BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan Kerja
1. Pengertian Kelelahan Kerja
Pada umumnya kelelahan kerja didefinisikan berkurangnya energi
dan motifasi yang dapat berpengaruh pada kemampuan fisik, mental,
ataupun keduanya8. Secara rincinya kelelahan kerja didefinisikan
sebagai rasa ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan atau
ketidakmauan untuk merespon suatu situasi karena sebelumnya
melakukan aktivitas secara berlebihan, baik mental, emosional,
maupun fisik8.
Kelelahan adalah suatu hal yang umum. Sekitar 20% penduduk
Amerika mengklaim mengalami kelelahan yang dapat mengganggu
kehidupan secara normal. Diperkirakan kelahan fisik didapat sekitar
20% sampai 60% pada setiap waktunya, sedangkan kelelahan emosi
atau mental menyebabkan 40% sampai 80% menyebabkan kelelahan
kerja9.
2. Macam Kelelahan dan Sebabnya
Secara umum, kelelahan kerja disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis10.
a. Kelelahan fisiologis
Kelelahan fisiologis atau kelelahan otot yaitu kelelahan pada
susunan saraf pusat atau pada perifer (otot yang sedang bekerja).
Kelelahan ini disebabkan oleh otot atau fisik karena beban yang
berat yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tremor pada otot.
Kelelahan pada otot yang sedang bekerja atau perifer dibuktikan
oleh Etienne Grandjean dengan melakukan percobaan pada katak
yang dibius dan diberikan beban. Otot katak yang diberikan beban
tersebut dirangsang secara elektrik sehingga menjadi kontraksi dan
7
berubah menjadi kerja fisik yaitu mengangkat beban tersebut.
Setelah beberapa detik beraktivitas akan tampak tanda-tanda seperti
berkurangnya
kemampuan
otot
untuk
mengangkat
beban,
kontraksi, dan reaksi menjadi lebih lambat dan jarak antara
rangsangan dan mulainya kontraksi menjadi lebih panjang3.
Kelelahan Otot pada susunan saraf pusat dapat ditunjukkan
pada perangsangan saraf motor secara elektrik terhadap otot yang
lelah, sehingga menyebabkan otot berkontraksi kembali. Otot yang
semula bekerja atas perintah kemauan dapat berkontraksi atas
rangsangan elektrik pada saraf motor. Hal ini membuktikan bahwa
kelelahan otot terletak pada susunan saraf pusat 3.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean menunjukkan
bahwa kelelahan pada kontraksi otot disebabkan oleh menurunnya
frekuensi arus listrik pada pusat motor. Suatu teori tentang
kelelahan otot menjelaskan bahwa pada otot yang lelah terdapat
sisa metabolisme. Keadaan ini disadari oleh otak sebagai kelelahan
otot yang dihantarkan oleh impuls eferen melalui saraf sensoris.
Impuls eferen ini menghambat pusat di otak yang bertanggung
jawab atas pengendalian gerakan dan karena itu frekuensi kegiatan
pada sel-sel saraf menjadi menurun. Menurunnya frekuensi ini
akan pula menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta
perlambatan gerakan atas perintah kemauan3.
Peranan aliran darah pada kelelahan otot sangat menentukan,
karena otot yang berkontraksi membutuhkan energi dan dalam
peristiwa kontraksi ini, O2 dan darah berkurang dan terjadi
penimbunan sisa metabolisme CO2, asam laktat, dan lainnya di
otot. Mengembalikan keseimbangan dalam cairan otot perlu ada
peredaran darah yang cukup. Pada otot yang berkontraksi otot
menjadi keras dan membesar3.
Bila kontraksi otot maksimal dan statis dari otot quadriceps,
tegangan otot menjadi beberapa ratus mmHg. Pada waktu kerja
8
umumnya kurang dari 200 mmHg, karena itu peredaran darah atau
aliran darah ke otot terhambat sebagian dan seluruhnya3.
b. Kelelahan umum atau psikis
Kelelahan umum atau kelelahan psikis ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja, biasanya disebabkan oleh
keadaan monoton, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik
serta keadaan lingkungan. Sebab-sebab mental seperti tanggung
jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit, semua ini akan
berkumpul dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah.
Perasaan lelah dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja3.
Keadaan lelah dapat juga terjadi penurunan perhatian,
kewaspadaan, tidak mampu berkonsentrasi terus menerus untuk
melakukan kegiatan mental dan fisik kemudian berlanjut dengan
adanya hambatan persepsi dan memanjangnya waktu reaksi3.
Kelelahan umum meliputi segenap kelelahan tanpa pandang
apapun, sebabnya meliputi3:
1) Kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
yang monoton.
2) Kelelahan fisik umum karena beban fisik berlebihan.
3) Kelelahan mental karena kerja mental.
4) Kelelahan saraf karena ketegangan lewat satu sisi dari fungsi
psikomotor.
5) Kelelahan mental timbul karena penggunaan mata untuk
bekerja secara berlebihan.
6) Kelelahan kronis sebagai akibat akumulasi kelelahan dalam
jumlah panjang.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan
Kelelahan tidak disebabkan atau terjadi begitu saja, tetapi ada
faktor-faktor yang menyebabkannya. Faktor-faktor tersebut adalah
berikut ini3:
9
a. Beban kerja
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan
kepada tenaga kerja berupa fisik atau mental yang meliputi
tanggung jawabnya. Cara pengukurannya dengan menghitung
jumlah denyut nadi permenit. Kategori pada pengukuran beban
kerja adalah:
1) Ringan: 75 – 100 denyut/menit.
2) Agak berat: 101 – 125 denyut/menit.
3) Berat: 126 – 150 denyut/menit.
4) Sangat berat: 151 – 175 denyut/menit.
5) Luar biasa berat: >176 denyut/menit.
b. Beban tambahannya akibat lingkungan kerja yang meliputi:
1) Penerangan
Penerangan
yang
menyebabkan
kelelahan
adalah
penerangan yang tidak memadai untuk jenis pekerjaan tertentu.
Kelelahan karena penerangan terutama kelelahan mata,
kelelahan mental, kelelahan pegal dan sakit pada sekitar mata.
Penerangan yang baik harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan
memungkinkan tenaga kerja dapat melihat dengan teliti dan
membuat suasana kerja yang nyaman.
2) Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan
mengganggu. Kebisingan mempengaruhi faal tubuh seperti
psikomotor, saraf otonom. Efek pada saraf otonom terlihat
sebagai bertambahnya metabolisme, contohnya bertambahnya
otot yang mempercepat kelelahan.
3) Suhu dan kelembaban kerja
Suhu dan kelembaban kerja yang nyaman adalah 21-30°C
dan 65-95%.
Cuaca kerja
yang tidak nyaman dapat
menyebabkan kelelahan karena kehilangan cairan oleh
10
penguapan keringat dan terbatasnya panas dari tubuh pada suhu
tinggi.
c. Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental
Pekerjaan yang berat membutuhkan waktu istirahat yang
banyak dan lebih sering dan waktu kerja yang pendek. Pada
pekerjaan berat, otot, paru-paru, dan sistem kardiovaskular harus
bekerja dengan sangat berat. Keadaan tersebut tidak boleh terjadi
dalam jangka waktu yang lama. Istirahat berguna memulihkan
tenaga untuk melanjutkan pekerjaan. Apabila kerja diperpanjang
melebihi kemampuan maka akan menimbulkan kelelahan. Untuk
kerja mental, istirahat diperlukan untuk menjernihkan pikiran dan
memulihkan tenaga karena kerja mental juga memerlukan tenaga.
Semakin tinggi intensitas kerja, waktu kerja semakin pendek.
Frekuensi istirahat lebih banyak, lama kerja umum adalah 4 jam
dan istirahat 0,5 jam.
d. Keadaan monoton
Keadaan monoton dapat berasal dari pekerjaan maupun
lingkungan kerja. Pekerjaan monoton bersifat berulang-ulang,
rutinitas dan hanya kadang-kadang saja memerlukan perhatian dan
lingkungan kerja tidak menyenangkan baik dari penghuni maupun
dari dekorasi dan penataan ruangan. Pekerjaan dan lingkungan
kerja yang monoton tidak ada rangsangan dari formasi kantong,
tidak ada sistem aktivasi yang menghilangkan rasa lelah dan
cenderung ke arah kebosanan. Gejala ini menyebabkan kelelahan
dan cepat mengantuk, keadaan ini dapat dihindari bila ada sistem
aktivasi beberapa motivasi tertentu yang membuat pekerjaan
menarik.
e. Keadaan psikologi
Kelelahan karena psikologi biasanya merupakan kelelahan
kronis, dimana faktor-faktor psikologis secara kontinue dan
menetap dapat berakibat keadaan kelelahan yang kronis, perasaan
11
lesu tampak sebagai suatu gejala dan perbuatan-perbuatan anti
sosial dan lingkungan sekitar yang tidak cocok, depresi, kurangnya
tenaga beserta hilangnya inisiatif.
f. Status gizi
Status gizi adalah suatu faktor kapasitas kerja, dimana keadaan
gizi baik akan dapat bekerja dengan baik juga. Pada keadaan gizi
buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan
menurunkan efisiensi serta timbul kelelahan. Keadaan gizi dapat
dilihat dari masukan makanan tiap hari yang memadai untuk
melakukan pekerjaan. Cara pengukurannya dengan mengukur
tinggi badan dan berat badan setelah itu menghitung Indeks Massa
Tubuh (IMT) pekerja dengan cara membagi berat badan (Kg)
dengan tinggi badan kuadrat (m2). Kategori di dalam pengukuran
IMT, yaitu:
1) Kekurangan berat badan tingkat berat (<17,0).
2) Kekurangan berat badan tingkat ringan (17,0-18,5).
3) Normal (>18,5-25,0).
4) Kelebihan berat badan tingkat ringan (25,0-27,0).
5) Kelebihan berat badan tingkat berat (>27,0).
g. Penyakit
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja
adalah penyakit jantung, ginjal, asma, tekanan darah rendah dan
tinggi3.
1) Penyakit jantung
Seseorang akan mengalami nyeri jantung jika kekurangan
darah. Kebanyakan penyakit jantung sering menyerang bilik
kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan
dan penderita akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung
terjadi pada saat melakukan kerja fisik dan sifatnya berat.
Gejala lain dari penyakit ini adalah rasa letih yang berlebihan
12
saat
melakukan
kerja
fisik
yang
disebabkan
karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otot.
2) Penyakit ginjal
Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem
pengeluaran metabolisme akan terganggu, sehingga tertimbun
dalam
darah
(uremi).
Penimbunan
sisa
metabolisme
menyebabkan kelelahan.
3) Penyakit asma
Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara ke
bronkus kecil dan bronkiolus. Serabut oksigen mengerut
berkali-kali dalam waktu yang sangat kecil dan menyebabkan
kesulitan bernafas. Di samping itu adanya pembengkakan
dinding dan produksi lendir akan meningkat untuk mengusir
kuman-kuman yang akan semakin mempersempit lubang.
Lubang saluran yang sempit ini akan menghambat aliran udara
yang melintasinya dan diperlukan tenaga banyak untuk
bernafas. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan.
4) Tekanan darah rendah
Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa
darah ke bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal
dan lambat sehingga kebutuhan O2 tidak terpenuhi. Akibatnya
proses kerja yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada
penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2 terganggu akibat
sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi
penyebab kelelahan. Pada kerja fisik tanpa O2 menghasilkan
asam laktat penyebab kelelahan, karena zat itu tidak
dimetabolisme kembali menjadi glikogen.
5) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi
lebih kuat sehingga jantung membesar, pada saatnya jantung
tidak mampu lagi mendorong darah beredar ke seluruh tubuh,
13
sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai, paruparu. Selanjutnya terjadi sesak nafas bila ada pergerakan
sedikit, karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibat
proses pertukaran O2 terhambat. Pada tungkai yang terjadi
penumpukan sisa metabolisme dapat mengakibatkan kelelahan
kerja.
h. Sikap kerja
Sikap kerja statis dapat menyebabkan peredaran darah ke otak
berkurang, sehingga glukosa dan O2 oleh otot terhambat dan harus
menggunakan cadangan yang ada, sisa metablisme tidak bisa
dibuang. Karena inilah otot yang bekerja statis akan terasa nyeri
dan otot menjadi lelah.
i.
Usia
Usia dapat mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin tua
usia seseorang tekanan sistole semakin tinggi. Hal ini biasanya
dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis. Sepersepuluh dari
orang tua menunjukkan peningkatan tekanan sistole menjadi di
atas 200 mmHg. Hal ini akan mempengaruhi frekuensi denyut
nadi/jantung yang berdampak juga pada kelelahan3.
Tenaga kerja yang berusia di atas 45 tahun akan cenderung
mengalami peningkatan kelelahan jika dibandingkan tenaga kerja
dibawah usia 45 tahun. Meningkatnya usia menyebabkan
mudahnya pekerja mengalami kelelahan, hal ini disebabkan karena
proses degenerasi dari organ yang menyebabkan kemampuan organ
akan menurun11.
j.
Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat menyebabkan kelelahan kerja. Seperti
misalnya pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis
setiap
bulan
dalam
mekanisme
tubuhnya
sehingga
akan
mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan
14
menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar daripada
tingkat kelelahan pria4.
Dalam melakukan pekerjaan terdapat perbedaan-perbedaan
yang mendasar antara tenaga kerja pria dan wanita 11:
1) Fisik: ukuran dan kekuatan tubuh.
2) Biologi: adanya haid, kehamilan dan menopause.
3) Sosial kultural: akibat kedudukan wanita sebagai ibu rumah
tangga dan tradisi sebagai pencerminan kebudayaan.
k. Masa kerja
Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya
kelelahan kerja kronik pada pekerja yang minimal bekerja selama 3
tahun. Semakin lama tenaga kerja bekerja pada lingkungan yang
kurang nyaman dan tidak menyenangkan maka kelelahan pada
orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu11.
4. Akibat dari Kelelahan Kerja
Tanda dan gejala dari kelelahan kerja yaitu berkurangnya
konsentrasi
atau
tingkat
konsentrasi
yang
kacau,
kurangnya
kemampuan berfikir, kurangnya kemampuan dalam pengambilan
keputusan, lemahnya dalam mengingat, mengulang kejadian, dan
mengurutkan
suatu
kejadian
yang
telah
terjadi,
kurangnya
kewaspadaan, kurangnya kemampuan kontrol emosi, kurangnya
menghargai suatu situasi yang kompleks, kurangnya kemampuan
dalam mengenali risiko, kurangnya koordinasi pergerakan tangan dan
mata, dan kurangnya kemampuan komunikasi yang efektif. Kelelahan
juga dapat menyebabkan meningkatnya kesalahan pada aktivitas kerja,
lambatnya waktu reaksi (reaction times), meningkatnya kemungkinan
kecelakaan kerja dan cidera, dan dapat juga menyebabkan susah tidur 9.
Secara umum kelelahan kerja dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut9:
a. Terganggunya sistem metabolisme atau endokrin (anemia, tiroid,
diabetes, dll).
15
b. Penyakit infeksius (mononukleosis, hepatitis, tuberculosis (TB),
Human Imunity Virus (HIV), flu, dan yang lainnya).
c. Kondisi jantung & paru (gagal jantung, penyakit jantung, asma,
dan yang lainnya).
d. Medikasi (beberapa antidepresan, dan beberapa medikasi tekanan
darah).
e. Kondisi kesehatan mental (depresi, kegelisahan, kesedihan,
gangguan pola makan, dan lainnya).
f. Variasi kondisi yang lainnya.
Salah satu efek kelelahan adalah berkurangnya perhatian dan
kewaspadaan, orang yang lelah tidak mampu berkonsentrasi terusmenerus untuk melakukan kegiatan baik fisik maupun mental. Setelah
mengalami ketegangan selama masa tertentu, akan menjadi gangguan
persepsi, kecepatan reaksi memanjang yang selanjutnya akan
memudahkan terjadinya kelelahan dan kecelakaan12.
5. Gejala-Gejala Kelelahan Kerja
Suatu daftar kelelahan gejala atau perasaan atau tanda yang ada
hubungannya dengan kelelahan adalah7:
Tabel 2.1
Gejala-Gejala Kelelahan Kerja
Melemahnya Kegiatan
Perasaan berat di kepala
Lelah di seluruh badan
Kaki merasa berat
Menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat
Gerakan terasa kaku dan
canggung
Berdiri tidak seimbang
Perasaan ingin berbaring
Melemahnya Motivasi
Merasa susah berfikir
Lelah bicara
Gugup
Konsentrasi kacau
Tidak dapat fokus
Cenderung untuk lupa
Kurang percaya diri
Perasaan cemas
Kelelahan Fisik
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Punggung terasa nyeri
Pernafasan terasa tertekan
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening
Spasme kelopak mata
Tidak dapat mengontrol
sikap
Tidak dapat tekun dalam
menlakukan pekerjaan
Tremor pada anggota
badan
-
16
6. Penyakit Akibat Kelelahan Kerja
Penyakit yang dapat timbul karena disebabkan oleh kelelahan
kerja adalah sebagai berikut 13:
a. Penyakit addison`s (penyakit yang terjadi karena kelenjar adrenal
tidak memproduksi hormon yang cukup).
b. Anorexia atau gangguan pola makan yang lain.
c. Arthritis, termasuk juvenile rheumathoid arthritis.
d. Penyakit autoimun, seperti systemic lupus erithematosus.
e. Kanker.
f. Penyakit gagal jantung.
g. Diabetes Mellitus.
h. Fibromyalgia (gangguan umum dan kronis yang ditandai dengan
nyeri)12.
i. Penyakit infeksi.
j. Penyakit ginjal.
k. Penyakit liver.
l. Malnutrisi.
7. Waktu Mencapai Kelelahan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean, bahwa kelelahan
akan mulai dirasakan oleh pekerja setelah pekerja melakukan
kegiatannya selama 30 menit 14.
8. Pengukuran Kelelahan Kerja
Denyut jantung dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kelelahan
kerja. Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada
keadaan istirahat. Frekuensi melambat selama tidur dan dipercepat
oleh emosi, olah raga, demam dan rangsangan lain. Berbagai macam
kondisi kerja dapat menaikkan denyut jantung seperti bekerja dengan
temperatur yang tinggi, tingginya pembebanan otot statis, dan semakin
sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja 1.
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan
secara langsung. Pengukuran-pengukuran dilakukan oleh para peneliti
17
sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya
kelelahan1.
Metode Pengukuran kelelahan yang digunakan antara lain3:
a. Kualitas dan kuantitas hasil kerja
Cara pengukuran ini dilakukan dengan melihat prestasi
kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi per satuan
waktu, sedangkan pengukuran kualitas kerja adalah melalui
kualitas pekerjaan (jumlah yang ditolak, kerusakan material).
b. Pencatatan perasaan subyektif kelelahan
Cara ini menanyakan langsung kepada subyek penelitian
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner Alat Ukur Perasaan
Kelelahan Kerja (KAUPK2) merupakan parameter yang digunakan
untuk mengukur perasaan subyektif kelelahan kerja. Perasaan
kelelahan kerja merupakan gejala subyektif lelah pada tenaga kerja
yang mengalami kelelahan kerja kronis yang merupakan semua
perasaan yang tidak menyenangkan.
c. Electro Encephalo Graphy
Pengukuran dengan memakai alat EEG yang dapat
mengetahui kelelahan dari grafik yang ditunjukkan.
d. Waktu reaksi.
Waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang
spesifik saat satu stimuli terjadi2.
Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan
reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari
pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran
atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat
digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau
goyangan
badan.
Terjadinya
pemanjangan
waktu
reaksi
merupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syaraf
18
dan otot2. Kategori yang ada pada pengukuran menggunakan
waktu reaksi adalah:
1) Belum terjadi kelelahan: 150 - 240 milli/detik
2) Ringan: >240 - <410 milli/detik
3) Sedang: 410 - 580 milli/detik
4) Berat: >580 milli/detik
9. Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Kelelahan Kerja
Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat komplek dan
saling mengkait antara faktor satu dengan yang lain, yang terpenting
adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak
menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan dengan tepat, maka
harus mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan
terlebih dahulu2.
Upaya-upaya untuk mengatasi kelelahan kerja adalah dengan
menyesuaikan kapasitas kerja fisik, menyesuaikan kapasitas kerja
mental, redesain stasiun kerja ergonomis, sikap kerja alamiah, kerja
lebih dinamis, kerja lebih bervariasi, redesain lingkungan kerja,
reorganisasi kerja, kebutuhan kalori seimbang, istirahat setiap 2 jam
kerja dengan sedikit kudapan, dan yang lainnya2.
B. Makanan dan Minuman Selingan
1. Pengertian Makanan dan Minuman Selingan
Makanan dan minuman selingan atau makanan dan minuman
ringan atau jajanan adalah makanan dan minuman yang diproduksi
oleh produsen dengan tujuan untuk cemilan, atau bisa juga untuk
makanan pembuka atau makanan penutup. Pada beberapa kalangan
masyarakat, makanan dan minuman selingan ini berfungsi sebagai
pengganti makanan utama karena dapat mengobati rasa lapar untuk
sementara waktu dan dapat juga untuk meningkatkan energi.
Ada beberapa pernyataan dari masyarakat awam yang
mengatakan bahwa rendahnya produktivitas kerja pada suatu
perusahaan diakibatkan kurangnya motivasi kerja, padahal faktor
19
lainnya yang mengikuti juga banyak seperti gizi pekerja14. Energi
terdapat pada lemak, kolesterol, karbohidrat
atau protein, dan
beberapa
kandungan
darinya
masing-masing
memiliki
kalori
tersendiri. Contohnya, 4 kalori terkandung dalam 1 gram protein, 9
kalori terkandung dalam 1 gram lemak, dan 4 kalori terkandung dalam
1 gram karbohidrat 16.
2. Spesifikasi Makanan dan Minuman Selingan
Makanan dan minuman selingan yang akan digunakan pada
penelitian ini difokuskan pada makanan dan minuman selingan yang
berasa manis, karena makanan dan minuman yang memiliki rasa
manis mengandung karbohidrat. Pada akhirnya karbohidrat tersebut
dapat meningkatkan energi yang dapat dijadikan untuk meminimalisir
kelelahan kerja.
3. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir
seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang
sedang berkembang walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan
oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori (kal) bila dibanding lemak.
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah, selain itu beberapa
golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang bermanfaat
sebagai diet (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan dan
kesehatan manusia. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lainnya. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna
untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang
berakibat kepada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi
antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein15.
4. Proses Perubahan Karbohidrat Menjadi Energi Pada Tubuh
Karbohidrat dapat berfungsi sebagai sumber energi, tentunya
harus melalui pencernaan makanan yang akan mengubah polisakarida
20
menjadi monosakarida kemudian diserab oleh usus, ditranspor ke
seluruh sel melalui sistem peredaran darah, diserab oleh sel-sel yang
dipengaruhi oleh insulin dan kemudian masuk ke dalam metabolisme
intermedier. Dalam metabolisme intermedier glukosa akan masuk
dalam reaksi glikolisis dan kemudian masuk ke dalam siklus krebs
sehingga menghasilkan energi15.
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna, memberikan volume
pada isi usus, dan rangsangan mekanis yang terjadi, melancarkan
gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur makanan (chymus)
melalui saluran pencernaan serta memudahkan pembuangan tinja (defaekasi)15.
Pada saat makanan berada di duodenum, makanan akan
diserap. Duodenum manusia sanggup menyerap 10 gram glukosa
dalam waktu satu jam. Kecepatan diserap monosakarida tidaklah
sama, bila glukosa diberi nilai 100, maka galaktosa bernilai 110,
sedangkan fruktosa hanya bernilai 4315.
5. Fungsi Karbohidrat
Fungsi karbohidrat sebagai penghemat protein berjalan jika
asupan karbohidrat memenuhi kebutuhan. Dengan terpenuhinya
kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi, maka akan terhindar
dari glukoneogenesis suatu reaksi pembentukan karbohidrat bukan
dari glikogen akan tetapi dari lemak (asam lemak dan gliserol) dan
dari protein (asam amino). Tersedianya karbohidrat secara cukup,
maka protein akan dapat melakukan fungsi sebagai enzim dan
antibodi yang lebih penting dari sekedar fungsi protein untuk energi15.
C. Makanan dan Minuman Selingan Terhadap Kelelahan Kerja
Makanan dan minuman selingan dapat berpengaruh pada tingkat
kelelahan kerja, karena pada setiap kandungan gizi yang terdapat di
dalam makanan dan minuman selingan memiliki kandungan karbohidrat
yang pada akhirnya diubah oleh tubuh menjadi energi. Sehingga dengan
21
adanya pemberian makanan dan minuman selingan pada pekerja dapat
meningkatkan energi dan mengurangi tingkat kelelahan kerja7.
Kekurangan
energi
berasal
dari
makanan,
menyebabkan
seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan
aktifitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas
menurun18.
Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman selingan dapat
meningkatkan fisik dan produktivitas seseorang10.
22
D. Kerangka Teori
Upaya Mengatasi
Kelelahan Kerja
- Sesuai kapasitas kerja
fisik
Faktor Penyebab
Kelelahan:
- Beban kerja
- Sesuai kapasitas kerja
mental
- Beban tambahan
akibat lingkungan
kerja
- redesain stasiun kerja
ergonomis
- Sikap kerja alamiah
- Intensitas dan
lamanya kerja
fisik dan mental
Kelelahan
kerja
- Keadaan
monoton
- Kerja lebih dinamis
- Kerja lebih bervariasi
- Redesain lingkungan
kerja
- Keadaan
psikologi
- Reorganisasi kerja
- Status gizi
- Kebutuhan kalori
seimbang
- penyakit
- Jenis kelamin
- Kesalahan
meningkat
- Usia
- Istirahat setiap 2 jam
kerja dengan sedikit
kudapan
- Waktu reaksi
lambat
- Kecelakaan
kerja
meningkat
Konsumsi
makanan dan
minuman
selingan
- Cedera
meningkat
Kelelahan kerja
terkontrol
Energi
bertambah
Produktivitas
meningkat
- Susah tidur
Aktivitas kerja
Gambar 2.1
Kerangka Teori2, 3, 9
23
E.
Kerangka Konsep
Variabel
Bebas
Variabel
Terikat
Makanan
dan
minuman
selingan
Perubahan
kelelahan
kerja
Variabel
Pengganggu
Beban kerja *
Beban tambahan
akibat lingkungan
kerja
Lama kerja*
Keadaan monoton
Keadaan psikologi
Status gizi*
Penyakit*
Sikap kerja
Usia*
Jenis kelamin *
* : Diukur
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
24
F. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan
terhadap perubahan kelelahan kerja.
25
Download