148 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. KESIMPULAN • Batuan vulkanik Adang merupakan batuan beku basalt-intermediete yang terbentuk pada zona kerak benua aktif (Active Continental Margin) yang terbentuk akibat adanya penunjaman di bagian selatan Makasar yang terjadi pada Miosen Tengah hingga Miosen Akhir . • Keterdapatan unsur radioaktif pada batuan basaltik-intermediet (phonolite – trachyandesite) lebih dipengaruhi oleh proses metasomatisme pada mantel dan bagian bawah kerak benua dan mengalami proses pengkayaan pada kerak benua, sehingga batuan vulkanik Adang terutama kompleks Tapalang, Ampalas, Adang dan Malunda memiliki kandungan mineral radioaktif (K,U dan Th) yang cukup tinggi yang terdapat pada mineral davidite ((U,Ce,Fe)2(Ti,Fe,V,Cr)5O12) dan thorianite (ThO2) serta terbentuknya mineral sekunder berupa gummite (UO3.nH2O) dan autonite (CaO.2UO3.P2O5.8H2O). • Tipe mineralisasi mineral radioaktif yang mungkin terbentuk pada daerah ini adalah cebakan uranium tipe volcanic related structure bound type, yang dikontrol oleh beberapa faktor, yaitu sebaran litologi yang mengandung ultrapotasik/ shosonitik proses hidrotermal dari proses hidrothermal terutama pada struktur yang berarah timurlaut-barat daya, utara-selatan dan barattimur, dan proses pengkayaan supergen yang meliputi proses pelapukan, pencucian dan proses pengendapan unsur radioaktif. Tesis 149 7.2. SARAN • Untuk pengembangan eksplorasi mineral radioaktif dan unsur tanah jarang, harus lebih difokuskan pada daerah yang tersusun atas batuan vulkanik ultrapotasik/shosonitik, terutama pada kompleks Gunungapi Adang dan Malunda serta pada daerah teralterasi pada kompleks Gunungapi Ampalas dan Tapalang. • Model keterdapatan mineral di daerah Mamuju dapat dikembangkan untuk eksplorasi di daerah lain yang memiliki tatanan tektonik dan litologi yang identik dengan daerah Mamuju dan sekitarnya. Tesis