11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Respon merupakan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon
Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik
sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka
atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Menurut Daryl
Beum, respon juga diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi
tingkah laku. Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian
rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian
rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan
prosimal tersebut (Adi, 1994:105).
Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia
menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon tidak
terlepas pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau
sekelompok orang terhadap sesuatu, maka akan diketahui bagaimana respon
mereka terhadap kondisi tersebut. Dalam menanggapi suatu respon seseorang
akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengharapkan
suatu objek, dan respon negatif yakni apabila informasi yang didengarkan atau
perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau menjadi menghindar
dan membenci objek tertentu (Walgito, 2000:23).
Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan
perasaan, kecurigaan dan prasangka, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang
suatu hal yang khusus.
11
Universitas Sumatera Utara
Diketahui bahwa pengungkapan sikap dapat melalui :
1. Pengaruh atau penolakan.
2. Penilaian.
3. Suka atau tidak suka.
4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologis.
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau
sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan
atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat yakni cenderung menyenangi,
mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon
positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang
mempunyai repon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan
suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci
objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu:
1. Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan
fisik.
2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri
pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu
(Cruthefield, dalam Sarlito, 1991:47).
Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap
dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan,
pendengaran, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah
terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiaran yang
12
Universitas Sumatera Utara
unik terhadap situasi, dan bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi
(Walgito, 2000:34).
Menurut Thoha, persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialamioleh
setiap
orang
dalam
memahami
informasi
tentang
lingkungannya
baik
lewatpenglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami
persepsiadalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu
penafsiran yangunik terhadap dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap
situasi. Menurut William James, persepsi terbentuk atas dasar data yang kita
peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita. Diperoleh dari pengolahan
ingatan, diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Jadi
yang
dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialamioleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewatpenglihatan
,pendengaran, penghayatan, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakansuatu
penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang
benar.Fenomena lain yang terkait dengan penginderaan adalah illusi. Illusi
munculkarena akibat keterbatasan kemampuan indra kita, dan illusi bukanlah
suatu tipuan (trick) atau persepsi-persepsi yang salah (misperception). Morgan,
King, Weisz,danSchopler memandang bahwa illusi adalah suatu persepsi, tetapi ia
disebut persepsikarena ia tidak sejalan dengan persepsi yang lain.
Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi
(attention).Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam
kaitan denganpengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang
terpenting dalam prosespersepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan
diripada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang
13
Universitas Sumatera Utara
ada pada lingkungan, karenasensory channel kita tidak mungkin memproses
semua rangsangan yang berada padalingkungan kita.
Hal–hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor
internaldan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Motif dan kebutuhan.
2. Preparatory stage, yaitu kesiapan seseorang untuk merespon terhadap
suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.
3. Minat (interest)
Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Intensitas dan ukuran ( intensity and size ). Misalnya makin keras suara
suatu bunyi maka makin menarik perhatian seseorang.
2. Kontras dengan hal-hal yang baru.
3. Pengulangan.
4. Pergerakan (Adi, 2000:105).
Selain penglihatan dan pendengaran, atensi, pengetahuan juga penting
dalamproses persepsi. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperolehmanusia melalui pengamatan akal, dimana pengetahuan muncul ketika
seseorangmenggunakan akal budinya untuk mengenali benda/kejadian tertentu
yang belumpernah dilihat/dilakukan sebelumnya. Misalnya : seseorang yang baru
pertama kalidipilih untuk memimpin suatu organisasi maka ia akan mendapatkan
pengetahuantentang manajemen organisasi tersebut (Walgito, 2000 : 45).
14
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangatluas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran dan
majalah.
2. Keterpaparan informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui namun ada pula
yangmenekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah
informasijuga memiliki arti yang lain sebagaimana oleh RUU teknologi informasi
yangmengartikannya
sebagai
suatu
teknik
untuk
mengumpulkan,
menyiapkan,menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan
menyebarkaninformasi dengan tujuan tertentu.
Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan
keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relative konstan pada perasaan tertentu
danmemberikan dasar untuk berperilaku (Walgito, 2000 : 57).Sikap merupakan
kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkahlaku tertentu jika ia
menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20).Rangsangan yang
dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah sepertiaktualisasi diri,
dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usahausahapembangunan.
Menurut
Walgito
(2000:97)
penilaian,penerimaan/penolakan,
sikap
dapat
mengharapkan/menghindari
dilihat
suatu
melalui
objek
tertentu.
15
Universitas Sumatera Utara
1) Penilaian adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek
sikapnya.Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan
tertentu tentangbagaimana menilai objek tersebut.
2) Penerimaan/penolakan adalah berhubungan dengan rasa senang/tidak
senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan sistem nilai
yang dimiliki.
3) Mengharapkan/menghindari adalah kesiapan seseorang bertingkah laku
yang berhubungan dengan objek sikapnya.
Ciri-ciri sikap sebagai berikut:
1) Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang
tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai
sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.
2) Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan
pengalaman dan latihan.
3) Karena sikap dapat dipelajari,maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun
relatif sulit berubah.
4) Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.
5) Sikap tidak hanya satu macam, melainkan sangat beragam sesuai dengan
objek yang menjadi pusat perhatiannya.
6) Dalam sikap tersangkut juga motivasi dan perasaan (Adi, 2000:179).
Sikap merupakan keceenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkahlaku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu.
(Sarwono,1991:20).Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang
16
Universitas Sumatera Utara
berbentuk batiniah sepertiaktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti
halnya hasil-hasil dan usaha-usahapembangunan.
Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat
pentingbahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi
bertumpupada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam
proses pembangunansecara menyeluruh.Partisipasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu
proses sikap mental dimana orang-orangatau anggota masyarakat aktif
menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usahameningkatkan kualitas
hidupnya. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalammasyarakat untuk
terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat danmenciptakan
pertumbuhan ekonomi di daerah (Walgito, 2000 : 68).
Menurut Huntingon partisipasi tidak hanya sebagai strategi dalam program
masyarakat, tetapi juga menjadi hasil
yang diharapkan dari
program
pengembanganmasyarakat. Di dalam proses pembangunan secara keseluruhan,
perluasan partisipasidapat dipahami sebagai berikut:
1. Sebagai satu tujuan utama, masyarakat, kekuatan sosial, dan perorangan
yangterlibat didalam proses itu.
2. Sebagai sarana kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan untuk
mencapaitujuan lain yang mereka nilai tinggi.
3. Sebagai hasil sampingan atau konsekuensi tercapainya tujuan-tujuan lain,
baik oleh masyarakat secara keseluruhan oleh kaum elit, kelompokkelompok dan perorangan di dalam masyarakat (Huntingon dalam
Walgito, 2000:73).
17
Universitas Sumatera Utara
Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta
masyarakat,diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara
aktif (terorganisasikan) dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap
persiapan,perencanaan, pelaksaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan
atauperluasannya. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat
(pelaku) untuksuatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam
berpartisipasi antaralain:
1. Berperan serta dalam menikmati hasil pembangunan. Karena semua sudah
dikerjakan oleh pihak luar masyarakat tinggal menerima jadi berupa hasil
pembangunan misalnya gedung sekolah, pembibitan tanaman, masyarakat
tinggal menerima bibitnya, dan lainnya. Partisipasi ini jelas mudah, namun
menikmati belum berarti memelihara.
2. Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi
karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan,
dan menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal
melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya misalnya
dalam membangun jalan (pengerasan), masyarakat ikut serta meratakan
jalan dan menata/ merapikan batu. Pemugaran rumah ,masyarakat tinggal
memasang alat-alat/bahan yang sudah disediakan.
3. Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit,
apalagi kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit bukan
saja karena tidak mempunyai keterampilan, tetapi yang lebih penting
karena mereka merasa tidak memiliki program tersebut, misalnya biasanya
masyarakat bersedia memelihara satu gedung milik umum di desa jika
18
Universitas Sumatera Utara
mereka
ikut
ambil
bagian
dalam
membangunnya,
bahkan
ikut
menyumbang sebagian bahan.
4. Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil
masyarakat karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat
merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya (Walgito, 2000 : 70).
Partisipasi
aktif
masyarakat
dalam
pelaksanaan
program
pembangunanmemerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan
kepentingan yang sama.Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi
penyadaran. Untuk berhasilnyaprogram pembangunan desa tersebut, warga
masyarakat di tuntut untuk terlibat tidakhanya dalam aspek kognitif dan praktis
tetapi juga ada keterlibatan emosional padaprogram tersebut. Hal ini diharapkan
dapat memberikan kekuatan dan perasaan untukikut serta dalam gerakan
perubahan yang mencakup seluruh bangsa.
2.2 Konsep Masyarakat Pedesaan
2.2.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan
bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah
satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Ralph Linton dalam Basrowi,
2005:38). Sementara Koentjaraningrat mendefenisikan masyarakat yaitu suatu
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Koentjaraningrat dalam Basrowi, 2005:39).
Masyarakat adalah golongan besar atau
kecil terdiri dari beberapa
manusia, yang dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh
19
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993:47). Pengaruh dan pertalian
kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang harus ada
dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang, diantara
mereka harus ada pertalian satu sama lain.
Dalam pembangunan suatu daerah, masyarakat merupakan salah satu
faktoryang sangat penting, karena masyarakat merupakan pendorong terjadinya
suatudaerah tersebut untuk berkembang. Hal yang tak dapat dipungkiri bahwa
masyarakatadalah salah satu penunjang kemajuan suatu daerah, karena tanpa
dukungan danpartisipasi masyarakat, maka mustahil pembangunan dapat
dikembangkan.
2.2.2 Ciri-Ciri Masyarakat
Menurut
Durkheim,
masyarakat
bukanlah
hanya
sekedar
suatu
penjumlahan individu semata, melainkan suatu sistem yang dibentuk dari
hubungan antar mereka (anggota masyarakat), sehingga menampilkan suatu
realita tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri. Masyarakat itu mempunyai
ciri-ciri pokok, yaitu sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya (Soerjono Soekanto
dalam Basrowi, 2005:40)
20
Universitas Sumatera Utara
Menurut Talcott Parson (dalam Basrowi, 2005:41), bahwa ciri-ciri adanya
masyarakat yaitu :
a. Suatu sistem sosial yang swasembada (selfsubsistent).
b. Melebihi masa hidup individu normal.
c. Merekrut anggota secara reproduksi biologis.
d. Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Berdasarkan ciri-ciri masyarakat diatas, maka berarti masyarakat bukan
hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, tetapi diantara mereka yang
berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan atau pertalian satu sama
lainnya. Paling tidak, setiap individu sebagai anggota masyarakat mempunyai
kesadaran akan keberadaan individu lainnya (Basrowi, 2005:42).
2.2.3 Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan merupakan suatu masyarakat yang mempunyai
hubungan lebih erat dab mendaam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar
sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian (Soekanto, 2006:136). Ada beberapa yang menjadi ciri-ciri dari
masyarakat pedesaan :
1. Sistem kehidupan biasanya berkelompok.
2. Warga memiliki hubungan yang lebih erat.
3. Golongan orang tua memegang peranan penting.
4. Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat
informal.
5. Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan.
21
Universitas Sumatera Utara
6. Kehidupan keagamaan lebih kental.
7. Umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
8. Banyak melakukan urbanisasi karena ada faktor penarik dari kota
(Soekanto, 2006 : 143).
2.3 Konsep Pembangunan
Pembangunan
merupakan
proses
perubahan
yang
disengaja
dan
direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki ke
arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan umumnya dipadankan dengan istilah
development, sekalipun istilah development sebenarnya berarti perkembangan
tanpa perencanaan. Demikian pula istilah mordenisasi juga sering diartikan
identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai suatu proses
penerapan pengetahuan dan teknologi modren pada berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Di negara-negara berkembang, proses perubahan dan perkembangan
yang terjadi pada masyarakat tidak terlepas dari campur tangan pemerintah.
Dengan demikian jelas bahwa yang merencanakan pembangunan adalah negara.
Campur tangan pemerintah ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
akselerasi pembangunan agar bangsanya tidak tertinggal dari dunia Barat
(Raharjo, 2004:196).
Pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang berlandaskan pada
suatu pilihan pandangan tertentu yang tidak bebas dari pengalaman (sejarah),
realitas keadaan yang sedang dihadapi, serta kepentingan pihak-pihak yang
membuat keputusan pembangunan. Pembangunan memiliki makna yang ganda.
Yang pertama adalah pembangunan yang lebih berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi yang difokuskan pada masalah kuantitatif dari produksi dan penggunaan
22
Universitas Sumatera Utara
sumber daya. Yang kedua adalah pembangunan yang lebih berorientasi pada
perubahan dan pendistribusian barang – barang dan peningkatan hubungan sosial.
Makna yang kedua lebih berorientasi pada pembangunan sosial yang terfokus
pada pendistribusian perubahan dalam struktur dari masyarakat yang diukur dari
berkurangnya diskriminasi dan eksploitasi serta meningkatnya kesempatan yang
sama dan distribusi yang seimbang dari keuntungan pembangunan pada
keseluruhan komponen masyarakat (Hadi, 2000).
Peningkatan pembangunan, pemeliharaan kestabilan ekonomi, sosial dan
ekologi harus berjalan serasi dan bersama-sama. Artinya bahwa pembangunan
hendaknya bersifat terpadu antara segi ekonomi, sosial dan ekologi dengan tujuan
menggunakan
ekologi
dalam
perencanaan
pembangunan
yang
meliputi
peningkatan mutu pencapaian pembangunan dan meramalkan sebelumnya
pengaruh aktivitas pembangunan pada sumber daya dan proses-proses alam
lingkungan yang lebih luas. Adapun pembangunan menurut (Tjahja, 2000) adalah
perubahan yang terencana dari situasi ke situasi yang lain yang dinilai lebih baik.
Terkait dengan hal itu konsep pembangunan berkelanjutan yang didukung dengan
pendekatan kemanusiaan merupakan suatu konsep yang telah dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena secara kodrat masyarakat
mempunyai kecenderungan untuk merubah hidup dan kehidupan sesuai dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu pendekatan masyarakat dititik beratkan
pada lingkungan sosial ekonomi yang bercirikan:
1. Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial dan diarahkan pada
kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan dasar.
23
Universitas Sumatera Utara
2. Pembangunan
yang
ditujukan
pada
pembangunan
sosial
seperti
terwujudnya pemerataan pendapatan dan mewujudkan keadilan.
3. Pembangunan
yang
diorientasikan
kepada
masyarakat
melalui
pengembangan sumber daya manusia.
Pembangunan adalah suatu proses sosial yang bersifat integral dan
menyeluruh, baik berupa pertumbuhan ekonomi maupun perubahan sosial demi
terwujudnya masyarakat yang lebih makmur. Dalam pelaksanaannya, proses
pembangunan itu berlangsung melalui suatu siklus produksi untuk mencapai suatu
konsumsi dan pemanfaatan segala macam sumber daya dan modal, seperti sumer
daya alam, sumber daya manusia, sumber keuangan, permodalan dan peralatan
yang terus menerus diperlukan dan perlu ditingkatkan. Dalam mencapai tujuan
dan sasaran pembangunan, dapat timbul efek samping berupa produk-produk
bekas dan lainnya yang bersifat merusak atau mencemarkan lingkungan sehingga
secara langsung atau tidak langsung membahayakan tercapainya tujuan pokok
pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Supardi, 1994).
2.4 Konsep Kemiskinan
2.4.1 Pengertian Kemiskinan
Untuk memahami masalah kemiskinan perlu memandang kemiskinan dari
dua aspek, yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebagai suatu
proses. Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang
atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak
sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sedangkan sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses
menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang
24
Universitas Sumatera Utara
sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang
dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia (Siagian,
2012:2-3).
Pendapat
beberapa
ahli
yang
mengemukakan
definisi
mengenai
kemiskinan yaitu sebagai berikut :
1. Pearce (dalam Siagian, 2012:7) mengemukakan, kemiskinan merupakan
produk dari interaksi teknologi, sumber daya alam dan modal, dengan
sumber daya manusia serta kelembagaan.
2. J. Friedman (dalam Roebyantho dkk, 2011:20) mengartikan kemiskinan
sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis
kekuatan sosial.
3. Schiller (dalam Suyanto, 2013:1) mengemukakan kemiskinan adalah
ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayananpelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas.
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan
Menurut faktor yang melatarbelakangi, akar penyebab kemiskinan dapat
dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, kemiskinan alamiah yakni kemiskinan
yang timbul sebagai akibat sumber-sumber daya yang langka jumlahnya dan
karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah. Kedua, kemiskinan
buatan yakni kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial yang ada membuat
anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitasfasilitas yang ada. Dengan demikian masyarakat akan tetap miskin walaupun
sebenarnya jumlah total produksi yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut dibagi
25
Universitas Sumatera Utara
rata
dapat
membebaskan
semua
anggota
masyarakat
dari
kemiskinan
(Suyanto,2013:8).
Faktor-faktor penyebab dasar kemiskinan, menurut Bank Dunia (2003)
adalah sebagai berikut:
1. Kegagalan kepemilikan terutama modal dan tanah.
2. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana.
3. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.
4. Adanya perbedaan kesempatan diantara anggota masyarakat dan sistem
yang kurang mendukung.
5. Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor
ekonomi (ekonomi tradisional vs ekonomi modren).
6. Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam
masyarakat.
7. Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola
sumber daya alam dan lingkungannya (Khomsan dkk, 2015).
2.5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi
utamapariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyaipengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial danbudaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.( Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009, Pasal 1 ayat 10).
26
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 11 kriteria yang harus dimiliki sebuah wilayah agar dapat
dikategorikan sebagai Kawasan Pariwisata Nasional. Adapun kriteria suatu
kawasan ditetapkan sebagai KSPN adalah sebagai berikut:
1. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata.
2. Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik
wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas.
3. Memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya
internasional.
4. Memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi.
5. Memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan
wilayah.
6. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.
7. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan
pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan
kepurbakalaan.
8. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat.
9. Memiliki kekhususan dari wilayah.
10. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar
wisatawan potensial nasional.
11. Memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan (Peraturan
Pemerintah RI No.50 Tahun 2011, Pasal 9b).
27
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam artian yang luas mencakupberbagai tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupanmasyarakat yang lebih
baik.Menurut Walter A.Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah:
“Sistemyang terorganisir dari pelayanan- pelayanan sosial dan lembaga-lembaga
yangbertujuan untuk membantu individu dankelompok untuk mencapai standart
hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang
memungkinkanmereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan
meningkatkankesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat”
(Muhidin,1992:1).
Menurut Elizabeth Wickenden, kesejahteraan sosial termasuk didalamnya
adalahperatuiran perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin
ataumemperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar
darimasyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat (Adi, 2000:1).
Berdasarkan Undang-undang No. 11 tahun 2009, kesejahteraan sosial memiliki
pengertian sebagai suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Midgley mendefenisikan
kesejahteraan sosial sebagai kondisi sejahtera manakala kehidupan manusia aman
dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat
tinggal dan pendapatan dapat terpenuhi serta manakala manusia memperoleh
perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya.
Berdasarkan defenisinya, kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosial
28
Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu kegiatan atau pelayanan dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu
(Suud, 2006). Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa
kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial,
ekonomi, ataupun kehidupanspiritual.
Menurut Todaro (2000), ada tiga komponen yang dapat diukur dari
hakekat pembangunan. Ketiga komponen itu adalah kecukupan (sustenance), jati
diri (self-esteem) serta kebebasan (freedom). Ketiga hal inilah yang merupakan
tujuan pokokyang harus dicapai oleh setiap orang dan masyarakat dalam proses
pembangunan. Ketiganya berkaitan secara langsung dengan kebutuhan-kebutuhan
manusia yang mendasar, yang terwujud dalam berbagai macam manifestasi
(bentuk) di hampir semua masyarakat dan budaya sepanjang zaman.
Selain
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
pembangunan juga berupaya menumbuhkan aspirasi dan tuntutan masyarakat
untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu akibat dari
pembangunan yang hanya menerapkan paradigma pertumbuhan semata, adalah
munculnya kesenjangan antara kaya dan miskin, serta pengangguran yang
merajalela. Tantangan utama pembangunan adalah untuk memperbaiki kehidupan.
Kualitas kehidupan yang lebih baik memang mensyaratkan adanya pendapatan
yang tinggi. Namun kiranya pendapatan bukanlah satu-satunya ukuran
kesejahteran. Banyak hal lain yang tidak kalah pentingnya yang harus
diperjuangkan, mulai dari pendidikan, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi,
pemberantasan kemiskinan, perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan
kesempatan, pemerataan kebebasan individual dan penyegaran kehidupan budaya.
29
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai komponen yang
dapat menggambarkan apakah masyarakat tersebut sudah berada pada kehidupan
yang sejahtera atau belum. Komponen yang dapat dilihat antara lain keadaan
perumahan di mana mereka tinggal, tingkat pendidikan, dan kesehatan.
Komponen
kesejahteraan
yang
dapat
dipakai
sebagai
indikator
kesejahteraan masyarakat adalah kependudukan, tingkat kesehatandan gizi
masyarakat, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi
masyarakat, keadaan perumahan dan lingkungan, dan keadaan sosial budaya.
2.7 Kerangka Pemikiran
Pembangunan merupakan suatu upaya perubahan, dari suatu kondisi
tertentu menuju suatu kondisi yang lebih baik dan maju. Kondisi yang dimaksud
yaitu kemiskinan yang terjadi pada masyarakat di suatu wilayah tertentu, sehingga
upaya perubahan dilakukan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut.
Fenomena kemiskinan terbesar terjadi pada daerah pedesaan dan menjadi masalah
yang kompleks serta memerlukan suatu penanggulangan. Pemerintah memiliki
peran penting dalam penanggulangan kemiskinan tersebut dan merupakan
tanggungjawab sebuah negara. Kemiskinan yang dialami masyarakat tersebut
dapat dikatakan sebagai suatu inspirasi untuk merencanakan suatu pembangunan.
Upaya perubahan yang dilakukan dengan melaksanakan pembangunan,
melalui pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya yang potensial, baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Salah satu upaya pembangunan
yaitu dengan pemanfaatan dan optimalisasi potensi sumber daya alam, salah
satunya adalah pembangunan pada sektor pariwisata. Sebagaimana sektor
30
Universitas Sumatera Utara
pariwisata merupakan salah satu kunci penting untuk pembangunan wilayah di
suatu negara dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Danau Toba merupakan objek wisata yang sangat potensial di Sumatera
Utara dan objek wisata ini dikelilingi oleh tujuh kabupaten, salah satu diantaranya
yaitu kabupaten Dairi. Saat ini, Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu
dari sepuluh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan
pemerintah untuk dikembangkan. Dalam rangka pengembangan,optimalisasi
pengelolaandan pembangunan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis
pariwisata nasional dan untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan
Kawasan Pariwisata Danau Toba. Dalam hal tersebutPemerintah telah membentuk
Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.
Seiring dengan upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut, tentunya akan memberikan perubahan dan dampak pada masyarakat di
pedesaan disekitar Danau Toba. Termasuk Desa Silalahi II yang merupakan salah
satu sasaran pembangunan dan pengembangan kawasan strategis pariwisata
Danau Toba. Seiring dengan hal tersebut, bagaimana masyarakat Desa Silalahi II
merespon pembangunan kawasan strategis pariwisata Danau Toba dan bagaimana
respon masyarakat akan adanya Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata
Danau Toba yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pelaksanaan
pembangunan tersebut. Untuk mengetahui respon masyarakat, dapat dilihat dari
persepsi, sikap dan partisipasi penduduk setempat akan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti membuat bagan alur pemikiran untuk
menggambarkan kerangka pemikiran tersebut yaitu sebagai berikut :
31
Universitas Sumatera Utara
Bagan Alur Pemikiran
Pembangunan
Kemiskinan
Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba
Respon Masyarakat Desa
Silalahi II Kecamatan
Silahisabungan
Persepsi
Sikap
Partisipasi
1. Penglihatan dan Pendengaran
1. Penilaian
1. Menikmati
2. Atensi
2. Penolakan/Penerimaan
2. Melaksanakan
3. Pengetahuan
3. Mengharapkan/Menghindari
3. Memelihara
4. Menilai
5. Frekuensi
6. Kualitas
Positif
Negatif
32
Universitas Sumatera Utara
2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
2.8.1 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu makna yang berada didalam pikiran atau
diduniakepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang
perkataan ataukata-kata (Suyanto,2015 : 49 ).Konsep merupakan suatu istilah atau
defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu
kejadian, keadaan kelompok atau individuyang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial (Singarimbun, 1989 : 33).
Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui respon masyarakat Desa
Silalahi II terhadap pembangunan Kawasan Strategis Danau Toba, oleh karena itu
untuk menghindarikesalahpahaman dalam penelitian ini maka dirumuskan dan
didefenisikan istilah yangdigunakan secara mendasar agar tercipta suatu
persamaan persepsi dan menghindarisalah pengertian yang dapat mengaburkan
penelitian.
Adapun yang menjadi batasan konsep penelitian ini adalah :
1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban dimana tingkah laku
atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail,
penilain atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada
suatu fenomena tertentu.
2. Masyarakat adalah
suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama, dan merupakan satu kesatuan
yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan
perubahan itu.
33
Universitas Sumatera Utara
3. Pembangunan adalah perubahan yang terencana dari situasi ke situasi yang
lain yang dinilai lebih baik, pemanfaatan segala macam sumber daya dan
modal, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, demi
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian
ini pembangunan yang dimaksud yaitu pembangunan pada sektor
pariwisata.
4. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
2.8.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau
operasiyang lengkap tentang apa yang diamati dan bagaimana mengamatinya
dengan memilikirujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam melaksanakanpenelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasinya dari
konsep-konsep yangmenggambarkan tentang apa yang harus diamati (Silalahi,
2009:120).
Adapun yang menjadi defenisi operasional yang peneliti rumuskan untuk
mengetahui respon masyarakat terhadap pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi yaitu dengan indikator sebagai berikut :
1. Persepsi masyarakat mengenai program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba, dapat diukur dengan:
34
Universitas Sumatera Utara
a. Penglihatan
dan
pendengaran
yaitu
suatu
proses
dimana
masyarakat dapat mencermati, menilai dan memahami program
pembangunan kawasan strategis pariwisata Danau Toba yang
dilaksanakan oleh pemerintah.
b. Atensi yaitu suatu proses penyeleksian masyarakat terhadap
program pembangunan pariwisata Danau Toba yang dilaksanakan
pemerintah dan yang program yang telah selesai dilaksanakan
sebelumnya.
c. Pengetahuan yaitu informasi yang diperoleh masyarakat mengenai
program pembangunan kawasan strategis pariwisata Danau Toba
yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui keterbukaan dan
keterpaparan informasidimana pemerintah mengumumkan adanya
informasi program pembangunan tersebut melalui mediaelektronik
maupun cetak dan melaksanakan sosialisasi secara langsung
kepada masyarakat Desa Silalahi.
2. Sikap masyarakat terhadap program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba, dapat diukur dengan:
a. Penilaian yaitu pengetahuan atau informasi yang dimiliki
masyarakat terhadapprogram pembangunan kawasan strategis
pariwisata Danau Toba. Dari pengetahuan tersebut kemudian akan
terbentuk suatu keyakinantentang bagaimana menilai program
tersebut.
b. Penolakan/penerimaan yaitu berhubungan dengan rasa senang atau
tidaksenangnya masyarakat terhadap program pembangunan
35
Universitas Sumatera Utara
kawasan strategis pariwisata Danau Toba yang dilaksanakan
olehpemerintah. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat
menolak atau menerimaterhadap adanya program pembangunan
tersebut.
c. Mengharapkan/menghindari yaitu kesiapan masyarakat untuk
bertingkah
lakuberhubungan
dengan
adanya
program
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba yang
dilaksanakan oleh pemerintah, sehinggadalam hal ini dapat
diketahui
bahwa
masyarakat
mengharapkan
atau
menghindariadanya program pembangunan tersebut.
3. Partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba, dapat diukur dengan :
a. Menikmati yaitu masyarakat berperan serta dalam menikmati hasil
dari pembangunan kawasan strategis pariwisata Danau Toba.
b. Melaksanakan
yaitu
masyarakat
berperan
serta
dalam
melaksanakan program pembangunan, mulai dari perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan program tersebut.
c. Memelihara yaitu masyarakat berperan serta dalam memelihara
hasil program pembangunan, baik berupa sarana dan prasarana.
d. Menilai yaitu masyarakat berperan serta dalam menilai hasil
program pembangunan, dimana masyarakat dapat menilai positif
atau negatif hasil program pembangunan tersebut.
e. Frekuensi yaitu keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan
program pembangunan, mulai dari perencanaan, persiapan dan
36
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan, dimana keterlibatan masyarakat harus memiliki
frekuensi yang baik dan teratur.
f. Kualitas yaitu keterlibatan masyarakat dalam berperan serta
melaksanakan program pembangunan dengan menilai kualitas dari
pembangunan, mulai dari kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan,
tingkat
kepuasan
masyarakat
akan
program
pembangunan yang dilaksanakan tersebut.
Dari indikator-indikator yang digunakan tersebut, diharapkan dapat
disimpulkan respon masyarakat terhadap pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten
Dairi.
37
Universitas Sumatera Utara
Download