BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era global yang terus berkembang, Perusahaan menghadapi berbagai macam tantangan dan ancaman. Tantangan tersebut datang baik dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal diantaranya yaitu Keinginan dan kebutuhan pelanggan yang menuntut perusahaan dalam memberikan mutu yang baik, pelayanan yang konsisten, tantangan pesaing yang terus berkembang sehingga lebih produktif, lebih efisien, memiliki diversifikasi produk, serta pelayanan dan harga yang lebih baik, tuntutan dari masyarakat, media massa, tuntutan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kepada perusahaan untuk selalu peduli terhadap lingkungan masyarakat dan alam, Karyawan yang selalu menuntut kesejahteraan yang tinggi, dan pemegang saham yang menuntut perusahaan untuk selalu memberikan kontribusi yang lebih. Berbagai tantangan dan ancaman seperti yang disebutkan diatas tentunya menuntut adanya respon perusahaan secara tepat agar tetap survive di era global ini. Perusahaan yang selama ini hanya mengandalkan produktivitas dipandang sudah tidak tepat lagi dalam merespons perubahan-perubahan yang terjadi. Inovasi, baik pada proses, produk dan pelayanan, dinilai lebih strategis dalam menjamin kelangsungan usaha. Dalam pasar yang memiliki tingkat persaingan tinggi seperti sekarang ini, memiliki keunggulan bersaing adalah mutlak bagi suatu organisasi bisnis (Widjanarko, Tesis, 2004:1). Karena itu, diperlukan adanya suatu perubahan atmosfir berbisnis ataupun transformasi berupa perubahan Universitas Sumatera Utara paradigma atau cara pandang, pola pikir dan cara bertindak dalam menjalankan bisnis. Dengan demikian perubahan yang harus dilakukan bersifat sangat mendasar, strategis dan menyeluruh agar cita-cita perusahaan dalam bentuk visi, misi, tata nilai, dan strategi dapat dirumuskan kembali dan dijabarkan dalam suatu action plans. Menanggapi hal tersebut, timbul kewajiban bagi para manajer Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan kualitas kerja karyawannya secara menyeluruh agar dapat mencapai hasil maksimal bagi perusahaan. Sebagai tulang punggung dari sistem, metode dan teknologi yang dirancang dan diterapkan oleh perusahaan, karyawan merupakan sumber daya paling penting untuk membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan bisnis. Perusahaan menyadari bahwa SDM merupakan modal dasar dalam proses pembangunan perusahaan bahkan nasional, oleh karena itu kualitas karyawan senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Nugroho, skripsi, 2012:1). Menyadari pentingnya peran SDM dalam kemajuan perusahaan. SDM yang dulu hanya dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan, kini dianggap sebagai aset yang sangat signifikan sebagai elemen penentu keunggulan daya saing perusahaan. Perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat di dunia kerja saat ini menuntut kemampuan adopsi dan adaptasi pada keterampilan-keterampilan baru dan kapabilitas semua karyawan di setiap jenjang karir (Suryani, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol VIII, No.3, Desember, 2011:354). Untuk itu dibutuhkan suatu peningkatan kompetensi yang merupakan hal penting dan mendasar yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan setiap karyawan. Lyle & Spencer bersama David McClelland dalam Mangkunegara (2006:112-113) berpendapat bahwa profil kompetensi akan semakin penting bagi eksekutif, manajer dan karyawan perusahaan masa depan yang semakin kompetitif. Kompetensi yang dimiliki oleh karyawan akan menentukan kualitas kinerjanya dan berdampak terhadap kualitas kompetitif perusahaan dalam menghadapi dunia bisnis dan dalam menarik stake holder. Konsep kompetensi terus tumbuh dan diterapkan di berbagai organisasi (Wijayanto, Jurnal Manajemen IKM, Vol.6, No.2, 2011:81). Agar SDM mampu memiliki kompetensi tersebut, perusahaan harus berupaya untuk melakukan pengembangan terhadap sejumlah faktor yang mampu mempengaruhi kompetensi SDM. Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi Kompetensi SDM yaitu rekrutmen dan pelatihan. Rekrutmen dan pelatihan merupakan faktor penting yang secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan. Walaupun berhubungan secara tidak langsung, namun kedua hal tersebut mampu memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan kompetensi pada kinerja karyawan. Proses penarikan penting karena kualitas sumberdaya manusia organisasi tergantung pada kualitas penarikannya (Handoko, 2000:69). Untuk itu harus dilaksanakan rekrutmen secara baik dan tepat agar diperoleh SDM yang kompeten dan berkualitas. Tanpa orang-orang yang kompeten, organisasi dan manajemen akan gagal mencapai tujuannya. Disamping hal tersebut, tidak jarang pula para karyawan baru yang direkrut tidak mempunyai kompetensi yang penuh dan sesuai untuk melaksanakan Universitas Sumatera Utara tugas-tugas pekerjaan mereka. Bahkan para karyawan yang sudah berpengalaman pun perlu belajar dan menyesuaikan dengan organisasi, orang-orangnya dan bidang pekerjaannya. Mereka juga memerlukan latihan lebih lanjut untuk mengerjakan tugas-tugas secara sukses. Pelatihan memiliki peran penting dalam menentukan efektifitas, efisiensi perusahaan serta kinerja karyawan (Salmah, Jurnal Ekonomi Informasi Akuntansi, Vol. 2, No.2, 2012:281). Meskipun program pelatihan memakan waktu dan dana, namun hampir semua organisasi menjalankannya. Hal tersebut dikarenakan semua biaya dan waktu yang dikeluarkan tersebut dianggap sebagai investasi dalam mengembangkan kompetensi sumberdaya manusia, karena SDM merupakan modal dan investasi terpenting yang bertugas menjalankan fungsi dan tujuan setiap perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (PTPN III) merupakan salah satu dari 14 perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Indonesia yang mengelola perkebunan sawit dan karet dan telah dikenal sebagai perusahaan perkebunan yang berprestasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan penghargaan yang diraih seperti sertifikasi ISO 9001:2000, International Standart Organization. Tidak hanya sebatas menjadi perusahaan yang berprestasi, keinginan PTPN III untuk menjadi perusahaan bisnis yang mampu berdaya saing tinggi, telah mendorong terciptanya perencanaan program transformasi bisnis. Dengan visi “menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik” PTPN III mengawali program transformasi bisnis tersebut dengan penetapan paradigma bisnis baru untuk menggugah kesadaran seluruh warga perusahaan akan tanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III. Universitas Sumatera Utara Keseriusan PTPN III dalam melakukan transformasi bisnis ditunjukkan dengan salah satu targetnya untuk mencapai posisi sebagai perusahaan kelas dunia (world class company) pada tahun 2010. Berbagai langkah strategis telah diambil oleh manajemen PTPN III guna mendorong pencapaian target menjadi perusahaan kelas dunia di tahun 2010 tersebut (PTPN III, http://www.ptpn3.co.id, akses 28 Maret 2013). Namun, informasi yang berkembang menyatakan bahwa dari 30.000 karyawan PTPN III sejumlah 12.000 orang masih harus diisi kekurangan kompetensinya (PTPN III, http://lpp.ac.id, 28 Maret 2013). Melihat hal ini, maka penting bagi perusahaan untuk mendorong upaya-upaya peningkatan kompetensi SDM perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan pencapaian kinerja perusahaan. Permasalahan kekurangan kompetensi karyawan pada PTPN III merupakan hal yang mengganggu kinerja karyawan dan akan menghambat tujuan perusahaan dalam mencapai tujuan transformasi bisnis. Oleh sebab itu, PTPN III berusaha mengembangkan kompetensi karyawan melalui pelaksanaan rekrutmen dan pelatihan yang berdasarkan pada Manajemen Sumber Daya Manusia atau dikenal dengan istilah Competence-Based Human Resource Management (CBHRM). Dalam operasionalnya, PTPN III menerapkan Competency-Based Recruitment and Selection (CBRS) melalui assesment centre perusahaan dalam sistem rekrutmennya. Hal tersebut diupayakan untuk membantu PTPN III dalam proses penarikan karyawan berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan suatu bidang pekerjaan tertentu. PTPN III sebagai salah satu BUMN yang diandalkan harus lebih fokus dan selektif dalam melakukan penarikan SDMnya sesuai kualifikasi. Dengan adanya kualifikasi seseorang yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara memangku sesuatu jabatan tertentu dalam menganalisis jabatan yang akan didudukinya, maka akan mengurangi pemborosan baik waktu maupun biaya bagi perusahaan (Manullang, 2001:41). Walaupun berpengaruh secara tidak langsung, kegiatan rekrutmen merupakan hal yang harus dilakukan secara obyektif selektif (Moelyono, 1993:76). PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menganggap karyawan sebagai aset penting perusahaan. Untuk menjadikan aset tersebut memiliki value, PTPN III (Persero) menyiapkan langkah pelatihan bagi karyawannya yang dikembangkan berdasarkan kompetensi (Competency-Based Training Need Analysis (CBTNA)) yang dijalankan melalui pusat pengembangan SDM. Selain itu, PTPN III juga turut mengembangkan sarana pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) agar dapat lebih diberdayakan dan mulai memunculkan pelatihanpelatihan pada departemen-departemen baru untuk melatih pertumbuhan kompetensi SDMnya. Perlu pendalaman pada setiap bidang sesuai standard agar keberlanjutan perusahaan menuju transformasi bisnis dapat terealisasi dengan meminimalisasi setiap resiko bisnis. Disamping perencanaan program-program kompetensi tersebut, juga dibutuhkan komitmen, perhatian, kesungguhan dan konsistensi pimpinan PTPN III dalam mengarahkan program agar mampu berjalan secara berkelanjutan dan mewujudkan peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PTPN III secara dinamis. Pengembangan kompetensi bagi karyawan PTPN III tidak hanya cukup hingga visi perusahaan tercapai, namun kompetensi juga harus tetap dipertahankan dan dikembangkan setelah PTPN III berhasil mencapai visinya Universitas Sumatera Utara tersebut. Diperlukan pula suatu evaluasi untuk melihat apakah karyawan yang telah melalui proses rekrutmen tersebut berhasil memenuhi kualifikasi-kualifikasi yang ditentukan secara sempurna? apakah kualifikasi-kualifikasi yang ditetapkan dalam proses rekrutmen itu telah sinkron dengan kompetensi karyawan yang dibutuhkan perusahaan? atau apakah pelatihan karyawan telah sesuai dengan kebutuhan kompetensi karyawan? Dibutuhkan penelitian lanjutan guna mengukur pengaruh rekrutmen dan pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan agar dapat dilakukan pengembangan lanjutan secara tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melihat korelasi antara variabel rekrutmen dan penelitian terhadap kompetensi pada kinerja karyawan. Maka, penulis menarik judul “Pengaruh Rekrutmen dan Pelatihan terhadap Kompetensi pada Kinerja Karyawan” untuk diadakan studi kasusnya terhadap karyawan PTPN III Cabang Kantor Direksi Medan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh rekrutmen terhadap kompetensi karyawan ? b. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan ? c. Bagaimana pengaruh rekrutmen dan pelatihan terhadap kompetensi karyawan ? 1.3. Tujuan Penelitian Universitas Sumatera Utara a. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh rekrutmen terhadap Kompetensi Karyawan b. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh pelatihan terhadap Kompetensi Karyawan c. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Rekrutmen dan Pelatihan terhadap Kompetensi Karyawan. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1) Sebagai referensi ilmiah untuk permasalahan kompetensi bagi para karyawan di suatu perusahaan dan bagaimana upaya untuk meningkatkannya. 2) Sebagai bahan bacaan yang dapat berguna bagi lingkungan akademis dan isinya yaitu para staf akademisi, dosen, beserta mahasiswa. b. Manfaat Praktis 1) Sebagai ilmu praktis yang dapat diterapkan hasil kajian ilmiahnya bagi perusahaan 2) Sebagai upaya untuk mengembangkan hipotesis yang telah ada untuk dilihat praktiknya diperusahaan terkait secara langsung. Universitas Sumatera Utara