PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Analisis gerombol (cluster analysis) adalah bagian dari analisis peubah ganda yang tujuan utamanya adalah menggerombolkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Analisis gerombol mengklasifikasi objek-objek (seperti: responden, produk atau kesatuan lain) sehingga setiap objek memiliki kemiripan satu sama lain pada satu gerombol berdasarkan kriteria seleksi yang ditetapkan. Hasil penggerombolan dari objek akan memperlihatkan homogenitas yang tinggi dalam satu gerombol dan heterogenitas yang tinggi dengan gerombol lain. Jika pengerombolan tersebut berhasil, objek-objek di antara satu gerombol saling berdekatan ketika digambarkan secara geometri, dan dengan gerombol lain akan berpisah jauh. Kemiripan dalam analisis gerombol menggunakan ukuran jarak sebagai basis pengukuran antara tiap pasangan pengamatan. Metode berbasis ukuran jarak ini terdiri dari metode penggerombolan berhirarki (antara lain metode pautan tunggal, metode pautan lengkap, metode pautan rataan, metode terpusat dan metode Ward) dan metode penggerombolan tak berhirakhi (misalnya metode K-rataan) (Anderberg 1973). Metode penggerombolan ini memiliki teknik-teknik yang berbeda-beda dalam proses pembentukan gerombol, namun teknik-teknik tersebut hanya memperhatikan ukuran jarak antar objek-objek pengamatan dalam analisisnya. Setelah kemiripan diukur tahap selanjutnya dilakukan proses pembentukan gerombol. Jika satu objek dengan objek lainnya berdekatan maka objek-objek tersebut akan ditempatkan dalam satu gerombol. Pada kasus-kasus tertentu, individu/objek pengamatan diukur dengan peubah kualitatif, baik nominal maupun ordinal. Pada data tersebut, penggerombolan dengan metode klasik seperti K-rataan atau metode lain yang telah disebutkan di atas kurang tepat diterapkan. Hal ini dapat memberikan hasil penggerombolan yang keliru sehingga menghasilkan kesimpulan yang kurang tepat. Alternatif metode lain untuk menggerombolan individu dengan peubah kualitatif (kategorik) adalah dengan Analisis Laten Kelas (Latent Class Analysis) yang selanjutnya disingkat dengan ALK. Di samping itu, ada metode lain yang dapat digunakan untuk menggerombolan individu dengan peubah kualitatif (kategorik) dan kuantitatif disebut dengan metode gerombol dua tahap (two step cluster). Jika ALK dibandingkan dengan metode gerombol dua tahap tersebut, penggerombolan dengan ALK memberikan hasil yang lebih akurat sehingga lebih banyak direkomendasikan untuk menggerombolkan peubah kualitatif, terutama untuk peubah yang berbeda tingkatan pengukurannya (Johann, et.al 2004) ALK adalah suatu teknik statistik untuk analisis dari data kategorik, di mana objek-objek diasumsikan sebagai milik dari salah satu himpunan k-laten kelas, dalam hal ini banyaknya kelas/gerombol dan ukurannya tidak diketahui sebelumnya. ALK menggambarkan hubungan antara suatu himpunan peubah pengamatan dengan peubah laten. Kategori dari peubah laten disebut laten kelas atau gerombol. ALK pertama sekali diperkenalkan oleh Lazarfeld & Henry (1968) untuk peubah dikotomus. Pada model ALK penggerombolan objek dimungkinkan dilakukan pada peubah campuran (mixture variable), mencakup peubah kategori (nominal dan ordinal) dan peubah kontinu. Oleh karena itu penerapan ALK untuk mengelompokan individu dengan peubah kategori maupun peubah kontinu menjadi suatu hal yang perlu dan menarik untuk dikaji. Demam Dengue (DD, Dengue Fever=DF) adalah penyakit febris-virus akut, dengan gejala minimal dua dari gejala sebagai berikut: sakit kepala, nyeri retroorbital, mialgia (pegal-pegal), artralgia (nyeri sendi tulang), ruam, manifestasi perdarahan, leucopenia (WHO 1997). Demam Berdarah Dengue (DBD, Dengue Haemorrhagic Fever = DHF) suatu penyakit yang lebih parah dari DD, yang ditandai oleh gejala utama: demam, atau riwayat demam akut, berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik, ditambah dengan kecenderungan perdarahan, dibuktikan sedikitnya dengan satu hal berikut: tes tourniket positif, petekie, ekimosis atau purpura, perdarahan dari mukosa, saluran gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi lain, hematemesis atau melena. Selain dari pada itu kadar trombosit penderita kurang atau sama dengan 100.000 sel per mm3, terjadinya peningkatan hematokrit lebih besar atau sama dengan 20% di atas rata-rata usia, jenis kelamin, dan populasi dan penurunan hematokrit setelah tindakan penggantian volume lebih besar atau sama dengan 20% data dasar (WHO 1997). Pasien DBD dapat mengalami syok hipovolemik yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. Syok ini disebut Dengue Syok Syndrom (DSS) dan dapat menjadi fatal (WHO 1997). Infeksi virus dengue dapat tanpa gejala atau dapat menimbulkan demam undifferentiated, baik pada DD atau DHF dengan rembesan plasma yang dapat menimbulkan syok. Selama ini penggerombolan pasien DD/ DBD yang dilakukan adalah berdasarkan kriteria WHO dengan peubah yang mencirikan gejala (WHO 1997). Try (2009) menggerombolkan pasien DBD dengan ALK tanpa menggunakan acuan kriteria dalam pemilihan peubah-peubah yang digunakan. Gerombol yang dihasilkan pada penelitian tersebut hanya dapat memberikan informasi karakteristik gerombol yang dihasilkan, tetapi tidak bisa menggambarkan ciri-ciri pasien DD/DBD berdasarkan kriteria WHO. Penggerombolan pasien DD/DBD dengan penerapan teknik statistika ALK sangat memungkinkan untuk menganalisis penggerombolan pasien yang diukur dengan peubah kualitatif dan kuantitatif yang mengacu pada kriteria WHO. Hasil penggerombolan antara ALK dengan kriteria WHO selanjutnya akan dibandingkan untuk diketahui kesamaan ciri-cirinya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji penerapan ALK untuk penggerombolan objek yang diukur dengan peubah kategori dan kontinu. 2. Menyusun model dengan ALK pada kasus pasien yang terkena DD/DBD berdasarkan beberapa gejala klinis yang mengacu pada kriteria WHO. 3. Membandingkan hasil model ALK dengan hasil penggerombolan menurut kriteria WHO dalam penggerombolan pasien DD/DBD. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan suatu pendekatan baru melakukan penggerombolan individu diukur dengan peubah kategori dan peubah kuantitatif dengan konsep ALK. Melalui penelitian ini dengan ALK diharapkan penggerombolan yang disusun menjadi lebih baik dari metode-metode penggerombolan sebelumnya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan ALK dan membandingkannya dengan penggerombolan menurut kriteria WHO dalam penggerombolan pasien DD/ DBD. Peubah yang digunakan adalah peubah kategori dan kontinu dengan menggunakan data pasien yang diduga menderita DD/DBD di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tahun 2008.