HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA DISPLAYPUSINFO DENGAN SIKAP KARYAWAN TERHADAP KEMENTERIAN KEHUTANAN Lyra VeUanlza Ferbita PusH! Ekonomi LIPI ABSTRACT The purpose ofthis research is to know the correlations between Display PTJSINFO Media consisting ofcredibility iriformation with the attitude of employees in the Ministry Qf Forestry. In the research, the data were taken from two sources. The primary data were taken from questionnaire filed by 911 respondents among the employees ofthe Ministry ofForestry, while the secondary data were taken from observation and literary study. The result of the research shows that there is an adequate relation between the uses ofDisplay PUSINFO Media and the behaviour of employees towards the ministry. The analysis ofthe research proves that the using ofthe Display PUSINFO Media can build a positive behaviour among the employees towards the Ministry Qf Forestry. This means that the more intensive use ofthe Display PUSINFO media, the more positive the behaviour ofemployees toward the Ministry of Forestry. Recommendations given by the researcher that Pusat Iriformasi (pUSINFO) could increase the quality of information and physical display with expressive colours and order layout ofDisplay PUSINFO to make more effective internal communication media in The Ministry OfForestry. Keywords: internal communications media, informations, and behaviour LATAR BELAKANG Kementerian Kehutanan merupakan salah satu institusi pemerintah yang memiliki beragam unsur sehingga alat atau media integrasi informasi untuk memperlancar komunikasi dalam sistem institusi tersebut sangat dibutuhkan. Kebutuhan bantuan media komunikasi menjadi hal penting pada suatu organisasi lcirena asimetris komunikasi yang mungkin terjadi dapat mengakibatkan kesalahpahaman informasi dan wewenang, yang pada akhimya menurunkan kinerja institusi secara keseluruhan. Pada dasarnya informasi saat ini sudah rnampu terakses dengan mudah melalui media internet. Narnun, kemarnpuan atau keahlian karyawan Kementerian Kehutanan dalam mengoperasikannya masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan terobosan bam dalam bentuk media komunikasi yang praktis dan mudah digunakan oleh karyawan set>agai publik internal. Berkaitan dengan kebutuhan media guna memperllincar informasi, Kernenterian Kehutanan menyediakan media komunikasi dalarn ruang lingkup kementerian yaitu media komunikasi dalam ruang Display Pusat Informasi (PUSINFO) yang bertujuan agar seluruh komponen kementerian mendapatkan informasi terkini dengan mudah. Penerapan penyampaian informasi melalui Display PUS INFO juga memerlukan monitoring dan evaluasi sebagai kontrol efektivitas kebijakan tersebut. Terlebih, respons dan feedback dari karyawan sebagai salah satu target Display PUSINFO sangat diperlukan demi perbaikan kebijakan Display PUSINFO. Berdasarkan pemikiran tersebut maka Kementerian Kehutanan memerlukan respons dari karyawan untuk melihat apakah penggunaan media komunikasi dalarn memberikan pengetahuan bagi karyawan sudah sesuai atau belum. Lebih dalam, perlu di1ihat juga hubungan penggunaan media komunikasi ruang Display PUSINFO dengan pembentukan sikap karyawan akibat pengetahuan terhadap informasi melalui media komunikasi tersebut. Karena itulah rumusan masalah pada penelitian ini adalah sejauh mana 111 hubungan antara penggunaan media Display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Penelitian ini juga akan melihat bagaimana hubungan antara valensi informasi dengan komponen dalam sikap seperti kognisi, konasi, dan afeksi. Selain itu peneliti ini juga melihat sejauh mana hubungan antara bobot informasi dengan komponen sikap tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk: I) mengetahui hubungan antara valensi informasi dalam Display PUSINFO dengan pengetahuan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan; 2) mengetahui hubungan antara valensi informasi dalam Display PUSINFO dengan perasaan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan; 3) mengetahui hubungan antara valensi informasi dalam Display PUSINFO dengan kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian Kehutanan,. 4) mengetahui hubungan antara bobot informasi dalam Display PUSINFO dengan pengetahuan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan; 5) mengetahui hubungan antara bobot informasi dalam Display PUSINFO dengan perasaan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan; 6) mengetahui hubungan antara bobot informasi dalamDisplay PUSINFO dengan kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. KERANGKA TEORETIS Teori Integrasi Informmasi Penelitian ini akan menggunakan teori integrasi informasi yang dikemukakan oleh Martin Fishbein. Tiga hal utama yang dibahas pada pendekatan ini adalah informasi, orang, dan sileap. Pendekatan teori ini memusatkan pada cara-cara orang mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi tentang orang, subjek, situasi atau gagasan tertentu untuk membentuk • sikaIl terhadap sebuah konsep. Informasi yang dimaksudkan pada penelitian ini berupa situasi dalam bentuk akumulasi dan pengorganisasian informasi melalni penggunaan media komunikasi dalam mang Display PUSINFO dan bagaimana media tersebut dapat membentuk sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Sebuah sikap adalah predisposisi untuk bertindak dengan suatu cara yang positif atau negatif terhadap sesuatu. Pendekatan integrasi informasi adalah salah satu model yang paling handal mengenai sifat dasar dari sikap dan perubahan sikap (Littlejohn, 2007:234). Teori integrasi informasi menyatakan bahwa: "The information-integration approach centers on the ways people accumulate and organize information about some person, object, situation, or idea to from attitudes toward a concept". (Orang mengakumlllasikan dan mengorganisasikan organisasi informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi, atau ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut) (Littlejohn, 2007: 137-138). Asumsi dasar teori ini menyebutkan bahwa semua informasi memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap seseorang, tetapi tingkatannya bergantung pada dua variabel, yaitu valensi dan bobot. Valensi adalah tingkatan di mana informasi dipandang mendukung keyakinan seseorang atau tidak. Jika ia mendukung keyakinan dan sikap seseorang, ia biasanya alj:an dipandang positif, jika tidak maka ia barangkali dipandang negatif. Bobot adalah seberapa besar informasi tersebut dapat dipercayai kebenarannya (berkaitan dengan kredibilitas informasi dan sumber informasi). Hal ini memberikan pengaruh pada seberapa besar pengaruh yang muncul. Apabila kredibilitas informasi rendah maka pengaruh yang timbul lebih kecil walaupun informasi tersebut mendukung kepercayaan yang sudah ada (Littlejohn, 2007: 137"138). Sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dari informasi tentang suatu objek, orang, situasi, atau pengalaman. Jadi, perubahan sikap teIjadi karena informasi bam memberikan tambahan pada sikap dan mengubah penilaian seseorang tentang bobot atau valensi dari informasi lain. 121 Komunika, Vol. 14,No. 1,2011 , Pengertian Sikap Sikap memiliki korelasi dengan keyakinan dan pada akhirnya menyebabkan seseorang memiliki perilaku tertentu terhadap objek sikap. Sikap dipelajari sebagai bagian dari pembentukan konsep seseorang. Seseorang dapat berubab sikapnya dengan didapatnya pelajaran bam dalam hidup. Sikap juga memiliki eiri-ciri sebagai berikut: I) Sikap bukan dibawa sejak labir, me1ainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya. 2) Sikap dapat berubab-ubab karena terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudab berubabnya sikap seseorang. 3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Objek sikap dapat berupa satu hal tertentu, dapat juga merupakan kumpulankumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan (Gerungan, 1991: 151-152). Sikap terdiri atas tiga e1emen yaitu, kornponen kognisi, komponen afeksi, dan komponen konasi. Menurut Alexis S. Tan dalam Effendy (2003), definisi sikap meneakup satu atau lebih eiri-eiri berikut ini: komponen kognitif yang merupakan informasi atau pengetahuan tentang objek sikap; komponen afektif yang merupakan perasaan seseorang mengenai objek sikap yang biasanya disimpulkan sebagai perasaan suka atau tidak suka; dan komponen konatif atau behavioral yang merupakan tindakan seseorang terhadap objek sikap. Pengetahuan dan perasaan yang merupakan cluster dalam sikap akan menghasilkan tingkab laku tertentu (Azwar, 1995). Berdasarkan uraian dijelaskan babwa terdapat tiga komponen dalam sikap. Dalam penelitian ini komponen-kornponen sikap yang akan diteliti adalab pengetahuan karyawan, perasaan afektif karyawan, dan kecenderungan perilaku karyawan. Pengetahuan karyawan rneliputi bagaimana pernaharnan karyawan terhadap kegiatan dan informasi tentang Kernenterian Kehutanan. Kornponen • afeksi adalab meliputi rasa, apakah karyawan menyukai media Display PUSINFO dan rasa menyukai karyawan mengenai informasi yang ada didalam Display PUSINFO. Komponen kecenderungan perilaku karyawan rneliputi kesediaan karyawan untuk rnelakukan kegiatan seperti yang diinformasikan dalam Display PUSINFO dan karyawan menduknng kegiatan yang ada dalam Display PUSINFO. Mann rnenjelaskan bahwa sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: Aspek kognitif yaitu berisi persepsi, kepereayaan dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila rnenyangknt masalab isyu atau problem ya~g kontroversial. Efek prososial kognitif adalab efek yang diberikan media yang berkaitan dengan pengetahuan, pemabaman, dan kepereayaan komunikan terhadap suatu informasi (Rabmat, 2001). Aspek afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangknt masalab emosi. Afektif akan rnenjawab tentang apa yang dirasakan senang/tidak senang) terhadap suatu objek tertentu. Indikator yang diambil oleh peneliti yaitu perasaan suka atau tidak suka objek terhadap sumber. Aspek inilah yang akan rnemotivasi dan mendorong tirnbulnya keinginan untuk bertindak atau bergerak. Aspek perilaku berisi tendensi atau keeenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan eara-eara tertentu (Azwar, 1995). Pengertian Informasi Informasi merupakan data yang diolab menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan rnendatang. Informasi yang disampikan juga hams mempunyai nilai informasi dan memenuhi syarat sebagai berikut: Validitas daripada informasi yang diterirna, signifikansi daripada informasi yang diterima, kegunaan terutama ditinjau dari segi proses pengambilan keputusan, hubungan dengan informasi lain (Siagian, 200 1: 81). Informasi menurut Bent. D Ruben adalah kumpulan data, pesan (message), susunan isyarat dalam eara tertentu. Pengertian informasi disini tidak hanya bersifat fakta, tapi juga bersifat fiksi Hubungan Penggunaan Media ... 113 atau humor atau bujukan, dan apa saja (Muhamc mad, 1995: 3). Kumpulan data yang dimaksud berupa teks, angka atau gambar yang telab disajikan dalam bentuk yang berguna, yang mewakili pengukuran atau pengarnatan objek-objek dan kejadiankejadian. Da1am lingkup organisasi atau lembaga, infonnasi sangat berperan penting dalam perencanaan, pengorganisasian, pengambi1an keputusan dan evaluasi serta rnencari peluang di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, kegiatan pengumpulan, pengolaban, penyimpanan, temu kembali (retrieval) dan penyebaran informasi seringkali diakibatkan dengan kebutuhan organisasi akan sistem informasi manusia. Informasi akan memperjelas suatu gambaran terhadap suatu fenomena, memperbaiki atau rnengonfirmasi informasi yang telab ada sebingga dapat menambab nilai pada suatu keputusan yang diambil suatu organisasi. Informasi ini tentunya didapat melalui proses komunikasi. Display Display ada1ab media komunikasi yang memiliki arti layar, peraga, tampilan yang menampiikan informasi, baik visual maupun audio visual. Display merupakan media yang digunakan untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi mengenai intitusi kepada pubJiknya. Penyebaran informasi yang efektif dan efisien di samping hams memenuhi standar dan nilai informasi juga ditentukan oleh media apa yang digunakan. Stoner dikutip oleh A.w. Widjaja menyatakan babwa agar komunikasi lebih efektif dan efisien, saluran (media) yang digunakan hams sesuai dengan pesan yang disampaikan. Media dalam hal ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: I) Media visual yaitu media informasi yang' menggunakan peralatan yang dapat dilihat oleh audience seperti slide, dan transparansi. 2) Media auditif yaitu media informasi yang menggunakan peralatan yang dapat didengar oleb audience seperti radio dan kaset. 3) Media visual auditif (audio visual) yaitu media yang menggunakan peralatan yang dapat dilihat dan didengar oleh audience seperti TV dan film (Widjaja, 2002). 14 Pengertian Komunikasi Secara etimologis istilab komunikasi berasai dari bahasa latin communicatio. Istilah ini bersumber dari istilab communis yang berarti sarna, yaitu sama makna atau sarna arti (Effendy, 1993: 30). Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Wilbur Schramm, seorang pakar komunikasi, mengatakan babwa apabila seseorang berbicara dengan orang lain maka hal yang hams diperhatikan adalab adanya frame of reference and field of experience agar keduanya memiliki keSamaan makna dalam mempersepsi pesan yang disampaikan (Effendy, 1993: 31). Pengertian lain mengenai komunikasi adalab apa yang telah dikemukakan oleh Harold Lasswell mengenai cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi yaitu dengan menjawab pertanyaan "Who Say What in Which Channel to Whom And With What Effecf'. Di mana jawaban bagi pertanyaan paradigmatik (paradigmatic question) Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi, yaitu: I) Komunikator (communicator). orang yang menjadi sumber penyampai lambang yang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan, perasaan, dan sebagainya kepada orang lain. 2) Pesan (message). Pes~ yang disampaikan melalni lambang-Iambang yang mengandung arti/ makna. 3) Media (channel), saluran atau sarana yang rne1angsungkan suatu pesan komunikasi dari seseorang kepada orang lain yang berada di tempat yang berlainan. 4) Komunikan (communican). Komunikan adalab penerima pesan komunikasi. 5) Efek (effect).. pengamh atau dampak yang diakibatkan dari proses komunikasi (Effendy, 1993: 253). Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi formal adalab komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorienlasi pada kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivilas, dan berbagai pekerjaan yang barus dilakukan I Komunika, Vol. 14, No. 1,2011 , dalarn organisasi. MisaJnya memo, kebijakan, pemyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebib kepada anggotanya secara individual. lstilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sarna lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menarnakannya sarana. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, rnendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekeIja sarna untuk mencapai tujuan bersarna melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalarn mencapai tujuan organisasi itu. llmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalarn organisasi, metode, dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang • BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Teon Integrasi Informasi yang dikemukakan oleh Martin Rshbein Tiga hal utama yang dibahas pada pendekatan ini adalah informasi, orang dan ~kap. ~katan teori ini memusatkan pada cara-<:ara orang mengakumulasikan dan nisasikan informasi tentang orang. subyek, situasi atau gagasan tertentu untuk p.,mbentuk sikap terhadap sebuah konsep. Konsep dalam penelilian ini adalah penggunaan ~ia Display PUSINFO dan bagaimana penyebaran informasi tersebut dapa! membentuk js;kap karyawan terhadap kementerian:' II' I Informasi --. ! IAkumulasi & Pengorganisasian Informasi I ~ ! "ll r Orang--. I Sikap I 1 Sikap karyawan terhadap Kementerian (Variabel Xl ~ Penggunaan Media Display PUSINFO . SUb variabeI Xl : VaIensIInfonnasi Indikator : 1. Kepercayaan Karyawan pada informasi dalam Display PUSINFO. SUb variabeI X2 : Bobot Infonnasi Indikator : 1. Kredibilhas informasi dalam Display 2 Kredibilhas sumber informasi dalam Display, (UtIle Jhon 1997:235) , ~ (Varia bel VI SUb Yariabel Y1: PeI'II'!Iahuan Karyawan Indikator : 1. Pemahaman karyawan mengenai kegiatan yang dilakukan oIeh kementerian Kehutanan. 2 pemehaman karyawan mengenai informasi Kementerian Kehutanan. SUb VariabeI Y2 : Perasaan karyawan temadap mecfoa Display PUSiNFO Indikator : 1. Karyawan menyukai media Display Pusinfo. 2 Karyawan menyukai informasi dalam media Display Pusinfo. SUb variabel Y3 : Kea!nderungan pen'lalcu karyawan. Indikator: 1. Kesediaan karyawan mengikuti kegiatan sesuai informasi dalam Display PUSiNFO. 2 Karyawan mendukung kegiatan dalam Display PUSlNFO. (Azwar, Sailuddin. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya) Gambar 1. Model Teori Integrasi Informasi Little John (1997: 234) Azwar,2005). Hubungan Penggunaan Media... 115 dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Semakin tinggi bobot informasi daIam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin positif perasaan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bahan telaah yang selanjutnya menyajikan suatn konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. Semakin tinggi bobot informasi dalam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin kuat kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. METODE PENELITIAN HIPOTESIS Metode korelasional yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk: Hipotesis Mayor Adapun hipotesis mayor yang diajukan penelitian adalah sebagai berikut: Mengukur hubungan di antara berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2001: 31). "Semakin intensif tingkat penggunaan media Display PUSINFO Kehntanan, semakin positif sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan" Hipotesis Minor Semakin tinggi valensi informasi dalam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin tinggi pengetahuan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Semakin tiilggi valensi informasi dalam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin positif perasaan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Semakin tinggi valensi informasi dalam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin kuat kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Semakin tinggi bobot informasi dalam media Display PUSINFO Kehutanan, semakin tinggi pengetahuan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Metode korelasional bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain, yaitu dengan mel1eliti hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini berarti hubungan penggunaan Media Display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Teknik Sampling Tekuik sampling pada penelitian ini adalah sampling strata proporsional, yaitu setiap populasi dianggap heterogen menutut suatu karakteristik tertentu dan terlebih dahulu dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi sebingga tiap subpopulasi memiliki anggota sampel yang relatif homogen (Ruslan, 2005: 152). Melalui tekuik sampling strata proporsional, populasi yang diambil Tabell. Sampel Berstrata Proporsional OMsl Jumlah lcaryawan "dalam populasl Pecahan sampllnl 150 120 135 132 16 13 14 14 0.10 0.10 0.10 0.10 142 12S 107 911 16 14 12 0.10 0.10 0.10 Sekretariat lenderal Inspektorat lenderal Dirjen BPK Dirjen RLPS Dirjen PHKA Dirjen Planologi Balitbang N "dalam sampel 15 16 11 13 13 13 15 13 14 14 11 91 100" \ 16 sampel I Komuniko, Vol. 14,No. 1,2011 , 16 14 12 100% 10% dari setiap bagian divisi kerja karyawan Kementerian Kehutanan pusat, yaitu Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Dirjen PHKA, Dirjen RLPS, Dirjen BPK, Dirjen Planogi Kehutanan,dan Balitbang. Hasil setiap persentase dari setiap bagian divisi tersebut dijumlahkan dan jumIah tersebut menjadi sampeJnya. Maka sampel tersebut berjumlah 91 orang. IlASIL PENELITIAN Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara penggunaan media display PUS INFO dengan sikap karyawan terhadap kementerian dilakukan anaIisis korelasi menggunakan korelasi Spearman dengan rumusan hipotesis sebagai berikut: Ho: Px, = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap kementerian. H, : Px, '# 0, terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap kementerian. Taraf signifikansi = 0.05, Statistik uji: 2 Kri tena . .UJ1: . t = r~ r ? ; dengan db = n -, vl-r' Tolak Hojika Ithi""'.1 ~ ttab./ atau p-value < a. Sementara tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel dapat dilihat pada pedoman untuk tingkat keeratan hubungan (Rakhmat, 1993: 29) berdasarkan interpretasi Koefisien Korelasi. Tabel 2. Interval Koefisien Dengan bantuan software SPSS 13.0 maka diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini: Tabel 3 menunjukkan hasil analisis korelasi antara penggunaan media display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian. Diketahui koefisien korelasi antara penggunaan media Display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian adalah sebesar 0.625 yang termasuk kategori hubungan yang cukup berarti dengan koefisien determinasi (Kd) sebesar 39.06%. karena t.utung=7 5531ebih besar daripada 1,.,,,,,, (1.987) dengan nilai p-value < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima H,. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media display PUS INFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian dengan arah hubungan yang positif. Ini berarti bahwa semakin intensif tingkat penggunaan media Display PUSINFO, semakin positif sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Koefisien hubungan antara penggunaan media Display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan adalah signifikan sebesar 0.625 yang berdasarkan pedoman hubungan derajat keeratan hal tersebut rnasuk kategori hubungan yang cukup berarti. Berdasarkan teori Integrasi Inforrnasi, semua inforrnasi memiliki potensi untuk memengarnhi sikap, namun tingkatannya tergantung dari valensi dan bobot. Sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dari inforrnasi tertentu tentang suatu objek, orang, situasi, atau pengalanIan. Jadi, perubahan sikap teIjadi karena informasi barn memberikan tambahan pada sikap atau karena ia mengubah pandangan terhadap bobot dan valensi-nya. Teori Integrasi Informasi menyatakan bahwa: "The Information-Integration approach centers on the ways people accumulate and organize information about some person, object, situation, or idea to from attitudes toward a concept". (Orang mengakumuTabel3. Sofware SPSS Hubungan Penggunaan Media ... 117 Tabel4. HubunganAntara Valeosi Informasi (XI) dengan Pengetahuan Karyawan (YI) • 89 5% 0 029 2 230 1.987 Signifikan 'IlIbel S. Hubungan Antara Valensi Informasi (XI) dengan Perasaan Karyawan terhadap Media Display PUSINFO (y2) Tabel6. HubunganAntara Valensi Informasi (XI) dengan Kecendenmgan Perilaku Karyawan (Y3) lasikan dan mengorganisasikan organisasi informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi, atau ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dati hasil penerimaan informasi tersebut) (Littlejohn, 2007: 137-138). Pembentukan sikap tidaldah mudah untuk diubah dan diperlukan adanya sebuah kepercayaan dan keyakinan yang terakumulasi dan kemudian berdasarkan pengetahuan itu akan menjadi landasannya dalam bersikap dan mengambil keputusan. Menurut Onong dalam buku Dinamika Kelompok, yang terpenting dari komunikasi adalah bagaimana agar pesan yang disampaikan dapat menimbulkan dampak. Dampak tersebut terdiri atas dampak kognitif, dampak afeksi, dan dampak konasi. Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada diri komunikan untuk meningkatkaIi intelektualitasnya. Perilaku seseorang teryata bisa dipengaruhi oleh kepercayaan yang diberikan. Ketika merasa dilibatkan oleh manajemen, karyawan akan terbentuk rasa dihargai. Pandangan positif tersebut akan menimbulkan rasa percaya karyawan terhadap institusi. Rasa percaya itu yang kemudi&n akan menjadi dasar mengenai apa yang diharapkan dati objek (dalam hal ini Kementerian Kehutanan), seperti yang ungkapkan olehAzwar, yaitu: "Kepercayaan dataug dati apa yang kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat atau apa yang kita ketahui tersebut akan terbentuk suatu ide atau gagasan , mengenai suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Ketika kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar 18 pengetahuan bagi seseorang mengenai apa yang diharapkaq dati objek tertentu" (Azwar, 1995: 25). Sikap terbentuk dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi tuerupakan hasil belajar. Karena itu, sikap dapat diperteguh atau diubab (Rakhmat, 2001:40). Pendapat lain mengenai pembentukan sikap dikemukakan oleb Gerungan: Sikap dapat berupa sikap pandangan dan sikap perasaan, tetapi sikap tersebut juga disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objeknya. Tidak ada sikap tanpa objeknya (Gerungan, 2004:160). Dasar utama bagi perubaban sikap adalab diterimanya informasi baru yang berbubungan dengan objek-objek sikap. Perubahan sikap seseorang umumnya tergantung pada penerimaan informasi baru yang tersimpan dalam struktur kognitifnya yang sekaligus merupakan objek sikapnya. Sebagian besat perubahan sikap dan perilaku seseorang digerakkan oleb informasi yang mengisi kognitifnya. Perubahan kognitif dari suatu objek akan diikuti oleh perubahan aspek afektifnya. Berdasarkan tabel di atas dapat disirnpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara valensi informasi dalam media display PUSINFO dengan pengetabuan karyawan dengan arab hubungan positif. {ni berarti bahwa sernakin tinggi valensi informasi dalam media Display PUSINFO, sernakin tinggi pula pengetahuan karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Valensi adalah tingkatan di mana informasi dipandang mendukung keyakinan seseorang atau tidak. Jika ia mendukung keyakinan dan sikap seseorang, ia biasanya akan dipandang positif, .jika tidak maka ia barangkali dipandang negatif. (Littlejohn,2007:137-138). I Komuniks, Vol.I4,No. 1,2011 , Tabel7. Hubungan Antara Bobot Informasi (X2) dengan Pengetahuan Karyawan (YI) TabelS. Hubungan Antara Bobot Infonnasi (X2) dengan Perasaan Karyawan terhadap Media Display PUSINFO (Y2) Tabel9. Hubungan Antara Bobot Infonnasi (X2) dengan Perasaan Karyawan terhadap Media Display PUSINFO (Y2) Tabell0. Hubungan Antara Bobot Infonnasi (X2) dengan Kecenderungan Petilaku Karyawan (Y3) Pada dasarnya aspek kognitif yang merupakan bagian dari sikap yang merupakan hasil pembelajaran manusia yang terus menerus melalui interaksi terhadap objek, sehingga semakin lama jenjang waktu yang dihabiskan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang terhadap objek. Efektivitas informasi yang dikonsumsi marnpu menumbuhkan aspek kognisi yang baik pula. Banyaknya informasi yang diperoleh karyawan tenlulah akan mempengaruhi pengetahuan karyawan. Terdapat hubungan yang signifikan antara valensi informasi dalarn media display PUSINFO dengan perasaan karyawan terhadap media display PUSINFO dengan arab hubungan positif. Ini berarti bahwa tingginya valensi informasi dalarn media display PUS INFO membuat perasaan karyawan terhadap media display PUSINFO semakin positif. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalarn sebagai komp<inen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengnbah sikap seseorang (dalarnAzwar, 1995: 24). Salah satu dampak dari komunikasi adalah daJppak afeksi. Artinya, karyawan tidak saja mengetahui informasi tentang institusi, tetapi timbul pula gerakan di hatinya yang mengarah pada perasaan tertentu (Effendy, 1999). Hubungan koefisien kore1asi antara valensi informasi dalam display dengan aspek afeksi karyawan adalah cukup berarti. Hal tersebut mengindikasikan bahwa valensi informasi memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada aspek afeksi karyawan terhadap display. Berdasarkan tabel di alas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara valensi informasi dalarn media display PUSINFO dengan kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian dengan arah hubungan positif. Ini berarti bahwa semakin tinggi valensi informasi dalarn media display PUSINFO, semakin kuat pula kecenderungan perilakn karyawan terhadap Kementerian Kehutanari. Kepercayaan yang dimiliki oleh karyawan ternyata memiliki pengaruh terhadap kecenderungan perilakunya. Contohnya apabilakaryawan telah meyakini informasi tentang khasiat tanarnan obat maka ia bersedia untuk mencoba tanarnan obat terse but untuk mengobati penyakitnya. Menurut Azwar, komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesualu dengan cara-cara tertentu (Azwar, 1995: 24). Komponen perilaku atau komponen konatif dalarn struktur sikap menunjukkan bagaimana perilakn atau kecenderungan berperilakn yang ada dalarn diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak Hubungan Penggunaan Media... 119 mempengaruhi perilaku. Menurut Sax (1980), kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama. Sikap positif dapat berbeda kedaIamannya bagi setiap orang. Mulai dari agak setuju sampai kesetujuan yang ekstrim (Sax 1980 dalamAzwar, 1995: 87). . Sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dari informasi tertentu tentang suatu objek, orang, situasi, atau pengalaman. Jadi, perubahan sikap terjadi karena informasi bam memberikan tambahan pada sikap atau karena ia pandangan terhadap bobot dan valensinya. Bobot dalam penelitian ini adalah bagaimana kredibilitas sumber dan kredibilitas isi pesan daIam display mampu berpengaruh terhadap sikap karyawan. Kredibilitas sendiri meliputi keahlian dan kemampuan. Bobot informasi ini sangat penting untuk menilai apakah informasi layak untuk diketahni oleh karyawan. Kredibilitas sumber meliputi bagaimana komunikator dalam hal ini PUSINFO memiliki peranan yang penting dalam membantu karyawan mengetahui informasi tentang institusi. Sedangkan kredibilitas isi pesan adalah tampilan fisik informasi yang disajikan menarik atau tidak. Penyajian pesan memengarubi bagaimana pengetahuan berhasil diterima oleh karyawan. Fungsi tampilan informasi bukan hanya membuat media ini menjadi menarik sehingga menarik perhatian untuk membaca, tetapi juga haruslah komunikatif. Sudiana dalam buku Komunikasi Periklanan Cetak menyatakan: Manusia mempunyai kemampuan bereaksi terhadap Iingkungan kasat mata oleh karena itu penting sekali cara penyajian pesan direka sedemikian rupa daIam wujud kasat mata yang dapat menarik perhatian. Hal ini mengingat bahwa walaupun pengalihan pesan dapat berlangsung melalui beberapa saluran pengideraan, nalnun menurut penyelidikan para ahli dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80% adalah secara kasat mata (Sudiana, 1986: 28). Terdapat hubungan yang signifikan antara bobot informasi daIam media Display PUSINFO dengan komponen afektif karyawan terhadap media Display PUSINFO, dengan arab hubungan positif. Ini berarti bahwa semakin tinggi bobot informasi daIam mediaDisplay PUSINFO semakin positifperasaankaryawanterltadapmediaDisplay PUSINFO. Karyawan lebih menyukai informasi 20 yang disampaikan langsung oleh narasumber yang jelas. lsi informasi yang disajikan daIam media Display PUSINFO menjadi menarik karena isi pesan yang disampaikan jelas dan sesuai dengan kebutuhan informasi karyawan. Kredibilitas sumber dan isi pesan kemudian menjadi tolok ukur bagaimanakaryawan rnemandang informasi daIam media Display PUSINFO. Responden tampaknya memang rnenyukai informasi daIamDisplay PUSINFO di mana kredibilitas pesan dan isi informasi daIam display mampu membawa dampak yang positif pada komponen afektif karyawan. Seperti yang dikutip dalam Azwar iahwa: Perasaan adalah menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi berbeda apabiJa dikaitkan dengan sikap (Azwar,1995: 26). Keterpercayaan informasl yang disajikan daIam media Display PUSINFO tidak mampu memengaruhi kecenderungan perilaku karyawan terhadap institusi. Kecenderungan perilaku disini tampak dari dua hal yaitu adanya tindakan yang tampak atau pemyataan secara Iisan mengenai perilaku. Kecenderungan berperilaku sendiri sangat dipengaruhi oleh kognitif dan perasaan dalam diri seseorang kepada objek sikap yang dihadapinya. Kepercayaan atau keyakinan sebelurnnya yang dimiliki oleh karyawan yang telah terbentuk daIam dirinya tidak dapat dipengaruhi oleh kredibilitas sumber dan isi materi media Display PUSINFO. Hal iniIah yang mampu membuat karyawan bersedia melakukan perilaku tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bobot informasi daIam media Display PUSINFO tidak mernengaruhi kecenderungan perilaku karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam mengbadapi objek sikap. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan berperilaku dengan caracara tertentu (Soemirat dan Elvinar 0, 2004: 116). KESIMPULAN Penggunaan media Display PUSINFO cukup berpengaruh hagi pembentukan sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Selarna ini I Komunika, Vol. 14, No.1, 2011 '. media Display PUSINFO eukup diminati oleh karyawan. Kebutuhan infonnasi pada karyawan mengenai institusi yang selama ini disajikan melalui Display PUSINFO eukup mempengaruhi usaha pembentukan sikap karyawan untuk meneapai tujuan dan program institusi. Sesuai dengan teori integrasi infonnasi yang berasumsi pada mengakumulasikan infonnasi tentang suatu objek untuk kemudian membentuk sikap. Berdasarkan hasil angket yang telah dianalisis diketahui bahwa informasi yang tersaji dalam media Display PUSINFO sudah airurat, menarik, dan sesuai dengan pemberitaan di media massa. Selain itu hasil hubungan yang eukup berarti antara penggunaan media Display PUSINFO dengan sikap karyawan terhadap institusi menunjukan bahwa semilin intensif tingkat penggunaan media Display PUSINFO, semakin positif sikap karyawan terhadap Kementerian Kehutanan. Komunikasi organisasi dalam Kementerian Kehutanan telah berjalan dengan baik karena didukung dengan peranan Humas yang efektif dalam pemilihan media komunikasi. REFERENSI Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ------------------. 1995. Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Effendy, Onong. 1999. Dinamika Kelompok. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. -----------------. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Jelkins, Frank. 2003. Public Relations. Alih bahasa: Aris Munandar. Jakarta: Erlangga. Littlejohn, Stephen W. 2007. Theories ofHuman Communication 5" edition. Ca1ifornia: Wadsworths. Muhammad, ifrni. 1955. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. -----------------.2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Grafindo Persada. Siagian, SP. 2OO1.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2004. DasarDasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sudiana. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Bumi Aksara. Widjaja, A.W. 2002. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bandung: Bumi Aksara. (5) MEReU"au;';""" BUKU INI M/L/K UPT. PERPUSTAKAAN Harap Oljaga Keutuhannya Hubungan Penggunaan Media ...Ill