara resmi memiliki aturan hukum yang mengatur
penerbitan surat utang berbasis syariah atau sukuk, yakni Undang-Undang
Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Aturan itu disetujui DPR karena
Indonesia memiliki kepentingan untuk memperluas altematif investasi
keuangan sehingga pemerintah mendapatkan surnber pendanaan barn untuk
menutup defisit APBN.
90
7. Berinvestasi sukuk tidak hanya dikhususkan untuk investor syari' ah tetapi
investor asing juga bisa berinvestasi, dengan begitu hadirnya sukuk membuka
pintu investasi masuk ke Indonesia selebar-Iebamya.
8. Hadirnya sukuk memberikan pilihan baru yang lebih aman, sesuai syari'ah
clan jauh dari ketidakpastian, setidaknya dengan kelebihan sukuk dapa!
menarik minat investor baru maupun lama untuk menggunakannya.
Gambar 4.2 Alur Berfikir Potensi Sukuk di Indonesia
SUKUK
I
Instrumen Investasi Syari'ah di Pasar M-;;;J"~
Perkembangan Sukuk
Disahkannya UU SBSN
Kondisi Pasar Domestik dan Global
Peminat Snkuk
Analisis SWOT Snlmk
Strategi Pengembangan Sulmk
Pertumbuhan Investasi
91
C. Kendala Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia
Selain keberadaan obligasi syari'ah/sukuk yang di nilai prosfektit: tetapi disisi
lain menghadapi kendala dalam pengembangan sukuk, berdasarkan analisis
SWOT di atas dan hasil wawancara, kendala penembangan sukuk di Indonesia
yaitu:
I . Masih kurangnya pemahaman masyarakat di Indonesia akan keberadaan
instrumen syari' ah khususnya sukuk.
2. Kecenderungan investor dalam berinvestasi masih berorientasi kepada
keuntungan
(return)
membandingkan
yang
dengan
ditawarkan,
keuntungan
sehingga
yang
di
mereka
tawarkan
seiing
obligasi
konvensional, atau instrumen lainnya yang lebih menguntungkan.
3. Selama ini pasar modal syari'ah lebih populer sebagai sebuah wacana di
mana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang di syaii'atkan. Di mana
selama ini praktek pasar modal tidak bisa di pisahkan dari riba, maisir dan
gharar serta bagaimana memisahkan ketiganya dalan1 pasar modal.
4. Aspek legal yang belum lengkap, walaupun Undang-undang sudah ada
tetapi harus melengkapi peraturan pelaksanaan pemerintah dan lainnya
sehingga belun1 berani w1tuk menerbitkan dengan segera.
5. SDM yang mempunyai pengetahuan tentang pasar modal masih sedikit,
karena proses penerbitannya belibatkan beberapa pihak terkait seperti
Investor, SPY dll, yang harus paham dengan sukuk agar berjalan dengan
lancar.
92
6. Daya saing yang masih kurang dengan konvensional dan pihak luar negeri
7. Standar akuntasi sukuk yang masih dalam pembahasan.
8. Pembiayaan proyek belum ada kordinasi pemahan1an dengan BAPENAS
(Badan
Pembangunan
Nasional)
aset
apa
yang
akan
dijadikan
. 81 .
underymg
I
D. Strategi Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia
Jika dilihat dari Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005 - 2009, BAPEPAM
dan LK memiliki SASARAN DAN STRATEGI yang hendak dicapai ad al ah :
•
Memperkuat Pengawasan Pasar Modal
•
Meningkatkan Kepastian Hukum di Pasar Modal
•
Meningkatkan Peran <lan Kualitas Pelaku Pasar Modal
•
Memperluas Altematiflnvestasi dan Pembiayaan di Pasar Modal
•
Mengembangkan Pasar Modal Berbasis Syariah
Menurut BAPEPAM, ada dua strategi utama yang dicanangkan Bapepam
untuk mengembangkan pasar modal syari'ah dan produk pasar modal syari'ah.
Pertama, mengembangkan kerangka hukum yang memfasilitasi pengembangan
pasar modal syari'ah. Kedua, mendorong pengembangan produk pasar modal
berbasis syari'ah. Selanjutnya dua strategis tersebut di jabarkan menjadi tujuh
implementasi strategi yaitu : mengatur penerapan prinsip syari'ah, menyusun
standar akuntansi, mengembangkan profesi pelaku pasar, sosialisasi p1insip
81
Arif Machfoed, Kasubag. Pengembangan Kebijakkan Syari'ah. Perusahaan
Reksadana, BAPEPAM-LK, Wmvancara Pribadi, Jakarta 14 Juli 2008.
Efek, dan
93
syari'ah, mengembangkan produk, menciptakan produk barn, meningkatkan
ke~jasama
dengan Dewan Syari'ah Nasional (DSN-MUI)
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kendalakendala maka penulis mengambil kesimpulan berdasarkan strategi SO, WO, ST
dan WT sebagai berikul :
a. Melakukan sosialisasi dalam rangka memberikim pemahaman kepada
masyarakat
Iuas
tentang
keberadaan
sukuk/obligasi
syari'ah
dengan
melibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademisi, dan ulama di bidang
ekonomi syari'ah, baik melalui seminar, workshop, media cetak, elektronik
maupun internet agar menggalakkan minat investor domestik maupun asing.
b. Melakukan upaya strategis dalam rangka menarik minat para investor,
terutama yang bersifat pragmatis, yaitu mereka yang mempunyai orientasi
keuntungan semata. Selama ini obligasi syari'ah hanya di anggap sebagai 'the
second best choice', dengan mempertimbangkan dt1lu pilihan-pilihan yang
lain.
c. Meningkatkan kinerja obligasi syari'ah agar tidak kalah dengan obligasi
konvensional.
d. Mengantisipasi berbagai risiko yang dapat di timbulkan akibat dari skim
sukuk sebagai sebuah invesrnent tools yang relatif baru. dengan rnenerapkan
prinsip-prinsip manajernen risiko terutarna dalam kerangka utang serta
rnemberikan strategi swap suku bunga, maupw1 nilai tukar, sebagai solusi
dalam manajemen sukuk.
94
e. Perlunya infrastrnktur investasi yang comfortable bagi masuknya investor
asing yang
hendak berinvestasi dalam
inslrumen keuangan syariah.
Pemerintah, misalnya, berencana akan membentuk Indonesia Infrastructure
Fund (IIF) dalam rangka memudahkan mencari sumber dana bagi pembiayaan
infrastruktur.
f.
Kemauan dan keberanian kebijakan yang lebih mendukung pengembangan
inslrumen ini. Disamping itu yang mendesak adalah bagaimana melengkapi
regulasi untuk memberi kepastian hukum.
g. Pemerintah perlu segera mendorong terbentuknya lembaga SPY milik negara
sebagai lembaga pengelola aset yang dapal digunakan sebagai media
penerbitan sukuk. Sehubungan dengan upaya penerbitan sukuk, pembentukan
SPY sebaiknya dilakukan berdasarkan perintah UU yang mengatur penerbitan
clan pengadministrasian Surat Utang Negara.
h. Berikutnya,
dukungan
berbagai
kalangan
sangat
dibutuhkan
dalam
pengembangan dan inovasi strnktur investasi syariah yang lebih beragam,
lerutama kearah income sharing sebagai genuine keliangan syariah
i.
Menciptakan sistim yang bagus untuk perdagangan di bursa, sehingga meraih
pasar yang konsen dengan syari' ah clan. Adanya JII diharapkan orang dapat
mengenal bahwa ada indeks Islam di negara yang mayoritas Islam.
J.
82
Menciptakan iklim investasi yang yang tepat, kondusif dan pelayanan yang
profesional. Sebuah iklim yang menggalakkan keputusan investasi clan
" Yusdian, Staff Komunikasi Publik Jll, Wmvancara Pribadi, Jakarta 07 Agustus 2008.
95
membantu
mempercepat
implikasinya
dan
menghapuskan
hambatan-
hamba!an dan risiko yang tidak per! u.
le Memprioritaskan untuk menarik investor domestik dibanding investor asing,
agar kemajuan ekonomi suatu negara lebih sejahtera.
Dalam
wawancara
dengan
pihak
Deparlemen
Keuangan
direktoral
Pembiayaan syari'ah, di jelaskan bahwa pola investasi investor asing terdiri dari
tiga tahapan 83 yaitu:
I) Pertama kali para investor asmg memasuki instrumen keuangan jangka
pendek yaitu dalam pasar valas, apabila dalam investasi valas bagus clan
mereka merasa nyaman, mereka mencari alternatif investasi yang lain.
2) Selelah lahapan pertama lerpenuhi, mereka mencari alternalif selanjutnya
yaitu berinvestasi keuangan jangka panjang yaitu kesektor pasar modal
seperti obligasi, saham, SUN clan SBSN.
3) Tahapan keliga jika investor telah melihat bagus,
an~an
clan nyaman barulah
investor melihat investasi di sektor Iii!. Akan tetapi jika keadaan tidak
memungkinkan jangan berharap investor bisa berinvestasi ke sektor riil.
83
Agus P laksono, Staff Direktorat Pembiayaan Syari'ah Departemen Keuangan Republik
Indonesia, Wawancara pribadi, Jakarta 09 Juli 2008.
96
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
I. Kebijakkan Pemerintah tentang sukuk semakin baik, karena terbukti Pada Mei
2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008
lentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Undang-undang Sukuk
Negara (sovereign sukuk) dan hadirnya PP No. 67 tentang perusahaan
penerbit SBSN. Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas
upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UlJ Sukuk Negara
ini. Dengan adanya undang-undang tentang sukuk tersebut membuka peluang
yang baik untuk pertumbuhan investasi Indonesia. Dan sebagai solusi
alternatif investasi untuk pembiayaan APBN.
2. Berdasarkan analisis SWOT disimpulkan
bahwa dari (I) Kekuatan sukuk
yaitu bagi hasil sukuk yang kompetitif, menghasilkan Keuntungan berupa
'margin' dan fee, adanya underlying asset, menciptakan price tension,
struktur sukuk yang inovatif, investasi sukuk terbuka untuk semua investor
(syari'ah dan konvensional); (2) Kelemahan Sukuk yaitu tantangan jangka
pendek sukuk dirasa masih besar, sUkuk dinilai lebih mahal di bandingkan
obligasi konvensional, pemahaman masyarakat dan investor tentang sukuk
masih minim, sukuk dipandang kurang likuid; (3) Peluang sukuk yaitu
populasi muslim besar di dunia terutama di Indonesia dan masih banyak
ladang untuk investor muslim, permintaan kuat dari pasar intemasional
97
khususnya timur tengah, penempatan fortopolio perbankan syari'ah, asuransi
syari'ah dan lembaga keuangan syari'ah lainnya yang overlikuiditas,
dukungan regulasi yang mulai kondusif, diversifikasi Investor dalam
memanfaatkan pool dana yang baru, menjadikan BMN (Barang Milik Negara)
terkelola lebih baik, jumlah emiten!issuers yang melakukan penawaran efek
syariah masih sedikit, proporsi (market share) procluk syariah relatif masih
sangat kecil; (4) Tantangan/ancaman sukuk yaitu gejolak perekonomian
global yang clinamis dan mempengaruhi perekonomian suatu bangsa,
persaingan pasar sukuk di berbagai negara, kekhawatiran mengenai aspek
regulasi yang kurang jelas, praktek sukuk masih acla yang bennasalah, clan
lebih dominannya investor asing dibanding investor domestik Potensi sukuk
dalam meningkatkan pe1tumbuhan investasi
sangat besar yaitu konclisi
intemal sukuk cukup baik dan kuat karena selisih antara faktor kekuatan dan
kelemahan itu positif dan dari hasil faktor ekstemal sukukjllga di dapat selisih
peluang bemilai positif di banding sisi ancaman. Hal ini, menggambarkan
bahwa peluang sukuk sangat besar untuk dikembangkan.
3. Strategi Pengembangan Sukuk di Pasar Modal Indonesia yaitu : Melakukan
sosialisasi dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat luas
tentang keberaclaan sukuk/obligasi syari'ah dengan rnelibatkan banyak pihak
seperti praktisi, akademisi, clan ulama di bidang ekonomi syari'ah; Melakukan
upaya strategis clalam rangka menarik minat para investor; Meningkatkan
kinerja obligasi syari'ah agar ticlak kalah dengan obligasi konvensional;
98
Mengantisipasi berbagai risiko yang dapat di timbulkan akibat dari skim
sukuk sebagai sebuah invesment yang tools yang relatif baru; Kebijakan yang
lebih mendukung pengembangan instrumen ini; dan Strategi yang paling
utama yaitu bagaimana menciptakan iklim investasi yang kondusif dan
pelayanan yang profesional selain keunlungan yang bagus sehingga para
investor senang untuk berinvestasi di Indonesia.
B. SARAN
Beberapa saran yang dapat di sampaikan penulis yaitu :
I. Kepada pemerintah agar lebih mengeluarkan kebijakkan yang mendukung
pengembangan instrumen ini, dan lebih melakukan sosialisasi yang maksimal
agar masyarakat lebih mengerti dan paham akan instrumen syari' ah ini, tidak
hanya pada kalangan tertentu saja.
2. Kepada para investor dan calon investor, buanglah keraguan untuk
berinvestasi pada instrumen ini, karena instrumen sukuk mengandung dua
kemaslahatan dan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.
3. Unluk para akademisi, agar membantu dalam upaya sosialisasi Re semua
kalangan dengan memberi pemahanmn akan manfaat berinvestasi terutama
investasi syari'ah untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan.
4. Untuk Universitas agar lebih banyak memberikan l11ateri-materi yang
berhubungan dengan investasi serta bagaimana aplikasi berinvestasi syari 'ah
yang sesungguhnya agar mahasiswa lebih bisa menguasai ilmu ekonomi
syari'ah, tentunya dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dari segala aspeR.
99
DAFTAR PUST AKA
Al-Qur 'an dan Terjemahnya
Azam, Abd al-Aziz Muhammad, Qawaid al-Fiqh al-lslamy, Kairo: al-Risalah alDauliyah, 1999.
Aziz, Roi khan Mochamad, "Tinjauan Komparatif Obligasi Syari'ah Antara Indonesia
dan Malaysia", dalam Faturrahman Djamil dkk, ed., Jurnal Equilibrium
Ekonomi dan Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5
No 2, Jakarta: STIE Ahmad Dahlan,2008: h. 17.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
Republik Indonesia, Peraturan BAPEPAM Nomor IX A. I 3 Penerbitan Efek
Syari 'ah. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2006.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
Republik Indonesia, Studi Standar Akuntansi Syariah Di Pasar Modal
Indonesia .. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2007Keon, Arthur. dkk. Dasardasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2.001.
Bank Indonesia, Direktorat Perbankan syari'ah. Kajian Pasar Keuangan Syari 'ah;
Struktur, Instrument, dan Akad 2006.
Budi, Sutia. "Mencermati Trend Investasi Sektor Finansial di Indonesia", dalam
Faturrahman Djamil, dkk ed., Jurnal Equilibrium Ekonomi dan
Kemasyarakatan Pasar Modal dalam Decoupling Trap, Vol. 5 No 2. Jakarta:
STIE Ahmad Dahlan,2008:h. 29.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrndin, Hendy M. Tanya Jawab Pasar Modal. Jakarta:
Salemba 4, 2006.
Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan
Syari 'ah Nasional, cet.III. Tangerang: CV. Gaung Persada, 2006.
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang,
Departeman Keuangan Republik Indonesia. Tanya Jawab Surat Berharga
Syariah Negara (Sukuk Negara) Ins/rumen keuangan berbasis syariah.
Jakarta: Dep.Keu RI, 2008.
JOO
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syari'ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Departemen Keuangan Republik Indonesia, "Pengembangan Pasar Sukuk di
Indonesia Peluang dan Tantangan ", dalam Seminar Nasional Pasar Modal:
12 Maret 2008. Jakarta; STIE Ahmad Dahlan. 2008: h. 19-21.
Direktorat Perbankan Syari'ah. Laporan Perkembangan Perbankan Syari'ah pada
tahun 2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2007.
Djamil Fathurrahman, "Prospek Pasar Modal Syari 'ah Indonesia." dalam Seminar
Nasional Pasar Modal; 12 Maret 2008. Jakarta: STIE ahmad Dahlan, 2008.
Edward, Djony, "Pasca SUN ya SUKUK", artikel diakses pada 6 Mei 2008 dari
http://www.bisnis indonesia.com/2008/04/15/pasca-sun··va-sukuk.html
Endin, "UU Sukuk Disahkan untuk Perluas Investasi Keuangan", artikel diakses pada
12 Juli 2008, dari http://kompas.com/2008/06/26/UU-sukuk-di-sahkan-untukperluasinvestasi/html.
Firdaus, Muhammad. dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari'ah, Sistem
Keuangan dan Jnvestasi Syari'ah. Jakarta: Renaisan IKAPI, 2005.
Guritno, T, Kamus Perbankan dan Bisnis Jnggris-Jndonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1996. Rivai, Veitzal. dkk, Bank dan Financial
Institution Conventionel and Syaria system, Jakarta: PT. Raja Garafindo
Persada, 2007.
Harianto Solichin "Peranan Pasar Modal dalam Menggerakkan Pertumbuhan
Ekonomi Sektor Riif', artikel di akses pada 17 Juni 2008, dari
http://www.cidesonline.org/content/view/217/63/lang,id,
Harun, Nasrun. Fiqih Mu 'amalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Jnvestasi Pada Pasar Modal Syari 'ah,
cet. IL Jakarta: Kencana Preda11a Media Group, 2008.
Ibnu, Qudamah. al-Mughni, Jilid V, h. 173.
Lestari, Esta, "Perbandingan Kine~ja Pasar Modal Syari'ah dan Konvensional di
Indonesia Pendekatan Volalitas", dalam Jusmaliani, ed., Jnvestasi syari'ah
Jmplementasi Konsep pada Kenyataan Empirik, cet.1. Yogyakarta: Kreasi
Wacana, 2008: h. 179.
101
Nadjib, Muchammad. dkk. lnvestasi Syari 'ah lmplementasi Konsep pada Kenyataan
empirik. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008.
Moleong, J Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002.
Muchtasib, Ach. Bakhrul, "Obligasi syariah" artikel diakses pada 12 Agustus 2008,
http://www.pkes.org/?page=publication Iist&id=22&content id=48Sudarson
o, Heri, "Menggagas Sukuk Sebagai Altematif Pembiayaan", artikel diakses
2008,
dari
pada
1
September
http://herisudarsono07.multiply.com/joumal/item/12/Sukuk.html.
Mufti, Aries dan Sula, Syakir Muhammad. Amanah Bagi Bangsa Konsep Sistem
Ekonomi Syari'ah. Jakarta: MES, 2007.
Muslih, Muhammad. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: PT. Bumi aksara, 2003.
Pramono, ML Sigit, "Obligasi Syariah (Sukuk) untuk Pembiayaan Infrastruktur:
Tantangan dan Inisiatif Strategis" artikel diakses pada 12 agustus 2008 dari
http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/ 1 I /obligasi-syariah-sukukuntuk-pembiayaan infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis. html.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, cet. II,
Jakarta: Balai Pustaka, I 989.
Ricard, G Lipsey dkk, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi 10. Jakaiia:Binatupa Aksara,
2005.Van, James. dkk. Prinsip-prinsip manajemen Keuangan. Edisi. IX,
Jakarta: Salemba Empat, 1997.
Sharpe, William DK. lnvestasi. Edisi keenam, Jakarta: Indeks, 2002.Shawi, Shalah
dan Al-Muslim, Abdullal1. Fiqih ekonomi Keuangan Islam. Cet.II. Jakarta:
Darm Haq, 2008
Siamat, Dahlan, "Surat Berharga Syari'ah Negara (Sukuk Negara) Sebagai Altematif
Instrumen Investasi", dalam Investor Gathering PT'. M~andiri Sekuritas, 25
Juni 2008 Jakarta: Rits Cariton Hotel, 2008: h. 3.
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES !KAP!, 1989.
Sholalmdin, Muhanunad. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2006.
Suhendi, Hendi. Fiqih Mu 'amalat. Jakarta: PT Raja Grafindo Praja, 2002.
102
Sunarsip "Prosfek Sukuk di Indonesia", artikel diakses pada 12 Agustus 2008 dari
http ://konsul tasimuamalat. wordpress.com/2008/06/26/prospek-sukuk-diindonesia
Sunarsip, "Menangkap Peluang dari Booming Keuangan Syariah Global" artikel
diakses pada 12 Juni 2008, dari http://sharialeam.wikidot.com/fdsn04 I .html.
Tim Redaksi Sharing, "Harap-harap Cemas Menanti RUU Obligasi Syari'ah Negara"
Sharing Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, edisi khusus I tahun majalah
sharing. Oktober, 2007.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta, 2007.
Umar Husen, Strategic Management in Action Konsep Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis Strategis Business Unit Berdasarkon
Konsep Mochael R.Porter, Fred R. David dan whn elen-Hunger.cet.4.
Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2005.
Wawancara Pribadi dengan Agus P Iaksono, Staff Direktorat Pembiayaan Syari'ah
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Jakarta 09 .Juli 2008.
Wawancara Pribadi dengan Arif Machfoed, Kasubag. Pengembangan Kebijakkan
Syari'ah, Perusahaan Efek, dan Reksadana, BAPEPAM-LK. Jakarta 14 Juli
2008.
Wawancara Pribadi dengan Yusdian, StaffKomunikasi Publik JI!. Jakarta 14 Agustus
2008.
Wibisono, Yusuf, "Menyelamatkan Ekonomi Bangsa", Buletin Ekonomi dan
Kelembagam1 INDIE, Desember 2006.
Yaumidin, Umi Karomah, "Sukuk sebuah Altematif Instrumen Investasi", dalam
Jusmailani, ed., Investasi syari'ah Jmplementasi Konsep pada Kenyataan
Empirik, cet.I, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008: h. 356-359.
Yun us, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia. Jakaiia: PT. Hidakarya Agung, 1990.
Zuhaili, Wahbal1, al-Fiqih al-Islami wa Adilatuhu, .lilid III, h. 1841
\V\V\V .google.con1
www.dmo.or.id
www. bapeparn. go. id
HASIL WA WAN CARA I
Wawancara pada Direktorat Pembiayaa11 Syari'ah Departemen Keua11ga11
Republik Indonesia.
Narasumber
: Bpk Agus P. Laksono
Jabatan
: Staff Pembiayaan Syari'ah
Tempat
: Gedung DPS Dep. Keu/ Gedung Menteri Keuangan Lantai. 3
Hari/Tanggal : Rabu, 09 Juli 2008
Waktu
: 08:30-09:15
1. Apa Pendapat Departemen Keuangan terhadap hadirnya is/rumen sukuk?
Jawab
: Dep.Keu sebagai Penerbit (Issuer) sangat bersemangat untuk
menerbitkan sukuk sebagai instrumen investasi syari' ah.
2. Bagaimana Prosfek Sukuk Untuk pertumbuhan lnvestasi ?
Jawab : Sektor Keuangan terbagi 2 yaitu sektor Konvensional dan syari' ah, untuk
saat ini keberadaan aset dan institusi konvensional sangat besar di bandingkan
dengan syari'ah memang karena bergerak lebih dahulu atau cepat. Akan tetapi,
walaupun perkembangan keuangan syari'ah dibilang telat, setelah adanya trend
pertumbuhan ekonomi syari'ah menunjukkan perkembangan yang luar biasa
cepat seperti dalam perbankan syari' ah dari segi aset dan lainnya sehingga dengan
berkembangnya sektor pasar uang sangat besar prosfek pasar modal terutama
sukuk.
3. Seberapa besar potensi sukuk untuk pertumbuhan lnvestasi ?
Jawab : besamya potensi itu tergantung bagaimana kontak dengan pasar,
tergantung permintaan dan penawaran yang berlaku di Pasar, hukum pasar yang
berlaku seberapa besar kebutuhannya karena ini merupakan instrumen pasar.
Adapun pola investor asing dalam menanggapi instrumen ini di karenakan
mereka masih buta dengan kondisi yang asing bagi mereka, maka 3 tahapan yang
mereka lalui yaitu :
I) Pertama kali para investor asing memasuki instrumen keuangan jangka
pendek misalnya dalam pasar valas, apabila dalam investasi valas bagus dan
mereka merasa nyaman, mereka mencari altematif investasi yang lain.
2) Setelah tahapan pertama terpenuhi, mereka mencari alternatif selanjutnya
yaitu berinvestasi keuangan jangka panjang yaitu kesektor pasar modal seperti
obligasi, sal1am, SUN dan SBSN.
3) Taliapan ketiga jika investor telah malihat bagus, aman dan nyaman barulah
investor melihat investasi di sektor riil. Akan tetapi jika keadaan tidak
memungkinkan jangan berharap investor bisa berinvestasi ke sektor riil.
4.
Bagaimana kebijakkan departemen Keuangan mengenai sukuk?
Jawab : Kebijakkan pemerintah dalam ha! ini di bagi menjadi 2 yaitu :
I) Kebijakkan sebagai Instrumen, ada tiga pola yaitu :
• Sukuk sebagai pembiayaan APBN secara umum, baru di tempatkan ke
setiap pos-pos yang pembangw1an yang di butuhkan.
• Sukuk juga bisa sebagai pembiayaan cash (jangka Pendek) untuk
mengembangkan pasar uang syari'ahjika APBN mengalami sort.
• Sukuk diarahkan kepada pembangunan proyek, di mana ini membutuhkan
koordinasi dengan menteri perencanaan pembangunan.
2). Kebijakkan penggunaan aset yaitu underlying aset dalam Konteks SBSN,
pemilihan aset BMN yang di jadikan underlying dalam penerbitan sukuk,
tidak semuan underlying berbentuk tanah atau bangunan, itu tergantung jenis
akad yang di gunakan.
5.
Apakah pemerintah Optimis terhadap Penerbitan SBSN?
Jawab : Insyaallah Pemerintah sangat optimis untuk menerbitkan SBSN, karena :
I) SBSN bisa menarik minat investor yang menginginkan investasi sesuai
dengan syari'ah. Dan terbuka untuk investor konvensional.
2) Pasar keuangan Syari'ah contohnya di Perbankan sym-i'ah yang mengalami
overload dan negatif spread sehingga memerlukan instrumen syari'ah untuk
penempatan dananya. Selain itu juga dari reksadana syari'ah, asuransi bahkan
dana pensiun.
3) Sebagai Bencmark yaitu SBSN bisa di prediksi dan di perkirakan oleh
investor, berapa keuntungan yang akan diperoleh misalnya dalam investasi
jangka waktu I 0 tahun, investor sudah mengetahui misalnya keuntungan 3
tahun kedepan 3%, 5 tahun 5%.
4) BMN lebih terolah dengan baik dan lebih rata karena sukuk memerlukan
Underlyiny Asel.
5) Pembiayaan proyek lebih terawat, lebih baik tidak asal-asalan karena
pangawasan langsung dari pemegang sukuk dan lebih transparan.
6) Menciptakan Price tention yaitu biaya utang pemerintah atau biaya yang di
keluarkan pemerintah lebih murah karena pilihan investor untuk berinvestasi
lebih banyak seperti SUN, SBSN, Pinjaman Luar Negeri dll. Semuanya akan
berkompetisi sehingga biaya utang pemerintah jadi rendah.
6. Apa saja yang menjadi kendala untuk mengembangkan Sukuk?
Jawab : Kendala yang di hadapi banyak yaitu :
I) Aspek legal yang belun1 lengkap, walaupun Undang-undang sudah ada tetapi
harus melengkapi peraturan pelaksanaan pemerintall dan lainnya sehingga
belum berani untuk menerbitkan dengan segera.
2) Harus pandai-pandai melihat kondisi pasar
3) Pembiayaan proyek belum ada kordinasi pemahaman dengan BAPENAS,
seperti apakal1 sukuk itu.
Tertanda,
Tanda Tangai~
Narasumber
HASIL WAWANCARAII
Wawancara pada Badan Pengawan Pasar Modal dan L1imbaga Keuangan
(BAPEPAM-LK)
Narasumber
Bpk ArifMachfoed
Jabatan
Kasubag. Pengembangan Kebijakkan Syari'ah, Pernsahaan
Efek, dan Reksadana.
Tempat
Gedung Standar Akuntansi BAPEPAM-LK Lantai.15
Hari/Tanggal
Senin, 14 Juli 2008
Waktu
08:20 - 09: 10
I.
Bagaimana tanggapan BAPEPAM tentang perkembangan Obligasi syari 'ah ?
Jawab : Perkembangan Obligasi syari'ah cukup baik, pada akhir 2007 ada sekitar
20 efek obligasi syari'ah dan sukuk ada yang jatuh tempo. Berdasarkan Fatwa
DSN-MUI baru menggunakan bahasa Obligasi syari'ah belum mengeluarkan
fatwa tentang sukuk, sedangkan BAPEPAM-LK telah mengeluarkan peraturan
tentang indeks syari 'ah pada 2006 dan tahun 2007 sudah menggunakan istilah
sukuk.
2.
Bagaimana pengaruh sukuk terhadap pertumbuhan investasi ?
Jawab : Pengarnhnya sangat besar. Sukuk produk barn sebagai bahan bagi
institusi syari' ah secara un1um contohnya untuk reksadan.a, perbankan syari' ah
dan asuransi syari'ah. Selain itu juga investor konvensional dapat be1investasi
Sukuk.
3. Bagaimana Peranan BAPEPAM-LK mengenai sukuk?
Jawab : Peranan BAPEPAM-LK sebagai pengeluru· batasan hukmn sukuk seperti
pengawasan dan prosedur penerbitan, sebagai perantara antara DSN-MUI dengan
BAPEPAM-LK karena selfillla ini, opini syari'ah yar1g mengganggap adanya
penarnbahan waktu dan biaya, jadi untuk opini syari'ah yang rnelakukan
kordinasi BAPEPAM-LK.
4. Apakah dengan hadirnya sukuk para investor terutama investor asing menjadi
lebih tertarik berinvestasi di Indonesia ?
Jawab : Pada seminar yang pernah saya hadiri rnengatakan bahwa sebenarnya
yang narnanya investasi itu jahat dan yang perlu di perbaiki adalah Pertama,
rnasalah kearnanan, karena investor tidak akan rnau berinvestasi jika uanag yang
di investasikan tidak arnan taua di korupsi. Kedua, return yang menarik investasi
syari'ah di banding konvensional dan di banding luar negeri.
5. Apakah BAPEPAA1-LK mempunyai target untuk perlumbuhan sukuk?
Jawab : Tidak ada, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sukuk yaitu tingkat
bunga, apabila SBI turun rnaka permintaan obligasi syari'al1/sukuk akan naik,
sebaliknya apabila SBI naik maka permintaan Obligasi Syrari'al1 rendal1.
6.
Bagaimana mekanisme penerbitan sukuk ?
Jawab : mekanisme sarna dengan konvensional, yang membedakan hanya akad,
surat-surat dan ketentuan yang berbeda.
7.
Proses Penerbitan sukuk biasanya berapa lama ?
Jawab : jika yang pertarna kali baru menerbitkan bisa tahunan, karena banyak
prosedur yang hams di jalani, dari persiapan laporan kenangan yang wajib di
audit oleh akuntan terdaftar bisa 3 sarnpai 6 bulan, konsultan huktun, komentar
BAPEPAM-LK di!. Sedangkan penerbitan yang paling cepat adalah selama
setengah tahun.
8. Sejauhmana sukuk dapal meningkatkan ekonomi bangsa ?
Jawab : sejauhrnana tidak tahu persis, tapi secara langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan ekonomi bangsa. Contohnya : sukuk yang di terbitkan PLN
untuk sewa mesin Jet-Set karena PLN kekurangan dana untuk membangun
pembangkit listrik, secara langsung dengan PLN bisa menggunakan Mesin Jet-Set
listrik pun bisa di gunakan dan masyarakat bisa menikmatinya.
9. Apa Kenda/a BAPEPAM dalam mengembangkan Ins/rumen ini?
Jawab : Kendala yang di hadapi antara lain : Pertama, Pemahaman masyarakat
umum terhadap sukuk masih minim. Kedua, SOM yang mempunyai pengetahuan
tentang pasar modal masih sedikit, karena proses penerbitannya belibatkan
beberapa pihak terkait seperti Investor, SPY dll, yang hams paham dengan sukuk
agar be1jalan dengan lancar. Keliga, daya saing yang masih kurang dengan
konvensional dan pihak luar negeri. Keempat, standar akuntasi yang masih dalam
pembahasan.
I 0. Bagaimana Strategi BAPEPAM-LK untuk memajukan Pasar Modal Syariah ?
Jawab : Strategi BAPEPAM-LK ada pada Master Plan Pasar modal Indonesia
2005-2009.
11. Apa harapan BAPEPAM-LK lerhadap instrumen sukuk?
Jawab : Harapan agar masyarakat lebih pahan1 tentang instrumen investasi
syari'ah, karena dengan pemahaman akan muncul SDM-SDM dan para investor
barn dan tanpa ada SM yang handal susah untuk mengelola dengan baik. Serta
peran serta kerjasama dengan para akademisi w1tuk mensosialisasikan instrumen
ini. Belajar dari malaysia yang mengembangkan sukuk clengan melihat dahulu
kondisi pasar apa maunya pasar sehingga malaysia bisa menghimpun investor
dengan baik dengan pajak yang murah.
Tertanda,
WAWANCARA III
Wawancara pada Bnrsa Efek Indonesia di Jakarta Islamic Index
Narasumber
: Bpk Yusdian
Jabatan
: Staff. Komunikasi Publik
Tempat
: Gedung BI!, Kantor JII Tower II Lantai. 6.
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Agustus 2008
Waktu
I.
: 14.15 - 14.40
Bagaimana Pandangan JI! terhadap pertumbuhan investasi indeks Islam ?
Jawab : Dari segi investasi cenderung meningkat.
2. Pengaruh apa yang berkembang di JI! setelah di sahkannya SBSN?
Jawab : Tentunya untuk para Investor menyambut positif, karena setelah 2 tahun
menunggu peraturannya akhirnya di sahkan, sekarang yang penting adalah
bagaimana implikasinya.
3. Bagaimana peranan JI! terhadap investasi ;yari 'ah?
Jawab : Jll memfasilitasi investor untuk memilih investasi sesuai dengan
keinginan investor, yang menginginkan investasi sesuai dengan syari'ah.
4.
Bagaimana Obligasi Korporat di perdagangkan ?
Jawab : Obligasi syari'ah diperdagangkan alamiyah di luar bursa, jadi
berdasarkan negosiasi antara penjual dengan pembeli, dengan patokan harga yang
berada di bursa.
5. Menurut JJJ seberapa besar Sukuk bisa berkembang apakah bisa menyaingi
obligasi konvensional ?
Jawab : untuk SBSN kita belum bisa lihat karena memang belum diterbitkan,
tetapi kita bisa bandingkan dengan penerbitan SUN yang menarik banyak
investor kepemilikan SUN sekitar 50 % cukup tinggi, jadi untuk SBSN di
perkirakan tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih. Sukuk bisa saja menyaingi
obligasi konvensional jika semakin banyak peminat dan berjalan lancar. Jadi
bukan w1tuk dilombakan itu hanya sebuah pilihan.
6.
Menurut JI! apa yang menjadi kendala perkembangan indeks islam serta strategi
apa yang di !akukan ?
Jawab : Kendala yang di hadapi yaitu Peraturan Pemerintah yang belum
meningkatkan orang untuk mau berinvestasi. Seperti j ika berinvestasi harus
berfikir panjang tentang pajak yang dikenakan. Strategi yang di lakukan yaitu :
Pertama, Menciptakan sistim yang bagus w1tuk perdagangan di bursa. Kedua,
maraih pasar yang konsen dengan syari' ah dan dengan adanya JU di harapkan
orang dapat mengenal Bahwa ada indeks Islan1 di negara yang mayoritas Islam.
7. Apa harapan JU untuk perkembangan selanjutnya?
Jawab : Harapan JU yaitu : Pertama, memberikan pilihan investor sebagai
penerbitan. Kedua, Bisa Banyaknya Perusahaan yang masuk ke JU sebagai SPV,
Pemerintah agar lebih cepat mengerjakan peraturan dan bisa menerbitkan obligasi
rite! karena potensinya besar, apalagi Indonesia mayoritas Islam. Semoga sukuk
bisa di sambut dengan bagus seperti ORI yang banyak di minati karena harga
yang murah w1tuk obligasi hanya 5 juta, cenderung lebih anmn karena dijamin
oleh pemerintah, dan kupon yang di berikan lebih tinggi daripada suku bunga
yang berlaku.
!DX
i:v1rJtlC'-~ld
Stcici( Excl1,·111ge
f',t,;';,1 Efek lndon('si,1
SURAT REFERENSI
Nomor : SRef-1 25/BEI.SDM/09-2008
Yar1g bertanda tangar1 dibawah ini Kepala Divisi Sumbcr Daya Manusia PT Bursa Efek
Indonesia, dengan ini 1nenerangkan bal1\va:
Nmna
Peke1jaan
J urusan/konsen trasi
Fakultas
Uni versitas/Sekolah
Alamat
Ani Khoironi
Mahasis\vi
Muamalat/Perbar1kan Syariah
Fakultas Syariah drn1 Hukurn
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatu!lah
JI. Halim Perdana Kusuma No. 36 RT 001/01
Ke!. Juru lvludi Baru, Kee. Benda, Batu Ceper
Tangerang 15 J 24
Telah melakukan Penelitian di £Yr Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Agustus 2008.
Dernikian Surat Kcterangan ini dibual untuk dipergunakan sebagaimana rnestinya.
Jakarta, 9 September 2008
(
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BAD AN PEN GA WAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KETJANGAN
SALIN AN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS !'ASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-130 /131./2006
TENTANG
PENERBITAN EFEK SYARIAH
KETUA BAD AN PEN GAW AS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang
a. bahwa dunia usaha dan investor 111cn1erlukan keragaman
su1nber pembiayaan dan investasi, tern1asuk melalui
sumber pembiayaan dan investasi yang didasarkan pada
Syariat Islam;
b. bahwa dalan1 rangka mc1nberikan kerangka hukum yang
me1nadai terhadap penerbitan Efek Syariah mclalui Pasar
Modal Indonesia, dipandang perlu untuk menetapkan
Peraturan Bapepan1 dan Lernbaga Keuangan tentang
Penerbitan Efek Syariah;
Mengingat
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Penyclenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pen1erintah Nomor 12 Tahun 2004
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4372);
3. Peraturan Pemerintah Nornor 46 Tahun l995 tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar f\.1odal (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M
Tahun2006.
MEMUTUSKAN:
Menctapkan
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR
MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG
PENERBITAN EFEK SYARIAH.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
-2-
Pasal 1
Ketentuan n1engenai Penerbitan Efek Syariah diatur dalam
Peraturan Nomor IX.A.13 sebagaimana dimuat dalam
Lampiran Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Agar
setiap
orang
n1engctahuinya,
memerintahkan
pengumuman I<eputusan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di
pada tanggal
Jakarta
23 Nopember 2006
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR
MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs. Sckretaris Badan
ttd
Robinson Simbolon
NIP 060047831
LAMPIRAN:
Keputusan I<clua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-130/ BL/2006
Tanggal : 23 Nopernber 2006
PERATURAN NOMOR IX.A.13:
1.
PENERBITAN EFEK SYARIAH
Definisi:
a. Akad Syariah adalah pcrjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal sebagain1ana ditetapkan dala1n Peraturan Bapepa1n
dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.14.
b. Efek Syariah adalah Elek sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad tnaupun cara
penerbitannya memenuhi Prinsipwprinsip Syariah di Pasar lviodal.
c.
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam
dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fahva [)e\van Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN~MU! yang
ditetapkan dalam peraluran Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MU! yang
telah diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini, sepanjang fatwa
dimaksud tidak bertentangan dengan pcraturan ini dan atau Peraturan
Bapepam dan LK lain yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI.
d. Sukuk adalah Efek Syariah berupa serlifikat atau bukti kepemilikan yang
bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau
tidak terbagi atas:
1) kepemilikan aset berwujud tertentu;
2) nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi
tertentu; atau
3) kepemilikan atas aset proyek tcrtentu atau aktivitas investasi tertentu.
e. Wali Amanat Sukuk adalah Wali Amanat yang terdaftar di Bapepam dan LK
yang bertindak mewakili kepentingan pemegang Sukuk.
2. Ketentuan Umum
a.
Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara
Iain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
2) menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual
beli risiko yang mengandung gharar dan a tau rnaysir;
3) memproduksi,
mendistribusikan,
1nemperdagangkan,
dan
atau
menyediakan:
a) barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (hara111 li-dzatih1);
b) barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (harant li-
ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan a tau
c) barang dan atau jasa yang me1usak moral dan bersifat mudarat; dan
a tau
4) n1elakukan investasi pada perusahaan yang pada saat tn:insaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lcmbaga keuangan ribawi lebih
LAMPIRAN:
Kepulusan Ketua Hapepam clan LK
Nomor : Kep- BO/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-2-
dominan dari modalnya, kecuali
kesyariahannya oleh DSN-MUI.
investasi
terscbu.t dinyatakan
b. Pencrbitan Efek Syariah \vajib dilakukan berdasarkan Akad Syariah.
c. Seliap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah wajib 1nemenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah
yang ditatvarkan, pcraturan ini clan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
d. Setiap Pihak yang menerbitkan Efek Syariah wajib memenuhi kepatuhan
terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek
Syariah yang diterbitkan.
e. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
apabila kegiatan usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan atau
kekayaan Kontrak lnvestasi Kolektif Efek lleragun Asel dari Pihak yang
n1enerbitkan Efek tersebut tidak lagi men1enuhi Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan.
f.
Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal wajib menyatakan bahwa:
1.) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan
Penawaran Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau
Kontrak Investasi Kolektif (KIK);
2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad,
clan cara pengelolaan perusahaan Pihak yang inelakukan Penawaran
Umum tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
dan
3) n1emiliki anggota direksi, anggota komisaris1 Wakil Manajer Investasi, dan
penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank
Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
3. Penerbitan Efek Syariah berupa sahatn oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten atau Perusahaan
Publik yang melakukan Penerbitan Efek Syariah berupa saham wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor lX.A.1 tentang Ketentuan Umum
Pengajuan Pernyataan Pendaftaran atau Peraturan Nomor IX.B.1 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pemyataan Pendaftaran Perusahaan
Publik dan serta ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait
lainnya; dan
2) 1nengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa:
a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta
cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip~prinsip
Syariah di Pasar Modal;
LAMPIRAN:
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-3-
b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola,
akad, dan cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud
tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; clan
c) Erniten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota
komisaris yang 1ncngerti kegiatan-kcgiatan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa
saham hanya dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan
dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal jika:
1) terdapat usulan dari pen1egang saham yang memenuhi syarat
sebagairnana diatur dalarn Undang-undang tentang Perseroan Terbatas;
dan
2) usu Ian tersebut telah disetujui Rapat Umum PemegangSaham.
c. rencana penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham un1:uk mengubah
anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib diumumkan
dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 28 (duapuluh delapan) hari
sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memuat informasi yang
antara lain:
1) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran
dasar yang terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan
perusahaan;
2) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhl
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) earn penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju alas
perubahan tersebut; dan
4) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pen1egang Saham tentang
perubahan anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh
persetujuan pemegang saham dan Menteri Hukum clan Hak Asasi
Manusia.
d. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengambil keputusan tentang
persetujuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf
c dengan ketentuan sebagai berikut:
1) pemegang saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta
afiliasinya tidak dapat diperhitungkan dalam kornm kehadiran;
2) dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per
tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
dimiliki oleh pemegang saham;
3) keputusan dlatnbil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang hadir;
LAMPIRAN:
Keputusan Kctua Bapepan1 clan LK
Nomor : Kep" 130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-4-
4) dala1n hal korum kehadiran pada Rapat Umum Pemegang Sahan1
pcrtama ticlak terpenuhi, maka tidak dapat dilakukan rapat kedua dan
ketiga; clan
5) dalam hal perubahan anggaran dasar tidak dapat dilaksanakan baik
karcna tidak terpenuhinya korum sebagaimana dimaksud pada butir 2)
dan atau butir 3), maka usulan rencana pcrubahan anggaran dasar baru
dapat diajukan kembali 12 (dua belas) bulan setelah tidak terpenuhinya
korum sebagaimana dimaksud pada butir 2) dan a tau bulir 3).
e. Emiten a tau Perusahaan Publik sebagaimana dirnaksud dalam angka 3 huruf
b vvajib menyelesaikan hak-hak Pemegang Saham yang tidak menyetujui
perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjan1in pembe1ian
sahan1 pemegang saham tersebut pada harga wajar dcngan ketentuan
sebagai berikut:
1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan
pembelian sekurang-kurangnya sama dengan harga wajar yang
ditetapkan oleh Penilai independen;
2) dalam ha! sahamnya tercatat clan diperdagangkan di Bursa namun selama
90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara
perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian sekurangkurangnya sebesar harga tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan
terakhir sebelum hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan
sementara perdagangannya; atau
3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka
harga pelaksanaan pembelian sekurang-kurangnya sebesar harga tertinggi
dalam jangka waktu 90 (sernbilan puluh) hari terakhir sebelum
pengumuman RU PS perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam angka 3 huruf c.
f.
Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang n1enerbitkan Efek Syariah
berupa saham melakukan pelanggaran atas ketentuan angka 3 huruf b di
atas, maka:
1) wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK serta mengumumkan kepada
masyarakat mengenai inforrnasi atau fakta material berupa perubahan
kegiatan usaha dan cara pengelolaan yang tidak memenuhi prinsip
syariah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.1 tentang
Keterbukaan lnformasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik;
dan
2) dikenakan sanksi administratif berupa denda dan kewajiban melakukan
tindakan sebagaimana diatur dalam angka 3 hurul c, hurul d dan hurul e.
4.
Penerbitan Sukuk
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan
Pcnawaran Umum Sukuk wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang J(etentuan Umum
Pengajuan Pernyataan Pendaftaran serta ketenluan tentang Penawaran
Un1u1n yang terkait 1ainnya;
LAMPIRAN:
Kepuh1san Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep- 130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopernber 2006
-5-
2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK hasil pemeringkatan dan
perjanjian perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah yang terkait
dengan penerbitan Sukuk dimaksud;
3) menyampaikan kepada Bapepam dan LK pemyataan bahwa kegiatan
usaha yang mendasari pcnerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ini, dan n1enjan1in bahwa selan1a
periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak
akan bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ini;
4) menyampaikan pernyataan dari Wali An1anat Sukuk bahwa Wali Arnanat
Sukuk men1punyai penanggungja\vab atas pelaksanaan kegiatan
perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
5) mengungkapkan informasi dalan1 Prospektus yang sekurang-kurangnya
meliputi:
a) kegiatan usaha yang 1nendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan
dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan ll1i, dan En1iten menjamin
bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari
penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan ketentuan angka 2
huruf a Peraturan ini;
b) Wali Amanat Sukuk mempunyai penanggungjawab atas pelaksanaan
kcgiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi Syariah yang digunakan dalam
penerbitan Sukuk;
d) ringkasan Akad Syariah atau Perjanjian berdasarkan Syariah yang
dilakukan oleh para Pihak;
e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran
bagi hasil, margin, atau fee;
f)
besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin, atau fee;
g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan atau pembayaran bagi
hasil, margin, atau fee; dan
h) kesanggupan Emiten untuk mengungkapkan kepad;> masyarakat hasil
pemeringkatan Sukuk setiap tahun sampai dengan berakhimya Sukuk.
b. Perjanjian pe1walian1anatan penerbitan Sukuk wajib sekutai1g-kurangnya
memuat:
1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk;
2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik
Akad Syariah;
3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran in1bal hasil
sesuai dengan karakteristik Akad Syariah;
4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin, atau fee;
5) rencana jadv;al dan tata cara pembagian clan atau peinbayaran bagi hasil,
margin, atau fee;
LAMPIRAN:
Keputusan Ketua llapepam dan LK
Nomor : Kep-130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-6-
6) kewajiban Wali Amanat untuk inengambil segala tindakan yang
diperlukan dalam rangka memastikan kepatuhan Errtiten terhadap
Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal;
7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal En1iten akan n1-engubah jenis
Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha clan atau aset tertentu
yang mendasari penerbitan Sukuk;
8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan atau
aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu
disetujui oleh Rapa! Umum Pemegang Sukuk (RUPSukuk);
9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak f,etuju terhadap
perubahan din1aksud;
10) ketentuan yang menyebutkan balT\Va pelanggaran terhadap ketentuan
angka 7), angka 8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk
n1enyatakan bah\va Emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya; dan
11) mekanisme pcnanganan dalam hal terjadi gagal memenuhi keivajiban.
c.
Dalam hal tetjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan
usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga
bertentangan dengan Prinsip"'prinsip Syariah di Pasar Modat maka Sukuk
tersebut menjadi batal demi hukum (fasakli) dan Emiten wajib menyelesaikan
seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk.
d. Emiten dan Wali Amanat wajib n1elaksanakan seluruh ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian Perwaiiamanatan.
c. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk
membiayai kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal.
f.
Sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder apabila telah terpenuhi halhal sebagai berikut:
1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten;
dan
2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan
penerbitan Sukuk.
5. Penerbitan Elek Reksa Dana Syariah
a.
Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah
Sepanjang tidak diatur Iain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan
Penawaran Umum Saham Reksa Dana Syariah \vajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum
Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Peraturan Nomor IX.C.4 tentang
Pemyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana
Berbentuk Perseroan serta ketei'ltuai'l tehtailg Penawaran U.rhtun yang
terkait lainnya; dan
2) mencantunlkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan atau Kontrak
Pcnyitnpanan Reksa Dana serta inforn1asi tan1bahan dalam Prospektus
hal-hal sebagai berikut:
LAMPIRAN:
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-130/ BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-7-
a) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bah\va kegiatan usaha
serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
c) jenis usaha, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, clan cara
pengelolaan Emiten dimaksud tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
d) memiliki anggota
direksi, Wakil
Manajer Investasi, dan
penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank
Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
e) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; clan
f) dana kelolaan Emiten Syariahnya hanya dapat dii.nvestasikan pada
Efek yang tercantum dalam daftar Elek Syariah yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK.
b. Penerbitan Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif (KIK)
Sepanjang tidak diatur Iain dalam peraturan ini, Pihak yang melakukan
Penawaran Umum Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah berbentuk KIK
wajib:
1) mengikuti ketcntuan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum
Pengajuan Pemyataan Pendaftaran, Peraturan Nomor IX.C.5 tentang
Pemyataan Pendaftaran Dalarn Rangka Penawaran U1nu1n Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif serta ketentuan tentang Penawaran
Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan da1am KIK clan informasi tarnbahan dalan1
Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-
prinsip Syariah di Pasar Modal;
b) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana
dan penangungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank
Kustodian mengerti kegiatan.okegiatan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) tambahan kata "Syariah" pada nama Reksa Dana yang diterbitkan;
d) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa bana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
e) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikru1
pada Efek yang tercantum da!am daftar Efek Syariah yang ditetapkan
oleh Bapepam dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan
LK.
c.
Direksi, Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian wajib melaksanakan
seluruh ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak
Penyitnpanan, atau KIK.
LAMPIRAN:
Keputusan Kelua Bapepam dan LK
Nomor : Kcp-130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-8-
d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis
dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi
tcrsebut mengakibatkan portofolio Reksa Dana terdapat Elek selain Elek
yang tercantum dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam
dan LK atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK.
c. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek selain Efek yang tercanlum
dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak
lain yang diakui oleh Bapepam dan LK yang bukan disebabkan oleh tindakan
Manajer Investasi clan Bank Kustodian, niaka:
1) Manajer Investasi wajib menjual Efek di1naksud, paling Iambat akhir hari
kerja ke-2 (kedua) sete!ah diketahuinya Elek tersebut ticlak lagi tercantum
dalam claftar Efek Syariah yang clitetapkan oleh Bapepam dan LK atau
Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK, dengan ketentuan selisih
Iebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar Efek pada saat Elek tersebut masih
tercantum dalam daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan
LK atau Pihak lain yang cliakui olch Bapepam dan LK, dipisahkan dari
perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dan diper!akukan
scbagai dana sosial; clan
2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta
pemegang Efek Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih Iebih
penjualan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf e butir 1) dan
informasi tentang
penggunaannya sebagai dana sosial selambatIambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan Qika ada).
f.
Dalam hal karena tindakan Manajcr Investasi dan Bank Kustodian,
mengakibatkan portofo!io Reksa Dana terdapat Elek selain Efek yang
tercantum da!am daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK
atau Pihak lain yang diakui oleh Bapepam dan LK, maka Bapepam dan LK
dapat:
1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk me!akukan
penjualan Unit Penycrtaan Reksa Dana baru;
2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan
kekayaan Reksa Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa
Dana dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal;
3) mewajibkan Manajet Investasi dan Bank KusfOdiart secata fa'ng'gullg
renteng untuk membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal sesuai dengan harga perolehan dalan1
waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; dan atau
4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik
larangan dan atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK
sebagaimana dimaksud pada butir 1), butir 2), dan butir 3) di atas,
sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer
lnvestasi dan Bank Kustodian.
LAMP IRAN:
Keputusan Ketua Bapeparn dan LK
Nomor : Kep-130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-9g. Dalam hal Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian tidak mematuhi
larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan
Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada huruf f, inaka Bapepam clan
LK berwenang untuk:
1) 1nengganti Manajer Investasi dan a tau Bank Kustodian; a tau
2) membubarkan Reksa Dana tersebut.
6. Penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
a. Sepanjang tidak diatu_r lain dalam peraturan ini, Pihak yang melakukan
Penawaran Un1um EBA Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Pcraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum
Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Peraturan Notnor IX.C.9 tentang
Pemyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Un1un1 Efek Beragun
Aset (Asset Backed Securities) serta ketentuan tentang Penawaran Umu1n
yang terkait lainnya;
2) mencanturnkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset (KIK-EBA) Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus halhal sebagai berikut:
a) bahwa aset yang rnenjadi portofolio EBA Syariah t-idak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
b) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan KIK-EBA
Syariah dan penangungjaivab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian
pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) kata "syariah" pada nama EBA yang diterbitkan;
d) mekanisme pembersihan portofolio dan dana EBA Syariah dari unsurunsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
e) bahwa pengelolaan dana EBA Syariah dilarang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam
penerbitan Efek;
g) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak;
h) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil,. margin,. atau fee; dan
i) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan atau pembayaran bagi
hasil,. margin, atau fee.
b. Dalarn hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian1
mengakibatkan kekayaan EBA Syariah terdapat unsur kekayaan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modat rnaka Bapepam
dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi clan Bank Kustodian untuk mengalihkan
kekayaan EBA selain dalarn rangka pembcrsihan kekayaan EBA dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
LAMPIRAN:
Keputusan Ketua Bapepam clan LK
Nomor : Kep-130/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
-10-
2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung
rcnteng wajib untuk membeli aset portofolio EBA dengan harga perolehan
atau membersihkan dana EBA yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan
LK; dan atau secepat mungkin, paling lambat akhir hari kcrja ke-2 (kedua)
setelah ditemukannya pelanggaran tersebut; dan atau
3) n1ewajibkan Manajer Investasi untuk rnengurnumkan kepada publik
Iarangan clan atau kewajiban yang ditetapkan Bapepan1 dan LK
sebagaimana dimaksud pada butir 1), butir 2), dan butir 3) di atas,
sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer
Investasi dan Bank Kustodian.
c.
Dalam hal Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian tidak 1nematuhi
larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan
Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka Bapepam clan
LK bcr\venang untuk:
1) mengganti Manajer Investasi dan a tau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan KIK EBA tersebul.
7.
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam
dan LI< dapat nlengenakan sanksi terhadap seliap pelanggaran ketentuan
peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
tersebut.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 23 Nopember 2006
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Dan Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP. 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs. Sekretaris Badan
ttd
Robinson Simbolon
NIP 060047831
J""d·"'l C·!J. IDC r·-1
;:;;i-r:p:t..JWlLIK
lfNDA~'10-UNDANO
INU<:1r-.fES
REPVBlAK
i::..
INDON~·~:>lA
NOMOR 19 TAHUN 2008
'l:'ENTANG
:SURAT BERH.ARGA 8Yl'l.Ril\H NEGARA
Dli:NG.4.N RAH MAT TVHAN YANG MAHA
PRE'iHD!i:N
u.
REPUBL-ll<\'.
E~'>I\
IND<:)Nl£~1A,
a.t1~atc.gi
d.o.:n kcbijuku:ri pen1.l:iang\...ttf..v.n c-~al50iUE'l.a.L
tl:iCiv..ri..1jL.tdk~.n
rn.:-Ji~y~.urak:a.L
adiJ,
Jt~akrri\..tr.
d.o:~n
~ejL1ht<.::::ra serta l..lt"ltU 1:<; mt";rn1.,.1.li!11;J..:1t:ir1 6-t:kt.t?J" ck-01'lonJj, !J'crli..l'
t.J i~;;~rt~ti c.ie.t"lga.r1. ':.Jp.ti~/B. l'.'.l'e.ri,gi::; iolt:"'.ain k.c~...i&.ng:at1. 11.cgt:l.r.tJ..
:se:c~:ra,
optiJ"Tlai
rnc.:::l.al.u-i
p·cniti:f!}<:.Qito.n
<.?fi~sierl.S:l
dalanJ
b.sl.t"lvva
'Llr'ttUl<
pcri.gelol(3.a.n btJ.ru.ng ttliiJk .tl.Cg.aJ."'a. d.un
~1,.lml:Jer
perr1bi;fillyaa.t1
ar11;g:tt.ran n'f:'!garo.;
b_ ba.hwa dalarn 1-angk"' pengelohuun keuanga:n nejj;ur"8. ~H1'Uk
meningkatkan doya ct ..1ki.1ns; Ar;gga.-ran 1-""m1da.pat<>n d;;,n
f,!el<;;nj.._
Nes""""" dala.1n n-1en.i:.11:e.-,.kkan pot'ekonomfr,n~
na s ;on••!
see¢>l"a
bt:t-keainam l:;n,~ngnn ,.
dipcrlul<:H n
pert gen~ bangcu;
l:>crb,,,gru
inst.rumen
ke-..i.ungan
yang
l'n.untpu ... rn.c:mobil~~.p,~i dur1a p\.tblik ae<?lf.l.r&l. luas dcnga11.
rrten'>J'>"" hacl.kan nil<1<i-nilr.lli ekonotnl, ao:sial dai~ budaya
}~ang
c
1-:::ierl·cernbiang dalan'l rn:f\:l':!iiYElrt'1,.•o!;:~:t.t;
l:;n,:;t},·vvir,ti
n.atF>iona'
p<:.ter\ali
3t1U..n.g
sun'll;~r
l~'le.rlG;:U'-·
1>en1'bC":k3r·.caan
rl.ol>1::nn
l>erbi:.'\~l:ii
-G)tr;t:rio.h ya.ng 1'l"'leT"1.ili:Lci
di~i:-1z,.11n'fnn.tJCJ.1n a.eca..r•a Ot'Jtim*1l;
d.
f:)<enlbf.l.n.gunu.n
in!fl.t1"1..1m~:.nn.
pelua.t1g
~.;:.~ul;.'l..riga..rl.
bcs.i;:;.,r
bell:..Lt":r'l.
t~al"!'.\Va
s<.:H';;t:.or ekon.otni dan k.~lAr-1r1g.~, n
?:ty..:t..ri.a.~1 1.)erJ\..:i;;
d ft u:r:rli b\..~)") l<:cmbttn Skar:i rr"lC(-fllLii j';te111g<!!!m ba:t'lg.e.n in.ut n;1men.
kou.a.t1ga.r1
s:!itiF.11rLe1t_h
8cba~ai
l,-;J..,'1.g;io.n.
duri
~i~t.cm
pc:rck,o t'i. o t1::~ ian nQ:tion.u.1
tlala;rn
rirangkiLi.
e=>er1t115.k.r.a 11..~:t. r1.
kes'-'.i&h tcnv"n sosinl bagi .,.,,!uruh rakya t lr>d<>neBia:
c.
t:>i:.!!l'.1wa ir1strumen ..ceuan.g.an berduaarkan p1in~ip tiiyarii:ih
rnen<pCl.nyal karakteri,.til<- yang bcrbed" d"'•'l,f':an in ... tr\.lir1en
\~(H~{l.ngan konven..,.i.orur.. l. aehingi.~<• p.;;r!u pengel<'.>la.;1n dr::i~
.~c •1.g:n..t ur'a.rt
eeCSLr.cL
k.h. 'Lll ElU.Ai.
i tl B-trl...:tfl1.C:n mJal'~lpUr·1 !)e·ra.;·1.g1-t:El \.
h
b.rt i k:
y~ .a...ng;
t'lle"t1~'*'fl r'gk 'Lt t.
kJ.k t.l:i:·l )/a.!1.r.?,; o1;:! ip-<?:rluk.r1..n;'
PRE:SIDEN
l<t
E~UBLtf't..
1tJf)
or..JES.IA
- 2 -
f_
bo.h=a
b<>.rdasarkan
pertimb....,g,an
""bagaimana
dlmaksud drua.m huntf a, hurul b, huru! c, hurut d, dan
huruf e, perlu membentuk Undllll'lg-Undla"g tenrang sur&t
Berharga Syarlah Nicgau·a;
Pa!>al 5 ayat (l), Paaal 20 ayat Pl <Ian "Y'"L (2), Pa"'al 20A ayat
(1), Pa;,al 23. dan Patcal 23C Unda.ng-Ut>d.,ng Oa""r Negitr.!1
Republil< It>done91& Ti!ihun 1945;
L)<;:nE,:nn PQrsatiajunn Hi:.:l'"?;it11fl1Q.
Qf'.:WAN PRRWAI<HAN RAll.rAT REf'UBl.IK INDONESIA
dm-.
PRES!DEN REPUBLil< tNDONESL"
MEMUTUSKAN
'i:-t:i::"t:;i,rk:;::i.n;
t);'..ff}ANC1i-1. INDAr'ilrJ
TEN'TANO
~URAT
SY.">RIAH NEGARA,
BAB I
Kt,;TENTUAN UMUM
Dalam Undang-Undang ini yang dimal-i:.aud dcngan;
l.
Su,-,.t
Berhnrga
Synr:ia.b
N"P-T"'-
""lw1jutn;ya
dbo;.nigl<:11<t
SBSN, arau dapat dlaebtu Sukul< Nega:r11•, .. dal,.h o\J.ra~
berha.rg" negara Y'""-"E! dH<>rbitka1> bt:rdaa.arkan prinsip
~y·Mial'l,
sebEJl&@.i tn.J.kta ~tOtA b0;g.imn per.i.yertao...n terhadmp
A8et SBSl'J, OQ'ik dal11:m ma<A uang niplah maupun vuluta
.;.1.tiing.
;i,
Perusahaan Pe.nerbit
SElSN
"d«i«h l;<ad"n hukum yan!<l;
!Jlli
di<Hrikat1 berda1>arlum k"tentuU>n lJm:!.,...,g-Undwtg
tltttu.Jt ttlelaks.anaknn keg~l.i.tnn pencrbitan SBSN.
:~.
Ase:!l SBSN 1:1-di-.la~\ obj<":k r>e:rn.bi.a.y~:u:1.n SBSN c:i;!lln/a1.f'Ju
Bara11.g. MlH.k: Nelts.r-a yeu1~ ttn~tnillk·i njlui cko:nomia.~ bcrupc:t
t~irJaJ1 clrui: I atn\.:?I OO:ngun nin muupur:i se1atri. trui~l1 d.0in/ n.t1&1.u
bru-\:gun.a.11,. yang dtJ;lurn :rartg.ka t.".'ie"fterb~t.an sasN· dij;;i.Qfk;,,in
sebaga.J da&Rr pene:rl;dta:n SB.SN,
r.:.J
PRE:-:S'I ~I- J·-..J
f: µ 1. IQ L~ I K
il'l f)-1~,': t'-1 ES.!
t--"!..
• 3
'i·,
5.
f'.5i..J.ro.ng l\Jtilik Ncgar..± a.ci:alal:'l. si::·t1:'1.Ltti. ':::i.£.'lrang )l-B.n~ i:::tlbfjli J;;1.t.o.i....~
di.pcro-teh at.\1;_5 bi'!!b.:tln An~~uru.n Pe:r11dapat.a.r1 daf1 .Bel:atl)O.
Negara atEJi1-.:t ber~0t01.l clari ~roleh.an lta.inny;,i y;ang. s;a.l~Akad ~-..da.1''1.h pcr:jiu1jh1n ter·tulis yang tidak bertentlln;J,1'\n.
cloe;r1g~1,
l:1rinnip
aJr~arit:.1..••
pcru n dll-4., s,- undi:a.nf5A.n.
6.
dt::l.r'1
aeaua.i
dCJ.1€!0.n
pero.t\.l.r{ln
Ijaru.11 a.cL£1JoJ1. Akad yang a;El.tlJ; pil:11f\.k bert·ind;11l.;: fiendir·-i. at.au
rn.t-:Jlalul wat<:~lr1ya -~"l:"l.enye'IAl.c..:i,.lt;.t.:t.n hr.:tk at;;t5; ~.mt.J.,o,l tt.J· 0::1Hc:f- kor.:iada.
J.'i f-'lak •.a.iJ'l be rda.aa ~, ka:rt l1f1 ~·g:a se'\:va da.n p('~riode e:Jcv.ru: _}rurig
ri i.~~p;o.k.o. ti.
7.
B.
Mudnrabah adalab. Akau kc1-ja st\mt> ant.urn dua pH>ul<. at.au
i"'blh, ya.itu "atu piho.k &Cbbli<;a.i IO•cnycdia rn.od<tl <Jan plh«k
l~i:r1
istzbag.ai J:>ea"1yedi.ft tcn.Rgs:1. d.a.n l--:e1tt.hliilir1. ){!c:Lltl.t"L.lt'l.g.a.t1
of..Jari kc1·ja~ar•1a tet'1'tebllt aks:• fl cli.h.ft!e;i herdaf':l-EJ.rku.n :t'iiaba!l:
Yf'l!.ng (c~l.i1l"L di~c:'tuj-uf B-cbolun1:.:tt;~/'t.'-~ acdeingJo:.u.n kerugiun yung
terjCldi tJ...Jt:(.11.n c;lit.L:tnftg'Llng sepenul::it'l.y&. o£ch. pihuJ..:: pen)li!(Ji.r1
rno-do.l,
kecuuli
kl:!rug:ian
diseb-S1.bk.liiln
oleh
l-.::e-li'.l.lai-ar1
pO"ny.,diu tenaga dtU"l keahllan.
rvru ..yara.kah
<1.tau
lcbih
a.da.lah ·Akad
untuk
kerjn
""'''"'· "'nt<uot dua pl!ui.k
mer>ggabungkan
m.odaJ,
'ba.ik
dahun
b..ent'l-il-i; 1,,l..(l.Og rn~upun br:"'ntuk lu.ir1ny.at de:n~.:t.l t'Uju.u.n
3'J::1o·mpc'}roleh keu.rtt.u.ng&n. yang akan dib.irtgilca1"11 !!ic!!llU~.l
d<:'ngi;an
nio;bah
y.u.ng
tdah
disepo.kati
"'cbc:lu.mr>yn,
~ed.{l,ngkar kcn...1gian yang timbul akan diLn.ngg:uns bet"e..a.tua
""'"u<eti dene;<>.n j1.>mtah pil.rtlalpaai n1odi;i.( mu,.ins;•rr1aatng
piha.k.
) .
JS;tis:hrr.a'
ada.la.h
Akad
p~mt:iiJ.1y.i:1-tltr1. at'lu:tt"a J:.'.1'8.,r~t
'jl.ud
beli
JliI-~e:lk
""'"'L
ic~iin~-i.n£1
berupa obyek
:tE:pc:-raifikaa.i, CC-U"'Cl
tjp_n [email protected]:1 v.ra.ktu pc111:,yeft''&l"1a.1r1t s.ert.Q1, hnrgm. RB-0-1: tc:ra.ebut.
1 o.
ditenr.uka.t1 berdasarkan ke'1lepnk.litan para pihak.
~r>1ba.lan ad.alah pe•nbayu..ru.n yang dap""l be.r\..ip<> ""'"'"'· bagi
h"'sil ftLll.U t'l:'Hl.>'gin, atau bentuk p<:rnbnyHran lalnnya
u:>i
den!l:an
Ak.ad. penerbi.t.a.n
SBSN,
yQ.ng dl.btsrlkan
:;c..,-..
kep«d.P.
SBSN 0>arrtpa1 deni;w.n bcrn.khirnya periode SSSN.
~;.c1 i;1crir~tRh .c.d.a.lah Pemerinrah F'1.l-!9at" H~pµblik Tridon~·Bia,
1::.erneB;'1.nS
1 t .
1 :..!.
1. 3~
Ment.,ri <i..dalah Me.·nteri Keu.,.nga.n Rcpublik Jndone"io. ..
P'8.S:ir Pel"da.na ade.lah kegi.atan p.c:.Jr1a•vvar.0ir\ ~;;lfill"l penjua.la.11'~
SBSM b .. ik d.! dalarn m<>.,,<pun di h ..hU" ncg<:ri l.l.ntuk pertaqia
14.
l!J.aeo..r Seku.nder o.dalall kc:;gla.tJ?o.£11 p...::rcJng.a.1'1g.et.r'3 SBSN )''"nng
tdah <liJ'-'a! dt
Perdaru" b•>ik di <la.lam ,..,.,_...,pu.n di 1uar
racgc.ri.
~.;;:,;;.Jin ya.
p.,_,.,.,.
P"F~ t;;
f'~t:'-~"'i.JBLJlf..;;.
$ IOC
f".J
L...,!E~~-),~Jt::o::;,1,-;,,,,
.. 4 ..
1 S.
16.
Nilai Nomin"'.l .,.c;iuluh nll.- i SBSN y••nF. <cr~:ar>l1Jn1 d<d"'m
""'''-i.!ikat SBSN.
Hi:.th: :r1./I.i.:t.i;-1fa.rtt adal-:flih !J.i:-l.1": LJ.r1tuk n:1cc:1-11tliiki dn!.n_ r:n.endl.npat.ke.t:i.
'}~ak
j::ti.,.'::l:1\.tll
Q..1;-0i,G
pc:rnetnl.i:.1.Ul-LXr'l.
su.o.t"l.J: ne;1cl tartp:i::-<{. perlu
ddakuke..n pendiruto.ro.n
<>t.u"
kope1nilikan d1.>n hak ,.,,.sebuL
1 ·7,
\-1.!ll.li
18..
El<::rlllih Ma.kahnal $1..u-,.H S.<;rha:t<ga Negara "'d"l,.h
t"1.Inbahan atas juml<>h Surat Berha.rga Neg.,,,-a yang telah
be¥'.'er..1;.1r dala.tli aa.tu t.ahun ~-n&&Hre.t:i.. y.rui,g mcrupu..ka:ta
:seltsjh
i'lnt.ara juml.u.11 St.trot Bcrha:rga Negt.1.ra y9:..n:g nku.n
clitcrbitJi;:an d<:n-gµ:,1.l: jurnta.lt $\1r.i:;i.t Ee·rha.rga Negars y--a.ng.
_1atuh t;,rnpo d<ln/ut<>.u yang dibeli kernb•>li ulc:h Pemerintuh.
1 ~:t,
adalah piJ-2ijl.)~ yang me'W'a]4';ili ke<J:>C:::ttli!r\ga.-:1.
perncgo..ng SaSN u<>euai dengan y<\TI(,t c;iiperjan.Jikan.
11-... ma.rta.t
l'iil.a.i
f-:1.ur.~it..
Lt't.a..n_g NcgaTB
.i:1da~ul:-1
s.ti....i.r ";\l
be:rhRt-g;..JJ yang. bct'l.lptl.
s·L.lr.LJ.L per1ga.k1..tan t..:i.f.f1i,ng cI;1l,1r"r'1 r'f'lata. 1....18.nf.:; ,--.Jpial:1 n:t.Q.l...1p1.ln
vr.;zlt.lti:.L
o-:lsit1g
~/H.1·1g
tJij.ri11,in
f-">cmba.;i...-ar·o.D
bungu.
dt.~l1l
j'.:iC1'k<"-"K1·1.}r;i--' c-:.lcl'1 NCgat·a ;..;;::cpi_:tb~il< ltt<:i.uneala 191Ca\.-:[email protected] der1'gur1
~~().
2 l.
~ 2.
n"l•·-lls.:t bc:rla.k\..t.nyn.
6crf-10..1··e:a. Ncgor.r.J. o::..da.tal1 n1tr:r~t UL;:i.:ng Negd.r:f!. <~li:'!fl.
Sl:'lSN.
St:!~iup Or-eu1g a.d:f.."tla.h O!l"'Ea.ng r ... ~r~Ci'.:J.t"~ ..n1f~Rfl -11;-1,t;-ra,t,,t Kot·por-a:si,
Surat
K -..:i-rpi:>rugi a<la.lah k\...t:rn pi..t l.M..r'l 01"~1.ti g da.1i. I •~ti::iu keka;!la~n
yang t,erorganisaai baik :r1'l-cr\.~p.;;.:ik11!ln badan hii..:t'.k;"l)!m rr~aup1t..11t
bukan
bad<~n
h-...k1;1rn ..
BAB lt
6R:NTUK DAN ~rH:NIS
SURAT BERHAROA SYARl/\H Nl!:GA!:LJ\
·<«\'ett··l~-tt, 1. 1)1 t.-1'.l.·u
tun pa '!..V.(ll_rl<.n. t.
: 1)
SBS!"'..f: cl.iit..c rbir,ka.r1 d.a.lir.-:rri
;:al
SBSN
sc:bagaim.£ll10.
dimukrs:\_.tc:l
p.f.l,,dLl:
•AY(S\.t
di.pcrdGii:"·"Skurt
o.t<><t.ll
Licll:l.k
diperd"'J;il""-.gl-<"t-,
f-;ckun("!e1-.
l.1c:11
tu k
(11
d.r.Jpt.i.t
di
P<1:<o>r
PRC.:S.10Ct·4
r.:icrLJ:t;1t-,.tK
JN0()~...,;£~tA
- 5 -
.f._1.l:'~SN
.r14.
l):,
dafJat
SBSN
; ...1 u d
c.
be1~upJ:!.1.:
SESN ljur11h, yu.ng -c.iit-erbitk.tL:rl bert.l;o:L.s;;1r•k.ai'fl Ak~ici 1jaral\~
M\J.dO.'f'li.\.b.tl.h,
'.)rnnp,.
d:iterbitJr..c...n
Akad
berd.L1f.lt11..t'klltl
~ll ra b.f!th;
SBSN
Mu>lyan-..k'1lh,
M\.1sya...->.kah;
.c-l. SBSN I.st.T.{!fh..rt..a.J..
)•i:l.nf;
y.._np;
dit:erbitkn.n
beirda.,,..,.-!Utn
Akad
dit:c,:·bi[ka,n bcr·dv.a:P.rJ-"1;:Q..r:t 1\knid .lst.i$hraa •;
c.
SBSN ya.11.g ditci~bi.tk:an. 'bt~rtft."\3:JJA.rk~ir1 A'.k..t.1,,c,:l la_iin..nya a.cpa..1"1jun~
tidak be1·tentangan dcn~<>.n pri:nGiP "'Y'""iJ:l(h; cLc.:n
r.
Sl3SN Y"'"''il- dlterbitkan trnrda<!>Elrk,u1 kon~bin,._si da.-i dua aLau
lebih d'1.ri Akr>d "c::b,.gaim•>rHl dit<»>.kaud pad£l. h'.>n;if n :u1rnpai
l'..~c1-ign..n
hl..lruf c.
BAB HI
TU.JUAN PENERBITAN
SURAT IlI:;RHARGA BYARIAH NEGARA
$.E.3-SN dit~1-l:J.it}i:@cn. dt;ng;1t1'1. t.ujuld..r1 ur1l·uk r11etnl:>i&~ra.i Ang~o.rn)11
r.l'er1dapatan
dun
Se11..1nj.i:.t
Neguru
t.e:t~maau.k
rp.t;!mhinyni
p·Ct).1.ba.ng...inar1 ,proyek,
BABIV
KE"VENANO·AN DAN PELAl<SANAAN P!;'::NEREITAN
St.Il"'.;A'l' .'811.:Rl-IAROA SYARIAH NEGARA
(l)
L<e'WIJ:n Qngm,n
s~bagairnuna
rru•r><•u•bltkan
din1a1<aud
daltton
:SBSN
p,..,,,1
t.Ji rt tuk
4
bef';:.\(.i.B
t1...~jua 1'1
f::-~-1-:.\_d €\
1->e m erl nt'1.h.
(:2)
KewGt"lang.vi..t1
.c.t5Jak:Ban~kr1n
:fJ.c:·9iRRhl'nnu..r•1a.
aleh M·en.tcr'i.
( 1)
t-~
rR·ES.I DE
f'-1'
1"":.PWSl-·'~.O:.
- 6
( l}
("~}
l"cr·<.~rb~t.:..:in
IND L,,:>r-Ji;:: 5, ..~,,.
-
.clil~k»~1qQ;kFLn ~e~liil:V"IRI li.1.ng.~tl1'1.a: r>l~lt
SB!:iN dapAt.
-
f_,ernt;1·ir.itit1..h •'llt-ElU melalu.i Pcrue11ahn.an Pll."'ncrbit SBSN ..
~f38N
)'.Qll..{ot
d~p~t
c:lhterbitk'1.n
b1t1.ik
olc.h
Pe1·nc:rir1ta.Jt
f"Tl.D.Ll •.'Jol..ln
Perua.nhDt<:t.TI
p,cr.1.crbi:l
sasr-r
ecbap;.ndnl°'-1;'1:!;"l,
ditn.1.t.kE:J.Ud
puda
ayi."l.t
( l}
o..d:llliJo·h
~em1..ac.
Je.nis;
:::-;;tJsN
-."lC:bng0iJm.f.l~(ll dimi;.t.k~wd
f-31
r:un~rbita....t·i
SBBN
Pen~r'bit ~n~N
( l)
d1l..Aki...:lka.r1
rne!Dt.lui
PC"rl:vtt;;.."'t.t1t1.ar1
,ltc.et;,a1,k-.:ar1 <.>lcl-1. lv'l.:.!Y11tct•i_
Da[aJ1"l t1&1 at<:a11
~wl>ttl":.}.ti lllH.t ltt
c.J;;.a.ld.tm P~'Jltliiti.l 3.
:'!trEJti1~
d~laki..tkan
dillllak~tJ(!
pen-erl~i t~
fl SflSN untul..;. t:ujua11
Pei.el.al -4. Mt~n tcri tc:rJ cbl:/'1
cl-c.~la.J11
dahu1u ·oerJcoordinat::Ji doe1ngan Bn.nk Jni::.1i;;;,;':!t::t~~~.
(~:.::)
h.11.i,:i_~.1..ll~ t.,.Jntuk pc1l-cr-LitaJ"t SBSN cla.l~ rz:ln.t:.fitn t~Ct7)1)~.i-11yl!l.,fk_1"1.
prU)-~e-J:. 1
Mcn.t<rf"!
bcF~<...:;ic11J"diii-~:&:~
<l·~nR;a.n
imenteir:i
y·.tr..ng
t:n~rt.a1"'g._gu1-ia jt-'l.W'Qb cii l::iid1•rig pr'!rent:3 ri8<'ilf'1 l.°'°Ctl'\Dai1g1Jt1t1i111
n~ ~ iio:nnl.
( l.)
p.,,.,.,,·bitnn
SBSN
DC\.ViilJ:l
!J:>e"t1g,esali.a11
Ans.~n;:;i.n
.:,van.g
teriebih
har1.la
port!!lo tuj Ltl.t.n.
Pe1'\\'akil1[ill,n
dipurhit:t..U'1.ektu1.
diahuh~
R.i;:tkj.riti.t:
r.nendnpot
:pc.du
PendnpRtWir1 da.n. B~:;la:u·~a
a.e1JJ?.iig.(':f1J ha.g-ia.n dari Nilmi
-fv,fi.-tl!. L
N..:!.U;;ttrt.~
Bl·crui}·~
Makeirnutl Surat Berh.,.rg"" Neg.,_,•.,. y:a..ng l3!kan dioorbitka.n
<>le h Pe irnerltt ~i!Lh -d i;1J&1Y1 a .. t o.;i t>1 h ur> "-"'BB" ••>-.n.
{':JJ
J'l..1<:.k'ltct·J bcl;'"\vena..n.g rnene-ta.pk-ttn l-totr1p-0:8.lhi16 Ettl.rat Ber!:'largr.11
Negarit:1
da1nn'1
t''Ul;)ia..1:1
ma.\.IPlL-J!n
v~;Uuta:t
aHing.
aic:rta
RTI.i::::nc.tapktu'l.
ko111.l.lC1&i1S1i
$'l,..lrt;J.t
Berhars;a
Negara
da..ii;_a.t:n
bet1.ti..:t3i.: $-"U.r~t Ut.r.1.ng Ni=g.u.ru r.n.a.:up:t.:i.n :SBBN dGin li.a.1-hnJ t.ain
)'-tLr1 g
i:.:lipci··J u.ka..t'1
--~ tuk
riie11t.J;:11,rn i:n
pc:Ur'l.c;;t"bita.n
S urttt
•il
Lie!rharga Negara securn hati·hal:L
(3]
U;;,!um h.&l.l-h1;1l t"'nentu. SBSN da;:.at ditet•bltl/t:'11;n mclel:;>ihi
Nila;
6en;1ih.
Mi'>kflim.. 1 ytu~g
telali.
cli3et•,tj»,i
Dew<A-n
P'o l"'VV'a.kiimn. l~.o.leyt'll t. a.I":: bo.«nlr.r:io no. d:i:i.n mkDucl ;pnda a;i-1 ~ l ( 1 } ,
:!rr;:.ii:n:g sel~nJu:t.n;i.~a d.!la~5Uf'k.f-lr~·"\ :H.et~au1u' ?~1-~l'J.iii.l"l.ot'l. Ang.gareu""\
Pandapatan
dtll"'-=
clan
Lap-or-an
Buli>cnfo.
Neg.,_rJ:1
R:"'<i!Jil')asl
dnn/nunu. cl1s<>.tnp<dkan
A.ngg,<>.ran
tlilhun
bertH>ngku tan.
Y"'"lt
-...
Paso.1
i:.:,;i • •
P~ES4DLl--o
R~:r"tJCl!...,.IK.
fri".JO-C·r..ics1J\
- 7 -
(I J
Pcr,.etujuan
D""""-"
Pcrw<>.ld.h.u>
J'l;.,,kyut:
""'btignlman<l
dilnak ..ud dnloun Pas.a.I 8 "}"'t ( O tet"fi'.la,.uk pcmln11yQr<>n
semua l<.,W"1J;lbi;a:n lrnbalan dan Nil<>.ij Norni:na.l yang timbi.>l
"ebagai. akibat pened;icilnn SBSN dim<>.kl:!lud aerta. Bru-<lnR
Milik N<:<gara ya.n~ akan clij.,diknn ""'bagai
SB:SN.
PcmerlntaJi. waji.I:;>
rnernbaya:'l..r ln;ibft.lm.n Q,art Nila! No-min0iJ
.-.e:Uap SE!SN, b"11k Y"-fiS <lite.rbitk"1tl• R<=<ll"i!l Jlangsung oleh
PetTieri n tc. h ,.,..,,. upurt Peru .,.,,i-.<Uill"l Pent.,·bi t $1'1:$N, "'"'" uai
c!cn~ keceni:uan d .. 1.. ,.,, A.kod E'Crtea•bltan SEl:SN.
Oar.a
untuk memb"Y<>T lrnbruan dan Nilllt.I Nomftn ...I
<>eb .. i;o.>"'11ll'ia dbn.tUi;,.,,..d pad1<1. ayat (:2) i:H,.,..diakan da.larn
Angg~ Pendapatan dun Be:lanja Nc;gar€1. $erJap tahun
"'""mpaii denga.n bcral<:l1irny.,_ l<:ewajH:."•an te1..mb•.at.
Dalan~
hal pem.l;u..y....-an k:cwaj!b<l!n ~mbruan dan NiJ..,,;
Nomlno.I diJTii;i.lc,.ud rt'ielt>blhi perki.-.;J,i;>,n dat'l.a ,.ebaw:<irm;a.nn
dimak.. Yd
p.rtda
eyat
(3),
PQmCJrinUllh
m.eJ.Uc:ukan
pon1bayarocn <;!..,.. =<>ny4".mp«ikt.>.n ....,.,usaai pen.b,.yUt'"".u>
""'"'t
(2t
(31
(4)
tol:'a.ebut
{5)
kep<ii<:ia
Dewar1
Perw.11.kUllU•
Rakyat
d<1l.inn
pernbo.h.asan P<:>rubo.hlU't An.ggaran Pend;!(p11;tan dun Elclan.in
Negara.
$'°rnu11 l<ewajibafl set>'1E;citTU1.na d.IJnak'l!l'Y.;I p.._<;iallL .. yat {:2),
"'-yat (.3), dan ay.. t (4} dilakuck•<n 1>eCJ11.r0>. tr,.nspa.ran do.n
da~""~ diperurn.ggunwa""abk,.n.
SAl'i'! V
P~NQOUNAAN
!:?!ARANO MILlK NEGARA
l':IAL.J\M RA.NOKA. Fl'JN~-RaITA.N
SVRA1' Dl!:RHAROA SVARlAH NE!:OARA
Pa. .. a.l lO
Milik l'ICWl<i"" dapat. dig>•n"'k<>,,., 1•1<oba?i da., .. .penerblt...-.. SSSN, y.u.ng un.tu.~ <1>el"':njutnya Bar.Ping Mi.Jik
([l
D'1rnng
f2)
Negara dlmAkliUd di&t!but seb,,,_; /\'!!Ct SBSN'.
i'l.aet SSSN ""'bagainutn" dirn.:ik.,ud pada "'Y""~
borupa;
~
(1)
dapat
PRESILJi..:.N
REPLJt.ti1...,...1K, lr'-10f)N£~..;11p._
- 8 -
(3!
o.,
t,~r1a.t1
h.
?:Jclaix1 ta.r1.al"l dan / tl.tnu b,u.ng""t.1r1a1i..
da.x'l/ata.t..t b.t:tn-l<Ufl.J\l,n; dair1
Jeriiu, nilal, dan Bpesil"ilic•U•i E'!nr<U'lS Milik Ne1~'1n2 Y"''''C a.kan
i.:iie;unakal"L a:rr.:1.>agai A:s.~t sasN att'baga~.rnan.IJ:i., dirn.al.::.Ct-Ud. pa.de.
"'-Y"-t (2) clitetapka.n olE:h Menteri.
( l)
Penli:/iLUll'°'0'.1n Ba.rang Mililc Negara s<>bPg•;>;i, A'"et SBBN
seb'1a;<ilrnnna dhrla.ksud druurn Pmm.1 l 0 ,.y.,, t (2) dil.s.!<:ul<;an
Ment"'ri dengan care. meajuaJ L'>.tt'\u rneny<?W"akiln HE\k
[\.1:anfa.~\.
acsuru
{2)
(3)
ftU"I.$
Bara.1i.g
de r>.ga.n
Akad
M~ijk:
Nc:sat"a a"ta.u
ynng
digunakan
c:t1.1ro11
Jair'l.
.;!,.,i.un
yBne;
,.,. ngk<>.
pen.,rbitnn S8SN.
A!:et SBSN ""ba,g.,.imana dimak.,ud pa.da ayat ( j} d.,.p,.t
cli~ewa. keinbt:lli. oich 1'.'1.er·Jte:r:i bcr<!~~.f<i.~k.Ei.:i:"l st.aat'i.~ AkA-d.
Dalarn hal Bara.ng M!HI< Nel&"·'°'"'· "'"'b'"'gairnan., dimaksu<l
dn.lan' Pr.u1 ..1 lO .u.yal (1) '""d<>n;.,,; d.igut'laJ('.an •<>!eh in,.u..nai
Prt1n<;rintah <:!,.,rt akan digun,;i,knn a"'bagai A>llet SBSN.
M"rtt.""l'i tcrlcbih d<1.huh.i rncmberlt,;i,hukliin kepada ln,,.~;;:u-tl<ii
Pcfi'lerl::nah P4"nggunu Barang Mi!il<; Neg"<""'·
(41
Jnn11:ku
w .. ktu
penye""(~<~n
A"ct
SBSN
ol""h
Pen1e1•h11.ta.h
l<=epodn. P..,;ruaa.ha"'n P<>nerblt: SBSN <Meb"'1gi;o.in:1an.a dim"k"'>Ad
pada ayat {i) ditetapkan paJin2 l<>.m" 60 (<~oon p>.iluh)
t~hUJ1i.
T
(l)
{?,)
Mon t,e ri wa,i ib membt!;ll ke.mb.,,li Aflet Sl3SN, I'ne:rnba tal kan
A.kad .......,."""''' c;im.n mengakhhi l\k.<ad pen<sJ:'bil'l'•n SBSN i,..;.,.,,,ya
p.ad.1>. s.:<O.t SBSN ja.t:uh temp1:>.
Dr>l"'m ftl.figk!A. pembelil!ll'l l<:etnbali A.1.u.it
SElf5~N,
pemt>ul~id"n
A.kad u;.ew.,, d..,n pcr1g.,khlran /\le.ad .,,.,::nc,rb:l~ru~ SBSN 1.a.innya
aebRgairrrn.n~ dimu1.,>ud pada "Y""t (1), Mentt:!rl i::t:u!ftnbo.yar
nilai no:rninn.l Sl3$I'lil ai:au k"-wujibnn pet'l1'1Lbay••r~u-. lw.n S<lBu.at
A.l<:<>d penerb!w..n SBSN kep"d". pttn-."'£""ng $EISN.
FIA.El
vr ...
PRES IC} r: f"·J
1-Y'". !f·..Jd:}-1'.:Jr--_.f.:;:
f':~t;f'.""Ul:'$L
;:':';,rr'":i,.
J;;<AS VI
PERt.JSAHAAN
P~N~RB!T
SllRA.T t3ERHARGA SYAKIAH NEGARA
DAN WA[,! A.MAN/\T
Paaal 13
l)
Dalt'<m
p<:!ncrh~u:>n
SBSN,
Peru.sal-.a:.a.1'"'1
~e:tae.t"b·it
ru.ngk,,.
mcndirikan
ctin1.at<:aud dru.am F"aaal 6 a.ya< (lJ .
.E::i.tttia&l'l.aat"'ti
>l
Po.ncrblt
SB.SN
~
Pe:m "'ri n t<> h
ct npa t
SBS·N
seba.sa!rna.t1ia.
$l7b~.galr.'t'la:!tr'l.B.
clfrnaksucl
ayat (l) adah~h l::1\llldan h\~kwrn Y"'":!!. !;>erke<iU~i\~k ..n
•)
>)
pacla.
nyn t
(1)
ITien~pakan
b,,'J.clan
h·ukum
y"ng
dibenn,k
bcrda.sarltan Undang-Undang :nL
Pe:rueaho.on PenerblL SD.'SN o:ebaguirrtana dirnlllun.id pud<i
<ii <.l;t;l.,.rn
wii"'Y"h hukum Negara Roepublik Indon""'""
Pcn.i.,aha.o.n Penerblt SBSN bertan.g:gunr.,;. ja~"ab kepada
Mon Leri~
1.:;.,~.,n\,l,-1 ... 0
J.,b•h
l'l'l.njl.lt
men1;t"'n"l
_p<:Jn•;;Hrl...,n,
ori;;;;it,n,
pcnuodala.n, fungsi, dan P"'•·tanggungja.,va0.3cn Pe1"'1<sahaan
Penerbit. SBSN diatur d"'nga..n P<:?r,,.tur.. n i~omcrinuah.
Paaal 14
l)
!Vlentcri
Ul<Ht\.u1juk
langsung
pihak
/t.rnun~t, dJililan+ hQl.l SSSN dit:~rbi~J<:J!3,n
lain
SeL.:~r~
sebagai
\Vali
1$.nS$~ng qteh
Pe m et"l 1' tah.
~)
Pcrttsahaan Penerbit SBSN bcrtindak sehE11g..>.i 'l.Vali Arr.,!ln".t
i,,,.gj
pen>"'g""nti:
SSSN,
.-;t.,..Ja>n
h""l
:SB:SN d:ir;.,:rbitka.n
oleh
fJerU:;;"-h1'J."1S\ Peinerl;i!t SBSN.
l)
Perusahnan Pene.rb;t SBSN da1nH men'l..lnjuk pih"'k ll'.>in
deng.an
perset-..tj\.H:ln
Mcnteri
1..>n~k
mernb<>.nt'l~
•nel'1tk-1>"'-nakQ.n fungsi W<>.li Amc>.nl'.'<i ~eb'1.gRin:u;;.n"1 nirnnk.ii..rd
pada Ry.at ·(2).
/a.Ii Arnanat
i!>O:Ob.!';.~lrn,a.na.
.J.f::i(ls;, .ljil.O.tlil.:i:-a lain~
dlmu.kaud. diala.m Paa;al 14 mernihkl
.I!"
a, rncia.kukun . , .
PRE SID£ '-4
il'.:ZP"li"'L.}E.il..l'K
lNQC.)it-...{=CS~A-
- 10 l:i.
11'1ek1kuk>'Ll~ pe1·ik-lll.W.u~ den1~;;i.n
pc ITI egano;: SB SN;
b.
rne1-ig"wnai a.set SBSN u:ntuk kcp"'nHng.'1n. p<::m<>g.,.,ng Sfi!SN,
dan
atlt\J'/~11k:li l<~IJer-~Ljn1~;;arr1 l;.tirt pemeg~T"1g SB;s't;o..I 1 terkni-c de-r;gs-t•·1
9;:.<t.~:-ik;.=2~~11.n i::J.::1latm 1~a-11r~k.A
pHutk la1n
'""n~uk keper1t:ir1gnt~
1::.:erill".:'t'bitsi'.i. SBS:l'l.
Pas al 1 G
1::.eci.1
~i':Ll1~1a.t-'L
:~~l'3;;.'1$ni
Perterbjt
'.V:t.li
AmRn.at
cl~n
SBSN
-..vajll:io
Kekaye.an per'l,laaha.an ur,,n11k
Pa.sal l
p?J-~.;;:t,k
lain
men-iisah\..:;:s::;L1li
ke1::.e:;;t.l!"ign±~
;y~ng
A:set
di-.;:1i,.~njul-1;
s·tJ.$N
dat'j
JSeom.egans SSSN.
·r
:-.>aL-t.:t..rn nlela kea.1--ta.ko...n. fut':tga-l .sobot:l.gal. W:~li Art't r.2nal~ Peru~~hJ,:1..1;:1.-ri
"'en<:ffbit SBSN har'tia t'nen.Jusu kC?p<?ni:.lnga..n pern<:•gl!l.n.g SDSN.
BAB Vil
i~ENGll:LCJLAAN
sur<....... T
DERHAROA SYARtAH NEGARA
Pasal 16
1)
Pen~clala.a..n
oleh
2)
SB:SN b;a,!k yang ctitcrb!tk:an aec1:1.ra H:ringsung
P<!meri.ntah maupun mele.lu! '.Perusiihaan ?enerbH
SSSN diselongs:eu"~al"1 olcrh M"'n.~cx·i.
Pengelolaa.n $BSN .,.,1:u-..f\•drna.."1a dhnaks;1..1d pad""".J>.Y<llt (1),
antara la.in.. mclip-uti:
a.
p<:"l:'i<l'tap!i>,n lllitra~~al <;i>!).n l;;e~ll~kt•n pi::<r+l<:"'l<:>h>,'1°\n $~$N
terma.suk k"bijakan l'""'"'S"ndalian risi.ko;
b.
P"'"""""'"'""ao..n d"1ln peneU\1.pan st..-uktur poFtofoU.o SEISN';
Cperic:rbitan SBSN;
d.
pan,jualan SBSN mc:ln.lui lclang dnn,/(1.tat.J t-eu-Iipa Jcll!'!,ng;
c.
pernbeHa.n keinb,,._H
!
H:ISN aebe]·nr·r1 jai:uh t:ernpo:
J!J~·fe
~~Et-lU9LIK
-
(3)
S.1C':l :'.';'.: N
IND(.'.'1,...._.tES"IA
I 1. -
f,
pdunaaa.:n SB8N; dan
g.
aktivlta&
la.in
dalam
ransku
penge1:nba.ngld.n.
P-asia.r
PerdRna dan Paaar Sekunder SBSN".
l"cngdola"-n
$<::bae:a,hnan"'
dlmak!<ud
""''-'~""
...yat
(2)
rnen.1,:n.i.kan bagillln dari P"'ngelola~•n Surat Berharga Negara
seca.t'a keselurtJ.lia..n~
r...ngka mend.u\<.,.1ng pt<nyctt:"nggt!.t·tt~.n pcngelola"'n
SSSN "eb1:1tii!1:1tir1;1ana clin>ll>K51"'d "'l~l~m. F';:t,'!·i;i.l l$, Me,nt;.eri
membuka rekening yan~ merup!llkan b>i>.i;i:l.ctn dci<ri Rekening
{I)
O;>l•"rn
(2)
T•<ta
cara
sobagaima..na
Ka." U=urn N.egnr\!I..
poemo1.<kaan
dan
P""iiid<;tlo.....,.
reken>ng
dimaks1'.1d pad<t ayat ( 1) dHetapk"'n oleh
Me·nt.eri.
SBSN
wajlb.
mencantumkan
ketentu.fi<n
la.int m-cn:gefial:
<i.,,n
:.y,.ral
y.anR
1't1engatu1"'~ a11tara.
a.
b.
peaerbit::
Nil;>.i NQtrtin<>.l;
••
c.
1:.an~ul penerbitan:
cl.
tmnBs;al j .. t:uh ten> po;
~nggal P"mbaya.ran lrnhal<u:"l~
be•»u-.._n a.tau ni:11b&h TmblililRn;
frek:1.1ensi .P<:Imbayara.n ln'l.balan:
eara perh.itunga.n pembayaran ley;balo.n;
jenis rnata. uang at4tu dcnomina:11i.;
Jenis OOl.r«lnr,i Mmk Nell!an~ y;;.u:ii:,: diJadikan Afaet SBSN;
pen~JiIUn'll.i;an ketentuan h'Ukum Y"'-rll'!. berlaku:
keteruuan ten'b:l.nJ;; h<'Lk un·~uk membeli ke:rnbaH SBSN
,;el:J.ellkun j*>.tuh t<>n1po; d«.n
e.
r.
s;.
h.
i.
j.
k.
J.
rn.
)<:,,,ctcnt:ue.n tentang pengalihan kepcmilikllll.:n..
f""f;:;!~;'.<.lt:.t;~
RE:PUEILIX
f•J
3NOO~'--l·ESI/!. .
... .12 .,
( l)
O"'.l<'<m
ba.l
SBSN cliterbitkE'l.n di dalam r>cgcrl, M""'"'ri
Bank Indonesia. acbaga.! agen P<>n-"t"' usQha
un.tuk
mel..,'ko;<u>akan
keglaLlill.ri
· pern1.tn'Ll'1l1>.hi;,an
yang
'""'"'"'""'~up ante.Fa lain kegiat.an P"'ncata•tan kepernllika.n,
klir'ir1g,
daa
a.,tclrncri
SlJilSN,
b''"lk
dE.t!•tm
hal 'SBSN
di<:e«btt:kan "'""'"'n~ l'1i.ngsung oleh .,..,,,,YH:t1"inta.h tt)atJ1pu1c. y;;.ng
clitcrbltkan rnelaJui P":ru"'nh.,;;i,n Penerbit SBSN.
1'.-ienteri ctapat n••..:ninU>. Bank lndonesia uncuk menunjuk
piha.k lain sebe.gal agen pen.Id,ti< "Y&ah.R untuk melaksannka.n
k"giatat> pcnalli.'UE!>>eha"'n s<:ib'1<!lli'i:rn"1tn<l> dim.aksud pada aya<
n~enunju.k
(2)
(.31
( 1).
Dalam hru SBSN c:literbitkan di luar r.11eg.i;,ri, Menteri
mer:n.1nj'Uk lO!ank Indonesia a.tau pihnk l(ldrl\ "'ebagai agcn
pena~.a
('1)
usaha.
1.u~tuk
mel"1.k1H1<.:111i1.klit.n
kegiatan
p·enatau .. ahaan "'el::uo.lii:aimana di.1na.ksud pads. aya1'!(l).
D.nl.,.m
menyclcnggara.kan
kea,l.:>:t.i>.n
Z'en~tau.sahaan
"'"'b"'S""imana dlln<tksud P""tln ~ymt ( l ), a ...nk .Indonesia at.au
pihak
la.in
yang
ditunjuk
w-'Jib
membuat.,.. laporan
pertanggut'>si4'-"-'aban l<;epiltda Perr,erlntah.
Fasal
[ l)
22
fl"!ent,..-; m<'n...,ajuk Sank lr.don<>.,fa. arau plhak la.in seba.g.,U
peml;l«yar, bsiik dala..rn hal SBSN d!teJ!"bitkan "e:en.r,;,
lungsung oleh
Pett)eri•~tah
mauputi
diterl;itkan
""B"'"
"'"'l~l\..\i
='"""lit
Pen..rn..:..haan Penerbit SBSN.
Menteri <;'iQpat menunjuk pihak la.In 13ehaga.! qe,n pemb,;,yar
,..,.1;:i,.e;ru:rnana d.i:rnakeud pa.du. ..:ya.t (1) rlertglli'l. terlebih
<;iahulu barkeol."d1.ni:l.Bl <:l.e:r>~ S~k Indot1.e~da..
Ke:gi.,.'U>.l"). ·"'gen pemb"Yar ,,....,bagaim.ana dima.ksud pada ".}'at
{l) dan ayat (2), antlll'a lain, r:neliputi:
"-·
men~rlnu>. Irnbalan da1:-1/a:tau Nila:! Nornifial SBSN clilli.ri
pemerinteh; dan
"'
b.
membayarka.n Irnbclan da.n/aui:u Nila! No.!!'ninal SE!SN
seba.gailnan.a
dlrrutkaud
t:>nd.a
htn-uf
"kep.,,.du.
pc:megli\flg SBSN,
~
PERPUSTAl<AAN UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
PR ES. l·DE. t""·
Q1'_::;P:t.,;lfil}:l,.H-(,
INC)C.'.lf->.llz;_
:::;.1~·.
- 13 -
;r-...1cneeri d..Q._pQ..t rn~n~:nj~_k BminsJ..;. Indonesi-a 3eba.~l1.i
SDSN, b~ik y.i;ang diterbitk:.a.J."l sc&..'ar.m ka.nlji;:Sl..l.flffi; •:>leh
rna,Up'L-tn nn.e[.i)J.1,..l,i PeJ"l.Jltii-R.h.,4<J.n. Pt:::nerbit SBSN".
Mc.1-iteri
mcnc-t-apkan
kete1-:itua.t"1
penjualan SBSN dengo..n J>et'atU!"a.r'i
n11-t'::n.genai.
e.~eo lela..ra.g
Pem•~rinta.J-i
F,)e·n.e:rblt'an
clan
Met,~ewL
Daldrt> rangk.a P"'nerbiW.n SDSN, Mt::nlc•:'<·i in.,m,int"1. r.,,~w" <tw~
p.,rriyl),W.~!' l<;~~~'ll\.\'t'l.ill'.n $6$N te:rhm:l<"ip prlm!!ip•prin111ip l>Yl'llfiM
do.ri lcmi:;l{l.g-~ yp,n~ m-crnili11:;i J-c:Gv•.re1-1o..n~,an d[!l.}Qm penct:-0..g'&n
rat""""
di bidfir.lg '"Y~-
Pcngatl.J.ru.t'l dan pe~wa....u> t<O>:"hadri.p kegiat:,an perdag1s•.n.gan
SBSN dilakuka:n oloh otodta.s yang m•>l<>.kukam penged;.....,...._n d9.n
pengawaaan di bidang i:>aaar modal.
BAB VlH
.'>.RUNTJ\.BH.. l'l'AS DAN 'T'RANSPARANSJ
{l J
Me.nt(!!:+i
y..·ajib
menyelcns.ge.r&k.a:.:-:.
pe:nata.Ua.f1 h.aa.n
rrte:rnbuat per."tanggu.ng;Jawab-6.n ata& p<>nlil<>l<:•l<Ji.<>.n SSSN.
da.n
f-'RiE::S~t:..ct~~
J·'-!t;;
t'"'LJBLll'<;;.
INC.1C;,f-.Jrr
~.1
A
- 14 {2)
P"rtan~.ip,in!)j<>"Wiaba.n sebaga1mana
dia<-mpi>ikan
t:telRk~~nti~n
<Hmak"ud pada eyat O)
sebagai bagian dnri p1:!rrn1·1ggungjctw<l.l;u::in
Anggaru.r1 i-..,e:t1d.aPt"'.tl;l.n. da.n Uelat1jip, N-t";g.o..ru
tt,s.hun ;yu.ng bet•e.:J;n"~t.u.rt..
~1c:nter!
sec.arit
~-iajib
b-crkuin
llnt:n'lul1likasiki;,i.n
i~i.fc>rtrtl.aa.1
t.~ntang:
<;!.,,.,
"-
kobijalwm pengelol<u:u> Sl:3$N
rencu.na penerbitan Sl;>SN
;;rm·1e; "'"'lipu rl
perkiraan ju mlah dan j 1><.;ivvaJ waktu
b.
juntl>t.<11.l'.I
$1:3$N
yu.ng
bec·odar
br::s~r1-n
kot-tl.Pt.'t\:3.~.;'~-i~1y~..
termQ.;;.i.,,:ilii; jer1i5 vaJ:utu.~ :lj.tr1.1ktu,r jatuh lifl:tl::1p¢i, e;!Qn l::M'!!f;tJ.ran
pent'rbi~an:
da!'l
l m bxs.!a.n,
Q,uJ~rn t'tlngka pelak;;Qr;u;1,~n t.ugae dan fUfll-g~l;n.Jlill. 1 . otori1;a:.- yang
mclnkukt:tri t}C:-tl~t:urnn du.n per:iga.\-s.r-lil!$Ul.O dtii. bid:ang piil!:~liJir tnQda.1
9ebaga\mp,np, Q.im<>k&ud daLam p.,,.,.,,1 26 bd1·wenanill m'5rnpei"<l1eh
data d;\n in.fQrma"i ftleni,teP"i SBSN accara h•ngmung darl 9g,,nk
Indone<;i~ at.au pibal< lain yang dlrunjul<: J1ebagal agen penatt•
usahu Sl':'ISN.
aAa u.::
KETE:NTUAN P!DANA
( 1)
Seti.,,p
Orang
m!f::!lrrJ_a.laY:k'1.n
S!:!l~N
yanf):
$~SIN
tiruan, pru,.u,
meniru,
d~n.gan
mewfibuilllt
t'tf\~kE11ud
io
("epu:luh)
atau
v tau d1p,,.lon;.tk"-" dlpid"n" <;le"@:'"'
pidur>ilt peaj1>ra pnliz'ig :>!nJ;!W:it 5
l,.m.,,
pi>.l.,u,
m~mperdng.o..ngkan
.,.hun
(lima)
l<ID"1n clan patina
dar>
RplO-OOCl,()oO_Q00.,00 ("cpuluh
dendm i>"Ung "'"diklt
rl\lUar .-UJ)iMj clall IJ"',t!n;t
bnny"'k Rp20.Q00,0Q(J,000,00 (<lu'1 puluh rni!h>.v n.>piW-.},
PRE~tt'~CN
~·~l""LIBLIK
tf>..f,DONU:5JA
• 15 •
(2]
:Set\ap Orang dengPn "'"'nEl"'J"" tt;1,np;11, wew.,ru•.ng mcnc;rbitkan
SBSN berdaaa.rkan Unda.ng-Undang ini, dipi<;\'1lrm <lenl!l<tn
pi4<>n;;; ~nja,.a r,>a1ins <'ir.gkat 10 (sepuluh) tahun dan
pttling l..,,_,,,.,.n :20 (dua puluh) tahun clan dend:.._ palinR ""'dikit
Rp2o.cmo.oao,ooo,oo {dun puluh ITLillar rupiv..h} d1>.n p<1ling
i;Jany11,k Rp40.000.000.000,00 {empat puluh mili...r n.ipi<1h),
(l)
Drutun l:it>.I t.im;l.1;1.k pidann acbagalrna.na dii:n.aksud dalam
Pasal 30 dila.k:ukan o!<>h r<.orpo.--i m.oi..ka t:untut.an pidana
diT:ujukan kepada:
a.
b.
(2)
...
Kor;>e>1"a8i: da.n/ ata u
yang ri:i.<•lakukan a.tau m<>mberik•m• perintah balk
"'"'"":llri a.tau bersam"-.... m .. "'ntuk m.el.-kU'k:ton t:h~dtok
plda.na ter8ttl>ut... 1:au Yll!TIIL berttru:;l"'J,l<; ll!el::!agal plrnpintll'l
atau r:neI..i...ikan penc"'~"'nnya.
u..i. ..m. hJi1l tuntut..n pklana dilakukan terluod<lll) Ki:>.rpor!!< ..!T
pidAml. pok«;>k. y.,,ng dijatuhkar> hanya berupa pidano. denda
yang beaa.rnya *"'bP.g,,.iman<l. di:m.ttk,,.udl dal.arii Pasnl 30 ayo.t
atau ayat (2) ditambah l /3 (•..~t\J. pert:lga) darl pidana
<>ri!ing
(i>
(3J
dencln dl.maksud.
Sela:Jn pidana ""'bagaimanF.t
Korp<:>•-asi dap~t clijatuhi
pencabut.•u"I min u-ha:nya.
dirn;d;;;,ucl pada. ayat (2)
~rupa
pidana uunbt1han
BABX
Pli!':NUTUP
K~NTUAN
P,.""'1 , 32
A~ar
...
PRESH"'if;t.J
REPl,)SILIK
1MDCn•Jt:..S1J...
. 16 .
Agar
~etiap
p1,;np.;~tnd.t.1ing8ln
or,p;ng
tJnd!lUJ:g;~
m~-ngetahuin.ya.,
L..Jn.dE\f?t;t::
ini
cl~p_g~n
rncn1c-ri.·n.tahkan
r,u~:n~mp~i~n_n1:1y-n
<lalam l"'mbo.rnn N.,gsrn RepubEk !ndonesia.
Dieabkan d! Jakarta
pirtt:!a t:wtgg;i.l 7 Md 2008
l'IRl*lTDEN REl'UBLli< INDONl>SJ,'\,
W:I
DR. R SUSILO
D1und.u.ngkC1-...._ di JaJ.;.:.iartu
p;u;~n
ttan13£Y-tl 7
l'Yt~i
2008
MENTP..Rr HUKUM Dl\111 HAK ASAS! MANUS!A
REPUB!.!K INDONESIA,
BAMBA~tll
YUDHOYONO
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 67 TAHUN 2008
TENTANG
PENDIRIAN PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
INDONESIA I
DENGAN RAHMAT TU HAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
a.
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara, penerbitan Surat Berharga Syariah Negara dapat
dilakukan melalui Perusahaan Penerbit Surat Berharga
Syariah Negara;
b.
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan
Penerbit Surat Berharga Syariah Negara, pendirian
Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara
ditetapkan dengan Pcraturan Pcmerintah;
c.
bahwa berdasarkan pertirn bangan sebagaimana dimak:sud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Pendirian Perusahaan Penerbit Surat
Berharga Syariah Negara Indonesia I;
I.
Pasal 5 ayat (2) Undang-U1idang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor I 9 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4852);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang
Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nom01· 4887);
MEMUTUSKAN ...
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menctapkan :
PERATURAN
PEMERINTAH
TENTANG
PENDIRIAN
PERUSAHAAN PENERBIT
SURAT BERHARGA SYARIAH
NEGARA INDONESIA I.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
L
Pcrusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara yang
selanjutnya disebut dengan Perusahaan Penerbit SBSN
adalah badan hukum yang didirika.n berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara untuk melaksanakan
kegiatan penerbitan SBSN.
2.
Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat
SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara, adalah surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap
Asel SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta
asing.
3.
Aset SBSN adalah objek pembiayaan SBSN dan/atau
Barang Milik Negara yang memiliki nilai ekonomis, berupa
tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah
dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN
dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN.
4.
Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang SBSN sesuai dengan yang diperjar\jikan.
5.
Menteri adalah Menteri Keua11ga11 Repuolik
Indonesia.
BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
Dengan
Peraturan Pemerintah ini didirikan Perusahaan
Penerbit SBSN.
BAB Ill ...
- 3 -
BAB Ill
ANGGARAN DASAR
Pasal 3
Perusahaan Penerbit SBSN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 bemama Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah
Negara Indonesia I atau disingkat Perusahaan Penerbit SBSN
Indonesia !.
Pasal4
Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I berkedudukan di
wilayah hukum Negara Repu blik Indonesia dan berkantor di
Jakarta.
Pasal5
Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I didirikan dengan
jangka waktu sampai dengan SBSN yang diterbitkannya jatuh
tempo atau dinyatakan lunas seluruhnya.
Pasal6
( 1)
Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I didirikan dengan
tujuan untuk melaksanakan penerbitan SBSN dalam
valuta asing di Pasar Perdana Internasional dalam rangka
membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
(2)
Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam menjalankan kegiatannya
tidak mencari keuntungan.
Pasal7
(1)
Modal Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I merupakan
kekayaan negara yang dipisahkan yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2008.
(2)
Nilai modal Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I
sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) adalah sebesar
RpI0.000.000,00 (sepuluhjuta rupiah).
Pasal 8 ...
'
-4Pasal 8
Kegiatan Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) meliputi:
a.
menerbitkan SBSN dalam valuta asing;
b.
mengelola dan menatausahakan Aset
kepentingan pemegang SBSN; dan/atau
c.
kegiatan lain sesuai tujuan Perusahaan Penerbit SBSN
Indonesia I.
SBSN
untuk
Pasal 9
Pelaksanaan penerbitan SBSN sebagaimana dimaksud dalam
Pasat 8 huruf a, dilakukan berdasarkan penetapan Menteri
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Dewan direktur Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I terdiri
dari 1 (satu) orang direktur utama merangkap anggota dan 2
(dua) orang anggota.
Pasal 11
Anggota dewan direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10
ditetapkan
dengan
Keputusan
Menteri
dengan
mendasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga
Syariah Negara.
Pasal 12
(1)
Tugas dan kewenangan dewan direktur meliputi:
a.
menandatangani dokumen penerbitan SBSN dalam
valuta asing;
b.
mewakili Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I di
dalam dan di luar pengadilan; dan
c.
menunjuk pihak lain untuk membantu fungsi Wali
Amanat.
(2) Dalam ...
- 5-
(2)
dan
kewenangan
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dewan direktur
bertanggungjawab kepada Menteri.
Pasal 13
( 1)
Penandatanganan dokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dilakukan oleh direktur
utama.
(2)
Dalam
ha!
direktur
utama
berhaiangan
maka
penandatanganan sebagairhana dilnakstid pada ayat (1)
dilakukan oleh salah satu anggota dewan direktur yang
ditunjuk oleh direktur utama.
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 14
(1)
Perusahaan
Penerbit
SBSN
Indonesia
wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan penerbitan SBSN
kepada Menteri sesuai dengan ketentuan Pasal 20
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang
Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Nega1'a.
(2)
Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I wajib membuat
laporan tahunan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan
Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008
tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah
Negara.
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Pemerintah
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar ...
-6-
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Pemerintah
memerintahkan
1111
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 2008
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 157
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Perekonomian dan Industri,
SETIO SAPTO NUGROHO
Download