perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10 BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TEORI
1. Teori Pembangunan
Dalam kajian teori pembangunan ini akan dibahas tentang definisi
pembangunan dan Tujuan dari pembangunan itu sendiri.
a. Definisi Pembangunan
Definisi pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi
perubahan pada berbagai aspek termasuk didalamnya struktur social, sikap
masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan
kesempatan kerja. (Widodo Tri,2006).
Definisi Pembangunan menurut Schumpeter dalam Suryana (2000),
pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual,
tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus.
Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan
industri dan perdagangan.
Pengertian pembangunan menurut Kartasasmita (1997) merupakan suatu
proses yang terus-menerus dari peningkatan pendapatan riil perkapita melalui
peningkatan jumlah dan produktivitas sumber daya. Dengan demikian maka
pembangunan dapat dimaknai sebagai kegiatan nyata dan berencana untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sementara itu Irawan dan
Suparmoko (1990), mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai usahacommit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha untuk meningkatkan taraf hidup penduduk yang biasanya diukur dengan
tinggi rendahnya pendapatan per kapita.
Todaro
(2000)
mengartikan
pembangunan
sebagai
suatu
proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam
struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan
pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari
kemiskinan mutlak.
Menurut Todaro pembangunan harus memiliki 3 nilai utama dan tujuan
yang penting. Tiga nilai utama pembangunan tersebut yaitu: (Todaro,2000)
1) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Sustenance).
Untuk bertahan hidup individu harus memenuhi kebutuhan dasar
mereka yang meliputi sandang, pangan, kesehatan dan proteksi.
2) Manusia terhormat (Self-esteem).
Komponen hidup utama secara universal adalah harga diri. Semua
orang mencari bentuk dasar harga diri yang kemudian disebut keaslian,
identitas, kehormatan, penghargaan penghargaan dan kemasyuran.
3) Kebebasan (freedom, from servitude)
Kebebasan yang dimaksud merupakan kebebasan yang terkait dengan
emansipasi, kepedulian, penderitaan dan lain- lain.
b. Tujuan Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu
masyarakat untuk berusaha sekeras mungkin dengan melakukan serangkaian
kombinasi proses sosial, ekonomi dan institusional, demi mencapai kehidupan
yang serba lebih baik. Untuk mencapai “kehidupan yang serba lebih baik”
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semua masyarakat minimal harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut
(Todaro, 2000)
1) Peningkatan ketersediaan serta peluasan distribusi barang kebutuhan
pokok.
Distribusi barang yang dimaksud adalah barang kebutuhan dasar
seperti sandang, pangan papan serta kebutuhan pendukung lain seperti
kesehatan, pendidikan hingga keamanan
2) Peningkatan standar hidup.
Tujuan peningkatan standar hidup tidak hanya peningkatan pendapatan
semata akan tetapi juga diimbangi dengan penyediaan lapangan
kerja,perbaikan kualitas pendidikan dan kehidupan masyarakar tidak
hanya secara materiil namun juga menumbuhkan jati diri bangsa.
3) Perluasan pilihan ekonomis dan social bagi setiap individu.
Perluasan kesempatan ini diharap dapat membebaskan masyarakat dari
sifat menghamba kepada seseorang serta kepada segara sesuatu yang
mungkin merendahkan martabat kehidupan masyarakat.
c. Indikator Pembangunan
Menurut Sasana (2012) terdapat beberapa indikator untuk melihat kinerja
pembangunan daerah. Pertama, dilihat dari hasil output pembangunan yang
tercermin dalam Produk Domestik regional Bruto (PDRB). Kedua, dilihat dari
aspek kemiskinan. Ketiga, dilihat dari kesejahteraan masyarakat dengan
indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Teori Kesejahteraan Masyarakat
Dalam teori ini dijelaskan definisi kesejahteraan
a. Definisi Kesejahteraan (Welfare)
Sen, (2000) mengatakan bahwa welfare economics merupakan suatu
proses rasional ke arah melepaskan masyarakat dari hambatan untuk
memperoleh kemajuan. Kesejahteraan sosial dapat diukur dari ukuran-ukuran
seperti tingkat kehidupan (levels of living), pemenuhan kebutuhan pokok
(basic needs fulfillment), kualitas hidup (quality of life) dan pembangunan
manusia (human development). Nicholson (1994), mengemukakan prinsipnya
mengenai kesejahteraan sosial; yaitu keadaan kesejahteraan sosial maksimum
tercapai bila tidak ada seorangpun yang dirugikan.
Sementara itu Bornstein dalam Swasono, mengajukan “ performance
criteria“ untuk social welfare dengan batasan-batasan yang meliputi; output,
growth, efficiency, stability, security, inequality, dan freedom, yang harus
dikaitkan dengan suatu social preference.
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)
Pada kajian teori Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini akan dibahas
tentang Definisi Inedks Pembangunan Manusia, Indikator Indeks Pembangunan
Manusia, Pilar indeks pembangunan, Cara menghitung Indeks pembangunan
manusia, serta Tujuan penghitungan indeks pembangunan manusia.
a. Definisi Indeks Pembangunan Manusia
IPM mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur
upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara. IPM merupakan
commit
user
indikator komposit tunggal
yang todigunakan
untuk mengukur pencapaian
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah
(UNDP,
2004). Meskipun indicator ini tidak dapat mengukur seluruh dimensi
pembangunan, namun indicator ini dapat mengukur dimensi pokok
pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar
(basic capabilities) penduduk.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikembangkan oleh seorang peraih
Hadiah Nobel berkebangsaan India yaitu Amartya Sen, dan seorang ekonom
dari Pakistan, Mahbub Ul Haq, yang dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale
University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economic pada
tahun 1990. Sen menyatakan bahwa HDI adalah sebuah pengukuran indeks
manusia yang cukup kasar (vulgar measure) karena masih banyak
keterbatasan.
Namun,
HDI
menerapkan
ukuran
pada
aspek-aspek
pengembangan kualitas manusia secara lebih komprehensif daripada hanya
sekedar pendapatan per kapita seperti yang dilakukan selama ini dalam
menentukan atau menunjukkan apakah suatu negara itu negara maju,
berkembang, atau belum berkembang. HDI juga merupakan salah satu bahan
kajian atau topik pembahasan bagi para peneliti untuk meneliti ukuran-ukuran
kualitas manusia di sebuah negara secara luas dan beragam.
Pembangunan manusia yang dimaksudkan dalam IPM tidak sama dengan
pengembangan sumber daya manusia yang biasanya dimaksudkan dalam teori
ekonomi. Gevisioner dalam Adi Priyo (2009) berpendapatn bahwa sumber
daya manusia menunjuk pada manusia sebagai salah satu faktor produksi,
yaitu sebagai tenaga kerja yang produktivitasnya harus ditingkatkan. Dalam
hal ini manusia hanya sebagai alat (input) untuk mencapai tujuan yaitu
to Sedangkan
user
peningkatan output barang commit
dan jasa.
manusia di dalam IPM lebih
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diartikan sebagai tujuan pembangunan yang berorientasi akhirnya pada
peningkatan kesejahteraan manusia.
b. Pilar Pendukung Indeks Pembangunan Manusia
Empat pilar pokok yang mendukung pembangunan manusia, dijabarkan
oleh UNDP (1995), empat pilar pokok yang mendukung pembangunan
manusia tersebut adalah :
1) Produktifitas, masyarakat harus mampu meningkatkan produktifitas dan
berpartisipasi penuh dalam proses mencari penghasilan dan pekerjaan
berupah.
2) Ekuitas, masyarakat wajib memiliki akses untuk memperoleh kesempatan
yang adil. Semua kesulitan dan hambatan dalam peluang ekonomi dan
politik harus dihapus agar masyarakat mampu berpartisipasi di dalam dan
memperoleh manfaat dari peluang ini.
3) Kesinambungan, akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan
bukan hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.
Segala bentuk permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup, harus
dipenuhi.
4) Pemberdayaan, pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat dan bukan
hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam
pengambilan keputusan dan proses-proses yang mempengaruhi kehidupan
mereka.
c. Indikator Indeks Pembangunan Manusia
Dalam buku Indeks Pembangunan Manusia (BPS,2007) Disebutkan bahwa
Indikator Indeks Pembangunan Manusia ada tiga, yaitu
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun
yang dapat ditempuh oleh individu selama hidup. Angka harapan hidup
dihitung menggunakan pendekatan tidak langsung (indirect estimation).
Data untuk menghitung Angka Harapan Hidup (AHH) ada dua jenis yaitu
Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH).
Besarnya nilai maksimum dan minimum Angka Harapan Hidup
merupakan nilai besaran yang telah disepakati oleh semua Negara (175
negara di dunia). Besaran nilai Angka Harapan Hidup tertinggi atau
maksimum untuk batas penghitungan indeks adalah 85 tanun dan angka
minimum atau terendah yaitu 25 tahun.
2) Tingkat Pendidikan
Untuk mengukur tingkat pendidikan digunakan dimensi pengetahuan
penduduk, yaitu rata- rata lama sekolah (mean years schoolingi) dan angka
melek huruf. Rata- rata lama sekolah mendeskripsikan lamanya menjalani
pendidikan formal oleh penduduk usia 15 tahun keatas. Sementara angka
melek huruf didefinisikan presentase penduduk usia 15 tahun keatas yang
mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainya. Porsi
penghitungan untuk dua indicator ini adalah lama sekolah diberi bobot
sepertiga sedangkan angka melek huruf diberi bobot dua pertiga.
Sama seperti Angka harapan hidup, penghitungan indeks pendidikan
juga ada batasan maksimum dan minimum yang telah disepakati NegaraNegara. Batasan maksimum angka melek huruf adalah 100 dan batas
minimum adalah 0. Arti dari nilai 100 adalah apabila suatu Negara
commit to user semua masyarakat dapat membaca
mendapat 100 berarti menggambarkan
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan menulis 100 persen. Sedangkan nilai 0 mendeskripsikan kondisi
sebaliknya. Sementara batas maksimal rata- rata lama sekolah adalah 15
tahun dan batas minimal 0 tahun. Nilai batas maksimum 15 tahun
meggambarkan tingkat pendidikan maksimum atau setara Sekolah
Menengah Atas (SMA).
3) Standar Hidup Layak
Indikator ketiga dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah
ukuran kualitas hidup manusia atau standar hidup layak. Standar hidup
layak disini mencerminkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati penduduk
yang diakibatkan perekonomian yang semakin baik. Untuk mengukur
standar hidup layak UNDP menggunakan Produk Domestik Bruto riil yang
disesuaikan sedangkan BPS menggunakan rata- rata pengeluaran per
kapita riil yang disesuaikan dengan formula Atikson.
Perhitungan indeks daya beli diukur berdasarkan 27 komoditas
kebutuhan pokok. Batas maksimum daya beli sebesar Rp 732.730,sementara batas minimum disepakati sebesar Rp 360.000,-
Tabel 2.1
Nilai Minimum dan Maksimum dari Tiap Komponen IPM
NO.
1.
2.
3.
4.
Komponen IPM
Angka Harapan
Hidup
Angka Melek Huruf
Rata-Rata Lama
Sekolah
Daya Beli
Maksimum Minimum
Keterangan
85
25
Standar UNDP
100
0
Standar UNDP
15
0
732.720
360.000
UNDP menggunakan
PDB riil disesuaikan
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia, BPS 2007
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Diagram Penghitungan IPM
Dimensi
Umur Panjang
Pengetahuan
dan Sehat
Kehidupan
yang Layak
Indikator Angka Harapan
Angka
Rata- Rata
Pengeluaran per
Hidup pada saat
Melek
lama sekolah
kapita riil yang
lahir
Huruf
Indeks
Indeks Harapan
disesuaikan
Indeks Pendidikan
Hidup
Indeks
Pendapapatan
Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia, BPS 2007
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk menghitung IPM terlebih
dahulu menghitung Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks
Pendapatan. Penghitungan masing- masing indeks dengan rumus berikut
Keterangan:
X(I,j)
: Indeks komponen ke-I dari daerah j
X(i-min)
: Nilai minimum dari Xi
X(i-maks)
: Nilai maksimum dari Xi
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya untuk menghitung IPM menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
Indeks X(i,j) = Indeks komponen IPM ke I untuk wilayah ke j
i
= 1,2,3
j
= 1,2….k wilayah
e. Tujuan Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia
Menurut UNDP (1990) Tujuan dari penghitungan IPM adalah sebagai
berikut:
1) Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan
manusia dan perluasan kebebasan memilih.
2) Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut
sederhana.
3) Membentuk satu indeks komposit dari pada menggunakan sejumlah
indeks dasar.
4) Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kajian teori ini pertumbuhan ekonomi ini akan dijelaskan mengenai
definisi pertumbuhan ekonomi dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor – faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor – faktor
tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan ( Boediono 1999). Sedangkan
Simon Kuznets dalam Jhingan (1996), berpendapat bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu kenaikan yang terus-menerus dalam produk per
kapita atau per pekerja, yang sering diikuti oleh kenaikan jumlah penduduk
serta perubahan struktural. Definisi tersebut memiliki 3 (tiga) komponen :
1) Peningkatan persediaan barang secara terus menerus menunjukkan adanya
pertumbuhan ekonomi
2) Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang menentukan derajat
pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan negara dalam
menyediakan berbagai macam barang atau jasa kepada masyarakat.
3) Penyesuaian di bidang kelembagaan atau organisasi dan ideologi
digunakan sebagai cara untuk mewujudkan penggunaan tekonologi yang
luas dan efisien, sehingga dapat dimanfaatkan secara tepat
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan beberapa alat, yaitu
(Suparmoko, 1994) :
1) PDB (Produk Domestik Bruto)
PDB didefinisikan sebagai banyaknya barang dan jasa yang dapat
diproduksi oleh suatu perekonomian negara dalam jangka waktu satu
tahun ekonomi dan dinyatakan dalam harga pasar. PDB ini bukan alat
pengukur pertumbuhan ekonomi yang tepat, dikarena tidak mampu
commit masyarakat
to user
mencerminkan kesejahteraan
yang sebenarnya. Selain itu,
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
besarnya PDB dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk negaranya. Jika
jumlah penduduknya besar, maka beban yang ditanggung oleh pemerintah
semakin besar.
2) PDB per Kapita atau Pendapatan per Kapita
PDB per kapita adalah PDB yang dimiliki oleh setiap satu orang dalam
suatu perekonomian negara. Ini dihitung dari hasil bagi antara jumlah PDB
nasional dengan jumlah penduduk negara yang bersangkutan. PDB per
kapita juga merupakan proxy dari pendapatan per kapita, yang
menggambarkan kesejahteraan setiap satu penduduk suatu negara. Namun,
PDB per kapita ini juga bukan alat pengukur pertumbuhan ekonomi yang
tepat. Hal ini dikarena kemungkinan apabila angka rata-rata tersebut
tinggi, namun dalam kenyataannya beberapa orang atau sekelompok orang
malah justru tidak memiliki pendapatan sama sekali. Sehingga, dibutuhkan
pertimbangan atas distribusi pendapatan di antara penduduk suatu negara.
Jika PDB per kapita tinggi dan distribusi pendapatan lebih merata, maka
dapat mendeskripsikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang lebih baik
dalam suatu negara.
3) Pendapatan per Jam Kerja
Merupakan pendapatan yang diperoleh setiap satu orang dalam suatu
negara, yang diukur berdasar jumlah jam kerjanya. Alat pengukur ini
menjadi salah satu alat pengukur pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Apabila suatu negara memiliki pendapatan per jam kerja yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan negara lain dalam jenis pekerjaan yang sama,
maka negara tersebut dapat dikatakan lebih maju dibandingkan dengan
negara lainnya.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Harapan Hidup Waktu Lahir
Hal ini terkait dengan pemenuhan segala macam kebutuhan seseorang
yang dirasa dapat meningkatkan kesejahteraannya, dalam jangka waktu
yang lama. Dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi, seseorang
akan mampu mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, termasuk
tingkat kesehatan yang tinggi dan umur rata-rata yang lebih panjang.
Menurut BPS (2008), Produk Domestik Bruto (PDRB) didefinisikan
sebagai penjumlahan nilai output bersih (barang dan jasa akhir) yang
ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi, di suatu wilayah tertentu
(provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu
tahun
kalender). Kegiatan ekonomi
yang
dimaksud
mulai
kegiatan
Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas &
Air Minum, Bangunan, Perdagangan, Hotel & Restoran, Angkutan &
Komunikasi, Keuangan, Sewa Bangunan & Jasa Perusahaan, sampai dengan
Jasa – jasa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai
produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di
dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode ekonomi tertentu,
biasanya satu tahun. Secara konsep, estimasi penghitungan nilai PDRB
menggunakan pendekatan atas dasar harga berlaku (at current price), dan
atas dasar harga konstan (at constan price). Baik PDRB harga berlaku
maupun harga konstan masing-masing mempunyai interpretasi data yang
berbeda (Kuncoro, 2004).
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PDRB atas dasar harga berlaku didefinisikan sebagai penghitungan
PDRB berdasarkan harga tahun berjalan atau harga yang berlaku pada
setiap tahun penghitungan ini memasukan faktor inflasi di dalamnya.
PDRB atas dasar harga konstan yaitu penghitungan PDRB berdasarkan
harga tetap atau konstan pada tahun tertentu dengan menganulir faktor
inflasi. PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk menjelaskan
perkembangan
PDRB
atau
perekonomian
secara
riil
yang
kenaikannya/pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan
harga atau inflasi/deflasi (Kuncoro, 2004).
Menurut
meningkatkan
Arsyad
(2004), kenaikan
kemampuan (daya
beli)
pendapatan
per
kapita akan
masyarakat
dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Oleh karena itu, pendapatan perkapita dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan manusia.
b. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Jhingan (1996) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi:
1) Faktor Ekonomi
a) Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam adalah salah satu faktor produksi yang krusial
disamping modal dan tenaga kerja yang sangat mempengaruhi berhasil
tidaknya pembangunan ekonomi suatu Negara. Dikarena sumber daya
alam merupakan faktor produksi, maka dibutuhkan kemauan penduduk
suatu negara guna mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam
to user ekonomi dapat tercapai dengan
tersebut. Sehingga commit
pembangunan
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memanfaatkan sumber daya alam serta teknologi secara tepat agar
tercipta efisiensi dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lebih
lama.
b) Akumulasi Modal (Pembentukan Modal)
Akumulasi modal didefinisikan sebagai naiknya stok modal dalam
batas waktu tertentu. Pembentukan modal mencerminkan permintaan
efektif dan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Dalam
proses pembentukan modal yang bersifat kumulatif, diperlukan 3 (tiga)
tahap yang saling berkaitan :
i.
Keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya
ii.
Keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan
tabungan dan mendistribusikannya ke jalur yang dikehendaki
iii.
Mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal
Pada dasarnya, akumulasi modal merupakan faktor pelengkap pada
permulaan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarena tabungan adalah
sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi dan biasanya siap untuk
diinvestasikan di masa depan. Sumber-sumber akumulasi modal yang
dapat meningkatkan penggunaan kapital antara lain :
i.
Tabungan masyarakat
ii.
Pajak
iii.
Pinjaman pemerintah
iv.
Penggunaan tenaga kerja yang menganggur
v.
Inflasi
vi.
Modal asing
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Organisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan
yang menjadi pelengkap bagi modal dan membantu peningkatan
produktifitas
dalam
kegiatan
ekonomi.
Pengertian
organisasi
mencakup pemerintah, perusahaan swasta, bank dan lembaga –
lembaga internasional yang berperan memajukan ekonomi suatu
negara, baik negara maju maupun negara sedang berkembang.
d) Kemajuan Ekonomi
Teknologi adalah suatu cara atau media yang digunakan dalam
pengolahan sumber daya tertentu untuk menghasilkan barang atau jasa
secara efektif dan efisien. Dibutuhkan inovasi teknologi untuk
menghadapi perubahan dunia sehingga dengan inovasi teknologi yang
dilakukan, diharapkan mampu mendorong peningkatan produktifitas
buruh, modal dan faktor produksi yang lain.
Menurut Kuznets (Jhingan, 1996), ada 5 pola penting pertumbuhan
teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern yaitu :
i.
Penemuan ilmiah atau penyempurnaan pengetahuan teknik
ii.
Invensi
iii.
Inovasi / pembaharuan
-
Penurunan
biaya
produksi
yang
tidak
mengakibatkan
perubahan apa pun pada kualitas produk
-
Pembaharuan yang menciptakan produk baru dan menciptakan
permintaan baru akan produk tersebut
iv.
Penyempurnaan
v.
commit
to user
Penyebarluasan
penemuan
yang diikuti dengan penyempurnaan
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Pembagian Kerja dan Skala Produksi
Pembagian kerja dan skala produksi dapat
produktivitas,
dimana
pembagian
kerja
mampu
meningkatkan
memperbaiki
kemampuan produksi buruh dengan menghemat waktunya. Apabila
skala produksi diperluas, maka akan menaikkan produksi dan laju
pertumbuhan ekonomi. Namun, semua itu juga harus dibarengi dengan
kemajuan teknologi yang dimiliki negara bersangkutan.
2) Faktor Non Ekonomi
a) Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya suatu negara dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Misalnya pendidikan, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, agama dan keluarga. Ilmu pengetahuan dan pendidikan
diharapkan dapat memperluas penalaran dan kedepanya diharapkan
dapat memajukan negara. Namun pada negara berkembang faktor
sosial tersebut kurang menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Misalnya ada kebudayaan yang beranggapan banyak anak banyak
rejeki, namun kenyataanya banyak anak akan memperbesar biaya
hidup suatu keluarga.
b) Faktor Manusia
Efiktifitas dan produktifitas manusia merupakan faktor yang sangat
penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun banyak negara
berkembang yang mengalami ledakan penduduk yang sangat cepat.
Akibatnya pemerintah tidak mampu menopang lonjakan penduduk
dikarenakan rendahnya pendapatan per kapita dan akumulasi modal.
commit to user
Meskipun output meningkat,
ini akan terserap oleh kenaikan jumlah
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penduduk tersebut. Sehingga laju pertumbuhan ekonomi negara
tersebut tidak ada perubahan.
c) Faktor Politik dan Administratif
Faktor
politik
dan administratif
juga
ikut
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang
terjadi pada Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Jepang dan Prancis.
Struktur politik dan administratif yang lemah dapat menjadi faktor
penghambat pertumbuhan ekonomi negara, terutama untuk negara
sedang
berkembang.
Profesor
Lewis
dalam
Jhingan
(1996)
mengatakan, “Tidak ada negara yang berhasil maju tanpa dorongan
positif dari pemerintahannya yang cakap”
5. Pendapatan Asli Daerah
Pada kajian teori Pendapatan Asli Daerah ini dibahas tentang definisi
Pendapatan Asli Daerah dan Sumber- Sumber Pendapatan Asli daerah.
a. Definisi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Mangkosubroto (1997) menyatakan penerimaan pemerintah diperlukan
untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pada umumnya penerimaan
pemerintah dapat dibedakan antara penerimaan pajak dan bukan pajak.
Penerimaan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah yang
berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari dalam
negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri.
Handayani dan Badrudin (2007) berpendapatan bahwa Pendapatan Asli
Daerah ialah sumber keuangan daerah yang diperoleh dari daerah yang
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bersangkutan dan terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah lainya yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Samsubar Saleh (2003) mendefinisikan pendapatan daerah yaitu suatu
komponen keuangan yang
kemandirian
sangat
menentukan
berhasil
tidaknya
pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah.
Salah satu komponen yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat
kemandirian daerah dalam rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
b. Sumber- Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa PAD
bersumber dari :
1) Pajak daerah
Menurut Undang-Undang Nomer 34 tahun 2000 pajak daerah
didefinisikan sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang
yang
dapat
membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah
dan
pembangunan daerah.
Menurut UU No 28 tahun 2009 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan
UU nomor 28 tahun 2009 pajak kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa
sebagai berikut, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
commit Jalan,
to userPajak Mineral bukan Logam dan
Reklame, Pajak Penerangan
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Pajak Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan.
Seperti halnya dengan pajak pada
umumnya, pajak daerah mempunyai peranan ganda yaitu:
a) Sebagai sumber pendapatan daerah (budegtary)
b) Sebagai alat pengatur (regulatory)
Dalam memungut Pajak dikenal ada tiga sistem pemungutan yaitu
(Mardiasmo, 2006):
a) Official Assessment System , merupakan suatu sistem pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
b) Self Assessment system , didefinisikan sebagai suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, dan
tanggung jawab kepada wajib pajak dan/ atau pengusaha kena pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan
sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan.
c) With Holding System , yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang terhadap wajib pajak.
2) Retribusi daerah
Retribusi daerah dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang
atau badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah
daerah memberikan jasa
langsung
pelayanan atau perijinan tertentu
dapat dirasakan oleh pembayar retribusi. Penerimaan
yang
ini
commitkesehatan,
to user retribusi pemakaian kekayaan
meliputi retribusi pelayanan
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daerah, retribusi
pasar
grosir
dan
pertokoan, retribusi
penjualan
produksi usaha daerah, retribusi izin trayek kendaraan penumpang,
retribusi air, retribusi jembatan timbang, retribusi kelebihan muatan
dan retribusi perizinan pelayanan dan pengendalian.(dalam rupiah).
UU Nomor 28 Tahun 2009 secara keseluruhan terdapat 30 jenis
retribusi yang dapat dipungut oleh daerah yang dikelompokkan ke dalam 3
golongan retribusi, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan
retribusi perizinan tertentu.
a) Retribusi Jasa Umum yaitu pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Jenis retribusi umum adalah; 1) Retribusi layanan kesehatan. 2)
Retribusi
pelayanan
persampahan/kebersihan.
3).
Retribusi
penggantian biaya cetak KTP dan Akte catatan sipil. 4) Retribusi
Pelayanan Pemakaman dan pengabuan mayat. 5) Retribusi pelayanan
parkir tepi jalan umum. 6) Retribusi pelayanan pasar. 7) Retribusi
pengujian kenderaan bermotor. 8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam
kebakaran .9) Retribusi penggantian biaya cetak peta. 10) Rteribusi
penyediaan/penyedotan kakus. 11). Retribusi pengelolaan limbah cair.
12) Retribusi pelayanan tera/ tera ulang. 13) Retribusi pelayanan
pendidikan. 14) Retribusi pengendalian Menara telekomunikasi.
b) Retribusi Jasa Usaha yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa usaha yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis retribusi jasa usaha yakni: 1) Retribusi pemakaian kekayaan
daerah.2) Retribusi pasar grosir/pertokoan. 3) Retribusi tempat
pelelangan . 4) Retribusi Terminal. 5) Retribusi tempat khusus parkir.
6). Retribusi tempat penginapanan/ pesanggeraan/ villa. 7). Retribusi
rumah potong hewan. 8). Retribusi pelayanan kepelabuhan . 9).
Retribusi tempat rekreasi dan oleh raga. 10). Retribusi penyeberangan
air. 11). Retribusi Penjualan produksi usaha daerah.
c) Retribusi Perizinan Tertentu adalah pungutan daerah sebagai
pembayarann atas pemberian izin tertentu yang khusus diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Jenis retribusi perizinan tertentu yakni; 1) Retribusi izin mendirikan
bangunan. 2). Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol. 3).
Retribusi izin gangguan. 4) Retribusi Izin trayek. 5). Retribusi izin
usaha perikanan.
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Undang-undang No 33 tahun 2004 mengklasifikasikan jenis hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut menurut
objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik negara/BUMN dan bagian laba atas penyertaan modal
pada perusahaan milik swasta atau kelompok masyarakat. Penerimaan ini
antara lain dari BPD, perusahaan daerah, dividen BPR-BKK dan
penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Lain-lain PAD yang sah
Menurut UU No 33 tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan asli
Daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah
yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Lain-lain PAD yang sah misalnya:
a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
b) Jasa giro
c) Pendapatan Bunga
d) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah
Dalam
rangka
melaksanakan
diamanatkan oleh Undang-undang
wewenang
No
32
sebagaimana
Tahun 2004
yang
tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, oleh karena itu Pemerintah
Daerah harus melakukan maksimalisasi Pendapatan Daerah. Untuk
peningkatan Pendapatan Daerah dapat dilaksanakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Intensifikasi, melalui upaya: 1). Pendapatan dan peremajaan objek dan
subjek pajak dan retribusi daerah. 2). Mempelajari kembali pajak
daerah yang dipangkas guna mencari kemungkinan untuk dialihkan
menjadi retribusi. 3). Mengintensifikasi penerimaan retribusi yang ada.
4). Memperbaiki sarana dan prasarana pungutan yang belum memadai
b) Penggalian
Penggalian
sumber-sumber
penerimaan
commit to user
sumber-sumber
pendapatan
baru
daerah
(ekstensifikasi).
tersebut
harus
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditekankan agar tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi. Sebab pada
dasarnya, tujuan meningkatkan Pendapatan daerah melalui upaya
ekstensifikasi
adalah
untuk
meningkatkan
kegiatan
ekonomi
masyarakat. Dengan demikian upaya ekstensifikasi lebih diarahkan
kepada upaya untuk mempertahankan potensi daerah sehingga potensi
tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
c) Peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan
kepada masyarakat ini merupakan unsur yang penting bahwa
paradigma yang berkembang dalam masyarakat saat ini adalah
pembayaran pajak dan retribusi sudah merupakan kewajiban
masyarakat kepada negara, untuk itu perlu dikaji kembali pengertian
wujud layanan yang bagaimana yang dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
6. Kemiskinan
Pada penjabaran teori kemiskinan ini akan dibahas mengenai definisi
kemiskinan, Jenis-Jenis Kemiskinan, Faktor- Faktor Penyebab kemiskinan dan
Indikator Kemiskinan.
a. Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan kebutuhan dasar
untuk dipenuhi seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum,
hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga
berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang
mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang
layak sebagai warga negara.
commit
to user
Menurut World Bank, dalam
definisi
kemiskinan adalah:
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”The denial of choice and opportunities most basic for human development
to lead a long healthy, creative life and enjoy a decent standard of living
freedom, self esteem and the respect of other”. (www.worlbank.org)
Jika diartikan maka diperoleh pengertian bahwa kemiskinan merupakan
kondisi dimana seseorang tidak bisa memilih segala macam pilihan dan
kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti kesehatan, standar
hidup layak, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti orang lain.
BAPPENAS (2004) menjelaskan kemiskinan merupakan kondisi dimana
individu atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak
mampu
memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut antara lain, terpenuhinya
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari ancaman
tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosialpolitik.
Sedangkan beberapa pakar mendefinisikan kemiskinan secara berbeda.
Menurut Sajogyo (1982) kemiskinan diartikan sebagai suatu tingkatan
kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan hidup minimum yang
didasarkan pada kebutuhan pokok pangan sehingga membuat orang cukup
bekerja dan hidup sehat berdasar atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
Sedangkan definisi kemiskinan yang disampaikan Salim Emil (1994)
kemiskinan didefinisikan keadaan penduduk yang meliputi hal-hal yang tidak
memiliki mutu tenaga kerja tinggi, jumlah modal yang memadai, luas tanah
dan sumber fisik dan rohani yang baik, dan rangkuman hidup yang
to user
memungkinkan perubahan commit
dan kemajuan.kemiskinan
ditandai dengan tingkat
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hidup rendah dan tertekan. Keadaan ini merupakan akibat dari kejadian
berulang yang terdapat pada pertimbangan keadaan dasar dan kerangka
susunan masyarakat dan menyangkut beberapa masalah. Masalah itu antara
lain yang pertama keadaan faktor produksi yang menyangkut sumber daya
alam, modal dan keterampilan. Yang kedua ketidakseimbangan sebagai sektor
ekonomi, modal dan penggunaan teknologi.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup: (http://id.wikipedia.org)
1) Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari- hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang- barang dan
pelayanan dasar.
2) Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan,
dan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi
dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemisikan, karena hal ini mencakup
masalah- masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
3) Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna “memadai” disini sangat berbeda- beda melintasi bagian- bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan (poverty) adalah masalah ekonomi dan social yang dihadapi
oleh seluruh negara, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Ini
dikarenakan kemiskinan bersifat multidimensional artinya karena kebutuhan
commit
to user
manusia itu bermacam-macam,
maka
kemiskinan pun memiliki banyak aspek,
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik,
pengetahuan, dan keterampilan. Kedua aspek sekunder yang berupa miskin
akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan, dan informasi. Dimensidimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan
gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik, dan
tingkat pendidikan yang rendah. Selain
itu, dimensi-dimensi kemiskinan
saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti
kemajuan
atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau
kemiskinan
kemunduran
aspek
lainnya.
ini adalah bahwa yang miskin
Dan
aspek
lain
dari
itu manusianya baik secara
individual maupun kolektif (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K. Dermoredjo,
2003).
b. Jenis-Jenis Kemiskinan
Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan tidak mudah untuk
mengukurnya. Pemikiran- pemikiran selanjutnya menunjukkan bahwa konsep
kemiskinan tidak hanya dapat dilihat dari aspek ekonomi saja, namun juga
dilihat dari aspek lain sehingga konsep kemiskinan merupakan suatu konsep
yang multidimensional.
1) Kemiskinan Ekonomi
Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan suatu keadaan kekurangan
sumber daya yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang- orang. Sumber daya yang dimaksud dalam pengertian
ini mencakup konsep ekonomi yang luas tidak hanya pengertian financial
tetapi perlu mempertimbangkan semua jenis kekayaan yang dapat
commit
to user
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kemiskinan Politik
Kemiskinan politik menekankan pada derajat akses terhadap kekuasaan
(power). Kekuasaan yang dimaksud mencakup tatanan sistem sosial politik
yang dapat menentukan alokasi sumber daya.
3) Kemiskinan Sosial
Kemiskinan sosial diartikan sebagai kemiskinan karena kekurangan
jaringan sosial san struktur yang mendukung untuk mendapatkan
kesempatan agar produktifitas seseorang meningkat.
Menurut Arsyad, 1997 kemiskinan secara umum dibagi menjadi dua
macam:
1) Kemiskinan absolute
Pada dasarnya kemiskinan dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan
kebutuhan. Jika pendapatan tidak dapat mencukupi kebutuhan minimum,
maka orang tersebut dapat dikatakan miskin. Dengan kata lain kemiskinan
dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan yang dapat
diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan yang memenuhi
kebutuhan hidup.
Kemiskinan
absolute
dimaksudkan
untuk
menentukan
tingkat
pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik
terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kebutuhan
hidup ( Todaro,1987).
Masalah utama dalam konsep kemiskinan absolute adalah menentukan
tingkat komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena hal tersebut
tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan, iklim dan berbagai faktor
to user yang didasarkan atas perkiraan
ekonomi lain. Konsepcommit
kemiskinan
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan dasar minimum merupakan konsep yang mudah dipahami tetapi
garis kemiskinan objektif sulit dilaksanakan karena banyak faktor yang
mempengaruhi.
2) Kemiskinan Relatif
Seseorang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti miskin. Hal ini
disebabkan karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan
sekitarnya, walau pendapatanya sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar
minimum tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat
sekitarnya, maka orang tersebut masih dikatakan dalam keadaan miskin.
Berdasarkan konsep kemiskinan relative ini, garis kemiskinan akan
mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah. Dalam
kehidupan sehari- hari kita mengatakanya sebagai ketimpangan distribusi
pendapatan karena menggunakan ukuran pendapatan.
Menurut Sumitro Djojohadikusumo
(1995) pola kemiskinan ada
empat yaitu:
1) Persistent Poverty.
Merupakan pola kemiskinan yang telah kronis karena kemiskinan ini
terjadi secara turun temurun. Daerah yang mengalami kemiskinan ini
umunya merupakan daerah kritis sumber daya atau terisolasi.
2) Cyclical Poverty.
Pola kemiskinan ini merupakan pola kemiskinan yang mengikuti pola
siklus ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat jatuh miskin
dikarenakan siklus ekonomi suatu Negara berubah.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Seasonal Poverty.
Atau biasa disebut kemiskinan musiman seperti dijumpai pada kasus
nelayan dan petani tanaman pangan.
4) Accidental Poverty.
Yaitu kemiskinan yang terjadi karena bencana alam atau dampak dari
suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat.
Sementara itu jika dilihat dari penyebabnya, kemiskinan terdiri dari tiga,
yaitu: (Sumodiningrat, 1998)
1) Kemiskinan Kultural.
Merupakan suatu kondisi kemiskinan yang terjadi karena sejak awal
individu atau kelompok masyarakat tersebut memang miskin. Kelompok
masyarakat tersebut menjadi miskin dikarena tidak memiliki sumberdaya
yang memadai baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun
sumberdaya pembangunan.
2) Kemiskinan Natural.
Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah seperti karena
cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.
3) Kemiskinan Struktural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan
manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset
produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi
dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.
Kemiskinan
struktural
menanggulangi
muncul
akibat
commit tonatural,
user
kemiskinan
dari
yaitu
upaya
dengan
pemerintah
direncanakan
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bermacammacam program dan kebijakan. Namun karena pelaksanaannya
tidak seimbang, dan pemilikan sumber daya tidak merata, serta
kesempatan yang tidak sama sehingga menyebabkan keikutsertaan
masyarakat menjadi tidak merata pula, sehingga menimbulkan struktur
masyarakat yang timpang.
c. Faktor- Faktor Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan tidak dapat terjadi begitu saja melainkan memiliki faktorfaktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi. Faktor penyebab kemiskinan
dikategorikan sebagai berikut.
Menurut Kartasasmita (1996) penyebab kemiskinan dikarenakan empat
penyebab:
1) Rendahnya Tarif Pendidikan
Tarif
pendidikan
yang
rendah
mengakibatkan
kemampuan
pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya lapangan kerja
yang dapat dimasuki.
2) Rendahnya derajad kesehatan.
Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya
tahan fisik, daya pikir, dan prakarsa.
3) Terbatasnya lapangan kerja
Keadaan kemiskinan karena kondisi pendidikan diperberat oleh
terbatasnya lapangan pekerjaan.
4) Kondisi keterisolasian.
Banyak penduduk miskin, secara ekonomi tidak berdaya karena
terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan gerakan
kemajuan yang dinikmati masyarakat lainya.
Menurut
World Bank setidaknya ada
tiga faktor utama penyebab
kemiskinan, antara lain:
1) Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti:
makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan dan pendidikan.
2) Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan didepan institusi
negara dan masyarakat.
3) Rentan terhadap guncangan ekonomi, terkait dengan ketidakmampuan
menanggulanginya.
Jhinghan (2000) berpendapat bahwa terdapat tiga ciri utama pada negara
berkembang yang menjadi penyebab dan sekaligus akibat dari terjadinya
kemiskinan.
1) Sarana dan prasarana bidang pendidikan yang tidak memadai sehingga
menyebabkan tingginya jumlah penduduk buta huruf dan tidak memiliki
ketrampilan atau keahlian.
2) Sarana dan fasilitas kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga hanya
sebagian kecil penduduk yang bisa menjadi tenaga kerja produktif.
Akibatnya, laju pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
3) Penduduk terkonsentrasi di sektor pertanian dan pertambangan dengan
metode produksi yang kurang modern. Akibatnya tingkat produksi rendah
dan penduduk hanya mampu sekedar mencukupi kebutuhan dasar.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor penyebab kemiskinan dikategorikan sebagai berikut:
1) Merosotnya standar perkembangan pendapatan per kapita secara global.
Dalam teori dijelaskan bahwa pendapatan per kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu system. Apabila
produktivitas bergerak naik maka pendapatan perkapita juga bergerak
naik. Hal yang sama juga terjadi apabila produktivitas turun maka seiring
dengan hal tersebut pendapatan perkapita juga akan menurun.
2) Menurunya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor satu ini sangat mempengaruhi kemiskinan penduduk. Oleh
sebab itu untuk meningkatkan etos kerja dan produktivitas masyarakat,
sumber daya alam harus dimanfaatkan dengan bijak serta kualitas sumber
daya manusia harus ditingkatkan.
3) Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjaknya harga kebutuhan hidup di daerah merupakan akibat dari
tidak adanya keseimbangan pendapatan masyarakat. hal ini dapat
disebabkan karena banyaknya pengangguran yang ada.
4) Pembagian subsidi pemerintah yang kurang merata.
Hal ini akan menyulitkan terhadap pemenuhan kebutuhan pokok dan
jaminan keamanan untuk rakyat miskin. selain itu juga mematikan sumber
pemasukan warga serta rakyat miskin masih terbebani oleh pajak kepada
pemerintah.
Menurut Sharp dalam Kuncoro (1997) mengidentifikasi penyebab
kemiskinan yang dipandang dari sisi ekonomi. Sharp berpendapat,pertama
secara mikro kemiskinan muncul disebabkan distribusi pendapatan yang
commit to
user
timpang akibat adanya perbedaan
pola
kepemilikan sumber daya. Penduduk
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
miskin hanya memiliki sumber daya yang terbatas dengan tingkat kualitas
rendah.
Kedua,
kemiskinan
muncul
akibat
akses
dalam
modal.
Ketiga,penyebab kemiskinan bermuara pada teori lingkar setan kemiskinan
(vicious circle of poverty) yang dikemukakan Ragnar Nurkse pada tahun 1953.
Nurkse dalam Kuncoro (1997) mengemukakan bahwa Negara miskin tersebut
miskin dikarenakan dia miskin (a poor country is poor because it is poor)
Gambar 2.1
Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle Of Poverty)
Ketidak sempurnaan pasar,
Keterbelakangan,
Ketertinggalan
Kekurangan Modal
Investasi Rendah
Produktivitas Rendah
Teknologi Rendah
Pendapatan Rendah
Sumber : Kuncoro Mudrajad,1997
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Indikator Kemiskinan
Indikator
kemiskinan
merupakansuatu
ukuran
dimana
penduduk
dinyatakan miskin atau tidak. Bank Dunia (World Bank) menetapkan
indikator-indikator kemiskinan yang terdiri dari:
1) Kepemilikan tanah dan modal yang terbatas
2) Terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan
3) Pembangunan yang bias di kota
4) Perbedaan kesempatan diantara anggota masyarakat
5) Perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi
6) Rendahnya produktivitas
7) Budaya hidup yang jelek
8) Tata pemerintahan yang buruk
9) Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan
BPS menetapkan beberapa indicator kemiskinan yaitu:
1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup dasar lainya (sandang,
pangan, dan papan)
2) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainya (Kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3) Tidak adanya jaminan masa depan (dikarenakan tidak ada investasi untuk
pendidikan dan masa depan)
4) Kerentanan terhadap goncangan yang sifatnya individual maupun
kelompok.
5) Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
commit
to user
6) Kurangnya apresiasi dalam
kegiatan
social masyarakat.
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan
8) Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9) Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan social (anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal
dan terpencil).
Sedang BAPPENAS menjabarkan indicator-indikator kemiskinan sebagai
berikut
commit to user
45
Tabel 2.3 Indikator Kemiskinan
No.
Jenis Keterbatasan
Indikator Keterbatasan/Kemiskinan
1.
Keterbatasan Pangan
a. Terbatasnya stok pangan
b. Asupan kalori penduduk miskin yang masih rendah
c. Status gizi bayi, balita dan ibu yang memburuk
2,
Keterbatasan terhadap Akses Kesehatan
a. Layanan kesehatan dasar yang sulit didapatkan
b. Layanan reproduksi yang kurang
c. Jarak fasilitas layanan kesehatan yang cukup jauh
d. Biaya pengobatan dan perawatan yang masih tergolong mahal
e. Kecenderungan penduduk miskin memanfaatkan puskesmas dibandingkan dengan
rumah sakit
3.
Keterbatasan terhadap Akses Pendidikan
a. Mutu pendidikan yang masih rendah
b. Biaya pendidikan yang masih mahal / tinggi
c. Fasilitas pendidikan yang masih terbatas
d. Kesempatan memperoleh pendidikan yang masih rendah dan terbatas
4.
Keterbatasan terhadap Akses Pekerjaan
a. Kesempatan kerja dan berwirausaha yang masih terbatas
b. Perlindungan aset usaha masih tergolong lemah
c. Adanya perbedaan upah
d. Perlindungan tenaga kerja dibawah umur dan perempuan yang tergolong lemah
46
5.
6.
Keterbatasan terhadap Akses Layanan Perumahan a. Kesulitan mendapatan rumah / tempat tinggal layak huni dan sehat
dan Sanitasi
b. Kesulitas mendapatkan lingkungan tempat tinggal yang sehat dan layak
Keterbatasan terhadap Akses Air Bersih
a. Kesulitan mendapatkan air bersih
b. Penguasaan sumber air yang terbatas
c. Kualitas sumber air yang rendah
7.
Keterbatasan terhadap Akses Tanah
a. Kepemilikan dan penguasaan tanah yang tidak pasti
8.
Keterbatasan terhadap Akses Sumber Daya Alam a. Kondisi lingkungan hidup yang memburuk
(SDA)
b. SDA yang rendah
9.
Tak ada jaminan akan rasa aman
a. Faktor keamanan dalam kehidupan sosial dan ekonomi yang tidak terjamin
10.
Keterbatasan terhadap Akses Partisipasi
a. Keterlibatan masayarkat dalam pengambilan keputusan yang masih rendah
11.
Beban Kependudukan yang Membesar
a. Tanggungan keluarga yang besar
b. Tekanan hidup yang besar
Sumber : BAPPENAS
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Pengeluaran Pemerintah
Menurut Suparmoko (1994), pengeluaran pemerintah dapat dibedakan
menjadi:
1) Pengeluaran merupakan investasi yang menambah kekuatan dan
ketahanan ekonomi dimasa yang akan datang.
2) Pengeluaran pemerintah secara langsung memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat.
3) Menghemat pengeluaran yang akan dating.
4) Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga
kerja yang lebih luas.
Pengeluaran pemerintah ada bermacam-macam, seperti:
1) Pengeluaran yang Self Liquiditing sebagian atau sepenuhnya.
Pengeluaran pemerintah dibayar kembali oleh masyarakat yang
menerima jasa-jasa atau barang-barang yang bersangkutan. Misal
pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek produktif atau untuk
jasa-jasa perusahaan pemerintah.
2) Pengeluaran yang reproduktif.
Mewujudkan keuntungan-keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
Penerimaan pemerintah akan naik seiring dengan naiknya tingkat
penghasilan,dimana dari tingkat penghasilan yang naik tersebut juga
akan menaikan pembayaran pajak sehingga sasaran pajak juga naik.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pengeluaran yang tidak termasuk Self Liquiditing dan tidak
reproduktif.
Pengeluaran yang secara langsung menambah kegembiraan dan
kesejahteraan masyarakat.
4) Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan
pemborosan.
Misalnya pengeluaran pembangunan gedung pemerintahan yang
sudah layak digunakan dan sudah termasuk kedalam bangunan
mewah.
5) Pengeluaran yang merupakan penghematan dimasa akan dating.
Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan masyarakat,ini
dikarenakan apabila pemeliharaan kesehatan dan pendidikan tidak
dimulai dari sekarang maka pada waktu yang akan datang pengeluaran
akan lebih besar.
Suparmoko (1994) juga mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah,
yaitu:
1) Pembedaan antara Pengeluaran rutin dan pengeluaran atau Belanja
Pembangunan.
a) Belanja Rutin merupakan belanja yang dikeluarkan pemerintah
untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan pemerintah seharihari. Belanja ini terdiri dari:
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i.
Belanja Pegawai adalah belanja yang dikeluarkan untuk
pembayaran gaji atau upah pegawai termasuk gaji pokok
dan segala macam tunjangan.
ii.
Belanja Barang, yaitu belanja untuk pembelian barangbarang yang digunakan sekali pakai untuk penyelenggaraan
pemerintah.
iii.
Belanja Pemeliharaan, merupakan pengeluaran pemerintah
untuk memelihara kekayaan yang dimiliki pemerintah agar
tetap terjaga dengan baik.
iv.
Belanja
Perjalanan,
dikeluarkan
untuk
yaitu
biaya
kepentingan
perjalanan
yang
penyelenggaraan
pemerintah.
b) Belanja Pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah
untuk membiayai pembangunan fisik maupun pembangunan
non fisik.
2) Perbedaan antara Current Account atau Current Expenditure dengan
Capital Expenditure atau Capital Account.
a) Current Expenditure atau Current Budget (Anggaran Rutin),
merupakan anggaran untuk penyelenggaraan pemerintahan
sehari-hari yang didalamnya termasuk belanja pegawai dan
belanja pemeliharaan.
b) Capital
Expenditure
atau
Capital
Budget
(belanja
pembangunan), yaitu rencana untuk pembelian capital (tetap).
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pembedaan Obligatory Expenditure dengan Optional Expenditure,
antara Real Expenditure dengan Transfer Expenditure dan antara
Liquidated Expenditure dengan Cash Expenditure.
a) Obligatory Expenditure atau pengeluaran wajib adalah
pengeluaran yang wajib dilakukan agar efektivitas pelaksanaan
dapat terselenggara dengan baik.
b) Optional Expenditure, yaitu pengeluaran yang dikeluarkan
pada saat yang tidak terduga, atau dikeluarkan pada saat tibatiba.
c) Real Expenditure atau pengeluaran nyata yaitu pengeluaran
untuk pembiayaan barang dan jasa.
d) Liquidate Expenditure merupakan pengeluaran pemerintah
yang diajukan dan sudah disetujui oleh DPR atau DPRD.
e) Cash Expenditure,yaitu pembiayaan yang telah terlaksana
berupa pembayaran-pembayaran konkrit.
8. Belanja Modal
a. Definisi Belanja
Menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, didefinisikan Belanja adalah semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 tahun 2007
dan perubahan kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21
Tahun 2011 tentang Perubahan kedua. “Belanja Daerah didefenisikan
sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih”.
Pasal 11 ayat (4) UU No. 17 Tahun 2003 menyebutkan bahwa
belanja
negara
penyelenggaraan
dalam
tugas
APBN
digunakan
pemerintahan
pusat
untuk
dan
keperluan
pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah
b. Definisi Belanja Modal
Definisi Menurut Kementrian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jendral Anggaran, Belanja modal merupakan pengeluaran
anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah
aset tetap dam aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Halim (2002), Belanja modal merupakan pengeluaran
pamerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan akan menambah aset dan kekayaan daerah. Menurut kamus
Hukum & Glosarium Otonomi Daerah (Yayasan Inovasi Pemerintahan
Daerah tahun 2010), Belanja modal adalah belanja (investasi) yang
dibuat untuk proyek investasi modal (Capital Expenditure). Belanja
pembangunan
merupakan
semua
pengeluaran
negara
yang
diperuntukkan bagi pembiayaan proyek-proyek pembangunan yang
terbagi dalam beberapa sektor, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Belanja modal merupakan salah satu komponen belanja langsung.
Belanja Modal adalah belanja yang dilakukan pemerintah yang
menghasilkan aktiva tetap tertentu (Nordiawan,2006). Belanja modal
dimaksudkan untuk mendapatkan asset tetap pemerintah daerah, yakni
peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Menurut
Halim (2006), belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
daerah serta akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
pemeliharaan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun
2002, belanja modal dibagi menjadi:
1. Belanja Pelayanan Publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat
dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum.
2. Belanja Aparatur Daerah, yaitu belanja yang manfaatnya tidak
secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan
secara langsung oleh aparatur.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 8 tahun 2006, tanggal 3
April 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah dalam Lampiran I-A.3 Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Kabupaten/Kota, yang termasuk Belanja Modal adalah:
Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja Gedung dan
Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Aset Tetap
Lainnya, Belanja Aset Lainnya.
Belanja modal jenis Pelayanan Publik adalah belanja yang
digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah aset) yang
ditujukan untuk peningkatan sarana dan prasarana publik yang
hasilnya dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Belanja modal
jenis ini terdiri atas belanja tanah, belanja modal jalan dan jembatan,
belanja modal bangunan air (irigasi), belanja modal instalasi, belanja
modal jaringan, belanja modal bangunan gedung untuk kegiatan
kemasyarakatan, belanja modal monumen, belanja modal alat-alat
angkutan, alat-alat bengkel, alat-alat alat-alat kedokteran, alat-alat
laboratorium, belanja modal buku/perpustakaan, barang bercorak
kesenian dan budaya, belanja modal hewan ternak serta tanaman,
belanja modal alat- alat persenjataan/keamanan
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Konsep Hubungan Variabel
1. Hubungan
Pertumbuhan
Ekonomi
Terhadap
Pembangunan
Manusia.
Ramirez dkk(1998) dalam Aloysius (2002) melakukan studi
mengenai interaksi model manusia dan pertumbuhan ekonomi. Penjelasan
tentang hubungan dua variable yaitu Pertumbuhan ekonomi dan
Pembangunan menurut Ramirez dkk adalah sebagai berikut:
a) Kinerja ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya
melalui aktivitas rumah tangga dan pemerintah, selain adanya peran
civil society seperti melalui organisasi masyarakat dan lembaga
swadaya masyarakat. Alokasi antar dan dalam lembaga-lembaga
tersebut
dan
perbedaan
perilakunya
dapat menjadi
penyebab
perbedaan kinerja pembangunan manusia sekalipun tingkat kinerja
ekonominya setara.
Selain
itu,
kecenderungan
rumah
membelanjakan pendapatan bersih mereka
tangga
untuk
untuk
barang-barang
yang memiliki kontribusi langsung terhadap pembangunan manusia
(seperti makanan, air, pendidikan dan kesehatan)
beberapa faktor seperti tingkat dan distribusi
rumah
tergantung dari
pendapatan
antar
tangga, selain itu juga tergantung siapa yang mengontrol
alokasi pengeluaran dalam rumah tangga. Sudah umum diketahui
bahwa penduduk miskin mengeluarkan porsi pendapatannya lebih
banyak daripada penduduk kaya untuk kebutuhan pembangunan
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manusia. Dicatat pula bahwa perempuan juga memiliki andil yang
tidak kecil dalam mengatur pengeluaran rumah tangga dan hal ini
tidak lepas dari tingkat pendidikannya. Psacharopoulos dalam Meier
dan Rauch (2000) misalnya mencontohkan bahwa perempuan
berpendidikan tinggi dapat menyediakan kondisi sanitasi yang lebih
baik bagi seluruh anggota keluarga dan makanan yang lebih bergizi.
Oleh karena itu makin tinggi pendidikan perempuan akan makin
positif pula manfaatnya bagi pembangunan manusia.
b) Tingkat pembangunan manusia yang tinggi akan mempengaruhi
perekonomian
melalui
peningkatan kapabilitas
berakibat pada produktifitas
dan
kreatifitas
penduduk
dan
penduduk. Tingkat
Pendidikan dan tingkat kesehatan penduduk sangat menentukan
kemampuan untuk memanfaatkan dan mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya
sampai kelembagaan. Dengan tingkat
dengan teknologi
pendidikan yang baik,
pemanfaatan teknologi ataupun inovasi teknologi menjadi mungkin
untuk terjadi. Seiring dengan peningkatan pendidikan, maka modal
sosial juga akan meningkat . Seperti dijelaskan oleh Meier dan Rauch
(2000), pendidikan, atau lebih luas lagi adalah modal manusia,
dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Hal ini dikarena
pendidikan
pada
dasarnya merupakan
bentuk dari tabungan,
menyebabkan akumulasi modal manusia dan pertumbuhan output
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
agregat jika modal manusia merupakan input dalam fungsi produksi
agregat.
2. Hubungan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia.
Kebijakan desentralisasi bertujuan untuk mewujudkan kemandirian
daerah, sehingga kebijakan desentralisasi member wewenang kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
menurut prakarsa sendiri berdasar aspirasi masyarakat (UU No.34/2004).
Kemampuan daerah untuk melakukan pendanaan yang berasal dari daerah
sangat tergantung pada kemampuan merealisasikan potensi ekonomi
menjadi bentuk kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan perguliran
dana
untuk
pembangunan
daerah
berkelanjutan
(Darwanto
dan
Yustikasari, 2007).
Dalam otonomi daerah, PAD sebagai sumber pendapatan daerah
diharapkan sebagai sumber pembiayaan untuk peningkatan pelayanan
kepada masyarakat (Abdullah dan Solichin,2006). PAD setidaknya dapat
membangun fasilitas kesehatan untuk penduduk sehingga dimensi umur
panjang dan sehat dalam Indeks Pembangunan Manusia dapat tercapai
dengan pembangunan fasilitas kesehatan.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hubungan Alokasi Anggaran Belanja Modal terhadap Indeks
Pembangunan Manusia.
Peran pemerintah dalam meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia dapat diwujudkan melalui realisasi belanja negara dalam
pelayanan publik. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan
sosial dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga,
tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa dalam era otonomi daerah ini,
pemerintah daerah harus semakin mendekatkan diri pada berbagai
pelayanan dasar masyarakat. Oleh karena itu program dan kegiatankegiatan pemerintah diarahkan agar dapat meningkatkan kesejahateraan
masyarakat daerahnya. Belanja langsung, yang merupakan pengeluaran
pemerintah diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesejahateraan
masyarakan. Belanja modal merupakan salah satu komponen belanja
langsung.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Belanja Daerah Sektor Pendidikan, Belanja Daerah Sektor Kesehatan,
PDRB Perkapita Dan Tingkat Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia untuk memperkuat pijakan dalam studi ini adalah:
1. Rudy Badrudin (2011)
Studi dengan judul “Pengaruh Pendapatan Dan Belanja Daerah
Terhadap
Pembangunan
Manusia
Di
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui adanya keterkaitan antara
pengeluaran pemerintah pada bidang sektor publik dalam APBD dengan
tingkat pembangunan manusia di Provinsi DIY; untuk mengetahui
komitmen pemerintah daerah di Provinsi DIY dalam proses pembangunan
manusia yang tercermin melalui alokasi pengeluaran pembangunan
melalui APBD sektor publik untuk masing-masing daerah di Provinsi
DIY. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 dengan hasil sebagai
berikut:
a) Variable pengeluaran pemerintah di Provinsi DIY pada sektor
pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan
manusia
di
Provinsi
DIY
baik
dengan
pengamatan
waktu
menggunakan time lag 2 dan 3 tahun
b) Pengeluaran pemerintah di Provinsi DIY pada sektor kesehatan
berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan manusia di
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Provinsi DIY baik dengan pengamatan waktu menggunakan time lag 2
dan 3 tahun
c) Variable pengeluaran pemerintah di Provinsi DIY pada sektor
infrastruktur berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan
manusia
di
Provinsi
DIY
baik
dengan
pengamatan
waktu
menggunakan time lag 2 dan 3 tahun.
2. Denni Sulistio Mirza (2012).
Penelitian tentang Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Belanja
Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia diteliti oleh Denni
Sulistio Mirza pada tahun 2012 di Jawa Tengah. Penelitian ini berjudul
“Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun 20062009”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan beberapa hasil sebagai
berikut:
a. Analisis
rgresi dengan panel data
pengaruh kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 20062009 diperoleh hasil bahwa kemiskinan mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan pada taraf 5% terhadap IPM di Provinsi
Jawa Tengah yang berarti kemiskinan yang semakin menurun
maka Indeks Pembangunan Manusia semakin meningkat.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
pada taraf 5% terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah yang berarti
pertumbuhan
ekonomi
yang
semakin
tinggi
maka
akan
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
c. Belanja modal yang dikeluarkan oleh pemerintah berpengaruh
positif dan signifikan pada taraf 5% terhadap IPM di Provinsi
Jawa Tengah yang berarti semakin tinggi belanja modal yang
dikeluarkan maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia.
3. Titin Vegirawati (2012)
Titin meneliti tentang “Pengaruh Alokasi Belanja Langsung Terhadap
Kualitas Pembangunan Manusia”,
penelitian
ini dilakukan pada
Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh Belanja langsung terhadap kualitas pembangunan
manusia,
sehingga
diharapkan
mampu
meningkatkan
kualitas
pembangunan manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa Belanja langsung tidak
berpengaruh terhadap kualitas pembangunan manusia sehingga dapat
disimpulkan bahwa belanja langsung tidak dapat dijadikan alat untuk
memprediksi IPM.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Hadi Sasana (2012)
Penelitian berjudul “Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah Dan
Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia” yang
dilakukan oleh Hadi (2012) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah
menyimpulkan bahwa:
a) Realisasi belanja daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembanguan
Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.
b) Pendapatan
Provinsi
perkapita
Jawa
masyarakat
Tengah
di
daerah
kabupaten/kota
tidak berpengaruh terhadap Indeks
Pembanguan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah.
5. Adi Widodo, Waridin dan Johanna Maria K (2011)
Dalam penelitian Adi, dkk (2011) dengan judul “Analisis Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap
Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia”
dengan studi kasus di Provinsi Jawa Tengah. Hasil studi ini menunjukkan
bahwa alokasi pengeluaran pemerintah sektor publik
langsung
mempengaruhi
IPM
ataupun
tidak secara
kemiskinan, namun secara
bersama-sama (simultan) pengeluaran sektor publik dan IPM dapat
mempengaruhi kemiskinan.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Kerangka Pemikiran
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi
Panel Data yang dikembangkan sebagai model guna mempelajari pengaruh
secara langsung maupun tidak langsung dari variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Berikut kerangka konseptual penelitian ini :
Pendapatan Asli
(PAD)
Daerah
Belanja Daerah sektor
pendidikan dan
Angka Kemiskinan
sektor kesehatan
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
PDRB Perkapita
PDRB Perkapita
angka kemiskinan
Belanja Modal
Penelitian akan mudah dilakukan apabila sudah tersusun suatu kerangka
pemikiran yang terarah pada pemecahan masalah. Kerangka pemikiran ini
didasarkan pada empat variabel independen terhadap variabel dependen.
Variable independen yang digunakan yaitu PAD, Belanja Modal, PDRB dan
Kemiskinan. Keempat variabel independen tersebut diduga akan mempengaruhi
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
PAD berpengaruh terhadap kenaikan IPM, dengan bertambahnya PAD
berarti akan menambah penerimaan pemerintah untuk membiayai programprogram pembangunan, sehingga infrastruktur semakin baik khusunya dalam hal
pendidikan dan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat semakin meningkat
dikarenakan pelayanan public meningkat. Hal tersebut dapat mencerminkan
peningkatan IPM.
Pengeluaran pemerintah berupa belanja modal digunakan sebagai
administrasi pembangunan daerah untuk menciptakan sarana prasarana serta
falisitas pendukung bagi masyarakat. Meningkatnya belanja daerah tersebut akan
meningkatkan sarana prasarana dalam bidang pendidikan dan kesehatan
meningkat sehingga IPM juga akan meningkat
PDRB mempengaruhi IPM, dimana PDRB merupakan tolak ukur untuk
mengukur hidup layak penduduk. PDRB memberikan gambaran pendapatan tiap
penduduk dikarenakan PDRB merupakan pendapatan total daerah dibagi jumlah
penduduk per daerah.
Kemiskinan dapat mempengaruhi IPM, dimana kemiskinan dapat
mengakibatkan penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Apabila
kebutuhan dasar penduduk tidak dapat dipenuhi maka kebutuhan yang lainpun
juga tidak dapat terpenuhi seperti penduidikan dan kesehatan. Sehingga
kemiskinan berpengaruh terhadap penurunan IPM.
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Hipotesis
1. Diduga Variabel – variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen:
a) Variabel dependen Pendapatan Asli diduga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variable independen Indeks Pembangunan
Manusia
b) Variabel dependen Belanja Modal, diduga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variable independen Indeks Pembangunan
Manusia
c) Variabel dependen PDRB Perkapita diduga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel independen Indeks Pembangunan
Manusia
d) Variabel dependen kemiskinan diduga berpengaruh negative
terhadap variable independen indeks pembangunan manusia.
2. PDRB
Perkapita
diduga
secara
dominan
mempengaruhi
Indeks
Pembangunan Manusia.
commit to user
65
Download