PDF (BAB I)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan.
Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh yang mudah ialah dengan mencuci
tangan. Sehat
juga menjadi salah satu investasi
untuk meningkatkan
produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Menjaga
kesehatan tubuh dan memelihara kebersihan tangan adalah hal yang sangat
penting. Dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
terkontaminasi dengan mikroba, sehingga
masuknya mikroba ke dalam
tangan
seringkali
tangan menjadi perantara
tubuh yang dapat mengakibatkan diare.
Menurut data Kesehatan Riset Dasar (Kementrian Kesehatan RI, 2001),
berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare menduduki peringkat
ke -13 dengan proporsi kematian sebesar 3,5%. Sementara dengan mencuci
tangan dapat menurunkan potensi diare sebesar 47%.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi penyakit gangguan
pencernaan yang disebabkan oleh mikroba mulai dari pencegahan hingga
penggobatan. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan yaitu dengan
penggunaan hand sanitizer (Miller, 2006; Myers, 2008). Hand sanitizer
umumnya mengandung Ethyl Alkohol 62 %, pelembut, dan pelembab. Selain
alkohol dan pelembut, hand sanitizer juga mengandung anti bakteri lain
seperti tryclosan, gliserol, tannin, saponin dan agen antimikroba lainnya.
Kandungan bahan aktif yang ada dalam hand sanitizer adalah alkohol yang
memiliki efektivitas paling tinggi terhadap virus, bakteri, dan jamur juga
tidak menimbulkan resistensi pada bakteri. Alkohol sendiri dapat membuat
tangan menjadi kering, sehingga hand sanitizer harus dilengkapi dengan
moisturizer dan emolient, yang menjaga tangan tetap lembut dan tidak
menjadi kering, tidak seperti larutan alkohol murni yang dapat menyebabkan
dehidrasi pada kulit. Hand sanitizer pada umumnya akan menguap sehingga
1
2
tidak meninggalkan residu atau membuat tangan lengket (Aiello, 2010;
Larson, 2005).
Cairan pembersih tangan berbasis alkohol tidak bisa menggantikan
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Penelitian terbaru membuktikan,
handsanitizer justru meningkatkan risiko infeksi virus pemicu radang saluran
pencernaan. “Hand sanitizer kurang optimal dalam mengendalikan infeksi
norovirus. Tidak ada hubungan sebab akibat secara langsung antara hand
sanitizer dengan infeksi norovirus, namun ada kecenderungan risikonya
meningkat,” ungkap Dr David Blaney dari pusat pengendalian dan
pencegahan penyakit Amerika Serikat atau CDC seperti dikutip dari Medical
News Today. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan
handsanitizer
dari
bahan kimia ternyata memiliki dampak yang cukup besar terhadap kesehatan.
Selain mudah terbakar
hand sanitizer berbasis alkohol juga dapat
meningkatkan risiko infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan.
Beberapa sediaan gel hand sanitizer banyak tersedia di pasaran dan
banyak mengandung alkohol serta antibakteri lain. Senyawa fenol merupakan
komposisi terbanyak yang digunakan, karena senyawa tersebut tidak hanya
terdapat pada antibiotik sintetik, namun juga terdapat pada senyawa alam
yang dikenal dengan polifenol. Banyak aneka hayati yang mengandung
polifenol dan dapat dimanfaatkan, seperti daun sirsak dimanfaatkan untuk
larvasida (Haqkiki, 2012), daun kemangi untuk hand sanitizer (Cahyani,
2014). Selain itu yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai hand
sanitizier adalah pelepah pisang.
Pemilihan pelepah pisang sebagai bahan untuk pembuatan hand
sanitizer adalah karena adanya kandungan senyawa polifenol yang tinggi.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian (Ariningsih,. Dkk, 2015) yang
melaporkan bahwa pelepah pisang mengandung tiga zat yang berperan
dalam menyembuhkan luka dan sebagai antibakteri,
yaitu
saponin,
flavonoid, dan asam askorbat. Adapun fungsi Saponin yaitu bermanfaat
untuk
meningkatkan pembuluh darah baru pada luka.
Flavonoid
bermanfaat untuk memperpendek waktu peradangan /inflamasi. Asam
3
askorbat bermanfaat untuk memperkuat dan mempercepat pertumbuhan
jaringan ikat/kolagen baru. Selain itu saponin dan tanin merupakan zat
antiseptik alami. Dalam 1 kg pelepah pisang menghasilkan 930 ml air yang
mengandung 4,6 - 5 gram tanin, sedang dalam 100 ml handsanitizer
zat tanin efektif membunuh kuman dengan takaran 0,01 ml. Pendapat yang
berbeda dikemukakan oleh Budi 2008 dalam (Priosoeryanto et al., 2006)
yakni
getah pelepah
pisang
mengandung
saponin, antrakuinon,
dan
kuinon yang dapat berfungsi sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit.
Selain
itu,
terdapat
pula kandungan
lektin
yang
berfungsi
untuk
menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan tersebut dapat
membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang
sedang mengalami luka. Oleh karena itu ekstrak getah pelepah pisang
dapat digunakan untuk membuat hand sanitizer.
Dari latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui
daya antiseptik dari hand sanitizer pelepah daun pisang.
Selanjutnya hand sanitizer dari pelepah daun pisang dibandingkan dengan
hand sanitizer sediaan yang beredar dipasaran. Pengujian daya antiseptik
dilakukan dengan metode replika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah hand sanitizer pelepah daun pisang mempunyai daya antiseptik serta
membandingkan dengan hand sanitizer A yang beredar dipasaran dengan
perlakuan perbedaan waktu setelah penggunaan hand sanitizer.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah dan ruang lingkup yang jelas, maka
diperlukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
a.
Subjek penelitian
: ekstrak pelepah daun pisang kepok sebagai hand
sanitizer alami
b.
Objek penelitian
: potensi hand sanitizer dari pelepah pisang
c.
Parameter yang diukur : jumlah bakteri sesudah menggunakan hand
sanitizer pelepah daun pisang dibandingkan dengan jumlah bakteri
sesudah penggunaan handsanitizer A.
4
C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah pelepah daun pisang memiliki potensi sebagai hand sanitizer
alami?
2.
Bagaimana efektivitas hand sanitizer pelepah daun pisang setelah
penggunaan dengan jeda waktu yang berbeda?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui potensi pelepah daun pisang sebagai hand sanitizer
alami
2.
Untuk mengetahui efektivitas hand sanitizer pelepah daun pisang setelah
penggunaan dengan jeda waktu yang berbeda
E. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Peneliti
a.
Menambah pengetahuan tentang manfaat pelepah daun pisang
sebagai hand sanitizer alami
b.
Menambah keterampilan bekerja di laboratorium dalam bidang
mikrobiologi
c.
2.
Mempelajari metodologi dalam pelaksanaan suatu penelitian
Bagi Institusi
Menambah informasi dan literature tentang keilmuan mikrobiologi
3.
Bagi Peneliti Lain
a.
Memberikan informasi tentang potensi pelepah daun pisang sebagai
hand sanitizer alami
b.
Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian mikrobiologi
lain yang sesuai
4.
Bagi Sosial
Memberikan informasi tentang potensi pelepah daun pisang sebagai hand
sanitizer alami untuk menghambat bakteri di tangan
Download