7 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

advertisement
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Pemasaran
Istilah Pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Marketing. Asal kata
pemasaran adalah pasar = market. Didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli,
menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan
sebagainya. Di dalam marketing, usaha ini kita kenal sebagai fungsi - fungsi marketing.
Menurut Charles F Philip Ph.D dan Delbert J (dalam buku Buchari Alma, 2004, p1)
menyatakan bahwa marketing which is often refered to as ”distribution” by businessman-
included all the activities necessary to place tangible goods in the hand of house hold
consumer and user. Artinya pemasaran diartikan oleh para pengusaha sama dengan
distribusi termasuk semua kegiatan untuk menyalurkan ke tangan masyarakat dan
konsumen.
Menurut Maynard dan Beckman (dalam buku Buchari Alma, 2004, p1) Marketing
embraces all business activities involved in the flow of goods and service from physical
production to consumption. Artinya pemasaran adalah segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
Menurut Paul D. Converse Harvey, W. Huegy, and Robert V. Mitchell, (dalam buku
Buchari Alma, 2002, p2) Marketing didefinisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan
termasuk didalamnya kegiatan menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan
konsumen.
Menurut Philip Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
8
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Menurut Rayburn D. Tousley, Ph.D., Eugene Clark, Ph.D., Fred E. Clark, Ph.D., (dalam
buku Buchari Alma, 2002, p2) menyatakan Marketing terdiri dari dari usaha - usaha yang
mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.
Dari sudut pandang manajerial dikutip pengertian marketing menurut American
Marketing Association (Buchari Alma, 2002, p3), marketing adalah proses merencanakan
konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu
dan sesuai dengan tujuan organisasi.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Istilah Marketing Management menurut Philip Kotler (Manajemen Pemasaran, 2002, p7)
adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala
kegiatan (programs), guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang
dilakukan oleh perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan
menggunakan politik harga, cara-cara komunikasi, dan cara distribusi, menyajikan informasi,
memotivasi dan melayani pasar.
Menurut William J. Shultz (Buchari Alma, 2002, p86) Management Marketing adalah
merencanakan, pengarahan dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan
ataupun bagian dari perusahaan.
Kemudian menurut Ben M. Enis (Buchari Alma, 2002, p86) menyatakan bahwa
Manajemen Pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.
9
2.3 Perilaku dan Sikap Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behaviour) menurut American Marketing Association yang
dikutip dari Ristiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw (2005, p9) diartikan sebagai interaksi
yang dinamis antara kesadaran (cognition), perilaku dan peristiwa lingkungan dimana
manusia melakukan aspek pertukaran tentang kehidupan mereka.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2005) perilaku konsumen adalah proses yang pasca
konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas
individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa
(Loudon dan Bitta, 1988 dalam Simamora, 2002, p2)
Menurut Ristiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw (2005, p9) ada beberapa hal
penting yang dapat diungkapkan dari konsep perilaku konsumen :
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :
ƒ
Tahap perolehan (acquisition): Mencari (searching) dan membeli (purchasing).
ƒ
Tahap konsumsi (consumption): Menggunakan (using) dan mengevaluasi
(evaluating).
ƒ
Tahap tindakan pasca beli (disposition): Apa yang dilakukan oleh konsumen
setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
10
Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kebutuhan
Mendapatkan
produk
-----------------Mencari:
informasi,
alternatif dan
keputusan
membeli
Konsumsi
Pasca beli
-----------------Menggunakan
-----------------Prilaku pasca
beli
Mengevaluasi
Sumber : Restiyanti Prasetijo, 2004, p10
Gambar 2.1
Proses perilaku konsumen
2.3.1 Konsep sikap
Setiap orang pernah membicarakan tentang sikap mereka terhadap sesuatu dalam
kehidupannya. Mereka menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu, termasuk produk
atau jasa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka sebagai konsumen. Pemasar sangat
berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya, karena sikap yang positif akan
menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi
kepada
teman-teman
maupun
keluarga
juga
akan
membuahkan
pembelian
yang
menguntungkan pemasar. Sebaliknya, sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan
penolakan, dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain.
Itulah sebabnya pemasar sangat mempedulikan sikap konsumen terhadap produknya. Sikap
positif didukung supaya tetap positif ataupun bertambah positif, sikap negatif diupayakan
diubah menjadi positif.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004,p222) mengatakan bahwa sikap adalah
predisposisi yang dipelajari dalam merespon secara konsisten sesuatu objek, dalam bentuk
suka atau tidak suka.
11
Menurut Nugroho J. Setiadi (2005, p214) sikap disebut juga sebagai sebagai
konsep paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap
juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk
memahami konsumen. Seperti dijelaskan dalam gambar.
Pengaruh internal:
- Kebutuhan dan
motivasi
- Kepribadian
- Psikografik
- Persepsi
- Pembelajaran
- Sikap
Konsumen:
- Kebutuhan
(pilihan atribut
produk)
- Sikap
- Persepsi
- Gaya hidup
Pengaruh eksternal:
- Keluarga
- Kelas budaya
- Budaya dan sub budaya
- Kelompok acuan
- Komunikasi pemasaran
Mencari dan mengevaluasi
Menentukan alternatif-alternatif
Menetukan pilihan dan memutuskan membeli
Membeli
Desonansi pasca beli
Puas/tidak puas
Perilaku pasca beli
Sumber : Restiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw , 2004, p14
Gambar 2.2
Model perilaku konsumen
Gordon Allport (Nugroho J. Setiadi, 2005, p214) mengajukan definisi yang lebih luas
yakni, sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi,
di
organisasi,
melalui
pengalaman
dan
memiliki
pengaruh
yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap prilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Gordon
12
Allport
mengandung
makna
bahwa
sikap
adalah
mempelajari
kecenderungan
memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi
secara konsisten.
Menurut Triadis dan ahli lainnya (Nugroho J. Setiadi ,2005, p214) mengkombinasikan
tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan tindakan) kedalam model tiga unsur dari
sikap (Tripartite Model of Attitude). Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga
komponen yang terkait yaitu kognisi, (pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi
positif atau negatif terhadap suatu objek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu
objek)
Daniel Kazt (Nugroho J. Setiadi, 2005, p215) mengklasifikasikan empat fungsi sikap :
1. Fungsi Utilitarian.
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip - prinsip dasar imbalan dan
hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk
atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan.
2. Fungsi Ekspresi Nilai.
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan di
dasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan
merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari
tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi
mempertahankan ego.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak
yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan dapat membantu
13
konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah - milih
informasi yang relevan dan tidak relavan dengan kebutuhannya.
Menurut Schiffman Kanuk (2004, p233) ada beberapa sumber yang mempengaruhi
pembentukan sikap. Pembentukan sikap sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,
pengaruh keluarga dan teman - teman, pemasaran langsung, dan media massa. Sarana
utama pada terbentuknya sikap terhadap barang - barang dan jasa adalah melalui
pengalaman langsung konsumen dalam mencoba dan menilai barang atau jasa tersebut.
Ada beberapa hal lain yang menjadi acuan seseorang dalam pembentukan sikap.
Orang-orang disekitar kita akan sangat berpengaruh, terutama keluarga, teman-teman
akrab, dan orang-orang yang dikagumi.
Strategi yang efektif untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merk
tertentu adalah dengan membuat berbagai kebutuhan tertentu menonjol. Salah satu
metode untuk mengubah motivasi dikenal sebagai pendekatan fungsional.
Menurut pendekatan ini, sikap dapat digolongkan 4 fungsi, Schiffman Kanuk
(perilaku konsumen, 2004, p235) :
•
Fungsi manfaat
•
Fungsi pembelaan ego
•
Fungsi pernyataan nilai
•
Fungsi pengetahuan
14
Terdapat 5 cara penting yang mempengaruhi perilaku konsumen (Nugroho J. Setiadi
2005, p215) :
1. Sumber Daya Konsumen
Setiap orang mempunyai tiga sumber daya dalam setiap pengambilan
keputusan: (a) waktu
(b) uang
(c) perhatian ( penerimaan informasi dan kemampuan pengelolaan).
2. Motivasi dan Keterlibatan
Psikolog dan pemasar bersama - sama selalu berkepentingan untuk menjelaskan
apa yang terjadi bila perilaku yang diarahkan pada tujuan diberi energi dan di
aktifkan.
3. Pengetahuan
Pengetahuan, hasil belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
informasi yang disimpan didalam ingatan.
4. Sikap
Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon
dengan cara menguntungkan atau tidak secara konsisten berkenaan dengan
objek atau alternatif yang berikat.
5. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi
•
Kepribadian; Penelitian kepribadian selalu penting dalam psikologi klinis,
tetapi sebuah konsep yang menarik diperkenalkan oleh Piere Martonequ
pada tahun 1950-an ketika ia mengajukan hipotesis bahwa produk juga
mempunyai kepribadian citra merek.
15
•
Gaya hidup; barang hasil terbesar dari penelitian kepribadian adalah
perluasan fokus untuk mencakupi gaya hidup, pola yang digunakan
untuk menghabiskan waktu serta uang.
•
Demografi; adalah di mana sasarannya mendeskripsikan pangsa
konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan dan pendidikan.
Tiga komponen sikap Nugroho J. Setiadi (2005, p215) :
Kepercayaan merek, evaluasi merek dan maksud untuk membeli merupakan tiga
komponen sikap. Kepercayaan merek adalah komponen dari sikap, evaluasi merek adalah
komponen afektif atau perasaan, dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif atau
tindakan. Hubungan antara komponen ini dijelaskan pada gambar dibawah ini.
Komponen kognitif
Kepercayaan terhadap merek
Komponen afektif
Evaluasi merek
Komponen konatif
Maksud untuk membeli
Sumber : kanuk, 2004, 225
Gambar 2.3
Hubungan antara 3 komponen sikap
Hubungan dari ketiga komponen itu mengilustrasikan hieraki pengaruh keterlibatan
tinggi (high improve) yaitu kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi
merek mempengaruhi maksud untuk membeli.
Menurut (Schiffman Kanuk 2004, p225) model sikap tiga komponen itu:
16
¾
Komponen kognitif adalah komponen pertama dari model sikap tiga komponen terdiri
dari berbagai kognisi seseorang, yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh
berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi
yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang
ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu kepercayaan
konsumen bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu
akan menimbulkan hasil - hasil tertentu.
¾
Komponen afektif dimana emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau
merek tertentu merupakan komponen afektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan
ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya, yaitu
mencangkup penilaian seseorang terhadap terhadap objek sikap secara langsung
dan menyeluruh atau sampai dimana seseorang menilai objek sikap ”menyenangkan”
atau ”tidak menyenangkan,” ”bagus” atau ”jelek.” Pengalaman yang mengharukan
juga dimanifestasikan sebagai keadaan yang diliputi emosi (seperti kebahagian,
kesedihan, rasa malu, rasa muak, kemarahan, kesukaran, kesalahan, atau
keheranan). Riset menunjukan bahwa keadaan emosional ini dapat meningkatkan
atau memperkuat pengalaman positif maupun negatif dan bahwa ingatan tentang
pengalaman tersebut dapat mempengaruhi apa yang timbul di pikiran dan
bagaimana individu bertindak.
¾
Komponen konatif dimana komponen terakhir dari model sikap tiga komponen
berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan
melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek
sikap
tertentu.
Menurut
beberapa
penafsiran,
komponen
konatif
mungkin
mencangkup perilaku sesungguhnya itu sendiri. Dalam riset pemasaran dan
konsumen, komponen konatif sering dianggap sebagai pernyataan maksud untuk
17
membeli. Skala maksud pembeli digunakan untuk untuk menilai kemungkinan
konsumen untuk membeli suatu produk atau berperilaku menurut cara tertentu.
Menurut Schiffman Kanuk (2004, p227) ada beberapa model sikap multi sifat. Model
sikap multisifat itu sendiri menggambarkan sikap konsumen terhadap objek sikap seperti
produk, jasa, katalog direct mail, atau sebab atau isu tertentu, sebagai fungsi persepsi dan
penilaian konsumen terhadap sifat - sifat atau keyakinan pokok yang dipegang mengenai
objek sikap tertentu. Walaupun banyak variasi tipe sikap, ada beberapa model sikap
diantaranya :
1) Model sikap terhadap objek. Model sikap terhadap objek sangat cocok untuk
mengukur sikap terhadap golongan produk (jasa) atau merek tertentu. Menurut
model ini sikap konsumen terhadap produk atau merek produk tertentu merupakan
fungsi adanya (atau tidak adanya) dan penilaian terhadap keyakinan atau sifat - sifat
produk tertentu.
2) Model sikap terhadap perilaku. Model ini merupakan sikap individu dalam berperilaku
atau bertindak terhadap objek tertentu, dan bukannya sikap terhadap objek itu
sendiri. Daya tarik model sikap terhadap perilaku adalah bahwa model ini kelihatan
agak lebih mendekati perilaku yang sebenarnya dari pada model sikap terhadap
objek.
3) Teori model tindakan yang beralasan. Model ini menggambarkan pengintegrasian
komponen
-
komponen
sikap
secara
menyeluruh
kedalam
struktur
yang
dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan yang lebih baik maupun peramalan
yang lebih baik mengenai perilaku.
18
2.3.2. Bagaimana Sikap Dipelajari.
Jika kita berbicara mengenai pembentukan sikap, kita mengacu kepergeseran dari
tidak mempunyai sikap terhadap objek tertentu (misalnya, terhadap komputer notebook) ke
mempunyai sikap terhadapnya (seperti komputer notebook berguna ketika mengadakan
perjalanan). Pergeseran dari tidak ada sikap menjadi sikap tertentu (atau pembentukan
sikap) merupakan hasil pembelajaran.
Para konsumen sering membeli berbagai produk baru yang terkait dengan merek yang
dianggap menyenangkan. Sikap yang menyenangkan terhadap merek sering merupakan
hasil kepuasan yang berulang atas berbagai produk lain yang dihasilkan oleh perusahaan
yang sama (kanuk, 2004, p232).
Riset mengemukakan bahwa kecocokan antara merek induk (misalnya, jergens) dan
perluasan merek (misalnya, lotion penghalus kulit jergens) merupakan fungsi dari dua faktor:
1. Kesamaan antara kategori - kategori produk yang ada sebelumnya yang berkaitan
dengan merek induk dan merek perluasan baru.
2. Kecocokan atau kesesuaian antara citra merek induk dan merek perluasan baru.
Kadang-kadang sikap mengikuti pembelian dan konsumsi produk tertentu. Sebagai
contoh, konsumen mungkin membeli produk yang sudah bermerek tanpa mempunyai sikap
sebelumnya terhadap produk itu, karena merupakan satu-satunya produk jenis ini yang
tersedia.
Para konsumen juga melakukan pembelian percobaan terhadap merek - merek baru dari
berbagai kategori produk dimana mereka mempunyai sedikit keterlibatan pribadi. Jika
mereka merasa puas dengan merek yang dibeli, maka mereka mungkin mengembangkan
sikap yang menyenangkan terhadap produk itu.
19
2.3.3
Sumber-Sumber Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,
pengaruh keluarga dan teman-teman, pemasaran langsung, dan media massa. Sarana utama
pada terbentuknya sikap terhadap barang - barang dan jasa - jasa adalah melalui
pengalaman langsung konsumen dalam menilai dan mencoba barang atau jasa tersebut.
Ketika kita bergaul dengan orang lain, terutama keluarga, teman - teman akrab dan
orang - orang yang dikagumi (seperti guru yang dihormati), kita membentuk sikap yang
mempengaruhi kehidupan kita. Keluarga merupakan sumber pengaruh yang sangat penting
dalam pembentukan sikap, karena keluargalah yang memberi kita berbagai nilai dasar
dan
bermacam keyakinan yang tidak terlalu pokok (Kanuk, 2004, p233).
2.4 Komunikasi dan Perilaku Konsumen
Pengaruh internal pada perilaku konsumen terdiri dari beberapa variabel, salah satunya
adalah komunikasi Pemasaran. Menurut Ristiyanti Prassetijo dan John J. O. I. Ihalauw (2005,
p125) komunikasi pada dasarnya adalah semua praktik yang dilakukan untuk memberikan
atau saling bertukar informasi. Secara spesifik, seperti yang dikatakan Schiffman dan Kanuk
(2004), komunikasi adalah transmisi pesan dari pengirim ke penerima dengan menggunakan
suatu bentuk signal yang dikirim melalui suatu media tertentu.
Komunikasi pemasaran berusaha untuk menstransmisikan pesan pemasaran dari
perusahaan atau produsen kepada konsumen sasarannya dengan menggunakan bentuk
signal yang dikirim melalui media yang memiliki akses ke konsumen sasaran itu. Komunikasi
pemasaran ini selalu diusahakan secara efektif sampai dan diterima oleh konsumen sasaran,
dalam arti dapat mempengaruhi perilakunya. Misalnya, dari tidak mau membeli menjadi
perilaku beli, dari tidak suka menjadi suka, dari tidak tahu menjadi tahu.
20
2.4.1 Unsur - Unsur Komunikasi
Dari definisi tentang komunikasi yang telah dikemukakan, dapat diambil beberapa kata
kunci yang harus dicermati. Kata kunci yang pertama (Schiffman Kanuk, 2004, p235):
ƒ Pengirim
Pengirim, sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal atau
informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh
laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman
yang memberi informasi nasihat mengenai produk. Dalam komunikasi pemasaran,
sumber adalah perusahaan/produsen/pemasar, manajer promosi, agen periklanan, staf
penjualan dan juru bicara organisasi. (Ristiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw
2005, p125).
ƒ
Penerima
Penerima informasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang
dibidik (yaitu, anggota atau audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan
yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar. Audien yang
tidak diharapkan yaitu setiap orang yang terbuka terhadap pesan yang tidak
ditargetkan khusus oleh pengirim. Perlu diketahui bahwa komunikasi diterima manusia
melalui kelima inderanya. Belaian (kulit), rasa (lidah), bau (hidung), pengelihatan
(mata), dan bunyi (telinga).
ƒ
Medium
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya media massa) atau
interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau
pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung,
melalui telepon, melalui surat, atau online). Media massa biasanya digolongkan
21
sebagai bahan cetakan (surat kabar, majalah, media luar ruang/billboards), siaran
(radio, televisi), atau elektronika (terutama internet).
ƒ
Pesan
Pesan bisa bersifat verbal (di ucapkan lisan/tertulis) nonverbal (foto, ilustrasi, atau
simbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal, lisan maupun tertulis, biasanya dapat
mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik dari pada pesan nonverfal
sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima daripada salah satu
diantara keduanya.
ƒ
Umpan Balik
Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam komunikasi
interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan
pengirim untuk memperkuat, mengubah atau, atau memodifikasi pesan untuk
menjamin agar dapat di mengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.
22
2.4.2
Proses Komunikasi
Komunikasi pemasaran menghasilkan perubahan pengetahuan, keyakinan dan sikap
konsumen terhadap merek atau produk yang dikomunikasikan (diiklankan) yang mendorong
mereka untuk bertindak. Tindakan konsumen memberikan timbal balik bagi pemasar.
Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ristiyanti Prassetijo dan
John.J.O.I Ihalauw (2005, p128)
Encoding
Decoding
Sumber
Transmisi
|
Pesan
Signal
Penerima
Pengetahuan
arti keyakinan
|
Pengaruh
Perubahan
sikap,
perilaku
|
Tindakan
Media
Sumber : Ristiyanti Prasetijo, 2004, p128
Gambar 2.4
Model komunikasi
Dalam proses komunikasi ada dua titik yang sangat kritis sehingga titik - titik ini
perlu benar - benar dicermati. Titik yang pertama Encoding. Encoding adalah proses
dimana pesan diubah menjadi signal yang dapat diterima oleh audiens, yang termasuk
didalamnya budaya, kelas sosial, gaya hidup dan sebagainya, yang menjadi faktor - faktor
penentu dalam penciptaan signal yang akan ditransmisikan. Titik kedua adalah decoding
dimana signal yang dikirim oleh sumber harus diterima oleh audiens dan mengandung
makna seperti yang dimaksud sumber. (Restiyanti Prasetijo, 2004, p128)
23
2.4.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran
Menurut Ristiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw (2005, p129).
¾
Advertising atau periklanan
¾
Public relations atau kehumasan dan berbagai macam publikasi
¾
Rancangan kemasan produk dan logo perusahaan
¾
Layanan personal dan penjualan personal
2.4.4 Tujuan Komunikasi Pemasaran atau Promosi
Setelah
menerima
suatu
bentuk
komunikasi
pemasaran,
ada
beberapa
kemungkinan yang akan terjadi pada audiens (peter dan olson, 2000) :
ƒ
Audiens bisa terpicu untuk menyadari kebutuhan akan kategori produk atau
produk yang dikomunikasikan.
ƒ
Audiens menyadari akan adanya merek yang dikomunikasikan.
ƒ
Audiens bisa bersikap positif terhadap merek atau produk yang dikomunikasikan.
ƒ
Audiens bisa mempunyai maksud untuk membeli merek atau produk yang
dikomunikasikan
ƒ
Audiens bisa menunjukkan berbagai macam perilaku untuk membeli merek
tersebut (seperti pergi ke toko, mencari merek tersebut di toko, atau bertanya
kepada pramuniaga toko).
Akibat dari penyajian komunikasi pemasaran bisa bermacam - macam. Oleh
sebab itu, pesan pemasaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga pesan itu
terpusat pada satu efek yang diinginkan. Misalnya, pemasar ingin memberikan informasi
kepada audiens untuk memperbaiki kesadaran mereka akan adanya produk/merek,
merancang komunikasi pemasarannya dengan membuat iklan besar - besaran dengan
24
selebriti terkenal sebagai sumber komunikasinya, menjadi sponsor acara terkenal dan
menggunakan waktu tayang yang termasuk dalam premium time (jam 18.00 - 20.00).
2.4.5
Komunikasi Pemasaran Bersifat Impersonal
Komunikasi
pemasaran
merupakan
komunikasi
impersonal.
Sebelum
menguraikan tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi impersonal, terlebih dahulu
perlu diketahui tentang jenis-jenis komunikasi (Restiyanti Prasetijo, 2004, p130-131).
Komunikasi antar pribadi :
ƒ
Komunikasi formal: contohnya komunikasi antara salesman dengan prospek
dimana salesman berperan sebagai pengirim dan prospek sebagai penerima
informasi tentang produk yang ditawarkan. Komunikasi formal yang seperti ini
digunakan dalam personal selling. Keuntungan dari personal selling adalah
bahwa timbal balik langsung yang dihasilkan dari komunikasi tersebut
merupakan faktor yang membuat personal selling efektif, karena timbal balik itu
seringkali dapat direspons oleh staf penjualan secara langsung.
ƒ
Komunikasi informal: komunikasi informal tentang produk atau jasa berbeda
dengan komunikasi formal karena dalam komunikasi informal pengirim tidak
berbicara dalam kapasitas seorang profesional atau komunikator komersial,
tetapi cenderung sebagi teman. Komunikasi ini juga disebut komunikasi dari
mulut ke mulut atau gethok tular (word of mouth communication).
ƒ
Komunikasi massa (impersonal): pengirim pesan atau sumber biasanya
organisasi yang mengembangkan dan mengantarkan pesan melalui bagianbagian tertentu dari organisasi tersebut atau melalui juru bicara. Penerimanya
biasanya pembaca, pendengar ataupun pemirsa yang spesifik.
25
Menurut Schiffman Kanuk, 2004, p264 ada beberapa strategi komunikasi yang mesti
diperhatikan para pemasar, sponsor juga harus menentukan tujuan komunikasi utama. Hal
ini mencangkup menciptakan kesadaran akan adanya pelayanan, mempromosikan
penjualan produk, mendorong (atau mengurangi minat terhadap) praktik - praktik tertentu.
ƒ
Strategi Media
Strategi media merupakan unsur penting dalam rencana komunikasi. Rencana ini
diperlukan untuk penempatan iklan dalam berbagai media khusus yang dibaca,
ditonton atau didengar oleh berbagai pasar yang dipilih untuk dibidik.
ƒ
World Wide Web
Internet telah menimbulkan banyak media alternatif on-line, seperti buletin,
majalah cyber, dan berbagai program berita. Banyak pemasar yang membeli ruang
iklan dan iklan - iklan spanduk untuk mengarahkan para pemakai pada situs web
mereka.
ƒ
Penentuan target yang seksama
Banyak pemasar telah memakai strategi media yang disebut penentuan target atau
pembidikan yang seksama. Strategi ini telah dipermudah oleh media yang mencari
relung khusus untuk mereka sendiri dipasar dengan memenuhi kebutuhan dan
minat segmen yang dibidik secara khusus.
ƒ
Pemasaran langsung
Direct mail dan pemasaran langsung merupakan contoh penentuan target yang
seksama yang baik sekali. Direct mail merupakan iklan yang dikirim secara
langsung kepada alamat pos para pelanggan yang dibidik. Pemasaran langsung
bukanlah
medium,
tetapi
merupakan
teknik
pemasaran
interaktif
yang
menggunakan berbagai media (seperti pos, barang cetakan, siaran, telepon, atau
ruang cyber).
26
2.5 Pengambilan Keputusan Konsumen
Setiap hari, kita masing - masing mengambil berbagai keputusan mengenai setiap aspek
kehidupan kita sehari - hari. Tetapi, kita biasanya mengambil keputusan ini tanpa
memikirkan bagaimana kita mengambil keputusan dan apa yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan ini. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian
dan tidak melakukan pembelian, pilihan antara merek X dan merek Y. Sebaliknya jika
konsumen tersebut tidak mempunyai alternatif untuk memilih dan benar - benar terpaksa
melakukan pembelian tertentu atau mengambil tindakan tertentu. Pengambilan tindakan
tanpa pilihan terbiasanya disebut pilihan Hobson.
Menurut Ristiyanti Prassetijo dan John.J.O.I Ihalauw (2005, p226) keputusan merupakan
sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain,
orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa alternatif
yang ada.
Pengambilan
keputusan
konsumen
(consumer
decision making) adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil pengintegrasian ini adalah suatu
pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (Nugroho J.
Setiadi, 2003, p415) .
27
Menurut Schiffman Kanuk (2004, p486) ada beberapa tingkat pengambilan keputusan
pembelian atau konsumsi :
Tabel 2.1
Tingkat pengambilan keputusan
Kategori keputusan
Alternatif A
Keputusan pembelian
Membeli
atau konsumsi yang
produk (jasa) tertentu,
produk (jasa) tertentu,
pokok
membeli
Membeli atau memakai merek
Keputusan
atau
pembelian
konsumsi
merk
tertentu
Alternatif B
atau
atau
memakai
memakai
Tidak
membeli
atau
memakai
merek tertentu.
lain
- Membeli atau memakai
Membeli atau memakai merek
merek yang sudah ada,
- Membeli atau memakai
model dasar,
lain yang sudah terbukti
(mungkin dengan berbagi
keistimewaan khusus),
- Membeli atau memakai
merek baru,
Membeli atau memakai model
yang mewah atau menunjukan
- Membeli atau memakai
dalam jumlah standar,
- Membeli atau memakai
merek yang diobal,
status,
Membeli atau memakai merek
biasa yang terbukti bagus,
Membeli
- Membeli atau memakai
merek nasional
atau
memakai
lebih
banyak atau kurang dari jumlah
standar,
Membeli atau memakai merek
yang tidak diobral,
Membeli atau memakai merek
toko.
Memilih saluran distribusi
Membeli dari jenis toko
Membeli dari beberapa jenis toko
untuk membeli
tertentu,
lain,
membeli
dari
toko langganan, membeli
membeli
dari
toko
lain,
membeli ditoko, membeli dari
28
dari rumah, membeli dari
toko yang jauh dari rumah.
toko setempat.
Keputusan
pembayaran
pembelian
Membayar
pembelian
Membayar
pembelian
dengan tunai, membayar
kartu
penuh
pembelian dengan cicilan.
rekening
ketika
kredit,
dengan
membayar
barang datang
Sumber : Kotler, 2004, p486
2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan
Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahap (Kanuk, 2004, 493).
1. Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan
suatu ”masalah”. Sebagai contoh seseorang membutuhkan ponsel ketika
sesorang tersebut sulit untuk berkomunikasi jarak jauh dengan teman, keluarga
atau rekan bisnisnya.
2. Penelitian sebelum pembelian
Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya
kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu
produk. Ingatan kepada pengalaman yang lalu dapat memberikan informasi
yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini.
Sebaliknya jika konsumen tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, ia
mungkin harus melakukan penelitian yang mendalam mengenai keadaan diluar
dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan.
3. Penilaian berbagai alternatif
Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen cenderung
menggunakan dua macam informasi. Daftar merek yang akan mereka
29
rencanakan untuk dipilih/serangkaian merek yang diminati, kriteria yang akan
mereka pergunakan untuk menilai setiap merek. Melakukan pilihan dari contoh
semua merek yang mungkin dapat dipilih merupakan karakter manusia yang
membantu menyederhanakan proses pengambilan keputusan.
4. Perilaku Pembelian
Para konsumen melakukan tiga tipe pembelian. Pembelian percobaan, pembelian
ulangan, dan pembelian komitmen jangka - panjang. Ketika konsumen membeli
suatu produk (merek) untuk pertama kalinya maka pembelian ini akan dianggap
suatu percobaan. Jadi percobaan ini merupakan tahap perilaku pembelian yang
bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai suatu produk melalui
pemakaian
langsung.
Jika
kategori
merek
dikategorikan
sudah
mapan
berdasarkan percobaan dirasakan lebih memuaskan atau dirasakan lebih baik
dari merek - merek lain, konsumen mungkin bertahan dengan merek yang sama.
Perilaku pembeliaan ulang berhubungan erat dengan konsep kesetian kepada
merek.
5. Penilaian Pasca Pembelian
Ketika konsumen menggunakan suatu produk, terutama selama pembelian
percobaan, mereka menilai kinerja produk tersebut menurut berbagai harapan
mereka. Ada tiga hasil yang mungkin timbul. kinerja yang sesungguhnya sesuai
dengan harapan yang menimbulkan persaaan netral, kinerja melebihi harapan
yang menimbulkan apa yang dikenal dengan pemenuhan harapan secara positif
(yang menimbulkan kepuasan), kinerja dibawah harapan yang menimbulkan
pemenuhan harapan secara negatif dan ketidakpuasan.
30
Sedangkan menurut Kotler, 2002, p204 tahap – tahap dalam keputusan pembelian ada 5
yakni :
ƒ
Pengenalan masalah
ƒ
Pencarian informasi
ƒ
Evaluasi alternatif
ƒ
Keputusan membeli
ƒ
Perilaku pasca pembelian
2.5.2. Analisis pengambilan keputusan konsumen
Ada 4 sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen
(Kanuk, 2004, p487-489.
1. Sudut pandang ekonomis. Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang
yang membuat keputusan secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen
harus mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu
membuat peringkat dari setiap alternatif produk yang ditentukan, dilihat dari
kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasi satu alternatif
terbaik. Menurut para ahli sosial, model economic man ini tidak realistis.
Alasan mereka kemukakan adalah
a. Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan, dan gerak.
b. Manusia dibatasi oleh nilai – nilai dan tujuan.
c. Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
2. Sudut pandang pasif. Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang
ekonomis. Sudut pandang ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya
pasrah kepada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha –
usaha promosi dari para pemasar.
31
3. Sudut pandang kognitif. Sudut pandang ini menganggap konsumen sebagai
cognitive man atau sebagai problem solver. Menurut pandangan ini,
konsumen merupakan pengolah informasi yang senatiasa mencari dan
mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai.
4. Sudut
pandang emosional. Pendangan ini menekankan emosi sebagai
pendorong utama sehingga konsumen membeli suatu produk.
Model generik pemecahan masalah konsumen (olson, consumer behaviour,p165)
Pemahaman adanya masalah
Pencarian alternatif pemecahan
Evaluasi alternatif
Pembelian
Penggunaan pasca pembelian dan evaluasi
ulang alternatif yang dipilih
Sumber : Olson, 1999, p165
Gambar 2.5
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
32
2.5.3. Penelitian Sebelum Pembelian
Pengaruh Eksternal
Usaha - usaha
pemasaran
perusahaan
4P
Lingkungan sosial budaya:
Keluaraga, sumber informal,
sumber non komersial, kelas
sosial, budaya, dan sub budaya.
Input
Pengambilan keputusan konsumen
Sadar akan kebutuhan
Area psikologis :
- motivasi
- persepsi
- pembelajaran
- kepribadian
- sikap
Mencari sebelum
membeli
Mengevaluasi alternatif
Pengalaman
Perilaku pasca keputusan
Pembelian
- percobaan
- pembeliaan
ulang
Evaluasi pasca beli
Sumber : Ristiyanti Prasetijo, 2004, p232.
Gambar 2.6
Model Pegambilan Keputusan Konsumen
Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya
kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Ingatan
kepada pengalaman yang lalu (yang ditarik dari penyimpanan ingatan jangka panjang) dapat
33
memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang
ini. Sebaliknya, jika konsumen tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, ia mungkin harus
melakukan penelitian yang mendalam mengenai keadaan diluar dirinya untuk memperoleh
informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Sikap (X1)
- Kognitif
- Afektif
- konatif
Keputusan Pembelian
(Y):
ƒ Adanya kebutuhan
ƒ Mencari dan
mengevaluasi
ƒ Menentukan
alternatif
ƒ Menentukan pilihan
dan memutuskan
membeli
ƒ Penggunaan pasca
Komunikasi Pemasaran
(X2):
- Advertising
- Public Relations
- Rancangan Kemasan
Produk dan Logo
Perusahaan
- Personal selling
Gambar 2.7
Kerangka pemikiran
Berdasarkan model perilaku konsumen proses pengambilan keputusan konsumen
dipengaruhi oleh oleh dua faktor, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
terdiri dari kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografik, persepsi, pembelajaran dan
sikap sedangkan faktor eksternal terdiri dari keluarga, kelas budaya, budaya dan sub budaya,
34
kelompok acuan dan komunikasi pemasaran. Untuk memudahkan penelitian ini dipilih satu
variabel dari masing-masing faktor, yakni variabel sikap dan komunikasi pemasaran sehingga
penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh yang ditimbulkan dari kedua variabel tersebut
terhadap keputusan pembelian.
2.6 Uji Hipotesis
T1 : Mengetahui pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian jenis operator GSM
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap keputusan pembelian.
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap keputusan pembelian
T2 : Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi pemasaran terhadap
keputusan pembelian
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi pemasaran terhadap keputusan
pembelian
T3 : Mengetahui pengaruh sikap dan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap dan komunikasi pemasaran
terhadap keputusan pembelian
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara variable sikap dan komunikasi pemasaran
terhadap keputusan pembelian
Download