9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebagai makhluk

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari adanya proses komunikasi di
setiap aktivitasnya. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika komunikasi dapat
menciptakan suasana harmonis dengan menggunakan bahasa yang mudah
ditangkap.
2.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama
(common). Istilah
komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communicatio
yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya adalah communis,
yang bermakna umum atau bersama-sama.1
Komunikasi dapat didefinisikan dalam banyak cara. Ketika orang
menciptakan dan mengelola makna dan membagi pemahamannya tentang
realitas sosial, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai peristiwa
komunikasi atau communication events. Berikut adalah beberapa definisi
komunikasi dari beberapa ahli.
1
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo, 2004, hal 5
9
10
Sasa Djuarsa menyatakan komunikasi sebagai proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri
seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.2
Harold D. Laswell dalam buku karangan Onong Uchjana mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect? (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana?).3
Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan itu, antara lain ; Komunikator
(communicator, source, sender), Pesan (message), Saluran (channel, media),
Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient), Efek (effect,
impact, influence). Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu. 4
Komunikasi adalah suatu proses antarorang atau antar pribadi yang
melibatkan suatu usaha untuk mengubah perilaku.5 Perilaku yang terjadi dalam
suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi ini.
2
Djuarsa, Sasa, Teori Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1994, hal 16
dalam Effendy , Uchjana Onong, Ilmu Komunikasi,Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992, hal 10
4
Ibid
5
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi :Konsep dasar dan Aplikasi, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,
2007, hal 190
3
11
Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Artinya, komunikasi yang dilakukan
diantara mereka merupakan keinginan dan kepentingan para pelakunya.
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan.
Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Hewitt dalam buku karangan Onong Uchjana menjabarkan tujuan proses
komunikasi sebagai berikut :6
6
1.
Mempelajari dan mengajarkan sesuatu
2.
Mempengaruhi perilaku seseorang
3.
Mengungkapkan perasaan
4.
Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku seseorang
5.
Berhubungan dengan orang lain
6.
Menyelesaikan sebuah masalah
7.
Mencapai sebuah tujuan
8.
Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik
9.
Menstimulus minat pada diri sendiri atau orang lain
dalam Effendy , Onong Uchjana, Ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya,
1992
12
Sedangkan Onong Uchjana sendiri mendefinisikan tujuan komunikasi
menjadi
empat
yaitu,
memberikan
informasi,
mendidik
masyarakat,
mempengaruhi masyarakat, dan menghibur masyarakat.7
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Gorden yang dikutip oleh Deddy Mulyana
membedakan fungsi-fungsi tersebut menjadi empat yaitu fungsi komunikasi
sosial, fungsi komunikasi ekspresif, fungsi komunikasi ritual, fungsi komunikasi
instrumental.8
Berbeda dengan pendapat Gorden diatas, Sendjaja mendefinisikan fungsi
komunikasi dalam organisasi sebagai berikut:9
1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi.
2. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
3. Fungsi persuasif. Hal ini berkaitan dengan kewenangan dan kekuasaan
pimpinan dalam mempersuasi bawahan.
4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.
7
Ibid
dalam Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal
5
9
Sendjaja, Teori-Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, hal 158
8
13
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai
fungsi informatif, fungsi persuasi, fungsi ekspresif dll. atau dengan kata lain
fungsi dari komunikasi adalah bahwa setiap orang dapat mempengaruhi,
mendapatkan informasi, memberikan informasi kepada sesama.
2.2 Komunikasi Organisasi
2.2.1 Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, namun
ada juga yang menamakannya sarana.10
Organisasi merupakan setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang
atau sekelompok orang yang disebut bawahan.11
Berbeda dengan Mooney yang dikutip oleh Arni yang berpendapat bahwa
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.12
10
Effendy , Onong Uchjana, Ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992
hal 114
11
Siagian, Sondang P., Teori pengembangan Organisasi, Jakarta:Bumi Aksara, 2007
12
dalam Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, hal 23
14
Rogers dalam bukunya Communication in Organization mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian
tugas.13
Beragam definisi para ahli diatas menjabarkan bahwa organisasi adalah
suatu bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang telah ditentukan
dengan adanya pembagian tugas dan jenjang kepangkatan secara professional
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik yang dipergunakan, media
apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan lain sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk
bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi
suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan
lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
13
Rogers, Everet M.,Communication in Organization, New York: The Free Press, 1976
15
Arni Muhammad mengungkapkan bahwa komunikasi organisasi terjadi
dalam
suatu
system
terbuka
yang
kompleks
yang
dipengaruhi
oleh
lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.14
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.15
Definisi komunikasi organisasi menurut Pace and Faules adalah suatu
proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan
mengubah organisasi. Dimana pandangan objektif atas organisasi menekankan
pada struktur, sementara organisasi berdasarkan subjektif menekankan proses
dan komunikasi diartikan lebih daripada sekedar alat, melainkan sebagai cara
berpikir.16
Komunikasi organisasi adalah pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu
organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarkis antara yang
satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.17
14
Muhammad, Arni, ibid, hal 67
Wiryanto, Ibid, hal 54
16
Pace, R. Wayne., and Don F Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung: Rosda, 2000, hal 33
17
Ibid
15
16
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan ataupun informasi yang terjadi didalam suatu
organisasi baik dalam kelompok formal ataupun informal yang mengikutsertakan
unit-unit komunikasi yang berada didalam organisasi tersebut.
2.3 Public Relations
Peranan praktisi Public Relations dalam organisasi merupakan salah satu
kunci penting dalam pemahaman akan fungsi Public Relations dan komunikasi
organisasi. Dalam prakteknya Public Relations sering disamakan pengertiannya
dengan periklanan, pemasaran, promosi penjualan, propaganda dan publisitas.
Public Relations sendiri memiliki cakupan yang lebih luas dari periklanan,
pemasaran, promosi penjualan, propaganda ataupun publisitas.
2.3.1 Pengertian Public Relations
Terdapat banyak pengertian mengenai Public Relations. Public Relations
memiliki dua kata yaitu Public dan Relations.
Publik adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu
hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula. Maka
dapat dikatakan bahwa publik secara sederhana adalah sekelompok orang.
Sedangkan relations dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah
hubungan. Penggunaan istilah relations disini mengandung arti two-way
communication.
17
Two-way communication yang berada dalam tubuh PR membantu
seorang
PR
dalam
menghadapi
setiap
peristiwa
dan
kecenderungan
masyarakat yang akan mempengaruhi perusahaan yang diwakilinya.
Oleh sebab itu, Jefkins menyatakan bahwa “Public Relations adalah
sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian”.18
Sama halnya dengan Jefkins, Cutlip menerangkan bahwa Public
Relations
merupakan
fungsi
manajemen
yang
membangun
dan
mempertahankan hubungan yang.19
Sedangkan IPRA (International Public Relations Association) “Public
Relations adalah fungsi manajemen yang terencana dan berkelanjutan
melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh
pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait.”20
Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana
yang didesain untuk mempengaruhi publik signifikan.21
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Public Relations menekankan pada
‘fungsi manajemen’. Hal ini menunjukkan bahwa Public Relations memiliki
18
Jefkins, Frank, Public Relations, Jakarta: Erlangga, 2004, hal 10
Cutlip, Scott, The Unseen Power: Public Relations, A History, New Jersey: Erlbaum Associates,
1994, hal 6
20
Soemirat, Soleh & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Rosdakarya, 2007,
hal 14
21
Marston, John E. Modern Public Relations, New York: McGraw Hill, 1979, hal 1
19
18
hubungan yang erat dengan manajemen, dimana Public Relations memiliki
fungsi yang melekat dengan kegiatan manajemen.
Posisi seorang Public Relations sebagai fungsi manajemen telah
menunjang tujuan organisasi. Adanya Public Relations dalam operasional
organisasi atau perusahaan dapat membantu para anggotanya dalam
membangun dan mempertahankan hubungan baik yang bermanfaat bagi
organisasi.
Dalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis untuk memberikan atau menanamkan kesan yang
menyenangkan,
dengan
harapan
akan
timbulnya
Opini
Public
yang
menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan itu.
Hal ini dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukkan
hal- hal positif tentang apa yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
Memberikan keterangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan kepada publik
dengan
jujur,
sehingga
publik
dapat menerimanya
dengan
baik
dan
diikutsertakan dalam suatu aktivitas organisasi. Selain dari pada itu sikap yang
simpatik, ramah dan kata-kata yang sopan yang menunjukkan perhatian kepada
publik, perhatian terhadap kritik-kritik dan saran-saran dari publik dengan
bijaksana akan dapat memberikan kepuasan pada usaha-usaha Public
Relations tersebut.
19
2.3.2. Fungsi Public Relations
Dalam dunia dimana posisi seorang Public Relations semakin dikenal,
sebuah organisasi ataupun perusahaan merasakan perlunya fungsi Public
Relations dalam manajemen.
Onong Uchjana sendiri menjabarkan fungsi PR sebagai berikut 22 :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik
eksternal maupun internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
Sedangkan Canfield mengemukakan fungsi Public Relations menjadi tiga
23
, yaitu:
1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik).
Yang dimaksud dengan kepentingan publik adalah publik internal dan
eksternal yang harus dibina hubungannya
22
23
Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Jakarta: Rosda, 2006
dalam Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U),
2005, hal 49
20
2. Maintain
good
communication
(memelihara
komunikasi
yang
baik).
Komunikasi yang baik diartikan sebagai hubungan komunikatif dengan publik
eksternal dan internal. Dalam memelihara hubungan ini, seorang PR tidak
memandang seseorang dari kedudukan, umur dan pekerjaannya, semuanya
patut dihargai sama sebagai manusia.
3. Stress good morals and manners (menitikberatkan pada moral dan tingkah
laku yang baik). Seorang Public Relations yang mewakili sebuah organisasi
atau perusahaan pada dasarnya harus memiliki kemampuan dalam
menciptakan citra yang baik yang kemudian akan mempengaruhi citra
perusahaan tersebut
Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi terutama difungsikan
untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan
bersama.
Adanya
berbagai
kemajuan
telah
mengakibatkan
terjadinya
pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup masyarakat yang semakin modern
dan
semakin
terspesialisasi
dalam
bidang-bidang
tertentu,
semakin
mempengaruhi fungsi tersebut.
Kondisi yang diungkapkan di atas jelas memerlukan keahlian khusus di
bidang
Public
Relations.
Praktisi
PR
dituntut
kemampuannya
untuk
mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk
penyelenggaraan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya dengan
sikap serta perilaku positif yang dapat ditunjukkan bagi image perusahaan.
21
2.3.3 Tujuan Public Relations
Tujuan umum Public Relations adalah menciptakan dan memelihara
saling pengertian antara publik eksternal dan internal kepada organisasi yang
diwakilinya. Adanya kata ‘saling’ ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak
memiliki porsi yang sama.
Beberapa ahli mencoba mendefinisikan tujuan Public Relations. Salah
satunya adalah menurut Ruslan yang menyatakan bahwa tujuan Public
Relations adalah membentuk goodwill, toleransi, saling kerjasama dan saling
menghargai serta memperoleh opini publik yang favorable, image yang tepat
berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis baik hubungan kedalaman
(internal relations) maupun hubungan keluar (external relations). 24
Sedang Dimock Marchall dalam buku Kustadi Suhandang, membagi
tujuan Public Relations menjadi dua bagian yaitu, secara positif dan secara
defensif. Secara positif, PR akan berusaha mendapatkan dan menambah
penilaian serta jasa baik organisasi dan perusahaan. Sedangkan secara
defensive, PR akan berusaha untuk membela diri terhadap pendapat
masyarakat yang bernada negatif.25
24
25
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations, Jakarta: Rajawali, 1999, hal 31
Suhandang, Kustadi, Public Relations Perusahaan, Bandung: Nuansa, 2004, hal 53
22
Frank jefkins menyatakan bahwa meningkatkan favorable image yang baik
dan mengurangi unfavorable image yang buruk terhadap perusahaan adalah
tujuan Public Relations yang baik. 26
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan tujuan Public Relations
secara
umum
yaitu
menciptakan,
memelihara,
mengingkatkan,
dan
memperbaiki citra yang baik bagi perusahaan.
Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan
itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka
perusahaan itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra
perusahaan tersebut, karena perusahaan akan mempunyai citra yang baik, jika
humasnya pun baik.
2.4 Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi penting karena menggabungkan persepsi-persepsi mengenai
peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karyawan, terhadap karyawan
lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi
pertumbuhan dalam organisasi tersebut.
Iklim komunikasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi
untuk menunjukkan kepada anggota bahwa organisasi tersebut mempercayai
mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko, memberi mereka
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi
26
Jefkins, Frank, Ibid
23
yang terbuka dan cukup tentang organisasi, dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusankeputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu
tinggi dan memberi tantangan.27
Penelitian oleh Redding dan Dennis dalam buku karangan Arny, mengindikasi
bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas
hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan.
Sehingga Redding mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi
dalam organisasi, yaitu:28
1. Supportiveness (dukungan),
merupakan persepsi
karyawan terhadap
hubungan atasan dan bawahan, mengenai ada atau tidaknya dukungan yang
diberikan atasan ke bawahan.
2. Participative Decision Making (partisipasi pembuatan keputusan). Merupakan
persepsi karyawan mengenai ada atau tidaknya kebebasan berkomunikasi,
didengarkan dan dilibatkan terutama dalam membuat keputusan.
3. Trust, confident, credibility (kepercayaan, pecaya diri, dan kredibilitas), hal ini
merupakan persepsi karyawan mengenai sumber pesan dan peristiwa
komunikasi yang dapat dipercaya dan juga kredibilitas atasan
27
28
Pace, R. Wayne., and Don F Faules, ibid. hal 155
dalam Muhammad, Arni, Ibid, hal 85
24
4. Openess (keterbukaan). Ini merupakan persepsi karyawan mengenai
keterbukaan dan transparansi mengenai komunikasi dan informasi yang ada
di perusahaan.
5. High performance goals (kinerja yang tinggi), Tingkat kejelasan uraian dan
penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para
karyawan.
Wayne Pace dan Brent Peterson mengembangkan enam faktor besar yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.29 Keenam faktor itu adalah:
1. Kepercayaan, masing-masing anggota organisasi di semua tingkatan harus
berusaha keras untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan
hubungan yang didalamnya terdapat kepercayaan satu sama lain.
2. Pembuatan keputusan bersama, seluruh karyawan baik di tingkat atasan
maupun bawahan dapat memberikan ide atau pendapat mereka untuk
kepentingan organisasi.
3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu
mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, hal ini memberikan kemudahan
bagi karyawan dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan dan perusahaan.
29
Pace, R. Wayne., and Don F Faules, ibid.hal.159-160
25
5. Mendengarkan, ini merupakan proses komunikasi yang dilakukan karyawan
kepada atasan mereka untuk dapat mendengarkan saran-saran, laporan
atau kritikan bagi atasan.
6. Kinerja yang tinggi, setiap anggota organisasi harus memiliki kemampuan
kinerja yang tinggi dalam membangun dan mengembangkan organisasi
tempat karyawan bekerja.
Sehingga iklim komunikasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mendukung segala bentuk informasi yang dibutuhkan anggota organisasi
demi terbentuknya perkembangan dan keberhasilan organisasi dan karyawan itu
sendiri.
2.5 Motivasi Kerja Karyawan
Setiap tindakan yang dilakukan manusia, selalu diawali dengan adanya
motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan
membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Dengan motivasi yang benar, kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Motivasi dapat diartikan sebagai sejumlah proses yang bersifat internal maupun
eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusias dalam
melaksanakan kegiatan yang merupakan kewajiban karyawan dengan segala daya
dan upaya demi tercapainya tujuan perusahaan.
26
Motivasi ini dibutuhkan bagi karyawan untuk menentukan kinerja organisasi,
dimana kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di
dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang
menentukan keberhasilannya. Untuk menggerakkan para anggota organisasi agar
sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi
mereka bekerja pada suatu organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan
perilaku orang-orang untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan
cerminan yang paling sederhana dari motivasi.
Secara etimologis, Winardi menjelaskan istilah motivasi berasal dari bahasa
Latin, yakni movere yang artinya adalah daya penggerak. Movere atau motivation
dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai pemberian motif, penimbulan motif
atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.30
Morgan, dalam buku karangan Soemanto mengemukakan bahwa motivasi
bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi.
Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating
states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan
tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).31
30
Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002,
hal 1
31
dalam Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara, 1987
27
Wahjosumidjo mengemukakan motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses
psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang.32
Berbeda dengan pendapat Wahjosumidjo, Suprihanto menyatakan bahwa
motivasi adalah masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan
keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. 33
Maslow membedakan kebutuhan manusia menjadi beberapa tingkat yang
dikenal sebagai Teori Kebutuhan. Menurutnya kebutuhan manusia yang beragam
merupakan salah satu pendorong terciptanya motivasi. Kebutuhan tersebut adalah:34
1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, dan
istirahat.
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan
tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual.
3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs).
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dalam berbagai simbol-simbol status.
5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
32
Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984, hal 50
Soemanto, Wasty, Ibid
34
Ibid
33
28
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak membedakan antara aktualisasi
diri sebagai kebutuhan yang bercirikan pengembangan dan pertumbuhan individu,
sedangkan kebutuhan-kebutuhan lainnya mengejar suatu kekurangan. Perbedaan
ini mulai dipertajam oleh Herzberg melalui Teori Dua Faktor.35
Selanjutnya untuk menjelaskan motivasi, peneliti menggunakan pendapat dari
Herzberg, yaitu Teori Dua Faktor. Dalam teori ini, Herzberg mengumpulkan data
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan faktor-faktor kepuasan (Motivation
factor) dan ketidakpuasan (Maintenance atau Hygiene Factor) seseorang dalam
pekerjaan mereka: 36
1. Motivation Factor
Dalam motivation factor, kebutuhan psikologis seseorang dapat dipenuhi.
Factor ini berhubungan dengan adanya pengaruh dari luar atau ekstrinsik,
seperti adanya prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan
pertumbuhan dan kemajuan,serta adanya tanggung jawab.
a. Prestasi. Perasaan bahwa karyawan telah mencapai suatu tujuan dengan
menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai.
b. Pengakuan. Hal ini sebagai lanjutan demi keberhasilan pelaksanaan,
pemimpin harus memberikan pernyataan, pengakuan akan keberhasilan
tersebut
c. Pekerjaan itu sendiri. Menitikberatkan pada tugas yang diberikan
perusahaan kepada karyawan untuk diselesaikan.
35
36
Sobur , Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003, hal 281
Ibid, hal 282
29
d. Kemungkinan pertumbuhan dan kemajuan. Berbagai macam pelatihan
yang diberikan kepada karyawan sebagai bentuk peningkatan motivasi
mereka dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
e. Tanggung jawab. Faktor ini memotivasi karyawan dalam menjalankan
tugasnya demi menunjukkan performa yang baik kepada atasan untuk
keberhasilan perusahaan.
2. Maintenance Factor atau Hygiene Factor
Maintenance factor adalah factor pemeliharaan yang berhubungan dengan
hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Faktor ini
merupakan factor yang dipengaruhi oleh
keadaan intrinsik seseorang.
Misalnya Kebutuhan akan kesehatani yang merupakan kebutuhan yang
berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali ke titik nol
setelah dipenuhi.
Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas
adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang
dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan sejumlah
proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan
terjadinya persistensi kegiatan - kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke
tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu,
yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Download