pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang dan

advertisement
PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK
Oleh:
EVA RAHMAWATI
NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN MENGGUNAKAN
REGRESI LOGISTIK
Oleh:
EVA RAHMAWATI
NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama
: Eva Rahmawati
Tempat/ Tgl. Lahir
: Bogor, 20 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Ayah
: Kusnadi
Nama Ibu
: Eliyanti
Anak ke dari
: 1 dari 3 bersaudara
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Duren Mekar Rt 01/04 Bojongsari kota Depok
No. Telp
: 0857 14 773 774
Email/Facebook
: [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1994 – 1995
: TK Al IKHSAN, kec. Sawangan
1995 – 2001
: SDN DUREN SERIBU 03, Duren Mekar.
2001 – 2004
: SMP Negeri 1 Parung, Kab. Bogor.
2004 – 2007
: SMA Negeri 1 Parung, Kab. Bogor.
2007– 2011
: S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(4 Tahun)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2002-2003
: Anggota Pramuka BATERA SMPN 1 Parung dan anggota OSIS
divisi kesenian.
2007-2010
: Ketua IRMA (Ikatan Remaja Mushola At-Taubah) selama 2
periode.
i
2008-2009 : Anggota Kopma (koperasi mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2008-2010 : Bendahara Karang Taruna tingkat kelurahan Duren Mekar
2011-2013 : Anggota Karang Taruna tingkat kecamatan Bojongsari divisi
Hukum dan HAM.
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2010 : Tim Sensus Penduduk sebagai pencacah lapangan.
2011 : P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) Kelurahan
Duren Mekar sebagai unit pengelola keuangan.
V. SEMINAR DAN TRAINING
2008
: Peserta Seminar Demokrasi Versus Kesejahteraan Rakyat.
2009
: Peserta Seminar Launching Buku dan Seminar Nasional.
2009
: Peserta Pelatihan Pendidikan Dasar Koperasi ke XIX Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2010
: Peserta Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT) / Magang.
2010
: Peserta ESQ Leadership Training 165.
ii
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence about the effect of current ratio, roa, debt
policy and firm size on dividend policy.
Samples from this study using the 35 companies that go public and listed on the
Indonesian Stock Exchange 2007-2009 period taken using purposive sampling method. These
variables are then tested using logistic regression at a significance level of 5 percent.
The results showed that the policy of debt and firm size significantly affect the dividend
policy, while the current ratio and roa no significant impact on dividend policy in companies
listed in Indonesian Stock Exchange.
Keywords: Dividend Policy, Current Ratio, ROA, Debt Policy, and Company Size.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh
current ratio, roa, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.
Sampel dari penelitian ini menggunakan 35 perusahaan yang go publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2009 yang diambil dengan
menggunakan metode purposive sampling. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji
dengan menggunakan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5 persen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang dan ukuran perusahaan
secara signifikan berpengaruh pada kebijakan dividen, sedangkan current ratio dan roa
tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Current Ratio, ROA, Kebijakan Hutang, dan
Ukuran Perusahaan.
iv
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, dan memberikan kenikmatan pada seluruh alam ini. Tidak lupa
shalawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, pemimpin dunia yakni Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan kita semua sebagai
pengikutnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman.
Dengan
mengucap
Syukur Alhamdulillah, penulis
dapat menyelesaikan
Penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Current Ratio, ROA, Kebijakan
Hutang
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen dengan
Menggunakan Regresi Logistik” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini
dimaksudkan sebagai syarat dalam menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar
Sarjana Ekonomi Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika
penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Namun berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orangtua tercinta Bapak (Kusnadi) yang telah bekerja keras demi pendidikan anakanaknya dan Ibu (Yanti) yang penuh dengan kesabaran dan senantiasa selalu
mendoakan demi kesuksesan ku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya, serta adikku yang selalu mengalah demi pendidikanku (Nina
Nurjannah) dan si kecil yang manis (Ade Khoirunisa) yang terkadang menemaniku
mengerjakan skripsi ini.
v
2. Ibu. Dr. Hj. Pudji Astuty selaku pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Herni Ali HT, SE, MM. selaku pembimbing 2 yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Bapak Suhendra, S. Ag, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
6. Kepada pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam bantuan terkait
biaya penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap jajaran pengajar atau dosen yang telah memberikan ilmu dan motivasi bagi
penulis yang sangat bermanfaat sebagai bekal menjalani perkembangan zaman dan
seluruh staf karyawan serta perpustakaan, khususnya jurusan Manajemen FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada
para mahasiswa.
8. Untuk Kakek ku tersayang (Alm. Bpk. H. Marjuki) dan nenek ku (Alm. Ibu Kana),
terimakasih atas kasih sayang dan ilmu yang telah kau berikan kepadaku, meskipun
jasadmu telah tiada, tetapi kakek dan nenek tetap hidup dihatiku. Semoga Allah SWT
memeliharamu ditempat yang terbaik dan semoga kakek dan nenek selalu
mendoakan ku. Amin.
9. Untuk nenek ku tercinta (Ibu Ustjh. H. Badriah), terimakasih atas dukungannya baik
berupa moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Semoga Allah mengizinkanku untuk membahagiakan mu ibu.
10. Untuk keluarga besar ku, saudara-saudaraku (H. Baihaqi, SPd, M. Husein,
Syaefullah, SAg, Lukmanul Hakim, Zakia Turrahmah, Lindasari), terimakasih atas
supportnya.
vi
11. Untuk sepupuku tersayang (Ade Fathah FT, Budiman Khoir, Ummu Habibah H,
Hikmah Wati Nur H, Badrian Ilham M, Arif Rahman H, Nafisa Khoiriah, Cut Fatia,
Cut Fasihati Azwa, Annas, Raihanu Zaki) terimakasih atas doanya.
12. Untuk Ibu Oyeh dan Bpk. Memed Subahan yang sudah aku anggap seperti orangtua
ku juga, terimakasih atas doanya, banyak pelajaran yang aku dapatkan dari kalian
terutama tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup ini dan bagaimana kita
memaknai kehidupan ini agar kita selalu menjadi orang yang tetap bersyukur dalam
keadaan apapun.
13. Sahabat-sahabat terbaikku (Khoirunnisa, Aztyara Ismadarliani, Dyah Setyowati,
Bayu Diah A, Liza Hertanty, Rizki Maulana, Agus Surahman, Rio Setiawan, Fauzan
Yasmiandi, Andriyani) terimakasih atas support dan bantuannya selama ini.
14. Teman-temanku dirumah (Thian Setiana, SE, Nia Kurniati, Istianah Fauziah, Dewi
Mustika, SPd, Kamil, Rizkiah WS, Ai Rahmawati) terimakasih atas doa dan
dukungannya. Tetap semangat ya menjalani hidup ini.
15. Teman-teman dari keuangan B 2007,yang ga bisa disebut satu persatu semangat ya
semua.
16. Teman-teman manajemen C 2007 terimakasih karena kalian banyak mengajariku
tentang kehidupan dan bagaimana kita harus hidup.
17. Teman-teman Karang Taruna Duren Mekar dan Kecamatan Bojongsari terimakasih
untuk dukungannya.
18. Teman-teman angkatan 2007 Jurusan Manajemen, Semangat Selalu untuk berjuang,
jangan pernah lupa Allah SWT selalu melihat setiap usaha dari umat nya yang mau
berusaha lebih baik. Jangan Menyerah.
19. Untuk calon suamiku tersayang.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga ALLAH SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berharap semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan kepada penulis, Amin. Dan semoga Skripsi ini akan
vii
bermanfaat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca pada
umumnya dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila
dalam penyajian Skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, Juni 2011
Wassalam,
Eva Rahmawati
NIM: 107081003221
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..........................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..........................................
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .....................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................
vi
ABSTRACT...................................................................................................
viii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...............................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xix
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
B. Perumusan Masalah Penelitian ..........................................
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................
9
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
10
A. Kajian Pustraka ..................................................................
10
1. Dividen ............................................................................
10
2. Kebijakan Dividen ..........................................................
11
3. Pola Pembayaran Dividen ..............................................
13
4. Penetapan Tanggal Dividen ...........................................
15
5. Bentuk-Bentuk Dividen..................................................
16
6. Teori mengenai Kebijakan Dividen...............................
17
BAB II
ix
BAB III
7. Liquidity (Current Ratio) ...............................................
22
8. Profitability (ROA) .........................................................
24
9. Kebijakan Hutang (DAR) ...............................................
26
10.Ukuran Perusahaan ........................................................
27
B. Penelitian Terdahulu ...........................................................
28
C. Kerangka Pemikiran ...........................................................
33
D. Hipotesis Penelitian ............................................................
35
METODOLOGI PENELITIAN...........................................
36
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................
36
B. Metode Penentuan Sampel.................................................
36
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................
39
D. Metode Analisis .................................................................
40
1. Statistik Deskriptif ......................................................
40
2. Penggunaan Regresi Logistik ......................................
40
E. Operasional Variabel ..........................................................
46
1. Variabel Independen ....................................................
46
a. Current Ratio (X1) ..................................................
46
b. ROA (X2) .................................................................
47
c. Kebijakan Hutang (X3)...........................................
47
d. Ukuran Perusahaan (X4).........................................
47
Variabel Dependen ...................................................
48
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
49
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................
49
B. Analisis dan Pembahasan..................................................
50
1. Analisis Deskriptif ....................................................
50
2. Analisis Regresi Logistik Binary ............................
61
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
75
A. Kesimpulan......................................................................
75
B. Saran ................................................................................
76
2.
BAB IV
BAB V
x
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
80
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Rincian Penelitian Terdahulu ..................................................... 31
3.1
Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar
Dividen ......................................................................................... 38
3.2
Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar
Tidak Dividen .............................................................................. 39
4.1
Current Ratio ............................................................................... 52
4.2
ROA (Return On Asset) .............................................................. 54
4.3
DAR (Debt to total Asset Ratio) ................................................ 57
4.4
Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset)............................................ 59
4.5
Identifikasi Data .......................................................................... 61
4.6
Data yang diproses ...................................................................... 62
4.7
Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen........................ 63
4.8
Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen........................ 64
4.9
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi........................................ 65
4.10
Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square .... 66
4.11
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi........................................ 67
4.12
Hasil Signifikansi Data ............................................................... 68
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................... 34
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
A.
Lampiran I Daftar Perusahaan yang Membagikan Dividen ..................
80
B.
Lampiran II Daftar Perusahaan yang tidak Membagikan Dividen .......
80
C.
Lampiran III Data Operasional Variabel ................................................
81
D.
Lampiran IV Output SPSS Logistic Regression ....................................
94
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tahun 2008 merupakan tahun yang kelam bagi dunia keuangan
Internasional. Pada tahun ini terjadi krisis keuangan global yang berdampak
pada krisis perekonomian dunia. Hal ini telah mendapat perhatian yang luas
dan serius dari para pemimpin dunia. Usaha-usaha untuk mengatasi krisis telah
dilakukan baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Selain itu
juga, setiap negara mengambil kebijakan domestik untuk melakukan langkahlangkah antisipatif dalam negeri untuk mengatasi dampak krisis keuangan
global.
Krisis keuangan global bermula dari kredit macet pada sektor perumahan
dan neraca keuangan Amerika Serikat yang tidak stabil akibat defisit yang
terus menerus meningkat. Sektor perumahan Amerika Serikat yang lebih
mengutamakan pihak ketiga atau seringkali disebut subprime mortgage tidak
dapat dikendalikan dengan baik, yang berakibat pada kredit macet.
Kredit macet tersebut kemudian mempengaruhi fondasi lembaga otoritas
keuangan yang berakibat pada krisis keuangan. Mengingat Amerika Serikat
memiliki jaringan perekonomian yang kuat di dunia, menurunnya keuangan
Amerika Serikat berakibat pada menurunnya kemampuan keuangan di dunia
atau krisis keuangan global. Akibat krisis ini banyak perusahaan yang tidak
1
membagikan dividen, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan laba yang
dialami oleh perusahaan.
Perusahaan akan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh
keuntungan atau laba. Menurut Dermawan Sjahrial (2008:305) Laba ini terdiri
dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba
yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk
pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pertumbuhan perusahaan
yang berasal dari : laba yang ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap, maka
makin besar posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang
diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa
dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah
yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan
mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Pengelolaan kinerja diserahkan
kepada manajer keuangan sehingga manajer keuangan berusaha mengelola
asset finansial perusahaan dengan menitik beratkan pada tiga keputusan, seperti
yang dikutip dalam Arief Sugiono (2009:5) keputusan tersebut terdiri dari :
keputusan financial (financial decision), keputusan investasi (investment
decision), dan kebijakan dividen (dividend policy). Manajer keuangan berusaha
mewujudkan kedua tujuan perusahaan dengan menggunakan ketiga keputusan
tersebut.
2
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam
perusahaan, yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi
baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam
hubungannya
dengan
pendapatan
dividen,
para
investor
umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas
dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan
sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya
kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen
dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan, antara lain : perlunya
menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan,
kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham,
target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor
lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham, 2005) dalam
Suwendra_Kumar (2007 : 10).
Dari sisi investor , dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya
motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih
menyukai dividen daripada capital gain (farikh Rahman, 2006) dalam
(Muhammad Wahyudin 2010:4), alasannya adalah dividen merupakan
penerimaan yang lebih pasti dibanding dengan capital gain. Mereka
menganggap bahwa dividen sekarang lebih berharga dari capital gain yang
diterima dikemudian hari. Karena informasi yang dimiliki investor di pasar
modal sangat terbatas, maka perubahan dividenlah yang akan dijadikan sebagai
3
sinyal untuk mengetahui performance perusahaan, sehingga perusahaan sering
menggunakan pengumuman dividen untuk menaikkan harga saham dari sisi
emiten. Sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang
dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar
dividen dibandingkan dengan laba ditahan atau justru sebaliknya. Apabila
proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari laba
ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki perusahaan turun dan
perusahaan perlu mencari dana dari luar perusahaan bila perusahaan ingin
melakukan ekspansi. Penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen
atau untuk digunakan didalam perusahaan disebut dengan politik dividen atau
kebijakan dividen.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan, seperti yang dikutip (Susana dan
Fathan, 2006) dalam Nuha (2008 : 2) yaitu kepentingan para pemegang saham
dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, dan juga
kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang
dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung
pada
kebijakan
masing-masing
perusahaan,
sehingga
memerlukan
pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen
atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan
yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan
sebagian dari laba ditahan.
4
Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang
saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari
informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini
perusahaan
memberikan sebagian keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai
(Brigham dan Houston, 2001) dalam Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104).
Keputusan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka
panjang dan bukan pemegang saham yang berorientasi pada capital gain.
Berkaitan dengan tujuan tersebut, perusahaan berusaha meningkatkan
pembayaran dividen dari tahun ke tahun agar kesejahteraan pemegang saham
juga mengalami peningkatan. Tetapi dalam prakteknya sering terjadi hambatan
seperti terjadinya penurunan profitabilitas, keharusan membayar bunga, atau
terbukanya kesempatan investasi yang menguntungkan menyebabkan pihak
manajemen membatasi pembayaran dividen. Logika ini disebabkan keuntungan
akan dialokasikan pada laba ditahan sebagai sumber dana internal. Kondisi ini
menyebabkan harapan pemegang saham terhadap dividen tinggi menjadi
pudar. Meskipun demikian, pihak manajemen menghindari terjadi pemotongan
dividen (dividend cut) atau paling tidak membayar dividen secara tetap.
(Donalson, 1961 dikutip dalam Brigham, Gapensky dan Davel, 1999) dalam
Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104).
Laba atau tingkat keuntungan merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dengan adanya keuntungan perusaahaan dapat terus bertumbuh dan
berkembang. Mengingat akan arti penting laba, baik bagi perusahaan maupun
5
pihak investor, perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan laba untuk
pertumbuhan perusahaan. Sementara bagi investor, mereka berkehendak atas
pembagian laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa mengambil
kebijakan yang tepat bagi perusahaan agar terpenuhinya kebutuhan dana,
sedangkan bagi investor memperoleh apa yang diinginkan.
Berbagai informasi mengenai dividen sangat penting, baik bagi perusahaan
maupun investor, seperti yang dikemukakan oleh Saxena (1999: p.3) dalam
Fira Puspita (2009 : 1) bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan
berbagai alasan, antara lain : pertama, perusahaan menggunakan dividen
sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor
sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa
yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur
permodalan perusahaan.
Disamping itu, dividen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut
Dermawan Sjahrial (2008 : 305) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, rencana perluasan usaha,
dan pengawasan terhadap perusahaan.
Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995
sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan
antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan
6
ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel
kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel
ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian Jensen, Solberg dan Zorn
(1992) dalam Kartika Nuringsih (2004:130) menemukan bahwa pengaruh
negatif atau efek substitusi antara hutang terhadap dividen. Pada penggunaan
hutang yang tinggi perusahaan cenderung menghemat dividen sehingga
dipergunakan untuk peluasan hutang. Penelitian Jensen, Solberg dan Zorn
(1992) dalam Kartika Nuringsih (2005:106), menemukan bahwa pada tingkat
profitabilitas yang tinggi perusahaan cenderung menahan dividen agar
memiliki sumber dana internal yang tinggi. Variabel ROA sebagai proksi
profitabilitas yang digunakan sebagai variabel independen dalam menetapkan
kebijakan dividen. Variabel Firm size merupakan ukuran perusahaan, yang
mana perusahaan memiliki asset besar lebih mudah memasuki pasar modal
sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam
jumlah besar.
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kebijakan dividen peneliti
tertarik untuk meneliti kebijakan dividen dengan menggunakan variabel bebas
yang
mempengaruhi
kebijakan
dividen
berdasarkan
hasil
penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Kartika Nuringsih (2005). Penelitian ini
dimaksudkan untuk menguji kembali “Pengaruh Current Ratio, ROA,
7
Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan
Dividen”. Adapun perbedaan penelitian terletak pada metode analisis yang
digunakan, pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah regresi
logistik karena motif dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model
bagi
penentuan
kebijakan
dividen
dengan
memasukan
faktor
yang
mempengaruhinya yaitu current ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran
perusahaan sebagai variabel independen dan variabel dependen terdiri dari 2
kategori diantaranya (0) sebagai perusahaan yang tidak membayar dividen dan
(1) sebagai perusahaan yang membayar dividen.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
non keuangan yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak dipilih
karena kebijakan pada perusahaan non keuangan disesuaikan dengan kebijakan
dari pemerintah, sehingga hanya perusahaan non keuangan yang go publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dalam penelitian ini.
Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas pembahasannya maka
penulis membatasi masalah pada variabel independen yang digunakan untuk
menganalisa kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan non keuangan
yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari current
ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan. Dan perusahaanperusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki
current ratio, ROA (Return on assets), kebijakan hutang dengan menggunakan
DAR (Debt to total asset ratio),Ukuran perusahaan (Ln total aktiva) dan
8
kebijakan dividen dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) selama
tiga tahun berturut-turut yang dimulai dari tahun 2007-2009 pada perusahaan
yang membayar dividen diproksikan dengan nilai 1 dan perusahaan-perusahaan
yang tidak membayar dividen selama tiga tahun berturut-turut yang dimulai
dari tahun 2007-2009 diproksikan dengan nilai 0.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah current ratio,
ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan dividen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisa
pengaruh current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan
terhadap kebijakan dividen.
2. Manfaat
a. Untuk peneliti : dapat menambah pengetahuan, terutama tentang
kebijakan dividend dan variabel lain yang diteliti.
b. Untuk mahasiswa : dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
c. Untuk perusahaan : dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dalam
mengambil keputusan terutama dalam menentukan kebijakan dividen.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Dividen
Dividen merupakan bentuk alokasi laba yang diberikan kepada
pemegang saham atas keterlibatan mereka sebagai penanam modal. Sejalan
dengan
pendapat
Handayani-Hadinugroho
(2009:
vol.7,
65)
yang
menyatakan bahwa dividen merupakan bentuk distribusi laba yang
diperoleh perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi
lembar saham yang dimilikinya.
Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan
didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan ditahan
untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan
keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil
keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada
pemegang saham dan beberapa yang harus ditahan guna mendanai
perkembangan atau pertumbuhan perusahaan. Keputusan tersebut akan
mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya
keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen. Pada
umumnya perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk kas (tunai), dan
karena kebijakan ini akan mempengaruhi kebijakan pembelanjaan
perusahaan maka keputusannya dilakukan dengan hati-hati dan harus juga
10
melibatkan para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Biasanya
diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (Surasni, 1998) dalam
Karina Cahyati (2006 : 9).
2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan perusahaan
digunakan
dalam
menentukan
besaran
proporsi
laba
yang
yang
akan
didistribusikan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
Pemahaman tentang kebijakan dividen berawal dari pendapat Lintner
(1956) dalam Kartika Nuringsih (2005,vol 2 : 107) yang menyatakan bahwa
perusahaan meningkatkan pembayaran dividen apabila yakin bahwa
manajer mampu menghasilkan keuntungan (earning) yang meningkat secara
permanen dimasa mendatang. Dividen merupakan keuntungan perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai return atas keterlibatan
mereka sebagai supply capital. Proksi dividen dalam penelitian ini
menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) untuk perusahaan yang
membayar dividen secara tunai dan untuk perusahaan yang tidak
membagikan dividen dikarenakan berada dalam tarif pajak yang cukup
tinggi, tetapi bukan berarti perusahaan tersebut tidak pernah membagikan
dividen. Menurut (Brigham dan Houston, 2006) dalam Yoga (2010:6)
manyatakan bahwa Dividend Payout Ratio merupakan persentase dari laba
bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.
Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividen Per
Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). Jika dividen tunai
11
meningkat maka dana perusahaan untuk reinvestment akan semakin
berkurang, sehingga perusahaan cenderung akan mencari sumber dana
eksternal untuk mencukupi kebutuhannya (Brigham dan Houston, 2001:76).
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba
yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan
semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen
merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997 :
p.496) dalam Fira Puspita (2009:17).
Dermawan Sjahrial (2008 : 305-306) menyatakan bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya:
a. posisi likuiditas perusahaan
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan maka makin besar pula dividen
yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham.
b. kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka
sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.
c. rencana perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang
dibayarkan untuk dividen.
12
d. pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari
sumber intern antara lain : laba. Pertimbangannya adalah apabila dibiayai
dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari
kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham
mayoritas berkurang.
3. Pola pembayaran dividen
Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang
menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan
kepada pemegang saham. Seperti yang dikutip (Ang, 1997) dalam Fira
Puspita (2009 : 27), ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat
dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan, yaitu :
a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share
Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama
tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan
kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen,
jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat
dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham,
dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan
sebaliknya.
b. Stable Dividend per-share
Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai
suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil
13
daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini
akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari
tahun ke tahun.
c. Stable Payout ratio
Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung
berdasarkan suatu persentase tetap (constant) dari laba (earning). Bila
laba berfluktuasi maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi.
d. Regular Dividend plus Extras
Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang
diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan dimasa mendatang
tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal.
Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan tambahan ekstra
(bonus) kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen
mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen
ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan harga saham.
e. Fluctuating Dividend and Payout Ratio
Dalam pola pembayaran ini besarnya dividend and payout ratio
disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal
perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu besarnya dividend
and payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba
dan kebutuhan investasi.
14
4. Penetapan Tanggal Dividen
Selain menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham, perusahaan juga menetapkan tanggal dividen, dalam Arief Sugiono
(2009: 175) menyatakan bahwa penetapan tanggal juga merupakan hal yang
penting dan relevan dan hubungannya dengan dividen. Tanggal-tanggal
yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut :
a. Tanggal Deklarasi (Declaration Date)
Declaration date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dewan
direksi mengumumkan dividen.
b. Tanggal Pencatatan (Recording date)
Recording date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang
saham berhak mendapatkan dividen.
c. Tanggal Eks-Dividen (Ex Dividen)
Ex dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dividen lepas
dari pemegang saham.
d. Cum Dividen
Cum dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perdagangan
terakhir yang masih memiliki kesempatan mendapatkan dividen,
biasanya berlaku untuk perusahaan yang masuk bursa (go public).
e. Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perusahaan
membayar dividen. Pada umumnya dividen dibayarkan secara tunai
15
termasuk untuk saham preferen yang dinyatakan sebagai presentase dari
nilai buku.
5. Bentuk-Bentuk Dividen
Pembagian dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham tidak hanya dalam bentuk tunai, dalam Arief Sugiono (2009:176)
menyatakan bentuk-bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang
saham biasa adalah sebagai berikut :
a. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen Tunai adalah suatu bentuk pembagian dividen kepada para
pemegang saham dalam bentuk kas (tunai). Pembagian dividen tunai bisa
dilakukan secara berkala seperti per semester, per tahun dan per kuartal.
b. Dividen dalam bentuk saham (Stock Dividend)
Dividen dalam bentuk saham merupakan penerbitan tambahan saham
kepada pemegang saham. Hal ini mungkin terjadi apabila posisi
keuangan (cash position) perusahaan tidak mencukupi atau perusahaan
menginginkan lebih mendorong perdagangan saham dengan menunda
harga pasar sahamnya. Dengan stock dividend secara otomatis laba
ditahan akan mengalami penurunan yang dikonversikan ke dalam bentuk
saham.
c. Pemecahan harga saham (Stock Split)
Hal ini berbeda dengan stock dividend. Yang dimaksud dengan stock split
adalah memecah nilai buku saham. Secara persentase kepemilikan
perusahaan tidak mengalami perubahan, melainkan perubahan terjadi
16
hanya pada jumlah lembar yang dimiliki oleh pemegang saham yang
bersangkutan.
6. Teori mengenai kebijakan dividen
Beberapa teori mengenai kebijakan deviden diantaranya :
a. Dividen Irrelevance
Teori
ini
menyatakan
bahwa
pembayaran
dividen
tidak
berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham.
Seperti yang diungkapkan oleh Modigliani dan Miller yang
berpendapat bahwa dalam kondisi keputusan investasi yang given,
pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang
saham, Modigliani dan Miller juga berpendapat bahwa nilai perusahaan
dibentuk oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian
nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu
keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk
dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Nanik
Sri Utaminingsih (2009:102)
Hal yang penting dari pendapat Modigliani dan Miller adalah
bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang
saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara
pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan
dana yang given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada
pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai
pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian
17
kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan
penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Dengan
demikian apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham. Karina Cahyati (2006: 15)
Modigliani dan Miller dalam Warsono (2003: 284) berpendapat
bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai efek terhadap harga saham
perusahaan. Argumen inilah yang dikatakan bahwa kebijakan dividen
tidak relevan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa apabila
pembayaran
dividen
dinaikkan,
maka
perusahaan
dapat
mengimbanginya dengan cara mengeluarkan saham baru sebagai
pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Lebih lanjut bahwa
Modigliani dan Miller mempunyai alasan bahwa nilai suatu perusahaan
dibentuk oleh earning power dan tingkat risiko asset perusahaan.
b. Bird-in-The Hand Theory
Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001: 67)
berpendapat bahwa ks (modal sendiri) akan turun apabila rasio
pembagian dividen dinaikan karena para investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang
diharapkan dari keuntungan modal.
Menurut Modigliani dan Miller dalam Dermawan Syahrial
(2008:313) pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan,
karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang
18
diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki
risiko yang hampir sama.
Teori ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pernyataan yang
bertentangan antara Gordon dan Lintner dengan Modigliani dan Miller.
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa investor lebih menyukai
pembayaran dividen daripada capital gain karena pembayaran dividen
merupakan penerimaan yang pasti dibandingkan capital gain. Mereka
mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu
burung di udara.
c. Tax Differential Theory
Dikutip dalam Brigham dan Houston (2001: 67-68) ada tiga alasan
yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang
tinggi, yaitu : 1. pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi
dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. Oleh karena itu,
investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima
sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka
perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga
saham,
dan
keuntungan
modal
yang
pajaknya
rendah
akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2. pajak atas keuntungan
tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu ,
satu dollar pajak yang dibayarkan dimasa mendatang mempunyai biaya
19
efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan hari ini.
3. jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut
meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
terhutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan
nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan
demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.
Litzenberger dan Ramaswamy dalam Dermawan Sjahrial (2008
:313) berpendapat bahwa apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah
yang lebih tinggi daripada pajak atas capital gain, pemodal
menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil
dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Dalam teori ini para investor cenderung lebih menyukai
pembayaran dividen yang rendah, karena tarif pajak atas pembagian
dividen lebih tinggi daripada pajak atas capital gain.
d. Informatiom Content of Dividend
Beberapa studi empirik yang dikutip dalam awat (1999) dalam
Karina Cahyati (2006 :17) Memperlihatkan bahwa harga saham dipasar
berubah sesuai dengan perubahan pengumuman dividen. Artinya
pengumuman jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham akan menggambarkan suatu informasi mengenai
prospek perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian
seperti R. Richarson Pett yang sebelumnya diulas oleh Fama, Fisher,
Jensen, dan R. Roll. Berubahnya harga saham sesuai dengan perubahan
20
pengumuman besarnya dividen ini karena adanya isi informasi yang
terkandung dalam dividen (the information content of dividen) , dimana
besarnya dividen merupakan ukuran harapan pendapatan perusahaan
masa mendatang disampaikan kepada investor melalui perubahan
dividen. Hal ini dapat dimengerti bahwa sepertinya mustahil suatu
perusahaan
mengumumkan
untuk
menaikkan
dividen
apabila
prospeknya pada waktu yang akan datang kurang baik.
Hasil
studi
memperlihatkan
bahwa
dividen
yang
besar
berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti
kenaikan dalam dividen akan menghasilkan kenaikan dalam harga
saham, dan penurunan dalam dividen akan menghasilkan penurunan
dalam harga saham. Dalam responnya, Modigliani dan Miller
berargumen bahwa pengaruh
ini tidak diakibatkan oleh dividen itu
sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi dari informasi dividen dengan
tanggapan untuk laba dimasa mendatang. Warsono (2003: 285)
Pada teori ini dapat disimpulkan bahwa besarnya dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham mempunyai kandungan informasi
yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan, karena investor
menganggap bahwa tidak mungkin suatu perusahaan menaikkan
pembayaran dividen yang dibagikan apabila kondisi perusahaan dalam
keadaan tidak baik.
21
e. Clientele effect
Menurut Dermawan Sjahrial (2008: 314) bahwa banyak kelompok
investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih
menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti
hal nya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki
perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Tetapi ada pula
investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali
pendapatan mereka, karena kelompok investor ini tidak begitu
membutuhkan uang saat ini atau berada dalam tarif pajak yang cukup
tinggi.
Teori ini menggambarkan terdapat berbagai kepentingan investor
dalam suatu perusahaan, ada investor yang lebih menyukai pembayaran
dividen yang tinggi dan adapula investor yang lebih menyukai
pembayaran dividen yang rendah karena berada dalam tarif pajak yang
tinggi seperti tax differential theory.
7. Liquidity (Current Ratio)
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka
pendek seperti yang dinyatakan oleh Fred Weston dalam Kasmir
(2008:129) yang menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
22
Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
current ratio. Rasio lancar atau current ratio dalam Kasmir (2008:134)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata
lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuannya membayaran
dividen sangat berpengaruh menurut Keown et. al. (2000 : 621) karena
dividen dibayarkan dengan kas dan tidak dengan laba ditahan,
perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen.
Menurut Subramanyam dan John J. Wild dalam Irham Fahmi (2011:121)
rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan secara
luas sebagai ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk
mengukur :
a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah aset
lancar terhadap kewajiban lancar, maka makin besar keyakinan bahwa
kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
b. Penyangga kerugian. Rasio lancar menunjukan tingkat keamann yang
tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada saat
aset tersebut dilepas.
c. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan
terhadap ketidakpastian atas arus kas perusahaan.
23
Menurut Arief Sugiono (2009 : 68) Current ratio digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk
melunasi hutang yang akan dibayar atau jatuh tempo.
Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan current ratio.
Semakin besar current ratio menunjukan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan
tingginya current ratio menunjukan keyakinan investor terhadap
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang dijanjikan
(Marlina dan Clara Danica, 2009) dalam Dyah Handayani BS (2010:27).
Dengan kata lain ada pengaruh signifikan positif antara current ratio
terhadap pembayaran dividen.
8. Profitability (ROA)
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu
diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Dividen
merupakan bagian dari laba bersih yang dicapai perusahaan. Perusahaan
akan dapat melakukan pembagian dividen jika perusahaan memperoleh
profit. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen kepada investor semakin besar. Di
samping itu dari sisi manajerial maka manajemen akan memiliki
kekuatan untuk mengelola dana perusahaan tanpa harus melakukan
hutang kepada pihak lain, karena dengan tingkat keuntungan perusahaan
yang tinggi, maka diperusahaan akan tersedia banyak modal yang dapat
digunakan untuk investasi baru.(Wahyuning Kurniati,2007:29).
24
Ang (1997) dalam Fira Puspita (2009:33) menyatakan bahwa
Return On Asset (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On
Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA (salah satu
ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA
menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat
kembalian investasi yang semakin besar.
Menurut Irham Fahmi (2011:137) ROA (return on asset)
merupakan rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi
yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan
sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama
dengan asset perusaahaan yang ditanamkan.
Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengalokasikan
dividen yang rendah ( Jensen, Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika
Nuringsih (2005:109). Hal ini dikarenakan perusahaan mengalokasikan
sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal. Pada ROA
tinggi dibayarkan dividen rendah karena keuntungan digunakan untuk
25
meningkatkan laba ditahan. Dengan cara ini sumber dana internal
meningkat sehingga perusahaan dapat menunda penggunaan hutang.
Sebaliknya bila ROA rendah maka dibayarkan dividen yang tinggi. Hal
ini dilakukan karena perusahaan mengalami penurunan profit sehingga
untuk menjaga reputasi dimata investor , perusahaan akan membagikan
dividen besar.
Profitabilitas perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap
kebijakan dividen. Perusahaan dengan ROA tinggi membagi dividen
dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan karena keuntungan dialihkan
sebagai laba ditahan dan digunakan sebagai sumber internal (Jensen,
Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika Nuringsih (2004 :131).
9. Kebijakan Hutang (DAR)
Kebijakan hutang merupakan tindakan manajemen perusahaan
yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan
modal yang berasal dari hutang. Hal ini berkaitan erat dengan struktur
modal yang dipilih oleh perusahaan. Struktur modal adalah pertimbangan
antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Pemilik
perusahaan lebih menyukai perusahaan menggunakan hutang pada
tingkat tertentu agar harapan pemilik perusahaan dapat tercapai.
Disamping itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat
dikendalikan
(Wahyuning
Kurniati,
2007:27).
Penelitian
ini
menggunakan debt to total asset ratio (DAR) yang dijadikan proksi
untuk menilai pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen.
26
Menurut Irham Fahmi (2011:127) debt to total assets ratio merupakan
salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini disebut juga sebagai rasio
yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari
perbandingan total hutang dibagi dengan total aset.
Menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992) dalam Kartika
Nuringsih (2004:130), terdapat hubungan kausal yang negatif atau
substitusi antara tingkat hutang dengan dividen. Penggunaan hutang
tinggi menyebabkan perusahaan menurunkan pembayaran dividen dan
sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan
hutang.
10. Ukuran perusahaan
Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
dipertimbangkan
investor
dalam
melakukan
investasi.
Menurut
(Handayani-Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan
kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang
saham.
Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses
yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan
masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke
pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti
untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang
27
lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran
dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.(Chang dan Ree,
1990) dalam Fira Puspita (2009 : 32).
Ukuran perusahaan (firm size) digunakan sebagai variabel
independen yang mempengaruhi kebijakan dividen. (Chang dan Ree,
1990) dalam Kartika Nuringsih (2005:110) tujuan pembayaran dividen
yang besar untuk menjaga reputasi perusahaan dimata investor potensial
maupun aktual. Sebaliknya pada perusahaan memiliki aset rendah akan
membagi
dividen yang rendah. Logika ini dikarenakan profit
dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah aset.
Berdasarkan alasan ini perusahaan cenderung membayar dividen yang
rendah. Penelitian ini menggunakan proksi size dari natural log dari total
aset.
B. Penelitian Terdahulu
Atika Jauhari Hatta pada tahun 2002 meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen : investigasi pengaruh teori stakeholder.
Menemukan hasil bahwa hanya 2 variabel saja yang berpengaruh terhadap
rasio pembayaran dividen yaitu FS(fokus dari perusahaan) dan LTA(natural
log dari total aset), sedangkan 4 variabel lain yaitu : LCSHR(residual dari
natural log), INS(residual dari insider ownership), FCF (free cash flow), dan
GROW (pertumbuhan penjualan) terbukti tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap rasio pembayaran dividen.
28
Kartika Nuringsih (2004) meneliti mengenai kepemilikan manajerial dan
konflik keagenan, analisis simultan antara kepemilikan manajerial, risiko,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Mengasilkan Hubungan positif antara
tingkat
risiko dengan kepemilikan manajerial menunjukan hubungan
komplementer, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan risiko
menunjukan adanya hubungan komplementer, hubungan negatif antara
kepemilikan
manajerial
dengan
hutang
menunjukan
hubungan
substitusi,hubungan negatif antara kebijakan dividen (DPR) dengan kebijakan
hutang menunjukan hubungan substitusi, hubungan positif antara kepemilikan
manajerial dengan DPR menunjukan hubungan komplementer.
Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995
sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan
antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan
ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel
kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel
ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Michell Suharli (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh profitability
dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan
likuiditas sebagai variabel penguat.(studi pada perusahaan yang terdaftar di
BEJ periode 2002-2003). Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah
29
pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat
oleh likuiditas perusahaan.
Eko Wahyudi Baidori (2008) meneliti tentang pengaruh insider ownership,
collateralizable assets, growth in net assets, dan likuiditas terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006.
Hasil penelitian ini menemukan variabel insider ownership tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan growth in net assets, dan
likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen
Dwi R. Handayani dan Bambang Hadi Nugroho (2009) melakukan
penelitian tentang analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan
hutang, roa, ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Menunujukan hasil
bahwa kebijakan hutang dan roa berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Yoga (2010) meneliti tentang pengaruh dividen payout ratio, kepemilikan
manajerial,
profitabilitas
dan
ukuran
perusahaab
terhadap
keputusan
pendanaan. Menunjukan hasil bahwa dividen payout ratio (DPR) dan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan
perusahaan, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
negatif terhadap keputusan pendanaan.
Sebagai tolok ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis menggunakan
penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:
30
Tabel 2.1
Rincian penelitian terdahulu
No Peneliti
Judul
1
Atika Jauhari
Hatta
(2002)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan
dividen : investigasi
pengaruh teori
stakeholder
2
Kartika
Nuringsih
(2004)
Kartika
3
Metode
Analisis
Regresi
berganda
Hasil Penelitian
Kepemilikan manajerial
dan konflik keagenan,
analisis simultan antara
kepemilikan manajerial,
risiko, kebijakan hutang
dan kebijakan dividen
2-SLS
simultaneous
equation
modeling
Hubungan positif antar tingkat risiko
dengan kepemilikan manajerial
menunjukan hubungan
komplementer, hubungan positif
antara kepemilikan manajerial
dengan risiko menunjukan adanya
hubungan komplementer, hubungan
negatif antara kepemilikan
manajerial dengan hutang
menunjukan hubungan
substitusi,hubungan negatif antara
kebijakan dividen (DPR) dengan
kebijakan hutang menunjukan
hubungan substitusi, hubungan
positif antara kepemilikan manajerial
dengan DPR menunjukan hubungan
komplementer.
Analisis pengaruh
Regresi
Penelitian tersebut mengungkapkan
Hasil pengujian menunjukan bahwa
hanya 2 variabel saja yang
berpengaruh terhadap rasio
pembayaran dividen yaitu FS(fokus
dari perusahaan) dan LTA(natural
log dari total aset), sedangkan 4
variabel lain yaitu : LCSHR(residual
dari natural log), INS(residual dari
insider ownership), FCF (free cash
flow), dan GROW (pertumbuhan
penjualan) terbukti tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap rasio pembayaran dividen.
31
Nuringsih
(2005)
kepemilikan manajerial,
berganda
kebijakan hutang, roa
dan ukuran perusahaan
terhadap kebijakan
dividen : studi 1995-1996
4
Michell
Suharli
(2007)
Pengaruh profitability
dan investment
opportunity set terhadap
kebijakan dividen tunai
dengan likuiditas sebagai
variabel penguat.
(studi pada perusahaan
yang terdaftar di BEJ
periode 2002-2003).
5
Eko Wahyudi
Baidori
(2008)
6
Pengaruh insider
ownership,
collateralizable assets,
growth in net assets, dan
likuiditas terhadap
kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur
yang listing di BEI
periode 2002-2006.
Dwi R.
Analisis pengaruh
Handayani
kepemilikan manajerial,
dan Bambang kebijakan hutang, roa,
Hadi Nugroho ukuran perusahaan
(2009)
terhadap kebijakan
dividen
Regresi
berganda
adanya hubungan antara kepemilikan
manajerial, kebijakan hutang, return
on asset (ROA), dan ukuran
perusahaan dengan kebijakan
dividen. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen, variabel
kebijakan hutang memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan, variabel
ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan,
dan variabel ROA memiliki
pengaruh negatif dan sinifikan
terhadap kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini adalah kebijakan
jumlah pembagian dividen
perusahaan dipengaruhi oleh
profitabilitas dan diperkuat oleh
likuiditas perusahaan.
Regresi GLS
(generalized
least-square)
Hasil penelitian ini menemukan
variabel insider ownership tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen, sedangkan growth
in net assets, dan likuiditas
berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan dividen
Regresi
Berganda
menghasilkan kebijakan hutang dan
roa berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen, ukuran
perusahaan berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen.
Sedangkan kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap
32
7
Yoga
(2010)
Pengaruh dividen payout
ratio, kepemilikan
manajerial, profitabilitas
dan ukuran perusahaab
terhadap keputusan
pendanaan
Regresi
berganda
kebijakan dividen.
Dividen payout ratio (DPR) dan
kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap keputusan
pendanaan perusahaan, sedangkan
profitabilitas dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh negatif terhadap
keputusan pendanaan.
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengenai pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang, dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Penentuan besar kecilnya
dividen yang akan dibayarkan tergantung dari kebijakan dividen dari masingmasing perusahaan dan juga tergantung dari besarnya keuntungan dan jumlah
saham yang beredar dimasyarakat. Penentuan kebijakan dividen harus
diperhatikan pada suatu perusahaan yang membagikan dividen karena karakter
pemegang saham dengan berbagai alasan yang berbeda dapat mempengaruhi
kebijakan dividen, ada pemegang saham yang menginginkan dividen yang
rendah karena alasan pajak untuk dividen terlalu besar dibandingkan capital
gain, dan juga ada pemegang saham yang mengharapkan dividen yang besar
atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun.
Terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh peneliti karena
diindikasikan mempengaruhi kebijakan dividen. Diantaranya : current ratio,
ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan yang dalam hal ini menjadi
variabel eksogen (independent) dan kebijakan dividen yang akan menjadi
variabel yang dipengaruhi atau variabel endogen (dependen).
33
Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan non keuangan yang go
public dan listing di BEI periode tahun 2007-2009. Dalam menentukan sampel
pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel
yang dipilih secara cermat dengan karakteristik populasi yang dicari oleh
peneliti sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang diharapkan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dapat
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Dalam penelitian
ini analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Kerangka pemikiran dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan go public non
keuangan yang listing di BEI
Variabel Dependen
Kebijakan Dividen.
Variabel Independen :
 Current Ratio
 Profitabilitas (ROA)
 Kebijakan Hutang (DAR)
 Ukuran Perusahaan
Regresi Logistik
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
34
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 93) merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan,
belum
didasarkan
pada
fakta-fakta
empiris
yang
diperoleh
melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas yang didukung oleh berbagai teori
dari berbagai penelitian, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini
adalah :
Ha1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.
Ha2: ROA berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.
Ha3: Kebijakan Hutang berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Ha4: Ukuran Perusahan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan
dividen.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Menurut Hamid (2007:28) dalam ruang lingkup penelitian diperlukan
adanya penekanan batasan lokasi, waktu, atau sektor dan variabel-variabel
yang dibahas agar peneliti tidak keluar dari wilayah yang diteliti dan akan
sangat berguna bagi para peneliti pemula.
Ruang lingkup penelitian ini mencakup pengaruh current ratio, roa,
kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen
berdasarkan data-data perusahaan terbuka non keuangan yang dikeluarkan oleh
bursa efek Indonesia (BEI). Data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis
sejak tahun 2007-2009 pada bursa efek Indonesia (BEI).
B. Metode Penentuan Sampel
Pupolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuangan
yang terdaftar di BEI perode 2007-2009. Teknik pengambilan sampel
digunakan purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2009:68) purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian
kualitatif
atau
penelitian-penelitian
yang
tidak
melakukan
generalisasi. Jadi teknik ini dalam menentukan sampelnya menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
36
Beberapa kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah:
1. Perusahaan tersebut tetap ada selama periode penelitian berlangsung.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Perusahaan secara continue membayar dividen dan perusahaan yang
secara continue tidak membayar dividen selama periode penelitian.
Berdasarkan metode penentuan sampel yang digunakan maka peneliti
menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan non keuanagan yang listing dan
go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), 15 perusahaan yang tidak membayar
dividen (0) dan 20 perusahaan yang membayar dividen (1). Sampel penelitian
ini adalah perusahaan-perusahaan non keuanagan yang memenuhi kriteria yang
dibutuhkan oleh peneliti yang listing dan go publik di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berikut merupakan data perusahaan yang go publik dan terdaftar di
bursa efek indonesia (BEI) yang digunakan dalam penelitian ini.
37
Tabel 3.1
Daftar sampel penelitian
Perusahaan yang membayar dividen
No
Nama Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
4
PT. SMART. Tbk
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
10 PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
11 PT. UNITED TRACTOR. Tbk
12 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
13 PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
14 PT. JASAMARGA. Tbk
15 PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
16 PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
17 PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
18 PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
19 PT. MUSTIKA RATU. Tbk
20 PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Sember: data diolah
38
Tabel 3.2
Daftar sampel penelitian
Perusahaan yang tidak membayar dividen
No
Nama Perusahaan
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
8
PT. JAPFA. Tbk
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
10 PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
11 PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12 PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13 PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
14 PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
15 PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
Sumber: data diolah
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan
oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2008:38). Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang
mencakup data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
perusahaan. Data ini dapat diperoleh dari :
a. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) selama periode penelitian.
b. Bursa Efek Indonesia (BEI).
c. Fact book
d. Laporan keuangan tahuanan dan catatan atas laporan keuangan
perusahaan selama periode penelitian.
39
1. Kepustakaan
Pengumpulan data dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta
menganalisis literatur yang sumber-sumbernya dari buku-buku, jurnal-jurnal
yang
berkaitan dengan penelitian
ini.
Sedangkan untuk variabel
independennya dibatasi Current Ratio, kebijakan hutang, ROA, dan ukuran
perusahaan.
D. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti yang berupa
angka-angka sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan, dimana
dalam penelitian ini angka-angka tersebut adalah rasio keuangan pada
perusahaan yang membayar dividen dengan perusahaan yang tidak
membayar dividen.
2. Penggunaan Regresi Logistik
a. Definisi Regresi Logistik
Menurut Stanislaus (2006:225) Analisis regresi logistik digunakan
untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen
x1,x2,x3,....xk
terhadap variabel dependen Y yang berupa variabel kategorik (binomial,
multinomial atau ordinal) atau untuk memprediksi nilai suatu variabel
dependen Y (yang berupa variabel kategorik) berdasarkan nilai variabelvariabel independen x1,x2,x3,....xk SPSS menyediakan tiga prosedur
40
regresi logistik, yaitu : Regresi Logistik Biner (Binary Logistic
Regression), Regresi Logistik Multinomial (Multinomial Logistic
Regression), Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression).
Regresi Logistik Biner adalah regresi logistik dimana variabel
dependennya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh
variabel dakotomi atau variabel biner adalah sukses-gagal, ya-tidak,
benar-salah, hidup-mati, pria-wanita, perusahaan yang membayar
dividen-perusahaan yang tidak membayar dividen, dan lain sebagainya.
Regresi Logistik Binary sangat tepat digunakan untuk melakukan
permodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel respons bertipe
categorical dua pilihan. Nilai kemungkinan kejadian berada pada rentang
0-1. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier biasa dimana nilai
variabel dependen (variabel respon) bisa bernilai < 0 atau > 1.
(Trihendradi, 2007 : 63).
Penggunaan regresi logistik tidak mensyaratkan adanya multivariate
normal distribution karena tidak perlu asumsi normalitas data pada
variabel bebasnya. (Imam Ghozali, 2005:211).
b. Nilai Odds Ratio
Probabilitas kadang-kadang digunakan dalam istilah odds. Hubungan
antara probabilitas variabel dependen (Y) dan variabel independen (X)
adalah non-linear, sedangkan hubungan antara log dari odds dan variabel
independen (X) adalah linear. (Imam Ghozali, 2005:214).
41
Bentuk dari odds ratio mempunyai interpretasi untuk βi yaitu odds
rasio bertambah besar dengan kelipatan exp (βi) untuk msetiap
pertambahan suatu unit Xi (Stainslaus, 2006:227). Kita dapat merubah
odds menjadi probabilitas atau sebaliknya, perhitungan nilai odds dengan
log natural. Secara umum hubungan probabilitas dan odds digambarkan
sebagai berikut (Trihendradi, 2007:64) :
Dimana :
πi
= Kemungkinan (probabilitas) kejadian pada i
oddsi
= Nilai kecenderungan suatu kejadian pada case i
Nilai odds diasumsikan berhubungan linear dengan variabel prediktor
(variabel independen) :
Oddsi = b0 + b1Xi1 + b2Xi2 + ... + bpXip
Xij = Variabel Prediktor j dengan case i
bj = Koefisien variabel prediktor j
p = Jumlah variabel prediktor
Jadi probabilitas adalah :
Analisis regresi logistik biner digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah
variabel independen x1, x2,....., xk terhadap variabel dependen (Y) yang berupa
variabel response biner yang hanya mempunyai dua nilai atau juga untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) (yang berupa variabel biner)
42
berdasarkan nilai variabel independen x1, x2,....., xk. Bentuk umum regresi
logistik biner adalah (Stainslaus, 2006:226).
β1CR + β2ROA + β3DAR + β4SIZE
Dimana :
β0
= Konstanta
β1-4
= Koefisien
DIV (Y) = Probabilitas bahwa faktor / covariate ke-DIV punya respon = 1
(DIV) dari respon regresi logistik biner yang mempunyai nilai 1 (DIV) dan
0 (1-DIV = NDIV).
X1
= Prediktor ke-1, CR (Current Ratio)
X2
= Prediktor ke-2, ROA (Return On Assets)
X3
= Prediktor ke-3, DAR (Debt to total Assets Ratio)
X4
= Prediktor ke-4, SIZE ( ln dari total aktiva )
c. Nilai -2 LogLikelihood Ratio
Penilaian keseluruhan model menggunakan nilai -2 LogLikelihood
untuk melihat model yang lebih baik dalam memprediksi kemungkinan
kebijakan dividen dibayarkan. -2 LogLikelihood
ditransformasikan
menjadi -2 Log L dimana output SPSS memberikan dua nilai yaitu
pertama untuk model pertama hanya terdapat konstanta dan -2 Log L
yang kedua untuk model dengan konstanta dan variabel bebas, jika
terjadi penurunan dalam nilai -2 Log L pada blok kedua jika
43
dibandingkan dengan blok pertama maka dapat disimpulkan bahwa
model kedua regresi menjadi lebih baik (Imam Ghozali, 2005 : 218).
d. Koefisien Cox dan Snell R Square dan Nagelkerke’s R Square
Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2pada multiple ragression
yang didasarkan
pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga
sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R2 merupakan modifikasi dari
koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari
0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox
dan Snell R dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R2 dapat
diinterpretasikan seperti nilai
R2 pada multiple regression (Imam
Ghozali, 2005 : 219).
Nilai koefisien Nagelkerke R Square umumnya lebih besar dari nilai
koefisien Cox & Snell R Square tapi cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan
nilai koefisien determinasi R2 pada regresi linear berganda.
(Stainslaus, 2006 : 236).
e. Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit Test
Keputusan penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hosmer and lemeshow’s
Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesis sebagai berikut :
44
H0 = Tidak terdapat perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati.
Ha = Terdapat perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati.
Jika nilai Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit statistic sama
dengan atau kurang dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada
perbedaan signifikansi antara model dengan nilai observasinya sehingga
Goodness Fit Model tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi
nilai observasinya. Jika nilai Statistics
Hosmer and lemeshow’s
Goodness of Fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol diterima, berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. (Ghozali,
2005:219).
f. Ketepatan Prediksi Klasifikasi
Tabel klasifikasi 2 X 2 (Clasification Table) yang terdapat pada hasil
SPSS pada model regresi logistik digunakan untuk menghitung nilai
estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Pada kolom
merupakan 2 nilai prediksi dari variabel dependen yaitu : perusahaan
yang tidak membayar dividen (0) dan perusahaan yang membayar
dividen (1), sedangkan
pada baris menunjukan nilai observasi
sesungguhnya yang sesuai dengan data aktual. Pada model yang
sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat
ketepatan peramalan 100% (Ghazali, 2005 : 220).
45
Jika model logistik mempunyai asumsi homoskedastisitas maka
semua kasus akan berada didaerah diagonal dengan ketepatan nilai 100%
tetapi model logistik tidak mempunyai asumsi homoskedastisitas.
(Stanislaus, 2006:234).
g. Uji Wald Statistic
Uji Wald pada tabel variables in the equation digunakan untuk
menguji apakah masing-masing koefisien regresi logistik signifikan. Uji
Wald sama dengan kuadrat dari rasio koefisien regresi logistik β dan
standar error (S.E.) dengan tingkat signifikansi α < 0.05 (Uyanto,
2006:236).
E. Operasional Variabel Penelitian.
1. Variabel Independen
Variabel independent (X) pada penelitian ini diantaranya :
a. Current Ratio (X1)
Fred Weston dalam Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka
pendek.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai
berikut:
46
Aktiva Lancar (Current Assets)
Current Ratio =
Utang Lancar (Current Liabilities)
b. Return On Assets (ROA) (X2)
Menurut Irham Fahmi (2011:137) ROA (return on asset) merupakan
rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai
dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan
asset perusaahaan yang ditanamkan. Rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA= Earning After Tax
Total Asset
c. Kebijakan Hutang (X3)
Kebijakan hutang merupakan tindakan manajemen perusahaan yang
akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal
yang berasal dari hutang (Wahyuning Kurniati, 2007 :27). Kebijakan
hutang ini merupakan variable independen yang ketiga, tujuannya untuk
mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur, dengan rumus :
DAR = Total hutang
Total aset
d. Ukuran Perusahaan (X4)
Proksi ukuran perusahaan dapat menggunakan natural log total asset.
Nilai buku aset total adalah nilai asset total yang tercatat dalam neraca
tahun t.
Ukuran Perusahaan = In (total aktiva).
47
2. Variabel Dependen
Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) berupa kebijakan
dividen dengan menggunakan proksi dividen payotu ratio (DPR) yang
diukur dalam presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, yang
merupakan rasio antara dividen per lembar saham perusahaan dengan laba
per lembar saham perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba
yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan
semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen
merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997 :
p.496) dalam Fira Puspita (2009:17). Rumus untuk menentukan dividen
payout ratio adalah sebagai berikut :
DPR = Dividend Per Share
Earning Per Share
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 20072009. Namun tidak semua dari perusahaan tersebut dijadikan sampel karena
sampel dipilih dengan teknik purposive sampling atau berdasarkan pada
kriteria-kriteria tertentu. Dari awalnya seluruh perusahaan yang listed
berjumlah 359 perusahaan, menjadi hanya 35 perusahaan yang memenuhi
kriteria yang telah ditentukan, 20 untuk jumlah perusahaan yang membagikan
dividen tunai dan 15 untuk jumlah perusahaan yang tidak membagikan dividen
pada periode penelitian berlangsung. Dibawah ini merupakan daftar nama
perusahaan yang menjadi sampel, yaitu:
Tabel 3.1
Daftar sampel penelitian
Perusahaan yang membayar dividen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Perusahaan
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
PT. SMART. Tbk
PT. GUDANG GARAM. Tbk
PT. SEPATU BATA. Tbk
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
PT. JASAMARGA. Tbk
49
No
15
16
17
18
19
20
Nama Perusahaan
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Sumber : Data diolah
Tabel 3.2
Daftar sampel penelitian
Perusahaan yang tidak membayar dividen
No
Nama Perusahaan
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
8
PT. JAPFA. Tbk
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
10 PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
11 PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12 PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13 PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
14 PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
15 PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
Sumber : Data diolah
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik
dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 17.0 untuk windows
untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabelvariabel yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah
melakukan penentuan sampel dengan metode Purposive Sampling atau
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan-
50
perusahaan non keuangan yang membayar dividen dan perusahaan yang
tidak membayar dividen yang terdaftar dan go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2007-2009 berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dalam penelitian ini sebagai pedoman penentuan kebijakan
dividen.
Tujuan dari penyajian statistik deskriptif adalah untuk memberikan
gambaran tentang data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Proses
pemilihan sampel menghasilkan 105 data observasi dari 20 perusahaan yang
membayar dividen dan 15 perusahaan yang tidak membayar dividen selama
tiga tahun berturut-turut untuk periode penelitian 2007-2009. Pada tabel
dibawah ini
dapat dilihat statistik deskriptif dari penulisan yang telah
ditentukan.
a. Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio dalam Kasmir (2008:134) merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo.
Seorang manajer keuangan akan menjaga posisi likuiditas sebuah
perusahaan dalam keadaan stabil atau bahkan meningkat karena
likuiditas
mencerminkan
bagaimana
sebuah
perusahaan
mampu
menjamin aktiva lancar untuk membayar kewajiban lancarnya. Dividen
51
juga dibayarkan dari kas yang tersedia, yang merupakan salah satu
bagian dari likuiditas dan bukan dari laba yang ditahan.
Tabel 4.1
Curren Ratio
No
NAMA PERUSAHAAN
CR
2007
CR
2008
CR
2009
Ratarata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
3,17
1,55
1,01
1,91
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
1,28
1,38
1,54
1,4
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
7,09
7,82
6,34
7,08
Div
4
PT. SMART. Tbk
1,72
1,72
1,58
1,67
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
1,95
2,22
2,46
2,21
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
2,29
2,21
2,35
2,28
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
1,64
1,43
1,91
1,66
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
3,09
4,1
7,18
4,79
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
1,28
1,34
1,49
1,37
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
1,15
1,41
1,35
1,30
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
1,34
1,64
1,66
1,55
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,77
0,54
0,61
0,64
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,76
1,12
0,89
0,92
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
3,08
3,16
1,16
2,47
Div
15
1,65
1,44
1,44
1,51
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA
PRATAMA. Tbk
1,53
1,5
1,51
1,51
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
3,64
3,39
3,58
3,54
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
4,05
3,83
3,47
3,78
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
7,68
6,31
7,18
7,06
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
1,18
1,1
1,12
1,13
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2,57
2,07
3,27
2,64
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,51
0,31
1,19
0,67
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING
INDUSTRIES. Tbk
2,84
2,09
1,9
2,28
NDiv
1,67
1,24
0,52
1,14
NDiv
1,47
1,39
1,41
1,42
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA.
Tbk
1,23
1,31
1,82
1,45
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
0,95
1,47
0,72
1,05
NDiv
28
PT. JAPFA. Tbk
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA
INDONESIA. Tbk
2,45
1,75
2,21
2,14
NDiv
1,5
1,97
2,33
1,93
NDiv
24
25
29
52
No.
NAMA PERUSAHAAN
CR
2007
CR
2008
CR
2009
Ratarata
Perusahaan
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
2,41
2,28
2,02
2,24
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
4,43
8,1
7,27
6,6
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
7,07
3,87
2,81
4,58
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,66
0,58
0,86
0,7
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
4,14
3,66
4,91
4,24
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0,79
0,85
0,98
0,87
NDiv
Rata-Rata
Minimum
2,43
0,51
2,35
0,31
2,40
0,52
2,39
0,64
Maximum
7,68
8,1
7,27
7,08
Sumber: data diolah
Pada tahun 2007 CR tertinggi dicapai oleh PT. Mustika Ratu Tbk
sebesar 7,68 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2007 sebesar 2,43 kali
dan terendah dimiliki oleh PT. Bw Plantation. Tbk sebesar 0,51 kali
dibawah rata-rata CR pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak
membayar dividen.
Pada tahun 2008 CR tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang
(Persero). Tbk sebesar 8,1 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2008
sebesar 2,35 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Bw Plantation. Tbk
sebesar 0,31 kali dibawah rata-rata CR pada tahun 2008 dalam keadaan
perusahaan tidak membayar dividen.
Pada tahun 2009 CR tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang
(Persero). Tbk sebesar 7,27 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2008
sebesar 2,40 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Dharma Samudra
Fishing Industries. Tbk sebesar 0,52 kali dibawah rata-rata CR pada
tahun 2009 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
53
b. ROA (Return On Assets)
Ang (1997) dalam Fira Puspita (2009 :33) menyatakan bahwa Return
On Asset (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On
Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan.
Dalam suatu perusahaan, laba merupakan bagian yang penting yang
menunjang pertumbuhan perusahaan. Karena dengan adanya laba atau
keuntungan yang dihasilkan, perusahaan dapat melakukan peningkatan
terhadap usaha yang sedang dilakukan atau dapat investasi pada usaha
yang lebih menguntungkan lagi. Oleh karena itu pihak manajer keuangan
harus dapat menjaga agar suatu perusahaan dapat memperoleh laba yang
besar dan meningkat pada setiap periodenya.
Tabel 4.2
ROA (Return On Asset)
No
NAMA PERUSAHAAN
ROA
2007
ROA
2008
ROA
2009
RataRata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,0479
0,0369
0,0046
0,0298
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,1629
0,1596
0,1748
0,165767
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,0739
0,0821
0,0836
0,079867
Div
4
PT. SMART. Tbk
0,1226
0,1044
0,0733
0,1001
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,0607
0,0781
0,1269
0,088567
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,1041
0,392
0,1271
0,207733
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,0582
0,0777
0,141
0,0923
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,1315
0,1535
0,0511
0,112033
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,0245
0,0232
0,0095
0,019067
Div
54
No
NAMA PERUSAHAAN
ROA
2007
ROA
2008
ROA
2009
RataRata
Perusahaan
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,0567
0,0684
0,1753
0,100133
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,1148
0,1165
0,1564
0,129233
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,1567
0,1164
0,1162
0,129767
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,0528
0,0259
0,0375
0,038733
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0,0201
0,0483
0,0614
0,043267
Div
15
0,0312
0,027
0,0332
0,030467
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA
PRATAMA. Tbk
0,0718
0,0745
0,0819
0,076067
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,2085
0,238
0,2568
0,234433
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,1004
0,1081
0,1103
0,106267
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,0352
0,0628
0,0575
0,051833
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,0577
0,0668
0,0741
0,0662
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,1683
0,2396
0,0537
0,153867
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,1496
0,1179
0,1032
0,123567
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING
INDUSTRIES. Tbk
0,046
-0,0435
-0,025
-0,0075
NDiv
0,0066
-0,2927
-0,7163
-0,33413
NDiv
0,0007
-0,0018
0,0005
-0,0002
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA.
Tbk
0,039
0,049
0,3015
0,129833
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
-0,1082
0,1814
-0,3695
-0,09877
NDiv
28
0,0447
0,0528
0,1342
0,077233
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA
INDONESIA. Tbk
0,1126
0,0392
0,2085
0,1201
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,0164
0,0197
0,0227
0,0196
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0,425
0,1335
0,0608
0,206433
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
-0,2111
-0,1318
-0,2071
-0,18333
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,0891
0,0031
0,019
0,037067
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,1825
0,2707
0,3377
0,263633
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
-0,0683
0,0172
0,0881
0,012333
NDiv
Rata-Rata
0,07386
0,077557
0,056129
0,069182
Minimum
-0,2111
-0,2927
-0,7163
-0,33413
Maximum
0,425
0,392
0,3377
0,263633
24
25
Sumber: data diolah
Pada tahun 2007 ROA tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang
(Persero). Tbk sebesar 0,425 atau 42,5% diatas rata-rata ROA pada tahun
2007 sebesar 0,0739 atau 7,39% dan terendah dimiliki oleh PT. ATPK
55
Resources. Tbk sebesar -0,2111 atau -21,11% dibawah rata-rata ROA
pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
Pada tahun 2008 ROA tertinggi dicapai oleh PT. Sepatu Bata. Tbk
sebesar 0,392 atau 39,2% diatas rata-rata ROA pada tahun 2008 sebesar
0,0776 atau 7,76% dan terendah dimiliki oleh PT. Dharma Samudra
Fishing Industries. Tbk sebesar -0,2927 atau -29,27% dibawah rata-rata
ROA pada tahun 2008 dalam keadaan
perusahaan tidak membayar
dividen.
Pada tahun 2009 ROA tertinggi dicapai oleh
PT. Bukit Asam
(Persero). Tbk sebesar 0,3377 atau 33,77% diatas rata-rata ROA pada
tahun 2009 sebesar 0,0561 atau 5,61% dan terendah dimiliki oleh PT.
Dharma Samudra Fishing Industries. Tbk sebesar -0,7163 atau -71,63%
di bawah rata-rata ROA pada tahun 2009 dalam keadaan perusahaan
tidak membayar dividen.
c. Kebijakan Hutang (DAR)
Menurut Irham Fahmi (2011:127) debt to total assets ratio merupakan
salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini disebut juga sebagai rasio
yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari
perbandingan total hutang dibagi dengan total aset.
Salah satu fungsi dari manajer keuangan adalah menentukan besaran
proporsi hutang yang akan digunakan oleh perusahaan baik untuk
operasional perusahaan maupun untuk kesejahteraan pemegang saham.
56
Oleh karena itu manajer keuangan berusaha untuk menjaga kondisi
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik, sehingga perusahaan tidak
memerlukan sumber pendanaan yang besar.
Tabel 4.3
DAR (Debt to total Assets Ratio)
No
NAMA PERUSAHAAN
DAR
2007
DAR
2008
DAR
2009
RataRata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,45
0,47
0,47
0,46
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,4
0,39
0,39
0,39
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,42
0,41
0,42
0,42
Div
4
PT. SMART. Tbk
0,56
0,54
0,53
0,54
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,41
0,36
0,32
0,36
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,37
0,32
0,28
0,32
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,56
0,65
0,47
0,56
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,25
0,2
0,12
0,19
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,7
0,67
0,62
0,66
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,74
0,71
0,44
0,63
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,55
0,51
0,43
0,49
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,48
0,52
0,49
0,49
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,5
0,57
0,61
0,56
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0,55
0,53
0,52
0,53
Div
15
0,67
0,75
0,71
0,71
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA
PRATAMA. Tbk
0,56
0,57
0,56
0,56
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,21
0,23
0,2
0,21
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,2
0,22
0,25
0,22
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,12
0,14
0,13
0,13
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,38
0,42
0,45
0,42
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,33
0,41
0,25
0,33
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING
INDUSTRIES. Tbk
0,8
0,64
0,63
0,69
NDiv
0,41
0,53
0,88
0,61
NDiv
0,59
0,6
0,6
0,59
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA.
Tbk
0,77
0,74
0,45
0,65
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
0,8
0,58
0,95
0,78
NDiv
28
0,76
0,74
0,61
0,70
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA
INDONESIA. Tbk
0,74
0,7
0,54
0,66
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,22
0,25
0,28
0,25
NDiv
24
25
57
No
NAMA PERUSAHAAN
DAR
2007
DAR
2008
DAR
2009
RataRata
Perusahaan
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0,27
0,21
0,18
0,22
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0,1
0,18
0,25
0,18
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,92
0,7
0,66
0,76
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,32
0,33
0,28
0,31
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0,77
0,78
0,67
0,74
NDiv
Rata-Rata
0,51
0,49
0,46
0,49
Minimum
0,1
0,14
0,12
0,13
Maximum
Sumber : Data Diolah
0,92
0,78
0,95
0,78
Pada tahun 2007 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Bayan Resources.
Tbk sebesar 0,92 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2007 ‘sebesar
0,51 kali dan terendah dimiliki oleh PT. ATPK Resources. Tbk sebesar
0,1 kali dibawah rata-rata DAR pada tahun 2007 dalam keadaan
perusahaan tidak membayar dividen.
Pada tahun 2008 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Citatah Industri
Marmer. Tbk sebesar 0,78 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2008
sebesar 0,49 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Mustika Ratu. Tbk
sebesar 0,14 kali dibawah rata-rata DAR pada tahun 2008 dalam keadaan
perusahaan membayar dividen.
Pada tahun 2009 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Cipendawa. Tbk
sebesar 0,95 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2009 sebesar 0,46 kali
dan terendah dimiliki oleh PT. Sumi Indo Cabel. Tbk sebesar 0,12 kali
dibawah rata-rata DAR pada tahun 2009 dalam keadaan perusahaan
membayar dividen.
58
d. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang
memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal
sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar
kepada pemegang saham. (Handayani-Hadinugroho, 2009:66).
Tabel 4.4
Ukuran perusahaan (ln total assets)
No
NAMA PERUSAHAAN
LN (TA)
2007
LN (TA)
2008
LN (TA)
2009
Rata-Rata
Perusa
haan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
29,09216851
29,17865171
29,25471631
29,17517884
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
27,16817739
27,3886425
27,67159572
27,40947187
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
27,51620492
27,63450305
27,76835054
27,63968617
Div
4
PT. SMART. Tbk
29,71832777
29,93619446
29,95444702
29,86965642
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
30,79986395
30,81211029
33,23696894
31,61631439
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
26,52864174
26,71947163
26,75558198
26,66789845
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
25,84474459
26,2797
26,11324583
26,07923014
Div
8
27,10223856
27,17910728
27,05467694
27,11200759
Div
9
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
PT. METRODATA ELECTRONICS.
Tbk
27,78137976
27,88472957
27,68839717
27,7848355
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
28,83856105
28,90731309
28,20239155
28,6494219
Div
11
30,19617191
30,75987249
30,8258021
30,59394883
Div
12
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA.
Tbk
32,03845669
32,1446926
32,21148465
32,13154465
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
28,73941309
28,92024522
29,12623199
28,9286301
Div
14
30,25910611
30,31496713
30,41444245
30,32950523
Div
16
PT. JASAMARGA. Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI
MANGGALA PRATAMA. Tbk
27,78305957
27,94521049
28,09393467
27,94073491
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
29,77287709
29,9921547
30,1922179
29,9857499
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
28,65099957
28,71859167
28,8136997
28,72776365
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
26,47900172
26,59476653
26,62490414
26,56622413
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
28,27673963
28,42456235
28,58093036
28,42741078
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
27,51698642
28,13963049
27,97608137
27,87756609
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA.
Tbk
27,08353324
27,64738549
28,11522655
27,61538176
NDiv
29,68443896
29,86859163
29,79457457
29,78253505
NDiv
23
59
No
LN (TA)
2007
LN (TA)
2008
LN (TA)
2009
Rata-Rata
Perusa
haan
26,47951741
26,22526663
25,65635752
26,12038052
NDiv
26,01916027
26,05483905
26,05813208
26,0440438
NDiv
29,19137193
29,27554428
29,30800085
29,25830569
NDiv
26
NAMA PERUSAHAAN
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING
INDUSTRIES. Tbk
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI.
Tbk
PT. CHAROEN POKPHAND
INDONESIA. Tbk
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
24,13057782
24,08016296
24,07632284
24,09568787
NDiv
28
29,02813103
29,38453236
29,43440229
29,28235523
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA
INDONESIA. Tbk
27,40231965
27,42241267
27,57506222
27,46659818
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
27,88935651
27,95671548
28,12650668
27,99085956
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
30,11956207
29,9578149
29,92758773
30,0016549
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
26,0637467
25,98982934
25,87264807
25,97540804
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
28,67402731
29,54014798
29,60242119
29,27219883
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
29,01209714
29,44035721
29,72023698
29,39089711
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
25,91937328
26,0386173
25,96835119
25,97544726
NDiv
Rata-Rata
28,16715353
28,34689356
28,43335792
28,31580167
Minimum
24,13057782
24,08016296
24,07632284
24,09568787
Maximum
Sumber : Data diolah
32,03845669
32,1446926
33,23696894
32,13154465
24
25
Pada tahun 2007 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia. Tbk sebesar 32,03845669 diatas rata-rata
SIZE pada tahun 2007 sebesar 28,16715353 dan terendah dimiliki oleh
PT. Cipendawa. Tbk sebesar 24,13057782 dibawah rata-rata SIZE pada
tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
Pada tahun 2008 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia. Tbk
sebesar 32,1446926 diatas rata-rata
SIZE pada tahun 2008 sebesar 28,34689356 dan terendah dimiliki oleh
PT. Cipendawa. Tbk sebesar 24,08016296 dibawah rata-rata SIZE pada
tahun 2008 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
Pada tahun 2009 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT.
Gudang Garam. Tbk sebesar 33,23696894 diatas rata-rata SIZE pada
60
tahun 2009 sebesar 28,43335792 dan terendah dimiliki oleh PT.
Cipendawa. Tbk
sebesar 24,07632284 dibawah rata-rata SIZE pada
tahun 2009 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
2. Analisis Binary Logistic Regression
Regresi binary logistik adalah regresi yang digunakan untuk melakukan
permodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel Y (respons)
bertipe kategorial dua pilihan (Singgih Santoso, 2010: 206).
Dalam
penelitian
ini
variabel
dependen
(respons)
Y
bertipe
kategorik/dua pilihan yaitu : perusahaan-perusahaan yang tidak membayar
dividen (NDiv) = 0 dan perusahaan-perusahaan yang membayar dividen
(Div) dengan nilai = 1. Keterangan ini dapat dilihat dalam tabel identifikasi
data :
Tabel 4.5
Identifikasi Data
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
NDiv
Div
Sumber: Data Diolah
0
1
Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 105 atau
N=105. Untuk melihat kelengkapan data yang diproses dalam penelitian ini
dan tidak adanya misssing case ditunjukan pada tabel Case Processing
Summary:
Tabel 4.6
Data yang diproses
61
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
N
Selected
Cases
105
100.0
0
.0
105
0
100.0
.0
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Percent
Total
105 100.0
a. If weight is in effect, see classification table
for the total number of cases.
Sumber : data diolah
a. Ketepatan Model Prediksi
Untuk
melihat
model
yang
lebih
baik
untuk
memprediksi
kemungkinan perusahaan dalam membayar dividen , dilihat dari
2LogLikelihood. Dari hasil perhitungan -2LogLikelihood pada blok
pertama (block number = 0) terlihat nilai -2LogLikelihood
sebesar
143.411 seperti yang terlihat pada :
62
Tabel 4.7
Ketepatan model dalam memprediksi Dividen
Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration
Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
143.411
.286
2
143.411
.288
3
143.411
.288
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 143,411
c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Sumber : Data diolah
Kemudian hasil perhitungan nilai -2LogLikelihood pada blok kedua
(blok number = 1) terlihat nilai -2LogLikelihood sebesar 127.445 terjadi
penurunan pada block kedua (block number = 1) yang ditunjukan pada
tabel dibawah ini:
63
Tabel 4.8
Ketepatan model dalam memprediksi Dividen
Iteration Historya,b,c,d
-2 Log
likelihood
Iteration
Coefficients
Constant
CR
ROA
DAR
SIZE
Step 1 1
127.890
-5.512
-.147
.007
-2.881
.265
2
127.447
-6.825
-.165
.011
-3.274
.320
3
127.445
-6.923
-.166
.012
-3.300
.324
4
127.445
-6.924
-.166
.012
-3.300
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 143,411
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Sumber : data diolah
.324
Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan -2LogLikelihood di
mana jika terjadi penurunan pada block kedua dibanding block pertama
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik.
Seperti yang ditunjukan pada tabel 4.7 dan 4.8. pada blok pertama (block
number = 0) nilai -2LogLikelihood sebesar 143.411 dan pada blok kedua
(block number = 1) nilai -2LogLikelihood sebesar 127.445. dari hasil ini
kita dapat menyimpulkan bahwa model regresi kedua lebih baik untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan membayar dividen sebuah
perusahaan.
64
b. Uji Chi Square Hosmer and Lemeshow
Tabel 4.9
Hasil Identifikasi prediksi klasifikasi
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1
Chi-square
11.207
Df
Sig.
8
.190
Sumber : data diolah
Hasil pengujian pada tabel 4.9 menunjukan nilai Chi Square
sebesar 11.207 dengan nilai sig. Sebesar 0.190. dari hasil tersebut
terlihat bahwa nilai sig. > α = 0.05 (sig. Diatas 0.05) yang berarti
keputusan yang diambil adalah menerima H0 : tidak ada perbedaan
antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Maka model regresi ini bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
c. Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square
Koefisien Cox & Snell R Square pada tabel model summary dapat
diinterpretasikan sama seperti koefisien determinasi R Square pada
regresi linear berganda, tetapi karena nilai maksimum Cox & Snell R
Square biasanya lebih kecil dari satu sehingga sulit diinterpretasikan
seperti R Square dan jarang digunakan ( Stanislaus, 2006 : 236).
65
Tabel 4.10
Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square
Model Summary
Step
1
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
127.445a
.141
.189
a. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber: data diolah
Koefisien Nagelkerke R Square pada tabel model summary
merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell R Square untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Dilihat dari
tabel 4.10 nilai koefisien Nagelkerke R Square sebesar 0.189 yang
menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan Curren
Ratio, ROA, DAR, dan ukuran perusahaan dalam menjelaskan
kebijakan dividen sebesar 18.9% dan sisanya 81.1% dijelaskan oleh
variabel lain.
d. Ketepatan Prediksi Klasifikasi
Untuk melihat ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati
ditunjukan dengan bantuan tabel berupa predicted values dari variabel
dependen dan baris merupakan data aktual yang diamati seperti yang
ditunjukan pada tabel 4.11 berikut:
66
Tabel 4.11
Hasil identifikasi prediksi klasifikasi
Classification Tablea
Predicted
DIV
Observed
Step 1 DIV
NDiv
Percentage
Correct
Div
NDiv
23
22
51.1
Div
12
48
80.0
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
Sumber : data diolah
67.6
Menurut prediksi, perusahaan yang tidak membayar dividen adalah
45
perusahaan sedangkan hasil observasi menunjukan hanya 23
perusahaan , jadi ketepatan klasifikasi yang diamati untuk perusahaan
yang tidak membayar dividen sebesar 51.1% ( 23/45), sedangkan
prediksi untuk perusahaan yang membayar dividen hanya 48, maka
ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang
membayar dividen 80% (48/60), secara keseluruhan ketepatan
klasifikasi sebesar 67.6%.
Dari hasil persamaan regresi logistik dalam penelitian ini
menunjukan daya klasifikasi ketepatan prediksi keseluruhan sebesar
67.6% dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang tidak
membayar dividen sebesar 51.1% dan untuk perusahaan yang
membayar dividen sebesar 80% ini ditunjukan dengan Clasification
tabel pada output SPSS dengan cut-off value 0.500.
67
e. Uji Wald
Untuk melihat hasil signifikansi setiap koefisien dalam regresi
logistik ini , digunakan model regresi logistik ini, digunakan model
persamaan yang memasukan semua variabel independen yang tampak
pada tabel variables in the equation.
Tabel 4.12
Hasil Signifikansi Data
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B
a
Step 1 CR
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
-.166
.154
1.165
1
.280
.847
.626
1.145
ROA
.012
.020
.348
1
.555
1.012
.972
1.053
DAR
-3.300
1.490
4.908
1
.027
.037
.002
.683
SIZE
.324
.143
5.083
1
.024
1.382
1.043
1.831
Constant -6.924
4.076
2.886
1
.089
a. Variable(s) entered on step 1: CR, ROA, DAR, SIZE.
b. Tingkat Signifikansi pada 0.05 (5 persen)
Sumber : data diolah
.001
Pada tabel 4.12 terlihat bahwa hanya koefisien variabel DAR dan
SIZE yang signifikan, sedangkan CR dan ROA tidak signifikan.
Koefisien variabel DAR signifikan pada pribabilitas 0.027 < α = 0.05
(signifikan dibawah 0.05), dan SIZE signifikan pada probabilitas
0.024 < α = 0.05 (signifikan dibawah 0.05).
Untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi
logistik digunakan uji Wald. Untuk koefisien variabel CR : uji Wald =
1.165, P-value = 0.280 lebih besar dari α = 0.05 maka koefisien
68
variabel CR tidak signifikan. Untuk koefisien variabel ROA : uji Wald
= 0.348, P-value = 0.555 lebih besar dari α = 0.05 maka koefisien
variabel ROA tidak signifikan. Untuk koefisien variabel DAR : uji
Wald = 4.908, P-value = 0.027 lebih kecil dari α = 0.05 maka
koefisien variabel DAR signifikan. Untuk koefisien variabel SIZE : uji
Wald = 5.083, P-value = 0.024 lebih kecil dari α = 0.05 maka
koefisien variabel SIZE signifikan.
Hasil persamaan regresi logistik dalam penelitian ini menunjukan
daya klasifikasi ketepatan prediksi secara keseluruhan sebesar sebesar
67.6% dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang tidak
membayar dividen sebesar 51.1% dan untuk perusahaan yang
membayar dividen sebesar 80% ini ditunjukan dengan Clasification
tabel pada output SPSS dengan cut-off value 0.500.
Hasil perhitungan yang terdapat pada Wald Statistic menunjukan
bahwa hanya dua variabel saja yang berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen, yaitu variabel DAR dan SIZE, sedangkan variabel
lainnya tidak signifikan. Persamaan regresi yang dibentuk adalah :
DIV = -6.924 -3.300DAR + 0.324SIZE
Dari persamaan regresi logistik dapat dilihat bahwa variabel CR
dan ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dividen.
69
1. Hasil Uji Hipotesis 1: Current Ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Variabel Current Ratio menunjukkan nilai koefisien regresi
sebesar -0,166 dengan probabilitas variabel sebesar 0,280 di atas
signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H1
ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Current Ratio
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dyah Handayani
BS (2010) menghasilkan bahwa variabel current ratio tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hal ini dikarenakan likuiditas bukan digunakan untuk membayar
dividen tetapi dialokasikan pada pembelian aktiva tetap atau aktiva
lancar yang permanen. Guna memanfaatkan kesempatan investasi
yang ada serta untuk biaya operasional. Tetapi tidak sejalan dengan
teori yang diungkapkan oleh Keown et.al. (2000: 621) yang
menyatakan bahwa likuiditas sangat mempengaruhi pembayaran
dividen karena dividen dibayarkan oleh kas yang merupakan
bagian dari likuiditas.
2. Hasil Uji Hipotesis 2: ROA berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Variabel ROA menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,012 dengan probabilitas variabel sebesar 0,555 di atas
signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H2
70
ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa ROA berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sunarto (2004), menghasilkan bahwa variabel ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
Alasannya ROA tidak selamanya mempengaruhi kebijakan dividen
terutama pada perusahaan yang sudah lama dan berada pada tahap
maturity, perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak
cadangan laba yang dapat digunakan baik untuk diinvestasikan
kembali maupun dibagikan dalam bentuk dividen tanpa harus
merubah proporsi dividen bagi pemegang saham yang sebagian
besar juga merupakan pemegang saham pengendali dan tanpa
tergantung pada besarnya ROA yang diperoleh perusahaan. Tetapi
tidak sejalan dengan Wahyuning Kurniati (2007: 29) yang
menyatakan bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan, maka
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada investor
semakin besar.
3. Hasil Uji Hipotesis 3: Kebijakan hutang yang diproksikan oleh
DAR (Debt to total asset ratio) berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Variabel kebijakan hutang yang diproksikan oleh DAR
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -3.300 dengan
probabilitas variabel sebesar 0,027 di bawah signifikansi 0,05 (5
71
persen). Hal ini mengandung arti bahwa H3 diterima, dengan
demikian terbukti bahwa variabel kebijakan hutang berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Koefisien regresi DAR sebesar -3.300 dan bernilai negatif
menunjukan bahwa variabel DAR berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan yang membayar dividen,
artinya jika variabel lain dianggap konstan maka setiap kenaikan 1
unit variabel kebijakan hutang akan menurunkan pembayaran
dividen sebesar 3.300 kali lebih rendah daripada perusahaan yang
tidak membayar dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika Nuringsih
(2005) dan Handayani-Hadinugroho (2009) yang memperoleh hasil
bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to total asset
ratio berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Alasannya
penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan
dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai
cadangan pelunasan hutang, sebaliknya pada tingkat penggunaan
hutang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen yang
tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk
kesejahteraan pemegang saham.
72
4. Hasil Uji Hipotesis 4: Ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Variabel Size menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,324
dengan probabilitas variabel sebesar 0,024 di bawah signifikansi
0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H4 diterima,
dengan demikian terbukti bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Koefisien regresi SIZE sebesar 0.324 dan bernilai positif
menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan yang diproksikan
oleh natural log total asset berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan yang membayar dividen, artinya jika
variabel lain dianggap konstan maka setiap kenaikan 1 satuan
variabel ukuran perusahaan akan menaikkan pembayaran dividen
sebesar 0.324 kali lebih tinggi dari perusahaan yang tidak
membayar dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Chrutchley dan
Hansen dalam Kartika Nuringsih (2005) yang menyatakan bahwa
firm size berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Dan
didukung
oleh
penelitian
Handayani-Hadinugroho
(2009).
Alasannya perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih
mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini
perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham.
Chang dan Ree (1990) dalam Kartika Nuringsih (2005:110) tujuan
73
pembayaran dividen besar ini untuk menjaga reputasi perusahaan
dimata investor. Sebaliknya pada perusahaan yang memiliki asset
rendah akan membagikan dividen yang rendah karena profit
dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah
aset.
Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
kebijakan hutang yang diproksikan oleh DAR dan ukuran
perusahaan yang ditandai oleh SIZE adalah sebagai variabel yang
signifikan yang mempengaruhi kebijakan dividen.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh
current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan
terhadap
kebijakan dividen. Perusahaan-perusahaan non keuangan yang go publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan sampel sebanyak 35
perusahaan dari tahun 2007 hingga 2009. Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, dengan menggunakan regresi logistik maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dyah Handayani BS (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa
variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dividen.
2. Variabel ROA (Return On Assets) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sunarto (2004) yang menyatakan bahwa variabel ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Tetapi tidak
konsisten dengan penelitian Kartika Nuringsih (2005) dan HandayaniHadinugroho (2009) yang menemukan bukti empiris bahwa ROA
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
75
3. Variabel Kebijakan Hutang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Kartika Nuringsih (2005) dan Handayani-Hadinugroho
(2009) yang memperoleh hasil bahwa kebijakan hutang yang diproksikan
oleh debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen.
4. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Handayani-Hadinugroho (2009) yang menyatakan bahwa firm size
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain
yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen.
2. Memperluas penelitian dengan menambah periode tahun penelitian dari
seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sehingga hasil
yang
diperoleh
akan
lebih
dapat
digeneralisasi dan
akan
lebih
menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang.
76
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E.F.and Houston, J.F. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-8. Buku dua.
Jakarta: Erlangga. 2001.
Cahyati, Karina. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi DPS Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Skripsi Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta. 2006. (http//www.google.com)
Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”. Bandung: Alfabeta. 2011.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Universitas Diponegoro Semarang. 2005.
Hamid, Abdul. Pedoman Penulisan Skripsi. Tangerang Selatan: Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2007.
Handayani. BS, Dyah. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen
Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2007”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. 2010.
Handayani, D.R. dan Hadinugroho, B.”Analisis Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen”. Jurnal Fokus Manajerial. Vol.7, No. 1, 64 – 71, 2009.
Istijanto.”Aplikasi Praktis Riset Pemasaran (Cara Praktis Meneliti Konsumen dan
Pesaing)”. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2008.
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta. 2008.
Keown, Arthur J, dkk. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”. Edisi ketujuh.
Salemba Empat: Jakarta. 2000.
Kumar, Suwendra. ”Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, IOS dan RasioRasio Keuangan Terhadap DPR”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang,
2007.(http//www.google.com)
Kurniati, Wahyuning. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang 2007.
(http//www.google.com)
Nuha. ”Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Pembayaran Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di
77
BEI”.
Skripsi
Universitas
(http//www.google.com)
Muhamadiyah
Surakarta
2008.
Nuringsih, Kartika. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.2, No.2, pp. 103-123, Juli –
Desember 2005.
Nuringsih, Kartika.”Kepemilikan Manajerial dan Konflik Keagenan: Analisis
Simultan Antara Kepemilikan Manajerial, Risiko, Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Dividen”. Jurnal Manajemen/Th.VIII/02/Juni : 124-142, 2004.
Puspita, Fira. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan DPR”.
Tesis Universitas Diponegoro Semarang. 2009. (http//www.google.com)
Santoso, Singgih. “ Statistik Multivariat”. Jakarta: PT Elex Komputindo. 2010.
Sjahrial, Dermawan. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-2. Jakarta: Mitra Wacana
Media. 2008.
Sri Utaminingsih, Nanik. “Penerapan Kebijakan Dividen: Berdasarkan Teori
Signaling dan Rent Extraction Hypothesis”. Jurnal Dinamika Akuntansi –
JDA. Vol. 1 No. 2 September. 2009.
Sugiono, Arief. ” Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan”. Jakarta:
PT.Grasindo. 2009.
Sugiyono. ”Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta, 2009.
Suharli Michell. “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai variabel
penguat (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2002-2003)”.
Jurnal akuntansi dan keuangan, vol.9, no.1, mei : 9-17. 2007.
Trihendradi, cornelius. “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: Andi.
2007.
Uyanto, Stanislaus S. ”Pedoman Analisis Data dengan SPSS”. Edisi ke-2.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.
Wahyudi, eko.dan Baidori. ”Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable
Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen”.
Jurnal Universitas Negeri Surabaya. 2008. (http//google.com)
78
Wahyudin, Muhammad. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.
Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.
Warsono. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-3. jilid 1. Malang: Bayumedia
Publishing. 2003.
Yoga. “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendanaan”. Jurnal
AKMENIKA UPY, Vol.5, 2010.
79
Lampiran I: Daftar Perusahaan yang membagikan dividen
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
NAMA PERUSAHAAN
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
PT. SMART. Tbk
PT. GUDANG GARAM. Tbk
PT. SEPATU BATA. Tbk
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
PT. JASAMARGA. Tbk
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Lampiran II: Daftar Perusahaan yang tidak membagikan dividen
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
8
PT. JAPFA. Tbk
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
80
Lampiran III: Data Operasional Variabel
Tabel
Cuurent Ratio pada Perusahaan yang membayar dividen
pada tahun 2007-2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
CR
2007
CR
2008
CR
2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
3.17
1.55
1.01
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
1.28
1.38
1.54
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
7.09
7.82
6.34
4
PT. SMART. Tbk
1.72
1.72
1.58
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
1.95
2.22
2.46
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
2.29
2.21
2.35
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
1.64
1.43
1.91
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
3.09
4.1
7.18
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
1.28
1.34
1.49
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
1.15
1.41
1.35
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
1.34
1.64
1.66
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0.77
0.54
0.61
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0.76
1.12
0.89
14
PT. JASAMARGA. Tbk
3.08
3.16
1.16
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
1.65
1.44
1.44
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
1.53
1.5
1.51
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
3.64
3.39
3.58
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
4.05
3.83
3.47
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
7.68
6.31
7.18
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
1.18
1.1
1.12
81
Tabel
Current Ratio pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
CR
2007
CR
2008
CR
2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2.57
2.07
3.27
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0.51
0.31
1.19
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
2.84
2.09
1.9
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
1.67
1.24
0.52
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
1.47
1.39
1.41
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
1.23
1.31
1.82
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0.95
1.47
0.72
8
PT. JAPFA. Tbk
2.45
1.75
2.21
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
1.5
1.97
2.33
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
2.41
2.28
2.02
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
4.43
8.1
7.27
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
7.07
3.87
2.81
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0.66
0.58
0.86
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
4.14
3.66
4.91
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0.79
0.85
0.98
82
Tabel
ROA pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ROA
2007
ROA
2008
ROA
2009
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,0479
0,0369
0,0046
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,1629
0,1596
0,1748
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,0739
0,0821
0,0836
PT. SMART. Tbk
0,1226
0,1044
0,0733
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,0607
0,0781
0,1269
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,1041
0,392
0,1271
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,0582
0,0777
0,141
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,1315
0,1535
0,0511
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,0245
0,0232
0,0095
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,0567
0,0684
0,1753
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,1148
0,1165
0,1564
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,1567
0,1164
0,1162
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,0528
0,0259
0,0375
PT. JASAMARGA. Tbk
0,0201
0,0483
0,0614
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
0,0312
0,027
0,0332
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0,0718
0,0745
0,0819
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,2085
0,238
0,2568
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,1004
0,1081
0,1103
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,0352
0,0628
0,0575
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,0577
0,0668
0,0741
NAMA PERUSAHAAN
83
Tabel
ROA pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
ROA
2007
ROA
2008
ROA
2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,1683
0,2396
0,0537
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,1496
0,1179
0,1032
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0,046
-0,0435
-0,025
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0,0066
-0,2927
-0,7163
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0,0007
-0,0018
0,0005
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0,039
0,049
0,3015
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
-0,1082
0,1814
-0,3695
8
PT. JAPFA. Tbk
0,0447
0,0528
0,1342
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0,1126
0,0392
0,2085
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,0164
0,0197
0,0227
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13
14
15
0,425
0,1335
0,0608
-0,2111
-0,1318
-0,2071
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,0891
0,0031
0,019
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,1825
0,2707
0,3377
-0,0683
0,0172
0,0881
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
84
Tabel
DAR pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
DAR
2007
DAR
2008
DAR
2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0.45
0.47
0.47
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0.4
0.39
0.39
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0.42
0.41
0.42
4
PT. SMART. Tbk
0.56
0.54
0.53
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0.41
0.36
0.32
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0.37
0.32
0.28
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0.56
0.65
0.47
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0.25
0.2
0.12
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0.7
0.67
0.62
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0.74
0.71
0.44
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0.55
0.51
0.43
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0.48
0.52
0.49
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0.5
0.57
0.61
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0.55
0.53
0.52
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
0.67
0.75
0.71
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0.56
0.57
0.56
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0.21
0.23
0.2
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0.2
0.22
0.25
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0.12
0.14
0.13
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0.38
0.42
0.45
85
Tabel
DAR pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
DAR
2007
DAR
2008
DAR
2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0.33
0.41
0.25
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0.84
0.73
0.44
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0.8
0.64
0.63
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0.41
0.53
0.88
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0.59
0.6
0.6
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0.77
0.74
0.45
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0.8
0.58
0.95
8
PT. JAPFA. Tbk
0.76
0.74
0.61
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0.74
0.7
0.54
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0.22
0.25
0.28
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0.27
0.21
0.18
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0.1
0.18
0.25
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0.92
0.7
0.66
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0.32
0.33
0.28
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0.77
0.78
0.67
86
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2007
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
PT. SMART. Tbk
PT. GUDANG GARAM. Tbk
PT. SEPATU BATA. Tbk
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
PT. JASAMARGA. Tbk
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Total Aktiva
(Dalam jutaan Rp)
Ln(4310903000000)
Ln(629491000000)
Ln(891530000000)
Ln(8063169000000)
Ln(23779951000000)
Ln(332080000000)
Ln(167583000000)
Ln(589322000000)
Ln(1162251000000)
Ln(3345245000000)
Ln(13002619000000)
Ln(82058760000000)
Ln(3029483000000)
Ln(13847227000000)
Ln(4133064000000)
Ln(1164205000000)
Ln(8515227000000)
Ln(2773135000000)
Ln(315998000000)
Ln(1907357000000)
LN (TA)
29,09216851
27,16817739
27,51620492
29,71832777
30,79986395
26,52864174
25,84474459
27,10223856
27,78137976
28,83856105
30,19617191
32,03845669
28,73941309
30,25910611
29,05004014
27,78305957
29,77287709
28,65099957
26,47900172
28,27673963
87
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2007
NO
NAMA PERUSAHAAN
Total Aktiva
LN(TA)
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (892227000000)
27,51698642
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (578401000000)
27,08353324
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
LN (7794496000000)
29,68443896
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
LN (316161000000)
26,47951741
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (199516000000)
26,01916027
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (4760491000000)
29,19137193
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (30184000000)
24,13057782
8
PT. JAPFA. Tbk
LN(4043497000000)
29,02813103
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN(795566000000)
27,40231965
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1294773000000)
27,88935651
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN (12043691000000)
30,11956207
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (208613000000)
26,0637467
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (2837735000000)
28,67402731
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (3979181000000)
29,01209714
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (180568000000)
25,91937328
1
2
3
4
88
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2008
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
Total Aktiva
Ln(4700320000000)
LN (TA)
29,17865171
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
Ln( 784759000000)
27,3886425
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
Ln( 1003488000000)
27,63450305
4
PT. SMART. Tbk
Ln( 10025916000000)
29,93619446
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
Ln( 24072959000000)
30,81211029
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
Ln( 401901000000)
26,71947163
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
Ln( 258898000000)
26,2797
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
Ln( 636409000000)
27,17910728
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
Ln( 1288796000000)
27,88472957
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
Ln( 3583328000000)
28,90731309
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
Ln( 22847721000000)
30,75987249
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
Ln( 91256250000000)
32,1446926
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
Ln( 3629969000000)
28,92024522
14
PT. JASAMARGA. Tbk
Ln( 14642760000000)
30,31496713
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
Ln( 5771424000000)
29,38393996
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
Ln( 1369149000000)
27,94521049
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
Ln( 10602964000000)
29,9921547
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
Ln( 2967057000000)
28,71859167
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
Ln( 354781000000)
26,59476653
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Ln( 2211213000000)
28,42456235
89
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2008
NO
Total Aktiva
LN (TA)
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (1662977000000)
28,13963049
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (1016499000000)
27,64738549
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
LN (9370538000000)
29,86859163
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
LN (245182000000)
26,22526663
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (206763000000)
26,05483905
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (5178540000000)
29,27554428
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (28700000000)
24,08016296
8
PT. JAPFA. Tbk
LN (5774844000000)
29,38453236
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN (811713000000)
27,42241267
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1384992000000)
27,95671548
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN(10245041000000)
29,9578149
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (193749000000)
25,98982934
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (6747195000000)
29,54014798
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (6106392000000)
29,44035721
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (203436000000)
26,0386173
1
2
3
4
NAMA PERUSAHAAN
90
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
Total Aktiva
LN DIVIDEN
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
Ln(5071797000000)
29,25471631
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
Ln(1041409000000)
27,67159572
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
Ln(1147206000000)
27,76835054
PT. SMART. Tbk
Ln(10210595000000)
29,95444702
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
Ln(272039650000000)
33,23696894
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
Ln(416679000000)
26,75558198
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
Ln(219199000000)
26,11324583
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
Ln(561949000000)
27,05467694
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
Ln(1059054000000)
27,68839717
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
Ln(1770692000000)
28,20239155
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
Ln(24404828000000)
30,8258021
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
Ln(97559606000000)
32,21148465
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
Ln(4460277000000)
29,12623199
14
PT. JASAMARGA. Tbk
Ln(16174264000000)
30,41444245
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA
PRATAMA. Tbk
Ln(5700614000000)
29,371595
Ln(1588696000000)
28,09393467
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
Ln(12951308000000)
30,1922179
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
Ln(3263103000000)
28,8136997
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
Ln(365636000000)
26,62490414
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Ln(2585475000000)
28,58093036
1
2
3
4
16
91
Tabel
Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2009
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (TA)
LN (1412075000000)
LN NON DIV
27,97608137
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (1622885000000)
28,11522655
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES.
Tbk
LN (8702005000000)
29,79457457
LN (138808000000)
25,65635752
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (207445000000)
26,05813208
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (5349375000000)
29,30800085
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (28590000000)
24,07632284
8
PT. JAPFA. Tbk
LN (6070137000000)
29,43440229
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN (945578000000)
27,57506222
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1641295000000)
28,12650668
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN (9939996000000)
29,92758773
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (172325000000)
25,87264807
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (7180723000000)
29,60242119
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (8078578000000)
29,72023698
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (189632000000)
25,96835119
4
92
Tabel
DPR pada perusahaan yang membayar dividen
Tahun 2007-2009 yang masuk kedalam kategori 1.
NO
NAMA PERUSAHAAN
DPR
2007
DPR
2008
DPR
2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,24
0,2
0,06
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
19,58
20,31
20,35
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
19,97
19,18
24,7
4
PT. SMART. Tbk
0,01
0,49
0,29
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
33,32
35,81
36,19
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
239,15
6,73
26,25
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
31,39
30,47
29,93
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
39,5
39,16
14,92
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
21,42
6,79
20,21
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
40,42
95,63
7,19
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
28,65
27,51
28,76
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
48,45
56,38
46,51
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
22,11
20,51
30,77
14
PT. JASAMARGA. Tbk
34,25
4,8
60,22
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
27,16
29,97
30,9
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
31,61
31,64
32,63
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
50,11
50,54
44,66
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,4
0,21
0,44
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
19,23
24,96
20
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
34,96
31,63
34,43
93
Tabel
DPR pada perusahaan yang tidak membayar dividen
Tahun 2007-2009
NO
DPR
2007-2009.
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0
8
PT. JAPFA. Tbk
0
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0
Lampiran IV Hasil Output SPSS Logistic Regression
Logistic Regression
[DataSet0]
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases
Selected Cases
N
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Percent
105
100.0
0
.0
105
0
105
100.0
.0
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
94
Dependent Variable
Encoding
Original
Value
Internal Value
.00
1.00
0
1
Block 0: Beginning Block
a,b,c
Iteration History
Coefficients
Iteration
Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
143.411
.286
2
143.411
.288
3
143.411
.288
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 143,411
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
,001.
a,b
Classification Table
Predicted
DIV
Observed
Step 0
DIV
.00
Percentage
Correct
1.00
.00
0
45
.0
1.00
0
60
100.0
Overall Percentage
57.1
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables not in the Equation
Score
Step 0
Variables
CR
df
Sig.
.388
1
.533
ROA
5.044
1
.025
DAR
6.023
1
.014
SIZE
8.386
1
.004
14.714
4
.005
Overall Statistics
95
Block 1: Method = Enter
a,b,c,d
Iteration History
Coefficients
Iteration
Step 1
-2 Log likelihood
Constant
CR
ROA
DAR
SIZE
1
127.890
-5.512
-.147
.744
-2.881
.265
2
127.447
-6.825
-.165
1.144
-3.274
.320
3
127.445
-6.923
-.166
1.200
-3.300
.324
4
127.445
-6.924
-.166
1.201
-3.300
.324
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 143,411
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than
,001.
Variables in the Equation
B
Step 0
Constant
S.E.
.288
Wald
.197
df
2.128
Sig.
1
.145
Exp(B)
1.333
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
Df
Sig.
Step
15.966
4
.003
Block
15.966
4
.003
Model
15.966
4
.003
Model Summary
Step
1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
a
127.445
Nagelkerke R
Square
.141
.189
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1
Chi-square
11.207
df
Sig.
8
.190
96
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
a
Classification Table
Predicted
DIV
Observed
Step 1
DIV
.00
Percentage
Correct
1.00
.00
23
22
51.1
1.00
12
48
80.0
Overall Percentage
67.6
a. The cut value is ,500
DIV = ,00
Observed
Step 1
DIV = 1,00
Expected
Observed
Expected
Total
1
10
8.455
1
2.545
11
2
7
7.005
4
3.995
11
3
5
6.042
6
4.958
11
4
4
5.399
7
5.601
11
5
5
4.718
6
6.282
11
6
2
3.852
9
7.148
11
7
2
3.490
9
7.510
11
8
6
3.047
5
7.953
11
9
4
2.244
7
8.756
11
10
0
.751
6
5.249
6
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B
a
Step 1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
CR
-.166
.154
1.165
1
.280
.847
.626
1.145
ROA
1.201
2.036
.348
1
.555
3.322
.061
179.747
DAR
-3.300
1.490
4.908
1
.027
.037
.002
.683
SIZE
.324
.143
5.083
1
.024
1.382
1.043
1.831
-6.924
4.076
2.886
1
.089
.001
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: CR, ROA, DAR, SIZE.
97
Correlation Matrix
Constant
Step 1
CR
ROA
DAR
SIZE
Constant
1.000
-.227
.213
-.140
-.965
CR
-.227
1.000
.095
.672
.011
ROA
.213
.095
1.000
.231
-.300
DAR
-.140
.672
.231
1.000
-.109
SIZE
-.965
.011
-.300
-.109
1.000
98
Step number: 1
Observed Groups and Predicted Probabilities
8 +
+
|
|
|
|
F
|
R
+
E
|
Q
1
U
1
E
11
N
11
C
1
Y
1
|
6 +
|
|
1
|
|
1
|
4 +
0
1
1
1
+
|
0
1
1
1
|
|
0
1
1 11
1 1111 0
1
|
|
0
1
1 11
1 1111 0
1
|
2 +
10 1
0 11 1 01 11 10
1 1
1 11111 01 1 1
1 11 1
+
|
10 1
0 11 1 01 11 10
1 1
1 11111 01 1 1
1 11 1
|
|
0 0
0
0 0 0
00000011 10 00 0100
0001101000 11100100000010 0 01 1 0111
1
|
|
0 0
0
0 0 0
00000011 10 00 0100
0001101000 11100100000010 0 01 1 0111
1
|
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+--------+---------+---------+---------+---------Prob:
0
,1
,2
,3
,4
,5
,6
,7
,8
,9
1
Group:
000000000000000000000000000000000000000000000000001111111111111111
1111111111111111111111111111111111
Predicted Probability is of Membership for 1,00
The Cut Value is ,50
Symbols: 0 - ,00
1 - 1,00
Each Symbol Represents ,5 Cases.
99
Download