1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Ruang kelas adalah bentuk fasilitas yang umumnya dikenal sebagai ruang pembelajaran (learning spaces). Dalam proses pembelajaran, komunikasi bicara merupakan aktivitas utama. Dengan adanya kualitas akustik ruang kelas yang baik maka, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, lebih intens, lebih bertahan lama dan tidak menimbulkan kelelahan. Materi yang dibicarakan akan lebih mudah tersampaikan karena pendengar (siswa/mahasiswa) mampu memahami setiap kata yang diucapkan oleh pembicara. Perancangan akustik ruang kelas ditujukan untuk menghasilkan kondisi akustik optimal bagi pendengar di dalam ruang Berkaitan dengan hal tersebut penataan layout ruang kelas harus memperhatikan akustik ruang. Pada suatu ruang tertutup, bunyi mengalami pantulan jika mengenai permukaan yang keras dan rata sehingga menyebabkan terjadinya transmisi gelombang bunyi[1]. Suatu ruang kelas dikatakan memiliki kualitas akustik yang baik jika, kriteria waktu dengung dan background noise sesuai standar akustik ruang kelas. Solusi utama untuk meredam noise dan memperoleh pendengaran yang homogen yaitu dengan menggunakan permukaan yang bersifat absorber dan diffusor (abfusor). Kontrol abfusor dapat menghasilkan ruang kelas yang mampu mengendalikan reverberasi yang berlebihan dan mempertahankan energi bunyi yang dibutuhkan dalam ruang. Standar kondisi akustik ruang yang ideal, saat ini masih mengacu pada ANSI-ASA: S12.60-2002. Efektivitas proses belajar dapat dimaksimalkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memperhatikan kenyamanan pendengar (siswa/mahasiswa) saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Saat kegiatan belajar-mengajar, indera manusia yang paling berperan adalah indera penglihatan 2 dan pendengaran. menyebabkan Keadaan akustik ruang kelas yang kurang baik dapat pendengar (siswa/mahasiswa) mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan pengajar secara verbal [2]. Salah satu tujuan dalam mendesain ruang kelas adalah mencapai suatu tingkat kejelasan yang homogen untuk setiap pendengar pada semua posisi. Data yang diperoleh saat pengukuran merupakan respon impulse ruang yang akan diproses lebih lanjut dengan menggunakan software Real Time Analyzer (RTA) sehingga didapat data parameter akustik ruang kelas yang berguna untuk mendukung pengambilan keputusan desain akustik ruang. Selain pemodelan yang baik, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kualitas akustik dalam ruang kelas. Evaluasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas akustik sehingga diperoleh kriteria akusrik ruang yang optimal. Langkahlangkah perbaikan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas akustik misalnya mengganti beberapa bahan dinding atau langit-langit ruangan serta mengubah geometri ruang. Selain itu, evaluasi pun perlu dilakukan untuk memaksimalkan kondisi akustik ruang kelas sesuai dengan fungsinya [3]. Berdasarkan permasalah tersebut, maka dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk pemodelan ruang yang dapat mengetahui variasi absorpsi, koefisien difusi, dan geometri koefisien yang paling berpengaruh dalam menghasilkan kualitas akustik yang ideal. I.2 Batasan Masalah Batasan permasalahan tersebut, pada penelitian ini adalah : 1. Studikasus dilakukan di Ruang kelas TVST 82 Institut Teknologi Bandung dengan kondisi ruangan kosong, jendela dan pintu tertutup. 2. Parameter-parameter yang diukur adalah waktu dengung (T30), background noise, clarity (C50), dan RASTI. 3. Variasi material dilakukan dengan mengubah nilai koefisien absorpsi dan difusi serta variasi geometri hanya dilakukan untuk langit-langit. 3 I.3 Tujuan Penelitian : 1. Mengetahui pengaruh pemasangan Absorber, Diffusor, Abfusor (Absorber-Diffusor) dan variasi langit-langit terhadap parameter-parameter akustik ruang kelas. 2. Mengkarakterisasi ruang kelas (mengacu pada ANSI-ASA: S12.60-2002) melalui parameter-parameter akustik yang diukur sebagai akibat variasi elemen arsitektural yang dimodelkan di dalam model ruang. 3. Melihat sebaran kualitas percakapan di dalam ruang model. I.4 Manfaat 1. Sebagai bahan evaluasi mengenai kondisi akustik ruang kelas supaya mencapai kualitas percakapan yang sesuai dengan standar.\ ANSI-ASA: S12.60-2002. 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan jenis abfusor yang akan diterapkan dalam ruang kelas. 3. Bahan pertimbangan atau masukan baik untuk ANSI-ASA: S12.60-2002 maupun Standar Akustik Ruang yang ada di Indonesia. I.5 Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, manafaat penelitian, dan sistematika penelitian. 2. Bab II Pustaka, berisi tentang studi-studi dari penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian penulis. 3. Baab III Dasar Teori, menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar pada penelitian ini. 4. Bab IV Metodelogi Penelitian, membahas mengenai tata cara dan metode yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini. 5. Bab V Data dan Pembahasan, memuat data-data hasil penelitian dan pembahasan dari data tersebut yang mengacu pada dasar teori dan studi pustaka yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya 4 6. Bab VI Kesimpulan dan Saran, mengemukakan kesimpulan dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya dan saran bagi penelitian selanjutnya.