BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari adanya proses komunikasi di setiap aktivitasnya. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika komunikasi dapat menciptakan suasana harmonis dengan menggunakan bahasa yang mudah ditangkap. 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya adalah communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.1 Komunikasi dapat didefinisikan dalam banyak cara. Ketika orang menciptakan dan mengelola makna dan membagi pemahamannya tentang realitas sosial, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai peristiwa komunikasi atau communication events. Berikut adalah beberapa definisi komunikasi dari beberapa ahli. 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo, 2004, hal 5 9 10 Sasa Djuarsa menyatakan komunikasi sebagai proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.2 Harold D. Laswell dalam buku karangan Onong Uchjana mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?).3 Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan itu, antara lain ; Komunikator (communicator, source, sender), Pesan (message), Saluran (channel, media), Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient), Efek (effect, impact, influence). Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 4 Komunikasi adalah suatu proses antarorang atau antar pribadi yang melibatkan suatu usaha untuk mengubah perilaku.5 Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi ini. 2 Djuarsa, Sasa, Teori Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1994, hal 16 dalam Effendy , Uchjana Onong, Ilmu Komunikasi,Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, hal 10 4 Ibid 5 Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi :Konsep dasar dan Aplikasi, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2007, hal 190 3 11 Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Artinya, komunikasi yang dilakukan diantara mereka merupakan keinginan dan kepentingan para pelakunya. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Hewitt dalam buku karangan Onong Uchjana menjabarkan tujuan proses komunikasi sebagai berikut :6 6 1. Mempelajari dan mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku seseorang 5. Berhubungan dengan orang lain 6. Menyelesaikan sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik 9. Menstimulus minat pada diri sendiri atau orang lain dalam Effendy , Onong Uchjana, Ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992 12 Sedangkan Onong Uchjana sendiri mendefinisikan tujuan komunikasi menjadi empat yaitu, memberikan informasi, mendidik masyarakat, mempengaruhi masyarakat, dan menghibur masyarakat.7 2.1.3 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Gorden yang dikutip oleh Deddy Mulyana membedakan fungsi-fungsi tersebut menjadi empat yaitu fungsi komunikasi sosial, fungsi komunikasi ekspresif, fungsi komunikasi ritual, fungsi komunikasi instrumental.8 Berbeda dengan pendapat Gorden diatas, Sendjaja mendefinisikan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai berikut:9 1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. 2. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. 3. Fungsi persuasif. Hal ini berkaitan dengan kewenangan dan kekuasaan pimpinan dalam mempersuasi bawahan. 4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. 7 Ibid dalam Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal 5 9 Sendjaja, Teori-Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, hal 158 8 13 Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai fungsi informatif, fungsi persuasi, fungsi ekspresif dll. atau dengan kata lain fungsi dari komunikasi adalah bahwa setiap orang dapat mempengaruhi, mendapatkan informasi, memberikan informasi kepada sesama. 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, namun ada juga yang menamakannya sarana.10 Organisasi merupakan setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.11 Berbeda dengan Mooney yang dikutip oleh Arni yang berpendapat bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.12 10 Effendy , Onong Uchjana, Ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992 hal 114 11 Siagian, Sondang P., Teori pengembangan Organisasi, Jakarta:Bumi Aksara, 2007 12 dalam Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, hal 23 14 Rogers dalam bukunya Communication in Organization mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.13 Beragam definisi para ahli diatas menjabarkan bahwa organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang telah ditentukan dengan adanya pembagian tugas dan jenjang kepangkatan secara professional dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 2.2.2 Komunikasi Organisasi Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan lain sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. 13 Rogers, Everet M.,Communication in Organization, New York: The Free Press, 1976 15 Arni Muhammad mengungkapkan bahwa komunikasi organisasi terjadi dalam suatu system terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.14 Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.15 Definisi komunikasi organisasi menurut Pace and Faules adalah suatu proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Dimana pandangan objektif atas organisasi menekankan pada struktur, sementara organisasi berdasarkan subjektif menekankan proses dan komunikasi diartikan lebih daripada sekedar alat, melainkan sebagai cara berpikir.16 Komunikasi organisasi adalah pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.17 14 Muhammad, Arni, ibid, hal 67 Wiryanto, Ibid, hal 54 16 Pace, R. Wayne., and Don F Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung: Rosda, 2000, hal 33 17 Ibid 15 16 Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan ataupun informasi yang terjadi didalam suatu organisasi baik dalam kelompok formal ataupun informal yang mengikutsertakan unit-unit komunikasi yang berada didalam organisasi tersebut. 2.3 Public Relations Peranan praktisi Public Relations dalam organisasi merupakan salah satu kunci penting dalam pemahaman akan fungsi Public Relations dan komunikasi organisasi. Dalam prakteknya Public Relations sering disamakan pengertiannya dengan periklanan, pemasaran, promosi penjualan, propaganda dan publisitas. Public Relations sendiri memiliki cakupan yang lebih luas dari periklanan, pemasaran, promosi penjualan, propaganda ataupun publisitas. 2.3.1 Pengertian Public Relations Terdapat banyak pengertian mengenai Public Relations. Public Relations memiliki dua kata yaitu Public dan Relations. Publik adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula. Maka dapat dikatakan bahwa publik secara sederhana adalah sekelompok orang. Sedangkan relations dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah hubungan. Penggunaan istilah relations disini mengandung arti two-way communication. 17 Two-way communication yang berada dalam tubuh PR membantu seorang PR dalam menghadapi setiap peristiwa dan kecenderungan masyarakat yang akan mempengaruhi perusahaan yang diwakilinya. Oleh sebab itu, Jefkins menyatakan bahwa “Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.18 Sama halnya dengan Jefkins, Cutlip menerangkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang.19 Sedangkan IPRA (International Public Relations Association) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait.”20 Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik signifikan.21 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Public Relations menekankan pada ‘fungsi manajemen’. Hal ini menunjukkan bahwa Public Relations memiliki 18 Jefkins, Frank, Public Relations, Jakarta: Erlangga, 2004, hal 10 Cutlip, Scott, The Unseen Power: Public Relations, A History, New Jersey: Erlbaum Associates, 1994, hal 6 20 Soemirat, Soleh & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Rosdakarya, 2007, hal 14 21 Marston, John E. Modern Public Relations, New York: McGraw Hill, 1979, hal 1 19 18 hubungan yang erat dengan manajemen, dimana Public Relations memiliki fungsi yang melekat dengan kegiatan manajemen. Posisi seorang Public Relations sebagai fungsi manajemen telah menunjang tujuan organisasi. Adanya Public Relations dalam operasional organisasi atau perusahaan dapat membantu para anggotanya dalam membangun dan mempertahankan hubungan baik yang bermanfaat bagi organisasi. Dalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, dengan harapan akan timbulnya Opini Public yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan itu. Hal ini dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukkan hal- hal positif tentang apa yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Memberikan keterangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan kepada publik dengan jujur, sehingga publik dapat menerimanya dengan baik dan diikutsertakan dalam suatu aktivitas organisasi. Selain dari pada itu sikap yang simpatik, ramah dan kata-kata yang sopan yang menunjukkan perhatian kepada publik, perhatian terhadap kritik-kritik dan saran-saran dari publik dengan bijaksana akan dapat memberikan kepuasan pada usaha-usaha Public Relations tersebut. 19 2.3.2. Fungsi Public Relations Dalam dunia dimana posisi seorang Public Relations semakin dikenal, sebuah organisasi ataupun perusahaan merasakan perlunya fungsi Public Relations dalam manajemen. Onong Uchjana sendiri menjabarkan fungsi PR sebagai berikut 22 : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. Sedangkan Canfield mengemukakan fungsi Public Relations menjadi tiga 23 , yaitu: 1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik). Yang dimaksud dengan kepentingan publik adalah publik internal dan eksternal yang harus dibina hubungannya 22 23 Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Jakarta: Rosda, 2006 dalam Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U), 2005, hal 49 20 2. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik). Komunikasi yang baik diartikan sebagai hubungan komunikatif dengan publik eksternal dan internal. Dalam memelihara hubungan ini, seorang PR tidak memandang seseorang dari kedudukan, umur dan pekerjaannya, semuanya patut dihargai sama sebagai manusia. 3. Stress good morals and manners (menitikberatkan pada moral dan tingkah laku yang baik). Seorang Public Relations yang mewakili sebuah organisasi atau perusahaan pada dasarnya harus memiliki kemampuan dalam menciptakan citra yang baik yang kemudian akan mempengaruhi citra perusahaan tersebut Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup masyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi yang diungkapkan di atas jelas memerlukan keahlian khusus di bidang Public Relations. Praktisi PR dituntut kemampuannya untuk mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk penyelenggaraan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya dengan sikap serta perilaku positif yang dapat ditunjukkan bagi image perusahaan. 21 2.3.3 Tujuan Public Relations Tujuan umum Public Relations adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian antara publik eksternal dan internal kepada organisasi yang diwakilinya. Adanya kata ‘saling’ ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki porsi yang sama. Beberapa ahli mencoba mendefinisikan tujuan Public Relations. Salah satunya adalah menurut Ruslan yang menyatakan bahwa tujuan Public Relations adalah membentuk goodwill, toleransi, saling kerjasama dan saling menghargai serta memperoleh opini publik yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis baik hubungan kedalaman (internal relations) maupun hubungan keluar (external relations). 24 Sedang Dimock Marchall dalam buku Kustadi Suhandang, membagi tujuan Public Relations menjadi dua bagian yaitu, secara positif dan secara defensif. Secara positif, PR akan berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik organisasi dan perusahaan. Sedangkan secara defensive, PR akan berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif.25 24 25 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations, Jakarta: Rajawali, 1999, hal 31 Suhandang, Kustadi, Public Relations Perusahaan, Bandung: Nuansa, 2004, hal 53 22 Frank jefkins menyatakan bahwa meningkatkan favorable image yang baik dan mengurangi unfavorable image yang buruk terhadap perusahaan adalah tujuan Public Relations yang baik. 26 Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan tujuan Public Relations secara umum yaitu menciptakan, memelihara, mengingkatkan, dan memperbaiki citra yang baik bagi perusahaan. Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra perusahaan tersebut, karena perusahaan akan mempunyai citra yang baik, jika humasnya pun baik. 2.4 Iklim Komunikasi Iklim komunikasi penting karena menggabungkan persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karyawan, terhadap karyawan lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko, memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi 26 Jefkins, Frank, Ibid 23 yang terbuka dan cukup tentang organisasi, dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusankeputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.27 Penelitian oleh Redding dan Dennis dalam buku karangan Arny, mengindikasi bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Sehingga Redding mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi dalam organisasi, yaitu:28 1. Supportiveness (dukungan), merupakan persepsi karyawan terhadap hubungan atasan dan bawahan, mengenai ada atau tidaknya dukungan yang diberikan atasan ke bawahan. 2. Participative Decision Making (partisipasi pembuatan keputusan). Merupakan persepsi karyawan mengenai ada atau tidaknya kebebasan berkomunikasi, didengarkan dan dilibatkan terutama dalam membuat keputusan. 3. Trust, confident, credibility (kepercayaan, pecaya diri, dan kredibilitas), hal ini merupakan persepsi karyawan mengenai sumber pesan dan peristiwa komunikasi yang dapat dipercaya dan juga kredibilitas atasan 27 28 Pace, R. Wayne., and Don F Faules, ibid. hal 155 dalam Muhammad, Arni, Ibid, hal 85 24 4. Openess (keterbukaan). Ini merupakan persepsi karyawan mengenai keterbukaan dan transparansi mengenai komunikasi dan informasi yang ada di perusahaan. 5. High performance goals (kinerja yang tinggi), Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan. Wayne Pace dan Brent Peterson mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.29 Keenam faktor itu adalah: 1. Kepercayaan, masing-masing anggota organisasi di semua tingkatan harus berusaha keras untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya terdapat kepercayaan satu sama lain. 2. Pembuatan keputusan bersama, seluruh karyawan baik di tingkat atasan maupun bawahan dapat memberikan ide atau pendapat mereka untuk kepentingan organisasi. 3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“. 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, hal ini memberikan kemudahan bagi karyawan dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan perusahaan. 29 Pace, R. Wayne., and Don F Faules, ibid.hal.159-160 25 5. Mendengarkan, ini merupakan proses komunikasi yang dilakukan karyawan kepada atasan mereka untuk dapat mendengarkan saran-saran, laporan atau kritikan bagi atasan. 6. Kinerja yang tinggi, setiap anggota organisasi harus memiliki kemampuan kinerja yang tinggi dalam membangun dan mengembangkan organisasi tempat karyawan bekerja. Sehingga iklim komunikasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mendukung segala bentuk informasi yang dibutuhkan anggota organisasi demi terbentuknya perkembangan dan keberhasilan organisasi dan karyawan itu sendiri. 2.5 Motivasi Kerja Karyawan Setiap tindakan yang dilakukan manusia, selalu diawali dengan adanya motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar, kita akan semakin mendekati keinginan kita. Motivasi dapat diartikan sebagai sejumlah proses yang bersifat internal maupun eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusias dalam melaksanakan kegiatan yang merupakan kewajiban karyawan dengan segala daya dan upaya demi tercapainya tujuan perusahaan. 26 Motivasi ini dibutuhkan bagi karyawan untuk menentukan kinerja organisasi, dimana kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Untuk menggerakkan para anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi mereka bekerja pada suatu organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Secara etimologis, Winardi menjelaskan istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang artinya adalah daya penggerak. Movere atau motivation dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.30 Morgan, dalam buku karangan Soemanto mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).31 30 Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal 1 31 dalam Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara, 1987 27 Wahjosumidjo mengemukakan motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.32 Berbeda dengan pendapat Wahjosumidjo, Suprihanto menyatakan bahwa motivasi adalah masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. 33 Maslow membedakan kebutuhan manusia menjadi beberapa tingkat yang dikenal sebagai Teori Kebutuhan. Menurutnya kebutuhan manusia yang beragam merupakan salah satu pendorong terciptanya motivasi. Kebutuhan tersebut adalah:34 1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, dan istirahat. 2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual. 3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs). 4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status. 5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. 32 Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984, hal 50 Soemanto, Wasty, Ibid 34 Ibid 33 28 Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak membedakan antara aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang bercirikan pengembangan dan pertumbuhan individu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lainnya mengejar suatu kekurangan. Perbedaan ini mulai dipertajam oleh Herzberg melalui Teori Dua Faktor.35 Selanjutnya untuk menjelaskan motivasi, peneliti menggunakan pendapat dari Herzberg, yaitu Teori Dua Faktor. Dalam teori ini, Herzberg mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan faktor-faktor kepuasan (Motivation factor) dan ketidakpuasan (Maintenance atau Hygiene Factor) seseorang dalam pekerjaan mereka: 36 1. Motivation Factor Dalam motivation factor, kebutuhan psikologis seseorang dapat dipenuhi. Factor ini berhubungan dengan adanya pengaruh dari luar atau ekstrinsik, seperti adanya prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pertumbuhan dan kemajuan,serta adanya tanggung jawab. a. Prestasi. Perasaan bahwa karyawan telah mencapai suatu tujuan dengan menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai. b. Pengakuan. Hal ini sebagai lanjutan demi keberhasilan pelaksanaan, pemimpin harus memberikan pernyataan, pengakuan akan keberhasilan tersebut c. Pekerjaan itu sendiri. Menitikberatkan pada tugas yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk diselesaikan. 35 36 Sobur , Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003, hal 281 Ibid, hal 282 29 d. Kemungkinan pertumbuhan dan kemajuan. Berbagai macam pelatihan yang diberikan kepada karyawan sebagai bentuk peningkatan motivasi mereka dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. e. Tanggung jawab. Faktor ini memotivasi karyawan dalam menjalankan tugasnya demi menunjukkan performa yang baik kepada atasan untuk keberhasilan perusahaan. 2. Maintenance Factor atau Hygiene Factor Maintenance factor adalah factor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Faktor ini merupakan factor yang dipengaruhi oleh keadaan intrinsik seseorang. Misalnya Kebutuhan akan kesehatani yang merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali ke titik nol setelah dipenuhi. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan - kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.