1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis
pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui
sistem perbankan dalam bentuk kredit, atau dari bantuan pemerintah baik
dalam negeri maupun dari organisasi keuangan dunia seperti International
Monetary Funding (IMF), atau bisa juga melalui sistem pasar modal.
Pada pendanaan melalui pasar modal, terdapat beberapa daya tarik
yang membuat pasar modal lebih dipilih (Husnan, 2009, h.4) yaitu:
1. Pasar modal diharapkan dapat menjadi alternatif penghimpunan dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
Pada sistem pendanaan perbankan, perolehan dana diperoleh dari
masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut ke pihak pihak yang
membutuhkan dalam bentuk kredit (utang). Pada akhirnya terdapat
keterbatasan dalam menggunakan utang tersebut terutama jika dibandingkan
antara utang dan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila
utang semakin besar, maka pada akhirnya perusahaan juga akan membatasi
diri dalam perluasan usahanya.
1
Obligasi lebih dipilih oleh perusahaan karena yang paling mudah dan
lebih murah dilakukan oleh perusahaan jika dibandingkan ketika perusahaan
harus utang kepada bank. Bagi beberapa investor, obligasi dapat digunakan
sebagai alternatif diferensiasi investasi dalam portofolionya. Dengan
membeli obligasi, investor akan lebih diuntungkan karena pada dasarnya
yield (bunga) yang diberikan perusahaan lebih besar daripada bunga
deposito yang diberikan bank. Oleh karena itu obligasi dapat sama-sama
memberikan keuntungan baik bagi perusahaan maupun pembeli obligasi
dalam hal ini para investor. Husnan (2009, h.5) menggambarkan skema
perbandingan biaya penghimpunan dana dari bank dan pasar modal seperti
yang terdapat pada Gambar 1.1.
Jika dilihat dari alur aliran dana seperti yang tertera dalam Gambar
1.1, maka dapat dilihat bahwa dengan menerbitkan obligasi, perusahaan
dapat membayar bunga lebih kecil yaitu 15% ditambah dengan biaya emisi
kepada pemilik obligasi, dan pemegang obligasipun bisa mendapat bunga
lebih besar (15%) daripada bunga deposito bank yang hanya 11-13%.
Beberapa investor baik dari dalam maupun dari luar negeri banyak yang
menginvestasikan dana mereka dalam bentuk obligasi terutama untuk
obligasi pemerintah karena lebih cenderung memiliki tingkat risiko gagal
bayar yang rendah, sehingga bagi para investor dengan perilaku risk averse
(bukan pengambil risiko) akan lebih tepat untuk memilih Obligasi
Pemerintah.
2
Pemilik Dana
Pemilik Dana
Pemilik Dana
Menerima 11-13%
Menerima 15%
Bank
Perusahaan
Perusahaan
Membayar 18-19%
Membayar Jumlah yang
Sama Plus Biaya Emisi
Yang Memerlukan Dana
Gambar 1.1 Perbandingan Biaya Penghimpunan Dana dari Bank dan
Pasar Modal
Sumber : Husnan 2009, h.5
Perusahaan
non-pemerintah
seperti
perusahaan
swasta,
juga
melakukan pendanaan dengan cara yang sama dalam bentuk obligasi
korporat. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa
kepemilikan obligasi baik untuk obligasi Korporat maupun obligasi
pemerintah di Indonesia sendiri dari 2009-2013 semakin meningkat seperti
pada Tabel 1.1. Permasalahan utama dalam pengeluaran obligasi adalah
ketika jatuh tempo, apakah perusahaan dapat membayarkan utangnya atau
tidak. Dalam perjalanannya dibutuhkan kebijakan kebijakan agar dalam
3
pelaksanaannya tidak asal-asalan yang kemudian bisa merugikan negara
karena masalah gagal bayar ketika obligasi jatuh tempo.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi yield spread
obligasi sendiripun sudah banyak dilakukan, namun sebagian besar
dilakukan di luar negeri. Di Indonesia sendiri untuk penelitian mengenai
obligasi masih sedikit. Padahal untuk perusahaan yang menggunakan
pendanaan melalui obligasi korporat di Indonesia sendiri banyak sekali
seperti terlihat pada Gambar 1.2 berikut.
Gambar 1.2 Kepemilikan Obligasi (Dalam Trillion Rp)
Sumber : Indonesia Bond Market Directory 2013-2014 BEI
Prastowo dan Chawwa (2009) mengatakan bahwa penerbitan dan
pasar sekunder untuk obligasi korporat di Indonesia dimulai sejak tahun
1983 dan mengalami lonjakan pada tahun 2003 hingga puncaknya terjadi
pada tahun 2007 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008
akibat terjadinya krisis keuangan global. Prastowo dan Chawwa (2009) juga
4
mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan lonjakan
penerbitan dan pasar sekunder untuk obligasi, yaitu pertama semakin
berkembang dan maraknya transaksi di pasar sekunder obligasi pemerintah
(Surat Utang Negara, SUN) yang digunakan untuk program rekapitalisasi
perbankan dan kedua adalah kondisi ekses likuiditas di sektor keuangan
yang terjadi sampai dengan pertengahan tahun 2008 juga mendorong
aktivitas perdagangan obligasi korporat.
Penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia khususnya untuk
obligasi korporat belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian
mengenai faktor faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi Korporat
di Indonesia masih relevan untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi perusahaan non-pemerintah yang mengeluarkan
obligasi korporat dalam kaitannya dengan kebijakan penerbitan obligasi
korporat serta menjadi masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi dalam portofolio mereka. Menurut Darmin (2012), meningkatnya
rating di Indonesia menyebabkan pasar obligasi baik pemerintah maupun
korporat di Indonesia semakin menarik dan menjanjikan.
Obligasi korporat merupakan obligasi dengan tingkat perdagangan
yang rendah atau dengan kata lain merupakan obligasi yang tidak likuid,
berbeda dengan obligasi negara salah satu alasannya karena tingkat risiko
obligasi korporat yang lebih besar. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
dengan jangka panjang. Namun dalam perjalanan mencapai keseimbangan/
ekuilibrium jangka panjang (kointegrasi), tentu akan terjadi beberapa
5
deviasi/ penyimpangan/ diskrepansi. Deviasi ekuilibrium inilah yang harus
dikoreksi secara tahap demi tahap melalui model series parsial penyesuaian
jangka pendeknya agar tercapai keseimbangan dalam penelitian.
Penelitian dengan menggunakan deret waktu, apabila data yang
digunakan tidak stasioner maka model regresi yang terbentuk menghasilkan
koefisien determinasi ganda (R2) yang relatif tinggi namun statistik DurbinWatson yang rendah. Tingginya statistik (R2) dan rendahnya statistik
Durbin-Watson dari suatu model, merupakan tanda bahwa hasil dugaan
tersebut adalah regresi lancung (spurious regression) yang mengakibatkan
pendugaan koefisien regresi menjadi tidak valid (Engle dan Granger, 1987).
Terdapat metode yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan
variabel dengan deret waktu yang tidak stasioner (nonstationary) dan regresi
lancung (spurious regression), metode tersebut adalah Error Correction
Model (ECM). Error Correction Model (ECM) digunakan dalam penelitian
untuk melakukan koreksi atas ketidakseimbangan yang dapat terjadi antara
variabel dalam model (Gujarati, 2004).
2.1 Rumusan Masalah
Kumar A (2012)1 dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor
makroekonomi yang paling berpengaruh terhadap yield spread obligasi di
Indonesia adalah faktor Inflasi, sementara IHSG juga memiliki pengaruh
yang signifikan, akan tetapi dalam jangka yang lebih panjang. Berbeda
1
Anup Kumar 2012, meneliti tentang Pengaruh Makroekonomi terhadap Yield Spread Obligasi
Indonesia berdenominasi Rupiah.
6
dengan Kumar A (2012), Kumar B (2012)2 mengatakan bahwa yang paling
berpengaruh adalah Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Chee dan Fah (2013). Mereka
meneliti mengenai obligasi pemerintah dan mengatakan bahwa investor dan
pemerintah menghadapi kesulitan dalam menganalisis tren pasar obligasi
pemerintah.
Menurut Ahmad, et al (2009), perkembangan obligasi di Malaysia
juga berkembang pesat dan dari penelitiannya menyebutkan bahwa suku
bunga sangat berpengaruh dalam yield spread obligasi. Ahmad, et al juga
menambahkan, meskipun kepemilikan obligasi korporat di Indonesia
semakin meningkat, akan tetapi tidak diketahui secara jelas penyebab
perubahan yield spread. Chee dan Fah (2013) juga mengatakan bahwa
dalam jangka pendek faktor yang paling mempengaruhi adalah tingkat suku
bunga, dan faktor yang paling mempengaruhi dalam jangka yang lebih
panjang adalah nilai tukar mata uang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa para investor masih kesulitan dalam menganalisis tren
pasar obligasi. Hal tersebut tidak akan menjadi suatu permasalahan yang
besar ketika investor memilih obligasi pemerintah dimana memiliki
preferensi risiko yang lebih rendah, sedangkan untuk obligasi korporat
memiliki preferensi risiko yang lebih tinggi, akan menjadi suatu
permasalahan ketika perusahaan (yang mengeluarkan obligasi korporat) dan
2
Anil Kumar 2012, meneliti tentang Pengaruh Makroekonomi terhadap Yield Spread Obligasi
Indonesia berdenominasi US Dollar.
7
atau investor tidak memahami faktor yang mempengaruhi yield spread yang
mungkin dapat menimbulkan default (gagal bayar). Oleh karena itu studi ini
memotivasi penulis untuk meneliti pengaruh variabel tersebut di atas
terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia
3.1
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka pertanyaan
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah inflasi Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10
tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap rupiah, dan return
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh secara simultan
terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia?
2. Apakah inflasi di Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10
tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap rupiah, dan return
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh secara parsial
terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia?
4.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi Indonesia, Credit Default Swap
(CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap
8
rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara
simultan terhadap yield obligasi korporat di Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi Indonesia, Credit Default Swap
(CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap
rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial
terhadap yield obligasi korporat di Indonesia.
5.1
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak seperti :
1. Bagi
akademisi,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
membantu
pengembangan teori-teori, terutama mengenai pasar modal khususnya
obligasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi,
sehingga dapat membantu pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi perusahaan yang mengeluarkan obligasi Korporat, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan
kebijakan
terkait
dengan
penerbitan
surat
utang
dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi yield.
9
6.1
Batasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 5 tahun yaitu mulai tahun
2009 hingga tahun 2013.
2. Penelitian ini menggunakan obligasi korporat dalam denominasi rupiah
yang diterbitkan pada tahun 2009 dan belum jatuh tempo pada saat
penelitian dilakukan.
3. Penelitian ini menggunakan lima variabel independen, yaitu tingkat suku
bunga Indonesia yang diwakili oleh BI rate, Credit Default Swap (CDS)
Pemerintah Indonesia 10 tahun, tingkat inflasi Indonesia, perubahan
kurs US dollar terhadap rupiah, return Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
7.1
Sistematika Penulisan Tesis
Penulisan tesis terbagi ke dalam lima bab, dengan rincian masing
masing bagian sebagai berikut.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab pertama ini terdiri dari tujuh bagian. Bagian pertama
menguraikan latar belakang masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
Bagian kedua menjelaskan rumusan masalah. Bagian ketiga menyatakan
pertanyaan penelitian yang harus dijawab dalam penelitian ini. Bagian
keempat menjelaskan tujuan penelitian. Bagian kelima memaparkan
10
manfaat penelitian. Bagian keenam menyatakan ruang lingkup penelitian.
Bagian ketujuh menyajikan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab kedua ini terbagi ke dalam tiga bagian utama. Bagian pertama
menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian
ini. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah mengenai pasar modal dan
obligasi, istilah obligasi, obligasi pemerintah, obligasi Korporat, obligasi
municipal, yield obligasi, yield dan harga obligasi, yield spread, penjelasan
mengenai faktor faktor yang mempengaruhi obligasi dan pemaparan hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Bagian kedua merupakan pemaparan pengembangan hipotesis
yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Bagian ketiga menjelaskan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ketiga ini terdiri dari lima bagian utama. Bagian pertama
menjelaskan secara umum rancangan penelitian. Bagian kedua menjelaskan
definisi operasional mengenai variabel dependen dan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian. Bagian ketiga menjelaskan populasi dan
sampel yang digunakan dalam penelitian. Bagian keempat menjelaskan
metode pengumpulan data. Bagian kelima menjelaskan tahapan pengolahan
data yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian.
11
BAB IV: HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Bab keempat terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan
analisis deskriptif data penelitian secara umum, seperti karakteristik data
dan volatilitas data. Bagian kedua menjelaskan hasil pengujian terhadap
hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian ketiga merupakan
pembahasan hasil hipotesis, baik dari aspek makroekonomi secara umum
maupun dari aspek finansial secara khusus.
BAB V: SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
Bab kelima terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama memaparkan
simpulan yang didapatkan dari penelitian. Bagian kedua menjelaskan
keterbatasan yang dihadapi penulis ketika melakukan penelitian. Bagian
ketiga memaparkan rekomendasi yang dapat diajukan penulis yang
mengacu kepada simpulan dan keterbatasan dalam penelitian.
12
Download