BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. KESIMPULAN • Batuan

advertisement
148
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. KESIMPULAN
•
Batuan vulkanik Adang merupakan batuan beku basalt-intermediete yang
terbentuk pada zona kerak benua aktif (Active Continental Margin) yang
terbentuk akibat adanya penunjaman di bagian selatan Makasar yang terjadi
pada Miosen Tengah hingga Miosen Akhir .
•
Keterdapatan unsur radioaktif pada batuan basaltik-intermediet (phonolite –
trachyandesite) lebih dipengaruhi oleh proses metasomatisme pada mantel
dan bagian bawah kerak benua dan mengalami proses pengkayaan pada kerak
benua, sehingga batuan vulkanik Adang terutama kompleks Tapalang,
Ampalas, Adang dan Malunda memiliki kandungan mineral radioaktif (K,U
dan Th) yang cukup tinggi yang terdapat pada mineral davidite
((U,Ce,Fe)2(Ti,Fe,V,Cr)5O12) dan thorianite (ThO2) serta terbentuknya
mineral
sekunder
berupa
gummite
(UO3.nH2O)
dan
autonite
(CaO.2UO3.P2O5.8H2O).
•
Tipe mineralisasi mineral radioaktif yang mungkin terbentuk pada daerah ini
adalah cebakan uranium tipe volcanic related structure bound type, yang
dikontrol oleh beberapa faktor, yaitu sebaran litologi yang mengandung
ultrapotasik/ shosonitik proses hidrotermal dari proses hidrothermal terutama
pada struktur yang berarah timurlaut-barat daya, utara-selatan dan barattimur, dan proses pengkayaan supergen yang meliputi proses pelapukan,
pencucian dan proses pengendapan unsur radioaktif.
Tesis
149
7.2. SARAN
•
Untuk pengembangan eksplorasi mineral radioaktif dan unsur tanah jarang,
harus lebih difokuskan pada daerah yang tersusun atas batuan vulkanik
ultrapotasik/shosonitik, terutama pada kompleks Gunungapi Adang dan
Malunda serta pada daerah teralterasi pada kompleks Gunungapi Ampalas
dan Tapalang.
•
Model keterdapatan mineral di daerah Mamuju dapat dikembangkan untuk
eksplorasi di daerah lain yang memiliki tatanan tektonik dan litologi yang
identik dengan daerah Mamuju dan sekitarnya.
Tesis
Download