BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Mengetahui perilaku konsumen merupakan hal yang penting bagi pemasar mengetahui pola konsumsi setiap konsumen. Hasil dari pendalaman untuk perilaku konsumen, pemasar akan dimudahkan dalam menyusunan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan setiap konsumen. Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya (Prasetijo & Ihalauw, 2005). Perilaku konsumen sebenarnya merupakan tahapan-tahapan langkah yang ditempuh dan dilakukan oleh seseorang/individual atau kelompok orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Nitisusastro, 2012a). Masih dalam sumber yang sama dipaparkan definisi perilaku konsumen lainnya yaitu sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah seluruh tahapan yang dilalui oleh konsumen saat mengkonsumsi sebuah produk atau jasa dalam proses pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu penting mempelajari perilaku konsumen untuk mengetahui dengan jelas tahapan yang dilalui konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Manfaat mempelajari perilaku konsumen dapat dijadikan sebagai landasan yang sangat penting guna menyusun strategi pemasaran dan operasionalisasi cara penjualan. Selain itu pemasar juga dapat membidik target-target pembeli secara lebih fokus dan lebih terarah. Dengan kata lain pemasar dapat menjabarkan dengan jelas tentang sasaran dan target pembeli untuk selanjutnya mengarahkan 6 kegiatan pemasaran kepada para agen penjualan dan mencapai target pembeli yang dimaksud. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor internalnya adalah motivasi (Sunyoto, 2012b). Dalam pembelajaran perilaku konsumen , perlu adanya penelaahan mengenai motif pembelian agar pemasar dapat benar-benar mengetahui latar belakang konsumen dalam menggunakan suatu produk, karena itulah akan dibahas pada sub bab selanjutnya mengenai pembelian konsumen. motif 1.2 Motif Pembelian Setiap keputusan pembelian memiliki motif pembelian yang melatarbelakanginya (Manning & Reece, 2004). Karena itulah pemasar perlu mempelajari hal ini untuk mengetahui mengapa konsumen membeli suatu produk. Atau dorongan apa saja yang mempengaruhi dirinya menggunakan suatu produk pada pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan pada setiap manusia perlu dikaji atau didalami oleh pemasar agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan tujuan utama pemasaran untuk mencapai kepuasan konsumen. Dengan adanya pengkajian seperti itu, diharapkan pemasar dapat memberikan dorongan untuk memunculkan motif para konsumen dengan komunikasi pemasaran yang dirancang berdasarkan temuan hasil kajian atas kebutuhan konsumen. Apabila pemasar telah merancang berdasarkan hasil kajiannya, maka akan mempengaruhi motivasi terhadap perilaku konsumen dengan timbulnya kebutuhan dan keinginan untuk memiliki suatu produk barang atau jasa. Dorongan kebutuhan dan keinginan tersebut akan menjadi lebih kuat apabila barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kepribadiannya, mengandung atau menyimpan pengalaman yang memuaskan dan dipersepsikan secara baik. 7 Memahami unsur motivasi konsumen pun akan membuka peluang dalam memproduksi dan memasarkan barang atau jasa yang mampu merefleksikan aktualisasi seseorang. Dalam pemenuhan kebutuhannya, konsumen akan didorong karena adanya motivasi. Motivasi adalah alasan untuk berperilaku (Hawkins & Mothersbaugh, 2013). Pengertian motivasi adalah dorongan yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan (Prasetijo & Ihalauw, 2005). Definisi lain juga menyebutkan bahwa motif atau motivasi merupakan segala sesuatu yang membuat seseorang bertindak atau melakukan sesuatu kegiatan (Suhartanto, 2008). Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan motivasi sebagai kondisi yang menggerakan konsumen agar mampu mencapai tujuan motifnya. Pengertian motif sendiri adalah suatu dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (Mangkunegara, 1988). Adapun beberapa pengertian motivasi menurut beberapa ahli yang dijelaskan pada sebuah buku (Nitisusastro, 2012a) : 1. Schiffman & Kanuk (1994) Motivasi, digambarkan sebagai dorongan dari dalam diri individu seseorang dan memaksa dia untuk berbuat. Dorongan ini dihasilkan oleh tekanan yang timbul akibat dari satu kebutuhan yang belum terpenuhi. 2. Solomon (1999) Motivasi, merujuk kepada proses yang menyebabkan orang berperilaku. Hal itu bila kebutuhan timbul dan yang bersangkutan berniat untuk memuaskannya. Sekali kebutuhan telah terpenuhi tingkat tekanan yang ada mendorong konsumen untuk mengurangi atau membatasi kebutuhan tersebut. 3. Neal, Quarter, Hawkins (2001) Sesuatu kekuatan dari dalam individu seseorang yang menggerakan perilaku yang memberi arah dan tujuan terhadap perilaku tersebut, yaitu memenuhi kebutuhan. Berdasarkan pengertian yang diuraikan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motif atau motivasi adalah dorongan yang mengarahkan 8 seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini yaitu pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam kata lain motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan yang memberikan pengaruh pada konsumen untuk melakukan suatu pembelian dalam pemenuhan kebutuhannya. Selanjutnya perlu pula diperhatikan situasi sebagai berikut (Mangkunegara, 1988) : a. Lingkungan dapat berpengaruh dalam menentukan perilaku. b. Dorongan internal, keinginan, perasaan, emosi, insting, dorongan, permintaan, maksud, minat, aspirasi, rencana, kebutuhan, motif dapat membangkitkan tindakan. Setiap keputusan pembelian selalu memiliki motif dibelakangnya dan sebagian keputusan pembelian dipengaruhi oleh lebih dari satu motif pembelian. Adapun beberapa jenis motif pembelian adalah sebagai berikut (Manning & Reece, 2004) : 1. Emotional buying motives. Pemilihan tujuan kriteria yang subyektif dan bersifat seperti kebanggaan, ketakutan, perasaan, maupun status. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan sekunder atau bahkan tersier (Prasetijo & Ihalauw, 2005). Emotional action akan lebih cepat dan mengikuti kata hati dan seringkali tidak terlalu berfikir panjang serta tidak beralasan dalam penggunaannya. Tindakannya akan berdasarkan kepada perasaan dan keinginannya, dan tindakannya pun tidak berdasarkan pembelajaran maupun rencana yang matang (htttp://www.preservearicles.com, 2012). Jadi pada motif ini pada umumnya konsumen hanya menggunakan perasaannya dalam melakukan keputusan pembelian tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik mengenai produk maupun hal lainnya. 9 2. Rational buying motives. Pembelian yang bedasarkan motif rasional pada umumnya adalah hasil dari penilaian yang objektif dari informasi yang tersedia dengan membebaskan dari perasaannya (Manning & Reece, 2004). Menurut ilmu ekonomi manusia berperilaku rasional pada waktu mereka mempertimbangkan alternatif- alternatif dan memilih alternatif yang memiliki paling banyak kegunaan. Konsumen biasanya memilih produk dengaan kriteria yang objektif. Hal ini berlaku dalam pembelian kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan primer yang biasanya berhubungan dengan barang-barang komoditi (Prasetijo & Ihalauw, 2005). 3. Product buying motives Pada motif ini konsumen membeli karena pertimbangan dari bentuk fisik maupun atribut suatu produk (htttp://www.preservearicles.com, 2012). Indikator product buying motives adalah preferensi merek, preferensi kualitas, preferensi harga, dan preferensi desain (Manning & Reece, 2004). Pembahasan mengenai atribut produk akan dibahas pada sub bab selanjutnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya mengenai peran dari motivasi, yaitu untuk memberikan dorongan pada konsumen untuk menyadari akan adanya sebuah kebutuhan serta mengarahkan tindakan yang harus dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun empat fungsi motivasi menurut Loudon dan Bitta (Suhartanto, 2008) : 1. Menentukan upaya dasar yaitu menentukan tujuan-tujuan utama yang mendasar yang ingin dicapai oleh seseorang dan dapat dijadikan petunjuk umum atas apa yang harus dilakukan oleh individu tersebut. 2. Mengidentifikasi objek tujuan produk yang sebenarnya merupakan alat untuk memuaskan motif atau kebutuhannya. Jadi dengan itu, maka pemasar dapat menginformasikan produknya dengan menonjolkan atau menyatakan bahwa produknya dapat memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. 3. Mempengaruhi kriteria pilihan, yaitu dengan motif maka akan membantu konsumen dalam membangun kriteria untuk mengevaluasi suatu produk yang disesuaikan dengan kebutuhannya. 10 4. Mengarahkan pengaruh lainnya yaitu lebih mendasar lagi bahwa motif dapat mempengaruhi persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap, serta, bagaimana seorang individu memproses suatu informasi. Motivasi akan timbul dan tubuh pada seorang konsumen melalaui beberapa tahapan. Keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, serta hasrat akan menimbulkan sebuah ketegangan (tension) pada seorang konsumen. Setelah adanya ketegangan tersebut, konsumen akan diarahkan agar berperilaku untuk mendapatkan tujuannya dalam memenuhi kebutuhan yang tentu saja dipengaruhi oleh hasil pembelajaran atau evaluasi oleh dirinya. Itulah gambaran umum mengenai proses motivasi dan tergambar seperti dibawah ini : 11 Learning Unfilled needs, wants, desires Tension Behaviour Drive Goal or Need Fulfillment Cognitive Process Tension Reduction Gambar 2.1 Proses Motivasi Sumber : (Prasetijo & Ihalauw, 2005) Dalam proses motivasi yang dialami oleh konsumen, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun hubungan faktor-faktor tersebut pada motivasi yang selanjutnya mempengaruhi keputusan pembelian tergambar seperti dibawah ini : 12 • Current Trends • Basic Needs • Group Influences Formulation of Customer Percepttion and Buying Motives •Product Buying Motives •Emotional Buying Motives •Rational Buying Motives Buying Decision Made Here Influences Gambar 2.2 Forces Influencing Buying Sumber : (Manning & Reece, 2004) Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi adalah Current trends yaitu trend masa kini yang selalu berubah. Dengan adanya perubahan trend tersebut akan berpengaruh kepada perubahan keinginan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Yang kedua adalah basic needs atau kebutuhan mendasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Adapun lima kebutuhan tersebut adalah phsyhological needs yaitu kebutuhan mendasar yang akan selalu diutamakan contohnya seperti makan dan tempat tinggal. Security needs yaitu kebutuhan akan rasa aman bagi kehidupannya. Yang ketiga adalah social needs ataau kebutuhan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Esteem needs adalah kebutuhan untuk mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Dan yang terakhir adalah self actualization yaitu kebutuhan akan pengaktualisasian jati dirinya dengan berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya (Manning & Reece, 2004). 13 Yang terakhir yaitu yang ketiga adalah group influence. Terdapat empat kelompok yang turut mempengaruhi, yang pertama adalah role influences yaitu pengaruh yang berasal dari kelompok masyarakat disekitarnya. Kemudian adalah reference group influence yaitu pengaruh langsung atau tidak langsung yang dijadikan sebagai referensi dalam membetuk sikap dan perilaku seseorang untuk menjadi sama dengan kelompok tertentu. Yang ketiga adalah social class influence yaitu pengaruh yang berasal dari kelas sosial dalam masyarakat yang dijadikan panutan baik untuk sikap maupun gaya hidupnya. Yang terakhir adalah culture & subculture influence yaitu pengaruh dari kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Perbedaan dan kesamaan karakteristik yang melekat pada seorang konsumen juga dapat mempengaruhi motivasi konsumen tersebut. Salah satu perbedaan karaktereristik konsumen ini salah satunya yang berkaitan dengan masalah demografi yang salah satunya adalah jender. Dengan adanya perbedaaan karakteristik tersebut membawa perbedaan dalam kebutuhan dan keinginan konsumen (Nitisusastro, 2012b). Maka dari itu ada kemungkinan perbedaan need and want dari setiap konsumen. Setelah dibahas mengenai motivasi dalam pembelian produk, maka selanjutnya akan dipaparkan mengenai konsep produk itu sendiri. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pengertian produk, hingga indikator-indikator yang terdapat pada setiap produk. 2.3 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan(Prasetyo & Hamin, 2000b). Dengan kata lain produk ialah seperangkat atribut baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang termasuk didalamnya mengenai warna, harga, nama baik pabrik, nama pengecer, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya (Alma, 2007). 14 Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan keinginan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas (Tjiptono, 2008). Dari pengertian para ahli diatas dapat kita lihat bahwa pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar oleh produsen yang berwujud maupun tidak dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang tentu saja untuk mencapai kepuasan konsumen dan mendapatkan profit perusahaan. 2.3.1 Atribut Produk Atribut produk adalah unsur-unsur yang dipandang penting oleh konsumen dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2008). Sedangkan menurut Simamora atribut produk adalah manfaatmanfaat yang akan diberikan oleh produk, manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang berwujud seperti merek produk, mutu produk, ciri-ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk, dan atribut ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap sebuah produk (Simamora, 2004). Atribut produk akan dijadikan pertimbangkan oleh setiap konsumen dalam menilai setiap alternatif yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal tersebut penting karena setiap indikator dari atribut produk membantu konsumen mengetahui benefit yang dimiliki oleh suatu produk. Dimensi atribut produk terdiri dari kualitas, fitur, merek, harga, desain, kemasan, label, layanan pelengkap, dan garansi. Penjelasan mengenai setiap dimensi dari atribut produk akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya. Kualitas Menurut Juran pada sebuah buku, kualitas adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan (Nasution, 2004). 15 Mutu didefinisikan juga sebagai kesesuaian dengan spesifikasi atau standar (Cravens, 1994). Kualitas juga sering kali dijadikan indikator persaingan setiap produsen dalam memproduksi barang. Semakin tinggi tingkat kualitas barang, maka semakin banyak pula konsumen yang tertarik pada produk tersebut dan tentu saja produsen tersebut akan semakin kuat dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan kualitas maka akan membantu pula produk laku terjual, meningkatkan pangsa pasar, serta barang dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Tolak ukur kualitas sendiri akan berbeda untuk setiap jenis produk karena tergantung dari manfaat yang dimilikinya. Namun produk akan memiliki standarisasi yang sama dengan produk yang sejenis. Hal tersebut akan memudahkan konsumen dalam menilai suatu produk dengan yang lainnya karena konsumen akan mengharapkan produk yang memiliki kualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhannya dan mencapai kepuasan. Fitur Fitur produk dapat ditawarkan kepada konsumen dengan bervariasi karena merupakan competitive tools untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing (Kotler, 2006). Fitur merupakan salah satu indikator yang dijadikan alat perusahaan untuk membuat produknya dikenal dan laku di pasar. Dengan membuat dan mengenalkan fitur baru yang belum pernah didapatkan pada produk sebelumnya, maka akan membuat produk atau perusahaan tersebut memiliki kekuatan dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan adanya fitur yang dimiliki oleh suatu produk maka akan melahirkan advantage dan benefit kepada konsumen. Semakin banyak fitur yang dimiliki oleh suatu produk, maka akan semakin banyak pula kelebihan dan manfaat yang diberikan produk tersebut kepada konsumennya sehingga akan 16 mudah dalam pemenuhan kebutuhan konsumen dan mencapai kepuasan konsumen yang menajadi tujuan utama dari perusahaan. Merek Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya (Alma, 2007). Definisi merek lainnya yaitu nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi diantara faktor-faktor tersebut untuk mengidentifikasi barang/jasa dari suatu produsen dengan yang lainnya dan untuk membedakan dari pesaing.Pengertian lain merek yaitu sebuah nama, istilah, symbol, desain atau kombinasi antar mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa sebuah produsen untuk mendiferensiasikan mereka dengan pesaing (Prasetyo & Hamin, 2000a). Pemilihan cap untuk suatu jenis barang sangat diperlukan karena dengan adanya merek ini akan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Dengan merek ini akan membangun image atau citra dalam jangka waktu tertentu. Pembangunan citra perusahaan dengan merek akan membantu menaikan kelas dari perusahaan tersebut apabila mereknya telah dikenal dengan baik dipasar. Dengan melahirkan citra yang baik oleh merek pun akan memudahkan perusahaan dalam mengenalkan setiap produk baru yang dihasilkannya. Dan dengan citra yang baik, maka akan melahirkan prestige yang tinggi pada persepsi konsumen dan dapat memotivasi mereka untuk selalu memilih produk yang memilliki merek tersebut. Adapun tujuan pemberian merek adalah (Alma, 2007) : a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari perusahaannya, dalam kata lain untuk meyakinkan konsumen ketika mereka hendak membeli suatu produk. b. Perusahaan menjamin mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik. 17 c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya ketika mereka akan melakukan pembelian pada produk tersebut. d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan konsumen. Sebuah merek sebenarnya berisi janji penjual kepada konsumen untuk senantiasa memberikan sekumpulan fitur khusus, manfaat, dan layanan kepada pembeli. Merek juga akan menjadi suatu jaminan kualitas pada konsumen. Harga Harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang sangat penting karena sering kali dijadikan pertimbangan dalam keputusan pembelian oleh konsumen. Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang (Alma, 2007). Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2006). Dari dua pengertian diatas dapat kita lihat bahwa harga merupakan suatu pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Konsumen akan merasa puas bila pengorbanan nya tersebut seimbang atau terasa lebih kecil dibandingkan dengan benefit yang ia nikmati. Dengan harga yang diberlakukan oleh penjual, diharapkan dapat seimbang antara pengorbanan konsumen dengan kualitas produk yang ditawarkan, harga pula harus sesuai dengan manfaat yang didapatkan oleh konsumen , dan tentu saja apabila konsumen membandingkan dengan barang sejenis tidak terlalu jauh perbedaannya . 18 Desain Menurut Kotler desain menawarkan sesuatu yang berbeda dan memposisikan suatu elemen yang terlihat pada produk, seperti bentuk, model, warna, dan lain sebagainya (Kotler, 2006). Dilihat dari pengertian diatas, maka desain sebenarnya menjadi sesuatu yang dapat dilihat oleh konsumen dan tentu akan mempengaruhi ketertarikan konsumen kepada suatu produk. Desain sendiri dibentuk oleh beberapa indikator bila digabungkan akan menjadi suatu rangkaian produk yang menarik. yang Kemasan Pengertian kemasan adalah kotak atau pembungkus yang di desain untuk sebuah produk (Prasetyo & Hamin, 2000a). Dapat diartikan juga bahwa packaging merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk (Tjiptono, 2008). Pengemasan telah menjadi alat pemasar yang kuat saat ini. Kemasan yang desain nya menarik akan menjadi nilai promosi yang kuat bagi produsen. Dengan penggunaan kemasan ini banyak manfaat yang dapat dirasakan baik bagi konsumen maupun produsen. Konsumen akan merasa aman atas produk yang dibelinya karena terlindungi selama proses distribusi yang dimulai dari produsen sampai ketangan konsumen akhir. Selain itu kemasan yang inovatif juga akan menawarkan kemudahan bagi konsumennya. Dengan desain kemasan yang seperti itu, maka produsen pun akan mendapatkan manfaat berupa benefit yang tinggi karena konsumen akan bersedia membayar lebih dengan kemasan yang digunakan. . Label Label adalah etiket sederhana yang ditempelkan pada produk atau sebuah grafik yang didesain dengan teliti yang merupakan bagian dari kemasan untuk 19 memberikan identitas, untuk menggolong-golongkan, dan juga memberikan penjelasan tentang produk yang terperinci (Prasetyo & Hamin, 2000a). Label menjalankan beberapa fungsi, yang pertama adalah memberikan identitas pada produk atau merek. Label juga menggolong-golongkan produk. Label juga dapat memberikan penjelasan tentang produk yang berisi siapa yang membuatnya, dimana dibuatnya, kapan proses pembuatannya, apa saja bahan baku yang dipergunakannya, bagaimana cara penggunaannya dan lain sebagainya. Dengan itu maka label juga dapat mempromosikan produk melalui desain grafiknya yang menarik. Para produsen diharuskan oleh hukum untuk menyajikan informasi tertentu pada label untuk memberitahu dan melindungi konsumen. Layanan Pelengkap Pengertian layanan yaitu setiap kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan/disediakan oleh satu pihak bagi pihak lainnya yang tak berwujud, tak dapat disimpan, tidak berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak melekat pada produk fisik (Molan, 2002). Layanan konsumen ini diperlukan untuk memenuhi setiap kebutuhan konsumen dalam proses pembelian suatu produk baik sebelum, saat maupun setelah melakukan pembelian, maka dari itu layanan konsumen sangat penting karena dapat meningkatkan nilai produk bagi konsumen. Layanan konsumen juga dapat menunjukan atau membangun citra dari perusahaan tersebut. Para pegawai yang berinteraksi langsung dengan konsumen akan menunjukan bagaimana image perusahaan tersebut. Kualitas layanan konsumen juga akan membuat kenyamanan konsumen apabila para pegawainya dapat memberikan layanan terbaik. Untuk memberikan layanan terbaik sebagai strategi pemasaran, maka perlu diperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi layanan konsumen secara internal, yaitu menetapkan tujuan-tujuan pelayanan, mengembangkan dan mengelola 20 strategi penyediaan jasa, dan pemberian tanggung jawab untuk layanan konsumen. Garansi Jaminan (garansi) adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produknya tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan (Tjiptono, 2008). Dari definisi diatas, dapat kita pahami bahwa garansi merupakan janji yang dijaminkan oleh sebuah perusahaan atas produk yang dijualnya. Garansi ini perlu untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki kualitas terbaik. Apabila janji yang diungkapkan oleh produsen itu tidak terealisasikan, maka konsumen dapat mengklaim melalui garansi yang diberikan oleh produsen. Penggunaan garansi ini pun perlu didukung kemudahan-kemudahan dalam penggunaannya untuk memudahkan konsumen mendapatkan haknya, misalnya saja tempat pemberlakuan garansi ini mudah diakses dan tersedia pada jangkauan yang luas, selain itu prosedur yang mudah dan jelas pun akan memberikan kepuasan tersendiri dan akan terlihat keseriusan perusahaan dalam menciptakan kepuasan konsumen. 21